Andira Zanitha Prasetya
Adalah Andira Zanitha Prasetya,seorang gadis yang kuat dan pemberani tapi juga anggun serta lembut seperti nama cantik yang disematkan Almarhumah mamanya ketika dia lahir. Ya...Dira,begitu teman-teman dan keluarganya memanggil. Sudah sejak SD kelas 1,ditinggalkan oleh mamanya yang meninggal karna sebuah kecelakaan sepeda motor.
Tak lama berselang dari kepergian mamanya,tiba-tiba papanya pulang bersama Sonya yang selama ini Dira kenal sebagai sekertaris papanya. Entah sejak kapan Tuan Prasetyo menikah dengan perempuan itu,tapi yang pasti papanya mengatakan pada Andira kecil bahwa saat itu Sonyalah yang kedepannya akan menjadi mamanya. Tak ada lagi yang bisa Dira kecil katakan selain menuruti apa kata papanya,apalagi diawal-awal tinggal bersama...Dira kecil benar-benar merasa seperti mendapatkan kasih sayang mamanya kembali.
Tapi semua berubah ketika Sonya melahirkan putrinya yang diberi nama Angelica Rana Prasetya. Hari-hari Dira benar-benar terabaikan,hidupnya kini benar-benar seperti anak pungut yang tak hanya tidak mendapatkan perhatian tapi juga sedikit demi sedikit Dira mulai tersingkir dari perhatian papanya yang selalu lebih menyayangi Angel daripada dirinya.
🌹🌹🌹
Matahari belum lagi bangun dari tidurnya,ketika Andira menggeliat sambil meraba-raba untuk meraih jam wekker antik peninggalan mamanya.
"Iya mama...Dira bangun...Selamat pagi mama..." Diciumnya jam wekker yang terdapat foto dia waktu bayi dalam gendongan mamanya. Jam wekker itu adalah pemberian mamanya di ulang tahunnya yang ke 7,tepat 3 hari sebelum terjadi kecelakaan sepeda motor yang di alami mamanya.
Waktu menunjukkan pukul 4 pagi,bergegas Dira bangun setelah berdo'a untuk mamanya dan untuk kelancaran kegiatannya hari ini.
Inilah kegiatan Dira setiap hari...
Setelah bersih-bersih diri dan sholat subuh,dia pun segera turun ke lantai bawah menuju dapur guna melakukan kewajibannya menyiapkan sarapan untuk papanya,maminya,adiknya dan untuk dirinya sendiri.
FLASHBACK ON
"Mami,masakan Kak Dira enak,Angel suka...nggak kaya masakan Bi Asih. Mulai sekarang Angel nggak mau makan jika bukan masakan Kak Dira..."
Begitu ucap Angel suatu hari waktu mereka sekeluarga sedang sarapan bersama,sambil menikmati masakan Dira karna Bi Asih sedang sakit waktu itu.
'Apa maksud bocah ini padaku,padahal sudah dari sejak orok,dia selalu makan masakan buatan Bi Asih dan selama itu pun dia selalu memuji kelezatan masakan Bi Asih...Tapi kenapa kok tiba-tiba dia dengan sok imutnya memuji masakanku dan terang-terangan meminta aku membuatkan masakan untuk dia sarapan setiap hari. Nambah-nambahin kerjaan aja ' guman Dira dalam hati.
"Tuh Dira dengar...berbanggalah kamu karna adikmu ini sangat mengidolakan masakanmu..." ucap Prasetya papa Dira.
"Tapi Dira nggak bisa membuatkan sarapan setiap hari pa sebab akhir-akhir ini Dira sangat sibuk...Dira kan sedang mempersiapkan tugas akhir pa..." kilah Dira.
"Adikmu hanya minta dibuatkan sarapan saja Dira..." pinta Sonya maminya Angel dengan ucapan sok lembut dan penuh kasih,karna berada di depan suaminya.
"Tapi mi..."
