NovelToon NovelToon

Gadis Liar

1

Cerita ini berlanjut dari Novel ke 2 Nikah Muda. Menceritakan masa putih abu abu, dan di masa perkuliahan. Cinta yang selalu menjadi tolak ukur hati, romansa indah anak remaja dan kisah cinta yang rumit.

Adellaura Shava Arettha

Gadis manja ketika bersama keluarganya, namun liar ketika di luar rumah, mandiri, bad girl, suka balapan liar. Adik dari Kenan Alfan Arettha. Putra Axeleo dan Keyla.

Misi menghapuskan sebuah kesenioritas di sekolah yang dipimpin oleh kakanya sendiri. Namun harus terjebak dengan cinta yang rumit.

Kevin Keyndra Markle

Markle adalah sebuah nama penguasa kerajaan di Inggris. Karena Kevin tidak suka diatur dalam keluarganya, akhirnya dia kabur mengikuti oma dan opanya ke Indonesia.

Lelaki tampan berdarah biru ini terlibat cinta yang rumit dengan Adel. Kisahnya bermula ketika Adel menyelamatkanya.

Sayangnya hubungan antara Ken dan Kevin kurang baik membuat Adel dan Kevin tak bisa bersama.

Kenan Alfan Arettha

Ken nama akrabnya, kaka dari Adellaura, terlibat skandal sahabat jadi cinta dengan Zella.

Bersifat senioritas disekolah, penyayang saat dirumah, namun bersifat angkuh dan sombong ketika berada di luar rumah.

Saka Laurence Giuliano

Sahabat Ken, cowo tertampan yang sangat sombong, dingin, angkuh, dan pemilih.

Persaingan cintanya merebutkan hati seorang gadis yang awalnya sangat dibenci, namun perlahan perasaan itu berubah menjadi cinta.

Zela Arunika Armadjaya

Gadis keturunan Armadjaya, dari Aldi dan Zara. Sahabat karib antara Arion dan Kenan. Perasaanya tumbuh bebas begitu saja kepada Arion. Namun tanpa ia sadari hatinya jatuh kepada Kenan.

Arion Syam Attala

Saudara Ken dan Adella. Putra dari Attala dan Axelea. Ramah, tidak sombong, bersifat lembut dan penyayang.

Cintanya bertepuk sebelah tangan. Ia lebih memilih melepaskan perasaan yang ia pendam sejak kecil dari pada merusak sebuah persahabatan.

Part 1

Langkah kaki yang begitu berat menimbulkan suara khas sepatu cat berwarna putih, diikuti sebuah koper yang ditarik dengan kasar. Tatapan matanya berputar mengitari seseorang yang seharusnya sudah menunggunya.

Kacamatanya ia lepas paksa. Tampak wajah yang cantik, rambut terurai indah berwarna hitam dengan topi putihnya. Dicarinya sebuah nama di ponselnya dan menghubunginya "Abang dimana? " suaranya meninggi, menandakan seorang gadis yang sedang tersulut emosi.

"Abang dibelakang Ara. "Panggilnya, sebutan Ara adalah panggilan hangat dari seluruh keluarganya kepada gadis manja ini. Spontan Ara membalikkan tubuhnya. Lalu mencubit kasar perut sang abang.

"Ishhh.... Ara, bukanya dipeluk malah pasang wajah cemberut gitu, nyubit lagi " ungkap Ken kesal kepada adiknya.

"Ara udah nunggu lama abang. " bibirnya ia manyunkan membuat sang abang gemas melihatnya.

"Sudah dramanya, baru lima menit juga? " Ken menarik kasar koper yang dipegang Ara. Dengan kilat Ara menaikan tubuhnya digendongan Ken. "Ara......... " Ara yang menaiki punggung Ken hanya bersenandung ria

Ken melajukan kemudinya menuju sebuah istana bak kastil rumah mereka. "Abang, turunin koper Ara! " pintanya merajuk dan memasang wajah cubinya.

Ken berjalan membuka bagasi mobil, lalu mengangkat koper milik Ara, adik kesayanganya itu, 20 langkah setelah Ken sampai di garasi rumah, Ara memutar kemudinya.

"Ara..... mau kemana? " khawatir, Ken sangat takut Ara berbuat aneh aneh dengan membawa mobilnya.

