****
Pukul 07.00 pagi
Wuuussshhhhhhhh...
Angin berhembus dengan kencangnya langit pagi yang cerah berubah menjadi gelap, kilat pun mulai terlihat menakutkan. Hujan rintik-rintik mulai membasahi setiap rumah, jalan dan pepohonan. Terlihat seorang gadis berseragam sekolah sedang berdiri di tepi pintu rumahnya.
Gadis itu bernama Febhia Putri Kusuma anak kedua dari Angga Kusuma dan Sri Ningrum. Febhia mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Arkan Putra Kusuma.
Febhia Putri Kusuma {Bhia}.
Usia 16 tahun.
Sangat polos dan apa adanya, sedikit ceroboh dan sangat mudah tersentuh atau menangis.
Arkan putra Kusuma {Arkan}.
Usia 18 tahun.
Sangat menyayangi adiknya, keras kepala dan teledor.
10 menit sudah berlalu hujan pun berhenti, terdengar suara klakson mobil yang sudah siap untuk mengantar Bhia ke sekolah. Arkan dan Bhia satu sekolah dan mereka selalu berangkat sekolah bersama.
Bhia pun segera berlari menuju mobil yang dikendarai kakaknya itu.
*** Sekolah ***
Setelah memarkirkan mobilnya Arkan menuju kelasnya yaitu kelas 12 IPS 2 . Arkan dan Bhia berpisah di parkiran dan menuju ke kelasnya masing-masing.
Bhia memiliki dua orang sahabat yaitu Raisa dan Alina , mereka bersahabat sejak SMP Bhia sangat menyayangi kedua sahabatnya itu. Raisa dan Alina berbeda kelas dengan Bhia. Raisa dan Alina di kelas 10 IPA 2 sedangkan Bhia berada di kelas 10 IPA 1. Walaupun mereka berbeda kelas tetapi saat di jam istirahat mereka selalu bertemu bersama.
Raisa Anandita {Rai}.
Usia 16 tahun.
Sangat feminim selalu memperhatikan penampilan, mudah marah dan super bawel.
Alina Aprilia {Alin}.
Usia 16 tahun.
Paling care sedikit jutek tapi gampang tersentuh, paling pintar dan tidak pernah mau kalah saing.
Bhia juga memiliki cerita cinta di sekolahnya, ia memiliki cinta pertama, yang bahkan bisa membuat jantungnya berdebar-debar saat ada seseorang yang menyebutkan namanya . Bahkan Bhia hanya bisa menyimpan rapat-rapat perasaannya terhadap pria itu karena ia tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Bhia hanya bisa bercerita kepada kedua sahabatnya itu. Arkan pun bahkan tidak tahu bahwa dia menyukai pria itu.
Cinta pertama Bhia pria itu bernama Fero Nanda Wahyuda.
Fero Nanda Wahyuda {Fero}.
Usia 16 tahun.
Murah senyum humoris dan berhati lembut. Fero berada satu kelas dengan Raisa dan Alina.
Azka Giovano {Gio}
Usia 16 tahun
Sepupu Fero, pendiam cuek dan suka berubah-ubah mood-nya sulit ditebak. Saingannya Alina murid terpintar di sekolah dan satu kelas dengan Bhia.
*** Kelas 10 IPA 1 ***
Waktu berlalu begitu cepat bel istirahat pun berbunyi, saat Bhia ingin beranjak dari bangkunya tiba-tiba Gio memanggilnya.
" Bhi..!! " panggil Gio menghampiri Bhia.
" Iya kenapa Yo? " jawab Bhia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Gio.
" Lo mau ke IPA 2 kan? gue nitip buku tolong kasih Fero ya " ujar Gio sambil memberikan buku kepada Bhia.
" Ok "
Bhia dengan segera mengambil buku dari tangan Gio dan bergegas menuju kelas IPA 2. Dalam perjalanan menuju kelas IPA 2 Bhia melihat Fero yang sedang duduk di pinggir lapangan basket lalu Bhia menghampirinya.
" Hai Fer " sapa Bhia sambil duduk disamping Fero.