"Tidak ada tapi lagi Dira,papa sudah memutuskan jika setiap hari,sarapan harus kamu yang buat. Lagian biar Bi Asih bisa istirahat..." titah papanya yang tak pernah bisa dia tolak.
FLASHBACK OFF
Dan mulai sejak itulah Dira selalu berusaha bangun sebelum subuh agar semuanya bisa selesai tepat waktu,sebab Sonya sering marah-marah jika sarapan mereka terlambat disajikan. Untung Bi Asih yang mengasuhnya sejak kecil selalu membantunya,Bi Asih juga selalu bangun pagi dan membantu menyiapkan bahan-bahan untuk membuat sarapan. Makanya Dira selalu sayang pada Bi Asih,begitu pun Bi Asih yang selalu tulus menyayangi Dira.
"Selamat pagi Bi Asih 'cup'..." ucap Dira sambil mencium pipi kanan Bi Asih seperti biasanya.
"Selamat pagi non...mau masak apa pagi ini non?" tanya Bi Asih sambil tersenyum.
"Kita masak nasi goreng sosis sama telor dadar krispi bi..."
Bi Asih memandangi Dira yang mulai meracik bumbu untuk membuat sarapan. Bi Asih selalu merasa tersanjung setiap momongannya itu mencium pipinya,kebiasaan yang tidak pernah berubah dari sejak Dira masih kecil itu selalu membuatnya bahagia.
'Dua ciuman pipi buat mama dan satu ciuman pipi buat Bi Asih. Dira sayang mama...Dira juga sayang Bi Asih,tapi Bi Asih cuma dapet ciuman sebelah aja ya,kan Bi Asih nggak melahirkan Dira...'
'Ha ha ha..." Dewi mama Dira dan Bi Asih pun tertawa mendengar celotehan Dira kecil.
Sejenak Bi Asih terngiang masa-masa Dira masih kecil,hingga tanpa sadar sudut matanya pun mengeluarkan air mata.
"Bibi kenapa menangis? Bi Asih sedang sedih ya?" Dira meletakkan pisau yang dipegangnya lalu menghampiri Bi Asih.
"Bibi sedang mikirin apa?"
"Enggak non,bibi tadi tiba-tiba teringat sama mamanya non...jika beliau masih ada,pasti beliau sangat bangga memiliki putri yang cantik,pintar,rajin dan lembut seperti Non."
"Mama pun pasti bahagia dan sangat berterimakasih pada Bi Asih karna bibi telah menjaga dan menyayangi Dira seperti putri bibi sendiri. Terimakasih bi..." Dira memegang kedua tangan Bi Asih lalu menciumnya membuat Bi Asih tak lagi mampu menahan air matanya.
"Sudahlah bi...ayo kita masak sekarang. Kalo terlambat,bisa kena omelan kita nanti..." ucap Dira sambil tersenyum.
"Ah iya...non tadi mau masak apa untuk sarapan pagi ini?" Bi Asih menyeka sisa air mata yang tersisa dipipinya yang mulai keriput.
"Hari ini Nona Angel ingin sarapan nasi goreng sosis dan telor dadar krispi bi...Tuan Pras dan Nyonya Sonya mah ngikut putri kesayangannya saja..."
Bi Asih tersenyum melihat tingkah laku Dira yang selalu menempatkan dirinya sebagai seorang pelayan bagi keluarganya di rumahnya sendiri.
Angelica Rana Prasetya
🌹🌹🌹
"Wah enak ni...nasi goreng sosis sama telor dadar krispi..." ucap Angel sambil duduk di kursi makan.
Setelah selesai menyajikan ikut duduk sarapan Dira malah melangkah menuju kamarnya.
"Mau kemana? Kamu nggak ikut sarapan bersama kami?" tanya Pras pada Dira.
"Aku mau ke kampus pa dan sepertinya nanti aku juga akan menginap di apartemen Sila karna akan mengerjakan tugas kelompok..."
"Lalu sarapanku besok bagaimana? Padahal nanti malam teman-temanku mau menginap di rumah karna besok pagi ingin merasakan masakan Kak Dira. Paaa...miii,Angel nggak mau di anggap pembohong sama teman-teman..." Angel merengek manja.
