Braaakk
Suara dobrakan pintu terdengar sangat keras hingga mampu membuat seorang pria mengerjapkan matanya, kepalanya masih terasa pening namun suara pintu dan gemuruh orang-orang membuat ia terusik dan membuka matanya
“Bangun Azril” suara teriakan yang sangat keras membuat dia terduduk, dia melihat ada abinya tengah berdiri disampingnya dengan wajah memerah yang sudah siap mengeluarkan emosinya, tak hanya itu dia juga mendengar suara isak tangis beberapa wanita
“Abi” ucap Azril yang bingung mengapa abinya bisa berada di kamarnya
“Bisa-bisanya kamu membuat malu abi” teriak abinya lagi
Azril berusaha mengumpulkan kesadarannya, di lihatnya ke sekeliling kamar terdapat semua keluarganya berkumpul di sana “Ada apa ini?” gumam Azril
Azril kaget ketika melihat dirinya yang tidak mengenakan pakaian sehelai pun dan tubuhnya hanya tertutupi selimut, di lihatnya ke samping ternyata ada seorang wanita yang satu selimut dengannya dia juga tidak memakai apapun
“Astagfirullah siapa ini?” ucap Azril spontan
“Kamu masih bertanya siapa dia, harusnya kita yang bertanya siapa wanita ****** ini?” teriak ayah mertua Azril tentu saja dia tidak terima putrinya di sakiti seperti ini
“Zah percaya sama aku, aku tidak pernah berzina dengan orang lain” ucap Azril dia menatap Azizah yang sedari tadi terus menangis di relungan sang bundanya
“Hiks hiks hiks” sedari tadi istrinya hanya bisa menangis jujur saja hatinya terasa sangat sakit melihat pengkhianatan yang di lakukan oleh suaminya bahkan di depan matanya sendiri
“Kamu kenapa Azril bisa melakukan ini?” tanya sang umi yang juga ikut terisak
“Mi percaya sama aku, aku tidak melakukan ini” ucap Azril dengan wajah sendunya
“Cukup Azril apa pembuktian ini masih belum cukup hah” teriakan abi Azril hingga mampu mengusik wanita di sebelahnya yang tertidur lelap
Wanita tersebut menggeliatkan badannya, kepalanya terasa pening di tambah dengan suara berisik yang membuat wanita itu mau tidak mau harus membuka matanya
Begitu bola mata indah miliknya terbuka dia langsung mendudukkan dirinya
“Akkkhhhhh” siapa yang tidak terkejut ketika terbangun dalam keadaan seperti ini, satu selimut dengan pria asing dan bahkan di pergoki oleh banyak orang
“Apa yang kamu lakukan pada ku?” ucap wanita itu kepada pria di sebelahnya siapa lagi kalau bukan Azril
“Kamu masih anak-anak?” tanya abi Azril kepada wanita yang berbaring di samping anaknya
Semua orang juga terkejut ketika melihat wanita yang masih sangat muda wajahnya terlihat sangat imut dengan pipi chuby yang di milikinya, seorang gadis cantik manis dan imut dengan kulit putih itu nampak seperti seorang anak yang masih di bawah umur
“Gak om umur saya 18 tahun, kenapa saya bisa berada di sini?” gadis itu terlihat sangat bingung, matanya sudah mulai berkaca-kaca
“Harusnya saya yang bertanya siapa kamu? Kenapa bisa masuk ke kamar orang sembarangan” bentak Azril
“Aku ……”
Azizah yang merupakan istri Azril berjalan mendekati gadis manis tersebut, sedari tadi air matanya mengalir tiada henti, sakit bukan main rasanya melihat suaminya berhubungan dengan wanita lain, perlahan kedua tangannya mencengkram kuat bahu gadis itu kemudian menggoncang-goncangkan tubuhnya
“Kenapa kamu melakukan ini kepadaku?”
“Kenapa kamu merusak rumah tanggaku?”
“Apa salahku padamu?”
“Hahh jawab!”
Azizah terus saja berteriak histeris
“Aku bahkan belum melakukan malam pertamaku, lantas kamu hanya seorang pelakor beraninya menggoda suami orang”
“Apa tidak ada laki-laki lain hah?”