"Ara.... " teriaknya menaikan nadanya satu oktaf lebih meninggi.

"Abang Ara pinjem mobilnya dulu, Ara mau jalan jalan. " Ara menjulurkan lidahnya kepada sang abang, lalu ditutupnya jendela mobil yang kemudian laju mobil meningkat sangat cepat.

"Ara..... Ara..... Dia kan belum punya sim. " Ken berdecak malas menanggapi adiknya yang selalu bikin onar. Namun sang pengemudi mobil tak menghiraukan teriakan sang abang

***

Mall.... Adalah salah satu tujuanya saat ini, ia parkirkan mobilnya di bassement mall tersebut. Ia langkahkan kakinya masuk ke dalam.

Belum ada yang menarik perhatian, sampai ia tiba di sebuah tempat makan KFC, ia hanya memesan minuman float, kemudian langkahnya kembali mengitari mall tersebut.

Minumanya terjatuh ketika seorang lelaki berlari dan dikejar oleh 5 pria berandalan. "Shiit.... Brengsek, siapa si dia. " gerutunya kesal sambil mengambil tempat minumnya yang jatuh, lalu membuangnya kasar ke tempat sampah.

Adel besar di Amerika, ia tinggal bersama profesor dr. John, dokter yang mengobati papahnya, ia sangat pemalas namun kalau masalah kebersihan Adel jagonya.

Ditatapnya lelaki yang sepertinya sudah terluka karena goresan pisau. Ia berlari dengan pincang, memakai topi hitam dan setelan jeans lengkap dengan jaketnya. "Sepatu cat edisi terbaru limited edition." gumamnya lirih.

Tampak Adel membuang muka, mencoba tidak menggubris dan tidak ikut campur urusan orang lain. Seketika matanya terbelalak melihat seorang gadis yang sedang mengungkapkan perasaanya disebuah tempat makan elit dalam mall.

"Kaka aku mencintaimu sejak pertama kali bertemu" ungkap gadis tersebut kepada seorang lelaki angkuh. Gadis tersebut tampak membawa cake ulang tahun.

"Gue udah bilang jangan loe tampakin muka loe di depan mata gue, jijik gue. " Emosinya tersulut, membuat sang gadis meneteskan air mata.

" ini lagi latian drama kali ya. " keluh Adel sambil melihat pertunjukanya. Tapi ia tak melihat satu kamerapun disekitarnya menandakan bahwa itu bukan setingan.

"Ka, aku sudah buatkan kue ulang tahun spesial untuk kaka. " gadis itu menyodorkan cake nya kepada lelaki tersebut.

"Brak.... " Suara kue yang didorong tepat di depan Adel. Tingkahnya yang so cool itu membuat geram Adel. Adel mengambil cake itu, masih ia ratapi kue ulang tahun black forest yang ia yakini sangat nikmat.

Gadis itu terduduk dan memeluk kaki laki laki tersebut. Lelaki tersebut mendorongnya kasar. Adel yang melihatnya bertambah geram, lalu ia berjalan menuju laki laki itu.

"Bruk.... " suara cake yang ditumpahkan di wajah laki laki tersebut. Lalaki tersebut tampak bingung dan kesal, lebih tepatnya kebakaran jenggot, gadis mana yang dengan berani menimpuknya dengan cake menjijihkan itu." siapa kamu? "

"Wajahmu sangat menjijihkan, ha...haa...haa seperti kue yang sekarang melekat di wajahmu " senyum Adel mengembang

"Beraninya kamu...... " bentak lelaki tersebut. Adel menarik tangan gadis itu.

" mba, laki laki masih banyak, jangan cari laki laki brengsek sepertinya yang tidak pernah menghargai pengorbanan seseorang. "Adel menarik gadis tersebut dan segera berjalan meninggalkan kelaki itu.

***

Adel masih berjalan sampai area game di lantai atas, ia menarik sebuah mobil balap dan memainkanya. Ronde 1 sampai 5 ia menangkanya, membuat boneka besar habis dimenangkan oleh Adel.

Alasan kenapa ia kembali dari Amerika ke Indonesia adalah karna ia suka balap liar disana dan daddinya mengetahui itu.

