NovelToon NovelToon

Lelaki Penuh Luka

Bab 1

 

Pagi ini di awali dengan matahari yang bersinar cerah, Alanna bersiap untuk pergi bekerja. Hari ini merupakan hari pertama Alanna bekerja di hotel di kota tempat tinggalnya di Surabaya, saat kuliah Alanna mengambil jurusan manajemen perhotelan tetapi saat dia melamar kerja lowongan yang ada hanya sebagai pelayan hotel. Alanna berpikir dari pada menganggur hanya di rumah tidak apalah dia mengambil pekerjaan ini setidaknya dia berkerja di tempat yang dia sukai walaupun hanya sebagai pelayan hotel.

 

"Ibu! Alanna berangkat kerja dulu." Sahut Alanna saat sudah berdiri di pintu depan rumah.

"Tidak sarapan dulu nak?" kata Ibu nya saat muncul dari arah dapur.

"Tidak usah bu, Alanna takut terlambat, ini hari pertama Alanna bekerja kalau datang terlambat nanti di bilang tidak disiplin berkerja baru hari pertama sudah terlambat."

"Ya udah hati- hati di jalan."

"Iya, Alanna pergi dulu,

assalamualaikum." Pamit Alanna sambil mencium tangan Ibu nya.

"Walaikumussalam." Balas Ibu nya sambil melihat Alanna berangkat kerja menggunakan sepeda motor metic nya.

Jarak hotel tempatnya bekerja dari rumahnya memakan waktu kurang lebih setengah jam jika tidak terhalang dengan kemacetan kendaraan beruntung pagi ini jalan tidak terlalu macet sehingga Alanna tidak terlambat tiba di tempat kerjanya.

Saat tiba di tempat parkiran kendaraan khusus pegawai untuk roda dua, Alanna melihat seorang laki-laki berjalan tertatih-tatih dengan menggunakan tongkat untuk mempermudah dia berjalan.

Lelaki itu berjalan kearah bagian belakang hotel, melewati taman kecil yang berada di samping hotel tidak jauh dari tempat parkiran kendaraan untuk roda dua yang berada tepat di samping hotel.

"Apa dia salah satu tamu di hotel ini?" gumam Alanna penasaran.

"Mungkin saja sih, setahuku ke arah sana bagian paviliun untuk tamu hotel yang ingin sedikit punya privasi tapi sewanya mahal permalam." Sambung Alanna. "Sudahlah bukan urusan ku juga."

Alanna kemudian masuk ke kantor room division manager untuk melapor dan bertemu dengan lelaki berparas lembut dengan senyum yang ramah.

"Perkenalkan saya manager nya Fadli Kusuma." Sahut Fadli menjulurkan tangannya untuk perkenalan diri.

"Saya Alanna pak Fadli." Balas Alanna balas tersenyum sambil menjabat tangan pak Fadli.

"Iya saya tahu, saya sudah lihat berkas lamaran kerja mu. Tidak merasa rugi lulusan manajemen perhotelan tapi kerja di sini cuman jadi pelayan?"

"Tidak apa-apa pak Fadli dari pada cuman di rumah juga setidaknya bisa menghasilkan uang jadi tidak terlalu membebani orang tua." Jelas Alanna.

"Bagus sekali pemikiran mu,tidak seperti anak muda yang lain malu untuk bekerja sebagai pelayan di hotel."

Setelah di jelaskan apa semua pekerjaan yang harus di kerjakan pak Fadli memanggil seorang perempuan bernama Sania yang merupakan kepala bagian room section.

"Sania perkenalkan ini pegawai baru kita nama nya Alanna,tolong kau tempat dia di bagian paviliun hotel kita." Jelas pak Fadli pada Sania.

"Baik pak Fadli, ayo Alanna saya antar ke tempat kerja mu dan akan saya jelas kan cara kerja di bagian paviliun." Ajak Sania.

Alanna dan Sania kemudian berjalan menuju bagian paviliun hotel, sambil menjelaskan apa semua pekerjaan yang harus di lakukan Alanna di bagian paviliun hotel.

"Tamu bagian paviliun ini semua nya orang-orang yang berduit atau pejabat yang ingin memiliki privasi jadi kita harus betul-betul bekerja dan tidak boleh melakukan kesalahan dalam bekerja kalau tidak mereka akan komplen langsung ke bagian manager." Jelas Sania panjang lebar.