"Apa? Kamu pikir aku pembantumu? Seenaknya aja undang-undang teman buat sarapan di sini...aku nggak bisa,tugas kampusku banyak..."
"Paaa...miii...gimana ini,teman-teman Angel pasti jadi pada benci sama Angel... Sedangkan Kak Dira malah jadi bentak-bentak Angel...hiks hiks hiks..."
"Hadeeh...drama..." ucap Dira lirih.
"Dira...!!! Apa salahnya sih memasakkan sarapan buat teman-teman Angel? Apa kamu suka melihat adikmu mendapat malu di depan teman-temannya?" bentak Pras.
"Masalahnya Dira benar-benar sedang banyak tugas pa...kalo tugas ini nggak segera dikumpulin tepat waktu,beasiswa Dira bisa di cabut...sebentar lagi Dira sudah mau lulus pa,Dira nggak ingin hanya karna masalah sepele,Dira jadi kehilangan masa depan Dira pa..."
"Dasar egois..." gumam Sonya yang masih terdengar oleh Dira.
"Dira nggak mau bertengkar ya,terserah Dira mau di bilang apa,tapi Dira tidak mau kehilangan masa depan Dira ..." Dira pun meninggalkan ruang makan dan segera berlalu
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Jangan pernah bosan dengan karya Author ya...
Untuk itu,tinggalkan jejakmu dengan like,komen N Votenya...
Dira berjalan terburu-buru menuju apartemen Sila,jam pelajaran di kampus ternyata kosong,sementara dia tadi mendapat kabar dari Vina jika Sila sakit jadi Sila nggak masuk kuliah.
'Ih tumben-tumbenan ni anak nggak ngampus tapi nggak ngabarin aku,malah ngabarin Vina. Apalagi katanya sakit...sakit apaan,perasaan semalam pas video call dia baik-baik aja...' gumam Dira dalam hati sambil terus berjalan tanpa memperhatikan koridor apartemen Sila,dan...'bruk'... Dira bertabrakan dengan seseorang yang kelihatannya juga terburu-buru.
"Aduh...hati-hati dong kalo jalan,.." ucap laki-laki itu ketus. Matanya tajam menatap cewek dihadapannya yang justru cuek tak menghiraukannya. Dia tampak sibuk dan tampak kerepotan membereskan barang-barangnya yang jatuh berantakan. Dan entah sihir dari mana,demi melihat pemandangan di depannya membuat laki-laki itu ikut jongkok lalu dengan cekatan membantu Dira membereskan barang-barangnya.
"Eh maaf ya om,saya buru-buru...Terimakasih om masih mau bantuin saya..." ucap Dira sambil menerima buku-buku yang sudah di tumpuk rapi oleh laki-laki itu lalu dengan segera Dira pun kembali berlari menuju apartemen Sila yang ada di lantai itu. Hingga Dira tidak sadar jika dompetnya yang ikut jatuh di lantai tadi tertinggal.
"Eeeh...dompetmu..." teriak Hans sambil memungut dompet Dira,tapi Dira sudah terlanjur berbelok ke sebuah gang di lantai itu.
'Huh dasar cewek ceroboh,di panggil malah main lari aja...Bisa-bisanya manggil aku om lagi,kapan aku kawin sama tantenya...Seenaknya aja,emang aku setua itu apa...' gerutu Hans dalam hati.
Hans Hendra Saputra
Laki-laki itu adalah Hans Hendra Saputra,seorang eksekutif muda dan seorang ceo sebuah perusahaan yang mempunyai banyak anak perusahaan di berbagai bidang. Dari mulai mall,hotel,tempat fitnes,pabrik textil sampai ke bisnis pengdaan bahan bangunan. Hans orang yang berkepribadian ramah dan baik,dia bukan tipe ceo orang yang dingin terhadap semua orang,akan tetapi juga bukan tipe orang yang gampang akrab dengan semua orang,apalagi dengan makhluk yang namanya wanita. Itulah sebabnya,mengapa dia masih melajang di usianya yang telah menginjak ke angka 30 tahun.
