NovelToon NovelToon

Hallo Mas Polisi

1. Kehidupan Firda

Bruk…

Sorang gadis terjatuh sengaja di dorong oleh seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya sendiri.

"Sudah ku bilang, kau boleh pulang saat membawa uang untuk kami, dasar anak tak tahu diri" ucap wanita itu yang bernama Rani Tirani.

"Tapi kemarin gajiku habis di ambil olehmu Bu…hiks" ucap gadis itu yang tak lain adalah Firda Permata, ia menahan tangisnya dalam diam.

"Jadi kamu menyalahkan ku, dasar anak gak tahu diri, ikut aku!!!" ucapnya sambil menyeret tangan Firda dengan kasar ke arah kamar mandi.

Firda di siram habis-habisan oleh ibunya, sedangkan adik Firda yang bernama Karina Aulia, dengan senang hati ia membantu ibunya, Karina membawa air panas dari arah dapur dan ia langsung menyiramkannya pada lengan Firda.

"Aww…Ampun Bu, ampuuuuun, aku mohon hentikan…sakit hiks" jerit Firda tak kuasa menahan panas di lengannya.

"Ganti bajumu!!! lalu pergi bekerja!! awas kalau kamu berani mengadu pada ayahmu! aku gak akan menganggap mu sebagai anakku lagi" ucap Rani yang langsung pergi dari kamar mandi.

Firda berdiri sekuat tenaganya, kakinya begitu lemas, tangannya terasa perih, dan kepalanya sedikit pusing akibat banyak air yang menghujam tubuhnya.

Firda menangis dalam diam, andai ada ayahnya di sini, dia akan memeluk ayahnya dan tak membiarkannya pergi bekerja di luar kota lagi.

' Ayah aku membutuhkanmu saat ini, Ayah aku ingin memelukmu saat ini ' batin Firda.

Firda bergegas mengganti pakaiannya karena sebentar lagi jam bekerjanya akan segera masuk, ia menutupi luka tangannya dengan menggunakan kemeja berwarna putih, dan rok hitam pendek, rambutnya yang basah ia biarkan tergerai, jika nanti sudah kering ia pasti akan mengikat nya.

"Eh..anak gak tahu diri" panggil Karina pada kakaknya itu.

"Ada apa dek?" ucap Firda lembut, ia seakan melupakan kejadian yang belum lama.

"Gak usah sok baik, gue cuma mau minta uang Lima ratus ribu" pinta Karina tak tahu malu.

"Tapi kakak gak punya uang sebanyak itu dek" ucap Firda lembut.

"Gak usah bohong Lo pasti punya simpanan kan?" Tanya Karina nyolot.

"Tapi itu buat bahan masakan kita nanti dek" bantah Firda.

Plak…

Rani tiba-tiba datang dan menamparnya, ia melihat Firda tak suka, sangat tak suka.

"Cepat berikan atau kau mau aku tampar lagi Haah?" Bentak Rani.

Pipi Firda terasa perih akibat tamparan yang di berikan ibunya, ia mengeluarkan uang sebanyak dua ratus ribu, karena memang itu sisa dari gajinya kemarin.

"Uangnya hanya segini" ucap Firda sambil menyodorkan uang itu.

"okeh gak papa, namun lain kali jika aku mintanya lebih, uang itu harus ada!!" ucap Karina dan langsung meninggalkan Fifi sendiri, mereka berdua pergi keluar sambil tertawa.

Firda hanya tersenyum kecut mengingat betapa malangnya nasib hidupnya, ' Ya allah untung aku kemarin menyimpan uang bonus dari bos buat bayar kuliah, aku harus cepat-cepat membayar uang kuliahku agar aku bisa masuk lagi semester ini ' gumam Firda dalam hati.

Sebenarnya Firda mendapat beasiswa di fakultasnya, namun jika libur semester dia tetap harus membayar uang awal masuk semester, maka dari itu dia sebisa mungkin menyimpan uang itu agar tidak ketahuan oleh ibu dan adiknya.

Jalanan sangat macet, hingga Firda harus sabar menunggu di dalam angkot, ia melihat sekitarnya,,, namun lokasi kerjanya sudah hampir dekat dari angkot yang ia tumpangi, akhirnya ia memilih untuk turun dan berjalan, karena sebenarnya ia takut terlambat bekerja.

