"hai semua!!" sapa gadis cantik nan imut.
"Kenalin nama gue Michella salsabila, biasa dipanggil Lala" ucapnya seraya melambaikan tangan pada semua teman temannya dan tak lupa ia juga melayangkan senyuman khas nya.
"Baik semua, Lala ini anak baru pindahan dari SMA Trimurti Surabaya, jadilah teman yang baik untuk lala" ucap guru perempuan muda nan cantik yaitu bu Serina.
"Iya bu!!" Ucap semua murid dengan serentak.
"Lala kamu bisa duduk dibangku kosong yang sudah disiapkan, di sebelah tempat duduknya Raja" ucap bu Serina selaku wali kelas.
Lala mengangguk dan segera menuju ke bangku kosong disebelah Raja, ia langsung tau dimana seseorang yang bernama Raja karena letak bangku kosong tersebut hanya satu yaitu disebelah anak lelaki yang bernama Raja tersebut.
Ia berjalan sambil menoleh ke arah teman teman yang menyapanya, ia juga slalu melayangkan senyumannya.
"Hai" sapa Lala pada Raja.
"Hai juga" balas Raja.
Lalu Lala pun duduk disebelah Raja yaitu ditempat duduknya.
Lalu pelajaran pertama pun dimulai.
3 jam pelajaran telah berlalu, bel istirahat pun berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas termasuk juga Lala.
Ia berjalan santai mengikuti murid lain menuju ke kantin.
Sesampai kantin, ia segera memesan makanan yang ia suka, lalu menunggunya.
Lala adalah anak yang susah bergaul, ia lebih suka menyendiri menikmati kesendiriannya dengan membaca komik atau novel, tetapi ia orang yang ramah, baik dan sopan.
Tak lama makanan yang ia pesan pun tiba, ia segera menyantapnya, selesai makan ia tak segera ke kembali ke kelasnya, ia lebih memilih untuk tetap ditempat yang ia singgahi sekarang sambil membaca buku menunggu bel masuk berbunyi.
"Bentar gue samperin sepupu gue, kasian dia sendirian, dia orangnya susah bergaul" ucap salah seorang murid laki laki berpostur tinggi, berisi nan tampan.
Ia berjalan menghampiri Lala yang duduk sendiri sambil fokus membaca bukunya.
"La!" Panggil anak laki laki tersebut yang tak lain adalah sepupu Lala, ia bernama Willy.
Merasa namanya dipanggil, sang pemilik nama pun mendongak melihat kearah sumber suara yang memanggilnya.
"Eum?"
"Sendirian aja, masih belum punya temen?" tanya Willy.
Lala menggelengkan kepalanya dan lanjut membaca bukunya.
"Gue temenin ya" tawar Willy sambil duduk didepan Lala.
"Heem" jawabnya singkat.
"Baca apaan sih la serius amat" ucap Willy mengintip buku yang Lala baca.
"Baca komik" jawab Lala terus fokus dengan bukunya.
"La, kenapa Lo ga punya temen?" Tanya Willy.
"Males bang, lebih enak sendiri" jawab Lala seraya menoleh ke arah Willy dan menatapnya.
Ya, Lala memanggil Willy abang karena Willy anak dari kakak papanya, tak hanya karena itu Lala memanggilnya abang, karena Willy lebih tua dari Lala, umur mereka hanya beda 1 tahun.
"Dulu di surabaya, Lo juga ga punya temen?" tanya nya lagi.
Lala membalasnya dengan anggukan.
"Ohh, kalo Lo ga punya temen ntar kalo Lo butuh, minta bantuan ke siapa?" tanya Willy terus menerus.
"Ke abang" jawabnya dengan cengir kuda khasnya.
"Masa harus ke gue mulu, kalo gue lagi ga bisa bantuin Lo gimana?"
"Udah bang jangan tanya terus, gue capek jawabnya" balas Lala.
Willy membalasnya dengan senyuman pahit.
"Yaudah lah, lo lanjut baca bukunya, gue balik ke temen temen gue" ucap Willy merasa kesal dengan adik sepupunya.
"Heem makasih udah nemenin gue"
Tak lama bel masuk berbunyi, Lala pun berjalan ke arah kelasnya.