“Dia suamiku”
Azizah terus mencengkram bahu gadis tersebut dan mengguncang-guncangkan badannya, gadis itu hanya bisa meringis dan terdiam
Plakkk
Azizah pun melayangkan tamparan di pipi kanan gadis tersebut
Plakkk
Biar pipi yang kiri tidak iri dia juga menampar pipi bagian kiri
Semua orang hanya menyaksikan kejadian itu, namun umi Azril tidak tega melihatnya akhirnya dia berjalan ke arah mereka dan menarik Azizah agar menjauh
“Sabar zah sabar” ucap umi Azril yang sudah memeluk menantunya
“Umi dia menghancurkan rumah tangga ku hiks… hiks… hiks” Azizah terus menangis di pelukan sang mertuanya, umi Azril hanya bisa mengelus punggung gadis tersebut, sebagai seorang wanita tentu saja dia juga turut merasakan kepedihan yang dialami oleh menantunya itu dan yang lebih menyakitkan lagi putranya sendirilah yang melakukan kesalahan besar tersebut
“Zah aku mohon percaya padaku, aku tidak melakukan itu” ucap Azril, ingin sekali dia memeluk wanita yang sudah resmi menyandang status istrinya tersebut namun dalam kondisi seperti ini tentu saja dia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengatakan kepada semua orang bahwa dirinya tidaklah bersalah
“Cukup Azril apa ucapan mu dapat kita terima bukti sudah ada di depan mata, lebih baik kamu ceraikan putriku, dia tidak pantas bersama pria yang hanya berkedok agama saja” bentak ayah Azizah
“Aku mohon yah aku tidak ingin menceraikan Azizah aku mohon”
“Aku sangat mencintainya”
“Maafkan aku yah aku sungguh tidak berzina” ucap Azril air matanya akhirnya turun dari pipi nya, rasa penyesalan yang amat dalam ia rasakan cobaan apa lagi ini ya Allah
“Cinta? Apa seperti ini cinta yang kau berikan kepada putriku?” bunda Azizah pun akhirnya ikut berbicara, tentu saja sebagai seorang ibu dan seorang wanita dia sangat bisa merasakan apa yang putrinya rasakan saat ini
“Hiks... hiks… hiks kenapa kamu tega melakukan ini terhadap putriku” bunda Azizah juga sudah menangis sedari tadi
Sedangkan gadis yang menjadi tersangka itu hanya menundukkan kepalanya, sekuat tenaga dia menahan air matanya agar tidak jatuh, aku tidak salah jangan menangis ini bukan kesalahanku batin gadis tersebut
“Syafeera Halwah Adelard” teriak seorang laki-laki yang baru saja memasuki kamar milik Azril, laki-laki yang tampan dengan mengenakan jas hitam lengkap dengan dasinya itu terlihat sangat murka
Orang yang memiliki nama tersebut mengangkat kepalanya, tangannya menggenggam erat selimut yang ia pakai, matanya hanya mampu melihat pria tersebut tanpa berani mengucapkan satu patah kata pun
Plakkk
Lagi-lagi sebuah tamparan mendarat di pipinya, padahal semua orang tahu pasti bahwa pipinya bukanlah bandara tempat pesawat mendarat
“Jadi ini yang kamu lakukan, apa dia laki-laki yang kamu cintai hah?” teriak pria tampan tersebut
“Gak kak, ini bukan seperti yang kakak pikirkan aku tidak melakukan ini kak, percaya sama aku” ucap Rara yang berusaha meraih tangan kakak keduanya namun malah di tepis begitu saja
“Kamu kabur dari perjodohan hanya demi berhubungan sama laki-laki ini?”
