Sudah 2 Minggu lelaki yang bernama Reyhan Nugroho itu tidak pulang ke rumah ibu tirinya, entah kemana Reyhan, Najwa sudah berkali-kali menghubunginya, tapi sampai sekarang Reyhan tidak juga datang.
Najwa sangat merindukan Reyhan, Reyhan yang selalu melindunginya dari anak-anak sekolah, Reyhan juga berjanji akan menjaga Najwa dan melindungi Najwa, bahkan sampai-sampai Reyhan menjadi Guru di sekolah Najwa, itu semua Reyhan lakukan hanya untuk melindungi Najwa, tapi semenjak orang tuanya menikah 2 bulan yang lalu, Reyhan selalu saja mabuk-mabukan.
Najwa tidak mengenal sosok Reyhan yang sangat penyayang. Najwa sekarang masih duduk termenung di kelas, tiba-tiba Andi Mahesa menghampiri Najwa, ia adalah sahabat Najwa dari SD
"Hei, kenapa kamu akhir-akhir ini suka melamun? apa ada masalah sama guru tampanmu itu?"
"Andi, aku sangat merindukan mas Rey, kenapa sekarang mas Rey berubah? Aku tidak bisa membohongi perasaanku terus, aku mencintainya."
Air mata Najwa langsung mengalir tanpa di suruh, Gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 2 dan usianya masih 17 tahun itu, benar-benar mencintai Reyhan, lelaki dewasa yang sudah berumur 29 tahun.
Andi langsung mengelus pucuk kepala sahabatnya, ia tau sahabatnya sekarang harus menanggung beban berat, harus menerima kenyataan pahit, bahwa pria itu sekarang adalah Kaka tirinya
"Sabar Najwa, kamu bisa mengungkapkan perasaanmu saat bertemu dengan pak Rey, kalian itu tidak memiliki hubungan darah, hubungan ini masih bisa di teruskan, walaupun orang tua kalian menikah, tapi kamu masih bisa bersama Pak Reyhan."
Andi memanggil Reyhan dengan embel-embel pak, bagaimana pun juga Reyhan adalah seorang guru di kelas mereka. Najwa hanya mengangguk, walau pun hatinya masih hancur.
Najwa juga tidak bisa menolak pernikahan ibunya, walaupun ibunya saat itu bertanya merestui pernikahannya atau tidak, ia hanya bisa mengangguk, walau pun tidak rela, tapi ia tau ibunya sudah 11 tahun menjadi seorang janda dan membesarkan ia seorang diri.
"Sudah Najwa, jangan menangis, percaya padaku, kalian akan bersama."
"Tapi kemana mas Rey? Sudah 2 Minggu, aku sangat kuatir padanya."
"Jangan kuatir, pak Rey itu bukan anak-anak Najwa, dia sudah berusia 29 tahun, mungkin dia sekarang tinggal di rumah ibu kandungnya, kalau pak Rey tinggal di rumahmu, pasti akan menyakitkan untuk pak Rey."
Najwa hanya bisa mengangguk sebagai jawaban, cinta yang belum di mulai bahkan sudah kandas sebelum di ungkapkan, begitu pahit beban yang ia rasakan.
Lelaki yang Najwa kagumi sebagai malaikat itu sekarang harus menjadi kaka tirinya, lelaki yang mampu membuat ia jatuh cinta pada pandangan pertama, bahkan saat itu usia ia juga masih 16 tahun.
Apa lagi selama 1 tahun Reyhan selalu menjaga Najwa dengan baik, Reyhan akan datang saat Najwa sedang membutuhkan pertolongan, harapan Najwa suatu saat bisa menjadi istri Reyhan, hanya tinggal harapan.
Bisakah Najwa bersama Reyhan sekarang, di saat kenyataan yang pahit harus ia tanggung, walau pun ia bisa melihat betapa bahagia ibunya bersama suami barunya, jelas bahagia, suami ibunya yang sekarang itu adalah cinta pertama ibunya, tapi karena perjodohan di masa lalu membuat hubungan mereka kandas, dan ibunya juga tidak salah kalau kembali lagi dengan lelaki masa lalunya.
Apa lagi ayah Najwa sudah meninggal 11 tahun yang lalu, takdir begitu beruntung, hingga ibunya bisa di pertemukan kembali dengan cinta pertamanya.
