NovelToon NovelToon

Aulia

Perkenalan

Namanya Aulia Zahra Wijaya, dia gadis berparas cantik dan menarik, dia gadis sederhana dan apa adanya tak suka yang muluk muluk intinya ti the point tapi pengertian dan penyayang.. di suasana kelas yang sedang proses belajar mengajar..

tek tek tek suara ketukan guru pembuyarkan lamunan siswi dikelas itu

" kalian mendegarkan apa yang ibu bilang barusan" guru itu berbicara sambil melihat Aulia yang sedari tadi perhatiannya hanya dia sendiri yang tau.. dengan secepat kilat airmuka Aulia berubah dengan memperhatikan guru kembali, tanpa ia sadari Angel memperhatikan Aulia yang sedari tadi berubah ubah moodnya karena tidak sabaran dia menyenggol sikut Aulia, yang langsung disadari Aulia..

"ssttt... lia kenapa" dengan menaiki sedikit anggukan kepala dengan suara yang hanya mereka yang dengar takut ketahuan guru didepan yang lagi mengajarkan mereka Matematika, Aulia pun hanya merubah airmukanya sedikit senyum dipaksakan "hemmm.. nanti gih ceritanya" langusung melengos dan memperhatikan guru seolah olah dia siswi yang baik..

suasana kelas pun dibubarkan dengan bunyi bel keluar istirahat, Aulia yang enggan untuk keluar hanya berpaku tangan diatas meja yang menopang kepalanya dengan wajah yang sedikit memelas dan cemberut, Angel yang melihat pun gusar dibuatnya..

"lia.. kita ke kantin yuk," sambil menarik tangan teman sebangkunya itu untuk berdiri dan hanya di dehem dengan nada memelas Aulia

"mmmmm... malas nih, gak deh kamu aja gih perginya,"

"Aulia Khumairah.. kamu sebenarnya kenapa sih, dari pelajaran ibu Ani kamu tuh aku perhatiin cemberut aja" duduk lagi dengan memegang tangan Aulia.

Disaat mereka mengobrol suara riuh dari luar kelas pun membuat keduanya penasaran dan berdiri berhamburan menuju pintu keluar kelas untuk melihta ada apa yang terjadi disana, ternyata ada 3 orang siswa berparas ganteng dan keren berdiri di kerumunan siswi siswa sekolah mereka, Aulia yang memperhatikan tertuju dengan sosok yang ia kenal diantaranya...

"dia kan yang tadi pagi.!" sambil mebungkam mulut dan tatapan melototnya, "siapa.. yang mana lii." angel mencari cari yang temannya maksud.

epilog : falsback

"aauuu.. sakit dong." Aulia terjatuh karena seseorang tiba tiba membuka pintu mobil, "sorry sorry, sini saya bantu" memberikan tangannya untuk menjadi tumpuan badan Aulia, dan hanya di hentikan Aulia dan berdiri dengan secepat kilat dengan badan yang sedikit linlung..

" eeehhh.. mas kalau buka pintu mobil jangan ngasal dong, liat sekitarnya kek"

dengan wajah masam "kan sorry, gue udah minta maaf juga kan mba, lagian siapa suruh nabrak pintu mobil gue, dasar wanita aneh" sambil bekacak pinggang dan disambar dengan wajah judes ala Aulia " apa.? wanita aneh.. Nama ku Aulia bukan wanita aneh, kamu tuh laki laki gak tau aturan, dasar.." belum sempat Aulia berucap di potong langsung dengan laki laki itu "kamu tuh yaahh... eehhhh" kesal dibuat wanita itu dia pun berlalu meninggalkan Aulia yang meringis kesakitan, "awas aja kalau ketemu lagi" sambil menatap lelaki itu yang menuju sebuah kafe.

"lliiaa.. Aulia kamu melamu." sambil menggoncangkan tumbuh Aulia yang tiba" mematung " eehhh.. ia ngel, nggak kok cuman kaya ingat aja." "ingat apa.?" potong angel dan berlalu meninggalkan Aulia yang lagi menstabilkan kewarasannya... "ia gue ingat sekarang.. ia.. ia." sambil menepuk tangannya dan memicingkan sedikit matanya saat tatapannya beradu dengan lelaki itu.

bel bunyi kelas pun membubarkan kerumunan 3 lelaki perawan tampan dan angkuh tersebut..

"baik.. sekarang kalian mendapatkan 3 siswa baru, silahkan masuk dan perkenalkan diri kalian masing masing" guru didepan kelas memerintah ketiga siswa tersebut masuk, mereka pun masuk berjalan beriringan dan menghadap kedepan kelas..

"hai guys gue Andreas Kusuma semoga kita akrab yah." andreas menatap semua dan sekilas dia melihat sosok yang sedari tadi menatapnya dan hanya dibalas dengan senyuman, lain halnya dengan Aulia yang sedari tadi menatap tidak suka dengan sosok yang mengenalkan dirinya. "ciihh... sok akrab" komat kamit mulut Aulia..

"gue Adrian Kusuma." "dan gue Aditya Kusuma"

salah satu siswa dikelas mebertanya

"kalian bertiga kakak beradik yah?"

guru persilahkan mereka menjawab dan hanya dijawab oleh Aditya

"lebih tepatnya sepupuhan dan kami memperkenalkan sesuai tingkat"

siswa lain bertanya "maksudnya elu yang adik terakhir gitu, kok bisa sekelas.?"

tak berselang waktu seorang guru mengetuk pintu kelas dan wali kelas mereka pun berjalan menghampiri guru tersebut "ada apa pak Adam.?" pak adam pun menunjuk Aditya karena salah masuk ruangan "itu loh bu Novi.. siswa yang itu harusnya masuk di kelas sebelah" dan langsung bu Novi menatap Aditya yang hanya digaruk kepala tidak sedang gatal dan menghampiri guru tersebut "maaf bu.. masalahnya saya gak tau kelas mana jadi hanya ikut abang" saya saja hehe.." Adreas dan Adrian pun menghampiri Aditya..

