NovelToon NovelToon

Kitsune

Chapter 1

Siluman

Siluman? Ayolah mereka yang lahir dari generasi Z mana percaya dengan hal semacam itu apalagi di tahun 2020. Hanya saja, tidak ada yang percaya bukan berarti mereka benar-benar tidak ada. Bagaimana jika mereka menghirup udara yang sama dengan manusia biasa, memiliki banyak teman manusia. Tidak ada yang percaya dengan keberadaan mereka, bukankah memudahkan mereka berbaur dan melakukan aktifitas layaknya manusia biasa?.

"Athena..!!!"

"Yes Daddy." Gadis bernama Athena itu berlari turun menghampiri keluarga kecilnya.

Athena Desmond hanya memiliki orang tua tunggal, seorang ayah yang dengan senang hati menjadi segalanya bagi dia dan saudara laki-lakinya Geralt Desmond. Sudah terbiasa bertiga membuat mereka selalu bisa melakukan segala hal meskipun tanpa sosok ibu dalam kehidupannya.

"Athena berapa kali Daddy bilang kau harus meminum susu mu!!." Athena hanya memutar bola matanya bosan mendengar omelan sang ayah. Setiap hari selalu diingatkan untuk meminum susu.

"Perhatikan tingkah mu darling!!" tegur nya dengan nada lembut.

"Sorry Dad, tapi Daddy tahukan Athena tidak suka dengan susu." Athena tersenyum manis coba membuat Daddy nya lupa dengan sikap tidak sopan nya tadi.

"Morning Dad." Geralt Desmond datang bergabung dengan mereka, pakaian Geralt sudah sangat rapi. Ia siap beraktivitas hari ini.

"Pagi darling. Habiskan sarapan mu! baru berangkat." tegas Geralt yang lebih keras dari pada ayah mereka.

"Ok."

Geralt dengan nyaman mulai menyantap makanan yang sudah di siapkan oleh ayah tercinta mereka. Di setiap kesempatan Geralt mengintip Athena yang lagi memasang mode ngambeknya pada Geralt. Salah Geralt memang karena kemarin dia tidak menjemput Athena, padahal sang adik sudah menunggu hingga dua jam. Ketika Athena memutuskan kembali ke rumah dengan usaha sendiri dia malah melihat Geralt tengah bersantai di depan televisi. Brened tahu, kedua anaknya sedang tidak akur. Namun, ia tidak ingin ikut campur.

"Athena, kau sudah liburkan?" tanya Brened memecahkan kesunyian.

"Iya Daddy, Athena sudah ada rencana akan liburan dengan teman-teman ke Paris." Raut wajah Athena terlihat sangat bahagia menceritakan rencana yang sudah ia susun bersama teman-teman tersayang nya.

"Kau tidak boleh pergi!" Tegas Geralt.

"Kenapa?"

"Jika kau ingin berlibur tunggu dua hari lagi aku akan menyelesaikan tugas ku dulu." Kata Geralt mengambil keputusan.

"Tidak, aku ingin berlibur dengan teman-temanku." Protes Athena.

"Kau bisa mengajak mereka."

"Aku hanya ingin bersama mereka tanpamu Geralt." Tegas Athena yang sudah sangat kesal dengan sikap Geralt. Selalu saja ia membuntuti ke mana Athena pergi.

"Aku katakan tidak maka tidak. Aku akan ikut liburan bersamamu atau tidak sama sekali." Geralt menatap tajam Athena yang sangat tidak terima dengan keputusannya.

"Daddy."Athena mencari perlindungan pada Brened. Ia tahu ketegasan Geralt karena ayah mereka itu.

"Maaf sayang Geralt benar tidak akan baik untukmu jika kau hanya pergi bersama teman-temanmu." Brened berujar lembut untuk menenangkan Athena yang sudah sangat kesal dengan keputusan Geralt.

"Terserah kalian para tuan posesif." Athena menghentak kakinya dan pergi dari sana.

Brened dan Geralt menatap iba pada satu-satunya tuan putri yang ada di dalam istana mereka. Menjaga Athena dari hal yang buruk adalah kewajiban bagi mereka berdua, mungkin Brened tidak terlalu keras tapi dia juga sangat ketat dalam menjaga Athena. Dia selalu setuju dengan keputusan yang diambil Geralt karena itu demi kebaikan Athena. Sudah cukup mereka kehilangan dua perempuan paling berharga dalam istana mereka. Sebelum Athena lahir ada putri lain yang sangat dibanggakan dalam keluarga mereka yaitu Agiana Desmond. Namun, nasib tidak beruntung menimpa Agiana dia meninggal saat pemusnahan siluman oleh para pemburu siluman.

Kematian Agiana menyisakan luka terdalam bagi keluarga Desmond dan berakibat sangat fatal bagi Nyonya besar Desmond Laluna Desmond. Laluna sangat terpuruk, dia juga mengalami luka parah ketika ingin melindungi Agiana walau pada akhirnya dia tidak bisa menyelamatkan Agiana. Karena kejadian itulah Brened Desmond benar-benar membuat keluarganya menghilang dari klan siluman. Dia dan keluarga kecilnya meninggalkan Alaska dan kembali membangun kehidupan mereka tanpa ada yang tahu tentang werewolf. Hidup berpindah tempat dan memalsukan kematian itu yang sering mereka lakukan dalam seratus tahun ini.

Mungkin bagi manusia biasa umur Geralt terlihat sekitar dua puluhan, tetapi pada kenyataannya Geralt telah berumur kurang lebih empat puluh tahun. Sedangkan Brened mungkin sudah empat ratus tahun lebih. Garis penuaan juga sudah terlihat diwajahnya, menurut buku leluhur yang mereka baca saat ini Brened tidak akan lagi mengalami penuaan. Dia terlihat seperti lima puluh tahun. Untuk Athena sendiri dia adalah keturunan baru yang lahir di keluarga Desmond, dia masih tumbuh seperti manusia biasa. Bagi bangsa werewolf mereka akan berhenti tumbuh pada umur dua puluh tujuh tahun dan setelah umur tiga ratus tahun mereka akan kembali mengalami perubahan atau pertumbuhan kembali menjadi tua.

"Daddy apa tidak apa-apa kita keras pada Athena?"

"Apa yang kita lakukan demi kebaikan Athena, sudahlah Geralt jangan pikirkan lebih baik kamu pergi ke kantor."

"Baiklah Daddy, sampai jumpa lagi." Brened hanya menganggukkan kepalanya.

Brened melihat kepergian putranya, dua harta paling berharganya saat ini adalah Athena dan Geralt. Kehilangan Laluna membuat dia berjanji akan selalu menjaga Athena dan Geralt. Dia bahagia kelahiran Athena membuat dia kembali hidup sebagai keluarga Desmond. Sudah banyak menganti nama keluarga dengan anak tunggal kini dia dapat kembali hidup dengan nama keluarganya cukup membahagiakan. Namun, tanpa Laluna di sisinya adalah kesedihan yang selalu disembunyikan Brened. Laluna kekasih hatinya meninggalkan dia setelah melahirkan Athena.

Panah perak yang dulu pernah tertancap di dada Laluna ternyata menyimpan racun dalam tubuh Laluna. Dan keputusannya melahirkan Athena membuat racun itu aktif membuat dia meninggal. Melihat Athena, Brened selalu ingat perjuangan Laluna hingga dia sangat sayang pada putrinya itu. Dia tidak ingin Athena terluka sedikitpun.

"Aries."

"Iya tuan."

"Kau harus menjaga Athena, pantau setiap pergerakannya."

"Baik tuan." Menerima perintah Aries langsung pergi dari sana, dia satu-satunya werewolf yang sangat setia pada keluarga Desmond dan dia berhasil meninggalkan Alaska bersama keluarga Desmond, dia akan menjadi Beta baru di pack mereka.

Selama ini dia hidup sebagai adik dari Laluna, tetapi setelah Laluna melahirkan Athena ia ingin indentitas nya kembali. Ia dari keluarga Beta, maka dia akan segera diangkat menjadi Beta ketika Geralt juga diangkat menjadi Alpa pack mereka. untuk saat ini Aries menjaga keselamatan Athena. ia pengawal yang dipercaya.

