Awali dengan Bismillah 🤲 semoga suka.
Trik jitu menambah rezeki 👉 Al-Waqiah setiap hari
...~ Prolog ~...
Tahun 2030, pernah menjadi sebuah ajang perlombaan untuk mendapatkan satu-satunya buku novel terlaris edisi terbatas. Mereka hanya mencetaknya sebanyak dua puluh cetakan sehingga, para pembaca setianya pun rela berkerumun hingga menimbulkan sebuah lautan manusia yang mirip kumpulan semut.
Di antara orang-orang tersebut, Xiao Yuan menjadi salah satunya yang merasa tertarik dengan novel tersebut.
Novel itu berjudul ”Came as a villain series 2” yang menceritakan tentang seorang pemuda bernama Xiao Qing Xuan yang mendapati banyak pengkhianatan dalam hidupnya. Ia ditindas oleh Guru besarnya dan kakak seperguruannya. Ia selalu dianggap remeh karena memiliki dantian yang tidak sempurna. Lalu, setelah ia mendapatkan kehidupan pahitnya, Xiao Qing Xuan tumbuh menjadi seorang penjahat dan mengacaukan dunia yang telah menindasnya.
Setelah itu, penulis hanya menyampaikan pratinjau dan tidak menjelaskannya secara detail melalui blog miliknya. Dan karena itulah, Xiao Yuan menjadi salah satu dari orang-orang yang mengantri pada sebuah gedung percetakan.
”Penulis itu benar-benar merahasiakan semuanya. Orang itu bahkan tidak ingin menunjukkan dirinya di depan umum dan membuat semua pembaca setianya merasa penasaran. Apakah karena wajahnya terlalu jelek sehingga ia sangat malu untuk menunjukkannya di depan umum?”
Saat Xiao Yuan masih menunggu di luar gedung percetakan dan tepat di sebelah gedung tersebut terdapat sebuah apartemen tinggi. Dari atas sana, seseorang tiba-tiba saja menjatuhkan sebuah buku yang akhirnya mendarat di atas wajahnya sehingga menyebabkan sebuah benjolan kecil pada dahinya.
”Aduh,... Orang aneh mana yang seenaknya saja menjatuhkan buku dari lantai tujuh?” gumam Xiao Yuan yang langsung memperhatikan buku tersebut.
Lama kelamaan, ia pun sangat terkejut karena ia sadar bahwa buku ini adalah buku yang sedang diperebutkan oleh banyak orang! Buku ini jelas berjudul Came As A Villain series 2!
”Buset! Orang mana yang tega membuang buku seperti ini?!” ucap Xiao Yuan yang sangat terkejut setelah melihatnya.
Lalu, setelah ia memperhatikannya. Tiba-tiba saja terjadi suara keributan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Orang-orang itu tampak sedang mengerumuni sesuatu yang menarik yang sedang terjadi di sana. Akan tetapi, lama kelamaan kerumunan itu menjadi rusuh karena serangan yang datang secara mendadak.
”MINGGIR! BANTENG LEPAS!” teriak seorang pawang saat melihat banteng miliknya lepas dan sedang mengarah pada Xiao Yuan yang tidak bisa bergerak kemanapun saat ia menatap banteng tersebut.
Karena tidak juga menepi, banteng tersebut akhirnya menyeruduk Xiao Yuan hingga membuatnya terhempas karena kuatnya kepala banteng tersebut.
Saat dirinya terhempas, sebuah cahaya tiba-tiba saja menenggelamkan dirinya pada bayangan masa lalu seseorang. Ia adalah seorang protagonis pria dalam sebuah cerita namun, pada akhirnya ia menjadi menghitam karena penghianatan dalam kehidupannya.
Setelah hal itu terjadi, Xiao Yuan tidak bisa bernafas dan merasakan adanya penghalang yang membuatnya sangat sulit untuk bergerak. Dan tidak lama, ia pun sadar bahwa saat ini ia sedang tenggelam di sebuah sungai dalam yang ada di hutan.