Hans melangkah keluar dari tempat tinggalnya dengan langkah yang sedikit terburu-buru,sebuah gedung apartemen terelite di ibukota. Sesekali senyum manisnya mengembang kala beberapa orang menyapanya hingga sesampainya di depan,sebuah mobil mewah telah menunggunya.
"Tumben lama amat sih lu boss...katanya tadi udah siap..." omel Alex sahabatnya sekaligus asisten pribadinya.
"Brisik...nggak tau apa kalo aku tadi habis di tabrak sama seorang cewek ceroboh...sampai-sampai semua barang bawaannya berantakan di lantai. Jadi mau nggak mau,aku pun terpaksa membantu dia membereskan barang-barangnya ,soalnya kan menghalangi langkahku...nyebelin banget kan?" ucap Hans sambil membuang nafas kasar karna kesal.
"Dan yang lebih bikin sebel lagi,ketika cewek itu meminta maaf sekaligus berterimakasih padaku...masak dia memanggilku dengan sebutan 'om'...? Emang aku sudah setua itu sampai dia memanggilku om,dasar cewek ceroboh yang menyebalkan..." gerutunya panjang lebar.
"Buaha ha ha ha...emang selama ini lu ngerasa masih remaja gitu...? Ha ha ha..."
Alex Frasisco yang ternyata adalah kakak Sila itu tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya. Kemudian dia pun mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Br*******k lu...malah ngetawain..." ucap Hans sambil melayangkan sebuah bogem mentah di lengan Alex. Alex pun jadi meringis menahan sakit.
"Aduh,sakit boss...Habisnya lu lucu sih boss...he he he...Baru kali ini gue liat lu di buat keki sama seorang cewek,jangan-jangan ini jodoh lu boss."
"Ngarang aja..."
Alex melirik ke arah Hans kemudian memperhatikan tangan Hans yang tengah memainkan sesuatu.
"Tuh yang di tangan lu apaan boss?" tanya Alex kepo.
"Dompet cewek tadi..." jawab Hans singkat.
"Lho kok bisa ada sama lu..."
"Tadi waktu selesai membereskan barang-barangnya tu cewek langsung main lari aja,sampai-sampai dompetnya ketinggalan pun dia nggak sadar. Aku udah coba manggil dia mo ngembaliin dompetnya tapi dia keburu kabur..."
"Coba deh di buka,pasti kan ada kartu identitasnya di situ,jadi lu bisa kembaliin tu dompet...."
"Ogah ah,biarin aja dia bingung sendiri...salah sendiri dia ceroboh"
"Hmmm...si om keluar kekanak-kanakannya deh..."
"Br*******k lu...awas kalo lu berani panggil aku om lagi..."
"Lho bukannya Alika aja boleh panggil lu 'om'?"
"Hmmm...hanya Alika yang boleh panggil aku om,selain Alika nggak boleh..."
"Iya deh...gue ngalah,daripada gue di pecat...ha ha ha..."
"Setan lu...nyetir aja yang betul..." ucap Hans.
"Siap om...eh boss...ha ha ha..."
Hans melotot ke arah Alex tapi yang dipelototi cuek sambil tersenyum dan fokus menyetir,hingga sampai ke tujuan mereka.
Alex Fransisco
🌹🌹🌹
Apartemen Sila
'Ting tong...ting tong...'
"Assalamu'alaikum..."
'Ceklek...' seorang wanita cantik membukakan pintu untuk Dira.
"Wa'alaikumsalam...eh Dira,ayo masuk..." ucap wanita cantik itu ramah. Wanita cantik itu tak lain adalah Tiara,seorang mantan model itu yang kini menjadi kakak ipar Sila,istri dari Alex.
"Sila mana kak? Bagaimana keadaannya?" tanya Dira cemas.
"Eh memangnya Sila kenapa Dir? Sila sekarang ada dikamarnya lagi main sama Alika dan sepertinya dia baik-baik saja..." jawab Tiara yang malah menjadi cemas dengan pertanyaan Dira.