"pak maaf yah.. emang sih Adit kalau gak ikut abang"nya selalu dia bilang gak seru" Adreas memberikan pengertian kepada pak Adam selaku Wali kelas Aditya. "bu.. maaf tapi umur kami sama semua kok cuman beda bulan aja" Adrian ikut menimpali pembicaraan mereka.

Aditya pun mengikuti Pak Adam menuju kelas sebelah, tak beberapa lama bu Novi dan juga Andreas, Adrian mengikuti ibu masuk kembali dan menunjuk bangku yang kosong di samping bangku Aulia dan juga Angel bersebrangan maksudnya..

pelajaran pun dimulai, sepanjang pelajaran Aulia menggerutu dalam hati tak karuan setibanya dipenghujung pelajaran guru membuyarkan lamunannya..

"ketua kelas tolong bubarkan.. Aulia" sontak Aulia pun kaget dan meberikan hormat diikuti teman sekelas.. Andreas yang kaget nama Aulia disebut membuat dia menengok langusung kearah Aulia "jadi.. dia" dengan senyum yang tak dapat diartikan. Andrian menghampiri Angel untuk bertanya "hey.. bisa nanya gak.?" menggaruk kepala yang tak gatal dan senyum yang menawan membuat Angel tersipu malu dan reflek menatap lekat wajah tampan Adrian "eh.. ia ada apa" "gini mau nanya, kantin dimana yah" memberikan wajah sopan sedikit mengigit bibir karena malu, angel pun reflek berdiri "mau kekantin sini gue antarin" Aulia yang melihat tingkah laku temannya pun berdiri dan menarik tangan Angel..

"sini deh.. tunggu yah.. elu tuh kenapa sih terpesona liat wajah para sepupuh itu yah.?"

"kenapa sih li... dia kan nanya yah gue jawab dan dia gak tau jadi gue yah mau antarin aja" sambil menengok wajah malu Adrian,

Andreas pun berdiri dan merangkul belakang leher Adrian dan membawanya pergi berlalu menuju kantin..

"elu kenapa sih rian.. mau godain cewek lagi gak cukup apa.."

"uda deh.. ndre jangan mulai lagi" melepas rangkulan Andreas dan menuju Aditya yang ada didepan mereka.

sementara itu dua sekawan Aulia dan juga Angel pergi dengan wajah yang tak terjadi apa apa

"Angel sini." melambaikan tangan, Angel yang membawa nampan makanannya pun menuju kearah Aulia.

"oh.." baru mau menuju ke Aulia tiba tiba nampan berisi makanan tersebut oleng yang disenggol Andreas, reflek tangan Andrian mempercepat pegangan nampan agar tak jatuh, melihat kejadian itu Aulia menghampiri Andreas

"eh... anak baru pake mata dong kalau jalan, lihat orang didepan dong, jangan ngasal jalan aja cuek disekitarnya" sambil menarik tangan sahabatnya untuk menuju kemeja makan.

Gedubrak...

tangan Andreas pun memukul meja dan berdiri "eh.. Aulia gue gak nyenggol teman elu yah" sambil memicingkan mata dan mengkerutkan dahi Aulia pun menyenggol bahu Andreas "hello.. semua orang lihat kelakuan elu barusan yah, emang kalau elu gak suka makan ditempat rame kaya gini jangan makan disini atau jangan sekolah disini," sambil mengangkat bahu dan senyum sipul diwajahnya

"hhmm.. kalian disini gak tau keluarga Kusuma yah.?" menaiki volume suara yang membuat perhatian tertuju pada mereka, Adrian pun melerai pertengkaran tersebut begitu pun dengan Aditya..

"stop Andre.. lagian elu yang salah, kenapa jadi nyalahin orang sih."

"maafin abang" gue yah.. kalian bisa lanjutin makan lagi" Aditya bersuara dan memberikan ruang agar terlerai perdebatan yang sepeleh tersebut.

"lia.. uda yuk, kita kesana aja" Angel menarik tangan Aulia yang masih menatap wajah Andreas dengan wajah judes.

mereka pun makan kembali seperti tak terjadi apa apa..

Judes

sudah seminggu disekolah membuat Aulia malas untuk melangkahkan kakinya ke gerbang sekolah dengan berat hati ia pun melangkahkan kakinya dengan sedikit memelas..

"hemm.. malas banget ketemu sih 3 saudara itu hhuufftt."

dari kejauhan Angel mendekati sahabatnya tersebut yang sedari tadi ia perhatikan dari kejauhan

"hey.. kenapa lu kok manyun gk semangat gitu" dengan wajah sedikit manyunnya, Aulia yang melihat hanya memasang senyum paksa

"mmmm.. gk kok cuman bete aja, tau kan kemarin gk ad sedikit aja ketenangan dikelas, dikantin, semoga aja sebentar gk kaya kemarin" mimik mukanya pun berubah, Angel yah tau kalau sebentar ada gabungan kelas A dan B untuk pelajaran olahraga yang di kelas B ada taksirannya Aulia yaitu kak Maxim

"huuhh.. ia deh yang ditau kalau suka banget dengan kelas B"

"bukan kelasnya tapi.."

"kak max.. iya kan." mereka pun berlarian dengan tawa ceria kedua sahabat tersebut.

tiba tiba saja Aulia tidak sadar dia menabrak Andreas yang tak dihiraukan

"uuppsss.." sambil mundur dan menengok siapa yang ia tabrak

"elu... sorry gue gk liat" Andreas tak memperdulikan dia naik tangga menuju kelas saat diatas dia menoleh kearah Aulia..