Cuacanya sangat panas, di tampah luka di tangan Firda masih terasa nyeri, ia berjalan di pinggir jalan, ia hanya perlu berjalan lurus karena sebentar lagi dia akan masuk bekerja.

Namun…saat di jalan, ia melihat seorang nenek-nenek yang kesulitan untuk menyebrang, Firda sangat bingung antara pergi bekerja atau menolong nenek itu terlebih dahulu.

Firda menghela nafas pelan, lalu ia langsung menghampiri nenek-nenek itu.

"Nek,, biar saya bantu ya!" ucap Firda lembut.

Nenek itu hanya mengangguk dan langsung memegang tangan Firda yang sakit karena ia tidak tahu.

"Aww" rintih Firda pelan.

"Maaf, nenek gak tahu kamu lagi sakit!" Ucapnya dengan nada menyesal.

"Enggak kok nek, aku gak papa, kita lanjutkan jalannya aja yu!" ucap Firda lembut, ia tak mau nenek itu merasa bersalah.

"Makasih ya nak!" ucap nenek itu saat ia sudah sampai di sebrang jalan.

"sama-sama nek, tapi maaf saya gak bisa antar nenek sampai tujuan, soalnya saya mau berangkat bekerja, gak papa kan nek?" Ucap Firda menyesal tak bisa mengantarkan nenek itu, sebab ia harus mengejar waktu untuk sampai di tempat kerja.

"Enggak apa-apa nak, nenek seneng kamu bantu nenek tadi"

"Saya permisi dulu ya nek!" ucap Firda dan langsung berlari agar ia cepat sampai pada tujuannya.

Nenek itu hanya tersenyum melihat tingkah Firda yang berlari seperti anak kecil yang sedang mengejar tukang balon.

' dia baik ' gumam si nenek dalam hati sambil melangkah pergi ke toko baju.

"Huh…huh…huh…" Firda mengatur nafasnya saat ia sudah berada di depan toko kue yang bernama " HAPPY CAKE SHOP " yang artinya Toko kue bahagia.

"Kamu habis maraton?" tanya salah satu pegawai ketika Firda masuk ke dalam toko.

"Iya Sa, jalan macet banget, aku harus lari jika gak mau telat" ucap Firda pada wanita yang bernama Sasa itu.

Sasa adalah teman kerja Firda yang sangat baik, hanya Sasa yang mau mendekati Firda sebagai teman, pegawai yang lain selalu cuek pada Firda, entah apa kesalahannya hingga semua orang tak menyukainya, itu yang Sasa pikirkan.

"Kasian banget sih, kalau aja kamu telepon aku, aku pasti bisa jemput kamu pakai motor aku" ucap Sasa kasihan mendengar ucapan Firda.

"Udah bukan masalah kok" Ucap Firda santai.

"ouh Iyah ini ada pesanan kue pelangi, gak ada yang sempet bikin For, kamu mau kan membuatnya di dapur?" tanya Sasa, karena memang Sasa di tugaskan sebagai pelayan toko, sedangkan Firda termasuk pelayan Umum.

Firda hanya melakukan pekerjaan yang memang perlu bantuan, jadi kalau menurut Sasa pekerjaan Firda paling berat di bandingkan dengannya, Firda harus mengantar pesanan, membuat pesanan dan hal yang lainnya.

pegawai lain malah suka menyuruh Firda seenaknya.

"Ouh kue pelangi, bisa kok,,, tenang aja, nanti aku juga yang mengantarkan nya" ucap Firda yakin.

"biar orang lain aja yang antar Fir, nanti kamu cape" bantah Sasa.

"Enggak kok tenang aja, kan ada motor kantor yang bisa aku pakai" ucap Firda meyakinkan temannya itu.

Sasa hanya pasrah mendengar keras kepalnya Firda saat itu.

"Yaudah terserah kamu aja deh, aku gak bisa larang orang yang keras kepala" ucap Sasa yang hanya di balas senyuman oleh Firda.

Akhirnya Firda memulai pekerjaannya di dapur, setiap hari ia selalu bersemangat bekerja, kadang kala wakil kepala bosnya suka memberi uang lebih pada Firda sebagai bonus, ia semakin giat agar tidak mengecewakan wakil bosnya itu.

jika kalian bertanya bos aslinya siapa? Firda pun tidak mengetahuinya, dia hanya mendengar bosnya yang asli selalu di sibukkan dengan pekerjaan yang lain, mungkin bosnya terlalu kaya, pikir Firda.