Adel berjalan di samping tangga, ditatapnya pemandangan eskalator dari lantai 5 sampai basement itu. Matanya tertuju kepada pria tampan yang tadi menabraknya hingga minuman floatnya terlempar jauh.

Ditatapnya jam di tangan kananya. "Astaga sudah 1 jam, laki - laki itu masih dikejar preman preman tersebut, gila..... " Adel menuruni eskalator dengan berlari.

Sesampainya di basement, ia berjalan santai melihat kanan dan kirinya. Tepat sekali lelaki tersebut sedang bersembunyi, namun apalah daya, dia bersembunyi di jalan buntu. Sudah dapat dipastikan bahwa ia akan dimangsa preman berjumlah 5 itu.

Adel berjalan menuju lelaki tersebut. Tampak jelas sebuah luka gores disiku dan tusukan di perutnya. "Mau apa loe? " tanya lelaki tersebut dengan heran.

Adel membuka paksa jaketnya lalu mengikatnya di bekas tusukan yang darahnya masih mengalir. Dibukanya juga jaket milik lelaki tersebut kemudian ia pakaikan di tubuh lelaki itu secara terbalik

Tubuh Adel yang hanya tertutup tangtop putih terlihat sangat menggoda. Bukan saatnya berfikir sampai disitu. "Astaga..... Fokus Vin " batinya sambil menyadarkan lamunan gilanya.

Suara lelaki yang mengejarnya kembali terdengar. Adel menukar topi mereka lalu menarik tengkuk lelaki tersebut dan menempelkan bibirnya.

"Cupp" sebuah kecupan hangat dalam suasana genting terjadi.

"Ketemu gak bang? " tanya salah satu preman tersebut. Mereka mengedarkan pandanganya, dilihatnya seseorang yang sedang bercumbu mesra.

"Sial, kenapa ketemunya sama orang yang sedang main gila." Keluh salah satu dari mereka.

"Sebentar, sepertinya gue kenal tu orang. "

"Deg..... " jantung Adel dan lelaki tersebut seperti berhenti berdetak.

"Mati gue" batinya saat salah satu preman itu mendekati mereka. Spontan Adel mencengkeram baju lelaki tersebut dengan erat, membuat lelaki tersebut memainkan dramanya untuk mengelabui mereka.

Lelaki tersebut mencecap bibir Adel dengan hasrat yang menggebu. Rasanya Adel sangat ingin membunuh lelaki yang sedang melecehkanya, bukan hanya ciumanya yang diperdalam, namun tanganya mencoba menurunkan lengan tangtop milik Adel.

2

"Mati gue" batinya saat salah satu preman itu mendekati mereka. Spontan Adel mencengkeram baju lelaki tersebut dengan erat, membuat lelaki tersebut memainkan dramanya untuk mengelabui mereka.

Lelaki tersebut mencecap bibir Adel dengan hasrat yang menggebu. Rasanya Adel sangat ingin membunuh lelaki yang sedang melecehkanya, bukan hanya ciumanya yang diperdalam, namun tanganya mencoba menurunkan lengan tangtop milik Adel.

"Sudah ayo cabut, nanti kita ganggu lagi. " ajak ketua preman tersebut.

"Wah anak jaman sekarang gak tau dosa ya, main kaya gitu aja di tempat umum seperti ini. " ungkap salah satu preman tersebut.

"Loe.... Ngaca donk, loe tadi nusuk orang emang dapet pahala. " ledek salah satunya

"Haa, dapet duit ha... Ha... Ha.. " mereka berjalan menjauhi Adel.

Adel mendorong kuat kuat lelaki didepanya. Lalu memberikan tinjunya tepat di bekas tusukan. "Sumpah demi apapun, gue pengin bunuh loe. " umpat Adel pada lelaki itu

"Auch...... " rengek lelaki tersebut. Kemudian lelaki itu terjatuh dan kesadaranya menurun.

"Woi.... Bangun, heh...... Malah pinsan lagi. " Adel mencoba membangunkan lelaki tersebut. Namun tak ada respon.

Adel membuka jaket lelaki tersebut. Lalu memakainya kembali. Ia berjalan menuju mobilnya.Kemudian mengemudikanya menghampiri lelaki tersebut. Adel merangkul lelaki tersebut lalu membawa masuk ke dalam mobil.