"emang elu banteng selalu aja nabrak, makanya kalau punya mata dipake bukan disimpan, selalu aja yah elu gk pernah bikin gue tenang" Aulia pun memasang wajah masam "yah sorry gue kan gk sengaja, emang siapa juga yang pengen damai ama elu, elu tuh selalu buat gue naik darah tau"

"oh yah.. bagus deh" Andreas hanya mengangkat bahu dan berlalu, sementara itu Aulia yang tadi senang berubah menjadi judes..

Dilapangan sudah banyak teman kelasnya maupun kelas B untuk melakukan pemanasan ada juga yang sudah memainkan bulu tangkis, voli, dan basket, dikejauhan Aulia sedang mengamati teman"nya dan mengabsen, tak ia sadari dari belakang kak Maxim menghampirinya

"hay Aulia.. kok cuman Disini aja sih yuk gabung"

"eh.. ia kak bentar kok lagi ngabsen teman" dulu" dia menjawab dengan sedikit salah tingkah, dan Maxim tersebut hanya memainkan bola basket

"gue kesana dulu yah"

"ia kak silahkan" Maxim pun berlari santai menuju lapangan basket, Angel yang sudah membawa bola voli menghampiri Aulia

"llii.. yuk, uda deh liat liatin kak Maxnya gk ilang kok" Aulia yang sadar pun mengambil bola voli dari tangan Angel..

Bola voli yang sedang dimainkan ditangan Aulia melayang menuju Andreas yang baru saja datang dilapangan dan bbuuukkk...

"iiiiiiissssss.. siapa sih yang lempar bola sembarangan" dia mendapati Aulia yang seperti merasa bersalah

"elu lagi..." dengan wajah yang tak dapat diartikan ia mengambil bola tersebut dan memukul bola itu jauh, Aulia pun mendekat

"kenapa di buang sih bolanya"

"gk kok gue kan cuman mukulin aja, ambil gih" Aulia tau kalau Andreas sengaja

"dasar cowok berhati dingin" Aulia pun berlalu, Andress yang melihat pun tersenyum puas dan hanya duduk di sudut tangga pinggir lapangan, Adrian yang mendapatkan bola voli dia membawa kearah Aulia

"ini bola elu yah.?"

"ia, makasih yah rian, mmm.. elu mau main gk.?"

"ini baru aja mau kelapangan." mereka pun berjalan berampingan menuju lapangan, sekilas Aulia melihat Andreas yang malas malasan di tangga lapangan sedang minum soda

"dia tuh.. emangnya sakit apa.? gk pernah gue liat keringetan" Adrian yang melihat Andreas pun hanya menjawab Aulia dengan ngasal

"dia orangnya gk suka kotor.. jadi kalau pun harus keringetan dia pasti hanya nge-gym"

"hhmm.. pantes aja, orangnya dingin kaya kulkas" mereka pun turun tangga dan menuju lapangan.

"lia.. bentar boleh gabung gk dikantin.?"

"boleh aja sih" Aulia menjawab dengan sedikit heran..

Suasan kantin sedikit lengang, tak banyak siswa maupun siswi yanga ada karena belum waktu bel istrahat, tapi karena kelas A dan B lebih awal selesai mereka pun memenuhi kantin tanpa siswa siswi lainnya..

"lia.. boleh gabung" Aulia yang sedari tadi makan dengan melihat arah luar jendela terkejut dibuat suara tersebut

"ehh.. kak maxim, silahkan kak duduk aja" baru saja Maxim mau duduk langsung diserbu oleh Adrian yang langsung duduk disamping Aulia.

"lia.. gue duduk disini yah" sambil duduk dan menyantap makanannya tanpa memperdulikan Maxim yang dikejutkan olehnya..

"ehh.. kak mau kemana sini aja duduknya" sambil menatap kursi didepan Aulia yang masih kosong, Maxim pun duduk dan menatap Aulia

"boleh nih, gue sebenarnya gk mau ganggu sih" Adrian pun melihat dengan wajah sedikit masam yang terganggu dengan keberadaan Max tersebut..

"lia, bentar gue ke.."

"kak.. tumben tumbenan mau duduk bareng" potong Aulia saat Adrian lagi bicara, Max yang melihat itupun hanya tersenyum dibuat Aulia

"gk kok cuman mau duduk sama kamu aja" Aulia yang merasa baper merasa senang dibuat oleh kak Max, iya sejak duduk di bangku kelas 1 sudah menyukai kak Max, tak ingin kesempatan dibuang Aulia pun berbincang" dengan kak Max layaknya orang yang sudah kenal sejak lama...

"kak, mau nanya nanti kuliah dimana.?"

"maunya sih lanjut sekolah musik,"

"wahh.. makin bagus dong suaranya, inget yah kak gue pendukung nomor satu kakak"

Adrian yang mendengar pembicaraan itu dibuat terkejut oleh Aulia

"lia, gk salah.?" sambil menoleh kearah Aulia dengan sedikit heran

"emang napa, gue dari dulu emang ngefans banget ama kak Max.."

"wah, serius.. makasih banget lia" potong kak Max yang langsung mimik muka Aulia berubah merah jambu

"Ehh. ia kak, lagian suara kakak emang bagus banget" berbicara sambil menundukkan kepala karena merasa malu..

Tanpa mereka sadar makanan mereka sudah habis sedari tadi, Adrian pun tak mau lama lama dia langsung menarik tangan Aulia untuk segera kekelas, Aulia pun yangs sedang berbincang dengan kak Max dibuat kaget dengan reaksi Adrian.

