Di sebuah hutan yang lebat, seorang gadis sedang mencari kayu bakar. Di saat sibuk mencari ranting yang berjatuhan, dari kejauhan terlihat sesosok manusia dengan posisi terbalik. Gadis itu perlahan mendekati sosok itu, betapa terkejut nya ketika sampai di depan sosok yang menarik perhatian nya tadi. Perlahan ia membalikkan tubuh sosok itu, seorang gadis yang usianya sama dengan nya namun gadis itu penuh dengan luka dan wajahnya pun hampir tidak di kenali. Melihat hal itu sang gadis mencoba membawa sosok itu pulang bersama nya dengan memapahnya, meninggalkan ranting yang seharusnya di bawa pulang.Dengan tubuh nya yang sepadan dengan gadis yang dipapah oleh nya membuat nya sedikit sulit berjalan. Jalan hutan baginya memang sudah biasa namun baru pertama kali nya dirinya melihat orang lain di hutan itu karena selama ini yang ia tahu hanya lah dirinya dan nenek nya yang tinggal di hutan bisu. Nenek nya yang seorang tabib hanya akan keluar hutan sebulan sekali dan itu pun melarang dirinya untuk ikut dengan alasan keselamatan cucu nya adalah yang utama. Sejak kecil hanya bisa bermain dengan binatang di hutan dan tidak memiliki teman karena nenek nya lah yang selalu mengatakan bahwa dunia diluar hutan lebih berbahaya dari dunia dalam hutan bisu itu sendiri. Tampak dari jauh sebuah pondok sederhana dengan hiasan bunga-bunga di setiap dindingnya, membuat siapapun yang memandang nya tersenyum melihat bunga yang mekar dan warna warni. Kini gadis itu telah sampai dirumah nya dan masih memapah sosok yang ditemukannya itu, gadis itu berjalan memasuki pondok nya dan perlahan menidurkan sosok tadi di atas ranjang perlahan.
Seorang nenek yang mendengar pintu terbuka kemudian menghampiri cucu nya dikamarnya.
"Nak siapa yang kamu bawa? " tanya sang nenek.
"Ntah nek, Clara menemukan nya di dekat hutan yang memiliki mata air terjun.Dan penuh dengan luka seakan jatuh dari langit. " jawab sang cucu.
"Biar kan nenek periksa. Kamu siap kan air hangat untuk membasuh semua luka di tubuh nya." Perintah sang nenek.
"Baik nek. " balas sang cucu dan berlalu ke dapur membawa permintaan nenek nya.
Nenek itu Memeriksa setiap luka di tubuh sosok itu, perasaan nya mengatakan sosok itu terluka sangat parah dan jika tidak segera diobati maka nyawa nya bisa tak tertolong tapi aura dari sosok itu menandakan ada esensi sihir yang membuat nya lebih terluka dari dalam tubuh nya, luka fisiknya masih termasuk luka kecil dibandingkan luka dalam nya.
"ini nek air hangatnya. " ucap sang cucu.
"Bersihkan setiap luka nya hati-hati nak. Nenek akan membuat kan ramuan dan obat untuk luka nya. " jawab sang nenek bangkit dan pergi ke kamar pengobatan nya.
Kini clara harus melakukan perintah neneknya, meski dirinya sudah belajar ilmu pengobatan tetap lah sang nenek yang lebih hebat. Saat tangannya dengan perlahan membasuh setiap inci kulit gadis itu dengan perlahan, kini sedikit demi sedikit terlihat wajah yang cantik meski penuh luka tetap lah masih menyisakan aura kecantikan. Clara yang melihat setiap luka di tubuh gadis itu, ntah siapa yang tega melukai gadis secantik itu dan kini fikirannya membenarkan ucapan sang nenek bahwa dunia diluar hutan bisu lebih berbahaya dibandingkan di dalam hutan.
Setiap tanaman langka yang sudah diracik menjadi obat terbaik untuk luka dalam, ntah kenapa melihat gadis itu terluka hatinya merasakan perih seakan bagian jiwanya ikut tercabik merasakan luka gadis misterius itu. Dengan cekatan racikan obat sudah selesai dibuatnya, dua jenis obat luar dan dalam . Melihat luka nya tentu membutuhkan obat yang berbeda disetiap lukanya itu.
