NovelToon NovelToon

Whisper Of The Heart

Prolog

Nathalie Chesazia Xiuelhamn

Seorang wanita muda berusia 23 tahun yang memiliki semua kompleksitas kehidupan.

Sebelumnya, namanya adalah Chelsea Nathalie.

Mantan agen rahasia CIA yang memiliki banyak prestasi dalam setiap operasi militer yang melibatkan banyak instansi pemerintah dunia.

Hingga akhirnya, Chesa bertemu dengan Ziv Richenle.

Putra dari Maurice Richenle dan Ella Smith. Pewaris Perusahaan Richenle yang terkenal dengan keberhasilannya memproduksi senjata, peralatan, dan kendaraan tempur yang berbasis di Amerika Serikat kemudian menyebar ke Prancis, Inggris, dan Belanda.

Ziv, pria berusia 25 tahun yang terkenal dengan kemampuannya mendirikan Richenle Company di Prancis, telah menjadikannya seorang pengusaha muda terkenal dengan reputasi tidak kalah dari Ayahnya.

Kehadiran Ziv sedikit banyak mengubah hidup Chesa. Terlepas dari pesona dan kemampuannya yang mumpuni, Ziv berasal dari keluarga Richenle.

Sebuah keluarga yang terlibat dalam masa lalunya.

Selama dia belum bertemu Ziv, Chesa hanyalah wanita biasa. Orang tuanya meninggal dalam kecelakaan ketika dia berusia 12 tahun. Membuatnya harus memulai hidupnya sendiri.

Chesa butuh waktu untuk menyadari ada yang salah dengan hidupnya. Karena dia tidak mengingat apa pun sebelum berusia 7 tahun.

Kehidupan yang dia jalani, sama seperti anak lainnya. Bedanya, dia adalah gadis yang tidak terlalu suka keramaian, cenderung tertutup, dan keras kepala.

Karakternya yang kuat sesuai dengan pekerjaan yang telah dicapainya.

Agen rahasia.

Dia melakukan ratusan misi untuk mewujudkan kesetiaannya kepada negara. Hingga pekerjaan itu juga membuka jalan bagi Chesa untuk menemukan jati dirinya.

Dia ingat betul apa yang terjadi padanya saat dia menjalankan misi di Jepang. Untuk menangkap salah satu anggota organisasi terkenal, Yakuza, dia mengalami kecelakaan yang membawa banyak konsekuensi.

Salah satunya membuat Chesa setengah hidup dan setengah mati.

Di sanalah dia tahu bahwa dia memiliki golongan darah yang berbeda dari kebanyakan orang.

Rh-null atau biasa disebut darah emas. Darah yang hanya dimiliki oleh sekitar 43 orang di seluruh dunia ini tidak memiliki 61 antigen dalam sistem Rh (rhesus) seperti golongan darah pada umumnya.

Kemudian dengan fakta bahwa ada banyak bahan kimia yang tercampur dalam pembuluh darahnya, Chesa mempertanyakan identitasnya sepanjang waktu.

Dan itu terjawab saat Chesa mengaku telah jatuh ke pelukan Ziv Richenle.

Dari sana fakta mengalir telak.

Chelsea Nathalie adalah Nathalie Chesazia Xiuelhamn.

Putri tunggal dari Arvand Xiuelhamn dan Gricella Jersville Hernandez.

Arvand adalah keturunan dari Arthure Xiuelhamn, salah satu ilmuwan jenius pada masanya.

Pada tahun 1939, ketika Sekutu mulai merencanakan untuk membuat bom uranium, Albert Einstein menulis kepada Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt untuk mempresentasikan teori bahwa reaksi berantai nuklir yang tidak terkendali memiliki potensi besar untuk menjadi senjata pemusnah massal.

Arthure, seorang ilmuwan dan kepala laboratorium di fasilitas penelitian rahasia AS, mengatakan teori itu masuk akal. Ini meyakinkan AS dan menyetujui dana $6.000 untuk membiayai pemboman atom yang disebut proyek Manhattan, yang akhirnya membuahkan hasil 5 tahun kemudian.

Arthure memiliki seorang putra dari pernikahannya dengan Lisbeth Williams, putri seorang Menteri Pertahanan yang ia beri nama Watson Xiuelhamn.