***

Athena masih ngedumel kesal dengan keputusan Geralt, dia menghela napas dan mulai memikirkan rencana kabur dari rumah. Pergi dengan membawa koper bukan hal yang baik. Athena tersenyum licik dan mulai membongkar lemarinya, dia mengambil beberapa uang yang selama ini dia simpan. Athena mengambil tas selempang lalu merapikan diri dan keluar dari kamar. Dia tidak terkejut lagi ketika melihat beberapa pengawal di depan pintu kamarnya.

"Aries antar kan aku ke supermarket!."

"Baik nona."

Athena turun dengan santai dan melirik Daddy nya sekilas. "Kau marah padaku tuan putri?"

"Tentu saja, Daddy menerima keputusan Geralt." Kesal Athena.

"Maafkan Daddy. Sekarang kamu akan ke mana?"

"Aku akan supermarket. Apa Daddy mau ikut denganku? Akan seru jika kita pergi bersama Dad." Ceria Athena.

"Tidak terimakasih, diluar terlalu panas."

"Ayolah Daddy." Athena membujuk Brened, dia sudah menyusun rencana kaburnya.

"Baiklah tunggu sebentar." Athena tersenyum bahagia mendengar Brened mau pergi dengannya.

Sambil menunggu Brened gadis kesayangan keluarga Desmond itu duduk tenang menonton acara yang tadi di tonton oleh Brened. "Darling ayo kita pergi."

"Wow Dad siapa yang akan menduga jika kau sudah berumur ratusan tahun." Brened hanya tersenyum mendengar penuturan anak gadisnya itu. Brened dan Geralt memang tidak menyembunyikan jati diri Athena.

"Ya sudah ayok kita pergi." Athena langsung bangun, dia sudah tidak sabar menjalankan rencananya yang sudah sangat matang itu.

Sepanjang perjalanan yang rencananya hanya akan ke supermarket kini menjadi mall, pasangan ayah dan anak itu asyik bercerita. Athena menceritakan segala hal padanya termasuk teman satu jurusannya yang menyukai Athena. Namun, dari banyak pemuda yang diceritakan oleh Athena tidak ada satupun yang menyangkut di hatinya. Mungkin jika sudah tiba saatnya Athena akan menemukan pasangan hidup yang benar-benar akan dia jaga sepenuh jiwanya.

"Dad ayo turun kita sudah sampai." Ajak Athena masih memasang senyum bahagia.

Rencana kabur yang sudah dia susun rapi belum satupun ada yang curiga padanya. Athena masih bertidak seperti Athena yang biasanya. Dia banyak berbicara dan sangat aktif, banyak mata yang menatap kagum pada sosok ayah dan anak itu. Mereka menjadi pusat perhatian di mall, sang Ayah yang memiliki tubuh idaman para wanita serta wajah yang tampan membuat para terpesona dengannya. Lalu sang putri yang berparas cantik itu juga tidak kalah dari sang Ayah yang mampu menarik kaum Adam untuk melihatnya.

"Dad bagaimana kalau kita membeli baju dulu?*

"Bukankah kau ingin membeli makanan ringan darling?"

"Dad ayolah, baju-baju itu memanggilku dari tadi." Dengan wajah yang menggemaskan Athena mulai merengek.

"Baiklah sweet heart." Mereka masuk ke toko baju, dan Athena mulai memilih bajunya.

Brened memilih duduk di kursi tunggu dan mulia melihat ponselnya sedangkan tiga pengawal masih setia mengikuti Athena. Athena mendengus kesal tanpa mereka sadari, dia mulai mengambil baju secara acak dan melempar pada pengawalnya. Mereka hanya bisa menerima apa yang dilakukan sang tuan putri yang bertindak sesuka hatinya.

"Nona anda sudah membeli baju terlalu banyak." Aries memberanikan diri untuk menegur, walaupun Aries sadar gadis itu mampu hanya saja Aries yakin dia tidak akan memakai semuanya.

"Baiklah." Athena berhenti dan kembali pada Daddy nya. "Dad aku lapar."

"Ayo kita makan." Brened memberikan kartu pada Aries sedangkan dia memilih keluar bersama Athena.

"Jangan kurangi baju yang aku ambil. Aku ingat semuanya." Aries hanya bisa tersenyum tipis dengan kelakuan nona manjanya itu.

***

Di restoran ini rencananya yang sudah tersusun rapi akan dilaksanakan. Dengan santai Athena mulia memesan makanan lalu ketika sudah selesai dia sibuk memainkan game di ponselnya. Beberapa kali Brened menegurnya, Athena hanya menanggapi dengan gumaman tidak jelas. Dengan melihat kelakuan Athena, Brened mengambil ponsel dari tangan Athena dan menatap Athena tajam.

"Santai Daddy lagian makanannya belum datang." Athena menatap tidak suka dengan apa yang dilakukan sang Daddy.

"Dad tidak suka kau sibuk dengan ponselmu saat kita akan makan Athena." Tegas Brened pada anak perempuan keras kepalanya itu.

"Dad ini bukan di rumah lagian ini membosankan Dad." Bantah Athena tidak terima dengan apa yang dikatakan Brened.

"Daddy akan menemanimu mengobrol."

"Baiklah tapi nanti saja, aku butuh ke toilet saat ini. Ingin mengeluarkan sesuatu dan juga merapikan dandanan ku." Brened tertawa tipis dengan kelakuan putrinya tanpa tahu jika rencana licik sedang bekerja di kepala Athena.

"Apa kau butuh seseorang menemanimu?"

"Boleh juga, tapi pastikan dia tidak masuk ke bilik toilet Dad." Athena menatap ketiga pengawal mereka. "Atau kau perlu mempekerjakan pengawal perempuan yang bisa menjadi temanku." Athena berlalu dari sana.

"Bagaiman tuan, apa salah satu dari kami harus mengikuti nona Athena?"

"Pastikan kalian tidak masuk ke dalam." Brened ingat dengan perkataan Athena.

Di sisi lain, Athena langsung masuk ke salah satu bilik toilet dan menyalakan airnya. Sedangkan dia tengah melakukan aksinya. Athena melihat sedikit celah yang ada di bilik toilet yang bisa dia gunakan untuk kabur. Dengan senyum bahagia Athena mulai memanjat dia gunakan segala cara untuk bisa keluar dari sana. Menarik napas coba menenangkan diri, Athena mulai nekad memanjat.

Athena terus berjuang untuk ke luar dari sana, setelah barhasil dia naik ke atas Athena memantau ke adaan sekitar. Ternyata dia akan mendarat di belakang toko lain yang ada dalam gedung ini. Dengan keahliannya dalam bidang melompat Athena mendarat dengan mulus dari sana. Dia menarik napas gugup jika sedikit saja salah langkah makan sudah dapat dipastikan jika dia gagal. Mengingat saat ini Athena masih berada sekitaran restoran yang ada dalam mall itu.

"Aku harus mengelabui mereka untuk keluar dari sini." Pikir Athena keras.

"Hey, kau karyawan baru itu ya?" Athena tersenyum bahagia mendengar perkataan itu. Inilah penolongnya.

"Iya. Di mana aku bisa mendapatkan seragamku? Bos menyuruhku ke sini." Athena cukup deg degan, takut perkataanya salah.

"Mari ikut ak!." Athena dengan santai mengikuti perempuan itu yang berbelok kearah butik di samping restoran. Di sana ada pintu masuk khusus karyawan.

Bahagia tentu saja setelah mengantikan bajunya dia dengan mudah bisa keluar dari mall itu. Dan setelahnya dia bisa bebas untuk liburan dengan teman-temannya. Semua keperluan sudah dia siapkan dalam tas kecil ini. Demi dia tidak menjadi imigran gelap Athena rela tidak membawa peralatan make-upnya, mungkin setiba di Paris dia harus membeli yang baru.

"Ini seragam kerjamu setelahnya kau bergabunglah ke depan!"

"Siap. Terimakasih untuk bantuannya." Perempuan manis itu menganggukkan kepalanya.