“Apa kamu tahu hukum berzina itu apa hah?” bentak sang kakak lagi
“Gak kak aku gak berzina” air mata yang sedari tadi ia tahan kini meluncur bebas di pipi nya, pipi yang sudah berubah warna menjadi merah dan bengkak akibat menjadi pelampiasan amarah orang-orang yang menyalahkannya
Semua orang turut menyaksikan interaksi keduanya, kenapa kedua orang yang berada di atas kasur ini tidak mau mengakui kesalahan yang sudah jelas-jelas memiliki bukti nyata
“Jelaskan semua kejadian ini di depan papa sama mama, jangan ada kebohongan sedikit pun” ucap kakak Rara dengan tegas
“Kak aku mohon jangan beri tahu papa sama mama”
“Kak aku mohon aku tidak bersalah, aku tidak kenal dengan pria ini” Rara terus saja memohon kepada sang kakak sembari menangis tersedu-sedu
_______________
Jan lupa like comment and vote, terimakasih semua bagi para pembaca 🤗
“Percuma ra papa sama mama sudah tahu itu” ucap seorang pria dari arah pintu masuk kamar, tangannya ia masukan ke saku celana dan kemudian berjalan dengan gaya cool nya
Semua orang memandangi pria tersebut, auranya nampak berbeda seperti pernah melihatnya tapi dimana ya batin Abi dan umi Azril
Pria tampan yang baru memasuki kamar tersebut segera melepas jasnya dan memakaikan kepada gadis manis yang amat ia sayangi, pria tersebut merupakan kakak Rara yang pertama
Melihat gadis manis kesayangannya kini terpuruk dengan wajah sendu penuh air mata tanpa semua sadari dia mengepalkan tangannya, apalagi mendengar sang adik kehilangan keperawanannya tentu itu membuat dia semakin murka namun sekuat tenaga ia tahan emosinya di hadapan semua orang
Perlahan dia membawa adik bungsunya ke dalam gendongannya, beruntung tubuh kakaknya tegap dan tinggi jadi jas yang ia kenakan mampu menutupi tubuhnya sampai di atas lutut
“Maaf kan kesalahan adik saya, saya tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi bawahan saya sedang menyelidiki masalah ini, kalau sampai adik saya tidak bersalah maka kalian semua akan menanggung akibatnya” ucap kakak pertama Rara dengan penuh penekanan dan sorot mata yang tajam kemudian dia membungkukkan badannya dan beranjak keluar dari kamar tersebut
“Sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan yang adik saya perbuat, kami tidak akan lari dari tanggung jawab, sebisa mungkin kami akan bertanggung jawab atas kejadian ini, ini adalah kartu nama perusahan serta alamat rumah kami, kalian semua bisa menghubungi kami” ucap kakak kedua Rara sembari menyerahkan kartu kecil dan di terima oleh abi Azril
“Kami juga minta maaf atas kesalahan putra kami, kami juga pasti akan bertanggung jawab atas kesalahan ini” ucap abi Azril sopan
“Kalau begitu saya permisi dulu” ucap kakak Rara sembari membungkukkan tubuhnya dan beranjak pergi
***
“Gak ma pa aku gak mau di jodohin” ucap gadis manis itu
“Papa tetap akan menjodohkan kamu, lihat penampilan kamu sekarang” ucap sang papa sembari melihat Rara dari atas sampai bawah
“Pakaian aku kenapa pa? ini tuh tren zaman sekarang” ucap Rara bangga sembari memutar-mutar tubuhnya memamerkan pakaian yang ia kenakan
“Tren apaan, pakaian kekurangan bahan gitu kamu bilang tren” ucap sang papa
“Contoh mama kamu cantik luar dalam, pakaiannya juga menutup aurat” ucap sang papa sembari menoleh ke arah istrinya sembari tersenyum
“Pa aku tuh juga cantik” ucap Rara yang tak mau kalah
“Ya kamu cantik, cantik atas bawah doank” ucap Dariel yang merupakan kakak kedua Rara
“Sekarang kamu siap-siap sana ganti baju yang sudah papa siapkan, nanti malam calon suami kamu akan datang” perintah sang papa
“Sini mama bantu berias diri” ucap sang mama
“Gak ma, gak usah aku bisa dandan sendiri kok, tenang aja ma pa malam ini aku akan terlihat sangat cantik bagaikan bidadari” ucap Rara menyakini orang tuanya
“Kok perasaan kakak gak enak ya”
“Kamu gak punya niat lain kan?” tanya Dariel matanya menatap ke arah Rara dengan penuh kecurigaan
