Valencia, kota terbesar ketiga di Spanyol setelah Madrid dan Barcelona, kota ini memiliki pemandangan laut yang luar biasa, berdekatan dengan laut, Valencia adalah pelabuhan paling sibuk kelima di Eropa, sangat berbeda dengan Mojacar, sebuah desa diatas pengunungan dengan udara yang sejuk. Ini adalah pertama kalinya Baltasar menginjakan kakinya ditanah Valencia untuk melanjutkan pendidikan di University Of Valencia, Baltasar sangat senang karena bisa melanjutkan pendidikannya di Univesity impiannya.
.........
Kisahnya dimulai pada september 1993, Baltasar tiba di terminal Valencia pada jam 12:34 am, dengan raut wajah yang senang dan juga kebingungan, “Sekarang kemana aku akan pergi? Malam-malam begini dimana aku bisa menyewa apartemen”, ujarnya. Hampir satu jam dia tidak beranjak dari terminal itu, “Kenapa aku gak berjalan aja dulu, aku akan bertanya sama orang-orang yang ada disini” Pikirnya sambil menarik nafas yang dalam.
Malam semakin larut, tidak ada satupun taksi yang lewat, Baltasar terus menyisir jalan dengan langkah yang kecil, suasana semakin sepi, ternyata dirinya terlalu takut untuk bertanya, “Aku benar-benar tidak mengenal tempat ini, tempat yang sangat asing bagiku!” ucapnya sambil terus berjalan, sehingga kakinya tidak kuat lagi untuk berjalan yang tidak tahu arah tujuan. Dia berhenti di trotoar untuk beristirahat sejenak, tiba-tiba dia melihat ada sorotan lampu motor dari ujung jalan, “Aku minta bantuan aja sama orang itu”, ujarnya dalam hati, kali ini dia memberanikan diri untuk meminta bantuan. Motor itu semakin mendekat, Baltasar berdiri dan melambaikan tangan kearah motor tersebut, dan pada akhirnya motor itu berhenti, “Permisi! Bolehkah saya bertanya? Apakah dari sini menuju ke kota Mestalla masih jauh?” tanyanya dengan sedikit gugup, “Tidak jauh lagi, kearah sana langsung ke Mestalla, jawab pria itu sambil menunjuk arah jalannya. “Gracias” ucapnya berterimakasih pada pria tersebut.
Kemudian pria itu langsung pergi dari sana, Baltasar berjalan lagi menyusuri jalan kearah yang pria itu tujuk tadi, malam semakin larut, udara semakin dingin, dirinya telantar kesana kemari, tiba-tiba ada suara motor lagi dari jalan arah belakangnya,
“Aku bisa meminta bantuan orang itu untuk mengantarkanku ke Mestalla” ujarnya lagi dalam hati. Saat motor itu berhenti didepannya, ternyata itu pria yang tadi,
“Masih disini?” tanya pria itu dengan tersenyum,
”Iyaa sedikit lagi hampir sampai ke Mestalla” jawabnya dengan santai,
“Naik ke motorku saja” ajak pria tersebut
”Tidak usah, sedikit lagi aku tiba disana” tolaknya dengan rasa segan
“Ini udah larut malam, gak ada orang lagi di Mestalla” ujar pria itu memberitahu, karena tempat ini begitu asing bagi Baltasar akhirnya dia ikut dengan pria itu.
“Lho kok putar arah? Bukannya Mestalla daerah sana?”, tanyanya dengan raut wajah yang kebingungan
“Ini sudah larut malam, Mestalla juga sudah pada sepi, orang pada tidur semua, besok aja kita kesana” jawab pria itu dengan dingin
“Terus kita kemana?” tanyanya lagi dengan rasa penasaran
“Kerumahku! Bentar lagi juga sampai, buat malam ini nginap aja dulu dirumahku” ucap pria tersebut
Baltasar hanya terdiam, pikirnya boleh juga buat malam ini, dari pada dirinya diluar sendirian. Akhirnya tibalah dirumah pria tersebut, dengan pandangan yang kagum dan begitu kaget saat melihat rumahnya layaknya kastil, “Ayo masuk! Besok aku antar kamu ke Mestalla” ajak pria itu.
“Iya makasih sebelumnya” ucapnya dengan rasa segan ”Rumahnya bagus bener, terasa seperti didalam kastil Alhambra”, ujar Baltasar dalam hati.
“Ini kamarmu, jika butuh apa-apa panggil aku aja, kamarku dilantai atas” ucap pria itu
"Sekali lagi terimakasih" ucapnya. Baltasar terus bergegas beres-beres dan beristirahat, sebenarnya dia lapar dari tadi belum makan apapun “Lapar sekali! Gimana ya?, mungkin dengan tidur bisa mengurangi rasa lapar untuk malam ini”
.........