Xiao Yuan yang seharusnya bisa berenang ke permukaan air, menjadi sangat heran ketika ia melihat tangannya sendiri yang berukuran sangat kecil dan kakinya yang terikat sebuah tanaman liar. Hal itu sangatlah menyusahkan dirinya untuk kembali ke permukaan sampai akhirnya, ia melihat seorang anak laki-laki menarik dirinya dan mengeluarkannya dari dalam sungai tersebut.
Saat keduanya telah keluar, anak itu menekan-nekan dadanya agar air yang menyangkut di tenggorokannya bisa keluar.
"Hei! Kau baik-baik saja?" Tanya anak laki-laki itu saat ia melihat kelopak mata Xiao Yuan perlahan terbuka.
"Xiao Qing Xuan!"
Begitu ia mendengar sahutan ini, Xiao Yuan membuka matanya langsung dan ia pun merasa terkejut karena sudah berada di dalam hutan yang tidak jelas dimana tempatnya.
"A- aku dimana?" Xiao Yuan bingung dan menoleh ke arah seorang anak laki-laki berambut panjang dan memakai hanfu putih yang memiliki corak naga berwarna biru di sekitarnya. Jelas-jelas orang ini berpakaian sangat kuno seperti ratusan tahun yang lalu.
"Kakak ini siapa?" tanya Xiao Yuan kembali.
Anak itu tampak terkejut setelah mendengarnya. Ia pun langsung menampar wajah Xiao Yuan dan mengguncangkan kedua pundaknya.
"Apakah Guru besar Chen terlalu memukulmu dengan keras? Bagaimana kau bisa melupakan saudaramu sendiri?" ketus anak tersebut.
Saat anak laki-laki itu masih mengguncangkan-nya, sebuah ingatan seketika muncul di pikirannya.
Anak ini bernama Qing Xuan yang berasal dari keluarga Xiao. Ia adalah salah satu murid di Sekte Pedang Beracun bersama dengan kakak tirinya yang berbeda dua tahun dengannya bernama Xiao Ruo.
Meskipun ia diterima di sekte terkuat yang ada di negaranya, ia selalu ditindas oleh Guru besarnya dan kakak seperguruannya sendiri. Seumur hidup ia akan selalu sengsara sampai pada akhirnya, ia menjadi satu-satunya penjahat yang dibenci oleh semua orang.
”Aku masuk ke dalam novel kesukaanku sendiri?”
Di dalam novel Came As A Villain series 2 terbagi menjadi empat tingkat Kultivasi yaitu, alam bumi, alam bintang, alam bulan dan alam matahari. Keempatnya terbagi menjadi sembilan level. Aliran pedang yang ada di sana juga terbagi menjadi tiga jenis yaitu aliran putih, netral dan hitam.
Mereka juga membentuk lima Sekte yang memiliki aliran berbeda-beda. Sekte aliran putih yaitu Sekte Pedang Beracun, Sekte Teratai Emas dan Sekte Awan Putih. Aliran netral bernama Sekte Setengah Bulan dan yang terakhir Sekte aliran hitam bernama Sekte Puncak Donqiong.
Saat ini, Xiao Yuan berada di dalam tubuh seorang anak berumur 10 tahun bernama Xiao Qing Xuan. Ia adalah seorang anak yang selalu ditindas dan direndahkan bahkan seluruh anggota keluarganya sendiri. Satu-satunya orang yang berada di pihaknya hanyalah saudara tirinya, Xiao Ruo. Ibunya telah meninggal secara misterius jadi, Ayahnya yang seorang kepala keluarga Xiao bernama Lian Lei menikahi seorang wanita janda beranak satu yang hidup di desa bernama Yin Hua.