Samar, lelaki tersebut tingkat kesadaranya masih ada, walaupun sudah sangat lemas, karna syok hipovolemik.

Adel melajukan mobilnya. "Sial.... Sial.... " umpat Adel kesal. "Hari pertama menginjakkan kaki di Indonesia, kena sial begini. Gue mesti bawa kemana nie orang..... " lama ia berfikir lalu otaknya menemukan ide.

"Mommy..... " Adel mengambil ponselnya lalu menghubungi momminya sambil berteriak

"Hallo mom.... " panggil Adel pada mommy tersayangnya

"Assalamualaikum Ara sayang, salam dulu! Gag bisa apa kamu hilangkan adat yang ada di Amerika " momminya memarahi Adel yang tidak tau adat bertelephone

"Waalaikumsalam mommy, mommy search location please. " pintanya dengan panik

"Are you oke baby? " momminya tampak hawatir.

"I am very oke mom, its very dengerouse mom. Ara nolongin cowo yang tertusuk mom, dan butuh bantuanya, dia masih bernafas, tapi darahnya mengalir deras"

"Apakah pisaunya masih menancap Ra, jika masih biarkan saja, jangan dicabut. " pinta sang mommy yang ikut panik

"No mom, pisaunya tidak ada. Oke Ara melaju kesana. " Adel menginjak pedal gas lalu mengemudikan mobilnya dengan cepat layaknya pembalap handal.

Yeah Adel memang pembalap, bahkan ia mendapat julukan pembalap profesional, yang jarang mengalami kekalahan. Namun sayangnya balap mobil yang Adel lakukan ILEGAL.

15 menit Adel sampai di depan IGD. Masih ingat bedanya IGD dan UGD. IGD adalah instalasi gawat darurat yang memiliki dr. Jaga dan dr. Spesialis yang selalu stand by dan oncall. Biasanya terdapat di rumah sakit besar.

Adel merangkul lelaki tersebut masuk. Lalu membawa ke IGD. Garda terdepan IGD adalah perawat, disana perawat dengan sigap menerima pasien dan melakukan triase. Perawat dikelilingi oleh coas yang sedang melakukan praktek kedokteran.

Setelah dilakukan triase dr. Jaga IGD mengonsulkan kepada dr. Spesialis Bedah. Ya siapa lagi kalau bukan dr. Rheynand Syahm Attala. dr. berparas tampan yang mendapatkan julukan tangan dewa.

"Nona, silahkan melakukan pendaftaran" pinta perawat yang berjaga di IGD.

Adel melangkahkan kakinya menuju ruang pendaftaran. "anda hubunganya dengan pasien apa? " tanya petugas pendaftaran.

"Saya gak kenal dia miss, saya cuma daftarin aja, namanya juga gak tau, soalnya nemu dijalan tu cowo" ungkapnya cuek dan asal.

"Ara.... " panggil seorang dr. tampan. Matanya melotot melihat siapa yang memanggilnya dengan sebutan manjanya. Spontan Adel mencium pucuk jari dr. Attala sp. B

"Om.... " Adel mengunjukan giginya

"Kapan pulang, tambah cantik saja anak om ini? " dr. Attala mengusap kepala Adel dan menanyakan kedatanganya.

"Tadi siang om, om bisa aja, mommy mana? " tanya Adel mengalihkan pembicaraan

"Dia sedang visite pasien mungkin. " jawab dr. Attala, tak lama dr. Attala dipanggil oleh coas yang akan melakukan konsul pasien.

"Mba boleh saya tinggal pulang pasienya. " tanya Adel kepada petugas yang sedang mendata pasien masuk.

"Ya gak bisa mba, mba harus meninggalkan Dp terlebih dulu. "

" ya udah mba, berapa DP nya? "

"Ya terserah nona saja. "

"Ih emba ngeselin deh, ditanya malah balik tanya. "

"Ya nona mau Dp berapa? " tanya balik petugas pendaftaran.

"Ya udah deh mba, ini ATM saya, DP nya 20 juta aja kali cukup mba? "

"Terserah nona saja. "

"Ih mba ngeselin deh, nanti saya komplen loh, kalau pelayanan rumah sakit ini kurang baik "Adel memberikan ATM nya kepada petugas pendaftaran.