"Syukurlah kalo dia sudah baikan..." ucap Dira sambil berjalan menuju kamar Sila bersama Tiara.
"Eh tunggu dulu Dir..." Tiara menahan Dira agar berhenti sejenak.
"Ini ada apa sebenarnya...kamu tau sesuatu tentang Sila? Kenapa kamu bilang tadi,syukur kalo Sila sudah baikan...me memangnya Sila kenapa? Duduklah dulu di sini dan jelaskan pada kakak,sebenarnya ada apa dengan Sila,jangan bikin kakak bingung dan cemas..."
"Lho kak,bukannya Sila sedang sakit?"
"Sakit? Sakit apa? Kok kakak nggak pernah tau jika Sila sakit? Apa penyakitnya parah?"
"Eh kok jadi begini...Dira juga nggak tau kak,Sila sakit apa...yang Dira tau,hari ini Sila titip ijin ke Vina dan Vina bilang kalo Sila nggak masuk kampus karna sakit. Dira kan jadi cemas,makanya Dira langsung datang ke sini,karna kebetulan dosen yang seharusnya ngasih kuliah pagi tidak hadir,jadi kelas kosong."
"Tapi sampai di sini kok kakak malah jadi bingung gitu..."
"Gimana nggak bingung,kamu datang mencemaskan Sila sampai segitunya. Sementara dari bangun tidur tadi,Sila itu baik-baik saja...dia malah main sama Alika terus tanpa ada tanda-tanda sakit sedikit pun..." jelas Tiara.
"Ooo...kalo gitu Sila yang sudah bohong,bilang ke Vina sakit. Pantas saja dia nggak kasih tau ke Dira kalo dia sakit tapi malah bilang ke Vina. Hmmm...sepertinya dia butuh di kasih pelajaran tambahan ni..." ucap Dira geram karna merasa telah di tipu oleh Sila sahabatnya.
Tanpa buang waktu,Dira pun langsung berdiri lalu membuka pintu kamar Sila tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dengan diikuti oleh Tiara.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.,,
Hai-hai para reader yang selalu setia dengan karya-karya Author...
Kali ini Author persembahkan sebuah cerita baru,semoga suka ya...
Dan kalo suka...jangan pernah lupa untuk meninggalkan jejakmu di sini,berupa like,vote N komen-komennya ya...
Author tunggu yaaa...Terimakasih,..🙏🙏🙏
Sila Prisilia
"Sila Prisilia..." panggil Dira ketus sambil berkacak pinggang.
Sila menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka lebar. Wajahnya yang tampak terkejut dipaksakan untuk tersenyum. Tiara pun cepat-cepat mendekati tempat tidur Sila untuk mengambil Alika dan membawanya keluar kamar,Tiara sudah hafal...jika salah satu dari dua sahabat ini marah,pasti akan ada kosa kata yang tak layak buat di dengar Alika putrinya.
"Iya...Maaf..." ucap Sila sebelum kena marah sama Dira.
"Maaf...? Kenapa kamu minta maaf...? Dan untuk apa kamu minta maaf...?" tanya Dira dengan nada sinis,tangannya yang tadi berkacak pinggang pun sudah berubah menjadi bersedekap.
"Maaf...Tadi pagi aku nggak ngabarin kamu tapi aku malah ngabarin Vina...
Kenapanya...Karna aku takut kamu marah...
Untuk apanya...ya biar kamu nggak marah lagi padaku,soalnya aku sudah bikin kamu khawatir...
Jangan marah ya Dii...tar aku katakan alasan yang sebenarnya kenapa aku berulah...tapi maafin duluuu..." rayu Sila.
"Hmm..."
"Kok hmm,..iya! gitu..." rayu Sila.
"Iyaaa! Udah salah,banyak maunya pula.."gerutu Dira.
"Naaa gitu dooong...he he he...kamu memang sahabatku paling cantik,paling baik dan paling pengertian. Terimakasiiiiihhh..." puji Sila bertubi-tubi.