Sejak berumur lima tahun, Xiao Qing Xuan selalu mendapatkan perlakuan buruk dari Ibu tirinya disaat Xiao Ruo dan Ayahhya sedang tidak berada di kediamannya. Yin Hua yang telah diberikan sebuah senjata cambuk, terus menyiksa Xiao Qing Xuan dan mengancam akan membunuhnya jika saja ia mengatakan hal ini pada Xiao Ruo dan Xiao Lian Lei.
Xiao Qing Xuan yang masih kecil, jelas tidak berani membantah dan selalu mengikuti apa yang dikatakan oleh Ibu tirinya meskipun sebenarnya ia sudah tidak tahan lagi.
Sekte Pedang Beracun, kota Lianfei negara Chun Ya.
”Aduh,... Duh. Pantas saja punggungku terasa sakit. Jadi, wanita yang bernama Yin Hua selalu memberikanku bekas luka setiap hari?” gumam Xiao Qing Xuan saat ia sedang melihat dirinya di balik sebuah cermin perunggu yang ada di kamarnya.
Setelah ia mengobati luka yang ada di punggungnya, beberapa pemuda yang ada di balik pintu datang dan langsung mendobraknya hingga mengejutkan semua orang di sekitarnya.
Mereka adalah beberapa pemuda yang cukup meresahkan dan membuat Xiao Qing Xuan merasa heran mengapa penulis ini menambahkan karakter yang membuat semua orang merasa jengkel dengan mereka.
Sungguh kasihan sekali!
”Qing Xuan! Aku dengar kau baru saja tenggelam di sungai dangkal. Mengapa kau tidak mati saja?” ucap salah seorang pemuda bernama Han Rui yang berasal dari keluarga Feng dan beberapa anak buahnya bernama Jin Lu'an dan Feng Hao.
Xiao Qing Xuan memperhatikan wajah ketiganya dan ternyata dugaannya memang benar kalau wajah mereka tidak setampan apa yang diceritakan dalam novelnya. Feng Han Rui memiliki tahi lalat besar di bawah matanya sedangkan saudaranya Feng Hao memiliki tanda lahir di telinga kanannya. Dan di antara ketiganya, hanya Jin Lu'an yang berasal dari keluarga Jin yang memiliki wajah tampan dan berkarisma.
”Ada urusan apa kalian kemari? Aku tidak bilang kalau kalian boleh memasuki kamar ini.” ucap Xiao Qing Xuan sambil menatap mereka dengan dingin karena mereka bertiga sama sekali tidak mengerti tentang etika bertamu.
”Huh! Jadi kau sudah berani melawan? Kau pantas mendapatkan pelajaran!” ketus Feng Han Rui yang langsung mengeraskan tinjunya.
Ia pun segera melepaskan pukulannya yang akan mendarat di perut Xiao Qing Xuan. Namun, saat ia sedang melakukannya tiba-tiba saja seseorang datang di sebelah Xiao Qing Xuan dan langsung menahan serangan yang dilakukan oleh Feng Han Rui!
”Tuan muda Feng. Dimana etika Anda saat sedang bertamu?” ucap seorang anak laki-laki yang muncul secara tiba-tiba.
Xiao Qing Xuan yang merasa terkejut dengan keberadaannya langsung mengalihkan perhatiannya dan ternyata benar orang ini adalah Xiao Ruo!
”Ternyata dia saudara tiri yang sangat baik tidak seperti di film!” batin Xiao Qing Xuan yang merasa tersentuh dengan kedatangan Xiao Ruo secara tiba-tiba.
”Cih!” Feng Han Rui geram dan langsung melepaskan tangannya kembali. ”Huh! Jangan harap kau bisa lari dari Guru besar!” ucapnya sekali lagi sambil menunjukkan ekspresi dingin pada Xiao Qing Xuan.
”Hah? Salahku apa?” batin Xiao Qing Xuan yang merasa tertuduh.
”Tuan muda Feng sebaiknya pergi saja dan urusi diri sendiri. Qing Xuan tidak memiliki waktu untuk berbicara dengan orang sepertimu.” ucap Xiao Ruo yang mengundang kemarahan Feng Han Rui karena sikapnya.