Alanna mendengar dengan seksama dan mengangguk mengerti saat Sania menjelaskan pekerja nya.

"insya Allah saya bisa bekerja dengan baik." Sahut Alanna sambil tersenyum.

Sania terkejut dengan perkataan Alanna. "Alanna ternyata muslim ya... soalnya wajahnya oriental gitu jadi saya kira non muslim."

"Banyak yang bilang begitu mba Sania bukan cuman mba yang bilang begitu saat pertama bertemu saya." Jelas Alanna.

"O...begitu, baiklah silahkan bekerja ya, loker kamu ada di bagian ruang staf dan baju seragam hotel juga sudah ada di dalam."

"Ya mba, saya pamit ke ruangan staf dulu mau bersiap ganti baju dan mulai kerja." Pamit Alanna dan di balas anggukan olen Sania kemudian masuk ke ruang staf hotel untuk berganti pakaian seragam hotel.

Sesampainya di ruang ganti baju staf Alanna bertemu beberapa staf wanita yang sedang berganti pakaian.

"Hallo selamat pagi saya pegawai baru di sini, perkenalkan nama saya Alanna." Sahut Alanna memperkenalkan diri nya.

"O...pegawai baru ya?" balas salah satu wanita yang ada di ruangan itu, berjalan mendekat. "Perkenalkan saya Gita, dan dia Ayu. " Seraya menunjuk wanita yang sedang berdiri di depan loker nya yang tersenyum ke arah nya.

"Hallo." Balas Alanna terseyum.

"Masih banyak staf yang lain, mereka sudah selesai berganti pakaian dan staf yang lain di sif sore." Jelas Gita dan di jawab anggukan olen Alanna.

"Lebih baik kau secepatnya berganti pakaian juga, karena kita harus secepatnya membersihkan setiap kamar di bagian paviliun ini,mba Sania sudah jelaskan apa semua yang harus kita kerjakan?" tanya Ayu.

"Iya tadi mba Sania sudah jelas kan semua nya,kata nya saya harus merapikan kamar nomor dua." Kata Alanna sambil berjalan menuju loker miliknya.

"Bagus lah kalau kau sudah tahu,tapi sekedar informasi untuk Alanna yang baru masuk kerja hari ini,tamu di kamar nomor dua itu orang nya tidak begitu ramah dan pendiam jadi kau sebisa mungkin jangan sampai membuat kesalahan yang membuat nya marah." Jelas Gita.

" Iya mba Gita terima kasih info nya." Balas Alanna tersenyum.

"Kalau begitu kami duluan ya, kalau ada yang mau kau tanyakan atau masalah kau bisa tanya pada kami,saya di kamar nomor empat dan Gita di kamar nomor tujuh." Jelas Ayu.

" Iya makasih mba."

Bab 2

" Selamat pagi,layanan kamar." Sahut Alanna di depan pintu sambil mengetuk pintu seraya merapikan kembali baju seragam dan rambut hitam panjang nya yang tersanggul.

Lama Alanna berdiri tapi tidak ada suara apa pun dari dalam kamar.

" Selamat pagi. "Kembali Alanna mengetuk pintu.

Tidak lama kemudian daun pintu bergerak dan muncul dari dalam seorang pria berumuran sekitar tiga puluhan dengan sebuah tongkat di sebelah kanannya untuk menyeimbangkan dirinya yang sedang berdiri, walaupun wajahnya menunjukkan raut wajah tidak senang tidak di pungkiri kalau laki laki yang berdiri di hadapan Alanna ini memiliki wajah yang tampan,dengan alis hitam yang tebal di tambah dengan hidung yang mancung dan bibir yang agak tebal serta di lengkapi dengan rahang yang tegas tidak lupa dengan bagian dagu dan kumis yang agak menghitam menandakan bahwa laki-laki di depan alanna ini belum bercukur atau memang sengaja di biarkan.

" Kenapa menatap ku seperti itu? belum pernah lihat orang yang memakai tongkat? " kata laki-laki di depan Alanna ini dengan ketus.