Najwa sangat tau, kalau ibunya sangat mencintai pria itu, banyak orang yang ingin menjadi suami dari ibunya , tapi ibunya selalu menolak berbagai alasan, tapi tidak dengan cinta pertamanya, ibunya dengan mudah menerima lelaki itu sebagai suaminya, dan ibunya juga tidak mengijinkan Najwa menggunakan embel-embel nama Nugroho di belakang namanya.
Walau pun Ayah tirinya sudah mengganti Identitas Najwa, tapi ibunya memilih merahasiakannya, karena ibunya tidak butuh uang, ibunya sangat mencintai lelaki itu dengan tulus.
Bahkan Najwa juga tidak tau, berapa anak yang lelaki itu milik, tidak tau keluarga mereka seperti apa, yang jelas ia tau, nama marga Nugroho adalah orang terkaya nomer 7 di Asian, hanya itu yang ia tau, tapi keluarga mereka tidak pernah di publikasikan di media.
Tidak ada berita miring dari keluarga Nugroho, membuat ia tidak tau apa-apa tentang mereka. Andi langsung mengajak Najwa untuk pulang, karena sekarang jam pelajaran sudah selsai
"Najwa, ayo aku antar pulang."
"Aku bisa naik busway."
"Aku tau kamu ingin sendiri Najwa, tapi aku tidak akan mengijinkan kamu pulang sendiri, ingat, sekarang kamu sudah tidak ada pak Rey, jadi jangan membantah, sampai pak Rey kembali lagi mengajar di sekolah ini, dan mengajak kamu pulang bersamanya, aku tidak ingin kamu kenapa-napa."
Saat mendengar pak Rey, air mata Najwa langsung mengalir deras di pelupuk matanya, dulu ia sangat manja dengan Reyhan, begitu kanak-kanak setelah mengenal Reyhan.
Walau pun Najwa adalah Gadis pendiam, dan selalu di bully, tapi setelah kehadiran Reyhan, ia merasa hidupnya sangat berharga, Reyhan melakukan ia seperti seorang princess, selalu datang tepat waktu.
Andi melihat sabatnya menangis, ia hanya bisa menghela nafas berat, ia juga merasakan sakit seperti perasaan Najwa, saat Najwa menangis, ia juga ingin sekali menangis, andaikan saja ia bukan seorang lelaki, mungkin sudah menangis saat melihat sahabatnya rapuh, tapi ia sadar, ia seorang pria, jadi tidak boleh menangis
"Najwa, berhentilah menangis, sudah aku bilang ungkapan semua yang ada di hatimu pada pak Rey nanti, kalau kalian berdua hanya diam, tidak ada yang memperjuangkan, tidak ada kemajuan, sekarang masalahmu sudah rumit, kamu tidak bisa menunggu pak Rey untuk mengungkapkan isi hatinya, yang jelas aku bisa melihat ketulusan cinta pak Rey padamu."
"Bagaimana aku harus berjuang? Mas Rey sekarang adalah Kaka tiriku sendiri, bagaimana aku harus mengungkapkan semua isi hatiku, kalau dia saja menghindari aku entah kemana, aku takut Andi, aku takut dia mabuk-mabukan lagi, aku sangat mengkhawatirkannya, andaikan saja waktu bisa di putar, aku ingin mengungkapkan semua isi hatiku sebelum papahnya menikahi Bunda."
"Sudah aku katakan Najwa, pak Rey dan kamu tidak memiliki hubungan darah, berjuanglah sebelum datang penyesalan lebih dalam lagi, sebelum pak Rey memilih untuk pergi dan mengambil cinta yang lain, ingat itu Najwa."
Najwa hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala, walau pun yang di katakan sahabatnya benar, tapi tetap saja bagaimana ia harus memperjuangkannya, ia adalah seorang Gadis.
Bagaimana Najwa harus mengungkapkan semua isi hatinya, ia juga belum pernah memiliki pengalaman dalam hal percintaan, Reyhan adalah satu-satunya yang bisa menggerakkan hatinya, dulu ia pikir hanya cinta monyet, semua akan berubah lambat laun, tapi ternyata tidak.
Cinta Najwa semakin hari semakin besar pada Reyhan, apa lagi perhatian-perhatian kecil yang Reyhan berikan, membuat ia semakin ingin memiliki Reyhan seutuhnya, ingin menua bersama Reyhan, hingga maut memisahkan mereka berdua.
