" Halah gaya kamu pengen sekolah tinggi-tinggi memangnya kamu siapa hah ? kamu punya duit buat bayar biayanya ? , udah cukup ya kamu buat kami repot selama ini " .
Itulah jawaban yang diterima Shalwa ketika ia mengutarakan niatnya ingin bersekolah kejenjang yang lebih tinggi kepada ibu sambungnya.
##
Shalwa Maharani Utama seorang gadis yang lemah lembut dan baik hati , ia tinggal dengan Ayah dan ibu sambung serta adik tirinya yang kejam .
Santi Mahari ibu kandung Shalwa meninggal ketika ia berumur tujuh tahun . Tepat pulang sekolah ia melihat bendera kuning didepan rumahnya dan sudah ramai banyak orang , waktu itu ia masih kecil sangat teramat kecil dan belum terlalu paham 'ada apa ini ? kenapa ramai sekali ?' , itulah pertanyaan yang ada didalam pikirannya. Ia pun berjalan perlahan memasuki rumahnya dan memanggil sang ibu , namun alangkah terkejutnya ketika melihat ada jasad yang sudah ditutupi kain putih dan disekelilingnya ada ayah dan keluarga yang menangis , ada juga yang membaca ayat suci Al-Qur'an , aku pun menangis sejadi jadinya ketika tau jasad itu adalah ibuku , aku menangis sambil terus memeluk tubuh ibu yang sudah dingin dan kaku.
Tepat setahun kematian ibu ayah memperkenalkan aku dengan seorang perempuan Dania , ia nama nya Dania umurnya lebih muda dari almarhum ibu dan Ayah juga memperkenalkan aku dengan anak laki-laki yang bernama Gandi yang umurnya lebih muda dua tahun dengan ku. Ayah berpesan agar aku selalu menyayangi dan menjaga adik , ia ayah memanggilnya adik , aku pun tak mengerti kenapa ayah memanggilnya Adik. Setelah seminggu kejadian itu Ayah dan ibu Dania menggelar pesta pernikahan. Saat itu aku belum faham apa yang ayah lakukan dan sebelumnya Ayah pun tak bilang apa-apa tentang acara pernikahan , jadi aku hanya diam dan mengikuti saja .
Awal mulanya aku cukup senang karna dirumah ada ibu Dania dan Gandi jadi aku tidak kesepian lagi jika Ayah sedang bekerja , walau suka ada bibi yang bertugas menjaga dan membantu membersihkan rumah sampai ayah pulang kerja tapi aku tetap merasa kesepian karna rumah yang lumayan luas ini cuman ditempati aku dan bibi. Dan yang membuat aku lebih senang karna kehadiran sosok ibu Danialah aku bisa sedikit melupakan kesediahan tentang kematian ibu Santi , ibu Dania begitu baik terhadap ku dan spertinya menyanyagiku sama seperti menyayangi Gandi anak kandungnya tapi itu hanya bertahan dua tahun saja , setelah itu ibu Dania menjadi jahat dan suka memarahiku bahkan bibi yang suka menemani dan membantu membereskan rumahpun dipecat oleh Ibu Dania dan sebagai gantinya aku yang harus mengerjakan pekerjaan rumah .
Andi Utama ayah kandungku yang baik hati dan selalu mengajariku tentang kebaikan-kebaikan tapi kini Ayah menjadi cuek dan tidak peduli lagi semenjak menikah dengan ibu Dania. Bahkan sekarang Ayah suka memarahiku dan bahkan membetak seperti saat ini.
" Shalwa apa yang kamu lakukan ?" , bentak Ayah ketika aku dimarahi ibu Dania karna aku tak mau mengerjakan PR sekolah Gandi . Gandi menangis dan mengadu kalau aku memukulnya karna dia meminta bantuan untuk mengerjakan PR nya , jelas- jelas dia yang memaksa aku untuk mengerjakan PR nya .aku pun hanya menunduk dan menangis mendapat perlakuan tidak mengenakan dari Ayah kandungku dan ibu Dania hiks.