Sesampai dikelas, beberapa murid yang ada di kelas menyapanya.
"Hai Lala" sapa anak perempuan berambut panjang sambil melayangkan senyumnya.
"Hai Michella" sapa anak laki laki dengan tatapan berusaha menggoda.
Lala membalasnya dengan anggukan dan bergidik ngeri.
Ia duduk di bangkunya yang sudah ada raja disebelahnya, Lala hanya meliriknya sekilas.
Tak lama kemudian, bu Serena memasuki kelas memberitahukan bahwa ada rapat mendadak, semua murid dilarang keluar kelas, jika ada yang keluar kelas maka akan terkena hukuman, per kelas telah dijaga oleh anggota OSIS.
"Lo OSIS?" tanya Lala pada Raja.
Raja mengangguk "gue ketua OSIS"
"Ohh"
"Kok Lo tau?" tanya Raja.
"Iya tadi gue denger dari temen temen" Jawabnya.
Lalu tak ada percakapan lagi diantara keduanya, kelas sangat hening tanpa suara sedikit pun, ada yang tidur berjamaah di lantai, ada yang asik dengan ponselnya, ada juga yang asik berkutat dengan bukunya.
Lala terus memandangi foto kedua orang tuanya dilayar handphonenya dengan sesekali meneteskan air matanya, tetapi ia menyembunyikan air mata tersebut agar tak terlihat oleh teman temannya, siapa sangka kalau raja sedari tadi mengamatinya bahkan ia tau kalau Lala meneteskan air matanya.
"Lo kenapa nangis?" tanya Raja dengan nada lembut.
"Eh ngga" ucap Lala dengan mengusap air matanya.
"Gue tau kalo Lo nangis, kalo Lo ada masalah cerita aja sama gue" ucap Raja seraya mengelus lengan Lala dengan lembut.
Lala menghela nafas berat, lalu ia menatap Raja dengan tatapan sendu.
"Gue kangen orang tua gue yang dulu, yang akur dan ga pernah berantem" ucap Lala dengan wajah sendu.
"Sekarang mereka berubah, mereka lebih sering berantem dan sibuk dengan urusan masing masing, bahkan kita juga jarang ngobrol sejak 2 bulan kemarin" tambahnya dengan menahan tangis.
"Yang sabar ya, gue cuma bisa bilang itu, gue doain semoga orang tua Lo bisa baikan lagi seperti dulu" ucap Raja dengan senyuman tulus.
"Makasih, maaf gue jadi curhat" ucap Lala dengan senyum canggung.
"Iya gapapa, kalo Lo lagi ada masalah... Lo bisa cerita ke gue, siapa tau gue bisa ngasih saran atau bisa ngebantuin Lo" Raja menggenggam tangan Lala dengan lembut.
Lala membalasnya dengan anggukan dan senyuman.
Keduanya melanjutkan mengobrol saling berbagi cerita, bahkan keduanya tertawa lepas meramaikan isi kelas yang hening tanpa suara.
"Ahahaha lucu banget sih Lo, kok bisa jatuh ke selokan" tawa lepas muncul di mulut Lala mendengar kisah lucu dari Raja.
"Gara gara temen gue yang brengsek, bisa bisanya dia nyetir motor kagak bener" tambah Raja dengan diiringi tawa.
"Udah udah capek gue hah... hah" ucap Lala seraya memegangi perutnya.
"Baru kali ini gue akrab sama seseorang, biasanya gue susah banget buat akrab sama orang, bahkan sama abang sepupu gue aja barusan akrab" ucap Lala.
"Brarti gue orang pilihan yang bisa akrab sama Lo" jawab Raja.
"Bisa aja Lo" balas Lala dengan memukul lengan Raja.
"Btw gue bercanda sama Lo gini, ga ada yang marah kan?" tanya Lala.
"Ya kagak lah, siapa emang yang mau marah?, nyokap bokap gue?, Ya ga mungkin" jawab Raja.
"Ngga, maksudnya.... gue takut pacar Lo marah, ntar gue dilabrak lagi" ucap Lala tertawa garing.
"Ga mungkin, lagian dia ga bakal tau, dia beda kelas sama kita" jawab Raja.