”Kalian berdua bocah tengik!” ketus Feng Han Rui sambil mengarahkan pukulannya ke arah Xiao Ruo. Namun, belum sempat ia menggerakkan sedikit dari lengan kerasnya itu, Xiao Ruo langsung meninju perut Feng Han Rui hingga membuatnya terbanting ke belakang!
”Kakak pertama!” seru Feng Hao yang merasa terkejut dengan serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh Xiao Ruo.
”Ck! Kau berani memukul kakak seperguruanmu sendiri! Aku pasti akan membalasnya!” ucap Feng Han Rui dengan kesal dan mencoba untuk berdiri kembali setelah menahan luka yang ada di perutnya.
”Tunggu! Saudara Rui! Kau sebaiknya jangan memulainya lagi. Adik Ruo berada di tingkat bumi level sembilan dan kau hanya berada di level tujuh. Kau tidak akan bisa mengalahkannya.” ucap Jin Lu'an yang memecah keributan di sana.
Feng Han Rui menatap kesal pada keduanya. Ia pun berdiri kembali sambil menepuk-nepuk pakaiannya. ”... Huh! Lihat saja! Guru besar pasti akan melakukan sesuatu pada kalian!” bentaknya yang langsung pergi meninggalkan mereka diikuti oleh Feng Hao dari belakang.
Setelah keduanya pergi, Jin Lu'an berdiri di hadapan Xiao Ruo dan Xiao Qing Xuan dan membungkuk di depan mereka.
”Maaf atas gangguan mereka berdua. Aku akan melarang Guru besar untuk datang kemari.” ucap Jin Lu'an dengan sopan dan berkarisma.
”Pantas saja dia disukai banyak wanita. Jadi, sifatnya yang berkarisma benar-benar membuat siapapun meleleh melihatnya. Untung saja aku laki-laki. Jadi, aku tidak tertarik pada orang seperti dia.” batin Xiao Qing Xuan yang memperhatikan.
”Terima kasih karena kakak Lu'an telah membuat mereka pergi. Hari sudah cukup malam. Mungkin aku dan Qing Xuan akan beristirahat.” jawab Xiao Ruo.
”Kalau begitu aku akan pergi. Kalian berdua beristirahatlah sejenak.” ucap Jin Lu'an yang akhirnya pergi meninggalkan kamar tersebut.
Setelah Jin Lu'an pergi, Xiao Ruo datang menghampiri Xiao Qing Xuan di kursinya yang sama.
”Jika mereka datang mengganggu mu, sebaiknya kau mengatakan hal yang sebenarnya padaku. Aku pasti akan melindungimu sesuai dengan janji yang aku katakan pada Ayah.” ucap Xiao Ruo sambil menepuk pundaknya.
Xiao Qing Xuan tertegun saat ia mendengarnya. Ia tidak menyangka kalau Xiao Ruo akan sebaik ini padanya meskipun dia adalah adik tirinya.
Xiao Ruo adalah protagonis yang selalu melindungi karakter utama. Akan tetapi, ia harus mati saat Xiao Qing Xuan telah menghitam.
”Kak Ruo ternyata baik sekali. Tapi, aku yakin aku akan baik-baik saja jadi, kak Ruo jangan terlalu memikirkan ku.” ucap Xiao Qing Xuan dengan sangat yakin karena ia tidak ingin selalu memberatkan protagonis Xiao Ruo.
Suasana malam di kediaman para murid yang begitu tenang, Xiao Qing Xuan tetap terjaga dan ia mengaku tidak bisa tidur sama sekali mengingat bahwa di akhir cerita ia akan menjadi seorang antagonis yang kejam dan tidak manusiawi.
”Penulis itu,... Apakah dia melakukan sihir aneh sehingga mengakibatkan seseorang masuk ke dalam dunia imajinasinya?! Aku yang sudah berumur 20 tahun, sekarang malah mundur di umur 10 tahun. Benar-benar ironi! Bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari dunia fantasi ini? Jika diingat lagi, apakah aku sudah mati jika diseruduk banteng hingga terbang seperti itu?”