Dulu waktu almarhum ibu masih ada , Ayah sangat baik tidak pernah memarahiku sekali pun apalagi membentak bahkan disaat aku membuat kesalahan pun Ayah akan memberi pengertian secara baik-baik agar aku tak mengulanginya lagi.
Aku tidak bisa menikmati masa kanak- kanak seperti anak seusiaku karna keseharianku hanya dirumah , mengerjakan semua pekerjaan rumah . Dimulai dari aku harus bangun lebih pagi untuk memasak air , memasak buat sarapan , menyapu dan mengepel , setelah semua pekerjaan rumah selesai baru aku
siap-siap buat berangkat sekolah . Tah haha disitu setelah pulang sekolah aku langsung ganti baju seragam , Sholat dzuhur dan dilanjut dengan mencuci piring bekas sarapan pagi tadi , dan langsung menyiapkan bahan masakan buat makan malam , terkadang aku harus berbelanja dulu jika bahan makanan sudah habis .
Setelah makan malam siap , aku langsung mandi tak lupa aku pun melaksakan kewajibanku sebagai seorang muslim .
" Lagi ngapain see dikamar lama amat , cepetan keluar ! , makan malam bikin orang nunggu aja " ajak Gandi ketus .
Setelah makan malam Ayah biasanya langsung keruang kerja , Ibu Dania dan Gandi keruang televisi dan aku yang membereskan meja makan dan mencuci piring . Setelah semua sudah beres aku pun pergi ke kamar untuk istirahat.
Shalwa langsung membaringkan badannya diatas tempat tidur .
huuuufffffffffhhhhhh......
Shalwa menghela nafas sambil melihat langit langit kamarnya, lalu ia teringat sosok almarhum ibunya diambilah foto yang ada diatas nakas dipinggir tempat tidurnya , foto dirinya bersama almarhum ibu dan Ayahnya . Kini tidak akan lagi merasakan kasih sayang dari ibu dan Ayahnya , ibu kini sudah pergi jauh dan Ayah walaupun masih ada tapi ia kini sudah jauh berbeda , dipeluk erat pigura foto itu , rindu sangat rindu hiks , keluarlah air bening dari ujung matanya . Shalwa memejamkan matanya sambil terus memeluk pigura foto .
Brugh .
Shalwa dikagetkan oleh ibu Dania yang melempar tumpukam baju . Shalwaa pun langsung membuka matanya dan mengelap sisa cairan yang berada diujung matanya .
"Heh Shalwa enak ya kamu jam segini sudah mau tidur" bentak ibu Dania .
"Setrika semua baju ini dengan rapi , Awas kalau sampai ada yang terlewatkan" titah ibu Dania .
Shalwa pun langsung menurut dan memunguti semua baju yang dilempar ibu Dania tadi . Shalwa memutuskan untuk menyetrika didalam kamarnya ia mengambil meja serta alat buat menyetrika , ketika sudah siap Shalwa pun mulai menyetrika satu persatu baju dari tumpukan baju tersebut , walau rasa ngantuk melanda tapi ia harus menahannya dan harus menyelesaikan pekerjaan yang diperintakan ibu Dania , kalau tidak pasti ia akan kena hukumanan yaitu tidur didalam kamar mandi semalaman .
"Ibu Shalwa kangen ibu hiks , Shalwa mau sama ibu hiks , ayah sudah ga sayang lagi sama Shalwa , Shalwa ingin ikut ibu hiks " , isak tangis Shalwa sambil tangan nya terus menyetrika baju .