"Hah!! Jadi Lo beneran punya pacar?, Wahh harus jaga jarak nih, ntar ada yang ngadu ke pacar Lo, secara gue kan masih anak baru disini" terang Lala dengan membelalakkan matanya.
"Lebay, pacar gue ga cemburuan" jawabnya dengan santai.
"Yaudah lah serah" balas Lala dengan pasrah.
~•~
Keesokan paginya, Lala dan Willy telah sampai disekolah, keduanya berjalan bersama menuju ke kelas masing masing.
Semua murid menatap Lala tajam, karena ia berani beraninya berjalan berdua bersama Willy.
disekolah ini Willy dan Raja dianggap sebagai pangeran mereka, keduanya sangat populer disekolah, tak hanya karena tampan, mereka juga pintar, berprestasi, dan juga ramah. Willy dulu adalah ketua OSIS yang digantikan oleh adik kelasnya yaitu Raja.
"Bang, kenapa dari tadi gue dapet tatapan tajam dari cewek cewek?" Tanya Lala pada kakak sepupunya.
"Karena Lo jalan berdua bareng gue, gue anak yang populer disini, banyak yang ngefans sama gue, mungkin mereka iri karena Lo jalan disamping gue" jawab Willy dengan santainya.
"Hilih tai lu bang" ucap Lala tak percaya akan omongan Willy.
"Yaudah kalo Lo ga percaya, coba gue gandeng Lo gimana reaksi mereka" ucap Willy dengan menggandeng tangan Lala.
"Modus Lo bang" balas Lala dengan menghempas tangan Willy.
Willy memberhentikan langkah kakinya diikuti oleh Lala.
"Kenapa berhenti sih?" Tanya Lala heran.
"Coba liat cewek cewek noh, tadi gue kan gandeng tangan Lo, mereka pada ga tahan mau pukul elo" ucap Willy dengan menunjuk ke arah para murid perempuan yang hendak melempar Lala dengan botol Aqua tapi diurungkan karena Willy melihatnya.
"Iya ya bang segitunya, ngeri gue" Jawab Lala dengan mengerutkan dahi nya.
"Udah ah lanjut jalan" ajak Willy seraya menggandeng tangan adik sepupunya, bertujuan untuk memanas manasi para fansnya.
Keduanya melanjutkan perjalanannya menuju ke kelas masing masing.
"Kayaknya Lo seneng banget bang gandeng tangan gue, kelamaan jomblo ya" sindir Lala saat mereka telah sampai didepan kelas Lala.
"Jomblo batukmu Bambang" ucap Willy dengan menjitak kepala Lala.
"Aww sakit bang" pekik Lala seraya mengelus kepalanya.
"Gue bilangin tante Azizah" ancam Lala.
"Ehh jangan la, gue minta maaf" ucap Willy, karena ia takut amukan bundanya tercinta, ia tau kalau bundanya sangat menyayangi Lala karena bundanya sangat ingin mempunyai anak perempuan untuk adik Willy, sayangnya Willy hanya anak tunggal, sama seperti Lala anak tunggal.
"Iya iya" jawab Lala yang langsung berjalan masuk ke kelasnya meninggalkan Willy yang terdiam didepan kelas Lala.
"Adik ga ada akhlak, bukannya terimakasih udah dianterin, malah ngancem" oceh Willy dengan melanjutkan perjalanannya menuju ke kelasnya.
******
"Ja, anterin gue ke perpus dong, gue kan ga tau perpusnya dimana" ajak Lala saat Raja mengemasi buku bukunya.
Raja mengangguk, dan mengajak Lala ke perpustakaan.
"Kenapa Lo ga ke kantin, ini kan jam istirahat, Lo ga la--" ucapannya terpotong karena sudah terlanjur dijawab oleh Lala.
"Gue ga laper" jawab Lala singkat.
Raja ber "oh" ria.
Saat perjalanan menuju ke perpustakaan, tiba tiba mereka dihadang oleh 2 cewek.
"Ohh jadi ini Lala si anak baru itu" ucap salah satu dari 2 cewek tersebut.
"Lo mau apa?"
"Minggir!"
Ucap Raja dan Lala secara bersamaan.