"lia.. yuk"

"eh.. ehh.. apapaan sih rian, gue kan lagi bicara sama kak Max, kalau mau duluan, duluan gih"

Max yang tak merasa enak pun langsung berdiri

"udah lia, gk apapa kok duluan gih"

"itukan, kak Max aja gk keberatan, gue mau nanya dikelas soal soal yang tadi" masih memegang tangan Aulia.

"tapi kak... ya udah gue duluan dulu yah kak" sambil membungkuk dan berlalu mengikuti tangan Adrian yang menggenggam tangannya. Saat dijalan menuju kelas Aulia merasa aneh dengan sikap Adrian terhadapnya, karena merasa penasaran dia pun melepaskan tangannya

"uuhh... rian elu kenapa sih, semenjak gue dekat ama kak Max tadi elu bete dan muka lu gk enak diliat" sambil melingkarkan area wajahnya

"hhemm.. gue, gk kok" sambil menutupi mimik mukanya barusan dengan wajah senyumnya yang menawan.

"masa.. gk mungkin gue salah" karena gk mau menjawab pertanyaan Aulia, Adrian pun pergi berlalu begitu saja dan menemukan Angel

"Angel.., tunggu" sambil merangkul pundak Angel, Angel yang merasa heran pun hanya bisa mengkerutkan dahi, Aulia yang melihat salah tingkah Adrian pun berlari mengejar Angel dan juga Adrian.

"hey.. tunggu, rian gue gk salah kan." karna Aulia berlari tanpa pikir panjang dia menabrak Andreas yang sedang membawa ice thaitea yang dibuat tumpah kewajah Andreas dan ditindih oleh Aulia.

"uupppsss..," sambil membenamkan wajah didada bidang Andreas, sontak para siswa yang melihat dengan adegan itu pun bereaksi menonton adegan gratis tersebut, sontak Angel dan Adrian yang melihat hanya bisa mematung, Andreas pun menyilangkan tangan dibawah kepala dan melihat wajah Aulia yang memerah karena malu dengan tingkahnya saat ini..

" hey.. keenakan yah, gk mau bangun, berat nih" saat Aulia ingin segera bangun sontak tangan Andreas memegang tangan Aulia..

"dasar banteng" Aulia yang mendengar langsung bangun dan merapikan penampilannya dan memicingkan matanya dengan gaya judes ala Aulia..

"elu juga sih, selalu aja kaya tembok gk dimana mana pasti ketemu ama elu yah" seraya Andreas pun bangun

"gue malas yah berdebat ama elu, liat nih jadi kotoran kemeja gue, uda salah gk minta maaf lagi, tindih gue lagi, kenapa elu keenakan yah" rasa marah tapi malu Aulia langsung meninggikan suaranya

"guekan gk sengaja, elu aja yang salah ngalangin jalan gue"

"uda salah malah nyolot lagi"

"apaaa.." mereka pun saling tatap dengan tatapan bertemu hanya mereka yang tau, malas berdebat makin panjang Andreas pun berlalu dengan wajag kesal, Aulia yang melihat hanya memanyunkan bibirnya. Angel yang melihat dari awal mendekat

"lia.. gk bisa yah kalau bicara ama orang ngalah dikit." Aulia yang tak menerima dengan kata kata Angel barusan hanya menengok dengan penuh selidik. "kenapa emangnya, lagian emang dia yang salah"

"oh ya.. coba ingat lagi, siapa yang nabarak dan lari kaya tadi.!"

"emang gue sih, cuman kalau ketemu ama orang itu pasti gue naik tensi"

"siapapun itu, kalau salag yah ngaku lia" Aulia yang merasa bersalah pun hanya tertunduk dan menyadari kesalahnnya.

Trio Sepupuh Kusuma

Suasana hati Adrian sangat tidak nyaman, selepas pulang sekolah sampai sekarang yang sedang berbaring belum melepaskan seragam, dia sedang mengingat adengan tiap adegan bersama Aulia yang selalu buat hatinya berdebar, entah apa yang merasukinya dibuat gundah sendiri dengan hati nurani, tak berselang waktu Aditya masuk tanpa mengetuk pintu...

"kak rian.., kok belum ganti baju sih"

"emang kenapa sih, elu yah, selalu dibilangin ketuk pintu baru masuk buat orang gusar aja" tanpa merubah posisi tidurnya dengan menutupi wajahnya dengan lengannya. Aditya pun mengingatkan kembali bahwa hari ini mereka akan makan malam bersama dengan kakek Kusuma..

"kan kita mau dinner bareng kakek,"

Adrian yang mendengar sontak bangun dan menyilangkan kaki diatas tempat tidur, dan Aditya membaringkan badan di kepala kasur.

"malas nih, elu uda ingatin Andre gk.?"

"dia uda mandi malah"

Yah Adrian Adik kedua dari ketiga saudara sepupuh tersebut.. dia adalah orang yang berhati hangat diantara dua saudaranya, bukan berarti dia bisa mengalah juga walau dia ditengah tapi gk selalu mengalah dan berani juga dengan para sepupuhnya. Dia hoby dengan stylish ootd, orang yang fashionable dan sangat eksis diantara kaum hawa. Ayahnya anak kedua dari keluarga Kusuma sekarang Ayah beserta Ibunya berada diAustralia menjalankan bisnis Keluarga Kusuma. Lain halnya dengan Aditya dia sibungsu yang cuek abis dengan pertentangan kakak"nya, Aditya adalah anak gaul disosial media sekaligus artis boyband di negaranya, dia senang hobi yang selalu ditentang dikeluarga Kusuma, makanya dia tidak membiarkan paparazi mengetahui keluarga Kusuma yang sangat terkenal dinegaranya, karena salah satu syarat dari kakeknya dia harus merahasiakan keluarga Kusuma dari media untuk bisa menjadi Idol di negaranya. Ayahnya dan ibunya sedang menjalankan bisnis salah satu keluarga Kusuma di Singapore..