Suara bising kendaraan menghiasi paginya, tidurnya tidak begitu nyenyak karena menahan rasa lapar semalaman. Baltasar langsung menuju ke kamar mandi dan membersihkan diri, selesai membersihkan diri, ia keluar dari kamar dan melihat-lihat seluruh sudut rumah, tiba-tiba seorang perempuan menghampirinya dan bertanya “Kamu siapa, bagaimana kamu bisa ada disini?” tanya perempuan itu dengan kebingungan. Baltasar pun bingung harus menjawab apa, “Dia teman kakak dari desa! Perkenalkan namanya Emilia dia adikku!” jawab pria memotong pembicaraan mereka, “Ouh iyaa, perkenalkan namaku Baltasar, aku seorang mahasiswa di University Of Valencia, aku berasal Almeria!” jawabnya dengan canggung. Akhirnya Baltasar berkenalan dengan adiknya, tapi anehnya pria itu tidak memperkenalkan namanya, "Mari kita sarapan dulu" ajak Emilia sambil tersenyum padanya. Mereka pun pergi menuju meja makan, disana sudah ada ibu mereka yang menunggu.
“Alessandro, siapa dia?” tanya ibunya sambil melihat ke arah Baltasar
“Dia Baltasar, teman lamaku dari Almeria” jawab Alessandro
“Ibu baru melihatnya, kapan dia datang!” tanya ibunya lagi
“Tadi malam Mam, dia sekarang kuliah di University Of Valencia”. Ucap Alessandro
“Oo begitu, por favor siéntate Baltasar jangan malu-malu anggap aja rumah sendiri!”, ujar ibunya sambil menyiapkan sepotong roti tawar untuknya
“Iya Buk” jawabnya dengan malu.
Jujur Baltasar merasa sangat gugup, dia orang asing tapi diperlakukan seperti kerabatnya sendiri. Baltasar merasa sangat malu dengan kebaikan Alessandro, dia mempercayai orang asing bahkan mengizinkannya nginap dirumahnya. Baltasar tidak mau merepotkan keluarga ini lagi, “Aku harus segera menyewa apartemen di Mastella” ujarnya dalam hati.
“Alessandro, kamu sibuk gak hari ini, bisakah kamu mengantarkan saya ke Mastella?” tanyanya dengan rasa segan.
“Bisa! Selesaikan sarapanmu dulu” jawab Alessandro
“Apa kamu ada kerabat di Mastella?” tanya ibunya Alessandro
“Tidak Bu, disana saya akan menyewa sebuah apartemen” jawab Baltasar
“Kenapa tidak tinggal disini aja, lagi pula kaliankan satu University?” ajak ibunya lagi dengan tutur yang manis
“Gracias de antemano señora, tapi lebih nyaman jika aku tinggal di apartemen?” jawab Baltasar menolak ajakkan ibunya
Hari sudah menjelang siang, mereka bersiap untuk mencari apartemen. Dalam perjalanan, Baltasar menikmati pesona kota, Valencia adalah kota sangat padat dan ramai, kotanya sangat indah, banyak gedung-gedung besar dan monumen-monumen sinimatik, pemandangan kota yang sangat memanjakan mata. Akhirnya mereka sampai di daerah Mastella dan menyewa sebuah apartemen disana.
“Terimakasih telah mengantarku, maaf sebelumnya sudah merepotkanmu!” Ucap Baltasar
“Kembali kasih, semoga kamu suka dengan tempat tinggal barumu, besok kita aku jumpa di kampus”. tuturnya dengan senyum
"Apa kamu tidak mau singgah dulu?" tanya Baltasar
"Tidak, aku agak sedikit sibuk hari ini, lain waktu aku akan datang kemari"
"Baiklah!"
Alessandro pun bergegas pergi dari sana. Pertemuan mereka memang tidak terduga, tapi sangat berkesan bagi Baltasar, masih ada orang baik didunia ini, membantu tanpa mengenal asal-usulnya, “Suatu saat aku akan membalas jasanya!” ujarnya. Baltasar segera berberes-beres merapikan bajunya dari dalam koper, membersihkan kamar, dan mencari makan siang. Besok adalah hari pertamanya masuk kampus, hari pertama untuk menempuh masa depannya. Waktu berlalu dengan cepat, hari pun mulai sore, sebenarnya ia ingin keluar dan melihat lebih banyak lagi seluruh keindahan kota Valencia, tapi dia tidak memiliki kendaraan, lagi pula jika dia pergi nanti tidak tau jalan pulang. Malam ini dia lalui dengan membaca sebuah buku yang ditemani secangkir teh hangat, rintiknya hujan yang membuat suasana menjadi sejuk.
