Author's pov
Dipagi yang cerah, ada seorang remaja yang sedang terbang dilangit menggunakan sayapnya. Dia adalah Arthur Xavier, seorang light fae. Dia sedang menikmati angin sejuk pagi hari. Diapun mendarat di atas bukit sambil melihat matahari terbit. Hingga akhirnya ada yang menghampirinya dengan tergesa-gesa.
Arthur's pov
"Arthur, gawat....." ucap seorang dark fae.
"Ada apa sierra ? Kenapa kamu terlihat panik ?"
"Ada bangsa werewolf yang menyusup kehutan kita !"
"Werewolf ? Bagaimana bisa ada werewolf disini ?"
Aku kaget saat mendengar ada werewolf dihutan ini. Seharusnya tidak ada jalan masuk ke hutan ini karena di kelilingi oleh sungai yang sangat lebar dan airnya pun deras. Setahuku disini tidak ada ras werewolf. Ras mereka seharusnya berada di benua verius.
"Aku tidak tahu, tapi sepertinya dia sedang terluka." ucapnya.
"Kalau begitu kita harus menolong dia."ucapku
"Aku akan menunjukkan jalannya."ucapnya.
*whusss* *whusss*(bunyi kepakan sayap)
Kami pun terbang menuju arah utara menghampiri werewolf yang sedang terluka. Aku tadi sedang berada dibukit yang berada ditengah hutan. Sedangkan werewolf tersebut berada di pinggir hutan sebelah utara.
Saat aku dan Sierra sampai ditempat. Aku melihat seorang gadis cantik yang terluka di kaki dan tangannya sedang beristirahat dibawah pohon. Saat aku mendarat beberapa meter didepannya. Dia langsung terlihat waspada terhadap kedatangan kami.
Author's pov
"Siapa kalian ?" ucap gadis tersebut dengan sikap waspada.
"Tenanglah, tidak usah takut. Kami adalah penghuni hutan ini." ucap Arthur.
"Kalian tidak akan menyakitiku kan ?"
"Tidak, perkenalkan aku adalah Arthur Xavier, penghuni dari hutan lightforest. Dan yang ada disampingku ini adalah sierra." ucap Arthur.
"Aku akan menyembuhkan lukamu terlebih dahulu"terusnya.
Lalu Arthur menyentuh luka dikaki gadis tersebut dan muncul cahaya berwarna merah. Setelah cahayanya redup terlihat lukanya sembuh seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian hal yang sama terjadi ditangan gadis tersebut.
"Sudah." ucap Arthur sambil tersenyum.
"Terimakasih."
"Siapa namamu ?" tanya Sierra.
"Perkenalkan, aku adalah Alice Eliza. Aku adalah ras werewolf yang tinggal di benua verius"ucap Alice.
"Jadi, alice kenapa kau bisa terluka ?" tanya Sierra.
"Aku kabur dari ras minotaur yang membawaku dan pada saat aku berada di hutan yang ada di seberang sungai itu aku diserang oleh para manusia yang ingin membunuhku. Jadi karena aku tau aku akan kalah, aku akhirnya melompat ke sini untuk kabur dari para manusia tersebut."ucap Alice menunjuk ke arah hutan diseberang sungai.
"Lalu, kenapa kau kabur dari ras minotaur yang membawamu? Lalu, kenapa kau dibawa minotaur ?"
Alice's pov
"Lalu, kenapa kau kabur dari ras minotaur yang membawamu ? Lalu, kenapa kau dibawa minotaur ?" tanya fae yang bernama Sierra itu.
'Apa aku harus jujur kepada mereka ?' ucapku dalam hati.
'Aku akan jujur saja, karena mereka sudah menolongku. Aku pikir mereka adalah orang baik.' lanjutku dalam hati.
"Ras minotaur itu adalah ras pelindung bagi ras kami. Tetapi mereka akan tetap melindungi ras kami jika kami memberikan seorang gadis werewolf setiap bulan untuk dijadikan budak. Lalu, aku kabur karena aku dipaksa untuk melayani ras minotaur."
"Aku kabur saat para minotaur sedang istirahat."