' Semangat Firda, dua hari lagi kamu masuk kuliah ' ucap Firda dalam hati menyemangati dirinya sendiri.

2. Dia menyebalkan

Selamat membaca,, tolong support terus cerita aku ya🥺🥺🙏🏼

Siang ini Firda harus mengantar kan kue pesanan, namun ia harus di jebak lagi dengan kemacetan, untung saja Firda menelpon si pemesan agar sabar karena kondisi jalanan yang sangat macet. Untung saja orang yang memesan tidak keberatan akan hal ini.

Keringat Firda terus mengalir, menandakan ia sangat lelah hari ini, namun apalah daya,,, dia harus memenuhi kebutuhan rumahnya. Seakan tak cukup ibu Firda Rani terus-menerus meminta uang padanya, jika di pikir kembali uang bulanan kiriman ayahnya di luar kota sangat cukup bagi keluarga.

Namun Firda selalu sabar menerima nasib yang di berikan oleh tuhan.

"Sampai kapan seperti ini? Aku takut orang yang memesan kecewa denganku" Ucap Firda.

Namun tiba-tiba, seorang polisi yang umurnya masih muda tentunya menghampiri Firda. Jika dilihat wajahnya sangat datar, dingin, galak, dan kelihatannya Tegas.

"Hei!!! Mengapa kamu tidak memakai Helm?" tanya si polisi pada Firda.

Firda yang kaget akan bentakan, ia langsung mengelus dadanya lembut.

"Itu pak,,, saya buru-buru mau anterin pesanan kue" Jawab Firda seadanya.

"Saya gak mau tahu, kamu telah melanggar aturan, jadi kamu harus membayar denda" Ucap si Polisi sangat tegas.

Sebenarnya Firda sangat takut dengan polisi di depannya ini, Firda yang jengkel dengan polisi di depannya langsung menjawab.

"Pak maaf ya, tapikan saya juga sering ke sini gak pake helm, tapi polisi yang lain biasa aja tuh, gak kayak bapak marah-marah Mulu dari tadi, ini pesanan saya harus segera di antar" elak Firda.

"Saya gak peduli!!! Berarti mereka itu gak teliti, serahkan KTP mu!!" perintah polisi itu.

"Pak tapikan Saya juga perlu KTP ini pastinya" Ucap Firda tak mau kalah.

"Cepat berikan!!" tegas polisi itu membuat Firda ketakutan, terpaksa ia harus memberikan KTP-nya, Firda sangat kesal melihat laki-laki di depannya ini.

"KTP ini akan ada di tangan saya selagi kamu gak bayar denda" ucap polisi itu lalu pergi.

Firda membuka mulutnya lebar-lebar melihat apa yang di lakukan polisi tadi, menurutnya polisi seperti itu sangat menyebalkan.

' itu pasti polisi baru, aku gak pernah melihatnya sebelumnya, sok tahu banget jadi orang,,, perasaan biasanya juga gak papa kalau gak pake helm, jaraknya juga deket ' kesal Firda dalam hati.

Akhirnya Firda memilih melanjutkan perjalanan nya ketika melihat jalanan sudah tak macet.

Akhirnya aku sampai ditempat tujuan, tempat yang ku datangi adalah sebuah kantor megah dan besar, mungkin mereka sedang mengadakan acara, sampai memesan kue sangat banyak.

Aku mencoba masuk dan bertanya ke resepsionis.

"Permisi mbak" ucapku sopan.

"Ouh ada apa yah bak, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu padaku.

"Ini mbak, saya mau mengantarkan pesanan atas nama Tuan WILLIAM"

"Ouh dari "Happy cake shop"?" tanyanya yang hanya ku angguki.

"Mari saya antar"

Aku hanya mengikuti langkah resepsionis itu, dalam hatiku berkata ' dia sangat beruntung bekerja seperti ini ' batinku.

Akhirnya aku di suruh masuk ke ruangan Tuan William, di pintunya tertera Mr. Willian, aku sangat gugup sekali, siapa yang tidak tahu perusahaan yang terkenal ini, perusahan ini adalah perusahan paling terkenal, di Indonesia bahkan se Asia tenggara.

Aku mencoba untuk mengetuk pintu dengan tanganku yang kosong.

Tok…Tok…Tok…

"Silahkan masuk!!" ucap laki-laki di dalam.