" Hai.. ada apa?" tanya Fero sambil menoleh ke arah Bhia.
" Ini ada titipan dari Gio " Bhia memberikan buku itu pada Fero.
" Oh makasih " ucap Fero tersenyum hangat pada Bhia.
Bhia yang melihat Fero tersenyum, membuat hatinya terus berdebar-debar dan membuat jantungnya merasa akan copot. Ini momen yang selalu ditunggu-tunggu nya, Bhia pun membalas senyuman Fero dan mencoba mengobrol dengannya. Ini momen dan kesempatan bagus untuk Bhia bisa semakin kenal dan lebih dekat dengan Fero.
Saat sedang asyik mengobrol tiba-tiba saja Alina memanggil Bhia dari depan kelas IPA 2. Sontak Bhia terkejut dan menoleh ke arah suara tersebut. Fero pun segera beranjak dari tempat duduknya dan berkata bahwa dia ingin masuk ke kelas. Bhia pun ikut beranjak dan berjalan dibelakang Fero menuju kelas IPA 2.
Lalu Bhia pun masuk ke kelas IPA 2 dan duduk di depan bangku Raisa dan Alina.
*** 10 IPA 2 ***
" Alin lo tu ya..! " rengek Bhia sambil memasang wajah yang cemberut.
" Sorry gue nggak liat kalo ternyata lo lagi ngobrol sama Fero " jelas Alin pada sahabatnya itu yang masih mempertahankan wajah cemberutnya.
" Serius Bhia ngobrol sama Fero? " tanya Raisa dengan raut wajah tidak percaya.
Alin pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Raisa.
" Tau nggak Rai, padahal ya , tadi itu momen yang udah lama banget gue tunggu tunggu. Ehh malah Alin teriak manggil nama gue, kenceng banget pula. Kan sebel kapan lagi coba gue bisa ngobrol sama Fero " keluh Bhia sambil memasang muka kecewa sedih dan cemberut.
" Tapi kok bisa sih lo ngobrol sama Fero, ada apaan?" tanya Raisa penasaran.
" Lo tau Gio kan? cowok di kelas gue yang paling pinter nan cuek abis. Pas gue mau keluar kelas dia manggil gue dan nitip buku buat Fero " Bhia menjelaskan dengan sangat antusias pada Raisa.
" Oh iya gue tau, dia kan sepupunya Fero, pantesan aja lo bisa ngobrol sama Fero ternyata berkat Gio " ucap Raisa.
" Pada laper nggak?? gue laper nih kantin yuk " ajak Alin yang mengalihkan pembicaraan kedua sahabatnya itu yang sedang asyik membicarakan Fero.
Mereka bertiga pun beranjak dari bangku masing-masing lalu menuju ke kantin. Sesampainya di kantin mereka memesan makanan dan minuman lalu menghabiskannya dan mereka kembali ke kelas masing-masing. Waktu pun berlalu detik per detik menit per menit akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Jam menunjukkan pukul 12.00 bel sekolah pun berbunyi semua murid mulai berhamburan keluar kelas. Bhia pun berjalan menuju parkiran sambil mengirim pesan pada kedua sahabatnya itu.
Lalu tiba-tiba......
Ma****kasih ya buat kalian yang udah mau baca karya novel pertama aku tolong dukungannya dan terus support aku ya terima kasih.. Salam hangat untuk kalian semua.. ❤️❤️
Ma****afin ya kalau ada kalimat atau kata-kata yang kurang dimengerti tolong dimaklumi soalnya baru belajar boleh kok kasih sarannya biar bisa lebih bagus lagi kedepannya.
****
Saat Bhia sedang fokus dengan ponselnya, tiba-tiba saja ada seseorang yang menghalangi jalannya . Bhia pun mendongak ke atas dan melihat siapa yang dengan isengnya menghalangi jalannya. Mata Bhia pun terbelalak ia tak menyangka Fero berada di depannya. Fero menatap Bhia dan tersenyum lalu berkata.
" Kalo jalan jangan sambil main handphone, nanti kalo nabrak gimana?" ucap Fero dengan senyuman penuh di wajahnya lalu berjalan melewati Bhia.