"Oh jadi sekarang Lo deket sama anak baru ini" ucap cewek berkulit putih dan bermata coklat tersebut seraya berkacak pinggang.
"Iya, deket sebagai temen, lagian Lo apa apaan sih Ra, percaya deh Lo satu satunya pacar gue" ucap Raja pada cewek tersebut, ya cewek tersebut adalah kekasih Raja, ia bernama Yara anak dari pemilik sekolah swasta ini.
Yara tak menggubris perkataan Raja, ia mulai mendekat ke arah Lala.
"Bagus ya, Lo deketin 2 pangeran sekaligus di sekolah ini, tadi pagi Lo jalan bareng Willy, sekarang Lo jalan bareng pacar gue" sindir Yara dengan memberi tatapan tajam pada Lala.
Lala hanya diam menunduk tak berani menjawab.
"Anak baru berani beraninya deketin Willy sama Raja" saut teman Yara, yaitu Jessica.
"Asal Lo tau, Willy itu gebetan gue" terang Jessica.
Lala memberanikan diri menatap kedua perempuan didepannya sambil tersenyum miring.
"Maaf ya, gue ga bakal rebut Willy kok, soalnya Willy itu sepupu gue" ucap Lala dengan menatap geram Jessica.
Ucapan Lala membuat ketiganya membelalakkan matanya tak percaya.
"Alesan" Jessica mendorong Lala, dengan sigap Raja langsung menahan tubuh Lala yang hampir terjatuh.
"Lo apa apaan sih kasar banget sama adik kelas!! Punya salah apa Lala sama kalian hah!!!" Bentak Raja pada Jessica.
Jessica menoleh ke arah Yara yang sudah terlihat menahan amarahnya.
"Dia itu kegatelan Ja, masa Lo ga paham!!" Balas bentak Yara.
"Jangan Lo sentuh Lala, atau Lo bisa berurusan sama gue" ancam Raja pada Jessica dan Yara.
Lalu Raja dan Lala berjalan meninggalkan kedua cewek pemarah tersebut.
"Raja!!! Kenapa Lo malah sama dia" pekik Yara sambil menghentak hentakan kakinya.
"Udah udah Ra sabar, ntar kita labrak lagi tu bocah ingusan kalo lagi ga ada Raja" ucap Jessica menenangkan Yara.
"Sebel banget sih, gue harus manas manasin Willy, kayaknya Willy suka sama bocah ingusan tadi" ucap Yara.
******
"Lo gapapa kan tadi, ga ada yang sakit?" Tanya Raja saat keduanya telah sampai di depan perpustakaan.
Lala menggelengkan kepalanya "itu tadi pacar Lo?" Tanyanya.
"Iya, dia kakak kelas, dia juga anak pemilik sekolah ini" jawab Raja.
"Apa tadi bener yang Lo bilang kalo Lo itu sepupunya bang Willy?" Tanya Raja.
"Iya, gue adik sepupunya bang Willy, bahkan sekarang gue tinggal dirumah bang Willy"
"ya.... Karena orangtua gue kan lagi sering berantem jadi gue kesel dan gue mutusin buat tinggal sama keluarganya bang Willy" jawab Lala panjang lebar.
"Ohh gitu ya, berarti mereka salah paham dong sama Lo"
"Iya, udahlah biarin, lama lama mereka juga bakal tau kalo gue adik sepupunya bang Willy" ucap Lala dengan tersenyum.
"Ohh ya gue masuk dulu ya, mau masuk juga apa ngga?" Tanya Lala
"Iya gue masuk juga" jawab Raja dengan mengangguk.
Lalu keduanya pun masuk kedalam perpustakaan, Lala mencari buku sains sedangkan Raja mencari buku biologi.
Setelah keduanya selesai mencari buku yang pas, Raja dan Lala mencari tempat duduk yang kosong dan mulai membaca tanpa bersuara sambil menunggu bel masuk berbunyi.
15 menit berlalu, bel masuk berbunyi, semua murid bergegas masuk ke kelas masing masing termasuk juga Lala dan Raja yang asik membaca buku di perpustakaan.
Pelajaran terus dimulai, sampai akhirnya bel pulang berbunyi, semua murid mengemasi barang barangnya dan menuju pulang kerumah masing masing.