Aku mencoba tidak gugup, perlahan aku membuka pintu itu, kulihat ruangan yang sangat luas dan hanya di huni dengan satu orang, kulihat tuan William sedang pokus pada komputer di depannya.

"Kau pengantar kue bukan?" tanya Tuan William padaku.

"I…Iyah tuan, saya yang menelpon anda tadi" ucapku gugup dan takut.

"Hey,, tenang saja nona, aku tak akan melukaimu sampai kau gugup seperti itu" ucapnya sambil tersenyum ke arahku.

"Simpan saja di atas meja kuenya, lalu kemarilah!!!" perintahnya padaku.

Aku menjalankan apa yang di perintahkan olehnya, ia terlihat baik, makanya aku menyimpan kue-kue itu dengan hati-hati.

Aku langsung menghampiri Yuan William saat itu.

"Tuan maaf mungkin saya terlambat, karena kondisi jalanan yang sangat macet, saya harap saya tidak akan mengulanginya lagi" ucapku merasa bersalah.

"Tidak masalah!! Acaranya juga setengah jam lagi baru mau di mulai, kau tak perlu meminta maaf, ini bukan salahmu" ucapnya begitu lembut.

Aku merasa tidak enak sekali, mungkin baru kali ini aku harus mengantar kan pesanan ke sebuah perusahaan ternama ini.

"Ini uangnya!" Ia memberikan uang di dalam amplop, aku langsung mengambilnya dengan sopan, ketika aku melihat uang itu melebihi harga kue seluruhnya.

"Tuan maaf, uang ini kelebihan"

"Ambil saja lebihnya untukmu!!"

"Apa ini tidak banyak?" tanyaku lagi.

"Ambil saja!!!" ia masih tetap Pokus pada monitor komputer itu.

"Terimakasih tuan saya permisi"

Aku langsung pergi dengan perasaan lega,, ternyata seorang bos atau CEO yang kubayangkan tidak semua seperti itu, buktinya tuan William sangat baik dan ramah.

Aku teringat pada laki-laki tadi, dia membawa KTP ku, aku harus menebusnya secepatnya, karena besok aku membutuhkan itu pada saat masuk kuliah lagi.

'Dasar laki-laki menyebalkan' umpat ku dalam hati.

Aku langsung pergi meninggalkan perusahaan itu, tujuanku kali ini bukan pergi ke toko melainkan membawa barang berharga ku dulu, aku tahu dimana kantor polisi itu, siang ini pasti ia sedang beristirahat, aku tak sengaja melihat logo di bajunya namun aku lupa melihat namanya.

Kini aku sudah sampai di depan kantor polisi yang sangat besar, awalnya aku ragu untuk masuk, namun demi kembalinya KTP ku aku harus cepat mengambil hak ku.

"Permisi pak saya mau bertemu dengan polisi yang tadi berjaga di jalan. mekar jaya" ucapku pada salah satu polisi.

"ouhh sebentar dulu saya mau tanyakan dulu ke dalam"

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Mari masuk non, kapten ada di dalam" ucapnya sambil menunjuk ke salah satu ruangan lalu ia pergi meninggalkan ku begitu saja.

"Apa laki-laki itu Seorang Kapten?" pikirku.

"Aku yakin bapak tadi salah orang, tapi aku cari tahu dulu aja" ucapku sambil langsung masuk ke ruangan itu.

Namun seketika aku terkejut Dengan apa yang aku lihat, laki-laki menyebalkan itu sedang duduk santai sambil memegang KTP ku, ' ternyata dia seorang kapten ' gumamku dalam hati.

Aku langsung duduk di kursi di depannya sambil menyodorkan uang seratus ribu di hadapannya.

"Mana KTP ku?" ucapku sambil menyodorkan tanganku.

"Seenak itu kau meminta KTP mu? Lalu apa itu, memang aku menyebut nilai uang sebanyak seratus ribu?" Tanyanya dengan nada jengkel.

"Maaf anda tidak menyebutkan nominalnya tuan, jadi apa uang itu tidak cukup?"

Di dalam hatiku sebenarnya ada rasa kesal mendengar ucapannya tadi, namun aku juga takut karena dia seorang kapten di sini, aku takut dia berbuat sesuatu terhadapku.

"Tentu itu tidak cukup, kamu melanggar peraturan lalu lintas, jadi biasanya nominal itu tidak cukup"

"Katakan berapa kekurangan nya!!" Ucap Firda.