Suara Fero terdengar sangat lembut, Bhia hanya mengangguk dan tak bisa berkata-kata.
Fero pun lanjut berjalan ia mulai meninggalkan Bhia yang berdiri mematung. Bhia melihat dari belakang punggung Fero yang semakin lama semakin menjauh. Hatinya berbunga-bunga sangat tidak terkendali, sebahagia itu Bhia yang hanya berpapasan dengan Fero.
Dari kejauhan Arkan menghampiri Bhia yang masih berdiri memandangi punggung Fero yang sudah terlihat samar-samar. Arkan yang melihat Bhia merasa heran dengan adik kesayangannya itu.
" Bhi??" panggil Arkan pada adik kesayangannya itu.
Mendengar suara Arkan Bhia pun tersadar dan menoleh ke arah Arkan.
" Ahhh kakak bikin kaget aja " ucap Bhia sambil mengelus dadanya.
" Lagi liat apa si kamu Bhi? serius banget , sampe kakak dateng aja kamu nggak tau " keluh Arkan pada Bhia yang hanya fokus melihat punggung Fero itu.
" Nggak kok kak, bukan apa-apa , ayo pulang " elak Bhia pada kakaknya itu.
Sesampainya di rumah Bhia langsung menuju kamarnya, Bhia meletakkan tubuhnya yang mungil itu ke tempat tidurnya.
"Ahhh nyamannya " gumamnya yang sudah berbaring di atas tempat tidurnya.
Tanpa sadar Bhia pun mulai memejamkan matanya, rasa kantuk yang tak tertahan mulai membuat matanya terpejam. Rasa lelah karna aktivitas di sekolahnya pun perlahan mulai berkurang, sudah lebih dari 30 menit Bhia tertidur.
Krriiieeettt..
Terdengar suara pintu yang terbuka dari kamar Bhia, terlihat seorang wanita sedang masuk ke kamar Bhia dan mendekatinya, membelai rambutnya dan membangunkannya dengan begitu lembut.
" Bangun sayang, mandi terus makan gih " ucap wanita itu dengan lembut sambil terus membelai rambut Bhia.
Bhia yang menyadari sentuhan halus yang menyentuh setiap helai rambutnya pun mulai membuka matanya perlahan. Bhia bisa mendengar suara lembut wanita itu lalu ia segera bangun dari tempat tidur nya.
" Mama masak apa? ini jam berapa ma?" Bhia bertanya pada sosok wanita itu yang ternyata mamanya.
" Mama masak kesukaan kamu " jawab Ningrum dengan senyuman mengembang di wajahnya.
" Oke ma 10 menit lagi aku turun " ujar Bhia yang kini sudah terduduk di atas tempat tidurnya.
Bhia pun berjalan kearah kamar mandi sambil mengucek-ngucek matanya yang gatal. 10 menit pun berlalu Bhia sudah selesai mandi, ia segera keluar dari kamarnya menuruni satu per satu anak tangga. Dan mendapati mamanya sedang menyiapkan makanan untuknya. Terlihat juga papa dan kak Arkan di meja makan yang sedang menyantap makanannya.
" Wahh perkedel favorit " celetuk Bhia yang masih berjalan ke arah meja makan.
" Iya buruan sini, ntar kakak habisin lho " ledek Arkan pada adiknya itu.
" Ihh jangan dong kak " gerutu Bhia pada kakaknya sambil merebut piring yang berisikan perkedel itu.
Bhia langsung mengambil tempat duduknya dan mulai menyantap setiap makanan yang ada di meja itu.
Saat sedang asyik makan tiba-tiba terdengar suara piring terjatuh dari dapur.
PRANNKKKKKK..!!
Semua yang berada di meja makan terkejut, mama Bhia sontak berdiri dan berjalan menuju dapur. Betapa terkejutnya Ningrum, sesampainya di dapur bi Rossi pembantu yang bekerja untuk keluarga Bhia tergeletak tak sadarkan diri dengan berlumuran darah di kakinya.
Bhia sekeluarga pun panik Arkan segera mengambil kunci mobilnya, Angga dengan sigap mengangkat bi Rossi dan membawanya masuk kedalam mobil.