Senyum kemenangan tercetak di bibir Athena dengan cepat gadis itu menganti bajunya. Setelah dia rasa semua terlihat sempurna dia kembali menjalankan aksinya. Tanpa ada yang curiga, Athena keluar dari toko yang menerimanya bekerja. Dia berjalan santai berusaha tidak menarik perhatian para pengawalnya. Athena berjalan cepat menuju lif dan langsung menekan tombol lantai satu. Lif itu rasanya turun sangat lambat padahal dia sudah sangat takut jika dia gagal dalam aksi kaburnya ini.

Di dalam restoran Brened mulai bosan menunggu putri kecilnya yang sangat lama kembali. Dia percaya pada Athena tapi dia juga yakin jika saat ini Athena tengah melakukan sesuatu dan pastinya dia sudah langkah dari Athena. "Aries cepat cari Athena!"

"Nona di toilet tuan.

"Dia pasti sudah kabur sekarang." Mendengar hal itu dengan cepat mereka berlari dan mencari Athena.

***

Athena sangat bahagia dia langsung mencari teman-temannya. Di sana dia melihat l

tiga orang perempuan yang sangat dia kenal. Tanpa menunggu lama Athena menghampiri mereka. Mereka terlihat kesal karena Athena lama, dan wajah lega itu terlihat ketika Athena datang walaupun dengan pakaian aneh menurut mereka.

"Kau bekerja di mana?"

"Itu bukan hal yang penting sekarang. Kalian telah beli tiket untukku?"

"Sudah. Ini ambillah, pesawat akan berangkat 8 menit lagi." Buru mereka menarik koper masing-masing kecuali Athena yang datang hanya dengan tas selempang kecil.

"Sepertinya setiba di sana kau harus langsung belanja Athena."

"Itu pasti, aku tidak akan mungkin memakai pakaian dalam kalian." Sambil berlari itu mereka sempat bercanda dan tertawa.

Bruk....

Nasib baik tidak berpihak pada Athena sekarang, dia jatuh dengan tidak elitnya. Dan Lutut serta kepala Athena serasa sakit karena benturan yang terjadi akibat jatuh. "Maaf nona, aku tidak sengaja."

"Garu cepat!." Pemuda bernama Garu itu langsung mengambil tiketnya dan kembali berlari dia sempat menoleh melihat Athena yang juga telah bangun. Athena terlihat bingung karena banyak perempuan yang tiba-tiba berlari dan sangat menganggu.

"Aku tidak punya kesempatan untuk marah-marah." Athena kembali berlari dia melihat teman-temannya yang sudah mengantri untuk masuk. "Pak ini tiket saya."

Petugas itu memeriksa tiket Athena lalu menunjuk arah yang berbeda dengan teman-temannya. Athena hanya mendengus kesal karena tidak satu arah dengan teman-temannya. Padahal mereka masih punya waktu untuk bercanda mungkin. "Nona anda harus berlari jika tidak ingin tinggal pesawat."

"Lagi?" Athena langsung lari menuju pesawat yang akan lepas landas. "Athena yang sedang kau kejar ini pesawat bukan angkot cepatlah lari.!" Athena menambah laju larinya.

Dengan keringat yang membasahi tubuhnya dia berhasil naik ke dalam pesawat. Dia penumpang terakhir dan berhasil mendapat tatapan tajam dari pramugari. Bersyukurlah karena dia tidak membawa tas besar kalau tidak mereka pasti akan meninggalkannya, berlari dengan tas besar sangat merepotkan.

"Aku mau satu oren jus dingin." Athena tidak peduli jika pramugari itu menatapnya tidak suka. Dia harus memanfaatkan apa yang bisa digunakan dalam pesawat selama dia melakukan perjalanan ini.

"Baik nona." Athena langsung duduk dia terlalu lelah sekarang untuk mencari teman-temannya.

"Kau terlihat tidak baik nona." Athena menoleh pada pemuda yang duduk di sampingnya itu.

"Sangat tidak baik, jika kau ingin tahu." Pemuda itu tersenyum dengan tingkah Athena.

"Nona ini minum anda."

"Terimakasih." Athena langsung meneguk oren jusnya itu dalam sekali teguk. "Aku akan tidur sekarang. Bangunkan aku jika sudah tiba, aku harus mencari teman-temanku." Tanpa merasa sungkan Athena berujar santai yang lagi-lagi berhasil menghadirkan senyum di bibir pemuda tampan itu.

"Dengan senang hati nona."

Di kediaman Desmond, Geralt menahan amarahnya karena Athena berhasil kabur. Namun, dia tidak tahu harus menyalahkan siapa karena Athena pergi dengan Daddy mereka. Dia hanya bisa membiarkan Athena untuk menikmati masa liburannya.

"Dasar Serigala kecil." Geram Athena. "Dad apa yang harus kita lakukan?"

"Kita akan mencarinya ke Paris. Bagaimanapun Dad khawatir dengan kondisi gadis kecil itu." Lesu Brened. "Ini kesalahan Dad."

"Sudahlah Dad. Athena yang terlalu licik." Brened tersenyum mendengar perkataan Geralt.

***

Chapter 02

 

**Kitsune**

Di sinilah Athena berdiri bengong menatap negara yang jauh dari bayangannya. Ini bukan Paris yang sangat ingin dia jelajahi. Ini Negara kelahiran Naruto, air mata sudah tidak menetes lagi di pipinya. Dia hanya bengong menatap suasana ini, pemuda yang ada di dalam pesawat dengannya tadi juga entah sudah menghilang ke mana. Salju juga masih turun menyelimuti negara kelahiran Sasuke itu. Apa Athena harus menikmati liburannya di negera penghasil anime-anime bagu ini.

Dia tadi sudah pergi untuk membeli tiket baru, tapi mereka tidak melakukan penerbangan untuk beberapa hari ke depan. Di Jepang masih terjadi badai salju dan tidak akan ada pesawat yang akan lepas landas. Sekarang ke mana dia harus pergi, apa dia harus mencari Naruto tapi bagaimana jika Hinata marah. Athena sangat dilema sekarang ke mana dia harus melangkahkan kakinya.

“Mungkin aku harus mencari Doraemon dan meminta pintu ke mana saja. Aku ingin ke Paris sekarang.” Gumam Athena sangat lirih dan putus asa.

“Aku punya usul dari pada mencari Doraemon bagaimana kalau mencari hotel atau penginapan.” Athena tersentak mendengar suara itu.

“Kau.” Teriak Athena.

“Glen Amoy.” Kenalkannya.

“Aku tidak peduli.” Glen menatap bingung Athena yang buru-buru pergi seperti orang ketakutan.

“Apa aku menakutinya?”

“Tentu saja kau mengajak gadis itu ke hotel.”

“Hotel? Pasti dia salah paham. Aku akan mengejarnya.”

“Sudahlah Kak, dia gadis yang sudah dewasa. Kita harus cepat Sakura sudah menunggu.” Glen ikut adiknya pergi dari Bandara meninggalkan Athena yang masih bingung harus ke mana.

Athena berusaha menenangkan dirinya dia tidak habis pikir pemuda yang dia kira baik mengajaknya ke hotel. Ketika logikanya menerima dan mencerna kembali perkataan Glen dia barus sadar jiak Glen bermaksud baik. “Bukankah aku harus mencari penginapan dulu, kalau tidak aku akan jadi gelandangan?”

Athena meringis malu mengingat sikapnya pada Glen tadi. Menarik napas lelah Athena mulai melangkahkan kakinya menjauh dari bandar. Dia akan mencari penginapan untuk beberapa hari ke depan. Dan sebelum dia melakukan itu sepertinya dia harus menukarkan dulu uangnya. Athena memilih untuk pergi ke Bank terlebih dahulu, dia tidak akan menggunakan ATMnya di sini.