Lelah , sudah pasti badannya sangat lelah bayangkan ia harus bangun lebih pagi sebelum orang lain terbangun , jika terlambat sedikit ibu Dania akan marah dan membangunkan dengan cara menyiramnya dengan air segayung , Ia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah , belum pekerjaan sekolahnya , terkadang diusili adik tirinya dan malam pun harus bergadang karna harus menyetrika baju . Ibu Dania dan Gandi tidak akan membiarkan Shalwaa istirahat sedikitpun bahkan untuk sholatpun Shalwa mencuri-curi waktu dengan cara itulah ia bisa melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim dan mencurahkan semua keluh kesahnya pada sang pencipta agar semua beban dan pikirannya sedikit berkurang , walau setelah itu ia harus menerima perlakuan-perlakuan tidak mengenakan lagi dari ibu Dania dan adik tirinya .
-
-
-
Sedih ya nasib Shalwa , author nulisnya sampe nyesek 😥 penasaran kelanjutan gimana kisah Shalwa ? tetap ikutin terus ceritanya yaa 😁🤗
😘
😘
😘
# maaf kalau ceritanya kurang menarik dan typo berterbangan dimana mana , minta dukungannya like komen dan Vote jang lupa tekan tombol favorite 💙
Seorang Gadis Cantik yang masih memakai seragam sekolah merah putih serta jilbab putih yang menutupi dada , ia sedang bersimpuh disamping makam ibunya .
" Assalamu'alaikum ibu maaf Shalwa baru bisa datang kesini , ibu hari ini Shalwa senang banget karna Shalwa sudah lulus sekolah dan Shalwa mendapatkan nilai terbaik bu " , Cerita Shalwa begitu semangat .
" Mmmm tapi Shalwa juga sedih bu " , lirihnya pelan .
" Dihari kelulusan Shalwa ga ada orang yang mau dampingi Shalwa ke sekolah , Ayah sibuk kerja , kalau ibu Dania dia tidak mungkin peduli sama Shalwa .
Andai ibu masih ada , pasti Ibu yang bakalan dampingi Shalwa ke sekolah , iya kan bu ? " , lirih nya dengan mata yang sudah berkaca kaca .
" Bu Shalwa kangen ibu hiks hiks 😭 Shalwa kangen kumpul bareng lagi sama ibu sama Ayah hiks hiks 😭 Shalwa ingin kita kumpul lagi kaya dulu😭 " , tangis Shalwa pun pecah .
Tak lama Shalwa mengelap air manta dengan kasar .
" Ibu Maaf kan Shalwa kalau Shalwa banyak mengeluh , Shalwa akan selalu mencoba ikhlas walau inu semua sulit " Ujar Shalwa seraya mengelap cairan yang terus keluar dari matanya .
" Ibu yang tenang disana ya , mudah-mudahan ibu ditempakan disurga terindah disisi Allah SWT " Lalu Shalwa pun berdoa dan berpamitan untuk pulang .
Shalwa berjalan gontai meninggalkan tempat pemakaman , ketika sudah dipinggir jalan Shalwa pun memberhentikan ojek dan pulang kerumahnya .
Shalwa selalu berpergian naik ojeg karna kalau naik taksi uang jajannya tidak akan cukup , terkadang ia pun akan jalan kaki jika jarak yang ia tempuh tidak terlalu jauh . Setelah menempuh perjalanan lima belas menit Shalwa pun sampai digerbang rumahnya .
" Bagus jam segini baru pulang , keluyuran dari mana saja kamu " , Bentak mamah Dania ketika Shalwa ingin melangkahkan kakinya ke kamar .
Shalwa pun memberanikan diri menghampiri Ibu Dania , berniat untuk mencium tangannya , karna Shalwa selalu diajarkan oleh Almarhum ibunya untuk menghormati orang yang lebih tua dan sudah kebiasaan Shalwa kalau pergi atau sudah keluar dari rumah pasti ia mencium tangan kedua orang tuanya.
" Ck " , Decak ibu Dania sambil menepis tangan Shalwa .
" Maaf bu tadi Shalwa habis dzaroh dulu ke makam almarhum ibu " jawab Shalwa sambil nunduk .
" Kamu ini ngapain see ? , orang yang sudah mati ga bakal hidup lagi buat apa kamu selalu nyamperin ke makam ibu kamu itu " ucap Ibu Dania .