Setelah di antar pulang oleh Andi, Najwa hanya berdiri diam membisu di dalam kamar Reyhan, ia sangat merindukan aroma tubuh Reyhan, ia berdiri sambil terus menghirup udara di ruangan itu.
Memang semenjak menikah Reyhan tinggal di rumah ini, tapi Semenjak Papa Reyhan menikah, Reyhan banyak berubah, ia tidak suka berbicara lagi dengan Najwa, bahkan setiap pembicaraan tiap harinya masih bisa di hitung jari oleh Najwa, hingga tidak terasa air mata ia langsung mengalir tanpa di suruh.
"Mas Rey, aku sangat merindukanmu, kenapa telepon Mas tidak aktif-aktif, berkali-kali aku mengirim Mas pesan, tapi sampai sekarang tidak ada pesan yang di terima di ponselmu, kemana kamu mas, harus mencari kemana, apa kamu tidak merindukanku, bukankah sudah berjanji akan menjagaku, tapi sekarang kamu pergi tanpa sepatah kata pun yang terucap dari mulutmu, aku tau, kenyataan yang harus kita alami memang pahit, dan sangat pahit, tapi kamu harusnya tidak pergi begitu saja Mas." batin Najwa
Najwa langsung duduk di atas ranjang milik Reyhan, ia langsung mengambil novel yang di sukai Reyhan, itu adalah novel fantasi, lalu ia langsung membaca novel itu.
Najwa ingat betul, novel itu selalu Reyhan bawa kemanapun Reyhan pergi, karena novel itu adalah pemberian almarhum Neneknya Reyhan dulu, dengan sesekali ia menyiratkan senyum di bibir tipisnya, dan sambil sesekali juga menghapus air matanya yang terus mengalir deras di pelupuk matanya.
Setelah sekitar 1 jam Najwa membaca novel itu, ia langsung meletakkan lagi di samping bantal, lalu ia memutuskan untuk keluar dari kamar Reyhan, ia takut ibunya atau Papa tirinya tau kalau ia selalu diam-diam datang ke kamar milik Reyhan.
Setelah keluar dari kamar milik Reyhan, Najwa langsung duduk di ruang tv, ia menatap nanar film kartun kesukaannya, yaitu tom & Jerry, biasanya film kartun itu bisa membuat ia tertawa terbahak-bahak, tapi sekarang tidak, ia hanya menatap nanar, dan sambil sesekali ia melihat ponselnya.
Najwa berharap pesannya di terima oleh Reyhan, tapi sampai sekarang pesannya masih saja belum di terima oleh Reyhan. Annisa baru saja datang dari butik, ia langsung melihat ke arah putrinya, yang semakin hari tubuhnya semakin tidak terurus, entah apa yang ada di pikiran putrinya.
Annisa sudah berkali-kali bertanya ada masalah apa, dan dengan siapa memiliki masalah, tapi lagi-lagi putrinya mengatakan terlalu pusing memikirkan pelajaran di sekolah.
Annisa juga tidak bisa memaksakan putrinya untuk jujur. Jika putrinya tidak ingin jujur untuk sementara, Annisa tidak apa-apa, mungkin suatu saat putrinya akan jujur padanya, lalu ia langsung duduk di samping putrinya
"Sayang, apa yang kamu pikirkan nak, tom & Jerry nya tidak seru?"
Najwa hanya menjawab dengan anggukan kepala, sulit untuk ia berbicara pada ibunya, hatinya dan pikirannya begitu di penuhi dengan bayang-bayang Reyhan, lalu ia langsung berlari ke arah kamarnya, karena air matanya terus saja menetes, ia tidak ingin ibunya tau tentang apa yang ia pikirkan.
Annisa yang melihat putrinya lari, ia hanya bisa menghela nafas berat, dadanya merasakan sesak, tapi ia juga tidak tau, apa yang membuat putrinya menjadi uring-uringan.
Memang semenjak kematian Ayahnya, Najwa menjadi Gadis yang sangat pendiam, tapi setelah 1 tahun ini, ia sama sekali tidak menjadi Gadis pendiam, ia menjadi banyak bicara saat bersama Reyhan.