Bakat dan kecerdasan alami Arthure menurun pada Watson. Namun, Watson tidak mau berperan dalam penelitian di laboratorium rahasia negara, yang menurutnya diganggu oleh tangan-tangan politisi kotor yang hanya bisa memanfaatkan manusia. Watson yang dalam statusnya merupakan keturunan Ilmuwan dan Menteri Pertahanan jelas memiliki banyak koneksi untuk memulai karirnya sendiri.

Pada akhirnya Xiuelhamn Corporation didirikan. Fasilitas umum yang berperan sebagai perusahaan riset di bidang medis dan teknologi.

Kemudian di tahun berikutnya, Watson menikahi seorang wanita asal Rusia, Particia Borowski. Seorang kepala divisi di badan intelijen Rusia, SVR. Lucunya, Watson yang tidak suka politik justru menikah dengan gadis pemerintah. Apalagi dari Rusia yang merupakan rival Amerika.

Watson memiliki dua putra bernama Arvand Xiuelhamn dan Dexter Xiuelhamn.

Di sinilah semua masalah dimulai.

Masalah antara Watson, Arvand, dan Dexter menyebabkan penyerahan 85% dari harta Xiuelhamn dan Borowski kepada putra pertama mereka, Arvand.

Ini memicu kemarahan Dexter yang akhirnya menyerahkan nama marganya dan mengubah nama belakangnya menjadi Xavier.

Hingga berdirinya perusahaan lain bernama Manvious Corporation. Sebuah fasilitas penelitian yang sekarang sepenuhnya dikendalikan oleh Dexter Xavier.

Seorang pria dengan dendam dan ambisi yang menjadikan keponakannya sendiri sebagai subjek percobaan hanya karena Nathalie Chesazia Xiuelhamn memiliki darah langka dengan DNA yang jauh lebih kuat daripada yang lain.

Semua itu diketahui Chesa dari Maurice Richenle dan Ella Smith. Teman mendiang ayah dan ibunya yang menceritakan bagaimana dia telah melupakan hidupnya.

Butuh waktu baginya untuk menerima identitasnya. Tetapi mengingat bagaimana ibunya, Gricella, mencoba membawanya ke dunia, dia tidak bisa bersikap acuh tak acuh.

Dengan golongan darah Rh-null, ada yang mengatakan bahwa embrio manusia dengan kandungan seperti itu tidak akan bertahan lama di dalam rahim.

Hal yang membuat Chesa melihat dunia adalah perjuangan ayah dan ibunya.

Arvand Xiuelhamn, adalah seorang ilmuwan jenius. Menciptakan banyak terobosan baru untuk membawa banyak pihak ke era modern. Termasuk membuat banyak program medis untuk memenuhi tuntutan istrinya, Gricella.

Yaitu membawa putri mereka yang bernama Nathalie Chesazia Xiuelhamn untuk melihat dunia dalam pandangannya sendiri.

Ch. 1: Rantai Yang Mengikat

Pulau Kotlin, Saint Petersburg, Rusia.

Kastil kediaman Xiuelhamn.

Jari jemari itu memasang flasdisk di hadapan komputer ber teknologi holografi dengan tangan sedikit bergetar.

Saat terpasang, tampilan layar hologram memenuhi ruangan. Membangun ilustrasi-ilustrasi dari sebuah kejadian di masa lalu.

Dia bergeming dari tempatnya berdiri dengan nafas yang tercekat saat melihat tulisan salam pembuka.

'For our daughter more then anything'

Sebuah kalimat yang memiliki ribuan makna itu hilang. Ter ganti oleh rekaman dari kenangan yang pernah di buat oleh Arvand, Gricella dan putri mereka yang lebih dari apapun.

Dia melihat dengan matanya bagaimana sulitnya sebuah perjuangan. Bagaimana wanita itu berjuang membuatnya melihat dunia. Bagaimana pria itu berjuang untuk membuatnya lebih berharga dari apa pun yang bisa di raih.

"Hai Chesa."

Tampilan mati untuk satu tarikan nafas. Namun kembali menyala dengan dua orang yang sedang duduk bersama. Menatap pada kamera dengan tersenyum.