"kak rian pergi gk.?" Aditya sedang menatap layar hp ditanganya

"elu sendiri gimana" sambil berjalan menuju ruangan pakaian

"gue cek dulu yah." sambil mengakat hp untuk menelpon asst. managernya karena. satu minggu lebih dia show ke kota X makanya dia gk sekolah untuk seminggu lebih.. tak lama kemudian

"halo.. kak ada jadwal malam nanti, soalnya malam ini mau makan malan sama kakek" terdengar disebarang sana menjawab

"oh yah uda, sehabis dinner gue kesana okey bye" tak lama kemudian Aditya mematikan panggil telponnya.

"ya udah gue siap siap dulu yah kak, tungguin gue" Aditya pun berlalu dibalik pintu kamarnya, Adrian yang sedang memilih pakaian untuk tampil sebentar malam pun hanya cuek dan memberikan tanda oke ditangannya, sudah merasa menemukan style nya dia pun bergegas masuk kedalam kamar mandi, dia mengisi bathtubnya dan segera membenamkan badannya, tak berselang lama kemudian dia selesai mandi tampak terlihat rambut yang masih basah, Adrian menghadap cermin besar didalam kamar ganti segera dia melihat dirinya..

"ternyata elu ganteng juga yah ndre.?" sambil melihat melihat wajah tampannya. Diruangan yang lain tampak Andreas sudah mengenakan celana jeans denim, baju kaus putih dipadupadankan dengan jas warna navy terlihat cool dengan wajah tampannya, Andreas sebenarnya bukan orang yang dingin seperti yang selalu dibilang oleh Aulia hanya saja dia menutup diri dengan orang untuk tidak diketahui hatinya katakan saja orangnya penutup, lain halnya dengan dua saudaranya, semenjak kejadian ibunya meninggal dia sudah menutup diri ditambah sang ayah yang selalu sibuk dengan bisnis yang ia kembangkan sendiri tanpa campur tangan Kusuma, sampai detik ini tak pernah mengunjungi Andreas selepas ibunya meninggal, maklum ayahnya kerja di Amerika berbeda dengan kedua adik ayahnya yang masih bisa menjaugkau negara mereka. Makanya dia selama itu tidak pernah akrab lagi dengan kedua sepupuhnya, sebelum itu selama ibunya ada dia yang paling jail diantara saudaranya dan paling nyaman diajak ngobrol, Andreas pun menuruni tangga dibawah nampak sekretaris Mike menunggu mereka..

"Mike... gue duluan yah"

"maaf tuan muda, tapi bisakah malam ini kalian bertiga satu mobil" nampak Andreas menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap sekretaris Mike

"kenapa."

"maaf tuan muda, atas permintaan tuan besar" airmuka Andreas pun berubah dingin dan hanya membalikan badan duduk disofa ruang tengah, sambil menunggu kedua adiknya Andreas pun hanya memainkan hpnya. Tak berselang waktu lama Aditya sudah turun disusul Adrian, mereka pun menuju mobil masing-masing, nampak sekretaris Mike menghalangi mereka dipintu utama..

"maaf tuan muda, sekali lagi atas permintaab tuan besar kalian bertiga harus satu mobil untuk saat ini" Aditya yang mendengar sontak mendekat

"memangnya kenapa sih Mike, apa kakek mau nikah, atau salah satu dari kami mau dinikahin.."

"Adit.. jangan bicara begitu" potong Adrian, "habis... gk biasanya kakek kaya gini, biasakan kita bawa mobil masing-masing" sekretaris Mike hanya membungkukkan badan dan mengisyaratkan tanganya untuk mereka bertiga masuk kemobil, Andreas yang tak mau ambil pusingpun langsung masuk kemobil dikursi depan. Laju mobil melawati gerbang rumah tempat para sepupuh tinggal, dalam perjalanan didalam mobil Aditya hanya mendengarkan musik rekamannya tapi tidak terlalu kencang jadi dia bisa mendengar siapa saja yang bicara..

"tuan muda, bagaimana dengan sekolah kalian, apa berjalan lancar sampai detik ini.?" tanya sekretaris Mike yang sedang melajukan mobil, Adrian pun bersuara dengan nada tertarik..

"suka banget Mike, semuanya berjalan lancar" Andreas yang mendengar hanya membuang nafas tak suka dan berseru "cciihhh... yang tepatnya elu suka sama Auliakan.? gue tau elu pasti mudah melupakan seseorang" Adrian yang mendengar langsung menyikut kursi duduk Andreas tanda tak suka

"gue, suka Aulia, emang sih tapi gue masih pendekatan aja sama dia," diam sejenak dan melanjutkan lagi "maaf ndre, gue bukan melupakan tapi dia yang pergi dari gue, dan itu semuq karena elu, jadi sorry kalau elu gk merasa nyaman kalau sekarang gue suka Aulia," Andreas hanya menyimpulkan sudut bibirnya dengan sedikit senyum tak suka, baik Adityq maupun Mike hanya diam ditempat tak mau ikut campur, Andreas pun bersuara lagi dengan awalan helaan nafas panjang dikesunyian tersebut..

"gue bereaksi seperti itu, karena dulu elu gk komit dengan pilihan elu.."

"oh yah, lantas apa yang disebut komit kalau elu malah nusuk gue dibelakang, elu dulu sukakan juga ama Ayla" suara meninggi Adrian mengisi penuh didalam mobil, yah Ayla gadis yang sempat dijodohkan dengan Adrian, tapi dia menolak karena menurutnya Andres menyukai Ayla maka dari itu hubungannya dia batalkan untuk perjodohan itu dan bermusuhan dengan Andreas sampai detik ini, Andreas pun tak suka dengan kata kata Adriab barusan dan memilih meminta mobil berhenti..