"Bantu nenek meminumkan Ramuan ini nak. " perintah sang nenek yang keluar dari kamarnya membawa satu cangkir obat untuk di minum dan satu mangkok tumbukan daun-daun herbal untuk dibalurkan ke luka luar nya.
"Baik nek. " jawab Clara dengan membantu mengangkat sang gadis misterius itu untuk meminumkan obatnya.
" Balurkan ini ke luka nya. Nenek harus Pergi mencari obat diluar hutan. Kamu bisa memberikan obat yang sama sehari 3 kali pada gadis ini. Nenek sudah membuat catatan disini untuk membuat ramuannya. " ucap sang nenek sambil memberikan secarik kertas dan mangkok yang ditangannya.
"Apa akan lama nenek di luar? " tanya sang cucu sambil menerima pemberian neneknya.
"Hanya 1 minggu seperti biasanya, jaga dirimu dan obati dia. Tanggung jawab seorang tabib adalah menyembuhkan pasiennya. " nasehat sang nenek mengelus kepala cucunya untuk berpamitan pergi.
Setelah kepergian neneknya, Clara kembali ke kamarnya dan mengobati luka luar sang gadis misterius dengan hati-hati. Hati nya merasakan luka melihat setiap sayatan pada tubuh sang gadis misterius, ntah kenapa ada rasa marah dan tidak rela melihat luka yang sangat dalam itu. Siapakah gadis misterius itu yang hanya melihat lukanya saja mampu membangkitkan rasa sakit , amarah dan tidak rela di hati Clara. Bukankah aneh selama ini Clara merasakan kehidupan nya selalu biasa saja dan hanya sibuk dengan belajar menjadi seorang tabib dan menetap di hutan bisu. Clara larut dalam fikirannya sendiri dengan memandang setiap luka yang sudah tertutup obat herbal itu.
Hari berganti hari , dan ini hari ke tiga sang gadis misterius masih enggan bangun dari tidurnya. Obat yang Clara berikan seakan tidak direspon sang pemilik tubuh namun dengan sabar Clara tetap setia mengobati nya tanpa putus harapan. Melihat persediaan kayu yang hampir habis karena dirinya sibuk merawat pasiennya, Clara memutuskan untuk mencari kayu di sekitar pondoknya agar tetap bisa mengawasi sang gadis misterius. Dengan sebilah kapak Clara mulai menebas batang pohon yang sudah tumbang di belakang rumahnya, neneknya mengajarkan untuk mengambil kayu tanpa memotong pohon yang masih hidup kokoh berdiri, menghargai setiap kehidupan adalah hal yang harus di lakukan.
Sang gadis misterius perlahan merasakan nyeri pada setiap tubuhnya, dalam benaknya tentu saja dirinya sudah meninggal setelah apa yang terjadi padanya. Namun disaat membuka matanya perlahan, terlihat samar-samar ruangan sederhana dipenuhi tirai dengan bulu burung bergantungan dikamar itu, jendela yang terbuka menampilkan hijaunya pepohonan diluar sana. Perlahan sang gadis misterius bangun meski tubuhnya tidak mampu menerima respon dengan baik, di telinganya terdengar suara kapak yang beradu dengan sesuatu. Perlahan berjalan keluar Pondok itu dan mencari sumber suara yang didengar olehnya, dengan tertarik berjalan perlahan dirinya menuju belakang pondok dan sesampainya disana melihat seorang gadis sedang memotong kayu tumbang. Terlihat dari belakang punggung nya, gadis itu masih muda . Dengan suara yang lirih sang gadis misterius mencoba memanggilnya meski gadis yang dipanggil nya tidak segera menyadari kehadirannya.
"Nona... Nona.. " ucap sang gadis misterius.
Panggilannya yang lirih itu sayup-sayup terdengar di telinga Clara dan saat menyadari nya berbalik dan betapa terkejut nya ia melihat gadis misterius itu sedang tertunduk di tanah memegang dadanya. Clara langsung melepaskan kapak dan berlari ke gadis misterius itu, perlahan memegang bahu sang gadis misterius dan membantu nya berdiri.
"Nona anda masih terluka, kenapa keluar. " tanya Clara yang khawatir.
"Saya dimana dan siapa anda Nona. " balas sang gadis misterius yang masih menahan sakitnya dan dibantu Clara untuk kembali ke kamar.
