NovelToon NovelToon

My Horor Life

Perkenalan

Seperti yang kalian baca, namaku Eva. Sebetulnya aku punya nama tengah, namun dari dulu orang-orang kesulitan membaca nama tengahku. Jadi aku lebih suka menuliskan namaku Eva Zakaria di sosial media.
Ah ya, aku nggak akan pakai nama samaran dan sebagainya, aku akan pakai nama asli keseluruhan. Untuk nama kota atau kabupaten aku tetap akan sebutkan, tapi tidak menyebutkan nama daerah secara detail.
Aku adalah anak ke-3 dari lima bersaudara. Kakak pertamaku perempuan, yang kedua laki-laki, dan kedua adikku laki-laki. Aku menyebut kakak pertamaku mbak Putri, kakak kedua ku bernama mas Daus, adikku yang lahir dua tahun setelah ku bernama Firman, dan yang terakhir namanya Dhani.
Kedua orangtuaku lahir dan besar di sebuah kabupaten yang dielu-elukan sebagai kota santet. Yap, Banyuwangi. Papa jatuh cinta kepada mama pada pandangan yang pertama. Mereka menikah pada Januari 1997, dan bulan Novembernya lahir lah mbak Putri, si buah pernikahan pertama.
Setelah genap setahun mbak Putri lahir, Papa dan Mama berhijrah ke kota Solo. Mas Daus, aku, Firman, dan Dhani lahir di sana.
***

Kakak Angkat

Kisah horor pertama yang diceritakan oleh mama adalah mengenai kakak angkat. Ya, kata mama aku punya seorang kakak angkat laki-laki seumuran mbak Putri, tetapi lebih tua. Namanya adalah mas Bagus Supriyadi.
Tapi yang bikin merinding... mas Bagus bukan manusia. Eh, kalian tadi nyebut namanya ya? Semoga nggak datang ke kalian :3
Mas Bagus ini sesosok bayi bajang. Tau bayi bajang nggak? Kata mama sih bayi korban aborsi itu lho. Aku nggak ingat jelas sih cerita mama tentang dia. Tapi aku tau intinya.
Waktu mbak Putri masih di dalam kandungan, Mama dan Papa pernah jalan-jalan gitu di sekitar pelabuhan. Entah deh pelabuhan Banyuwangi atau Bali gitu. Mama punya sifat ‘nggak tegaan’ yang lumayan besar.
Waktu itu pas mau pulang, Mama liat bayi sekitar 2 tahun lah, Mama nyamperin bayi tersebut. Papa cuma ngikutin Mama aja dari belakang.
Mama
Mama
Halo, nak, kok sendirian aja?
Mama menyapa bayi itu.
Mama
Mama
Orangtuanya kemana?
Bayi itu geleng-geleng kepala. Hati mama terenyuh seketika. Di mata mama dia seperti bayi manusia lainnya. Tapi di mata Papa, Mama ngomong sendirian. Singkat cerita Mama bawa bayi tersebut pulang ke rumah. Di rumah Papa baru berani ngomong sama Mama.
Papa
Papa
Tadi ngomong sama siapa, Ma?
Papa mendekati Mama di kasur.
Mama
Mama
Kapan, mas?
Papa
Papa
Tadi waktu di Pelabuhan.
Mama
Mama
Lah itu sama anak yang di ruang tamu.
Mama menunjuk bayi tadi yang sedang berada di ruang tamu.
Papa
Papa
Ma, jujur, dari tadi nggak ada siapa-siapa. Mama ngomong sendiri.
Mama
Mama
Mosok sih, mas? (Masa si, mas?)
Mama mulai khawatir.
Mama
Mama
Astaghfirullah haladzim.
Akhirnya Mama menceritakan wujud dari bayi tadi. Setelah itu Mama membawa Papa mendekati bayi tadi.
Setelah berbincang-bincang dan menanyakan maksud serta tujuan, Mama baru sadar. Pertama, mana mungkin anak 2 tahun lepas dari pengawasan orangtua, ditambah lagi di Pelabuhan kan banyak sekali orang dewasa, masa cuma Mama yang tergerak hatinya untuk menolong?
Kedua, Mama tidak yakin kalau anak umur 2 tahun sudah paham dan mengerti apa yang dibicarakan oleh orang dewasa, lebih-lebih bisa diajak ngobrol.
Sejak kecil Mama memang sudah terbiasa dengan hal-hal horor, tapi belum pernah sehoror dan seaneh ini.
Setelah melakukan tanya-jawab, bayi tadi minta diberikan nama. Langsung terlintas di pikiran Mama nama ‘Bagus Supriyadi’. Mas Bagus adalah bayi 7 bulan yang diaborsi. Jadi guys, ternyata bayi hasil aborsi bisa menjelma menjadi makhluk tak kasat mata.
Mas Bagus di suruh pergi baik-baik nggak mau, diusir apalagi. Dia mau ikut Mama aja katanya. Awalnya Mama keberatan. Namun sekali lagi sifat nggak tegaan Mama bikin mas Bagus bisa tinggal di sisi Mama. Dengan syarat nggak boleh gangguin Mama Papa dan keluarga kecil kami, juga tidak boleh minta imbalan suatu hari kelak.
Gimana pun juga dia tetap sebangsa jin. Sifat jin dan setan itu jahat, kan? Mas Bagus selalu menemani Mama saat Papa sedang tidak ada, dia benar-benar menganggap Mama seperti ibu kandungnya.
Rumah Papa dan Mama berada tepat di belakang rumah Datukku, ayahnya Papa. Datuk adalah orang Padang, beliau jatuh cinta dan menikah dengan nenek, lalu melahirkan 9 anak—3 perempuan dan 6 lelaki.