Angga dan Arkan membawa bi Rossi ke rumah sakit, sedangkan Bhia dan Ningrum menunggu di rumah. Bhia berusaha menenangkan Ningrum, bi Rossi sudah seperti keluarga bagi keluarga Bhia. Bahkan Ningrum menganggapnya sudah seperti saudara terpaut usia Ningrum dan Rossi yang tidak terlalu jauh.
*** Rumah sakit ***
Arkan dan Angga pun langsung melarikan bi Rossi ke UGD. Mereka berdua menunggu di ruang tunggu pasien sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Selang beberapa menit seorang suster mendatangi Arkan dan Angga. Arkan dan Angga pun berdiri dan berjalan mengikuti suster tersebut ke ruang UGD .
Disana terlihat seorang Dokter yang sedang memeriksa bi Rossi lalu Dokter itu menjelaskan, bahwa bi Rossi sedang hamil 8 minggu. Dokter itu berkata bahwa bi Rossi mengalami stress sehingga mengalami pendarahan. Arkan dan Angga terkejut mendengar penjelasan Dokter.
Bi Rossi adalah seorang janda dan saat ini dia tidak memiliki suami, bagaimana dia bisa hamil? tanya Arkan dalam hatinya. Angga yang berdiri di samping Arkan menepuk punggung Arkan dan berkata.
" Papa keluar sebentar mau telfon mama kasih kabar " ucap Angga sambil berlalu keluar ruangan.
" Iya pa " jawab Arkan yang masih bingung tentang kondisi bi Rossi
Angga pun keluar dari ruangan pasien dan mencoba menghubungi istrinya Ningrum. Tapi Angga berbohong kepada Ningrum dia memberitahu istrinya bahwa Rossi kelelahan dan sedang menstruasi . Angga tidak memberitahu Ningrum bahwa Rossi sedang hamil. Setelah selesai berbicara dengan istrinya via telfon Angga kembali masuk keruangan pasien.
Angga mencoba berbicara pada putranya supaya tidak memberitahukan bahwa Rossi sedang hamil. Angga beralasan bahwa Rossi pasti akan memberitahukan sendiri tentang kehamilannya pada Ningrum.
Arkan pun tanpa curiga mengiyakan usulan papa nya tersebut. Setelahnya Angga meminta anaknya pulang dan beristirahat . Arkan pun kembali kerumahnya dan menceritakan keadaan Bi Rossi kepada Mamanya sesuai yg di arahkan papanya di rumah sakit tadi.
***
Keesokan harinya seperti biasa Bhia dan Arkan berangkat sekolah.
" Ma kita berangkat dulu ya " pamit Bhia sambil mencium tangan mamanya .
Dirumah, Ningrum masih menunggu Angga dan Rossi yang sudah bisa dibawa pulang hari ini. Ningrum menunggu dengan gelisah dilihatnya terus menerus jarum jam yang ada di dinding. Setelah beberapa jam menunggu terdengar suara mobil Angga yang masuk ke halaman depan rumahnya. Ningrum lalu bergegas ke depan rumahnya dan membantu Angga yang sedang memapah Rossi.
Ningrum membawa Rossi ke kamarnya, lalu Angga pergi ke kamar pribadinya. Angga merebahkan badannya di tempat tidurnya dan memejamkan matanya.
Ningrum masih sibuk membuatkan Rossi air hangat, saat sedang menyelimuti Rossi, tiba-tiba Rossi memegang tangan Ningrum dan berkata.
" Mbak, maafin saya " ujarnya sambil beruraian air mata.
" Kenapa kamu minta maaf Ross? " Tanya Ningrum kebingungan.
" Saya sudah menyusahkan mbak, dan saya juga tidak tahu diri " ucap Rossi dengan lirih masih dengan air mata yang terus berlinang di matanya.
" Kenapa kamu ngomong kayak gitu? kamu nggak nyusahin mbak, malah kamu banyak bantuin mbak ngurus rumah dan anak-anak " ucap Ningrum menenangkan Rossi.
" Aku hamil mbak " Rossi berkata dengan sangat lirih.