"Sampai ketemu besok" ucap Lala dengan melambaikan tangan ke Raja.
Raja membalasnya dengan senyuman dan lambaian tangan.
"Hei!" Seseorang menepuk pundak Lala dari belakang.
Sontak ia langsung menoleh ke belakang.
"Huh bang Willy bikin kaget aja, kirain siapa" ucap Lala dengan memukul lengan Willy cukup keras.
"Kayaknya udah punya temen baru nih, temen apa pacar ya" goda Willy dengan mendekatkan wajahnya ke wajah adik sepupunya itu.
Seketika wajah Lala merah merona karena godaan sang kakak, ia langsung mendorong tubuh Willy dari hadapannya.
"Apaan sih bang, cuma temen kok" jawab Lala dengan membuang muka.
"Ya ya ya gue percaya kok" ucap Willy melangkah meninggalkan Lala, lama kelamaan langkah tersebut berubah menjadi lari.
"Abang tungguin!!!" Rengek Lala dengan berlari mengejar kakak sepupunya itu.
Willy tak henti berlari, ia suka sekali menganggu adik sepupunya itu, Lala terus mengejar Willy yang berlari tambah kencang.
Sesampainya di parkiran ~
"Hah...hah....hah" nafasnya terengah engah.
"Bang jahat banget sih Lo" Lala nampak kesal.
"Ahahhaha lagian ngapain elo ngejar gue pake lari segala" ucap Willy dengan tertawa terbahak bahak melihat wajah kusut Lala.
"Kan gue takut ditinggal sama elo, gue kan ga tau jalanan Jakarta, gue bukan anak Jakarta" jawab Lala dengan memanyunkan bibirnya.
"Oh iya ya, maaf deh" balas Willy gemas dengan mengacak acak rambut Lala.
"Ahhem ahhem" terdengar suara deheman yang tiba tiba muncul.
"Hmm pasti Yara" gumam Willy.
"Asik ya main berdua?, Tadi seharian deket sama pacar gue, sekarang deket sama Willy" sindir Yara yang bertujuan untuk Lala.
Lala tersenyum miring sambil menatap Willy.
"Ahahhahah" Willy tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Yara.
"Apa apaan sih Lo ra, Lo cemburu?" Kekeh Willy.
"Iya lah, gue cemburu dia deket deket sama pacar gue, dan gue ga suka liat Lo deket sama anak baru itu, karena Jessica suka sama Lo" terang Yara.
"Ahahahah aneh Lo Ra" balas Willy dengan terus tertawa diikuti oleh tawa Lala.
"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" Tanya Yara kebingungan.
Willy merangkul Lala dengan menyuguhkan senyum Smirk pada Yara.
"Dia adik sepupu gue" ucap Willy.
"Bohong!" Pekik Yara.
"Mau bukti? gue telfon bunda gue sekarang ya"
"Silahkan"
Lalu Willy pun menelefon bundanya, tak butuh waktu lama, bundanya langsung mengangkat telfon tersebut, agar Yara mendengarnya ia mengeraskan volume nya.
ia bertanya pada bundanya apakah Lala sepupunya dan bundanya pun menjawabnya membuat Yara percaya kalau Lala benar benar sepupu Willy.
"Noh kan, udah percaya belum?" Ucap Lala dengan berkacak pinggang.
"Hehe iya percaya, gue minta maaf, tapi... gue peringatan Lo jangan deket deket sama Raja lagi" jawab Yara.
"Iya" jawabnya singkat.
"Harusnya Lo jangan gitu Ra, biarin Raja mau temenan sama siapa aja serah dia, lagian dia cuma pacar Lo kan bukan suami Lo, kalo Lo kekang dia terus, lama lama dia bakal putusin Lo" jelas Willy.
"Lo jangan egois, jangan mikirin cemburu Lo terus, pikirin hidup Raja juga, dia capek kalo Lo terus terusan kekang dia, didalam sebuah hubungan perlu kepercayaan, Lo juga harus percaya kalo Raja ga bakal khianatin Lo" tambah Willy dengan mengelus pundak Yara.
Yara menunduk, berfikir sejenak.