"Kalau begitu, Sierra ayo kita kembali saja ke desa."ucap lelaki itu.
"Baiklah, kau juga boleh ikut ke desa kami kalau kau mau" Sierra mengajakku untuk ke desa mereka.
"Sungguh ?"
Mereka hanya membalas dengan menganggukkan kepala. Tapi, apa mereka tidak curiga denganku yang baru saja kenal denganku ?. Dan juga, aku takut saat di desa mereka aku ditakuti oleh seluruh penduduk di sana.
"Apa mereka nanti tidak takut denganku ? Secara kan aku itu ras werewolf"
"Mereka pasti akan menyukaimu" Sierra menenangkanku.
"Tapi...."
"Percayalah, mereka akan menyukaimu"
*****
Author's pov
"Selamat datang di desa lightforest." ucap Arthur.
"Ayo kita ke balai desa dulu untuk memperkenalkan dirimu kepada seluruh penghuni yang ada di sini."
Saat dibalai desa, mereka sudah melihat seluruh penghuni desa lightforest ada di sana dan sedang asik mengobrol tentang penyusup yang datang ke benua mereka. Arthur pun maju kehadapan semuanya.
"Perhatian semuanya" hening sesaat setelah Arthur berbicara.
"disini kita akan mendapat teman baru dan dia akan tinggal di desa ini. Dia berasal dari ras werewolf yang menyusup kesini."
Keributan pun tercipta saat tau kalau penyusup itu akan tinggal di desa mereka. Lalu, dengan gugup Alice pun menuju ke samping Arthur.
"P-perkenalkan, s-saya Alice Eliza. Ras werewolf. S-saya akan tinggal di sini untuk sementara waktu. J-jadi, mohon bantuannya" ucap Alice dengan gugup dan kepala ditundukan.
"Kak, apa kakak benar-benar dari ras werewolf ?"ucap seorang anak lelaki.
"I-iya"
"Bisakah kakak berubah ke wujud serigala ? Kami mohon. Kami ingin melihat wujud dari ras lain selain ras peri." ucap anak yang lain.
"Iya benar, kami selama ini hanya berada di benua ini, jadi kami hanya melihat ras kami sendiri."ucap anak lelaki itu.
"B-baiklah"ucap Alice.
Kemudian Alice mulai merubah wujudnya menjadi serigala besar yang tingginya lebih dari 2 meter dengan bulu yang lembut berwarna perak.
Alice's pov
"Keren !!!. Jadi ini yang namanya serigala ? Apa aku boleh menyentuh kakak ?"ucap seorang anak kecil.
Aku hanya menjawab dengan menganggukan kepala. Tak lama, anak itu pun mulai menyentuh bulu - bulu ku. Anak - anak yang lain mulai mengikuti menyentuh buluku.
"Lembut sekali" ucap salah satu anak.
"Iya, aku sangat menyukainya"
Mereka....menyukaiku ?. Syukurlah, aku kira mereka akan membenciku karena aku adalah seorang werewolf.
Setelah anak - anak pergi, akupun berubah lagi menjadi manusia dan menghampiri Arthur yang entah sejak kapan sudah berada jauh dari tempatku.
"Kau benar, mereka menyukaiku"
"Ya, kau nya saja yang tidak percaya"
"Aku tidak menyangka mereka menyukaiku. Ku kira mereka akan membenciku karena aku berasal dari luar."
"Kami tidak akan membenci seseorang tanpa sebab"
"Kecuali kalau seseorang itu adalah orang jahat atau dari bangsa kegelapan."
Kami saat ini sedang menuju ke tempat yang aku akan tinggali untuk sementara. Tetapi, aku tidak tahu dimana tempat itu. Arthur pun tidak memberitahuku tentang tempat yang akan kita tuju.
"Sierra kemana ? Kenapa aku tidak melihatnya ?" tanya ku.
"Dia sedang mengambil tanaman obat bersama beberapa dark fae untuk persedian kami. Dia akan pergi ke hutan yang ada di sebelah utara"
"Bukankah itu tempat aku ditemukan oleh kalian ?"