 

***

Dengan bahagia Athena berkeliling di pusat perbelanjaan dia ingin menikmati liburannya di Jepang. Dan seakan keberuntungan berpihak padanya tadi ada yang menjual kamera murah padanya. Jadi dia bisa membuat kenangan di sini, Jepang tidak buruk dia harus menikmatinya. Ketika tengah berkeliling Athena melihat boneka rubah yang sangat lucu, senyum cantik terlukis di bibir Athena. Dia mendekat pada penjual itu dan langsung membeli boneka rubah imut itu.

“Akhirnya aku punya teman. Ayo hmm aku memanggilmu apa?” Athena mulai memikirkan nama yang cocok untuk boneka rubah itu. “Ah aku tahu, mulai hari ini namamu Kitsune. Ayo Kitsune kita cari penginapan.”

Dengan bersenandung dan menciptakan kenangan di kamera barunya Athena pergi mencari penginapan. Keputusan pertama dia masuk ke hotel dekat bandara namun sayang karena banyak pesawat yang tidak lepas landas membuat para penumpang memilih menginap di hotel.

Hari terus berjalan dan dia belum menemukan tempat menginap, dengan muka lelah Athena tiba-tiba naik ke dalam bus mungkin jika dia benar-benar lelah dia akan menghubungi Kakak atau Dadynya dia menulis nomor mereka di buku kecilnya. Di sana juga ada nomor teman-temannya yang sudah beberapa kali Athena hubungi tapi tidak ada jawaban.

“Ayo Athena di dalam bus ini kau bisa istirahat sebentar.” Athena memejamkan matanya. Dia sudah tertidur nyenyak dengan tas yang dia gengam erat.

Waktu sudah berlalu lama tetapi gadis serigala itu belum juga membuka matanya, dia terlalu nyaman dengan mimpinya. Tersesat di negara orang dan tanpa mengenal siapapun bukanlah hal yang menyenangkan. Jarum jam juga sudah menujukan jam sepuluh malam, bus sudah berhenti di halte terakhir. Athena masih sangat nyaman, namun ketika seseorang dengan hondie hitam menarik tasnya Athena tersadar.

“Anda mau apa?” Kagetnya. “Maling ya?”

Orang dengan hondie hitam itu langsung berlari meninggalkan bus, dengan cepat Athena berlari mengejar maling itu. Namun, sial entah karena maling itu berlari cepat atau bersembunyi yang jelas Athena kehilangan tasnya. Untung saja kamera dan rubah kecilnya masih ada dalam pelukanya.

“Dasar maling bodoh, kalau di dalam sana ada uang mana mungkin aku meletakkan semberangan. Hanya saja di sana aku mempunya nomor keluargaku.” Lesunya dan membalikan tubuhnya ingin kembali ke dalam bus.

Mata Athena melotot saat melihat bus itu sudah pergi dia berlari ingin mengejar bus itu tetapi kesialan masih berpihak padanya. Dengan ketakutan yang ada di duduk di halte yang sangat sepi itu dan di temani oleh rubah kecilnya. Air mata menetes dengan sendirinya dia tidak tahu ini di mana sekarang.

“Aaaaaa.” Teriak Athena frustasi.

“Lihat di sana ada gadis manis.” Empat orang pemabuk dengan badan kekar itu melangkah mendekati Athena.

“Tidak lagi.” Athena kembali memutuskan untuk berlari meninggalkan halte, dia tidak akan sanggup melawan para pria itu.

***

Pemuda itu terus berlari meninggalkan goa yang mengurungnya selama ini dengan matra suci. Di belakang ada dua pemuda lain yang masih mengejar pemuda berambut panjang itu dengan baju anehnya. Dia tidak akan menyerah setelah sekian lama akhirnya bisa bebas dari guci itu. Jika saja kedua pemuda serakah itu tidak membuat kecerobohan mungkin dia tidak akan bebas. Mereka menginginkan kristal miliknya, dia tidak akan menyerahkan kristal itu begitu saja. Dia telah menjaganya sangat lama dan akan selalu dia jaga.

“Tembak dia Jhon.”

Dor...dor...

Salah satu peluru yang di lepaskan oleh pemuda yang bernama Jhon Diger berhasil menggores lengan pemuda pemilik kristal. Namun, dia masih terus berlari dia tidak akan menyerah. Luka yang terdapat di tubuhnya saat ini tidak sepenting dia menyelamatkan kristal itu. Jika kristal yang ada pada jatuh pada orang yang jahat maka dunia tidak akan damai. Bersyukurlah ini malam hari karena dia yakin kedua pemuda yang sedang mengejarnya tidak akan mudah bisa melihat dan melenyapkannya.

Sret...

“Tidak.” Dia membeku jika salah perhitungan dia akan langsung jatuh ke dalam jurang. Saat ini dia menginjak pohon kering di bibir jurang.

Krek...

“Aaaa.” Dia jatuh berguling-guling ke bawah dengan kepala menghantam batu besar.

Mata pemuda itu berkunang-kunang, dengan kekuatan yang masih dia miliki dia mengeluarkan kristal itu. Satu batu kristal berhasil dia kelaurkan dan dia genggam dengan erat, sedangkan satu lagi masih di dalam mulutnya.

Bruk...

Seseorang menimpa tubuhnya lemah, dan bibir mereka menyatu. Dalam gelapnya malam dia bisa melihat jika orang itu kaget dan dia memiliki aroma manusia yang sangat menyengat.

Glek...

Kristal yang tadi di dalam mulutnya kini tertelan oleh sosok yang menimpanya. Sedangkan Kristal yang berada di tangannya masuk ke dalam boneka rubah milik sosok itu. Pemuda tampan pemilik kristal itu menutup matanya dan bibir mereka masih menyatu. Dengan rasa terkejut sosok yang tadi menempelkan bibirnya pada pemuda tampan kini bangun dan duduk di atas tubuh pemuda tampan. Dia menyetuh bibirnya tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

“Athena kau baru saja berciuman.” Gumamnya, dialah Athena yang tadi lari dari orang mabuk yang ingin menganggunya. “Dan apa sekarang dia pingsan karena ciumanku?”

Masih di atas tubuh pemuda itu Athena mengamatinya dan melihat darah yang mengalir dari pelipisnya. Sekarang dia paham pemuda itu jatuh dari atas sana, bahkan Athena melihat ke atas. Dia cukup ngeri melihat ketinggian itu, dengan kekuatan yang dia miliki Athena mengangkat tubuh itu

menjauh dari sana.

“Apa kau lebih malang dari ku?”

***

Kedua pemuda yang tadi mengejar pemuda pemilik kristal mengeram kesal. Mereka kehilangan pemuda pemilik kristal. Telah melusuri seluruh hutan mereka tidak menemukan pemuda pemilik kristal. Dan misi mereka belum selesai mereka akan memburu ke mana pun pemuda itu lari.

“Ke manapun rubah itu lari aku akan mencarinya. Aku harus mendapatkan kristal itu.” Dia sangat marah saat ini

“Kalau saja kita langsung mencekek leharnya saat guci itu pecah kita akan mendapatkan kristal itu.”

“Sudahlah Jhon ayo kita kembali. Pemburu yang lain akan menyalahkan kita jika mereka melihat kita di sini.”

“Baik Haname.” Haname Yukaza dan Jhon Diger pemburu siluman yang menginginkan kristal abadi.

Di kondisi lain Athena berhasil menyeret pemuda yang masih pingsan itu ke dalam goa. Dia membaringkannya di atas batu besar, saat ini Athena sangat lelah tapi dia harus menyelamatkan pemuda ini. Setindaknya dia harus menghentikan darah yang mengalir, kalau tidak dia bisa dikatakan pembunuh nanti.

“Kitsune, aku mendengar gemercik air. Mungkin di sini ada sungai, aku akan mengambil air untuk mengobati lukanya dan mengambil beberapa daun untuk menghentikan pendarahan di lukanya. Berdoalah semoga aku tidak mengambil daun beracun. Kau harus menjaganya.” Athena lansung meninggalkan goa, meninggalkan pemuda itu dengan boneka rubahnya.