Ia pun mengangguk "iya, maafin gue ya la, makasih juga buat Lo Will" ucap Yara dengan mengulurkan tangannya pada Lala.
Lala pun membalasnya, keduanya berjabat tangan dan berpelukan.
Yara melepas pelukannya "Yaudah gue pulang dulu ya, supir gue udah nungguin gue dari tadi" ucap Yara dengan melambaikan tangan pada Willy dan Lala.
Lala membalas lambaian tangan Yara seraya tersenyum.
"Udah la kita pulang, cepet naik" ajak Willy.
"Iya" jawab Lala, lalu ia pun naik ke atas motor trail kuning kesayangan Willy.
Lalu keduanya pun pulang kerumah.
~•~
"Abang buruan!!! Keburu telat nih" teriak Lala dari luar kamar Willy.
"Iya bentar!" Balas Willy dari dalam kamar.
Merasa panik, Lala berlari menemui Tante Azizah.
"Tante! Bang Willy lama, Lala takut telat nih" ucap Lala dengan paniknya.
"Aduh!! Iya Tante ke kamar Abang dulu ya" ucap Azizah dengan berjalan menuju ke kamar Willy juga diikuti oleh Lala.
Tok! Tok! Tok!
"Willy cepetan!! Udah jam berapa ini keburu telat, kasian Lala nungguin daritadi" ucap Azizah merasa kesal dengan anak satu satunya itu.
"Iya bunda bentar!!" Balas Willy, entah apa yang ia lakukan didalam kamar.
"Kalo ga buruan keluar, bunda bilangin ayah loh biar uang jajan kamu distop selama sebulan" ancam Azizah.
"Yah bunda jangan, iya Willy keluar" ucap Willy, beberapa detik kemudian ia membuka pintu kamarnya.
"Ngapain kamu lama lama dikamar, ini udah jam berapa, kasian Lala nunggu daritadi" ucap Azizah dengan menjewer telinga Willy.
"Aduh aduh bunda sakit!!" Willy mengaduh kesakitan.
"Cepetan berangkat, liat tuh adek kamu ngambek" ucap Azizah melepas jewerannya.
"Iya bunda, Willy berangkat ya" pamit Willy sembari mencium punggung tangan Azizah.
"Jangan tebar pesona mulu, belajar yang bener, anak cowok kok dandannya lebih lama dari anak cewek" sindir Azizah.
"Iya bunda" jawab Willy dengan menghampiri Lala yang duduk di sofa ruang tamu dengan muka masam.
"Ayo berangkat" ajak Willy.
Tanpa menggubris ajakan Willy, ia berjalan menghampiri Azizah dan mencium punggung tangannya, lalu ia berjalan mengekori kakak sepupunya.
Keduanya segera berangkat ke sekolah, menaiki motor trail kuning membelah jalanan kota yang cukup ramai.
Sesampai disekolah, Lala melepas helm yang ia pakai dan berjalan mendahului Willy tanpa berterimakasih terlebih dahulu.
"La!!! Tunggu" teriak Willy.
Lala berlari sekencang kencangnya.
"Huh untung aja ga telat, tinggal 2 menit lagi jam 7 pas" gumam Lala.
Saat hendak masuk kedalam kelasnya, tiba tiba ia menabrak sesosok yang berpostur tinggi.
"Aduh!" Gumam nya.
Ia mendongak menatap sosok tersebut, ternyata ia menabrak dada bidang Raja yang hendak berjalan keluar kelas.
"Maaf ga sengaja" ucap Raja.
"Iya" jawab Lala melanjutkan perjalanannya menuju ke bangku nya, lalu ia duduk tenang sambil menunggu bel masuk berbunyi.
Tak lama, bel masuk berbunyi dan pelajaran pertama pun dimulai.
*****
Lala berjalan santai menuju ke perpustakaan yang berjarak cukup jauh dari kelasnya, selama diperjalanan ia slalu saja diberi tatapan tajam oleh kakak kakak kelasnya.
Tetapi Lala bersikap cuek, tak memperdulikan tatapan yang diberikan kakak kelasnya padanya, ia terus melanjutkan perjalanannya menuju ke perpustakaan.