"Iya, tadinya Sierra sedang mencari tanaman obat, tetapi dia melihat kau sedang duduk dibawah pohon"
"Kapan dia akan kembali ?" tanyaku lagi.
"Mungkin nanti sore" jawabnya.
"Oh"
"Sudah sampai. Ini adalah rumah yang akan kau tinggali sementara"
Akhirnya kami tiba di sebuah rumah pohon yang terlihat sangat indah dan terawat.
"Ini, rumah milik siapa ? " tanyaku
"Rumah milik Sierra. Kau akan tinggal bersama dengan Sierra. Dia tinggal sendiri jadi masih ada ruang untukmu tinggal"
Oh, syukurlah aku akan tinggal dengan Sierra. Kukira aku akan tinggal dengan keluarga yang aku tidak kenal atau aku akan tinggal sendiri.
"Aku akan pergi ke hutan untuk mencari buah bersama peri hutan yang lain. Jadi, kau langsung istirahat saja disini. Kau pasti lelah setelah kabur dari mereka kan ?"
"Ya, baiklah"
"Aku pergi"
"Yaa"
Setelah Arthur pergi. Aku masuk kedalam rumah dan pergi ke kamar.
Haah, lebih baik aku tidur dulu. Aku sangat lelah dengan semua kejadian yang menimpaku hari ini.
Lalu akupun tertidur.
*****
Sierra's pov
Aku baru pulang dari utara untuk mengumpulkan tanaman obat. Saat aku sudah sampai di rumah aku melihat Alice sedang tidur di salah satu kamar yang ada di rumah ku. Karena aku tidak ingin mengganggu, jadi aku langsung pergi ke dapur untuk memasak untuk makan malam nanti.
Aku berencana memasak sup sayur. Saat aku menunggu supnya matang aku tadinya mau membangunkan Alice tetapi saat aku berbalik ternyata Alice sudah bangun dan ada di dapur.
"Oh, kau sudah bangun. Tadinya aku akan membangunkanmu untuk makan malam."
"Aku bangun karena harum masakan yang berasal dari dapur"
"Karena kau sudah bangun, lebih baik kita makan malam dulu" ucapku
"Baik, aku juga sudah lapar"ucapnya sambil mengusap perutnya.
Kami pun mulai makan dup yang aku buat. Sambil makan, kami sesekali berbincang ringan.
"Masakanmu enak sekali"pujinya.
"Terima kasih"
"Kau belum tau wilayah - wilayah sini kan ?"
"Yaa, begitulah"
"Besok aku akan menunjukkan seluruh desa kepadamu besok"
"Ok"
Author's pov
Akhirnya mereka sudah selesai makan. Sierra membereskan peralatan makan yang tadi dipakai dengan dibantu oleh Alice. Setelah selesai mereka pun langsung ke kamar masing-masing.
Author's pov
Matahari muncul, memberi tahu penghuni Starus untuk memulai aktivitasnya. Begitu pula penghuni di desa Lightforest yang memulai aktivitas mereka masing - masing yang rutin dilakukan.
Di sebuah rumah pohon. Terlihat ada seorang dark fae yang sedang menyiapkan sarapan dibantu oleh seorang werewolf.
"Sierra, kapan kita akan mengelilingi desa ?" tanya seorang werewolf yang ternyata adalah Alice kepada Sierra.
"Kita berangkat sehabis sarapan" jawab Sierra.
"Sekarang kau bantu dulu aku membuat sup untuk sarapan kita."
"Baiklah"
Sierra sedang merebus air dan mesasukkan bumbu kedalam air rebusan tersebut. Sedangkan, Alice sedang memotong-motong sayur yang akan dijadikan sup. Sehabis memotong sayur, Alice memasukkannya ke dalam air yang sudang mendidih. Setelah matang, mereka duduk di meja makan dan mulai memakan sup yang sudah dibuat.
Tidak ada percakapan yang terjadi kali ini, mereka sibuk menghabiskan makanan mereka masing - masing. Setelah selesai makan, mereka membereskan peralatan makannya dan bersiap-siap untuk pergi berkeliling desa.