.........
Keesokan harinya Baltasar bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, sesampainya disana dia melihat begitu banyak mahasiswa, ia senang menjadi salah satu dari mereka, didalam ruangan dia hanya terdiam karena tidak tau bagaimana cara memulai obrolan dengan teman sekelasnya, beberapa menit kemudian tibalah seorang dosen untuk memberikan selamat kepada mereka sebagai mahasiswa baru. “Selamat pagi semua, selamat untuk kalian semua, karena sudah menjadi bagian dari University ini!” ujar dosen itu dengan senyum.
Pelajaran pertamanya pun selesai, saat dia berjalan pulang tak sengaja seorang perempuan dengan buru-buru menabraknya. “Aduh, sorry tuan, aku tidak sengaja!” ucapnya sambil menguntip buku-bukunya yang terjatuh, “Tidak masalah!” jawab Baltasar dengan manis, cewek itu langsung pergi dari hadapannya, seperti sedang mengejar sesuatu, tapi Baltasar tidak memperdulikannya, sebelum dia pulang, Baltasar mampir disebuah toko es krim, hari yang sangat panas setelah semalam hujan yang deras, dia duduk di halte menunggu bis sambil menikmati es krim, hari yang membosankan baginya, “Andai disini ada Alessandro mungkin aku tidak merasa jenuh, kemana dia ya?” Pikirnya. Akhirnya bis yang ditunggu pun tiba. Baltasar segera pulang ke apartemennya, sesampainya di apartemen dia menghabiskan waktunya dengan membaca buku, menonton film, dan bermain game.
.........
Dua minggu telah berlalu semenjak terakhir kali Alessandro mengantarkan Baltasar ke Mastella, “Dia tidak pernah kesini lagi, apa dia sibuk ya? Seharusnya aku yang mengunjunginya, mungkin aku bisa mengajaknya minum teh sebagai ucapan terimakasihku" ucap Baltasar. Kemudian dia bersiap-siap untuk berkunjung ke kediaman Alessandro, sesampainya disana, rumahnya begitu sepi tidak ada orang disana, hampir dua puluh lima menit dia memanggilnya tidak ada sahutan dari dalam rumah itu, tak berselang waktu lama, Emilia datang entah dari mana. “Emilia, kakakmu kemana?” tanyanya. “Rumah sakit Candela” jawab Emilia tersedu-sedu. “Kenapa, siapa yang sakit?” tanya Baltasar lagi dengan cemas. “Sehabis kakakku mengantarmu ke Mastella, dia mengalami kecelakaan dan sekarang, dia tidak bisa berjalan lagi” ucap Emilia sambil menangis.
Baltasar begitu kaget mendengar kabar ini, dia langsung bergegas menuju ke rumah sakit yang Emilia maksud, sesampainya di rumah sakit, Baltasar merasa sangat bersalah dengan insiden ini, “Mungkin ini tidak terjadi jika aku tidak meminta dia untuk mengantarkanku ke Mastella” ujarnya dengan menyalahkan dirinya, dia tidak sanggup untuk memikirkan keadaan Alessandro, "Sus! Pasien atas nama Alessandro di kamar nomor berapa ya?" tanya Baltasar
"Sebentar saya periksa dulu!! Mmmm atas nama Alessandro Consuella ya?" tanya Suster itu balik
"Hmmm iya-iya" Baltasar agak ragu dengan nama lengkap Alessandro.
"Kamar nomor 223 di lantai 2"
"Terimakasih Sus!"
Dengan langkah kaki yang berat Baltasar terus berjalan menuju kamar Alessandro dirawat, saat dia masuk ke kamar Alessandro, ibunya sedang menyuapinya buah-buahan. Disana juga ada dua temannya Alessandro yang sedang menjenguknya.
“Eh Baltasar, masuk nak! Ibu keluar sebentar ya” ucap ibunya dengan buru-buru.
Jawabnya dengan menganggukkan kepala
“Alesso, kami pamit dulu ya, lain waktu kami akan berkunjung kembali, semoga kau bisa berlari dengan membawa bola basket lagi!” ujar temannya dengan penuh harap akan kesembuhannya.
“Itu pasti, apa yang bisa kalian lakukan tanpaku didalam permainan itu” ujar Alessandro dengan nada mengejek.