Sesampai disana, ia segera mencari buku yang akan ia baca sesuai moodnya, setelah menemukan buku yang pas, ia pun duduk dikursi yang kosong dan fokus membacanya.
Saat fokus membaca buku, seseorang dengan sengaja duduk disebelahnya, tetapi ia tak memperdulikannya bahkan tak meliriknya sama sekali, Lala tetap fokus dengan bukunya.
"La" panggil seseorang tersebut.
Tanpa menoleh ia menjawab "eum?"
"Kenapa Lo ga ajak gue ke perpustakaan" ucap seseorang tersebut.
Ia tau siapa orang pemilik suara tersebut, tetapi ia lebih memilih untuk tetap membaca bukunya tanpa menoleh sedikit pun.
"Lo bisa kesini sendiri kan" jawab Lala.
"Iya sih, tapi kenapa hari ini Lo dingin banget ke gue?" Tanya seseorang tersebut.
Lala diam tak membalas pertanyaan tersebut.
"La, gue ada salah ke elo?" Tanya seseorang tersebut sekali lagi.
Lala menggeleng dengan pandangan tetap fokus pada bukunya.
"I need my space" ucap Lala.
"Why?" Tanya Raja, ya seseorang tersebut adalah Raja.
"my mind is messed up" jawabnya.
"Karena apa?" Tanyanya lagi.
"Masalah kemarin" jawab Lala.
"Masalah apa?"
Lala lelah untuk menjawab, ia lebih memilih untuk diam, sampai tiba tiba bel masuk berbunyi, Lala menaruh bukunya kembali di rak, dan berjalan menuju ke kelasnya.
"La" panggil raja dengan mengekori Lala, tetapi tetap tak ada balasan dari Lala.
Sesampainya dikelas, Lala duduk dibangkunya juga diikuti oleh Raja yang duduk dibangku sebelahnya.
"La, Lo kenapa cuek banget hari ini?" Tanya Raja.
"Jangan deket deket gue" jawab Lala.
"Kenapa?"
"Lo udah punya pacar, gue ga mau dilabrak lagi sama pacar Lo" ucap Lala.
Raja terdiam saat mengetahui alasan dibalik dinginnya Lala ke dia.
Lalu tak lama guru datang, dan pelajaran segera dimulai.
******
Istirahat kedua ini perut Lala terasa keroncongan, akhirnya ia memutuskan untuk ke kantin membeli makanan yang akan membuatnya kenyang.
Ia memesan bakso dan es teh, kemudian ia duduk menunggunya, tak lama bakso dan es teh yang telah ia pesan pun tiba, ia hendak memakan bakso tersebut tetapi diurungkan karena tiba tiba Yara dan Jessica menghampirinya.
Mereka duduk didepan Lala sambil membawa semangkok baksonya.
"Kita boleh kan makan disini?" Tanya Yara.
Lala membalasnya dengan anggukan.
"Kenapa tiba tiba kalian deketin gue?" Tanya Lala merasa curiga.
"Ga ada, kita cuma ngerasa bersalah udah nuduh Lo kemarin" ucap Jessica.
"Gue minta maaf ya" tambah Jessica sembari menggenggam tangan Lala.
"Gue udah maafin kalian" jawab Lala dengan juteknya.
"Makasih" jawab Jessica.
"Lo mau kan jadi temen kita?, Gue liat Lo sendirian terus" tawar Yara.
"Jangan sekarang, gue masih belum bisa akrab sama kalian" jawab Lala.
"Ya gapapa lah jalani dulu, lama lama pasti akrab kok" ucap Jessica.
Lala pun mengangguk pasrah.
Lalu ketiganya mulai memakan bakso yang mereka pesan masing masing.
Selesai makan, mereka tak kembali ke kelas masing masing, mereka memutuskan untuk mengobrol terlebih dulu supaya lebih akrab.
"La, gue sekarang ga mentingin cemburu gue, kalo Lo mau temenan sama Raja juga gapapa kok, asal Lo jangan rebut Raja dari gue" ucap Yara membuat Lala memincingkan alisnya.
"Kenapa tiba tiba?" Tanya Lala penasaran.