“Astaghfirullah kakak gak boleh soudzon” ucap Rara yang mendramatisir layaknya orang yang terdzolimi
“Ya udah cepetan sana siap-siap habis maghrib kamu udah harus turun ya” perintah sang papa sembari tersenyum, akhirnya putrinya ini mengerti juga
“Siap komandan” setelah memberi hormat sang papa layaknya menghormati bendera merah putih Rara segera beranjak dari duduknya dan menaiki tangga menuju kamarnya
“Hehehehehehe berhasil” batin Rara
Tok tok tok
“Ra kamu sudah siap belum, sebentar lagi mereka akan datang loh” ucap sang mama yang mengetuk pintu kamar Rara
“Rara kamu sudah siap belum?” tanya mamanya namun tetap tidak ada jawaban dari dalam
Mamanya segera membuka pintu kamar Rara dan melihat ke sekeliling kamar namun tak menemukan sosok yang ia cari, matanya tertuju pada sesuatu di atas kasur
“Ya ampun ra kok kamu malah tidur sih bukannya siap-siap” teriak mamanya yang berjalan ke arah tempat tidur
“Rara bangun” karena tidak ada respon mamanya pun mencoba menggoyangkan tubuh yang berada di dalam selimut kok empuk gini
“Ra bang….” Ketika mamanya membuka selimut ternyata itu merupakan boneka beruang yang sangat besar
“Loh ra kamu dimana” matanya tertuju pada kamar mandi yang terdengar suara air mengalir, oh di kamar mandi batin sang mama
Tok tok tok
“Ra kamu ngapain itu tamunya sebentar lagi datang loh” ucap sang mama yang masih saja berusaha posting
Berkali-kali sudah ia mencoba mengetuk pintu dan memanggil nama putri satu-satunya itu namun tetap saja tidak ada jawaban akhirnya
Clek
Suara shower menyala namun tidak ada orang sama sekali
“Rara” teriak sang mama
“Ada apa ma?” tanya Dariel yang sudah memasuki kamar Rara tadi dia kebetulan lewat kamar Rara hendak turun ke bawah
“Ini adik kamu mana kok gak ada” ujar sang mama panik
“Hah kok bisa sih ma, masak iya di culik emang ada yang mau menculik dia” ujar Dariel
“Isss kamu itu lo malah bercanda ayo cepat bantu mama cari dia” perintah mama yang sudah panik saking paniknya bingung mau ngapain
Selambu jendela dari tadi berkibar seperti bendera yang tertiup angin kakaknya melangkah ke jendela memastikan dugaannya benar atau salah, eehh ternyata benar saja pintu jendela terbuka lebar ada kain yang diikat-ikat menjadi satu agar dapat memanjang turun ke bawah
“Ma Rara kabur” teriak Dariel
“Apa” mamanya juga ikut berteriak histeris
Tiba-tiba papanya masuk
“Ada apa kok ribut-ribut itu tamunya sudah datang lo” ucap sang papa
“Pa Rara gak ada pa, dia kabur” ucap sang mama dia khawatir akan keselamatan putrinya itu
“Apa” papanya tak kalah terkejut benar saja bagaimana mungkin dia mau menurut tiba-tiba, saat papa dan mamanya bilang bahwa dia akan di jodohkan dia terus saja menolak dan merengek agar perjodohan itu di batalkan, namun malam ini dia berkata akan berdandan cantik ternyata cuma akal-akalan nya dia saja
Lamaran serta makan malam tanpa Rara pun akhirnya terjadi kemudian mereka meminta maaf kepada calon suami Rara beserta keluarganya dengan alasan bahwa Rara belum pulang karena acara di kampusnya, Dariel tidak ikut menyambut tamu karena dia segera pergi untuk mencari Rara yang kabur
Setelah para tamu pulang mereka melanjutkan penyelidikan kemana Rara kabur tak lupa mereka memberi tahu Alfred yang merupakan kakak pertama Rara, kakak Rara sedari tadi belum pulang ke rumah karena lembur di kantor, ketika mendengar Rara kabur dia segera menyuruh bawahannya mencari keberadaan Rara
“Bos di bar xx” ucap Lan yang merupakan asisten Alfred
“Awasi dia jangan sampai kabur lagi” perintah Alfred
“Baik bos” Lan segera menghubungi para pengawal yang sudah mengawasi Rara di bar
Alfred segera mengemudikan mobilnya ke bar xx dengan kecepatan tinggi, namun setelah sampai disana
Bughh bughh bughh bughh
_______________
Jan lupa like comment and vote, terimakasih semua bagi para pembaca 🤗