"Jadi, kau akan membawaku kemana saja ?" tanya Alice
"Kita akan berkeliling desa memperkenalkan dirimu kepada tempat-tempat yang ada di desa ini. Lalu, kita akan ke hutan untuk mengajak kau ke air terjun."
"Apa kita kesana hanya berdua ?"
"Tidak, Arthur akan ikut untuk menjaga kita"
"Lalu, Arthur mana ?"
"Dia akan menyusul nanti"
Setelah itu, Sierra menunjukkan apa saja yang ada di desa Lightforest. Mulai dari rumah pohon penduduk sampai perkebunan yang ada di sana.
"Kau lihat bukit yang disana ?"
Sierra menunjukkan ke arah bukit yang banyak ditumbuhi bunga tulip berwarna emas. Bunga - bunga itu terlihat memancarkan cahaya dibawah sinar matahari pagi.
"Ya aku lihat, memang ada apa disana ? "
"Disana adalah tempat peristirahatan terakhir bangsa kami yang telah meninggal. Kau lihat bunga yang tumbuh disana ? Itu adalah bunga yang tumbuh dari peri - peri yang dikubur di sana."
"Oh"
Mereka pergi ke sebuah bukit yang berada tidak jauh dari desa lightforest. Saat ada di puncak bukit. Mereka bisa melihat seluruh tempat yang ada di desa dan terlihat dari jauh pohon yang sangat besar yang memancarkan mana alam yang sangat banyak. Mana tersebut menyebar ke segala arah.
"Dan kau akan bisa melihat pohon yggdrassil atau pohon dunia dari sini. Kau lihat kan ? Pohon itulah yang menjadi penopang hidup kami semua. Pohon itu adalah tempat dimana kami mendapatkan mana alam yang biasa kami gunakan."
Alice sangat terpukau dengan pemandangan yang terlihat di atas sini.
"Ayo kita turun, saatnya kita pergi ke air terjun." ucap Sierra.
"Baik" ucap Alice.
Mereka turun dari atas bukit itu dan pergi menuju ke arah pintu masuk desa Lightforest. Saat sudah dekat mereka melihat Arthur yang sedang menunggu mereka. Dia terlihat seperti orang yang sedang kesal.
"Kalian lama sekali. Aku menunggu kalian dari satu jam yang lalu" kesal Arthur.
"Yaa maaf, kami tadi habis dari bukit itu untuk melihat pemandangan pohon yggdrassil." ucap Sierra yang tidak terlihat menyesal sudah membuat Arthur kesal.
"Yasudah, kita langsung berangkat saja ke air terjun"ucap Arthur.
""Ayo!""ucap Sierra dan Alice semangat
Saat mereka ada dijalan menuju air terjun. Arthur memetik buah-buahan yang ada di sepanjang jalan itu.
"Lihat, bukankah itu adalah pegasus ? Waaah, aku beruntung sekali bisa melihat pegasus. Kukira mereka hanya mitos. Karena tidak ada yang pernah melihat mereka" ucap Alice dengan bahagia.
"Hmm ? Kami disini setiap hari melihat pegasus. Disini banyak sekali terdapat pegasus. Lagipula pegasus itu kan penjaga hutan di benua ini."ucap Arthur dengan biasa saja.
"A-apa !!! Ada banyak ? Bisakah kita melihat-lihat mereka sebelun pergi ke air terjun ? Aku mohon"ucap Alice dengan memelas.
"Baiklah, tidak ada salahnya kita melihat - melihat mereka dulu"kata Sierra menyetujui.
"Hore" bahagia Alice.
Saat ini mereka mengubah jalan mereka menuju ke arah yang berlawanan dari air terjun. Mereka terus berjalan selama beberapa saat hingga akhirnya mereka telah sampai di sebuah padang rumput yang dipenuhi oleh bunga - bunga yang berwarna - warni. Dan juga di sana terdapat sekumpulan pegasus yang sedang makan dipadang itu.
Alice pun berlari - lari di padang itu dengan perasaan gembira. Lalu, dia menghampiri sekumpulan pegasus itu. Pegasus - pegasus itu terlihat sangat tenang dan tidak terlihat ketakutan saat Alice menghampiri mereka.
