Jesselyn Anastasya
Hai readers, ini adalah cerita pertamaku. Tentunya banyak para readers yang mempunyai banyak cerita dan imajinasi namun dengan berbagai alasan tidak dapat menuangkannya dalam sebuah tulisan. Sama halnya dengan saya, namun kali ini saya ingin mencobanya.
Semoga ada yang minat untuk membacanya. Hehehe.....
Novel ini bercerita tentang seorang gadis yang tinggal di kota kecil dengan cerita kehidupannya. Memiliki hari-hari layaknya gadis-gadis pada umumnya, bersekolah, membantu orang tua hingga keseruan dengan sahabat-sahabatnya.
Akankah ada yang berubah dalam hidupnya?
Semoga dapat dinikmati....❤️❤️❤️❤️❤️
...Jangan lupa untuk support cerita ini ya teman-teman dengan memberikan like dan komentar yang mendukung. Author pemula, jadi harap dimaklumi ya jika masih banyak kekurangan....
"Harus tetap semangat, lupakan hari kemarin dan mari kita sambut keindahan hari ini.
Iya, benar! Lupakan apa yang telah terjadi dan tetap semangat," Jesselynmencoba menyemangati diri sendiri
Hiks…hiks…hiks…
"Tapi bagaimana aku dapat melupakannya?" gerutu Jesselyn yang sedang mengenakan kaos kakinya.
Dua puluh menit kemudian
"Jes, kamu lama banget hari ini datangnya? Aku dan Dela nungguin kamu dari tadi. Kirain kamu sakit dihari terakhir ujian?"
"Iya nih Net, angkot yang aku tumpangin tadi tiba-tiba bannya bocor," jawab Jesselyn dengan nafas yang yersenggal-senggal.
"Untung hampir dekat sekolah jadi bisa lari," lanjut Jesselyn.
"Ya sudah Jes, anggap aja lagi olahraga.
Hahaha...iya ngak Net?"
"Bener tuh Jess," sepakat dengan ucapan Dela.
Begitulah pagi hari Jesselyn diawali hari ini. Ia belum dapat melupakan kejadian di sekolahnya kemarin. Pasalnya ia dengan kedua sahabatnya Dela dan Neta harus menahan kesal karena tidak dapat menyelesaikan dengan baik soal-soal kimia di ujian akhir sekolah mereka.
Menurut mereka ada beberapa soal yang sama sekali belum pernah mereka pelajari cara penyelesaiannya sebelumnya, alhasil mereka tidak dapat menjawab dengan baik.
Sebenarnya tidak hanya Jesselyn dan kedua sahabatnya yang kesulitan dalam menjawab soal- soal kimia tersebut, karena hampir seisi ruangan juga merasakan hal yang sama. Ditambah lagi angkot yang ia tumpangi bannya kempes, semakin membuat Jesselyn merasa ingin cepat-cepat mengakhiri hari ini.
"Ayo kawan- kawan kita selesaikan perjuangan kita selam belasan tahun hari ini," ucap Dela.
Mereka berjalan menuju kelas mereka sambil berpegangan tangan.
Hari ini adalah hari terakhir buat kelas XII mengadakan ujian akhir sekolah dan yang akan diujikan adalah mata pelajaran Bahasa Inggris.
Jesselyn beserta seluruh murid-murid memasuki ruangan ujian meraka masing-masing. Yang berbeda hari ini adalah wajahnya dan kedua sahabatnya yang terlihat lebih bersemangat dari hari ujian sebelumnya. Mereka tidak sabar untuk mengikuti ujian tersebut, karena menurut mereka bahasa Inggris adalah ujian termudah bagi mereka karena setidaknya mereka telah mengikuti les Bahasa Inggris semenjak duduk di bangku kelas dua SMP dulu.
Terlebih mereka juga diberikan les tambahan oleh guru beberapa bulan dalam rangka menghadapi ujian akhir sekolah.
Ujian diawali dengan pengarahan dari Pak Lukman yang merupakan guru pengawas mereka hari ini.
"Baiklah anak-anak, bapak harap kalian dapat menjawab soal-soal yang ada dengan baik. Ini adalah ujian terakhir, maka berikanlah usaha terbaikmu," ucap pak Lukman sembari membagikan ujian kepada anak-anak didiknya tersebut.
Semua peserta ujian yang ada dalam ruangan itu mendengarkan setiap arahan yang diberikan oleh Pak Lukman.
Jesselyn dan kedua sahabatnya itu bertatapan untuk saling memberikan semangat satu sama lain sambil mengepalkan kedua tangan mereka guna memberikan semangat.
Tak lama ujian pun berlangsung dengan tenang.
Tak terasa sembilan puluh menit telah berlalu, anak-abak bersorak diikuti dengan tepuk tangan menandakan ujian telah usai dan perjuangan selama tiga tahun di bangku putih abu-abu akhirnya selesai.
Terlihat jelas raut kebahagiaan di wajah para murid-murid, senyum dan tawa terpancar begitu jelas, namun raut kesedihan juga terlihat pada sebagian murid. Sedih karena mungkin karena mereka tidak dapat lagi bersama-sama.
Bagi mereka yang beruntung mungkin akan melanjutkan sekolah mereka ketingkat yang lebih tinggi dibangku perkuliahan. Ada yang harus langsung bekerja karena ketidak mampuan ekonomi orang tua mereka, atau bahkan mungkin ada yang akan langsung menikah.