" Perkenalkan Saya Clara cucu seorang tabib di hutan bisu. Anda tidak perlu cemas, tempat ini tidak terjamah manusia selain saya dan nenek saya. " ucap Clara setelah membantu Sang gadis misterius duduk di ranjang.
"Terimakasih sudah menolong ku Nona Clara. " ucap sang gadis misterius dengan tersenyum.
"Maaf Nona. Anda siapa dan dari mana? " tanya Clara.
"Saya hanya seorang Putri yang teraniaya oleh ibu tiri. " jawab sang gadis misterius.
"Maaf saya membuat Anda sedih. " balas Clara menundukkan kepala.
"Tidak apa-apa nona. Ini sudah menjadi jalan hidupku. " jawab sang gadis misterius.
.................
Hari berlalu dengan cepat dan awal baru menjadi semangat. Hari ke empat sang gadis misterius membaik dan kini bisa memulihkan kondisi nya berkat ramuan diberikan Clara. Meski wajahnya masih memiliki luka yang membuatnya tidak terlihat wajah aslinya. Tapi melihat wajah Clara membuat sang gadis misterius terkejut meski dirinya masih menyembunyikan rasa penasaran sejak kemarin, Bagaimana dirinya melihat gadis yang sangat mirip dengannya. Rasa penasaran membuat nya bertekad untuk segera sembuh, tanpa sepengetahuan orang lain sang gadis misterius menggunakan kekuatan nya untuk mempercepat pemulihan luka dalamnya. Kini hanya luka fisiknya saja yang harus disembuhkan oleh ramuan, bukan karena sang gadis misterius tidak bisa menyembuhkan luka itu tapi kini kekuatan nya harus disimpan agar tidak tercium oleh orang-orang yang mencelakai nya. Terlebih lagi kemunculan seorang gadis yang mirip dengannya itu membuat sang gadis misterius harus lebih waspada. Ingatannya kini kembali ke waktu dirinya disaat peristiwa pembunuhnya terjadi, Rasa sesak di hati nya sungguh mencabik kepercayaan nya selama ini terhadap seseorang yang dianggap ibu olehnya.
𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠
Istana yang dikelilingi awan putih nan lembut mampu menyilaukan siapapun yang serakah akan kekuatan dan kekuasaan tak terkecuali seseorang yang berpengaruh di dalam kerajaan itu sendiri. Keinginan nya menjadi sang penguasa harus kandas karena tahta memiliki pewaris sah, meski Raja masih hidup tetap harus turun tahta karena kondisi yang tidak bisa pungkiri oleh siapapun. Raja kini sangatlah lemah dan sakit keras selama bertahun-tahun kondisi nya memburuk, semenjak kematian Sang Permaisuri dan hilangnya Ibunda nya membuat Hati sang Raja hancur dari dalam. Kini sang selir yang menjadi permaisuri nya hanya sebagai nama diatas kertas, Raja membutuhkan seorang ibu untuk putri nya yang lahir tanpa bisa merasakan kasih sayang seorang ibu. Demi putrinya lah sang Raja menjadikan selir nya itu sebagai permaisuri, meski begitu tak pernah sekalipun dirinya menjadikan selirnya itu seperti seorang istri. Bagi sang Raja hanya istri pertama nya lah yang memiliki hak atas dirinya meski sang Raja memiliki selir itu bukan karena keinginan nya. Pernikahan keduanya hanya karena sebuah permintaan dari sang Guru besar yang telah berjasa memberikan semua ilmu pengetahuan untuk dirinya. Dan kini sang Selir yang terbiasa dengan setiap hal diistana merasakan lelah dan muak karena tidak pernah mendapatkan keinginan nya, bahkan dirinya tidak bisa memiliki seorang anak karena memang tidak bisa mengandung. Meski begitu dirinya merawat dan membesarkan Putri sang Raja dengan baik dan penuh kasih sayang, tanpa disadari oleh siapapun sang Selir menyimpan dendam amat dalam pada Putri sang Raja.
Setelah Raja melepaskan tahtanya, Putri nya lah yang kini menjadi penerusnya. Putrinya Princess Alvira Starla Armadeo yang menjadi seorang Queen , Penobatan nya yang akan diadakan menjadi akhir dari hidupnya. King Lucas Octavian Armadeo sang Raja sebelum nya sekaligus ayah putri Starla tidak mengetahui bahwa sang permaisuri yang menjadi ibu tiri Putri Starla telah menyiapkan rencana pembunuh dihari penobatan Putrinya itu. Tidak seorang pun menyadari itu dan Sang ibu tiri Adrea Vicento dengan tenang menyiapkan segalanya, Putri Starla yang sangat mencintai ibunya bisa melakukan apapun untuk ibunya itu. Namun sungguh tidak disangka apa yang akan terjadi membukakan mata Putri Starla yang selama ini buta dengan sikap manis sang ibunda nya.