Setelah beberapa saat Athena kembali dengan air di dalam batok kelapa dengan beberapa daun liar. Dia memperhatikan baju pemuda itu, dia berasumsi jika pemuda itu sedang syuting film. Dengan hati-hati dia merobek baju sang pemuda yang aneh menurutnya, membasuh dengan telaten luka yang dimiliki pemuda itu. Saat air yang dia butuhkan habis Athena kembali lagi ke sungai hampir sepuluh kali Athena melakukan itu, hingga semua luka yang di miliki sang pemuda sudah dia ikat dengan baju yang dia robek.

“Aku butuh istirahat sesaat.” Athena naik ke batu besar itu dan tidur di samping pemuda yang masih pingsan itu.

Ketika Athena sudah terlelap dalam tidurnya, ribuan kunang-kunang menari di pintu goa dengan sangat indah. Jika saja Athena masih terjaga mungkin gadis itu akan heboh dan langsung memontrennya tetapi sayang saat ini Athena masih nyenyak dalam tidurnya. Dinginnya batu dan cuaca membuat Athena mencari kenyamanan dan mendekap pemuda yang dia tolong.

***

Pemuda itu merintih sakit, dan ketika ingin mengankat tangannya terasa berat dia meoleh ke sisi kanan dan matanya melotot melihat seorang gadis cantik tidur di sampingnya. Dia mulai panik dan berpikir jika dirinya sudah maninggal, lalu di mana kristal itu, matanya menatap dengan jeli gadis itu dan dia melihat sesuatu yang bersinar diantara dada sang gadis. Dengan perlahan tanpa di perintah tangannya terulur itu memegang di sana. Tangan pemuda itu membangun sang gadis.

“Apa yang kau lakukan?” Menatap penuh curiga.

“Hmm maafkan aku, aku hanya ingin mengecek apa kau masih hidup?”

“Singkirkan tanganmu!” Pemuda itu dengan cepat menyikirkan tangannya dari dada Athena.

“Ini__” Dia kaget melihat di mana dia berada sekarang.

“__ kau terluka parah dan aku membawa mu ke sini.”

“Ayo pergi dari sini.” Pemuda itu turun dari batu tempat mereka berbaring. Di sisi mereka ada pecahan guci.

“Tunggu Kitsune.” Pemuda itu menghentikan langkahnya.

“Kau mengenalku?”

“Tidak.” Athena mendorong pemuda itu.

“Hmm Kitsune aku hampir saja meninggalkamu. Ayo kita pergi dari sini.”

“Ini Kitsunemu?” Athena menganggukan kepalanya.

“Kenapa?”

“Namaku juga Kitsune.” Athena memicingkan matanya.

“Apa kau rubah.” Pemuda yang mengatakan namanya Kitsune kaget dengan penuturan Athena.

“Hmm sayangnya bukan. Namaku Arion Kitsune. Siapa nama mu?”

“Athena Desmond. Jadi Arion dengan pakain itu apa kau sedang syuting film?”

“Aku akan menceritakan nanti ayo kita pergi sekarang.”

Arion menyeret kakinya menjauh dari sana, Athena yang tidak tega memapah Arion dan mereka meninggalkan goa. Selang beberapa waktu mereka pergi seorang pria tua masuk ke dala goa dan kaget melihat apa yang sudah terjadi.

“Di mana Tuanku?” Gumamya dia memungut pecahan guci keramik itu.

Arion yang masih di papah Athena keluar dari dalam hutan, saat ini mereka akan mencari penginapan. Baju mereka sudah cukup kotor untuk melakukan perjalanan, setelah melangkah lumayan jauh mereka melihat satu rumah penginapan yang tidak terlalu luas. Arion mengamati Athena yang lelah memapahnya tetapi dia tidak mengucap sepatah katapun. Sekarang dia lega karena kristalnya di simpan oleh orang yang tepat, dia yakin Athena tidak akan menggunakan pada hal yang buruk.

“Duduklah di sini. Aku akan cari tahu apa ada kamar yang kosong.” Arion mengikuti apa yang dikatakan Athena.

“Baik.”

Athena berjalan ke arah resepsionis, dia tersenyum ramah dan mulai menanyakan kamar kosong. Dan Athena juga mengatakan jika Arion adalah seleberitis yang terluka saat syuting Athena menyuruh mereka merasahasikan keberadaan Arion. Resepsionis itu langsung percaya karena memang ada kegiatan syuting di desa mereka beberapa hari ini.

“Masuklah! Di sini sangat dingin. Walaupun daerah ini belum turun salju.” Kata resepsionis itu ramah.

“Terimakasih.” Athena membungkuk hormat.

“Oh iya Yamana-Chan, bolehkah aku meminta pihal penginapan menyiapkan baju untuk kami?”

“Akan kami lakukan.” Perempuan bernama Yamana itu tersenyum ramah.

Athena kembali pada Arion memapah pemuda itu menuju kamar mereka. Jika saja ada kamar kosong lain Athena tidak akan mau berbagi kamar dengan pemuda itu. Namun,dia juga tidak banyak uang untuk menyewa dua kamar mungkin inilah yang harus dia lakukan. Setelah Athena dan Arion menghilang dari lobi penginapan Hanem dan Jhon keluar dari kamar. Mereka tidak menyadari keberadaan Arion dan meninggalkan penginapan itu.

***

Arion Kitsune adalah silumun rubah yang sudah terkurung selama seribun tahun di dalam guci keramik. Dia dijaga dengan baik di dalam goa yang dilarang siapapun masuk ke dalam sana. Arion di kurung karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat serta kristal yang dia miliki. Keluarga Arion sudah habis dibasmi oleh para pemburu siluman serta merekah yang serakah karena menginginkan kristal.

Pada saat bulan purnama dia bisa keluar dan pergi ke manapun dia mau. Namun, malam ini Haname dan Jhon yang menginginkan kristal itu datang ke dalam goa ingin memburu Arion. Arion yang telalu peka merasakan kehadiran mereka dia ingin berlari dan ketika Jhon dan Haname ingin mengejar Arion guci itu pecah. Kebebasan berpihak pada Arion, selama ini betapun dia ingin bebas Arion tidak pernah bisa menghancurka guci keramik itu.

Merasa telah bebas Arion melarikan diri sekuat tenaga, tetapi kekuatannya tidak kembali hingga dia berjumpa dengan Athena yang dengan kedua tanganya sudi menolong Arion. Arion cukup bahagia dengan apa yang dilakukan Athena. Arion menatap dirinya di cermin, luka di kepalanya sudah di perban oleh Athena begitupun dengan lengannya serta luka di beberapa bagian tubuhnya akibat jatu dari jurang. Mungkin kalau manusia biasa tidak akan seberuntung dirinya, entah mengapa Athena tidak sedikitpun curiga.

Melihat Athena yang meringkuk di atas kasur, Arion jadi ingin pembiacaraan mereka tadi. Senyum itupun menghiasi bibir Arion. “Dasar gadis bar-bar.”

“Ingat saat aku tidur jangan berani macam-macam. Aku punya kekuatan tersembuyi yang bisa membunuhmu. Oh iya dari pada kau menganggu tidurku lebih baik kau keluar dan potong rambut mu. Di era ini sangat aneh melihat rambut sepanjang itu. Jika keperluan syuting lebih baik pakai wig saja.” Athena yang sedang mengobati luka Arion terus berceloteh, Arion tersenyum mengingat hal itu.

“Memotong rambut di luar tidak akan nyaman saat ini. Bahkan aku bisa merasakan kehadiran para pemburu itu di sini. Hmm aku akan memotong sendiri.”

Arion menatap boneka rubah milik Athena, yang terletak tak berdaya di bawah kaki Athena. Kristal berharganya ada dalam benda mati itu. Menghela napas Arion mulai menguji kekuatannya. Dia menjentik jari beberapa kali dan senyum carah terbit saat dia berhasil mengubah rambutnya. Rambut panjang yang selama ini dia jaga jatuh tidak berdaya di lantai penginapan.

“Hmm sekarang aku sudah terlihat seperti manusia di abad ini.” Senyum Arion. “Dan sekarang aku lapar. Baiklah aku akan berburu, tapi bagaimana jika mereka masih mencariku.” Arion jai galau sendiri.