Ningrum yang mendengarnya langsung tercengang, ia terkejut lalu memeluk Rossi.
" Siapa laki-laki itu Ross? biar mbak cari dan mintai pertanggungjawaban " tanya Ningrum sambil memeluk Rossi, ia merasa iba pada Rossi.
Rossi makin menangis kencang dan tersedu-sedu, ia bingung menjelaskannya pada Ningrum. Selama ini Rossi berhubungan dengan Angga dibelakang Ningrum. Bahkan saat dijalan pulang dari rumah sakit, Angga meminta Rossi untuk menggugurkan kandungannya dan merahasiakan kehamilannya. Rossi sangat kecewa mendengar perkataan Angga dan dia bertekad untuk memberitahu Ningrum semuanya dan meminta maaf. Rossi akan menerima konsekuensinya bila Ningrum marah dan jadi membencinya.
" Aku minta maaf mbak, ini anak mas Angga " jelas Rossi sambil memegang perut nya.
Ningrum masih tidak percaya dan kembali bertanya.
" Siapa Ross?? " tanya Ningrum dengan tatapan yang mulai kosong.
Rossi hanya menangis dan terus mengucapkan kalimat maaf. Hati Ningrum terasa hancur berkeping-keping, dunia nya mulai runtuh. Sesak rasanya di dalam dada Ningrum mendengar semua itu. Ningrum tak habis pikir mereka tega melakukan penghianatan dibelakangnya. Apa lagi Ningrum memperlakukan Rossi tidak seperti ART bahkan sudah seperti saudara baginya. Ningrum yang tak kuasa menahan tangis akhirnya menangis, kaki nya mulai lemas dia jatuh tersungkur dilantai sambil memukul-mukul dadanya yang sakit.
Ja**ngan lupa di like comment and vote ya.. semoga kalian senang dengan alur ceritanya maaf masih berantakan dan tidak beraturan karena ini kali pertama ku..
terima kasih readers yang udah mau mampir di karya novel pertamaku terus dukung dan support aku ya..❤️❤️**
****
Suasana menjadi hening, Ningrum kemudian berdiri lalu pergi ke kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan mendapati suaminya yang sedang tertidur. Ia berjalan dengan kakinya yang masih terasa lemas Ningrum duduk di pinggir tempat tidurnya dan memandangi suaminya.
Apa salahku?? Kenapa kamu tega? jeritnya dalam hati .
Ningrum tak kuasa menahan perih dan sakit di hatinya, dia ingin marah, berteriak dan memukul laki-laki yang ada didepannya itu. Tapi semua itu percuma pikirnya, itu hanya menguras tenaga dan emosinya. Ningrum beranjak mengambil sebuah koper yang dia letakkan dibawah tempat tidur. Ia membuka lemari dan mulai mengemasi semua barang-barang nya. Ia tidak bisa berfikir jernih sekarang ia bahkan tak bisa memberitahukan kepada anak-anak nya. Ningrum keluar dari rumah dan pergi meninggalkan rumahnya.
*** Sekolah ***
Bhia dan Arkan melakukan aktivitas seperti biasa di kelasnya masing-masing. Pelajaran pun terus berjalan jam pertama, jam kedua akhirnya telah usai. Bel istirahat pun berdering..
KRIIIIINNGGGGG !!!
Bhia yang biasanya langsung ke kelas IPA 2 entah kenapa hari ini ia ingin pergi ke perpustakaan. Bhia penasaran dengan sebuah buku yang diceritakan salah satu gurunya pada saat jam pelajaran tadi.
Ia berjalan di lorong sekolah sambil melihat sekitarnya menyapa teman-teman yang dilihatnya.
Dan ia mulai menaiki anak tangga menuju perpustakaan sesampainya di perpustakaan Bhia melihat Fero yang sedang berbicara dengan sahabatnya, mula nya Bhia ingin menghampirinya dan menyapa sahabatnya itu yang sedang berbicara dengan Fero.
Tapi belum sempat Bhia mengeluarkan kata-kata ia mendengar percakapan mereka yang membuat Bhia terkejut. Bhia pun langsung jongkok dan bersembunyi di belakang lemari buku dan mulai mendengar semua percakapan mereka.