"Waah, mereka sungguh menakjubkan. Dan juga mereka terlihat jinak."ucap Alice.
"Mereka memang jinak dan menakjubkan"ucap Arthur.
Saat sudah dekat dengan salah satu pegasus. Alice pun mengelus pegasus itu. Pegasus itu terlihat nyaman saat Alice mengelus-ngelus dirinya. Setelah itu, mereka mulai bermain-main dengan para pegasus dipadang rumput yang sangat luas itu. Mereka terlihat sangat bahagia saat ini.
Merekapun istirahat sejenak di bawah pohon yang ada di dekat padang rumput dan mulai memakan buah-buahan yang sudah dipetik oleh Arthur saat dijalan tadi. Lalu mereka lanjut bermain - main.
Setelah mereka puas bermain-main dipadang rumput tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju air terjun.
Mereka terus berjalan. Mereka mendengar suara air yang jatuh tebawah dari jauh pertanda bahwa air terjun yang mereka tuju hampir sampai.
"Sebentar lagi kita akan sampai" ucap Arthur.
Akhirnya, mereka sudah sampai di air terjun.
Air terjun itu sangat indah. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Pemandangannya pun masih terlihat asri. Di bawah air terjun itu ada air yang membentuk kolam dan dari kolam tersebut mengalir air yang kemudian menjadi sungai yang mengalir ke seluruh wilayah di benua lightnus ini.
Air yang terdapat sini sangat jernih dan bening sehingga kita bisa melihat dasarnya yang tidak terlalu dalam. Terlihat ikan yang sedang berenang -renang di kolam air terjun itu. Ikan - ikan itu didominasi oleh ikan sungai biasa tetapi sangat banyak sehingga seperti kolam ikan yang terawat dengan baik.
Alice dan Sierra langsung bermain air di kolam. Sedangkan Arthur duduk di atas pohon sambil memperhatikan keadaan sekitar supaya tidak terjadi hal -hal yang tidak diinginkan. Seperti penyerangan monster bersayap seperti wyvern. walaupun di benua lightnus ini karena ada sungai yang menghalangi. Tetapi wyvern masih bisa masuk karena mereka punya sayap.
"Arthur, ayo turun dan ikut bermain. Ini sangat menyenangkan."ajak Alice kepada Arthur yang sedang berada di atas pohon.
"Iya benar ini sangat menyenangkan"ucap Sierra membenarkan.
"Tidak usah, aku disini saja mengawasi keadaan sekitar. Kalau - kalau ada serangan monster"tolak Arthur.
"Oh ayolah, kau kan tahu, dibenua kita itu tidak ada monster."ucap Sierra dengan memutar kedua bola matanya.
"Lagian, ditempat seindah ini ada monster ?"tanya Alice.
"Ya, berjaga - jaga saja. Walaupun disini tidak ada monster darat. Bisa saja ada monster yang bisa terbang seperti wyvern kan ?"
"Yakin kau tidak akan ikut bermain ?"tanya Sierra.
"Ya"balas Arthur.
"Yasudah, Alice ayo bermain lagi ?"
"Ayo"
Lalu, mereka berdua mulai bermain air lagi.
Arthur's pov
Aku saat ini sedang mengawasi keadaan sekitar. Aku merasa ada yang mengawasi kami. Tetapi, aku tidak tau dimana dia bersembunyi. Aku terus mengawasi sekitar.
'Gawat'
"AWAS!!!" teriakku.
Aku dengan cepat terbang ke arah Alice dan Sierra karena ada dua panah hitam yang menuju ke arah mereka berdua.
*duggh* (bunyi sesuatu yang bertabrakan)
Aku tepat waktu mendorong mereka dari panah - panah itu dan menyelamatkan mereka. Kedua anak panah itu menancap di pohon yang ada di belakang kami.
"SIAPA KAU ?"aku berteriak sambil mengedarkan pandangan ke segala arah.
Lalu, tiba - tiba ada sesuatu berwarna hitam terbang ke langit untuk melarikan diri. Aku berniat mengerjarnya tetapi aku di tahan oleh Sierra. Dia menggelengkan kepala ke arah ku.