"Cepat katakan...apa alasanmu melakukan hal itu..."
Dira nggak sabaran mendengarkan penjelasan dari mulut Sila.
'Tok tok tok...'
"Sila...Dira...boleh kakak masuk?"
"Masuklah kak..."
"Ini kakak bawakan makanan dan minuman..."
"Wooow...terimakasih Kak Tiaaa...kakak memang kakak paling pengertian sedunia...'cup'..." sebuah kecupan di pipi dihadiahkan Sila pada kakak iparnya itu.
Tiara Adisti
"Dasar perayu..." gumam Dira yang masih terdengar oleh Sila yang berada di sampingnya.
"Sirik aja...huuh..." bisik Sila.
"Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan yaaa...kau berhutang penjelasan padaku..." bisik Dira.
"Kalian masih belum selesai bertengkar? Apa malah belum di mulai?" tanya Tiara sambil meletakkan makanan dan minuman di meja belajar Sila...
"Tuh tersangkanya berbelit-belit kak..." celetuk Dira.
"Enak aja tersangka,kaya sidang aja...emang aku maling?"
"Bukan maling tapi penipu..."
"Ih jahat amat sih lu...sahabat macem apaan tuh?" Sila melempar bantal ke arah Dira dan langsung ditangkapnya.
"Week nggak kena..." ledek Dira.
"Aduh kalian ini...udah dewasa,kok masih juga kaya anak kecil..." Sila dan Dira pun tersenyum mendengar ucapan Tiara.
"O ya,hari ini kalian jadi belajar kelompok di sini sama teman-teman kalian?" tanya Tiara kemudian.
"Jadi kak...memang kenapa?" tanya Sila khawatir nggak diijinin oleh kakak iparnya.
"Ya nggak kenapa-kenapa tapi kalo belajarnya banyakan orang dan sampai malam,lebih baik kakak sama Alika nginep dulu aja di rumah mama (mamanya Tiara)..."
"Waduh emang nggak papa kaya gitu? Tar Mama Ina marah sama Sila dong...terus Kak Alex gimana?" ucap Sila kembali khawatir.
"Ya nggak papa dong...mama pasti malah senang ditungguin Alika,lagian sejak kapan mama suka marah sama kamu. Mama itu kan lebih sayang sama kamu daripada sama kakak yang anaknya sendiri...Kalo Kak Alex paling tidur di tempat Kak Hans,dia harus tetap jagain kamu...biarpun dia nggak ikut nimbrung di sini..." ucap Tiara sambil tersenyum dan menowel hidung mancung adik iparnya...
"Aaa...Terimakasih kak...kakak memang selalu perhatian sama aku...Kak Tia memang is the best...love you kak..." Sila menghambur ke pelukan kakak iparnya. Sila mencium pipi kakak iparnya dan Kak Tiara pun mencium kening Sila.
'Akh,keluarga sempurna' ucap Dira dalam hati.
Keakraban Sila dan Kak Alex,kakak kandung Sila aja sering membuat iri hati Dira,apalagi keakraban Sila dengan kakak ipar dan juga keluarga kakak iparnya,membuat hati Dira miris. Bahkan orangtua Kak Tiara juga sangat sayang sama Sila,membuat Sila yang sudah tidak punya orangtua kembali memiliki keluarga yang utuh...sangat bertolak belakang sekali dengan kehidupan Dira. Melihat pemandangan didepannya,tanpa sengaja air matanya menetes di pipi mulusnya. Hal itu tak luput dari perhatian Tiara.
"Lho Dira...kenapa menangis?" tanya Tiara membuat Sila melepas pelukannya.
"Hiks...nggak papa kak...Dira hanya terharu sekaligus bahagia melihat keakraban Kak Tiara dengan Sila...karna selama ini jika di rumah,Dira selalu merasa sendiri...hiks..." Dira mengusap air matanya yang mengalir di pipi lalu tersenyum. Sila pun mendekati Dira dan memeluknya erat.