"Non bayarnya di kasir, dari sini ke sana belok kiri terus belok kanan. " ya Adel lagi lagi dibikin pusing oleh petugas pendaftaran.

"Ih beneran, nama mba Tuti ya, nanti saya komplen beneran. Mba gag tau tadi dr. Tampan itu om saya, awas aja nanti saya aduin. " Adel menjulurkan lidahnya kepada petugas pendaftaran.

Setelah dibikin pusing dengan rute kasir, Adel pergi meninggalkan laki-laki yang ditolongnya. Tanpa pikir panjang Adel kembali ke rumahnya.

Sesampainya dirumah Adel mendapatkan sambutan hangat dari oma dan opanya. "Ra, kamu dari mana? " Ken menoyor kepala Adel

"Abang jangan gitu napa. " Aurel oma Adel dan Ken menasehati Ken agar tidak melakukan tindak kekerasan

"Abang ih jahat oma, tadi juga di bandara lama banget. "

"Astaga kamu Ra, 5 menit juga. " Adel menjulurkan lidahnya kembali karna merasa menang dari abangnya.

"Hai semua papa mama pulang. " alih alih perhatian mommy dan daddy. Ara memeluk dan mencium kedua orang tuanya.

"Siapa tadi temen kamu yang kecelakaan sayang? " Keyla bertanya kepada Ara.

"Gag tau mommy, dibilangin Ara nemu di jalan. " ungkapnya bohong

"Ra, kamu gak bisa apa panggil mereka papa dan mama. "

"Gag bisa, sirik aja abang. " Adel lagi lagi melotot malas terhadap abangnya. Ken kembali menoyor kepala Adel.

"Abang.... Jangan gitu. " pinta Axel kepada putranya.

"Jaket siapa ini Ra? " Ken menginterogasi adik kesayanganya ini. Pasalnya ia sangat familiar dengan jaket yang dipakai oleh Ara.

"Nemu. " jawabnya singkat. "Mom... Ara besok udah berangkat sekolah kan? " alih perhatian Ara kepada mereka.

"Sudah, papah daftarin bareng abang. " jawab Axel

"APAH.... Kenapa mesti sekolah abang pa? Gag bisa ke sekolah lain, males banget satu sekolah sama Ara." tolak Ken. Ia menolak karna tahu, Ara adalah biang masalah baginya.

"Iih abang jahat. " Ara memanyunkan bibirnya.

"Kenapa si Ken, biarin lah Ara sekolah disitu, lagian itu sekolah elit juga kan milik opa kamu.

"Asik.... makasih daddy ku sayang. " Adel berhambur memeluk daddy nya sambil menjulurkan lidahnya pada abangnya.

"Oke dengan satu syarat." semua terdiam mendengar syarat Ken. Adel memainkan matanya.

"Jangan katakan kalau Ara adek abang. " jelas Ken

"Oke, siapa takut." tantang Ara pada sang abang.

"Ken.... " Keyla menanyakan alasanya.

"Ken balik ya ma." pamit Ken kepada orang tuanya. Mamanya langsung memelototkan matanya.

"Ken tidur dirumah." pinta Keyla kepada anaknya.

"Sekali kali si Ken, ada Ara juga. " Timpal Axel menambahi

"Emang abang tinggal dimana? " Adel tampak penasaran.

"Kepo kamu Ra. " jawabnya cuek

"Ihhhh abang jahat. " rengek ara dengan nada manjanya.

"Ya udah pa ma, Ken mau tidur. "Pamit Ken kepada mereka. Adel meloncatkan tubuhnya di punggung Ken.

"Ara.... berat, kamu bukan anak kecil lagi. " tolak Ken sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya agar Ara terjatuh.

"Bodo. "

***

Pagi ini Ara berangkat sekolah, ia duduk di bangku kelas XI IPA 2. Hari masih pagi, Ara menelusuri setiap titik lingkungan sekolah tersebut. Sudah hampir jam 7 langkah Ara terhenti mendengar sebuah teriakan.