Setelah laki-laki itu bersuara barulah alanna sadar dari lamunannya menatap laki-laki itu. " Maaf kan saya bukan maksudku seperti itu, saya pelayan baru di sini." Jelas Alanna sambil menunduk tidak tahu harus berkata apa.

" Saya tidak tanya." Kata laki-laki itu masih ketus lalu berbalik masuk ke dalam kamarnya tidak menyuruh Alanna masuk atau mengusir nya. "Kenapa tidak masuk? bukankah kau ingin bekerja? " sambung laki-laki itu menoleh sedikit ke arah Alanna.

"Ah! iya. " Alanna segera masuk ke dalam.

Saat masuk kamar kita akan menemukan tempan tidur dengan ukuran king size di tutupi bed cover berwarna putih yang mendominasi ruang itu, tempat tidur nya menghadap langsung ke jendela kaca transparan yang mendominasi dinding, di sebelah kanan tempat tidur terdapat sofa empuk yang nyaman menghadap ke arah televisi yang menempel di dinding kamar,di kamar ini juga di lengkapi dengan kulkas satu pintu, meja makan kecil khusus dua orang, lemari pakaian dan kamar mandi.

" Maaf,anda jangan tersinggung saya baru dengan kerjaan ini jadi mungkin agak canggung. Saya akan mulai bekerja maaf atas tidak ke nyamanan anda." Jelas Alanna walaupun yakin laki laki itu tidak butuh penjelasan nya di lihat dari tingkah cuek nya berjalan tertatih-tatih ke arah sofa dan duduk di sana sambil membuka buka tumpukan kertas di atas mejanya.

Karena tidak ada tanggapan, Alanna pun langsung mulai bekerja mulai dari membersihkan kamar mandi,merapikan meja wastafel, botol botol yang kembali di susun rapi, mengganti handuk dan jubah mandi dengan yang baru. Setelah selesai dengan kamar mandi alanna beralih ke tempa tidur, merapikan bantal dan bed cover. Tiba saat membersihkan meja yang berada di depan televisi,dengan ragu Alanna maju.

" Tidak usah bersih kan meja ini, biarkan saja seperti ini,saya tidak mau nanti ada kertas penting yang hilang atau tercecer. " Kata laki-laki itu sebelum Alanna bersuara ingin membersihkan meja.

" Baiklah pak, kalau begitu saya langsung membersihkan lantai saja, kalau anda tidak nyaman dengan saya yang sedang membersihkan anda bisa keluar sebentar,maaf bukan maksudku mengusir anda." Jelas Alanna tapi di acuhkan oleh laki-laki itu yang masih serius membaca kertas yang di pegang tanpa menghiraukan Alanna maka mulailah dirinya bekerja membersihkan lantai menggunakan facum cleaner walaupun tidak terlalu berisik tapi dengan adanya laki-laki itu dalam ruangan membuat Alanna tidak leluasa membersihkan kamar itu.

Setelah selesai dengan tugas nya, Alanna bergegas keluar tapi terhenti di depan pintu saat laki-laki itu memanggil nya.

" Tunggu, siapa nama mu? " tanya laki-laki itu tanpa mengangkat wajah nya dari tumpukan kertas yang di pegang.

" Alanna, pak ." Jawab Alanna takut-takut.

" Apa dia mau mengadukan ku ke pak manager, manalagi ini hari pertama ku bekerja ? " gumam alanna gelisah. "Kenapa pak ? ada yang bisa saya bantu? " sambung Alanna lagi saat laki-laki tidak kunjung bersuara.

" Tidak, kau boleh keluar ."

" Baiklah, kalau begitu saya permisi pak. " Jawab Alanna heran bercampur lega saat berbalik keluar dari kamar itu.

Begitu lah hari pertama Alanna memulai pekerjaan barunya, saat jam istirahat tiba dia di temani oleh teman kerja baru nya Gita dan Ayu yang ternyata tidak beda jauh umur dengannya saat istirahat makan siang di kantin khusus staf hotel.

Saat selesai jam kerja nya Alanna pun memutuskan untuk langsung pulang walaupun Ayu dan Gita mengajak nya untuk berjalan jalan sore itu.