"Jangan, kita kembali saja ke desa"larang Sierra kepadaku.
Aku mengeringkan tubuh mereka dengan sihirku karena tubuh mereka basah karena bermain air.
""Terima kasih"" ucap mereka berdua bersamaan.
"Sama - sama"
Sebelumnya aku mengambil kedua anak panah hitam yang menancap dipohon dan aku menelitinya sebentar.
'Sial, mereka sudah bangkit kembali' umpatku dalam hati.
Tidak ada percakapan diantara kami. Kami sibuk memikirkan siapa yang sudah menyerang kami.
Lama kami berjalan, akhirnya kami bisa melihat gerbang desa kami dari kejauhan.
"Kalian berdua kumpulkan seluruh penduduk di balai desa. Aku punya pengumuman yang sangat penting untuk mereka semua."ucapku.
"Apa ini menyangkut penyerangan tadi ?"tanya Alice.
"Ya, aku rasa aku tahu siapa yang menyerang kita"
""Siapa ?""tanya mereka berdua.
"Kalian akan tahu nanti"
******
Arthur's pov
Saat ini aku dan semua penghuni di desa Lightforest sedang berada di balai desa. Aku memerintahkan Alice dan Sierra untuk mengumpulkan semua orang kesini karena suatu hal yang penting.
"Apa semua sudah berada di sini ?" aku mulai bertanya kepada Alice dan Sierra. Mereka sekarang ada di sebelah kanan ku.
""Sudah"" jawab mereka bersamaan.
"Kalau begitu. Perhatian semuanya"
"Aku ada pengumuman penting untuk menjaga keselamatan kita semua. Jika kalian ingin pergi ke hutan, lebih baik pergi dengan berkelompok. juga aku ingin kalian semua berjaga - jaga. Dan bagi peri dewasa, aku ingin kalian melakukan patroli dimalam hari untuk menjaga keamanan desa ini. Aku akan membuat jadwal patroli."
"Ada apa ? Apa ada masalah ?"ucap salah satu water fae.
"Mereka sudah bangkit"ucapku.
"Mereka ? Siapa yang kau maksud mereka ?"mereka terlihat kebingungan denga apa yang aku ucapkan.
"Kegelapan"
"A-APAAA!!!apa kau bercanda ? Mereka itu sudah disegel dengan segel yang sangat kuat. Tidak mungkin mereka bisa bangkit kembali"ucap salah satu fire fae.
Mereka mulai ramai setelah aku memberi tahu bahwa kegelapan sudah bangkit. Mereka semua tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Jelas saja, karena selama ini yang kami tahu kegelapan itu sudah disegel oleh para phoenix. Tetapi sekarang mereka mendengar bahwa kegelapan sudah bangkit. Apa mereka bisa percaya begitu saja ?. Tentu saja tidak kalau tidak ada buktinya.
Untungnya aku membawa anak panah yang digunakan oleh penyerang kami sebagai barang bukti bahwa mereka sudah bangkit kembali.
"Kegelapan sudah bangkit dan tadi kami diserang oleh salah satu dari mereka di air terjun"jelasku.
"Ini adalah panah yang digunakan untuk menyerang kami. Kalian tahu kan ini panah apa"ucapku.
"Panah kegelapan"lanjutku.
"Ya, ini adalah panah kegelapan. Hanya kegelapan saja yang bisa menggunakan panah ini."ucapku lagi.
"Jadi, aku hanya ingin kalian semua saling menjaga satu sama lain"
"Kalian boleh kembali kerumah masing - masing. Sore nanti kalian datang kembali ke sini untuk melihat jadwal patroli."
Lalu, kami semua kembali kerumah masing - masing. Aku berpisah dengan Alice dan Sierra karena rumah kami berlawanan arah.
Saat sudah sampai rumah aku mulai menyusun jadwal patroli untuk menjaga keamanan saat malam nanti. Aku membagi jadwalnya menjadi tiga bagian yang berarti satu bagian memiliki waktu patroli empat jam. Setelah beres menyusun jadwal, karena sekarang masih siang. Aku berencana ingin tidur siang dahulu untuk nanti malam.