" Maaf bu Shalwa hanya ingin dzaroh saja " jawab Shalwa .
" Terserah kamu lah saya cape dengar semua alasan kamu , cepet kedapur ! ,cuci piring dan buatkan saya minuman jus jeruk kesukaan saya " , ucap Ibu Dania sambil masuk ke kamarnya .
Kelihatannya ibu dania habis dari luar , ibu Dania sangat sibuk , biasanya setiap hari keluar rumah buat acara arisan atau jalan - jalan ke mall beli barang-barang branded keluaran terbaru.
Shalwa langsung masuk kekamarnya dan mengganti seragam lalu melaksanakan kewajibannnya dan berdoa secara kilat karna tidak mau membuat ibu Dania memarahinya lagi karna kelamaan menunggu .
Baru saja Shalwa melangkahkan kakinya keluar kamar , Shalwa sudah mendengar teriakan ibu dania dari ruang televisi .
"Shalwa" teriak ibu Dania diruang telvisi sambil memangku majalah.
" i iya ibu kenapa?" tanya Shalwa gugup .
" Mana jusnya " tanya bu Dania sambil melotot .
" Maaf bu ini baru mau dibuat " jawab Shalwa pelan .
" Kamu dari mana saja , kenapa lama banget , kamu mau membuat saya kehausan haah " , bentak Ibu Dania sambil berdiri dari duduk nya .
Shalwa langsung berlari ketakutan dan langsung Membuat jus didapur . Setelah selasai Shalwa membawanya menghampiri ibu Dania .
" Ini bu " Shalwa menyimpan segelas jus jeruk di atas meja dihadapan ibu Dania .
Ibu Dania pun langsung mengambil gelas jus tersebut dan meneguknya .
Prangggg
Gelas jus dilempar kesembarang arah oleh ibu Dania .
" Apa-apaan ini , kenapa rasanya sangat asam ? , kamu ingin membuat saya sakit perut hah " bentak Ibu Dania lagi .
" Ti tidak ibu maafkan aku " jawab Shalwa ketakutan .
" Cepat bereskan , dan buatkan saya mie instan yang pakai cabe " , titah ibu Dania sambil mendorong tubuh Shalwa .
Shalwa pun terjatuh tepat dipecahan gelas tadi , lututnya mengeluarkan darah segar .
"Awww sakit " lirihnya sambil memegangi lututnya .
" Heh jangan cengeng kamu , cepat bersihkan " , teriak Ibu Dania .
Shalwa pun memunguti satu persatu serpihan gelas , lalu diambilah lap pel untuk membersihakan lantai yang kotor karna jus tadi .
Shalwa berjalan dengan kaki yang sedikit pincang , Ia mengambil panci lalu diisi air bersih dan ditaro diatas kompor , tak lupa kompornya ia nyalakan , sambil menunggu airnya mendidih , Shalwa mencuci semua piring kotor bekas sarapan tadi pagi .
Hanya memerlukan waktu sepuluh menit piring kotor pun semua sudah ia cuci dan mie instan pun sudah siap untuk dihidangkan .
" lagi bikin apa lu Shal " ucap Ganti ketika Shalwa sudah menuangkan mienya ke mangkuk .
" Mie Instan buat ibu " jawab nya .
" Kayanya enak tuh '' , kata Ganti sambil matanya tertuju pada mangkuk yang berisi mie .
" Sini biar gue anterin ke Ibu " , tawar nya sambil merebut mangkoknya .
" Eh Gandi biar aku saja " , tolak nya tapi sayang Gandi sudah membawa mangkoknya pergi .
Shalwa tak ambil pusing , ia langsung menyiapkan bahan masakan untuk nanti makan malam ,
Shalwa bisa masak karna sedari kecil suka liat ibunya memasak walaupun ada yang tidak mengerti Shalwa bakalan liat buku resep atau nonton diyutub .