Alfred malah memukul para bawahannya ternyata mereka gagal mengawasi gadis berusia 18 tahun itu
“Kalau sampai Rara kenapa-kenapa kalian semua saya pecat” teriak Alfred yang mengundang banyak pandangan ke arahnya
“Kenapa malah bengong disini cari dia sekarang apa kalian tidak punya otak hah” teriak Alfred, matanya memancarkan kemarahan
Para pengawal langsung ngacir ke luar bar dan segera mencari serta menyelidiki di mana adik dari bos mereka tersebut
“Kamu sih pakek acara lirik sana sini dasar mata keranjang” ujar salah satu pengawal yang menyalahkan rekannya
“Lah kamu sendiri malah mesen minuman” tak mau disalahin dia pun membalas ucapan rekannya itu
“Udah kalian bisa diem gak sih cari sana yang bener” degus rekan lainnya
Sudah sangat larut namun mereka belum menemukan Rara sama sekali, semua teman dekat Rara sudah mereka hubungi bahkan berbagai tempat yang sering Rara kunjungi juga sudah di hampiri namun hasilnya nihil, di tambah hujan deras mulai turun dari langit dan suara gemuruh menggelegar kekhawatiran semua keluarganya semakin bertambah sedari kecil Rara takut dengan petir dan Guntur
Mobil Alfred dan mobil Dariel terus saja melaju ntah kemana, mereka menelusuri setiap jalan barang kali mereka menemukan Rara di jalan namun lagi-lagi hasilnya nihil, pencarian terus di lakukan hingga pukul 3 pagi Alfred dan Dariel pulang ke rumah dengan tangan kosong
“Sudah aku bilang jangan jodohkan dia dengan siapapun” teriak Alfred di ruang tamu
“Kak kamu tenang dulu Rara pasti ketemu kok” ucap Dariel yang menenangkan kakak pertamanya, Alfred sangat menyayangi Rara semua kemauan Rara selalu ia penuhi selama itu tidak berdampak buruk bagi Rara bahkan mereka jarang sekali bertengkar berbeda dengan Dariel yang sering sekali bertengkar dengan Rara
Mamanya hanya menangis sedari tadi di pelukan sang suami, rasa penyesalan mulai di rasakan oleh mereka semua, papanya berniat menjodohkan dia karena ingin merubah gaya hidupnya agar tidak seperti kehidupan yang ia alami dulu, bergaul dengan bebas tanpa batas bahkan sering melanggar aturan agama, apalagi Rara merupakan anak perempuan satu-satunya dia tidak mau ada yang merusak anak perempuannya itu
Suara bel rumah berbunyi Alfred langsung berlari membuka pintu namun orang yang ia harapkan untuk hadir tidaklah ada di balik pintu tersebut
“Bos saya menemukan beberapa informasi tentang nona muda” ucap Lan sang pengetuk pintu rumah keluarga Adelard
“Masuk Lan” ujar Alfred yang melangkahkan kakinya menuju ruang tamu agar semua keluarganya dapat mendengar informasi tentang Rara
“Sekitar pukul 9 malam tadi nona muda bersama Faiz, namun ketika kami mengunjungi rumahnya Faiz berkata bahwa nona muda sudah ia antar pulang sekitar jam 10 malam” ucap Lan yang memberitahukan informasi yang ia dapatkan
“Siapa Faiz itu?” tanya Alfred
“Dari yang saya selidiki baru-baru ini Faiz merupakan kekasih nona muda” ujar Lan
“Apa dia pria yang Rara cintai dan karena itu dia tidak mau di jodohkan?” tanya Dariel
“Iya tuan” Lan mengangguk pelan
Papa memijat kepalanya pikirannya kacau hujan masih turun dengan deras meski petir dan gemuruh sudah tidak terdengar lagi
“Suruh mereka mencari lagi jangan berhenti sampai Rara di temukan” ucap Alfred dengan tegas
“Baik tuan saya permisi dulu” Lan membungkukkan badannya dan melangkah keluar
“Pa bagaimana dengan putri kita?” tanya sang mama yang merasa bersalah, tidak pernah Rara pergi sampai tidak pulang ke rumah, bahkan ketika dia hendak menginap di rumah temannya pun tidak di perbolehkan
“Sabar ya ma dia pasti baik-baik saja” papanya mengusap punggung istrinya
“Pa kita batalkan saja perjodohan ini” ujar mamanya namun suaminya itu tidak menanggapi ucapan istrinya
Alfred bangun dari duduknya
“Mau kemana kamu?” tanya papanya
“Cari Rara” ucap Alfred datar
“Kak lebih baik kamu istirahat dulu dari kemarin kakak lembur terus biar aku yang mencarinya lagi” ucap Dariel
“Istirahat?”