Sepanjang malam, Xiao Qing Xuan terus bergumam dan bergumam sehingga mengganggu murid-murid lain yang sedang beristirahat. Wajahnya tampak lesu dan datar seolah-olah ia bingung bagaimana cara menjalani kehidupan si karakter utama dari novel yang sama sekali belum terbaca olehnya.
Aku ingat dalam ”Came As A Villain series 1” jika, di Sekte ini memiliki seorang Guru besar yang sangat tidak mempedulikan muridnya sendiri. Dia begitu dingin dan sangat jarang berbicara dengan orang lain. Ia juga terkenal sangat malas untuk menilai peningkatan para muridnya. Patriark Sekte yang merupakan paman dari Guru besar itu sendiri juga tidak tahu harus melakukan apa terhadapnya agar ia mau membantunya untuk mengurusi Sekte.
”Patriark Sekte saat ini berasal dari keluarga Liu. Dalam seri pertama, Patriark itu bernama Liu Chang Mo dan keponakannya, pasti tidak jauh berbeda dari namanya. Itu artinya orang ini bernama Liu Zhang Chen!”
Xiao Qing Xuan terdiam dengan wajah datar tidak percaya. Ia juga merasa penasaran bagaimana orang yang tidak peduli terhadap muridnya sendiri akan bisa membunuhnya saat ia sudah menjadi hitam?
Haruskah aku merubah seluruh naskah dalam novel?
Oh, tidak! Bisa-bisa aku akan terkena denda dan mendapatkan hukuman penjara karena telah berani mengacaukan karya orang lain! Tapi, aku secara tidak sengaja memasuki jalan ceritanya dan aku juga tidak tahu bagaimana kelanjutan ceritanya! Jadi, jangan salahkan aku yang telah merubah seluruh isi novel dalam sekejap.
Sesaat kemudian, Xiao Qing Xuan kembali terdiam sambil memandangi sekitar yang tampak sepi. Sesekali ia melihat keluar jendela dan melihat lagi ke dalam kamarnya yang tidak memiliki apapun selain dipan dan karpet kasar.
”Aku harus segera keluar dari zona nyaman.” gumam Xiao Qing Xuan yang kembali memakai pakaiannya dan berjalan-jalan keluar meskipun hal tersebut sudah melanggar jam malam di sektenya. Ia bahkan tidak peduli dengan orang-orang sekte yang memarahinya ataupun menasehati dirinya dari kejauhan. Karena ia telah terlatih untuk begadang semalaman dan ngebo di siang hari.
Saat ia terus berjalan melihat-lihat Sekte, tanpa sadar ia sudah berada di dalam sebuah hutan yang cukup lebat dan tidak memiliki suara di dalamnya. Xiao Qing Xuan sedikit heran setelah ia melihat banyak pohon-pohon besar yang tumbuh di sekitarnya.
”Oh tidak. Sepertinya aku tersesat. Tadi, aku masuk lewat arah mana ya?” Xiao Qing Xuan bingung dan menatap sekitar yang tampak hanya ada pepohonan besar dan beberapa jalan setapak.
Ketika ia terdiam sambil memikirkan jalan keluar, suara besi berdentang datang dari arah depan dan tidak jauh di sana, sepertinya ia merasa kalau ada sebuah pertarungan besar yang terjadi di sana.
”Kabur tidak ya?”
Xiao Qing Xuan bingung dan ia hanya bisa menikmati suara dentingan pedang yang semakin memekakkan telinganya.
Meskipun sebenarnya ia merasa gemetar karena ia telah diperlihatkan kembali sebuah adu pedang yang sebrutal ini, Xiao Qing Xuan mulai sedikit terbiasa karena ia selalu menghayatinya saat sedang membaca sebuah novel dengan genre yang sama.