Aku pun menuju kamar ku yang berada di lantai dua. Lalu aku pun tidur dengan pulas.
********
'Dimana ini ? Bukan kah aku tadi sedang tidur di kamar ku ? Kenapa aku tiba - tiba ada di sini ? Sebenarnya ada apa ini ?'
Aku bingung, seingatku aku tadi sedang tidur tetapi sekarang aku sedang berada di tempat yang sangat aneh. Tempat ini didominasi oleh warna merah api.
"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu Arthur."
Saat aku sedang memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, tiba - tiba ada suara yang berasal dari samping kananku. Saat aku menengok ke samping. Alangkah terkejutnya aku siapa yang berbicara tadi.
"P-PHOENIX"aku sungguh tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang.
Sekarang ada seekor burung setinggi 5 meter sedang terbang rendah beberapa meter dari hadapanku. Burung itu berwarna merah dengan api yang membara di seluruh tubuhnya. Burung itu adalah Phoenix api.
"Aku sudah menunggu sangat lama. Aku ingin berbicara denganmu disini."ucapnya.
Lalu, dia merubah bentuknya menjadi lelaki dewasa yang sepertinya berumur 25 tahun. Setelah berubah, dia menghampiriku sehingga jarak diantara kami tinggal 1 meter.
"Aku sekarang dimana ? Kenapa aku disini ? Dan kenapa kau ingin berbicara denganku ?"
Aku tidak bisa membendung lagi rasa penasaranku ini sehingga aku langsung bertanya kepadanya.
"Kau sekarang sedang berada di alam bawah sadar mu. Kenapa kau ada disini itu dikarenakan kau adalah reinkarnasi dariku. Aku ingin menyampaikan bahwa kegelapan mungkin tidak lama lagi akan bangkit. Kau sebagai reinkarnasiku harus segera menemukan para reinkarnasi dari Phoenix yang lain. Kau harus mencari reinkarnasi dari green phoenix, blue phoenix, brown phoenix, dan purple phoenix. Kau harus menemukan mereka semua sebelum kegelapan benar - benar bangkit. Kau hanya bisa memberinu petunjuk kalau reinkarnasi phoenix itu berbeda - beda ras. Jadi, kau harus berpetualang untuk menemukan mereka."
Dia menghela napas panjang.
"Aku akan memberikan sisa - sisa kekuatanku. Selanjutnya aku akan menyerahkan sisanya kepadamu."
Lalu, dia memegang pundakku dan dia pun berubah menjadi api yang masuk kedalam tubuhku. Aku merasakan ada kekuatan lain yang mengalir ditubuhku.
Aku dari tadi hanya diam saja masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Dan aku sekarang bingung. Bingung bagaimana caranya aku pergi dari tempat ini dan bangun dari tidurku.
Tiba - tiba aku merasa tubuhku tertarik oleh sesuatu. Dan akupun bangun dari tidurku. Saat aku melihat keluar ternyata matahari hampir tenggelam dan digantikan sang raja malam.
Aku pergi ke dapur dan memakan buah - buahan yang ada di dapurku. Setelah selesai memakan buah akupun bersiap siap untuk pergi kebalai desa lagi.
Saat aku sedang terbang ke balai desa. Aku berpapasan dengan peri - peri yang memiliki tujuan yang sama denganku. Mereka menyapaku dan aku membalasnya. Aku berniat untuk duluan sampai ke balau desa. Jadi aku pun mempercepat laju terbangku untuk cepat sampai.
Tak lama kemudian aku sudah sampai di balai desa. Ternyata hanya beberapa light fae dan dark fae yang baru sampai. Aku pun menunggu sampai mereka semua sudah ada di balai desa. Tanpa basa - basi lagi, akupun mulai berbicara di depan semua peri.
"Disini akan ada dua tugas menjaga wilayah ini yaitu menjaga udara dan darat. Penjaga udara diisi oleh para fae dan penjaga darat diisi oleh peri - peri kecil."
"Yang mendapat bagian pertama. Penjaga darat adalah peri bunga dan peri daun. Dan penjaga udara adalah fire fae dan dark fae."