"Maaf karena harus menyuapmu dengan rekaman sedih pada awalnya."

"Aku tau kau pasti kecewa. Kecewa akan kenangan manis yang ternyata berisi kebohongan. Aku tahu bahwa kau pasti menganggap apa yang kita jalani selama 6 tahun di Hanford merupakan sebuah kebohongan, sebuah sandiwara untuk lari dari masalah."

"Itu tidak sepenuhnya benar, tapi juga tak salah. Namun, satu yang harus kau tahu adalah bahwa kasih sayang yang selama ini kami beri, itu adalah kenyataan yang meski bagaimanapun tak ada yang bisa mengubah atau pun menyangkalnya."

"Kami menyayangimu, Chesa."

"Kau berharga. Lebih dari apa pun yang bisa kami dapat."

"Hanya saja, dunia tak berada di bawah kaki siapa pun. Itu hal yang membuat kita harus mengikuti permainan takdir."

"Dexter Xavier."

"Pria dengan ambisi paling mengerikan yang pernah ku temui. Itu faktor kuat yang membuat, Watson lebih memilihku sebagai pewaris Xiuelhamn terlepas dari posisi dan sisi lainnya."

"Ambisi dan dendamnya membuat dia berubah. Perubahan yang paling mengerikan adalah kemampuannya. Dia jenius, lebih dariku, Watson, bahkan Arthure sekalipun."

"Dexter adalah ancaman. Entah itu untuk kita atau siapapun, dunia terlalu rapuh untuk menuntaskan ambisinya. Dia memiliki segalanya, Chesa. Tahta, kekuasaan, kecerdasan, dan yang terpenting adalah ambisi."

"Ambisi adalah sesuatu yang mampu memancing semua orang pada titik maksimalnya. Pada akhirnya itu menjadi dua mata pedang."

"Kami tahu terlalu kejam dan terlalu awal untukmu mendapatkan ini, hanya saja, kau adalah senjata yang mampu membuat Dexter tak lagi menjadi ancaman."

"Kau lah senjata itu, Chesa."

"Aku tak mampu mengalahkan Dexter karena dia adalah adikku. Aku mengenalnya sejak dia paham bahwa aku adalah kakaknya. Itu membuat sebuah ikatan yang terjalin tanpa penah ku duga akan menjadi awal kecil untuk sebuah kehancuran besar. Aku tak bisa membunuhnya bahkan jika aku mau."

"Tapi kau ... Kau bisa Chesa. Kau tak terikat dengannya. Hubungan darah yang terjalin itu tak berarti apa-apa di hadapan sebuah ambisi."

"Kau lah senjata rahasia yang aku persembahkan pada dunia. Kau dan apa yang telah dia ambil secara paksa ... "

"Karena kau berharga, maka itulah yang membuat semuanya tak lebih berarti dari dirimu."

" Oleh karena itu ... "

***

Satu minggu setelahnya,

Den Haag, Belanda.

Kediaman Richenle.

Bayangan pada pantulan kejernihan itu menampilkan penampilan wanita muda yang duduk di hadapan cermin perak. Mata yang tajam indah, alis tebal yang rapi, hidung simetris yang mancung, dan bibir tipis yang merah.

Rambutnya tertata rapi dengan cantik. Gaun berwarna merah yang membuka leher jenjang mulus itu, bertengger sebuah kalung emas murni.

Chesa cukup untuk mengerti betapa pentingnya hari ini. Karena alasan yang ada di baliknya membuat ia mau untuk berdandan dengan anggun.

Hari ini, adalah hari di mana 36 orang pengusaha terkenal di seluruh penjuru berkumpul dalam satu tempat. Orang-orang berkuasa yang menopang perekonomian dunia akan hadir untuk mencari sesuatu hal yang baru. Hal yang menguntungkan masing-masing individu.

Keluarga Richenle yang menopang 30% perkenomian Amerika akan menghadiri acara yang di sponsori oleh orang-orang berbeda setiap tahunnya.

Selain itu, hal yang membuat hari ini menjadi hari yang cukup penting adalah karena rencana Maurice yang akan mengumumkan pada dunia tentang rencana pernikahan Ziv Richenle dan Nathalie Chesazia Xiuelhamn pasti menjadi kabar hangat untuk semua pihak yang terlibat.