" Assalamualaikum,mama ! Alanna pulang !. " Sahut Alanna saat memasuki rumah sederhana milik keluarga nya walaupun tidak mewah dan hanya memiliki 2 kamar, Alanna tetap bersyukur,Alanna hanya tinggal berdua dengan ibunya,dia merupakan anak semata wayang dan ayahnya telah lama meninggal saat dia masih bersekolah SMA di karenakan kecelakaan saat bekerja dari perusahaan tempat ayah nya bekerja memberikan sejumlah dana kompensasi pekerjaan yang di gunakan Alanna untuk biaya sekolah dan kuliah.

Sejak ayahnya meninggal ibu Alanna yang hanya merupakan ibu rumah tangga memutuskan untuk membuka usaha catering untuk meneruskan hidup, walaupun hidup mereka sederhana Alanna tetap bersyukur.

" Walaikumussalam, sudah pulang nak ? " jawab ibu nya yang muncul dari dalam kamar.

" Sudah ma."

" Bagaimana pekerjaan mu di hari pertama bekerja, lancar ? " tanya ibu nya.

" Alhamdulillah lancar ma, Alanna masuk kamar dulu ya mau istirahat, capek soalnya. " Jawab Alanna seraya berjalan menuju kamar nya.

"Iya istirahat lah."

Bab 3

Berbaring di kamar nya Alanna tidak bisa memejamkan mata,dia teringat pria yang berada di kamar nomor dua di paviliun hotel tadi pagi.

" Bukan kah dia pria yang kulihat pagi tadi saat di tempat parkiran motor ? dia sakit tapi kenapa berada di hotel bukan di rumah nya dan di rawat oleh keluarganya ? " gumam alanna heran. " Dia tidak memiliki saudara ? " sambung Alanna.

" Ahk ...! sudahlah tidak usah di pikirkan toh dia bukan siapa-siapa ku manalagi sifat nya tidak bersahabat." Ujar Alanna seraya memperbaiki posisi nya untuk tidur.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Minggu pertama Alanna bekerja di hotel tidak terasa, rutinitas keseharian nya terbilang biasa saja terkadang saat pulang kerja dia pergi bersama Ayu dan Gita untuk pergi nonton film atau sekedar duduk di kafe sambil bercerita tentang tamu hotel yang mereka layani seperti sekarang ini.

" Alanna bagaimana dengan tamu di kamar nomor dua ? " tanya Ayu penasaran saat mereka sedang menikmati minuman yang mereka pesan.

" Iya saya juga penasaran, selama seminggu ini kau bekerja di kamar nya." Tambah Gita.

" Apa maksud kalian bagaimana ? apakah dia masih judes dan tidak bersahabat ? " tanya Alanna balik yang di jawab anggukan oleh Ayu dan Gita.

" Masih seperti yang kalian tahu biasa saja tidak ada yang istimewa, seperti hari pertama saya bekerja,terkadang saat saya bekerja dia keluar ruangan terkadang juga saat saya bekerja dia tetap di dalam kamar nya membaca tumpukan kertas yang dia larang untuk disentuh. " Jelas alanna. "Saya hanya heran di saat para tamu silih berganti masuk di bagian paviliun tapi dia tetap di sana, dia tidak punya rumah atau keluarga yang bisa di tuju ? "

" Kalau rumah tidak mungkin dia tidak punya,kalian kan tahu kalau tamu hotel yang menginap di paviliun pasti orang berada semua baik itu pejabat atau pengusaha tapi kalau mengenai keluarga mana kita tahu." Kata Ayu.

" Bahkan sebelum kau masuk kerja dia sudah cek in di hotel sudah seminggu yang lalu, dari teman-teman yang lain saya pernah dengar kalau dokter rutin datang ke kamar untuk kontrol kesehatan nya. " Tambah Gita.

" Emang nya dia luka karena apa ? " tanya Alanna penasaran.

" Dari yang saya dengar sih kecelakaan mobil." Jawab Gita.

" Kalian tahu siapa nama tamu kamar nomor dua itu ? " tanya Alanna penasaran.

" Astaga ! jadi selama seminggu ini kau belum tahu namanya ? " seru Gita kaget.

" Iya. " Jawan Alanna singkat.

" Zack Ibrahim. " Kata Ayu.

" O... Zack Ibrahim ya. " Gumam Alanna melamun sambil mengaduk minuman di depannya.

" Saya besok jadwal sif siang kalau kalian sif apa ? " sambung Alanna tersadar dari lamunan.