"Kamu punya aku Dira,kita selamanya akan menjadi saudara...Kak Tiara dan Kak Alex tidak hanya kakakku tapi mereka juga kakakmu,kita adalah keluarga...Iya kan Kak Tia?" Sila meminta persetujuan kakak iparnya sambil merangkul Dira.
"Iya doooong...Kak Tia adalah anak tunggal,memiliki adik seperti Sila adalah anugrah dan jika kakak punya satu adik perempuan lagi,itu adalah keajaiban. Dengan begitu maka hidup Kak Tia akan menjadi lebih sempurna..." Tiara mendekati Dira dan Sila lalu memeluk keduanya.
'Ting tong...ting tong...'
Tiba-tiba ada suara bell rumah...
"Siapa ya...temen-temen baru dateng tar sore kan?" tanya Sila yang di jawab Dira dengan anggukan.
"Oh mungkin mama sama papa...coba kakak lihat..." ucap Tiara yang langsung keluar dari kamar Sila untuk membukakan pintu.
'Ceklek...'
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam ma...pa..." jawab Tiara menyambut mama dan papanya.
"Kok sepi...?" tanya Tio papa dari Tiara sambil duduk di sofa.
"Iya pa...Mas Alex kerja,Alika bobok dan Sila ada di kamar dengan temannya..."
Sementara Tio dan putrinya sedang mengobrol,Ina mama Tiara langsung nyelonong ke kamar Sila seperti biasanya.
"Silaaaa....Mama Ina dataaang..." teriaknya ketika sampai di depan pintu kamar Sila.
"Mamaaaa..." Sila segera menghambur ke pelukan Ina.
"Anak mama..." Ina mencium pipi kiri dan pipi kanan Sila.
"Lho ada temen Sila juga?" tanya Ina lagi.
"Eh iya ma,kenalin...ini sahabat Sila,namanya Dira..."
Dira memajukan tangannya tapi Ina bukannya menyambut tangan Dira,dia malah menatap lekat wajah Dira hingga membuat Dira dan Sila bingung.
"Ma...mama...Mama Ina..." Sila sampai memanggil tiga kali sambil menggoyang-goyangkan lengan Ina agar tersadar dari lamunannya.
"Eh Astaghfirullah haladziim..." Ina pun jadi tersadar.
"Mama kenapa? Ini Dira sahabat Sila...apa ada yang salah dengan Dira ma?"
"Eh enggak...melihat wajah Dira,mama jadi ingat sahabat mama waktu kecil...tapi sekarang entah dia tinggal di mana sebab setelah menikah dia terus ikut suaminya dan kami pun jadi lepas kontak"
"Maaf tante...siapa nama sahabat tante itu?" tanya Dira yang tiba-tiba jadi penasaran.
"Namanya Dewi..."
'Deg'
Jantung Dira seperti berhenti mendengar nama mamanya di sebut,tapi dia tidak bisa menyimpulkan bahwa nama Dewi yang di sebut Ina adalah mamanya.
"Kalo boleh Dira tau,rumah masa kecil tante di mana?"
"Kami lahir dan dibesarkan di kota Jogja..."
Tiba-tiba Dira sedikit terhuyung ke belakang,mendengar kota kelahiran mamanya di sebut.
"Eee...Dira kenapa?" Ina dan Sila jadi kaget,Sila pun lalu mendudukan tubuh Dira di kursi belajarnya.
"Tante...apakah nama panjang teman tante itu Dewi Puspitasari?" ucap Dira pelan.
"Iya...iya...kok kamu tau...Jangan-jangan kamu..." Ina tak mampu melanjutkan ucapannya.
"Iya tante...Dewi Puspitasari adalah mama saya"
Dira melepas kalung yang dipakainya lalu membuka liontin berbentuk hati yang terdapat fotonya dan foto mamanya. Ina menerima dan melihat foto sahabatnya,tangannya bergetar dan air matanya mengalir dari ujung netranya.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalin jejakmu ya...
Gift,like,komen N vote darimu Author tunggu ya...
Terimakasih...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!