Semua itu hal yang mendukung Chesa untuk dengan senang hati membuat perubahan pada dirinya.

Ia yang biasanya tak terlalu peduli dengan apa yang ia pakai, kini harus terlihat serius dengan gaun merah menyala yang bagian bahu dan lehernya terbuka.

Pada saat yang sama, suara pintu yang terbuka membubarkan segala hal yang tengah di lamunkan Chesa.

Ziv Richenle, pria itu masuk begitu saja ke dalam ruangan miliknya. Dengan jas berwarna hitam dan celana senada, terlihat dasi berwarna merah menghiasi kerah bajunya.

Chesa masih bergeming dari tempatnya duduk. Ia tersenyum tipis saat Ziv berdiri di belakangnya. Menatapnya dari bayangan cermin.

"Bukankah pakaian ini terlalu terbuka untukmu?" ada nada masam yang terdengar dari mulut pria itu saat tangannya menyentuh leher dan bahu kekasihnya.

"Ini pilihan terbaik yang bisa ku dapat." suara tenang milik Chesa terdengar hinggap di telinga Ziv. "Lagipula, gaun ini hanya terbuka di bagian lengan, bahu dan leher."

"Kandidat yang lain jauh lebih terbuka," ia berdiri lalu menghadapi kekasihnya dengan senyum terkembang.

"Aku tak menyukai kau tampil seperti ini." Ziv menyelipkan sehelai rambut yang lepas dari ikatan ke belakang telinga Chesa.

"Dalam beberapa jam, dunia akan tahu bahwa tunanganku adalah sosok yang menawan. Itu menambah potensi ancaman." meski matanya tetap bertemu pada netra mata hijau lawannya.

"Aku tak menyangka bahwa Tuan Muda Richenle mampu berkata seperti itu." terselip nada tertawa yang berusaha di tahan oleh Chesa. "Apa kau tak terlalu percaya dengan kemampuanmu hingga menganggap adanya ancaman yang bahkan belum terlihat?"

Ziv mendengus seolah tak peduli. "Ancaman selalu ada, baik terlihat atau pun tidak. Dengan dunia yang tahu bahwa mulai saat ini Richenle dan Xiuelhamn terhubung ikatan yang kuat, bukankah hanya tinggal menunggu waktu untuk ancaman itu datang?"

Chesa paham akan hal itu. Richenle yang terkenal akan produksi senjata yang mengerikan dengan Xiuelhamn yang bergerak di bidang riset dan penelitian teknologi mutakhir, akan sangat mengagumkan untuk mengingat koneksi yang terbangun jika keduanya terhubung hubungan kekeluargaan.

Jika kekayaan dan kekuasaan yang dimilik satu diantaranya mampu menjadi ancaman banyak pihak, lalu bagaimana jika keduanya di gabungkan?

Berpikir sampai sana membuat Chesa mengerti baik hal yang dimaksud Ziv sebagai ancaman.

"Aku tidak peduli tentang itu."

"Yang kutahu, apa pun masalah yang ada selagi kau bersamaku semuanya tak lagi menjadi ancaman."

"Bahkan jika itu Dexter sekali-" ucapan Chesa terpotong saat jari telunjuk Ziv menempel di bibirnya.

"Jangan sebut nama itu." walau ekspresinya datar, nada bicara Ziv sedikit menyimpan ketidaksukaan. "Kau belum paham apa yang mampu pria gila itu lakukan."

Chesa tertegun beberapa detik. Sebelum akhirnya menghela nafas dan menenggelamkan kepalanya pada dada bidang kokoh di hadapannya.

"Kapan waktu untuk kita tak perlu takut akan ancaman Dexter, Ziv? Semua permasalahan ini seperti rantai yang terus mengikat."

Ziv mendekap wanitanya dengan erat sebelum menghembuskan nafas kasar. Matanya mendongak pada langit-langit ruangan.

"Sampai semuanya siap."

Ch. 2: Kumpulan Para Penguasa

Malam itu, salah satu hotel berbintang di Den Haag menjadi lokasi yang di pilih oleh Anton Moorsel untuk menjamu para tamu yang akan datang.