" Aku nggak bisa kasih tau Bhia Fer. " Ujar Alin sambil menggenggam kedua tangan Fero.
" Aku capek Lin kita pacaran sembunyi-sembunyi kaya gini. " Keluh Fero pada Alin.
" Please Fer " Alin pun memohon pada Fero dengan wajah yang penuh harap.
Fero yang tidak tega melihat kekasihnya itu pun memeluknya, Bhia yang menyaksikannya merasa sangat amat kecewa pada Alin. Selama ini Alin tau bahwa Bhia sangat menyukai Fero. Bhia menutup mulutnya menahan isak tangisnya. saat sedang dalam posisi seperti itu Bhia melihat sepasang sepatu di depannya, seseorang sedang melihatnya yang sedang menangis dan terlihat sangat menyedihkan itu.
Bhia mendongak kan kepalanya melihat dengan seksama pria yang ada di depannya , ternyata dia adalah Gio, Bhia mengangkat jari telunjuknya lalu menempelkannya pada bibir Bhia untuk memberikan isyarat agar tidak bersuara. Gio yang melihatnya tanpa bertanya ia langsung berlalu pergi begitu saja meninggalkan Bhia.
Masih dalam posisi jongkok Bhia mencoba melihat kembali ke arah Fero dan Alin mereka masih berpelukan. Dan Bhia mencoba berdiri perlahan mengendap-endap dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Sesampainya dikelas Bhia melihat ke arah Gio, ia menghampiri Gio dan mencoba menjelaskan. tapi tak disangka Gio amat sangat tidak perduli dan melontarkan kata-kata yang menyakitkan baginya.
" Gio, soal yang tadi di perpus " jelas Bhia mencoba menjelaskan pada Gio.
" Itu bukan urusan gue, bodo amat nggak peduli gue " jawab Gio dengan amat dingin pada Bhia.
" Bukan itu maksud gue " Bhia mencoba untuk menjelaskan lagi pada Gio.
" Trus? Nggak ada kerjaan lain apa lo? ohh iya kerjaan lo kan nguping " sindir Gio pada Bhia yang membuat Bhia makin kesal dan sedih.
" Gio !! gue kan ngomong baik-baik kenapa lo sekasar itu sih omongannya " Bhia geram dan membentak Gio hingga seisi kelas menoleh kearah mereka.
Bhia hanya ingin menjelaskan apa yang terjadi, ia tidak mau Gio salah paham terhadapnya. Bhia takut Gio yang melihat keadaannya yang menyedihkan tadi memberitahukan pada sepupunya Fero. Namun dengan sikap Gio yang seperti itu, Bhia hanya bisa pasrah apabila Gio mengadukan hal itu pada Fero.
Dikelas sepanjang pelajaran terakhir Bhia tidak bisa fokus ia selalu terbayang apa yang dilihatnya. Bahkan Bhia saat ini tidak mau menemui sahabatnya itu.
Bell pulang pun berbunyi, Bhia berjalan keluar kelas dan ia melihat 2 sahabatnya sedang menunggunya di koridor sekolah. Bhia menghampiri kedua sahabatnya itu, lalu Bhia ingin tau seperti apa reaksi Alin saat Bhia mengatakan akan mengungkapkan perasaanya pada Fero.
" Rai, Lin " panggil Bhia pada kedua sahabatnya itu.
" Lama banget lo keluarnya " keluh Raisa sambil berjalan ke arah Bhia.
" Iya tadi ada tugas dulu. oia gue mau minta saran dong dari kalian. Gue hari ini mau nembak Fero " ucap Bhia sambil melirik kearah Alin.
Sontak kedua sahabatnya itu terkejut dan saling bertatap-tatapan.
" Kenapa pada kaget gitu.? ayo temenin gue, Fero belum balik kan? " tanya Bhia pada kedua sahabatnya itu.
Bhia lalu menggandeng tangan kedua sahabatnya itu dan menarik paksa menuju kelas IPA 2. Sesampainya di depan kelas IPA 2, Bhia yang melihat Fero keluar dari kelas langsung menghampirinya.