(Hayo… Ada yang lulus sekolah langsung nikah nggak nih?)
...Jangan lupa untuk support cerita ini ya teman-teman dengan memberikan like dan komentar yang mendukung....
...Terimakasih...❤️❤️❤️...
Hari kelulusan pun tiba, semua murid bergembira karena mengetahui bahwa mereka semua lulus ditahun ini. Tidak seperti tahun sebelumnya dimana ada dua murid yang tidak lulus dan harus mengikuti ujian paket C.
"Wah..aku senang baget loh tau aku ternyata lulus," seru Neta sembari merangkul kedua sahabatnya itu.
"Iya ya, aku juga kepikiran ngak bakalan lulus mengingat ujian kimia waktu kemarin Net, apalagi Jesselyn tuh sampai nangis kemarin malam sangkin takutnya ngak lulus" ledek Dela sambil melirik kearah orang yang dimaksud.
"Apaan sih? Siapa lagi yang nangis, yang ada kamu kali Del, nangis dipojokan kamar kamu.
Hahahaha..."
Ketiga sahabat itu bercanda tak hentinya sampai lupa akan waktu yang telah menunjukkan angka dua siang bahkan melewatkan makan siang mereka.
***
Seminggu setelah hari kelulusan Jesselyn mengajak kedua sahabatnya untuk menghabiskan akhir pekan mereka seharian.
"Neta, Dela," panggil Jesselyn sambil melambaikan tangan kearah kedua sahabatnya.
"Let's have fun girls," ucap Dela
"So pasti dong," sambung Neta
"Are you ready girls?" tanya Dela pada kedua sahabatnya.
Let's go!!
Ketiganya langsung menuju area permainan disebuah perbelanjaan. Mereka menghabiskan lebih dari dua jam hanya untuk bermain berbagai jenis game yang tersedia disana.
Mereka bermain sambil tertawa, meledek bahkan saling memuji jika permainan mereka bagus dan tepat sasaran.
"Permainan terakhir harus dapat poin besar. Cuman masukin bola basket aja ke ringnya pasti gampanglah Del!
Ayo semangat Dela, kamu pasti bisa dan kami bantu dalam doa ya, hahaha..." tawa Neta.
Sebenarnya Neta sedang mengejek Dela karena dia sudah tahu kalau Dela tidak jago dalam permainan bola basket tersebut. Dan benar saja, Dela harus berpuas hati dengan tiga bola yang ia masukkan keringnya.
Kegagalan Dela cukup membuat mereka tertawa dan saling meledek satu dengan yang lainnya.
"Makan yuk, da laper ni," Jesselyn menepuk-nepuk pelan perutnya. "Tenagaku da habis buat ketawa dari tadi, apalagi kerongkongan da pada demo minta diisi bensin".
"Bensin? Itu kerongkongan ada angkot di dalam Jes? Ngadi- ngadi aja."
"Hahaha…bukan angkot sih Del, tepatnya lagi bus pariwisata." mengkoreksi perkataan Dela.
"Rame dong Jes?"
"Banget Net, makanya ni, mereka lagi demo karena busnya mogok ditengah jalan akibat kehabisan bensin."
"Kamu bisa aja Jes, dah yuk kita isi bensinnya. Hari ini biar aku dan Neta yang traktir.
Iya ngak Net?"
"Yup…kita berdua yang bakalan traktir Jess, oke kan?"
"Jangan dong, aku ngak enak."
"Ngk kok, Jes" memohon agar Jesslyn menerima traktiran mereka.
"Oke deh kalau itu maunya kalian, yang penting aku ngak maksa kan?
Pantang nolak rezeki kata orang tua. Hehehee.."
Tawa, canda dan celotehan yang terkadang tidak masuk akal mereka ucapkan sampai tibalah mereka di sebuah tempat makan yang ada gambar pak tua berkumis dengan latar merah.
"Aneh deh emak dirumah sering masak beginian tapi ngak ada kriuk-kriuknya loh?" Kata Dela sambil memperhatikan bagian sayap kesukaannya dengan wajah penasaran.
"Kalau emak dirumah juga sering buat beginian dan ada kriuk-kriuknya," sambung Neta.
"Tapi…." ucapan Neta terputus beberapa saat dengan raut wajahnya yang menunjukkan kesedihan.
"Tapi kenapa Net?" Membuat Dela penasaran karena ucapan Neta yang terputus
"Iya kenapa Net? Kasih tau aku dan Dela, emang ada apa?"
"Tapi…tapi…kriuknya cuman bertahan tiga puluh menit, hahahaaa" tertawa puas melihat reaksi kedua sahabatnya.
Seketika Neta tertawa merasa berhasil membuat kedua sahabatnya itu penasaran.
"Gila si Neta ni, kirain ada apa sampai buat wajah sedih lagi tadi," memajukan bibirnya karena kesal akan ulah temannya itu.
"Hahahaha…biar ada gregetnya kali Jes."
"Iya greget…greget mau gundulin kamu Net. Uda ah, yuk makan Jes."
"Iya yuk, laper berat ni!"
...Jangan lupa untuk support cerita ini ya teman-teman dengan memberikan like dan komentar yang mendukung....
...Terimakasih...❤️❤️❤️...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!