Di sebuah ruangan rahasia, Permaisuri Adreo Vicento tengah membahas rencana pembunuhan Putri Tirinya.
"Kami sudah siap dengan semuanya Ratu. " ucap seseorang didepan Permaisuri Adreo Vicento.
"Bagus.Pastikan bersih tanpa jejak. Dan kurung Peri itu di tempat yang sudah diputuskan. Jangan gegabah. " perintah Permaisuri.
semua yang ada diruangan itu bubar dan melakukan tugasnya sesuai dengan rencana. Permaisuri Adreo Vicento tersenyum dengan lebar mengetahui rencananya berjalan lancar, kini saatnya kembali berakting didepan Putri Starla.
Seorang gadis sedang melihat persiapan didalam kamarnya untuk hari penobatannya, rasanya hari ini sangat gelisah mungkin karena pertama kalinya dirinya akan menjadi pemimpin adalah hal yang tidak bisa dihindari nya sebagai penerus tahta kerajaan nya.
"Putri Starla sayang apa yang kamu khawatirkan nak? " ucapan lembut Sang permaisuri Adreo sesaat setelah memasuki kamar Putri Starla.
"Bunda, aku hanya merasa gugup dan khawatir. Apakah aku bisa menjadi Pemimpin yang baik seperti Ayahanda. " balas Putri Starla dengan senyuman memeluk sang ibu.
"Apa kamu mau dengarkan Bunda nak? " tanya sang permaisuri Adreo.
"Tentu Bunda. " jawab Putri Starla.
"Kamu tahu Istana Tengah yang memiliki Air terjun itu Putri Starla. Disana kamu bisa menenangkan diri sejenak sebelum waktu penobatan. " ucap sang permaisuri Adreo.
"Tapi Ayahanda sudah melarang ku untuk keluar istana Langit sampai penobatan selesai Bunda." jawab Putri Starla.
"Tenang Anakku. Pergilah bersama dengan Peri mu Gracia, dengan begitu kamu akan tenang dan soal Ayahanda biar Bunda yang membujuk nya. " ucap sang permaisuri Adreo.
"Terimakasih Bunda. " balas Putri Starla dengan senyuman termanis nya.
Permaisuri Adreo Vicento sangat senang dengan persetujuan Putri Starla, itulah yang diharapkan olehnya membuat Putri Starla keluar dari Istana Langit untuk melanjutkan rencana pembunuhan nya.
𝙄𝙨𝙩𝙖𝙣𝙖 𝙏𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝 𝙒𝙖𝙩𝙚𝙧𝙛𝙖𝙡𝙡
𝙋𝙪𝙩𝙧𝙞 𝘼𝙡𝙫𝙞𝙧𝙖 𝙎𝙩𝙖𝙧𝙡𝙖 𝘼𝙧𝙢𝙖𝙙𝙚𝙤
𝙋𝙚𝙧𝙞 𝙂𝙧𝙖𝙘𝙞𝙖 𝙈𝙞𝙡𝙞𝙠 𝙋𝙪𝙩𝙧𝙞 𝙎𝙩𝙖𝙧𝙡𝙖
𝙋𝙚𝙧𝙢𝙖𝙞𝙨𝙪𝙧𝙞 𝘼𝙙𝙧𝙚𝙤 𝙑𝙞𝙘𝙚𝙣𝙩𝙤
𝙋𝙚𝙧𝙞 𝙇𝙖𝙧𝙚𝙞𝙣 𝙈𝙞𝙡𝙞𝙠 𝙋𝙚𝙧𝙢𝙖𝙞𝙨𝙪𝙧𝙞 𝘼𝙙𝙧𝙚𝙤
𝙍𝙖𝙟𝙖 𝙇𝙪𝙘𝙖𝙨 𝙊𝙘𝙩𝙖𝙫𝙞𝙖𝙣 𝘼𝙧𝙢𝙖𝙙𝙚𝙤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!