"Dua ratus ribu, karena kau juga sudah berani melawanku sebagai polisi, jadi itu sudah cukup"

Aku membulatkan mataku mendengar ucapan nya, hanya karena tidak memaki helm, aku sudah di denda 300 ribu.

"Kau mau memoroti ku?" ucapku jengkel mendengarnya.

Aku langsung mengambil KTP ku di tangannya dengan cepat, ia sampai terkejut melihat tingkahku.

"HEI!! BERANINYA KAU!" Ucapnya begitu keras, suaranya memenuhi ruangan ini.

Tanganku gemetar mendengar nya hingga KTP ku terjatuh, suara seperti ini biasanya hanya ku dapatkan jika di rumah, yaps hanya ibu yang suka membentakku seperti ini.

Aku mulai takut saat ia menghampiriku dan mencengkeram tanganku dengan kuat, aku meringis kesakitan karena bekas luka bakar ku yang belum sempat ku obati.

"Sakit…hiks…" ucap Firda tak sadar menangis.

"Sakit? jangan bohong, bahkan tanganku tidak mematahkan tanganmu" ucap laki-laki itu dengan posisi masih mencengkeram tanganku erat.

"Ini sa…sa…kit…hiks,, lepaskan…awww" jerit Firda lagi.

Laki-laki itu melihat Firda aneh, bahkan menurutnya ia tak sampai melukai tangannya, laki-laki itu langsung melepaskan cengkraman nya, ia menarik tangan Firda dan membuka lengan kemeja Firda ke atas, betapa terkejutnya ia melihat luka bakar yang sangat merah. Ia tahu bahwa luka ini belum lama, dan belum sempat di obati.

Firda menghempaskan tangannya dari genggaman Laki-laki tadi, Firda melihat name tag di baju laki-laki itu, " SATRIA " yaps laki-laki di hadapannya satria, Firda langsung lari keluar dan tak lupa menyimpan dua uang lembar kertas lagi, ia juga tak lupa membawa KTP nya yang terjatuh tadi.

Namun…berbeda degan satria, ia terkejut dengan tindakan Firda yang menghempas kan tangannya darinya, Firda keluar masih dengan keadaan menangis, ada rasa kasihan melihatnya seperti itu, namun wajahnya yang datar membuat rasa itu tertutupi.

"Maaf" ucap Satria pelan.

' Ups, sejak kapan aku kasihan terhadap orang lain, Satria Lo gak pernah berubah kan? Ini pasti hanya perasaan biasa ' batin satria.

Akhirnya Satria melanjutkan pekerjaannya lagi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hai Dukung aku terus ya, Jangan lupa Vote cerita aku!!!

3. Bertemu Kembali

Selamat membaca♥️

Malam ini Firda sedang berjalan dengan lemas, terpaksa ia harus lembur karena banyak sekali pesanan kue yang harus ia buat, namun ia tak pernah mengeluh sama sekali atas takdirnya yang seperti ini.

"Hari ini sangat melelahkan sekali…semoga aku tidak bertemu dengan polisi rese itu lagi" Keluh Firda.

"Aku harus cepat-cepat pulang!! Pasti ibu lagi nungguin aku untuk masak" ucap Firda yang berjalan setengah berlari ketika ia tahu ibu dan adiknya pasti menunggunya.

Namun tiba-tiba ada dua orang laki-laki preman mendekati Firda.

"Siapa kalian?? kalian mau apa?" ucap Firda panik saat ia di cegat secara tiba-tiba.

"Cantik-cantik kok jutek" ucap salah satu preman yang langsung membuka ikat rambut Firda, sehingga rambut Firda tergerai dan membuat penampilannya sangat cantik.

"Jangan sentuh aku!!" Teriak Firda.

"Kita senang-senang dulu aja sayang" ucap salah satu preman itu dan langsung memegang dagunya Firda.

Plak…

Tanpa aba-aba Firda langsung menampar preman yang menyentuhnya.

"Jangan macam-macam!!!" teriak Firda lagi.

Di tempat ini sama sekali tidak ada orang, biasanya jalanan yang ia lewati selalu ramai oleh banyak orang.

"Wihhh!! berani Lo nampar gue"

Firda terus mundur pelan-pelan ia sangat takut preman di depannya berbuat sesuatu hal yang tidak di inginkan.

Akhirnya kedua preman itu menyeret tangan Firda secara paksa untuk ikut bersamanya,,,, sedangkan Firda merasa kesakitan karna luka bakar kedua tangannya tersentuh lagi. Firda hanya menangis sembari memohon kepada Tuhan agar tidak terjadi apa-apa padanya.