Annisa juga menyadarinya, Reyhan selalu mengantar sekolah, apa lagi Reyhan juga menjadi guru di sana, tapi hingga saat ini ia masih belum paham dengan isi hati putrinya, karena bagaimana pun juga, putrinya masih seorang Gadis kecil, jadi menurutnya tidak mungkin putrinya mencintai Reyhan.
Bahkan Annisa saja berpacaran saat usianya 21 tahun, setelah ia lulus dari universitas Jakarta, jadi tidak mungkin hal itu terjadi. Tidak lama Berayen juga pulang dari kantor, ia langsung melihat ke arah istrinya yang menatap ke arah lantai atas, entah apa lagi yang di alami putri tirinya, hingga istrinya menatap ke arah lantai atas dengan tatapan nanar.
Berayen langsung duduk di samping istrinya, ia langsung bertanya pada istrinya dengan perasaan yang sangat kuatir
"Sayang, apa yang terjadi dengan putri kita?"
"Aku juga tidak tau Mas, kenapa Najwa terus uring-uringan, sudah tiga hari Najwa seperti ini."
"Apa sudah bertanya baik-baik sayang?"
"Sudah Mas, tapi Mas juga tau sendiri, Najwa tidak pernah mau cerita apa-apa, lalu bagai mana Reyhan, kemana saja sudah 2 Minggu?"
"Reyhan ada di rumah ibunya, sekarang Reyhan akan melanjutkan bisnisnya di Perancis lagi."
"Syukurlah, lalu bagaimana keadaan putri Mas?"
"Alhamdulillah sudah mulai membaik, do'akan saja, semoga putriku cepat sembuh sayang."
"Itu sudah pasti Mas, Mas juga menganggap Najwa seperti putri sendiri, tentu aku juga akan melakukan hal yang sama."
Berayen hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu langsung menarik Annisa dalam pelukannya, ia tau apa yang terjadi dengan putri tirinya dan putranya, tapi ia pura-pura tidak tau, bagaimana pun juga putranya sudah berusia 29 tahun, sedangkan putri tirinya berusia 17 tahun.
Andaikan saja putri tirinya seusia anak ketiganya, mungkin Berayen akan langsung menjodohkan mereka, apa lagi mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi putri tirinya bahkan masih menyandang status sebagai pelajar, dan itu tidak mungkin untuk menjodohkan mereka berdua, ia akan membiarkan putranya dan putri tirinya menjalani seperti air mengalir.
Annisa memeluk suaminya sangat erat, hatinya sangat sakit, saat melihat putrinya terus uring-uringan.
Najwa membaringkan tubuhnya di ranjang, dengan posisi telungkup, ia menangis tersedu-sedu sambil menutup kepalanya memakai bantal
"Mas Rey, sampai kapan kamu di luar sana, apa Mas tinggal di rumah ibu Mas sekarang, Mas, aku sudah tidak kuat menahan beban berat ini, rasa rinduku terus menyiksa dadaku, rasanya sakit Mas, sampai kapan Mas tidak menemui aku, aku sangat merindukanmu Mas." batin Najwa
Entah sampai kapan Najwa akan terus menahan rasa rindunya, Reyhan adalah lelaki yang sangat berarti dalam hidupnya, hidupnya sangat berharga saat hadirnya Reyhan, tapi sekarang Reyhan pergi tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
Najwa mengingat kembali malam itu, malam di mana Reyhan pergi dengan keadaan mabuk, bahkan ia sudah menahan untuk tidak pergi, tapi Reyhan langsung mendorongnya, lalu Reyhan langsung pergi begitu saja.
Bagi Najwa malam itu adalah malam yang menyakitkan, ia tidak mengenal sosok Reyhan yang sangat penyayang, tapi bagi ia tidak apa, ia mengerti posisi Reyhan seperti apa, termasuk ia yang tidak bisa menerima kenyataan itu.
Walau pun orang tuanya sudah menikah selama 2 bulan, tapi tetap saja, rasa cinta Najwa sangat besar, ia tidak bisa menganggap Reyhan sebagai Kaka tirinya, ia hanya ingin menganggapnya sebagai calon suaminya, dan itu tidak akan pernah berubah
"Mas Rey, aku pasti akan memperjuangkan cinta kita, aku hanya ingin bersamamu Mas." batin Najwa
Najwa berdandan secantik mungkin, karena hari ini ia menerima pesanan dari Reyhan ingin bertemu di sebuah taman, entah apa yang akan Reyhan Katakan, yang jelas Reyhan ingin bertemu di sebuah taman.