"Mike, berhenti" Mike pun tak mau berhenti karena dia tau pasti ada perkelahian lagi, karena Mike tak menghentikan mobil Andreas pun bersikeras dengan pendiriannya untuk meminta Mike berhenti lantas Mike pun berhenti, Andres pun turun dan memilih taksi dan berlalu dihadapan mobil mereka bertiga, Aditya yang dari tadi tak bersuara langsung mematikab ponselnya dan memegang pundak kakanya Adrian..

"kak, what happened, elu tau sikap kak Andreas dulu seperti itu karena menjaga nama elu didepan keluarga Ayla, elu tau Andreas gk pernah suka sama Ayla tapi sebaliknya" mendengar ucapan Aditya, Adrian pun sadar tapi gengsi untuk mengakui hal tersebut, dimatanya Andreas tidak lebih dari perebut. Sekretaris Mike pun melajukan mobil tersebut menerobos keramaian mobil lalu-lalang, sementara didalam taksi Andreas pun memberhentikan taksi tersebut untuk turun..

"pak, bisa berhenti" taksi tersebut berhenti Andres pun turun dan berjalan tanpa arah menghilangkan kekesalannya terhadap kata kata Adrian, bukannya dia tidak melawab dengan semua kata kata Adrian hanya saja hari ini dia malas berdebat, entah mengapa selama dia bersekolah ditempat Aulia, waktu dan tenaganya tersebut hanya tercuri oleh Aulia seorang. Andreas berjalan ditaman dia mengingat Ibunya berjalan perlahan-lahan tanpa menegakkan kepalanya diarah yang berlawanan ada laju sepeda yang kelihatan oleng karena menghindari anak kecil yang sedang bermain tiba-tiba pemilik sepeda itu bersuara.. "minggirr.." sontak Andreas menghindari pemilik sepeda, tak bisa dihindar lagi pemilik sepeda tersebut jatuh dari sepedanya, Andreas yang melihat lantas tak tinggal diam dan menghampirinya..

"mba, mba gk apapa kan.?" diapun mencoba menunduk dan mencoba memberikan tangannya, pemilik sepeda pun menengok "Aulia" "Andreas" mereka serentak bersuara bersamaan, yah Aulia sih gadis tomboy itu sedang berada ingin ke minimarket hanya menggunakan celana jeans pendek dengan Hoodie hitamnya dan sepatu ketsnya, pantas saja Andreas tak mengenali, sontak Aulia bangun membetulkan dan membersihkan sisa rerumputan di badannya, Andreas yang melihat dari atas sampai bawa mengamati Aulia..

"tuh elu berdarah" Andreas menunjuk luka dilutut Aulia, sontak Aulia meringis dan tak separuh berdiri tegak karena menahan sakit, Andreas yang melihat memilih memegang kemudi sepeda Aulia dan mengajak Aulia untuk ke mini market yang sudah tak jauh dari posisi mereka..

tiba didepan Minimart Andreas mendudukan Aulia dan menunduk memeriksa luka itu

"uda elu disini aja gue yang beli obat dulu buat bersihin lukamu" saat ingin berdiri tangan Aulia memegang lengan Andreas..

"gue boleh minta tolong gk.?" dengan mata yang berbinar-binar

"apa.?"

"gue minta tolong, elu sekalian beliin gue ini, sambil menunjukkan daftar belanja di ponselnya" sontak Andreas pun mengambil ponsel itu, tak lupa Aulia memberikan uangnya, saat ingin Andreas ingin pergi masuk kedalam tapi terhalang dengan genggaman tangan Aulia yang sedari tadi memegang lengan Andreas, sontak Aulia tersadar dan melepaskan genggaman tersebut..

dari kejauhan Aulia yang mengamati Andreas memilih-milih barang daftarnya tersenyum lucu dengan gaya Andreas yang bingung dan serius memilih.. "hhemm.." senyum manis itu terlihat dikedua sudut bibirnya, saat Andreas menengok kearahnya untuk memberi kode yang mana Aulia pilih ia pun merubah mimik mukanya, selesai membeli barang daftar dan obat luka Andreas pun duduk dihadapan Aulia dan sedikit membungkuk membersihkan luka Aulia, Aulia yang memperhatikan Andreas dengan ketelitiannya dalam melakukan pertolongan pertama pada Aulia membuat jantung Aulia tidak karuan, dia pun meringis saat Andreas memberikan Betadine kelukanya..

"aauu.. auu.. pelan-pelan dong, sakit tau"

Andreas pun sedikit menekan kasa dilukanya "makanya anak cewe ngapain malam-malam keluyuran pake sepeda bisakan naik mobil atau jalan kaki kalau mau ke minimart, iseng banget"

"bukannya iseng lagian rumah gue disekitar sini kok, lagian elu ngapain disini"

"emangnya cuman elu aja yang boleh disini" sentuhan terakhir Andreas menutup luka tersebut dengan rapi.

"uda deh," dia beranjak dari lutut Aulia dan saling berhadapan tanpa disengaja mereka cukup beradu tatapan cukup lama, rasa canggung pun terasa Aulia yang langsung berdiri sedikit oleng dan hampir terjatuh sontak Andreas pun memegang pinggang Aulia yang hampir terjatuh, untuk kedua kalinya tatapan tersebut berubah menjadi degupan kencang didada masing-masing pemiliknya Andreas pun pelan-pelan membetulkan tegakkan Aulia dan sedikit salah tingkah berusaha menyembunyikan hati itu..