"Gue bilang lap sepatu gue pake baju loe." bentak seorang lelaki kepada seorang siswi. Posisinya sepatu sudah berada dikursi dan siswa tersebut sedang berlutut didepannya. Siswi tersebut tampak ketakutan. Pasalnya jumlah mereka ada 5,2 lelaki dan 2 perempuan penganiyaya.

"Loe denger gak si, lap sepatunya. " seorang gadis menoyor kepala belakang siswi tersebut. Sudah dapat dipastikan siswi tersebut sangat ketakutan.

"Lap sendiri gag bisa apa!!!" seru seorang gadis memecahkan konsentrasi menganiyaya mereka.

3

"Loe denger gak si, lap sepatunya. " seorang gadis menoyor kepala belakang siswi tersebut. Sudah dapat dipastikan siswi tersebut sangat ketakutan.

"Lap sendiri gag bisa apa!!!" seru seorang gadis memecahkan konsentrasi menganiyaya mereka.

Semua yang ada disana memandang asal suara tersebut. "Kemari loe.....!" pinta Ken kepada Adel hanya dengan telunjuknya yang digerakan.

"Astaga loe, barusan abang bilang Ara dengan sebutan loe. Kenapa rasanya sedikit nyesek." batin Ara

Flash Back On

Sesampainya di kamar abang Ken, Ara merebahkan tubuhnya. Suasananya masih sama seperti dulu sewaktu Adella berkunjung ke Indonesia. "Abang.... " panggilnya lembut.

"Ya?" suara nya masih lembut dan bersahabat.

"Arion apa kabar?" tanya Adel penasaran kepada adiknya yang umurnya lebih tua.

"Besok juga ketemu Ra." ucap Ken santai.

"Kamu beneran gak apa apa seandainya disekolah gak ada yang tau kamu adek abang." penasaran, Ken ingin tau jawabanya. Namun seandainya Ken memperkenalkan Adel sebagai adeknya, lain ceritanya.

Ken ingin Adel tak bermasalah dengan statusnya, dan Ken ingin Adel mendapatkan teman yang tidak memperdayanya.

"Ya bang, tenang aja, Ara bukan anak kecil lagi. Abang gak tau Ara jago karate? " bangganya Adel menjadi wanita yang suka berkelahi.

"Jangan suka berkelahi Ra " nasehat Ken terhadap adeknya.

"Hmmm. " jawabnya santai. Karna berkelahi adalah hobinya. Dan tidak mungkin Adel melepaskan hobinya itu

"Abang tinggal dimana? " tanya Adel ingin tahu

"Apartemen." jawabnya malas. "Semenjak mommy dan daddy sering bolak balik Amrik, abang memutuskan untuk hidup sendiri. "

"Sekarang ada Ara, abang pindah kesini ya." pinta Ara dengan nada manjanya.

"Tidak Ara, nanti kita ketahuan kalau kita saudaraan." jawab Ken malas.

Mereka saling terdiam, tidak ada perbincangan diantara mereka. "Bang, abang gak kangen sama mba Zela. "

"Deg" langkah Ken yang sedang memainkan bola basket di tanganya terhenti. Ada sedikit sesak dan nyeri di dada menyebut nama Zela. Wanita yang pergi meninggalkan luka antara Arion dan Ken.

"Bang? " panggil ulang Adel

"....... " Ken masih terdiam. Tiba tiba saja Ken memapah Adel menuju kamarnya. Adel meronta meminta diturunkan. Namun diabaikan oleh Ken.

"Tidur sana udah malam Ara. " paksa Ken kepada Adel.

"..... " masih dengan nada cemberutnya.

"Besok katanya Ara mau sekolah. " bujuk Ken pada Adel.

"Baiklah abangku yang tampan. Tapi besok ajak Ara jalan jalan. " ungkapnya dengan mengedipkan matanya.

"Siap Ara. "

"Yess" Adel kegirangan karna keinginanya itu disetujui abangnya. Ken mengusap lembut kepala adeknya itu.

"Good Nigh Ara. "

"Good Nigh abang." Ken berjalan menuju kamarnya fikiranya masih berputar memori tentang Zela gadis cantik sahabatnya itu.

Flash Back Off

"Woi anak baru, loe gak denger? Kesini. " teriak Ken kepada Adel.

Adel mendekat, ia menanting gadis yang sedang berjongkok didepan abangnya. "Jongkok" pinta Ken dengan nada mengancam.