Najwa hanya mengiyakan pesan tersebut, ia sangat merindukan Reyhan, ia tidak peduli kalau harus bertemu di taman, walaupun sekarang jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, tentu di taman sedang panas-panasnya, tapi ia tidak peduli.
Setelah selesai berdandan Najwa langsung memanggil taksi online, selang beberapa menit taksi online pun datang, ia langsung naik taksi
"Pak, kita ke tempat yang sesuai di aplikasi."
"Baik non."
Sepanjang perjalanan Najwa terus saja tersenyum, ia benar-benar sangat bahagia karena akan bertemu dengan lelaki pujaan hatinya. Setelah menempuh perjalanan 30 menit, mereka sampai di taman.
Najwa langsung turun dari mobil, ia langsung lari menghampiri lelaki yang duduk di kursi taman. Reyhan yang melihat Najwa lari ke arahnya, ia langsung berdiri dan langsung mengontrol nafasnya, ia mencoba untuk bersikap pada dengan Najwa.
Gadis kecil yang sangat Reyhan rindukan selama 2 Minggu ini, bahkan ia tidak bisa fokus untuk bekerja, proyek yang ia pikirkan sudah sangat matang saja gagal total, bayang-bayang Najwa selalu saja muncul di pikirannya, tapi ia tidak bisa apa-apa selain mengakhiri hubungan yang belum di mulai.
Najwa langsung memeluk Reyhan dengan sangat erat, ia benar-benar sangat merindukan Reyhan karena tidak ada kabar selama 2 Minggu ini.
Reyhan tidak membalas pelukan dari Najwa, jelas tangan Reyhan ingin sekali mendekap tubuh Najwa, tapi ia urungkan, niat ia kesini ingin memutuskan hubungan yang belum di mulai.
Najwa merasa Reyhan hanya diam, ia langsung melepaskan pelukannya, ia menatap Reyhan dengan tatapan bertanya-tanya. Reyhan langsung memulai pembicaraan, ia tidak ingin lama-lama bersama Gadis yang ia rindukan
"Najwa, jangan pernah mencari aku lagi, sampai kapanpun kita tidak akan bisa bersama, karena aku sekarang sangat membencimu."
"Atas dasar apa Mas Rey membenciku?"
Najwa bertanya dengan perasaan bingung.
"Kamu masih bertanya atas dasar apa, kamu tidak ingat Bundamu menikah dengan Papa?"
"Mas aku tau, Bunda menikah dengan Papa, tapi kita masih bisa bersama, bagai mana bisa Mas Rey mengakhiri hubungan yang belum kita mulai, bagaimana bisa Mas Rey mundur sebelum menemukan titik terang?"
"Najwa, kamu harus tau kenapa alasan aku mabuk-mabukan selama ini, itu karena bebanku terlalu berat, kamu harus tau kenapa aku sangat pendiam sekarang, aku tidak tau harus mulai bicara dari mana, yang jelas aku kecewa dengan Bundamu yang sudah merusak rumah tangga orang tuaku."
"Maksud Mas apa?"
"Bundamu adalah seorang pelakor, Bundamu yang merusak rumah tangga orang tuaku, dan satu hal yang harus kamu tau, aku tidak memiliki perasaan padamu, kamu hanya seorang Gadis kecil, aku hanya menganggap kamu sebagai seorang adik saat itu, tapi semenjak Bundamu merusak rumah tangga orang tuaku, aku sangat membencimu, jadi berhentilah mencari aku."
"Tidak mungkin! Mas pasti bohongan! Bunda tidak akan melakukan itu!"
Mata Najwa sudah memerah, ia ingin sekali menangis, bukan hanya mengatakan tentang tidak ada perasaan, tapi Reyhan juga mengatakan ibunya sebagai seorang pelakor, anak mana yang rela ibunya di cap sebagai pelakor. Reyhan tau, Najwa sudah ingin menangis, tapi ia tidak menghiraukan itu, ia langsung melanjutkan pembicaraannya
"Memang kenyataannya seperti itu Najwa, seandainya saja dulu mereka tidak bertemu lagi, mungkin Papah tidak akan meninggalkan mamah, lalu menikahi Bundamu, aku tau pasti Bundamu menginginkan harta Papah."