Shalwa mulai memotong-motong sayur dan mencucinya , lalu mengiris bawang putih , bawang merah , dan daun bawang , tak lupa bawang bombai diikut sertakan .
Kali ini Shalwa akan memasak tumis brokoli yang dipadukan dengan udang dan wortel , lalu menu ke dua Ayam kecap .
Ketika lagi membersihkan ayam , pikiran Shalwa tiba-tiba teringat tentang sekolahnya , ia ingin melanjutkan sekolahnya tapi gimana carana menyampaikan kepada ibu dan Ayah , ada rasa takut dan tidak enak untuk menyampaikannya .
" Heh anak sialan " , Shalwa dikagetkan dengan teriakan Ibu Dania yang sudah berdiri dibelakangnya .
" Mana mie instan saya ? ", ucap nya lagi .
" It itu bu tadi udah dibawa oleh Gandi " jawab Shalwa sambil menunduk takut .
" Kamu nyuruh Gandi anak saya hah ? , sungguh berani sekali kamu " , ucap ibu Dania sambil menatatap Shalwa tajam .
"Bu bukan begitu bu , tapi Ganti yang memaksanya " jawab Shalwa jujur .
" Alaaaaah banyak alasan " , timpal Ibu Dania .
" Maaf ibu , tadi aku disuruh makan mie buat Ibu kata Shalwa dan Shalwa akan membuatnya lagi untuk ibu " lirih Gandi sambil membawa mangkuk kosong .
" Apa Shalwa tidak membuatkannya lagi buat ibu ? " , tanya Gandi sambil tersenyum smark pada Shalwa .
" Sialan kamu yaa berani membohongi saya dan menuduh anak saya yang tidak-tidak " , teriak Ibu Dania sambil menjabak kerudung Shalwa .
" Mampus kamu '' lirik Gandi pelan .
" Maaf maaf ibu tapi Shalwa berkata jujur " , jawab Shlwa sambil memegang kerudungnya agar tidak lepas .
" Masih berani bohong kamu hah " terik ibu Dania sambil terus menjambak kerudung Shalwa .
" Maaf bu maafkan Shalwa " ucap Shalwa memohon sambil terus menahan krudungnya dan meminta Ibu Dania untuk melepaskan kerudungnya .
lalu ibu Dania pun pergi begitu saja meninggalkan Shalwa yang menangis didapur .
-
-
-
gemes banget sama ibu Dania , ingin rasanya aku buatain mie instan dan cabenya sekilo biar bibirnya jontor dan perutnya mules 😅 , ikutin kelanjutannya ya guys 🙏🤗
😘
😘
😘
jangan lupa like , komen dan Vote dan klik tombol Favorite 💙
Setelah acara makan malam , Shalwa sudah bertekad ingin bicara kepada Ayah dan Ibu Dania mengenai kelanjutan sekolahnya karna kalau ditunda-tunda , ia khawatir pendaftarannya sudah ditutup atau mungkin bisa saja tertinggal .
Setelah memastikan semua pekerjaan dapurnya selesei , tak lupa meja makan pun sudah ia berasihkan , Shalwa berjalan gontai ke ruang kerja Ayahnya , ia ingin mencoba bicara terlebih dahulu ke Ayah .
Dilihat ruang kerja masih menyala bisa dipastikan Ayah masih berkutat dengan pekerjaan kantornya , diketuklah perlahan pintu ruang kerja tersebut .
"Ayah" cicit Shalwa ragu ragu-ragu .
" Masuk " jawab suara bariton Ayah dari dalam .
" Ayah boleh kah aku bicara dengan Ayah , ada sesuatu yang ingin aku sampaikan " , ucap Shalwa sambil melihat sekeliling ruang kerja Ayah yang nampak tak ada perubahan , sudah sangat lama ia tak pernah menginjakan kakinya diruang kerja Ayahnya , dulu sebelum kepergian Ibu kandungnya Shalwa suka nemenin ayah nya berkerja dan menanyakan banyak hal pada Ayah dan Ayah sangat antusias dan senang menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan Shalwa .