"eemmm.. lia elu bisa pulang sendiri" memastikan kondisi saat ini yang Aulia sendiri tidak bisa jalan dengan lurus

"emmm.. gue.. gue gk bisa" sedikit senyum canggung keduanya Andreas pun menawarkan diri untuk ikut naik di sepeda Aulia yang sedang dia naiki saat ini, Aulia langsung naik dengan sedikit hati-hati keduanya langsung pergi dari minimart dengan barang belanjaan Aulia, diperjalanan keduanya hanya diam seribu bahasa karena merasa suasana terasa canggung Andreas mencoba membuka percakapan..

"elu tinggal sendiri.?"

"ehh.. gue tinggal sama Angel yang lebih tepat kami berdua tinggal satu atap"

"emangnya orang tua elu kemana.?"

"mami papi uda gk ada, gue cuman ditinggalin rumah yang sekarang dan juga restoran yang sedang dikelola ama abang gue" mendengar barusan hati Andreas jadi gk enak dan mencoba menghibur Aulia..

"sorry yah, tapi bukan cuman elu kok gue juga, sekali lagi maaf yah.."

"gk apapa kok, kalau elu tau gk mungkin juga nanya wajar aja" tibalah mereka didepan pagar rumah Aulia, Aulia mencoba turun tetapi di tahan oleh Andreas..

"tungguu, biar gue bantuin" sontak Aulia menghentikan gerakannya, Andreas pun turun dengan hati-hati dan segera membantu Aulia "okey, ini belanjaan elu sepedanya gue masukin duluan yah, elu tunggu disini" Andreas pun bergerak cepat memasuki sepeda digarasi dan cepat-cepat ia menuntun Aulia dengan tangan belanjaan disebelahnya sampai di depan pintu Andreas melepaskan rangkulannya dan segera permisi..

"lia, gue duluan yah" saat ingin pergi Aulia mencoba menahannya

"ndre, makasih yah semuanya, dan maaf soal tadi di sekolah dan maaf dengan tindakan gue selama ini ke elu" Andreas hanya tersenyum "gk apapa kok, uda seharusnya gue bantuin elu dengan keadaan lu yang kaya gini, dan bukan cuman elu, gue juga minta maaf dengan kelakuan gue ke elu okey" mengisyaratkan tanda oke ditangannya, Andreas pun berlalu, Aulia masih mematung dengan kepergian Andreas dari tadi, tak mau terbawa perasaan Aulia pun membuka pintu rumah dan masuk hilang dibalik pintu..

Diposisi yang lain tampak sebuah restauran bertuliskan A2 terlihat Kakek Kusuma duduk menghadap kedua cucunya dan didampingi sekretaris Mike dibelakangnya, karena tak mendapatkan Andreas kakek pun mencoba bertanya pada Mike..

"Mike, dimana Andreas.?" Aditya dan Adrian hanya saling beradu tatapan, sekretaris Mike pun memberikan jawaban..

"tuan muda, saat diperjalanan memilih naik taksi karena bertengkar dengan tuan muda Adrian" kakek yang mendengar langsung menatap Adrian

"rian.., kenapa lagi kamu dengan abangmu? kakek selalu bilang jangan buat keributan saat kakek ingin melihat kalian bersama" suara kakek menggema didalam ruangan VIP tersebut, ditengah percakapan kakek dan Adrian suara ponsek Aditya berdering ddrrrtt... dddrrttt

"iya kak ndre"

"kami lagi di restauran A2 VIP 2"

"oh okey bye"

tuttututut sambungan terputus, Aditya memberitahukan kepada kakek dan juga Adrian bahwa Andreas akan tiba sedikit lagi, tak berselang waktu lama Andreas tiba didalan restauran A2, dan memasuki ruangan yang sempat diberitahukan oleh Aditya, nampak kakek melihat Andreas yang baru saja tiba dengan memberi hormat dan duduk disamping Aditya, "kamu dari mana saja, ndre" sambil menyantap hidangannya diatas meja nampak Andreas hanya tersenyum "entahlah kek" kakek yang melihat reaski Andreas merasa ada sesuatu yang membuat suasana hati Andreas senang.

"sepertinya sedang jatuh cinta yah" Andreas mendengar langsung bersemu dan agak salah tingkah dibuat kakeknya

"ahh.. kakek, mau tau aja, gk lah cuman tenan dekat aja" lanjut makan, Adrian yang menyimak menerka-nerka siapa yang sudah bisa membuat Andreas menjadi sosok hangat itu kembali, sontak Aditya menyikut Andreas dan penasaran ingin tau apa yang membuat suasana hati kakaknya itu senang..

"kak, who is't.?"

"gk ada, uda habisin aja makananmu" suasana di ruangan itu terasa nyaman dengan tebaran pesona Andreas kecuali Adrian yang masih memikirkan siapa wanita itu...

Pintu terbuka masuklah seorang bergaya kasual tapi elegan menyapa kakek Kusuma "tuan, kami sengaja menyediakan makanan penutup untuk tuan, dan tuan muda silahkan dinikmati" nampak seorang pelayan meletakkan nampan berisi salad buah dan beberapa makanan manis lainnya tak lupa kakek memperkenalkan orang tersebut..

"oh yah, kemari nak Angga biar saya kenalkan kepada para cucuku" sambil memerintah Angga mau tau mau Angga pun maju dan berdiri tegak dan membukkukan badan memperkenalkan diri..

"selamat malam tuan muda, saya Angga Wijaya pemilik tempat ini, jika ada yang kalian perlukan jangan sungkan" Angga pun memberi hormat sekali lagi kepada kakek Kusuma untuk mengundurkan diri dari ruangan tersebut, terlihat Mike yang baru masuk setelahnya, diluar Angga dapat telpon terlihat dilayar terpampang nama Adik Angel...