"Kemarin aja, Lo nyuruh gue buat jauhin Raja, sekarang.... Gue dibolehin temenan sama Raja, aneh"
"Gue sadar, bener apa kata Willy, didalam sebuah hubungan perlu adanya kepercayaan, gue percaya kok kalo Raja ga akan selingkuhin gue, dan gue juga ga mau kekang kekang Raja lagi, yang ada takutnya Raja malah minta putus dari gue" jawab Yara panjang lebar.
Lala hanya ber 'oh' ria.
"Lo mau ga bantuin gue?" Pinta Jessica.
"Buat deketin Lo sama Abang gue kan?" Tanya balik Lala.
"Nah itu tau" jawab Jessica dengan wajah sumringah.
"Kalo masalah deketin Lo sama Abang gue, jujur gue ga bisa, gue ga pengalaman sama yang namanya cinta cinta an" balas Lala dengan jujur.
"Hah!!!" Keduanya terkejut dengan ucapan Lala.
"Kenapa?" Tanya Lala dengan menautkan satu alisnya.
"Emang Lo, ga pernah pacaran?" Tanya Yara.
Lala mengangguk.
"Gue ga pernah pacaran, and gue ga punya temen selain abang sepupu gue, yaitu bang Willy" jawab Lala.
"What!! Kok ada ya manusia kayak elo" ucap Jessica tanpa sadar dan langsung menutup mulutnya.
"What!! Kok ada ya sampah kayak elo" ucap Lala sembari mengikuti gaya bicara Jessica tadi.
"Tuman nih anak!! Gue kakak kelas elo" ucap Jessica dengan tegas.
"Iya tau" jawabnya dengan ekspresi wajah meledek.
Jessica membalasnya dengan tatapan tajam tapi tak dipedulikan oleh Lala, ia bersikap biasa saja.
"Udah, berantem aja kerjaannya" ucap Yara memisah keduanya.
Keduanya saling memberikan tatapan sengit.
Tak lama bel masuk berbunyi, dan semua murid segera masuk ke kelas masing masing.
******
Sepulang sekolah Willy mengajak Lala ke cafe dekat sekolah sebelum pulang ke rumah, Lala hanya mengiyakannya pasrah.
"Gue kagak punya duit bang, Lo aja yang pesen makan" ucap Lala dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Gue traktir, udah ayo" ucap Willy dengan menarik tangan Lala mengajaknya masuk kedalam cafe.
"Sana pesen"
"Gue pesen nugget aja bang sama kopi karamel" jawab Lala
"Oke" saut Willy, lalu ia segera memesan makanan.
"Bang temen sekelas Lo ada yang suka sama elo" ucap Lala memecah keheningan diantara keduanya.
"Udah tau" jawab Willy singkat.
"Temen sekelas gue mah banyak yang suka sama gue, secara gue kan ganteng"
"Sombong lu bang" jawab Lala dengan memutar bola matanya.
"Emang siapa yang bilang ke elo kalo dia suka sama gue?" Tanya Willy kepo.
"Ada deh" ledek Lala.
"Ohh oke kalo ga mau jawab, bayar sendiri makanan Lo" ancam Willy.
"Ahh tau bang, Lo sukanya ngancem mulu" ucap Lala merasa kesal.
"Makanya bilang dulu siapa?"
"Jessica" jawab Lala singkat.
"Oh dia, dari dulu dia ngejar ngejar gue mulu ga ada bosennya"
"Oh" jawabnya singkat tanpa ekspresi.
"La, Lo jadi cewek jangan kaku napa, jadi cewek tuh yang anggun biar banyak yang suka" ucap Willy dengan gemas mencubit pipi tembem Lala.
"Jodoh gue suka kok" jawabnya dengan polosnya. "Lagian gue ga mau disukai banyak cowok, kesannya murahan" tambahnya.
"Yaudah deh la serah" jawab Willy pasrah.
Tak lama, makanan dan minuman yang mereka pesan telah tiba, lalu keduanya segera melahapnya sampai habis.
"Bang yuk pulang, udah habis nih makanannya" ajak Lala.
"Iya, bentar gue bayar dulu" ucap Willy sambil berjalan menuju kasir, dan membayar semua makanan dan minuman yang ia beli.
Lalu Lala dan Willy pulang kerumah.
~•~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!