"Lalu yang mendapat bagian kedua. Penjaga darat adalah peri hutan dan peri pixy. Dan penjaga udara adalah water fae dan light fae."
"Dan yang mendapat bagian terakhir. Penjaga darat adalah peri bintang dan peri bulan. Dan penjaga udara adalah desert fae dan wind fae."
"Ada yang mau ditanyakan ?" tanyaku.
Tidak ada yang mengangkat tangannya untuk bertanya. Jadi aku simpulkan bahwa mereka sudah paham dengan apa yang aku sampaikan.
"Kalau tidak ada, kalian boleh kerumah masing - masing. Dan untuk yang mendapat bagian pertama tetap diam disini untuk membahas tentang strategi yang akan digunakan jika memang ada penyusup. Dan juga bagi yang mendapat bagian kedua dan ketiga jangan lupa kesini sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan"
Lalu mereka semua mulai terbang ke rumah masing - masing kecuali yang akan patroli sekarang. Aku melihat Alice dan Sierra. Mereka berdua menghampiriku. Kurasa mereka ingin menanyakan sesuatu kepadaku.
"Arthur apa kau perlu bantuan ?" tanya sierra.
"Tidak" jawabku.
"Lebih baik kalian kembali saja kerumah" lanjutku.
"Apa kau tidak lelah ?"tanya Alice.
"Tidak, aku tidak membutuhkan bantuan kalian atau pun lelah. Kalian pulang saja" ucapku.
"Baiklah, sampai jumpa. ayo Alice"ucap Sierra.
"Sampai jumpa lagi arthur"ucap Alice.
"Yaa"
Mereka pun akhirnya pergi dari sini dan kembali ke rumah.
"Arthur, kapan kita akan mulai membuat strategi ?"
Tiba - tiba ada seorang fire fae bertanya kepadaku.
"Oh, sekarang kita akan membuat strategi"ucapku.
"Strategi untuk bagian udara adalah dark fae dan fire fae akan dibagi menjadi empat tim. Setiap tim akan berpatroli di setiap arah mata angin. Dan juga salah satu tim menemukan hal yang mencurigakan. Jangan langsung menyerangnya. Kalian harus mengepungnya terlebih dahulu lalu bertanya apa tujuannya datang ke sini. Jika memberontak fire fae akan memblokir jalan keluar dan dark fae akan menggunakan tali bayangan dari kekuatan kalian dan mengikat dia."
Jelasku.
Mereka mendengarku dengan seksama.
"Apa kalian paham ?" tanyaku dan dibalas anggukan kepala mereka.
"Dan strategi bagian darat adalah sama seperti bagian udara. Kalian akan dibagi menjadi empat tim yang akan berpatroli di setiap arah mata angin. Jika ada hal yang mencurigakan, peri daun akan mengintainya terlebih dahulu dan peri bunga akan menumbuhkan bunga yang serbuk sarinya bisa menghilangkan kesadaran. Lalu arahkan serbuk tersebut ke arag hal yang mencurigakan tersebut. Lalu, sebagian dari kalian harus memberi tahu tim udara yang berada paling dekat dengan posisi kalian." jelasku.
Mereka semua hanya mengangguk mengangguk mengerti. Dan mereka semua pun pergi ke arah yang berlawanan untuk memulai berpatroli.
Aku pun menjelaskan strategi yang akan digunakan oleh bagian kedua dan ketiga. Aku menjelaskannya dengan rinci dan sesuai dengan keahlian mereka.
********
Tak terasa sang raja siang pun mulai muncul dari ufuk timur. Sepanjang malam tadi tidak ada hal yang mencurigakan yang terjadi di benua ini. Mungkin tidak ada penyusup malam tadi. Tapi kami tidak akan pernah melonggarkan pertahanan ini.
Semua yang berpatroli pun sudah pulang kerumah masing - masing dari tadi. Tetapi aku masih berada di balai desa mengurus sesuatu yang penting. Aku tidak tidur semalaman. Hanya untuk mengurus sesuatu tersebut.
Setelah menyelesaikan urusan itu. Aku pun terbang kembali kerumah dan pergi tidur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!