Tok...tok...tok

Arion segera berlalu untuk membuka pintu, perempua itu tersenyum ramah padanya.

“Ada apa?”

“Apa anda ingin makan sesuatu tuan.” Perempuan itu tersipu melihat Arion yang sangat tampan.

“Ah aku ingin makan daging.”

“Baik tuan. Apa hanya itu?” Perempuan itu mash tersenyum manis.

“Bawakan sake juga salad buah.” Berutunglah karena selama di kurung dia punya waktu berkeliling walaupun tidak ada yang bisa melihatnya.

“Baik tuan.”

Arion masuk kembali ke dalam kamar penginapan itu, dengan hati-hati dia merebahkan tubuhnya di samping Athena. Dia bahagia melihat perempuan itu, dia tidak pernah menyangka jika yang menolongnya adalah perempuan semanis Athena. Dengan lembut Arion membelai rambut Athena, senyum manis terbit di bibirnya. Arion ingin menyusul Athena dalam mimpinya tapi makanan yang sudah dia pesan lebih mengiurkan saat ini.

“Semoga kamu orang yang tepat Athena.” Arion mengecup sekilas bibir Athena lalu tersenyum bahagia.

****

Chapter 03

 

**New** **Friend**

Rasanya Athena masih ingin menelan Arion hidup-hidup setelah dengan santai dia memesan makanan dengan sangat banyak. Jika saja dia tidak dalam posisi tersesat dan memiliki banyak uang dengan senang hati Athena akan mentraktir Arion dengan makanan enak. Jangankan daging sapi,

Athena akan membelikan semua jeni daging untuk Arion. Ingin rasanya Athena memaki pemuda itu tetapi semua kata makiannya hilang sudah setelah melihat muka polos Arion dan potongan rambutnya yang membuat dia makin tampan. Dan untuk menghindari pertengkaran itu, Athena memilih untuk meninggalkan kamar mereka sejanak. Saat ini Athena ingin menenangkan dirinya.

Athena yang sedang menenangkan dirinya melotot kaget ketika dia melihat Arion yang tadi dia tinggalkan di kamar saat ini tengah memanggang daging dengan parah gadis. Kemarahan Athena saat ini tidak bisa di tahan lagi, bukannya intropeksi diri karena telah menghabiskan uangnya dia malah asyik bercanda dengan para gadis itu.

Dengan kemerahan yang akan meledak setiap detiknya, Athena melangkah cepat menghampiri Arion. Saat ini juga dia akan menyeret Arion ke dalam kamar dan menggurung pemuda itu.

“Ariiiion.” Teriak Athena membuat beberapa gadis di sana menegang melihat Athena yang terlihat dia sedang menahan amarahnya.

“Hey Hena, kau mau daging.” Tawar Arion dengan polosnya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

“Kau bukankah seharunya di kamar.” Athena menunjuk Arion.

“Ah itu aku bosan di kamar, kau meninggalkan ku tanpa mengatakan apapun. Aku mencium aroma daging dan datang ke sini.” Jujur Arion. “Kau marah?”

“Ya, aku marah dan ingin memakan mu sekarang juga.” Kesal Athena entah kenapa melihat Arion dia tidak bisa memaki sepuas hati. Mulut dan otaknya bekerja sama dengan baik membuang semua kata\-kata buruk yang sudah dia susun rapi untuk memaki Arion.

“Bagaimana kalau kita makan daging domba ini dulu, lalu kau baru memakanku di kamar?” Usul Arion santai membuat yang di sana tersenyum jail kecuali Athena yang mukanya sudah memerah.

“Terserah kau saja, aku akan kembali ke kamar.” Athena langsung berbalik arah siap meninggalkan tempat itu.

“Maaf aku batal makan daging domba dengan kalian.” Arion tersenyum ramah dan pergi meninggalkan mereka yang masih menatapnya.

Dari tempat teman-teman Arion berdiri terlihat jelas jika Arion berusaha mengejar Athena. Mereka tersenyum tipis melihat kelakuan Athena dan Arion, persis seperti pasangan kekasih yang tengah bertengkar. Lihat saja sekarang Arion yang sudah bosan mengejar Athena yang terus berlari dengan santai mengangkat Athena seperti karung beras. Athena berteriak keras karena kalakuan Aroin tapi apa pedulinya Arion tetap membawa Athena ke kamar mereka dengan cara seperti itu.

“Patah hati deh.” Keluh gadis cantik yang memanggang daging domba bersama Arion tadi.

“Sangat susah mendapatkan cowok tampan yang tidak ada pemiliknya.”

“Mungkin mereka tidak akan bertahan lama, lihat saja mereka bertengkar seperti itu.” Rona bahagia terlukis di wajahnya membayangkan Athena dan Arion putus.

“Min Ah kau tidak boleh seperti itu, Arion

milik gadis itu.”

“Yu Na benar Min Ah. Bagaimanapun Arion miliknya.”

“Aku ini ru-- hmm gadis paling cantik mana mungkin Arion menolak pesonaku. Jelas aku lebih cantik dari pada gadis bar-bar itu.” Song Min Ah hampir saja membuka jati dirinya jika dia adalah siluman rubah.

“Terserah kau saja aku tidak ada hubungannya dengan ini. Biasanya gadis bar-bar lebih tahu cara melindungi sesuatu yang sudah menjadi miliknya.” Kim Yu Na sahabat dari Song Min Ah, dan dia juga rubah cantik tetapi memiliki sifat yang sangat jauh dari Song Min Ah.

Song Min Ah, sangat suka dengan pemuda tampan. Dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan pemuda yang sudah menjadi targetnya. Kini dia menargetkan Arion sebagai pemuda buruannya, tanpa tahu jika Arion adalah pemimpin mareka dan klan siluman rubah yang terkuat.

 

***

Athena bangun dengan muka kesal, lihat saja tingkah Arion yang membangunkannya di jam tiga pagi waktu setempat. Ingin rasanya Athena menelan Arion hidup-hidup. Belum juga masalah daging mereka selesai, sekarang Arion kembali cari masalah dengan membangunkan Athena. Terlihat jelas jika Athena masih sangat mengantuk, dia tidak habis pikir dengan jelan pikiran Arion, walaupun di sini tidak turun salju tapi dinginnya sangat ekstrim bagi Athena. Walaupun dia katanya keturunan siluman Serigala dari Alaska, Athena sudah terlalu terbiasa dengan suhu cuaca Indonesia.

“Ayo Hena, jalanlah lebih cepat.” Geram Arion.

“Harusnya aku yang marah saat ini. Kau mengajakku jam 3 pagi ke tempat tidak jelas. Ini sangat dingin Arion.” Athena mengosok-gosokkan telapak tangannya.

“Setelah kita mengambil barangku, kita akan langsung kembali.” Sudah sekian kali Arion mengatakan itu, Athena sudah sangat kesal saat ini. Namun, kembalipun percuma.

Setelah melangkah jauh dari penginapan mereka, melihat lokasi syuting di sana ada beberapa tenda tempat tidur para kru yang menjaga peralatan syuting. Athena bingung melihat tingkah Arion yang mengendus-ngedus, Athena berpikir jika dia saja sebagai siluman Serigala tidak melakukan itu. Dia tidak tahu saja jika Arion juga seekor selimun, dan dia siluman Rubah yang juga suka mengendus.

“Nah aku menemukannya.” Arion mengambil baju hangat dari salah satu tenda. “Pakailah!”

“Kau mencurinya.” Athena tidak menerima apa yang diberikan Arion.

“Aku tidak mencuri, aku hanya meminjam. Cepatlah pakai dan kita pergi.” Dengan berat hati Athena mengambil jaket berbulu itu. Dia sudahs sangat dingin saat ini.

“Lalu bagaimana dengan mu?”

“Abaikan saja aku, ayo kita pergi.”

“Itu?” Athena kembali protes dengan Arion yang mengambil tas dari lokasi syuting itu.

Arion menarik Athena pergi dari sana, dia harus sangat hati-hati sekarang. Dia menghindari dari penjanganya yang dia yakin bisa mengurung dia kembali dan juga para pemburu siluman yang mengincar kristalnya. Ini salah satu alasan Arion tidak meninggalkan Athena di penginapan. Tanpa protes Athena ikut Arion ke arah kaki gunung, bahkan mereka telah melewati goa yang mengurung Arion.