"Bunda bukan wanita seperti itu Mas! Kalau Bunda menginginkan harta Papah, pasti Bunda tidak akan menolak di berikan rumah baru, mobil baru, dan nama Nugroho, tapi Bunda bahkan melarang aku untuk menggunakan nama Nugroho, dan mahar saja Bunda hanya meminta 300 ribu."
"Karena Bundamu itu munafik, aku yakin dia menginginkan harta Papah."
"Tidak Mas!"
"Najwa, aku juga bukan hanya ingin mengatakan soal Bundamu dan tentang perasanku, tapi aku juga mau memberitahumu, aku akan menikah 2 Minggu lagi, maaf, aku telah menyakiti hatimu, aku pikir kamu juga menganggap aku sebagai seorang Kaka, bukan sebagai orang sepesial di hatimu."
Setelah mendengar satu pakta lagi, air mata Najwa berhasil lolos, bagai mana mungkin begitu banyak kenyataan pahit yang harus ia terima, setelah 2 Minggu Reyhan menghilang entah kemana, dan sekarang datang kembali hanya memberikan luka di hatinya. Seorang Gadis cantik datang menghampiri Reyhan dan Najwa
"Sayang, aku cariin tidak taunya ada di sini."
"Maaf sayang, tadi sebelum mengantarmu ke rumah sakit, aku menghubungi Najwa terlebih dahulu, karena ada masalah yang aku ingin katakan pada Najwa."
Reyhan langsung mencium kening Gadis itu dengan penuh perasaan. Najwa yang melihat adegan itu, dadanya sudah benar-benar sesak, dan mungkin menurut Najwa Gadis itu berusia 21 tahun.
Walau pun Gadis itu sangat cantik, tapi Gadis itu terlihat pucat, bahkan tadi juga Reyhan bilang, Gadis itu di antar ke rumah sakit, tidak heran kalau Reyhan mengajak Najwa bertemu di taman, ternyata sekarang Najwa tau, kenapa pria yang ia cintai ingin bertemu di taman, karena taman itu dekat dengan rumah sakit. Reyhan langsung mengenalkan Gadis itu pada Najwa
"Najwa, ini calon istriku."
"Kamu brengsek mas! Harusnya kamu bilang dari awal kalau kamu sudah memiliki calon istri!"
"Sekali lagi aku minta maaf Najwa."
Najwa tidak berbicara lagi, dadanya sudah sangat sakit, seberapa banyak lagi kejutan yang Reyhan akan berikan, kenapa nasibnya sangat menyedihkan. Gadis itu langsung mengulurkan tangan pada Najwa
"Aku Renata."
Najwa hanya melihat uluran tangan dari Gadis itu, ia sama sekali tidak ingin menjabat tangan Renata. Renata langsung menurunkan tangannya lagi.
"Sayang, aku minta maaf, ini adalah Najwa, adik tiriku yang aku ceritakan."
"Oh iya tidak apa-apa sayang."
"Bagaimana hasilnya sayang?"
Renata langsung mengambil tespek dalam tasnya, lalu langsung memberikan tespek itu pada Reyhan
" Sayang, kita akan menjadi orang tua."
Reyhan langsung mengambil tespek itu sambil tersenyum
" Alhamdulillah, akhirnya mendapatkan kado sebelum kita menikah sayang."
Najwa hanya melihat ke arah tespek yang di pegang Reyhan, yang menunjukkan garis dua di tespek itu. Sekarang bukan hanya dadanya yang sakit, tapi ia merasa dunia ini seperti akan runtuh, begitu banyak kejutan yang Reyhan berikan padanya hari ini.
"Mas , lalu untuk apa kamu menjagaku selama 1 tahun ini, untuk apa kamu selalu ada untukku, selalu melakukan aku seperti seorang princess, tapi sekarang kamu buang aku begitu saja, kenapa tidak mengatakan dari awal." batin Najwa
Najwa langsung menghapus air matanya dengan kasar, ia tidak pantas menangisi lelaki yang tidak pernah memiliki perasaan padanya, seharusnya ia bersyukur karena Reyhan sudah jujur sekarang, setidaknya ia tidak perlu lagi terus berharap dengan pria di hadapannya
"Apa papah sudah tau Mas akan menikah?"
"Tidak."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!