"Mwhahahaha! Okelah teman" Mereka pun pamit dari sana
Alessandro tidak menghiraukan kedatangan Baltasar. Baltasar merasa sangat bersalah, dia berfikir Alessandro marah dengannya, apalagi beberapa hari belakangan ini dia tidak menjenguknya, dia terus berjalan dengan langkah yang kecil menghampiri Alessandro sambil meletakkan keranjang buah di atas meja.
“Alessandro, maaf untuk hal ini, ini terjadi karena kesalahanku, jika aku tidak memintamu waktu itu untuk mengantarku ke Mastella, mungkin ini tidak akan terjadi padamu” ucapnya dengan rasa penyesalan
“Aku tidak menyalahkanmu, semua yang terjadi itu memang takdirku!” jawabnya dengan senyum
“Tapi aku benar-benar merasa bersalah, apapun ceritanya ini juga tanggung jawabku” ucap Baltasar dengan penuh penyesalan
“Sudahlah!!, Bagaimana dengan tempat tinggal barumu, tempatnya nyaman?” tanya Alessandro mengalihkan pembicaraan
“Sangat nyaman, tapi juga sangat membosankan?” ujar Baltasar sambil menggelengkan kepala
“Hmm, kalau begitu kamu tinggal di rumahku saja, dengan keadaanku begini, aku juga merasa bosan” ajak Alessandro
“Tidak usah, aku hanya merepotkan keluargamu saja nanti, aku akan berkunjung setiap hari ke rumahmu biar kamu tidak merasa bosan, itupun jika kamu izinin?” ucap Baltasar dengan sedikit mengejek
“Mungkin aku yang merepotkanmu, dengan keadaanku yang begini, makanya kamu tidak mau tinggal bersamaku kan?” tanya Alessandro dengan nada bercanda tapi serius.
Baltasar hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala, “Bisa-bisanya dia berpikiran seperti itu” ujarnya dalam hati.
“Kalau bukan seperti itu maka jangan menolak ajakanku” ucap Alessandro, Baltasar menjawabnya dengan senyum, “Mungkin aku bisa merawatnya disana, sebagai bentuk tanggung jawabku atas insiden yang menimpanya” ujar Baltasar dalam hati
Dua hari kemudian, Alessandro sudah di izinin untuk dibawa pulang, dan sekarang Baltasar memutuskan untuk tinggal dikediaman Alessandro, dia tidak ingin merepotkan keluarga ini, dengan adanya Baltasar sedikit menghilangkan beban dari ibunya, dengan merawat Alessandro, membersihkan rumahnya, mencuci piring, dan apa saja yang bisa dia lakukan akan dia lakukan.
.........
Saat makan malam pun tiba, Baltasar mengangkat Alessandro ke kursi roda, mengganti perban pembalut kakinya, dan mengantarnya ke meja makan untuk makan malam bersama keluarganya, dia tidak mau Alessandro hanya makan sendirian dikamar dan hilang kebersamaannya dengan ibu dan adiknya. Setelah Baltasar mengantarkan Alessandro ke meja makan, ia segera pergi dari sana.
“Mau kemana Baltasar?” tanya ibunya dengan nada rendah
“Ke kamar Bu, mau mengerjakan tugas kampus dulu?” jawabnya memberi alasan
“Kita makan malam dulu Baltasar, kau bukan hanya perawatku, anggap saja ini keluargamu sendiri!” ucap Alessandro dengan tegas
Baltasar menuju ke meja makan dan ikut makan bersama mereka. Emilia menatap Baltasar dengan tatapan sinisnya, kemudian Emilia bertanya kepadanya dengan nada kesal, “Berapa lama kau akan tinggal disini?”. Baltasar pun bingung mau menjawab apa?
“Dia akan tinggal sampai dia lulus dari university” jawab Alessandro memotong pembicaraan,
“Merepotkan!” ucap Emilia dengan kesal,
“Emilia!!” tegur ibunya dengan marah.
Baltasar tidak tahu harus bersikap bagaimana, “Makasih ya Bu makan malamnya, aku sudah kenyang!” ucap Baltasar dengan nada rendah dan dia pun bergegas pergi dari sana,
“Kenapa denganmu Emilia?” tanya ibunya dengan lembut
“Dia yang menyebabkan Alessandro seperti ini Mam, masih saja dia berani kesini dan sekarang malah tinggal disini” ujar Emilia dengan emosi,
“Aku yang memintanya tinggal disini, lagi pula beberapa hari ini dia tidak merepotkan kita sama sekali” ujar Alessandro menenangkan Emilia
Tak lama kemudian Alessandro pun menghampiri Baltasar dengan kusir rodanya.