'Ya allah tanganku sakit… aku tak bisa melawan, tolong kirimkan malaikat penolong untukku' tangis Firda dalam hati.

"Lepaskan aku Berengsek!!" Teriak Firda.

"Lo udah berani nampar kita minta di lepaskan??? hahahaha jangan mimpi" ucap salah satu preman itu.

"Lepaskan Dia!!" Teriak seseorang yang menghentikan pergerakan Preman itu.

Aku penasaran siapa ang menolong ku? apa benar Malaikat yang ku minta telah hadir.

Deg…

Dari sekian banyak manusia kenapa dia yang muncul? Pikirku, karena orang itu adalah polisi menyebalkan tadi.

karena teriakan Satria tadi salah satu preman menghampirinya dan langsung memukul wajah satria, namun nihil,,, karena Satria bisa menghindar serangan preman tadi.

"Aku dari kepolisian!!! Dan kalian akan segera di tangkap" ucap Satria, namun ia tak memakai pakaian dinasnya karena ini bukan jadwal ia bekerja.

Preman tadi terlihat terkejut,,, dan benar sekali tiba-tiba segerombolan polisi datang dan menangkap preman itu, preman yang sedang memegang tangan Firda yang satu lagi ia langsung mengeluarkan Pisau yang sangat tajam dan di arahkan ke leher Firda.

Firda hanya diam tak berkutik sedikitpun,,,

"Jangan mendekat!!!" Teriak si preman yang satunya lagi.

"Atau wanita ini aku bunuh!" ancam lagi si preman.

Satria mengeraskan rahangnya, ia sangat marah melihat apa yang ia lihat sekarang,,, biasanya ia tak pernah semarah ini jika menghadapi pembunuh sekaligus.

"Ta…tanganku sakit…hiks" Tangis Firda.

Dor…

Salah satu polisi menembak kaki preman tadi hingga ia terduduk kesakitan dan pisaunya terjatuh.

Firda langsung berlari ke arah polisi…ia masih merasakan perihnya luka di kedua tangannya. Kedua preman itu akhirnya di bawa pergi oleh segerombolan polisi tadi.

"Kami pamit kapten!" ucap seorang polisi pada satria.

Satria hanya mengangguk dan menyuruh polisi itu berangkat. Kini Satria melihat Firda yang kesakitan tangannya, ia teringat kejadian siang tadi saat berada di kantor polis.

"Ikut Aku!!" ucap Satria sambil membawa tangan Firda, namun kali ini sangat lembut.

Firda yang masih takutpun hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah satria, satria membawa ke salah satu apotek terdekat dari sana untuk membeli obat dan salep untuk luka Firda.

"Tunggu di sini!!" perintah Satria bernada dingin.

Firda hanya mengikuti perintahnya…

Satria langsung duduk di dekat Firda dan langsung mengangkat lengan kemeja Firda secara perlahan, ia mulai mengobati luka Firda, dengan sangat hati-hati, karena ia takut Firda kesakitan ' Luka ini kayaknya baru, dan kenapa dua tangannya yang terkena luka?? apa ini di sengaja? karena tidak mungkin jika ini tidak di sengaja ' batin satria.

"Luka ini kenapa?" Tanya Satria.

"Kena air panas!" Ucap Firda singkat.

"Jika ini terkena air panas, bisa jadi hanya satu tangan saja yang terkena, tapi ini dua-duanya!" Ucap Satria yang membuat Firda terdiam, karena memang benar ini tersiram air panas, namun lebih tepatnya di siram bukan tersiram.

Firda sebenarnya meringis dalam hati, karena luka ini sangat sakit tersentuh dengan salep yang di berikan oleh satria. Namun ia tidak enak pada satria, ' polisi ini aneh, kadang galak, kadang baik, perhatian lagi, tapi sifatnya menyebalkan sekali siang tadi ' batin Firda sambil melihat satria yang sedang Pokus mengobati lukanya.

"Saya tahu saya tampan, gak usah kayak gitu lihatnya!" Ucap Satria pede.

"Kepedean banget si!" ucap Firda yang langsung melepaskan tangannya dari Satria.

"Mari saya antar pulang kamu Firda!" Ucap Satria langsung berdiri.

"Kamu kok tahu nama saya satria?" ucap Firda penasaran.