Arion menyeringai ketika telah tiba pada tempat tujuannya. Dia melihat batu besar itu dengan senyum bahagia. Arion melepaskan tangan Athena dan melangkah mendekat pada batu besar itu. Athena yang tidak mau di tinggal sendiri berjalan di belakang Arion. Dia memperhatikan batu yang mencuri perhatian Arion.

“Ada apa di sini?”

“Masalah kita akan selesai.” Athena bingung mendengar perkataan Arion. “Ayo kita angkat batu ini.”

“Ah? Enggak usah bercanda Arion. Kau tidak lihat batu ini bahkan sepinggangku.” Ungkap Athena tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.

“Athena jika aku mengatakannya, aku mohon kamu jangan terkejut.” Athena menatap Arion.

“Athena aku bukan manusia biasa, aku siluman.” Jujur Arion.

Suasana mendadak sunyi, Athena tidak membuang tatapnya dari Arion yang masih setia melihat matanya. “Hahaha.” Tawa Athena pecah.

Dia bukan tidak percaya dengan siluman tetapi apa mungkin Arion menyatakan dirinya sebagai siluman pada orang asing. Jangan lupa Athena juga siluman tetapi dia selalu menutupi dirinya kalau dia siluman. Bahkan Athena selalu mengikari kalau dia siluman, bagaimana mungkin Arion berkata jujur. Lelah tertawa Athena kembali menatap Arion.

“Kau sudah selesai?” Ketus Arion.

“Sudah. Kau bercanda terlalu garing.”

“Kalau begitu bantu aku mengangkat batu ini.

Di sana ada harta karun yang sudah lama aku simpan.” Athena masih tidak percaya Arion menyuruhnya mengangkat batu. “Kau sebelah sini aku sebelah sana.”

Dengan linglung Athena berjalan ke arah yang ditunjuk Arion. Ini sangat aneh mana mungkin dia bisa mengangkat batu. Selama ini dia tidak pernah melatih kemampuannya. “Arion aku tidak akan sanggup.”

“Kristal yang ada di dalam tubuh mu sanggup mengangkatnya.”

“Krital? Di dalam tubuh ku? Kau gila.”

“Lakukan Athena, aku janji akan menceritakan semuanya nanti.” Athena hanya bisa melakukan apa yang di katakan Arion.

Mereka mendekat dan mulai memegang batu itu dalam hitungan ketiga, mereka bisa mengangkat batu besar itu. “Ini mustahil.”

“Taruh secara perlahan, jangan buat ada yang curiga.” Athena menganggukan kepalanya mengerti.

Buk...

“Ini harta karunku.” Arion berbinar, apa yang dia kumpulkan selama ini akhirnya berguna untuk dia.

“Emas.” Mata Athena melotot melihat benda-benda berharga iu terutama emas batangan. Sangat mustahil mana mungkin Arion menyimpan semua ini. “Kau, bagaimana bisa.”

“Singkat cerita aku sudah di kurang selama 3000 tahun kalau aku tidak salah ingat.” Santai Arion yang tengah memungut emas yang dia simpan.

“Bagaimana mungkin?”

“Aku saat itu siluman rubah yang masih mudah, mungkin umurku 4000 tahun. Namun, karena banyak hal buruk yang terjadi aku selalu antisipasi dan menyembuyikan emas ini.” Bangganya.

“4000 tahun dan di kurung selama 3000 tahun berarti saat ini kau berumur 7000 tahun apa aku harus percaya itu?”

“Itu terserah.”

“Lalu bagaimana kau mendapatkan harta ini?”

“Aku mengumpulkannya.”

“Tapi kau di kurung.”

“Setiap bulan purnama aku bisa keluar, dan karena ada kristal kekuatanku tidak sepenuhnya di segel. Aku menggunakan sebagain emas yang aku kumpulkan untuk membeli tanah dan melakukan investor.”

“Investor? Berapa banyak kau memiliki kekayaan?” Penasaran Athena.

“Entahlah aku belum pernah mengeceknya. Tapi sekarang aku akan mengeceknya.” Arion telah memasuki semua harta karun yang dia simpan.

“Kita akan ke mana sekarang?”

“Kita akan mencari kekayaan lain.” Athena tidak mengerti dia hanya mengikuti saja Arion.

***

Manusia di depan Athena dan Arion menatap bingung kedua makhluk immortal di depannya itu. Arion tersenyum penuh makna dan makin membuat manusia itu bingung.

“Yo Yamada. Apa aku harus menendangmu baru kau mengenalku?”

“Ya Tuhan, anda Kitsune-san” Arion memutar bola matanya bosan. “Maaf hamba tidak mengenali anda tuan.”

Athena tidak suka bagian ini, dari sudut pandangnya Arion lebih muda dari pada Yamada. Ingin rasanya dia menimpuk kepala Arion, tetapi untuk saat ini Athena hanya bisa pura-pura tidak mendengar pembicaraan mereka.

“Tuan Kitsune, kenapa anda kabur? Ini melanggar aturan.”

“Cih, siapa juga yang kabur, seharunya kau bertanya bagaimana kondisiku saat ini.” Kesal Arion.

“Menurut saya anda baik-baik saja.” Yamada menyadari tatapan tidak suka dari tuannya yang selama ini dia jaga itu. “Baiklah bagaimana anda bisa keluar? Apa yag terjadi?” Yamada mengkoreksi cara bertanya pada Arion.

“Ada manusia serakah yang mengingatkan kristalku. Dia tahu jika aku keluar saat bulan purnama. Dia ingin menguasaiku tetapi dia melakukan kesalahan dengan memecahkan gucinya.”

“Apa semua baik-baik saja?”

“Entahlah.”

Yamada Yushitaka, keturunan Yushitaka yang harus menjaga goa suci tempat Arion di kurung. Keluarga Yushitaka percaya jika Kitsune itu nyata, dan beberapa keturunan Yushitaka yang berutung akan berinterkasi dengan Arion Kitsune ketika dia keluar pada bulan purnama. Semenjak seribu tahun yang lalu Arion mempercayakan kekayaannya pada Yushitaka, sehingga pada saat ini Arion memiliki kekayaan dengan jumlah yang banyak. Selama ini keturunan Yushitaka lah yang mengurusnya.

“Aku ingin mengambil semua kekayaanku.” Tegasnya.

“Baik tuan. Semua berkas asli ini atas nama anda.” Yamada Yushitaka berkata sopan.

“Tunggu.” Athena menyela obrolan itu. “Maaf aku menyela, jika kau bilang para pemburu selimun mengejarmu bukankah lebih baik kau tidak perlu menampakan diri?” Arion menatap Athena.

“Maksud nyonya?” Athena ingin menyumpal mulut Yamada rasanya ketika dia memanggilnya dengan sebutan nyonya.

“Dengan membiarkan Arion mengurus kekayaannya sendiri, dia akan lebih muda di temukan.” Asumsi Athena.

“Kau benar, lebih baik aku menikmatinya saja. Yamada katakan pada Hiro aku akan ke Tokyo.” Putus Arion tiba-tiba.

“Baik tuan, tetapi ingat di sana anda harus menjaga diri dengan baik. Jepang sudah sangat berbeda dengan 3000 ribu tahun yang lalu.” Yamada melirik Athena ketika mengatakan itu. “Jangan mudah percaya pada orang.”

“Tenang saja. Untuk saat ini aku hanya percaya Athena.” Arion tersenyum lembut.

***

Waktu sudah berlalu dengan cepat, Athena dan Arion sudah di rumah Hiromitsu Yoshitaka selama tiga hari. Rumah yang mereka tempati ini memang di desain sesuai keinginan Hiromitsu tetapi ini masih atas nama Arion. Athena yang berada di sini juga cukup menikmati ke mewahan yang diberikan Hiromitsu kepadanya. Selain itu Athena sudah berapa kali mengatakan ingin kembali Ke Indonesia, tetapi Arion menghalanginya dengan alasan kristal milik Arion ada pada Athena.