Anton, seorang pengusaha di bidang industri penerbangan. Moorsel Industries memiliki sektor yang menciptakan, menguji, mengoperasikan, dan pemeliharaan kendaraan penerbangan.

Kini, Anton merupakan tuan rumah yang mensponsori acara besar yang dihadiri oleh para penguasa dari berbagai kalangan.

Ballroom dari Convention Hotel yang di sewa selama dua hari dua malam itu kini mulai di hadiri oleh beberapa pengusaha ternama. Semakin jam berdetak, orang-orang yang di undang mulai hadir memenuhi tempat acara.

Beberapa wartawan dan fotografi dari sumber berita internasional terkemuka sebisa mungkin memotret objek yang mampu menjadi halaman baru untuk disiarkan atau pun di cetak dalam koran dan majalah.

Tepat pada pukul 21:45, sebuah limousine hitam tiba di depan lobi utama dengan dua buah mobil SUV di depan dan belakangnya. Menarik banyak pasang mata pada pintu limousine yang terbuka oleh supir saat dua orang keluar dengan bergandengan tangan.

Semua orang mengenalinya sebagai Maurice Richenle dan Ella Smith. Pasangan yang berasal dari dua keluarga terpandang Inggris dan Amerika. Mereka terlihat serasi dengan stelan berwarna abu senada.

Langkah kakinya diikuti oleh Jackson Lester. Pria yang terkenal selalu mendampingi keluarga Richenle semenjak lulus dari Universitas Oxford dengan pencapaian yang menjanjikan.

Tiga orang itu berjalan masuk ke tempat acara tanpa mempedulikan para wartawan.

Membuat orang-orang mengalihkan pandangan ke arah lain saat Maurice, Ella, dan Jack sudah menghilang dari batas penglihatan.

Objek yang mendapat perhatian setelahnya adalah Lucy Weber. Wanita yang menjadi asisten kepercayaan Tuan Muda Richenle. Dia kini berdiri di samping pintu limousine bersama sosok yang samar-samar menjelajah ingatan beberapa orang.

Isaac Alejandro, tangan kanan kepercayaan Arvand Xiuelhamn dan Gricella Jersville Hernandez. Pria yang dulu sering muncul dalam surat kabar karena sering menghadiri acara-acara penting bersama atasannya, Arvand.

Dua orang itu terlihat menunggu sesuatu untuk keluar dari limousine.

Pada saat menyadari hal tersebut, orang-orang melihat satu sosok yang keluar dengan jas hitam mengkilat. Dari segala sisi penilaian, mereka tahu bahwa dialah Ziv Richenle.

Pengusaha muda yang terkenal dengan reputasinya yang jarang tersenyum dan enggan terlalu banyak berbicara. Dari pembawaan penuh intimidasi yang di lengkapi oleh netra hijau tajam, perlu bagi siapa pun untuk berpikir dua kali jika ingin mencari masalah dengan dirinya.

Malam ini, pria yang jarang terjerat berita miring itu terlihat mengulurkan tangan pada wanita muda bergaun merah yang menawan.

Tak sedikit orang yang bertanya-tanya mengenai identitas dan posisinya namun, bagi beberapa orang yang sudah mendengar topik hangat belakangan ini tahu siapa wanita itu.

Chelsea Nathalie.

Wanita yang mengencani Ziv Richenle itu di beritakan merupakan seorang dari CIA. Hal tersebut di dukung dengan beredarnya foto Chelsea Nathalie bersama Direktur CIA yang menghadiri beberapa acara pemerintah. Salah satunya ketika wartawan menangkap interaksi yang terjadi antara wanita itu dan Menteri Pertahanan di Kongres satu tahun lalu.

Sampai saat ini, tak ada yang mengonfirmasi berita yang pada kenyataanya adalah kebenaran. Media juga enggan untuk memberi berita semena-mena semenjak mereka di peringati langsung secara pribadi oleh Maurice Richenle.

Karena itulah, melihat sosok yang sama yang pernah mengejutkan beberapa kalangan entertainment, para wartawan tak bisa menahan diri untuk mengajukan banyak petanyaan pada wanita yang kini melangkah masuk bersama Ziv Richenle.