" Sama Na', saya sama Gita sif siang juga." Jawab Ayu antusias.

" Bagus lah setidaknya nggak bosan karena kalian ada." Senyum Alanna mengembang.

" Kalian dapat tugas di kamar mana ? " tanya Gita.

" Saya masih di kamar yang sama kalau kalian gimana ? " tanya Alanna balik.

" Saya dan Gita ganti kamar Na' kok kau nggak ganti kamar ya ? " tanya Gita heran.

" Iya ya kok bisa ? " Ayu ikut menyahut heran.

" Emang nya kalau ganti sif biasanya ganti kamar juga ya ? "

" Iya." Jawab Ayu dan Gita serentak.

" hmmm..... gitu ya ? " gumam Alanna setengah melamun.

" Kalian udah selesai ? atau masih mau habisin minuman kalian ? " tanya Gita yang melihat minuma Alanna dan Ayu yang masih terisi setengah.

" Nggak sudah kenyang. " jawab Ayu.

" Saya juga sudah." Kata Alanna beranjak berdiri. "Kalau begitu yuk balik. "Mereka pun keluar dari kafe dan berpisah di pintu depan karena Alanna pulang menggunakan motor matic nya sedangkan Ayu dan Gita pulang menggunakan ojek online.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Rutinitas hari pertama sif siang tidak begitu berbeda jauh dengan rutinitas pada sif pagi.

Sore itu saat alanna hendak menuju ruang staf dia melewati taman kecil yang berada di kompleks paviliun, dia menangkap sosok pria yang sedang duduk membelakangi cahaya matahari dengan laptop di pangkuannya dan di samping kursinya terdapat tongkat. Dialah yang bernama Zack Ibrahim, ya setelah seminggu bekerja Alanna akhirnya mengetahui nama pria itu. Dengan pelan dan ragu ragu Alanna mendekat

" Permisi pak Zack Ibrahim ada yang bisa saya bantu?" tanya Alanna sopan menyebut nama lengkap pria itu.

" Kenapa kau ada di sini ? " tanya Zack heran tanpa melihat siapa lawan bicara nya, pandangan nya masih serius menatap layar laptopnya.

" Anda tahu saya ? " tanya Alanna bingung karena Zack bertanya tanpa melihat lawan bicaranya seakan mengenal suara lawan bicara.

" Alanna pelayan kamar hotel tempat ku menginap." Jelas Zack belum merubah arah pandangan nya.

" O..... ." Gumam Alanna dengan mulut membulat sambil termangguk tanpa sadar.

" Tahu dari mana nama ku ? " tanya Zack mengangkat pandangan nya dari laptop kemudian menatap Alanna.

Zack menatap Alanna dengan seksama seperti biasa dia memakai baju seragam hotel dengan rambut panjang hitam yang tersanggul rapi di kepalanya dan tak lupa senyum ramah yang selalu menghiasi wajah cantik nya menurut pandangan Zack dan dia tidak suka itu.

" Semua staf paviliun mengetahui nama anda pak, saya tahu nama anda baru kemarin jadi saya memberanikan diri,apa anda tidak suka saya memanggil nama anda klu anda tidak suka.... "

" Tidak apa-apa. " Potong Zack tiba-tiba. "Kau boleh memanggil ku zack saja." Tambah nya.

" Baiklah. " Ujar Alanna tersenyum senang. Selama seminggu ini, inilah pembicaraan terpanjang yang mereka lakukan. "Mungkin ada yang anda perlukan pak Zack ? " tawar Alanna kembali.

" Kau belum menjawab pertanyaan ku tadi. " Ujar Zack seraya kembali mengalihkan pandangannya ke leptop.

" Pertanyaan yang mana pak ? "

" Kenapa kau masih di hotel. " Zack mengulangi pertanyaannya.

" Saya sif siang mulai minggu ini pak. " jelas alanna. "Ada yang anda butuhkan ? kalau tidak ada saya akan pamit ke ruang staf."

" Tidak ada, kau boleh pergi." Jawab zack singkat.

" Baiklah saya tidak akan menganggu anda lagi,kalau begitu saya permisi." Kata Alanna seraya berbalik pergi menuju ruang staf tanpa menyadari pandangan mata Zack yang mengikuti langkah nya yang menjauh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!