Tanpa pikir panjang, ia pun segera bergerak mundur secara perlahan dan menjauhi suara dentingan tersebut. Namun, ketika ia hendak akan pergi. Sebuah tubuh seorang pemuda berumur 36 tahun, tiba-tiba saja menghantam tubuhnya dan hal itu membuatnya langsung terbanting ke depan dengan keadaan tertindih oleh tubuh yang lebih besar darinya.
”Bisa-bisa aku akan mati lemas.” batin Xiao Qing Xuan yang tidak bisa bernafas saat ia sedang tertindih dan memperhatikan wajah yang terpampang jelas di depannya.
Kemudian, pemuda ini pun akhirnya bangkit dan merangkak di atas Xiao Qing Xuan yang masih berada di bawahnya. Ekspresi pemuda ini seketika terkejut saat melihat ke arah bocah yang ada di bawahnya ini. Sebilah pedang yang ada di tangan kanannya juga digenggamnya dengan sangat erat seolah-olah ia sedang melihat musuh terbesarnya saat ini.
Setelah keduanya saling menatap, sebilah pisau belati melayang di belakang mereka dan langsung menancap pada sebuah pohon yang tepat berada di atas kepala mereka berdua.
”Zhang Chen! Sedang apa kau di sana? Kemarilah dan lawan aku sekali lagi.” seorang wanita yang bersembunyi dalam gelap itu berbicara dan ia adalah lawan dari seorang pemuda yang sedang merangkak di atasnya.
Tidak lama setelah serangan tersebut terjadi, pemuda ini segera berdiri kembali dan meninggalkan Xiao Qing Xuan tanpa mengatakan sepatah kata apapun untuknya.
”Apakah tidak ada kata maaf untukku? Dia sudah seenaknya saja menabrakku dan pergi begitu saja! Haah,... Apakah di sini aku hanya dianggap sebagai angin lewat?” gumam Xiao Qing Xuan sambil meraba-raba punggungnya yang terasa pegal setelah ditabrak oleh pemuda tadi.
Lalu, baru saja selama beberapa menit ia beristirahat. Pemuda itu muncul kembali dari balik kegelapan dan menunjukkan pakaian putihnya yang telah berlumuran darah begitupun dengan wajahnya yang tampak kotor dan berdebu.
Lagi-lagi, pemuda ini memberikannya tatapan tidak berekspresi saat sedang memperhatikannya. Xiao Qing Xuan bingung untuk memulai sebuah pembicaraan karena ia merasa tidak mengenali siapa orang yang sedang berdiri di hadapannya saat ini.
”Bukankah tadi, ada suara wanita yang memanggil pemuda ini, Zhang Chen? Apakah dia adalah Guru besar di Sekte Pedang Beracun?” batin Xiao Qing Xuan yang memikirkannya.
Tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan sebuah ujung pedang yang sedang berdiri di pundak kanannya. Pedang logam tersebut begitu bercahaya apalagi tertutupi dengan darah yang berasal dari puluhan lawan yang baru saja dikalahkan olehnya.
”Kau ini siapa? Mengapa bisa ada di wilayah Sekte Pedang Beracun?” ucap pemuda tersebut dengan dingin sehingga membuat Xiao Qing Xuan menjadi takut untuk menjawabnya.
Karena tidak juga menjawab, pemuda tersebut menekan pedangnya sehingga hal itu menyebabkan pundak kanan Xiao Qing Xuan terluka cukup dalam dan mengotori pakaian dengan darahnya.
”Katakan padaku, kau ini siapa?” tanya pemuda tersebut dengan dingin dan tatapan waspada.
”Dia memang seorang Guru yang tidak pernah memperhatikan muridnya sendiri.” batin Xiao Qing Xuan sambil memegang logam pedang milik pemuda tersebut.
”Guru besar Chen. Bisa kau lepaskan pedangmu? Ini sangat sakit.” ucap Xiao Qing Xuan sambil menatap ke arah pemuda tersebut hingga membuat ekspresinya berubah sangat terkejut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!