"Kamu juga kok tahu nama saya" ucap Satria balik.

"Saya lihat di baju yang kamu pakai, tapi sekarang gak ada" Jawab Firda.

"Saya juga tahu dari KTP kamu" Ucap satria santai.

"Hmm,, tapi kayaknya saya bisa pulang sendiri deh" tolak Firda.

"Kamu mau ketemu preman kayak tadi malam-malam begini?" Tanya Satria datar.

"ish…malah nakut-nakutin" Jawab Firda kesal.

"Ikut saya? atau ikut preman kayak tadi?" tanya Satria santai, sambil pergi meninggalkan posisi Firda.

Terpaksa Firda mengikuti langkah satria saati itu, ia memang takut terjadi sesuatu padanya seperti yang barusan terjadi.

"Kamu pakai motor?" tanya Firda.

"Iyah, kenapa emang?" tanya Satria heran.

"Enggak"

"naik!" perintah Satria.

Yang benar saja, rok ku tak panjang, masa aku harus naik motor setinggi ini, karena memang satria memakai motor ninja ya yang berwarna hitam.

"Pakai ini!" Perintah Satria sambil melemparkan jaket miliknya, ia tahu alasan Firda tetap diam tak berkutik.

Firda yang gelagapan menangkap jaket dari Satria, namun ia senang karena laki-laki di depannya Sangatlah peka.

Akhirnya Firda naik dan di antar oleh satria, di perjalanan hanya ada keheningan tanpa ada yang bicara satu sama lain,, namun satria mencoba mengeluarkan suara.

"Rumah kamu di mana?" Teriak satria, ia takut tidak di dengar oleh Firda saat itu, karena helm full face nya terkadang menghalangi suara.

"Rumah saya sebentar lagi ada gang di sana, sampai gang sana saja mengantarkan nya" Ucap Firda yang hanya di angguki oleh Satria.

Ketika sampai di gang Firda langsung turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih pada satria,,, Firda langsung berlari memasuki gang kecil itu, ia takut ibunya akan marah besar padanya karena terlalu larut pulangnya.

Benar saja saat ia memasuki rumah ia sudah di sambut oleh ibu dan adiknya,,,

"Darimana saja kau?" Bentak Rani marah.

"Tadi…"

Belum sempat Firda menjelaskan Karina langsung angkat bicara.

"Lo habis nge-***** yah? coba lihat Lo bawa jaket laki-laki ke rumah, dasar gak tahu malu, jadi begitu kelakuan Lo selama ini?" Ucap Karina yang tentunya membuat Firda terkejut, ia lupa mengembalikan jaket ini pada satria.

"Nggak Karin, ini bukan…"

Plak…Plak…

Firda terdiam saat ibunya menampar pipi nya dua kali, rasanya sangat panas,,,

"Dasar gak tahu malu kamu,,, kamu pulang malam karena melakukan hal yang seperti itu? Aku akan kasih tahu ayahmu!"

"Enggak Bu ini jaket milik temanku!!" Ucap Firda berusaha memberi tahu ibunya, namun nyatanya masih tetap sama, ia hanya tidak mau Dafa ayah Firda salah paham padanya.

"Aku gak percaya sama ucapanmu"

BUGH…

Kali ini Rani memukul tubuh Firda dengan sapu lidi, tentunya tubuh Firda sangat sakit di buatnya.

"Rasakan itu anak gak tahu diri" ucap Rani sambil pergi bersama Karin memasuki kamar masing-masing.

Firda hanya bisa menangis menumpahkan segala kesedihannya saat ini, ia ingin sekali berteriak sakit, namun itu hanya akan memperburuk keadaan.

Tanpa di ketahui sepasang telinga mendengar apa yang terjadi di rumah Firda, ia sangat marah saat tahu perlakuan ibu dan adiknya. Laki-laki itu tak lain adalah satria,, ia sengaja berbalik arah lagi karena jaket yang di pinjamkan kepada Firda ikut terbawa. Namun ia malah mendengar kekerasan yang terjadi pada Firda saat ini.

Sebenarnya satria ingin sekali masuk ke rumah Firda saat ini, namun apalah daya, ia tak mau di cap sebagai mencampuri urusan orang lain. Akhirnya Satria memutuskan untuk pulang, ia berharap besok ia bisa bertemu dengan Firda dan meminta jaketnya lagi.

...sampai di sini dulu...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!