“Bagaimana aku bisa istirahat sedangkan aku saja tidak mengetahui dimana keberadaan Rara, bagaimana jika dia di culik lagi” wajah Alfred terlihat lesu badannya memang terasa lelah namun pikirannya hanya tertuju ke Rara
Alfred segera melajukan mobilnya menerobos hujan lebat meski tidak selebat tadi, begitu juga dengan Dariel dia melajukan mobilnya mencari Rara
Hingga pukul 8 masih tidak ada kabar tentang Rara bahkan Alfred dan Dariel juga belum menemukan keberadaan Rara, akhirnya Alfred melajukan mobilnya ke kantor sebentar dia ingin membersihkan diri dan berganti pakaian
“Bos di jalan kukang perumahan elit no 20” Lan masuk dengan tergesa-gesa tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu
“Ehh bos maaf bos maaf” ujar Lan yang langsung membalikkan badannya
“Beri tahu semua keluarga” perintah Alfred yang sudah selesai mengancing kemejanya
“Sudah bos tadi pada saat saya sudah mendapatkan datanya bos belum ada di ruangan akhirnya saya memberikan data kepada tuan besar di rumahnya” ujar Lan
“Siapkan mobil kita ke sana saya sudah lelah menyetir” ujar Alfred sembari memakai jasnya ada perasaan lega bercampur senang ketika mendengar bahwa adik bungsunya telah di temukan
“Bos ada informasi yang ingin saya sampaikan terlebih dahulu” ujar Lan namun nampaknya dia sedikit gugup
“Nanti saja Rara lebih penting” Alfred sudah membuka pintu dan hendak keluar ruangan namun langkahnya terhenti ketikan mendengar apa yang di ucapkan Lan
“Bos nona muda berada di atas ranjang dengan seorang pria” seketika Alfred diam mematung, dia membalikkan badannya dan berjalan ke arah meja kerjanya
Prrraanggggg prrraangggg
“Kamu jangan asal bicara Lan” teriak Alfred, dia menghempaskan semua barang yang ada di meja kerjanya tidak hanya itu dia bahkan membanting semua vas yang ada di dalam ruangan
“Aaarrrggghhh” Lan tahu bosnya ini akan marah ketika mendengar kabar yang sangat mengejutkan ini, Lan sengaja memberitahukan bosnya terlebih dahulu sebelum bosnya sendiri yang menyaksikan adegan yang sangat memilukan bisa jadi bosnya akan mengamuk di sana dan menghajar setiap orang yang berada di sana
“Shhiitt” Alfred terus mengumpat sembari menghancurkan barang yang ada di ruangan, semuanya dia banting bahkan laptop pun dia banting
Kolam ikan yang terdapat di ruang kerjanya pun juga menjadi sasaran, ia melempar pot bunga yang berada di sekitar kolam ke dalam kolam hingga membuat para ikan kaget, bahkan sampai merenggut korban jiwa
Lan hanya diam mematung sembari menyaksikan bosnya yang menumpahkan segala amarahnya pada semua benda mati di sekitarnya, ketika sudah tidak ada barang yang bisa ia banting Alfred berjalan ke arah Lan mencengkram kedua bahu Lan dan mengguncangnya dengan keras
_______________
Jan lupa like comment and vote, terimakasih semua bagi para pembaca 🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!