" Bicaralah " , ucap Ayah sambil terus fokus mengerjakan berkas-berkasnya .
"Ayah hari ini aku sudah lulus sekolah dan ak " niat hati ingin sedikit berbagi cerita kebahagian tapi Ayah langsung memotong ceritanya .
" Masalah itu bicaralah pada Ibu mu , ayah sedang sibuk mengerjakan pekerjaan kantor " , ucap Ayah memotong ucapan Shalwa .
" Baiklah " , seru Shalwa pelan dan langsung menundukan kepalanya , Ayah benar-benar sudah berubah , tak ada lagi Ayah yang perhatian yang selalu antusias mendengarkan cerita anaknya , bahkan ayah akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan yang diajukan Shalwa . Kini yang ada Ayah yang begitu cuek dan tak peduli lagi sama Shalwa dan hanya sibuk bekerja , bekerja dan bekerja .
Shalwa pun pamit keluar dan menutup kembali pintu ruang kerja Ayahnya .
Shalwa berjalan ke arah ruang televisi , dilihat Ibu Dania sedang duduk disofa dan disampingnya Gandi yang tertidur berbantal paha Ibu Dania .
Mata Shalwa berkaca-kaca begitu melihat Ibu Dania mengelus kepala Gandi yang sudah tertidur pulas . Ingin sekali Shalwa merasakan hal seperti itu , sudah sangat lama ia tak merasakannya , bahkan tak terasa sudah hampir 5 tahun ibunya pergi tak pernah ada lagi yang mengelus kepalanya sebelum tidur .
Akhirnya ia urungkan niat untuk berbicara kepada ibu Dania karna melibat Gandi yang sudah tertidur pulas , ia khawatir akan mengganggu tidur Gandi dan akan menimbulkan masalah baru .
###
Paginya seperti biasa Shalwa bangun lebih pagi dan mengerjakan semua tugasnya . Hari ini Shalwa sedikit santai karna tidak harus berangkat ke Sekolah dikarnakan sudah lulus , kini yang harus ia lakukan sekarang , bagimana cara nya berbica kepada Ibu Dania tentang kelanjutan Sekolahnya ? .
Semangat untuk melanjutkan sekolahnya amat tinggi karna Shalwa ingin mengabulkan cita-cita almarhum Ibu nya , kalau ia harus sekolah tinggi dan menjadi seorang Dokter yang hebat dan baik hati pastinya .
Setelah menjemur pakaian , Shalwa pun langsung membersihkan badannya karna sudah sangat lengket . Ia memakai baju rumahan tak lupa jilbab instan yang senada dengan baju yang ia kenakan , Walaupun masih kecil tapi Shalwa sudah membiasakan untuk menutup auratnya seperti yang diajarkan Almarhum ibunya dan Shalwa memutuskan untuk berhijab sejak pertama masuk sekolah Dasar .
Shalwa berjalan keluar kamarnya, ia mencari sosok Ibu Dania .
" Mudah-mudahan Ibu Dania belum pergi untuk kumpulan ibu-ibu sosialitanya " , Batin Shalwa berharap .
" Ibu " , panggil Shalwa pelan ketika melihat Ibunya diruang tamu sedang memaikan ponselnya .
" Hmmm " , itulah jawaban dari Ibu Dania sambil terus asik dengan alat genggam ditangannya .
''Ibu aku sudah lulus sekolah , dan aku ingin melanjutkan ke jenjang selanjutnya '' , ucap Shalwa Pelan sambil meremas pinggir rok yang ia kenakan .
Ibu Dania langsung menyimpan ponsel nya diatas meja dan menatap lekat wajah Shalwa .
" Halah gaya kamu pengen sekolah tinggi-tinggi memangnya kamu siapa hah ? ,
kamu punya duit buat bayar biayanya ? ,
sudah cukup ya kamu buat kami repot selama ini " , Timpal Ibu Dania dengan nada tinggi .