Tak ada yang bisa mengelak bahwa wanita itu merupakan sosok menawan yang diam-diam juga memiliki kesan dominan. Dengan wajah tenang dan senyum tipis di bibirnya, kini mereka mulai percaya kenapa Ziv Richenle mampu terpaku padanya.

Selain betapa menawannya sosok itu, kepercayaan diri yang di tampilkan cukup untuk semua orang mengakui bahwa dia juga sosok yang mengimbangi kemampuan Ziv Richenle.

Hanya saja, sebelum para wartawan mampu mengajukan sepatah dua patah kata, tangan-tangan kekar para pengawal berseragam Richenle Company mendahului langkah mereka.

Jika dengan adanya Lucy Weber dan Isaac Alejandro saja sulit untuk para wartawan memberanikan diri bersikap lancang, maka keberadaan para pengawal itu menjadi pengingat yang cukup telak bahwa sosok-sosok penting yang keluar dari limousine hitam itu membuat dinding pembatas yang sulit di tembus.

***

Nyatanya, tangan kiri Ziv yang terus-menerus bertengger di pinggangnya tak membuat Chesa terusik. Ia tetap berjalan tenang menuju Convention Hall bersama Lucy dan Isaac yang mengikuti di belakang selagi Ella, Maurice, dan Jack lebih dulu di depan.

Ia sebenarnya cukup antusias menghadiri pertemuan bisnis ini. Kesempatan untuk melihat sosok-sosok di balik layar yang menopang perekonomian dunia, tentu menjadi kesempatan baik untuk Chesa yang baru belajar dalam ilmu Manajemen Bisnis.

Selain itu, dengan adanya rencana tentang pengumuman pernikahannya dengan Ziv, bukankah pantas bagi Chesa untuk bersemangat?

Meski sedari awal keluar dari limousine Ziv selalu menampilkan wajah tanpa ekspresi, Chesa yakin pria itu senang dengan pernikahan yang akan di adakan di pertengahan musim semi nanti.

Hal yang membuat Ziv tak senang adalah dengan kenyataan bahwa tak lama lagi dunia akan mengetahui sosok menawan yang menjadi tunangan dan calon pasangan hidupnya.

Mengesampingkan hal-hal itu, Chesa lebih ter pokus pada Anton Moorsel yang menyambut mereka tepat di pintu utama Convention Hall dengan segelas anggur merah di tangannya.

Pria yang Chesa yakini berusia sekitar 50 tahun itu, menjabat tangan Maurice dan Ella dengan senyum terkembang. Lalu beralih ke arah Jack yang membungkuk dengan sopan.

Pandangan Anton berakhir ke belakang. Matanya menatap Ziv Richenle, Lucy Weber, dan pria lainnya yang cukup membuat ingatan Anton mengatakan bahwa ia mengenal pria yang wajahnya terlihat familiar.

Namun, dibanding tertuju pada Isaac, Anton lebih tertarik dengan wanita yang di pinggangnya melingkar tangan Ziv Richenle. Wanita muda dengan gaun merah yang Anton kenal sebagai orang CIA berdasar berita beberapa pekan lalu.

Rumor yang tersebar di kalangan kelas atas, membuat Anton mulai mempertanyakan kebenaran kabar tersebut. Jika yang di bicarakan adalah Ziv Richenle, -pemuda dengan tingkat kepedulian yang sangat minim- Anton sudah pasti mengira bahwa berita yang tersebar mengenai kencan rahasia pengusaha muda dengan wanita misterius itu pasti hanya kebohongan.

Namun saat melihat di depan matanya, bagaimana Anton memahami reaksi tubuh Ziv pada wanita itu, ia yakin bahwa semuanya merupakan kebenaran.

"Kalian berhutang banyak cerita padaku." Anton tersenyum penuh arti pada Ella dan Maurice. Sembari kepalanya mengangguk pada Ziv.

Yang di balas anggukan kecil oleh pria muda itu. Lalu Anton berlalu masuk bersama Maurice dan Ella selagi Jack berjalan ke arah bar.

Berdasar pada interaksi kecil antara Ziv dan Anton, Chesa paham sejauh mana hubungan rekan yang terjalin di antara keduanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!