“Guys, aku telah mendapatkan kartu penduduk kalian. Saat ini nama kalian sudah terdaftar di catatan sipil.” Hiromistu tersenyum bahagia dengan apa yang sudah dia lakukan.

“Bagus kerjamu cepat.” Arion mengambil kartu miliknya. “Kenapa Arion Yoshitaka?” Bingung Arion.

“Untuk melindungi dirimu, mana ada nama manusia dengan nama Kitsune.” Hiromitsu mengeluarkan pendapatnya.

“Pembelaan yang bagus, hmm Athena Yoshitaka?”

“Tunggu, kenapa aku juga perlu? Aku memilik kartu penduduk. Aku ini warga negara Indonesia.” Protes Athena tidak terima dengan apa yang terjadi saat ini. Dia datang ke sini untuk liburan bahkan sebenarnya dia bukan datang ke Jepang, di Jepang dia hanya tersesat.

“Ambil saja, kamu itu sekarang nyonya Kitsune ah nyonya Yoshitaka lebih tepatnya.” Hiromitsu berkata puas.

“Apa?” Kaget Athena.

“Dia apa?” Arion menuntut penjelasan sedangkan Athena dengan cepat merebut kartu di tangan Arion.

“Athena Yoshitaka.” Dengan cepat Arion menyanggah tubuh Athena yang hampir terjatuh. “Hiromitsu Yoshitaka.” Geram Athena.

“Apa salahku? Sekarang kita keluarga bahagia. Aku Adik dari Arion- nii dan kau istrinya.”

“Awas kau.” Athena dengan cepat mengejar Hiromitsu, Arion menghela napas dan memilih duduk di menyaksikan perdebatan mereka yang tidak berarti itu.

Menurut Arion jika Hiromitsu telah melakukan kesalahan dalam mendaftarkan kartu pengenal mereka, bukankah dia bisa melakukan pembuatan ulang. Dari pada memikirkan hal yang tidak memusingkan itu Arion malah dengan santai menikati sakenya.

Di lain sisi Garu Kazune yang baru menderat di Jepang menatap lelah sekelilingnya. Di sana sudah ada meneger dan asistennya yang dengan setia menunggu Garu tiba di Jepang. Konser yang sudah dia persiapnkan terancam batal, karena dia yang mendarat ke Paris bukan Jepang. Dengan langkah gontai dia menyeret tasnya dan sang menager dengan sigap membantu Garu yang sangat lelah itu.

“Bagaimana kau menikmati waktu mu di Paris?”

“Aku bahkan tidak bisa tidur memikirkan konser ini.” Garu menahan kesalnya jika mengingat apa yang sudah terjadi.

“Sudahlah Garu, setidaknya kau punya waktu untuk istirahat. Sekarang kita akan langsung kembali kerja.”

“Semua sudah siapkan?”

“Sudah. Kau tenang saja.”

Garu Kazune meninggalkan bandara dan

menuju ke tempat konsernya di selenggarakan. Dua bulan sudah dia nanti hari ini, di dalam mobil Kazune melakukan sedikit latihan suara. Dia tidak ingin ada sedikitpun celah kesalahan, Ayume Yuza asisten Garu yang selalu setia menemai setiap kegiatan Garu hanya terseyum melihat Garu yang sedang latihan. Sedangkan sang meneger Juto Yoshida tengah sibuk menelpon mengabarkan jika Garu telah tiba di Jepang.

***

Sebagai sponsor tentu saja Hiromitsu memiliki tempat tersendiri di acara konser ini. Dia dengan leluasa dapat berkeliling di sini. Sebagai perminta maaf pada Athena dia membawa Athena ke sini tanpa Arion. Kalau saja Hiromitsu tidak bisa membujuk Arion, Athena tidak akan mendapatkan ke bebasan ini. Berhari-hari dengan Arion ke manapun dia melangkah kecuali saat tidur dan ke kamar mandi membuat Athena sangat kesal.

Terlebih karena ulah Hiromitsu yang mendaftarkan mereka sebagai pasangan suami istri. Athena sudah lega ketika dia menggunakan logikanya jika mendaftarkan pernikahan harus di hadiri oleh dirinya langsung. Athena juga yakin jika catatan pernikahannya tidak sah. Namun, jawaban Hiromitsu melenyapkan segalanya, dia merasa di jebak dalam kasus ini.

“Arion- nii kau harus tanda tangani berkas ini, kau juga Hena-chan.” Ingin rasanya Athena mencabik-cabik mulut Hiromitsu. Terlebih jawabannya ketika Athena sudah sangat marah tadi.

“Woi apa kau masih memikirkan hal tadi. Aku sudah menyuruh membaca sebelumnya. Lagian aku berpikir kalian sepasang kekasih.” Santai Hiromitsu yang sudah berada di samping Athena.

“Aku ingin memakan daging mu.” Kesal Athena.

“Jangan memakanku sekarang, ayo lihat penampilan Garu.”

Berkat Hiromitsu, Athena mendapatkan tempat yang bagus untuk menonton konser Garu. Menurut Hiromitsu, Garu hanya ada satu-satunya dan tidak ada di Indonesia karena dia hanya milik Jepang. Ingin rasanya Athena menjitak kepala Hiromitsu ketika dia mengatakan itu.

“Athena nikmati saja konser ini.” Dia berusaha melupakan apa yang sudah di lakukan Hiromitsu padanya.

“Nah itu dia Garu Kazune.” Hiromitsu menunjuk pemuda tampan yang baru saja naik ke atas panggung. Athena tidak begitu jelas melihat Athena karena matanya silau dengan lampu-lampu indah itu.

Garu yang ada di atas panggung memulai aksinya. Dia terlihat sangat menikmati setiap gerakan yang dia lakukan untuk menyempurnakan aksinya di atas panggung. Para penonton bersorak heboh menyaksikan Garu. Namun, di tengah-tengah aksinya Garu hampir saja melakukan kesalahan ketika hidungnya yang sangat tajam itu mencium aroma yang sangat tajam.

“Kitsune.” Gumamnya masih melakukan aksinya di atas panggung.

***

 

Garu masih memikirkan aroma yang tadi di cium, dia sangat yakin jika itu adalah sosok yang dia cari. Suara Juto menyadarkan Garu dari lamunan, dia melirik Juto yang datang dengan orang yang tidak dia kenal.

“Garu, kenalkan ini Hiromitsu Yoshitaka, sposor konser mu.”

“Hallo, Yoshitaka- San.” Garu membungkukan tubuhnya.

“Tidak perlu se formal itu. Panggil saja aku Hiro Oniisan.” Garu tersenyum mendengar perkataan Hiromitsu. “Oh dan kenalkan ini A__”

“Paris Jepang.” Kompak Garu dan Athena.

“Kau pemuda sialan itu yang membuat aku gagalkan ke Paris.” Kesal Athena.

“Seharusnya aku yang marah kau membuat konser ku gagal dan mengirimku ke Paris.”

Garu Kazune tidak kalah kesal.

Sedangkan mereka yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi hanya menatap bingung perdebatan itu. Namun, Hiromitsu yang masih ingat dengan ancaman Arion segara menstabilkan suasana. Dia masih sayang dengan nyawanya, jika ingin selamat maka dia harus kembali dengan Athena yang tidak lecet sedikitpun.

“Oniisan sebaiknya kau jangan cari keributan dengan Hena-chan.” Lerai Hiromitsu

“Tidak bisa, dia membuat aku mengundurkan konserku.”

“Kau yang salah, kau yang mengambil tiket milikku. Membuat aku da__”

“__Ah Garu-niisan sebaiknya jika kau masih ingin karir mu bagus di Jepang jangan ganggung gishi.” Dengan cepat Hiromitsu memotong perkataan Athena

“Dia Kakak ipar mu?” Kaget Garu.

“Iya Athena Yoshitaka.”

“Aku bukan Kakak ipar mu bodoh.” Marah Athena dan memilih pergi dari sana menenangkan dirinya yang sudah di bakar ke marahan.

 

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!