Makhluk Berbulu

Pernah suatu malam saat hendak tidur, Papa dan Mama dikagetkan dengan listrik yang mati dengan tiba-tiba.
Papa melongok ke jendela dan mengintip ke luar. Aneh sekali, rumah lain listriknya nggak mati. Akhirnya Papa keluar untuk memeriksa apakah listriknya njeglek (off sendiri).
Mama di kamar yang hampir terlelap jadi kembali terjaga karena mendengar langkah kaki. Mama menggeser tubuh supaya Papa bisa tidur. Mama selalu tidur miring ke kanan.
Mama meraba tangan Papa yang sedang memeluk perutnya, ada yang janggal. Tangan itu terlalu berbulu. Mama ingat hanya sedikit bulu yang ada di tangan Papa. Tapi yang sedang Mama raba seperti bulubpada boneka, padahal Mama tidak memiliki boneka di kamar. Tapi setelah Mama meraba-raba lagi, bulu-bulu tersebut lebih terasa mirip dengan bulu binatang.
Dengan spontan Mama menyingkirkan tangan itu. Namun tangan itu kembali memeluk Mama. Mama marah.
Mama
Mama
Awakmu sopo seh? Kok kari kurangajar ngono? (Kamu siapa sih? Kok kurang ajar banget?)
Setelah berkata begitu lampu nyala kembali.
Mama
Mama
Mas, mas Haris.
Mama memanggil-manggil Papa. Tidak lama Papa muncul di depan pintu.
Papa
Papa
Nyapo Ma? (Kenapa Ma?)
Mama
Mama
Sampean seko ndi seh? Kok moro-moro ilang ngono. *Sampean = Kamu, tapi sopan. (Kamu darimana sih? Kok tiba-tiba ilang.)
Papa heran dengan nada bicara Mama yang ketus.
Papa
Papa
Aku teko ngarepan, ngecek njeglek opo gak. Tibakno ogak njeglek. Wis tak on-offke tetep ae gak gelem murup listik e. (Aku dari depan, habis ngecek listriknya off tiba-tiba apa nggak. Udah di on-off in tetep aja nggak mau hidup listriknya.)
Mama
Mama
Wis, iki wis murup. Ayo turu maneh. Onok sing jail iki mau, kurang ajar lah pokok e. Udah, ini udah hidup lagi kan. Ayo tidur lagi. Ada yang jahil tadi, kurang ajar lah pokoknya.
Mama menceritakan yang barusan terjadi kepada Papa. Papa dan Mama kembali ke posisi awal dan lanjut tidur. Tapi diam-diam Mama memanggil mas Bagus untuk masuk ke dalam kamar. Memerintahkan agar jangan boleh ada yang mengganggu lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!