"Lap sepatu gue." Sebenarnya ada rasa gak tega menyuruh adeknya yang manjanya kebangetan untuk mengelap sepatunya. Namun Adel tetap berlutut. Ia melepas jaketnya untuk mengelap sepatu abangnya itu.

Setelah selesai mengelap sepatu, Adel berdiri, tampak senyum yang mengembang dari wajah Ken. Arion yang sedari tadi memperhatikan pertempuran antara Ken dan adiknya hanya tersenyum miris.

"Adellaura Shava A...... Hmmmm Loe anak baru." Arion merangkulkan tanganya di pundak Adel dan berpura pura tidak mengenalinya. Adel masih diam dengan penuh arti. "Ken.... gadis ini sangat cantik, dekat dengan kata sempurna, kalau dibanding dengan cewe loe, jelas cantik dia kemana mana." puji Arion terhadap Adel dengan maksud lain.

"Sialan Arion, dia ngumpanin gue ke pacar bang Ken." Batinya, dan sudah dapat dipastikan bahwa sebentar lagi perkataan Arion akan sampai ditelinga pacar abangnya. Dan pacar abangnya itu akan dengan cepat mencari tau tentang gue.

Tet tet tet

Tanda bel dimulainya pelajaran. Adel melempar jaket bekas yang tadi dipakai untuk mengelap sepatu abangnya tepat di wajah abangnya.

"Ups... " kaget mereka melihat Adel sangat berani kepada Ken.

"Cuciin, kalau masih ada noda gue bunuh loe." lagi lagi kalimat ancaman, kata gue yang terdengar ditelinga Ken menyesakkan dadanya begitu saja.

Adel melepaskan rangkulan Arion. Lalu menginjak kakinya keras keras. "Awas loe bang. " ancam Adel dengan suara lirih di telinga Arion.

Sesampainya dikelas Adel mendapat sambutan dari teman-temanya. Ia mendapatkan sahabat bernama Ayra dan Ayla. Tomboi dan anggun, 2 gadis kembar itu tampilanya berbeda 180 derajat.

Pelajaran pertama mereka adalah olahraga, Adel hanya duduk termenung, ingatanya berputar memori cowok yang kemarin ditolongnya.

"Del main basket. " ajak Ayra dan Ayla.

"Gue gak bisa main basket. " jawabnya malas, ia hanya duduk memeluk bolanya.

"Adel, kamu anak baru, jadi harus tunjukin bakatmu. Kalau tidak nilai kamu nol. "

"Ya udah kasih aja nilai nol pa. " jawab Adel cuek." guru olahraga pun berdecak heran sambil menggelengkan kepalanya.

"Anak jaman sekarang, bad girl semua. " guru olahraga merutuki kelakuan siswanya.

Tak lama terdengar sorakan kaka kelas yang sedang memainkan basketnya. "Del, di sekolah ini ada 4 cowok ganteng." ucap Ayla gadis anggun kembaran gadis tomboi si Ayra.

"Siapa? " cuek kalimat yang bahkan tidak ingin dia ucapkan. Karna menurutnya itu gak penting.

"Ada Saka tuh liat yang sedang menshooting bola, dia cool dan ganteng banget, terus ada Ken yang ganteng bin Killer, dan pesonanya bisa membuat cewe-cewe membeku. Arion yang memakai baju serba putih dia pangeran pujaan hati yang kalem, dan ramah. Yang terakhir dia ganteng maksimal tapi pendiem, kalem dan gak pernah yang namanya tergoda dengan cewe dia adalah Kevin. "

Adel masih dengan lamunanya. "Loe dengerin kita gak si Del? " Ayra menyenggol lengan Adel. Namun wajah Adel masih lesu.

Benar saja tiba tiba ada seorang cewe yang dengan sengaja melempar bolanya ke arah Adel dari belakang.

"Bugh" suara bola mengenai punggung adel.

"****" Adel spontan berdiri mendekati gadis yang melempar bola.

"Ada masalah apa loe sama gue. " belum selesai Ken, Saka, Arion yang biasa disebut dengan geng Devil mendekat melihat kekasih Ken yang sedang bersiteru dengan Adel.