" Ibu aku mohon , aku masih ingin sekolah bu " , Shalwa memohon sambil mendekati Ibu Dania dengan mata berkaca-kaca .
"Heh berani ya kamu dekat-dekat dengan saya " , bentak Ibu Dania ketika Shalwa mencoba mendekatinya .
" Maaf ibu tapi aku mohon daftarkan aku buat sekolah menengah pertama ( SMP ) bu " , suara Shalwa melemah karna sudah menangis .
" Akan saya pikirkan nanti " , jawab Ketus ibu Dania sambil asik kembali memainkan ponselnya karna sedari sudah berbunyi sepertinya sudah banyak pesan baru yang masuk .
" Heh sekarang kamu siapkan makanan buat teman-teman saya karna mereka hari ini akan datang untuk arisan " , titah Ibu Dania sebelum Shalwa berjalan lebih jauh darinya .
" Jangan bikin saya malu , siapkan makanan yang enak ! , kalau tidak jangan harap kamu bisa sekolah kembali ! '' , teriak nya penuh ancaman .
Shalwa menyeka sisa air mata yang keluar dari ujung matanya , kini ia harus dosibukan berkutat kembali dengan alat-alat dapur dan Shalwa memutuskan untuk membuat cake brownis dan fasta serta beberapa menimuan segar yang berbahan utama buah-buahan.
" Semangat Shalwa kamu pasti bisa '' , lirihnya mencoba menyemangati diri sendiri .
Pertama Shalwa membuat adonan untuk cake brownise yang akan ia buat . Tak disadari kini Shalwa mengerjakannya dengan rasa semangat membara , ia tak ingin membuat Ibu Dania malu didepan teman-temannya dan pastinya Shalwa berharap Ibu Dania berbaik hati untuk mendaftarkannya Sekolah . Dan jangan ditanya keahlian Shalwa dalam membuat makanan atau cemilan , apalagi cake brownis , Shalwa sudah terbiasa membuatnya karna itu salah satu makanan favorite dan dulu Almarhum ibu sering membuatnya hampir setiap minggu .
Shalwa bersenandung kecil menyanyikan lagu kesukaannya ia mencoba melupakan sejenak semua beban yang ia pikul saat ini .
Aku mengerti
Perjalanan hidup yang kini kau lalui
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri
Kau t'lah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak mudah
Biar ku menemanimu
Membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia
Aku di sini
Walau letih, coba lagi, jangan berhenti
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri
Kau t'lah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak indah
Biar ku menemanimu
Membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia, ha-ha
BUDI DOREMI
> MELUKIS SENJA <
Tak terasa Shalwa sudah hampir dua jam membuat hidangan untuk tamu Ibu Dania , semua nya sudah ia hidangkan diatas piring , untuk minumannya Shalwa sengaja memasukannya terlebih dahulu kelemari pendingin agar nanti kalau teman-teman ibu Dania datang , ia tinggal cicikan digelas agar rasanya masih dingin dan tetap segar .
-
-
-
author : Shalwa boleh dong author icip icip dulu cake nya, sedikit aja 🤤😁
Shalwa : janganlah thor 🙄
author : dih ko Shalwa jahat see author udah ngeces ni pngn makam cakenya.
Shalwa : author lagi ngidamkah
author : astagfirulloha hal adzim sembarang kamu , author masih perawan ting ting enak aja kalau ngomong ! .
Shalwa : kirain thor 😅😅
author : awas aja ya kamu Shalwa author bikin kamu tambah menderita , 😁😁😁 senyum jahat .
Shalwa : jangn dong thor , sambil siap² mau melempar panci dan gayung .
author : Bodo wleee , kaburrrrrr
😘
😘
😘
Jangn lupa like , komen dan Vote nya , eits satu lagi jangan lupa tekan 💙, terimakasih🙏🙏🙏🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!