" Fero..!! " panggil Bhia menghampiri Fero yang mau beranjak dari kelasnya itu.
" Iya.. ada apa ya? " tanya Fero kebingungan, sambil sesekali melihat ke arah Alin.
" Kamu masih inget aku kan?" tanya Bhia meyakinkan siapa dirinya pada Fero .
" Iya aku inget, kamu yang kemaren ngasi buku dari Gio kan?" ucap Fero masih dengan tatapan bingung.
" Kamu tau aku siapa?" Bhia masih menanyakan dirinya pada Fero.
" Kamu sahabatnya Alin " jawab Fero dengan lugas.
" oke aku bakal terus terang sama kamu. Aku suka sama kamu " dengan sangat yakin Bhia mengutarakan isi hatinya pada Fero.
Fero yang mendengarnya terbengong dan bingung harus berkata apa, ia melirik ke arah Alin dan Alin hanya membuang muka.
" Kok nggak dijawab?" tanya Bhia menunggu jawaban dari Fero.
" Maaf.. tapi " belum sempat Fero melanjutkan kata-katanya, Bhia sudah memotong perkataannya.
" Kenapa? kamu udah punya pacar? siapa? sekelas? " tanya Bhia beruntun, dengan maksud menyindir Alin.
Raisa yang mulai merasakan ketegangan pun menghampiri Bhia dan mencoba menarik tangan Bhia tapi Bhia menghempaskan tangan Raisa.
" Ohh jadi lo juga udah tau Rai?? " tanya Bhia dengan nada kecewa .
Raisa hanya menunduk merasa bersalah, Bhia tak habis pikir sahabatnya tega mempermainkan perasaanya selama ini.
Lalu Alin menghampiri Bhia mencoba memeluknya tapi Bhia menolak dan mendorong Alin sampai terjatuh. Fero yang melihatnya langsung membentak Bhia .
" Keterlaluan Lo!! " Bentak Fero pada Bhia.
Fero membantu Alin berdiri, Bhia yang muak melihat sahabat-sahabat nya hanya bisa tersenyum sinis lalu berjalan meninggalkan mereka. Raisa terus berusaha membujuk Bhia dan mencoba menjelaskan, ia berjalan kerah Bhia dan membalikkan badan Bhia .
" Bhi.. please. Jangan kayak gini, dengerin dulu penjelasan gue " bujuk Raisa pada Bhia.
" Apa? gue ini cuma bahan tawaan kalian aja kan, gue cuma lelucon buat kalian " ucap Bhia dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
" Nggak gitu Bhi, Alin nggak bermaksud ngehianatin lo kok Bhi " Raisa terus berusaha untuk menjelaskannya pada Bhia, namun tetap saja Bhia tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari sahabatnya itu.
Bhia berpaling dari Raisa dan berjalan secepat mungkin menuju parkiran. Bhia menunggu Arkan yang tak kunjung datang. Namun Bhia malah bertemu dengan Gio yang membuatnya makin kesal dan emosi. Saat mata mereka saling bertatapan Bhia sengaja langsung memalingkan pandanganya dengan sinis. Gio berjalan melewatinya dan tiba-tiba berhenti.
" MENYEDIHKAN " ucap Gio tiba-tiba saja.
Kata-kata itu keluar dari mulut Gio dan saat Bhia ingin memaki laki-laki itu Arkan pun datang dan menyuruh Bhia segera masuk kedalam mobil.
Dalam perjalanan pulang Bhia hanya bisa menekuk wajah nya dan sesekali mengelap air matanya yang menetes tanpa ia sadari. Arkan yang melihatnya bertanya, tapi Bhia hanya menjawab. " Nggak papa" Arkan makin bingung dan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
*** RUMAH BHIA ****
" Ma, Bhia pulang " teriak Bhia.
Namun tidak ada yang menjawab, Bhia mengulangi panggilannya 1 kali lagi.
" Mama..! "
Terimakasih buat yaang udah pada baca, terus dukung dan support karya ku ya.
Jangan lupa like comment and vote,makasihh dadah, ✋ terus dukung aku ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!