"yah, halo ngel ada apa dek..."

"Aulia kak, pulang-pulang uda berdarah aja, ditanyai malah diam sekarang badannya panas kak" Angga yang mendengar langsung menutup telpon dan menuju pada Assisten nya yang tak lain adalah adik sepupuhnya..

"Bunga, kamu yang ambil alih yah, soalnya ada yang kakak harus urus" sambil berlari menuju parkiran terlihat tergesa-gesa Bunga yang melihat hanya melambaikan tangan, diperjalanan terlihat Angga harap-harap cemas, yah, dia seperti itu karena Aulia adalah satu-satunya keluarganya yang ada, dan Aulia sikapnya berbeda kalau dirumah, dia adalah anak yang sangat manja sama kakaknya Angga..

Angel yang memeriksa suhu tubuh Aulia sekali lagi tampak cemas dan mengopres didahi Aulia, nampak Angga masuk dan duduk disamping Aulia setelah Angel beralih tempat, muka Angga sangat khawatir dan cemas, tak lama kemudian dokter keluarga Wijaya datang dan segera memeriksa keadaan Aulia..

"mas Angga, nak Aulia sudah nda apapa, dia hanya sedikit kelelahan"

"trus dok, kenapa badannya panas sekali"

"itu karena badannya merespon luka yang ada jadi dia mengalami perubahan suhu badannya, setelah minum obat dan istirahat Aulia pasti sehat kembali"

"hheemm... makasih dok, mari saya antar, Angel temani Aulia dulu yah, kalau dia bangun segera beri dia obat"

Angga pun menuntun dokter keluar..

Nampak Aulia membuka mata perlahan dan disertai Angel yang mendekat dan membetulkan posisi Aulia yang ingin bersandar dikepala ranjangnya..

"lia, elu bikin gue panik tau gk" Aulia yang masih memulihkan kondisinya segera minta air dan Angel pun memberikan dan tak lupa juga ia memberikan obat..

Pagi sudah tembus Aulia sudah membaik dia segera bergegas keruang makan dengan baju sekolah yang ia kenakan, Angel dan Angga yang melihat hanya bisa terkejut dibuatnya..

"dek, bukannya kamu masih harus banyak istirahat" sambil meletakkan piring didepan Aulia, begitupun Angel yang memberikan segelas orange juice dihadapannya, "ia nih, lia gk usa masuk yah, nanti gue beri tahu bu Novi deh" Aulia hanya melahap makananya dan terlihat meyakinkan kakak dan juga sahabatnya tersebut "Aulia its fine, kak, Angel, gue uda gk kenapa-napa kok, hanya sedikit pincang aja karena luka"

"dek, kamu taukan kakak sayang sama Aulia, jadi tolong jaga kesehatanmu dan jangan bikin tingkah lagi yang buat kakak cemas setengah mati" Aulia yang mendengar nampak memberikan senyum sayangnya terhadap kakak satu-satunya itu..

"ia lia, elu bikin panik semua orang semalam, apa lagi kak Angga"

"maaf yah kak, Angel gue uda bikin kalian khawatir" mereka pun lanjut makan dengan sedikit terburu-buru karena jam terus berputar.. "ya udah kakak duluan yah, bye love you dek,"

"love you kak," mereka berpisah didepan pintu utama Angga naik mobil sendiri sedangkan Aulia dan Angel sudah ditunggu pak Tarjo supir pribadi Angga tapi melayani adeknya karena belum boleh mengendari mobil sendiri..

Sampai digerbang sekolah Aulia nampak dituntun dengan tongkatnya Angel nampak memapah dan memegangi tasnya, dari kejauhan Andreas melihat Aulia, dia mengingat kejadian semalam bersama Aulia, ingin hati mendekat didahului oleh Adrian dan juga Aditya yang sudah berlari mendekat..

"lia, kaki lu napa.?" tampak memperhatikan kaki Aulia yang dibalut kain kasa dan memakai tongkat, Aulia hanya tersenyum..

"nda kenapa-napa kok, cuman habis jatuh dari sepeda aja" tiba Andreas mendekat sekilas memandang Aulia dan berlalu begitu saja, nampak Aulia melihat punggung Andreas dan sedikit kecewa.. Adrian tiba-tiba menyadarkan lamunan Aulia yang hanya diiringi dengan senyum yang sedikit dipaksa, Angel pun segera merubah posisinya ketengah-tengah antara Aulia dan juga Adrian..

"lia, yuk gk usa denger omonganya"

Aulia yang merasa aneh dengan tingkah Angel hanya sedikit meringis kesakitan karena dipaksa jalan cepat, Aditya pun menghentikan genggaman Angel ke Aulia..

"stop, lu gk liat apa, Aulia kesakitan karena lu paksa jalan cepat" Angel yang tersadar buru-buru melepaskan tangannya..

"maaf lia, lupa, hhem" sedikit berjeda "lu, si artis ngapain juga ngurus urusan orang, gk usa sok akrab yah" Aditya yang mendengar langsung memicingkan matanya dan mendekat ke arah Angel "emangnya kalau gue artis kenapa, gk boleh apa bergaul haahh, gue cepat kok akrab dengan siapa saja, awas yah kalau elu jatuh hati ama gue" tak terima dengan ucapan Aditya Angel pun mengangkuhkan dirinya "yang hati-hati itu elu, bukan gue, jangan sampe elu jatuh hati apa gue" Aulia dan Juga Adrian yang melihat keduanya hanya bisa menyaksikan dengan adegan dua orang didepan mereka dan tanpa keduanya tau Adrian pun menuntun Aulia untuk buru-buru meninggalkan mereka berdua..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!