Adel mengangkat bolanya hendak melempari gadis tersebut dengan bola, namun dicegah oleh Ken. "Jangan sentuh cewe gue. " ungkapnya menunjukan kepemilikan.

Mata Adel membulat rasanya ingin memberikan bogem kepada kakanya. Saka yang sedari tadi mengingat ingat gadis tersebut tidak bersuara. "Gadis itu sepertinya tidak asing. " ungkapnya lirih.

"Bugh" Adel melempar bolanya ke perut abangnya dengan emosi.

"Maju loe, gue tantangin loe main basket. " Adel berjalan menuju tengah lapangan, seluruh kelas XI IPA 2 dan XII IPA 1 saling bersorak.

"Dia cewe yang kemarin nimpuk gue pake cake ulang tahun." Arion yang mendengar penuturan Saka membelalakan matanya.

"Dia nimpuk loe pake cake ulang tahun. " Saka mengangguk dan menceritakan detailnya hingga Arion tertawa terbahak-bahak.

Bola dilambungkan oleh wasit, dengan kilat Adel menguasai bola dan menshooting bolanya ke ring, hanya ada dua pemain disana. Sang kakak dan sang adik. "Abang, awas aja nanti kalau Adel menang, abang harus turutin semua permintaan Ara. "

"Siapa takut. " Ejek Ken terhadap Ara sambil merebut bola. Adel menjatuhkan kakinya didepan Ken sehingga Ken terjungkal ke depan.

Adel menguasai bola berkali kali dan menshooting bola tepat di atas ring dan melesat sempurna.

"Kasar kamu Ra. " keluh Ken.

"Abang gak ngajuin syarat, jadi Ara pastikan akan menang dengan cara apapun."

Lagi - lagi Ara menggiring bola dan menshooting, hingga poinya melebihi Ken, dan Ara menyudahi permainanya.

"Abang gak malu, sudah dijuluki kapten basket, tapi kalah dengan Ara. " ejeknya. Lalu berbalik mengambil bola dan melempar bola tepat di perut gadis yang ia yakini kekasih abang Ken.

"Bugh" gadis tersebut meringis kesakitan

Mereka terheran dengan permainan yang baru saja dilakukan oleh Adel yang mengaku tidak bisa main basket namun mencetak poin yang mengalahkan kapten basket.

***

Ruang VVIP yah, Ia bernama Kevin lelaki yang sempat ditolong oleh Adel. Matanya ia buka perlahan, rasa nyeri di bekas operasinya sudah mulai terasa, sudah ada oma dan opanya disampingnya.

"Oma....? Lirih suara itu terucap

"Opa bilang apa, kamu harus punya bodyguard Kev, kalau kamu nurut kejadianya tidak akan seperti ini. "

"Untung saja kamu selamat. " ujar omanya.

"Oma tau siapa yang membawaku kesini? " Kevin menanyakan seakan akan gadis itu memang menolongnya untuk mendapatkan imbalan. Yang ia ketahui bahwa semua wanita yang dekat denganya hanya memanfaatkanya. Tak terkecuali gadis yang bersamanya yang sudah sudah.

Oma dan opanya menggeleng. "Kami tidak tahu Kev, gadis itu sudah menolongmu, menyelamatkan nyawamu, sekaligus membayar DP perawatan kamu. "

Kevin terbelalak mendengarnya, ingatanya berputar tentang gadis yang sempat menolongnya, dan ketika Kevin memanfaatkan kebaikan gadis tersebut, ia dengan sengaja mengambil kesempatan mencium dan berbuat kurangajar kepadanya "Kevin minta, carikan gadis itu sampai ketemu oma. " pinta Kevin

"Tidak disuruh kami pun akan mencarinya. " jawab oma dan opanya

"oma lihat jaket pink yang melekat ditubuhku? " tanya Kevin penasraan

"Ada disampingmu, oma berniat membuangnya. " jawab omanya

Kevin meneliti jaket gadis tersebut, yang tadinya berwarna pink menjadi merah, jaket dengan merk Gucci. Ia menatap dengan saksama, namun hanya ada sebuah struke pembayaran di sakunya. Dan sebuah bros dengan tulisan ARA.

"Ara...... Sebentar lagi gue akan menemukan loe. " seulas senyumnya mengembang dibibirnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!