“Alessandro, kenapa kau kesini, sudah selesai makan malamnya, sini aku antar kamu ke kamar?” ucap Baltasar
“Tidak usah, kamu tersinggung dengan perkataan Emilia tadi, aku minta maaf ya?” ujar Alessandro
“Enggak, aku tidak tersinggung, aku hanya merasa tidak enak saja, Emilia benar, aku merepotkan keluarga kalian dengan kehadiranku disini”. ujar Baltasar sambil tersenyum
“Kau tidak merepotkan, lagi pula aku senang kau merawatku, Emilia sibuk dengan kuliahnya dan ibuku juga sibuk dengan pekerjaannya, dia yang menjadi tulang punggung di keluarga kami” ujar Alessandro dengan raut wajah yang sedih.
Kemudian Baltasar bertanya “Bagaimana kamu mempercayai orang asing? Kau belum mengenalku begitu lama”
“Aku hanya bersikap baik ke semua orang, aku punya banyak temen, tapi tidak ada dari mereka satupun yang berada disisiku saat aku seperti ini, tapi kau sempat-sempatnya menjengukku bukankah kau juga belum mengenalku dan bahkan bersedia tinggal disini untuk menemaniku” jawab Alessandro dengan senyumnya.
“Baiklah!! Kalau begitu sekarang aku akan menjadi temanmu dan perawatmu, setidaknya aku tidak hanya tinggal gratis disini kan?” ucap Baltasar dengan nada mengejek, Alessandro tersenyum dan berkata “Iya”.
Setelah obrolan yang begitu panjang, mereka pun memutuskan untuk tidur, Baltasar mengantarnya ke kamar, sebelum tidur Baltasar menyikat giginya, dan mengganti bajunya, sekarang Baltasar akan melakukan tugasnya sebagai seorang perawat lebih serius lagi.
.........
Ditengah malam yang hening Baltasar terbangun dari tidurnya, dia bermimpi buruk tentang ibunya, kemudian dia beranjak ke dapur untuk mengambil segelas air putih, saat hendak mengambil minum Baltasar melihat pintu rumah yang terbuka, "Kenapa pintu itu terbuka?" dia menghampirinya untuk menutup pintu itu , tiba-tiba dia melihat ibunya Alessandro yang ditampar oleh seorang pria, Baltasar kebingungan harus melakukan apa? Dia mendengar obrolan ibu Alessandro dengan pria itu.
“Dia putraku, kau urus saja wanitamu itu?” ucap ibu Alessandro dengan marah.
“Aku sudah memberimu kesempatan untuk merawatnya dan sekarang apa yang terjadi, bahkan kau tidak mengabariku saat putraku dirumah sakit” jawab pria itu dengan tegas.
Baltasar sangat bingung dengan ucapan pria itu, "Maksudnya apa?", terus dia bergegas ke kamar dan memikirkan tentang hal yang terjadi barusan, “Apakah pria itu ayahnya Alessandro?, apa yang terjadi sama orang tuanya Alessandro” tanyanya dalam hati. Dia pun pergi tidur untuk melupakan kejadian barusan.
.........
Mentari menyambut pagi dengan hangat, Baltasar segera menuju ke kamarnya Alessandro, memandikannya, menganti pakaiannya dan menyiapkan sarapan untuk semuanya. Hari yang sibuk bagi seorang perawat, Baltasar sangat jarang melihat ibunya Alessandro sarapan bersama mereka akhir-akhir ini, ibu Alessandro adalah seorang wanita yang sibuk, hanya sedikit waktu yang bisa dia luangkan untuk anak-anaknya, walaupun begitu dia adalah seorang ibu yang kuat, dan dia masih sempat mengurus pekerjaan rumah, dia tidak pernah membuat anak-anaknya kehilangan sesosok ibu. Selesai dari sarapan, Baltasar menghampiri Emilia yang sedang membaca majalah di balkon rumah
“Emilia!” Sapa Baltasar dengan senyum
“Iya!, kenapa?” jawab Emilia dengan nada kesal
“Semalam ada seorang pria datang ke rumah, dia bertengkar dengan ibumu membahas soal Alessandro?” ucap Baltasar dengan cemas
“Jangan ikut campur urusan orang Balt! Apa kamu tidak tidur semalam, berkeliaran untuk memata-matai rumah ini!!?” jawab Emilia dengan nada tinggi dan dia langsung meninggalkan Baltasar disitu.
Baltasar mengerti, kenapa Emilia marah dengannya, karena dia Alessandro lumpuh, “Emilia tidak akan pernah memaafkanku” ujarnya dengan sedih. Pikirannya sangat kacau, kemudian dia menenangkan pikiran dengan menikmati secangkir teh, saat hendak ingin membuat teh ke dapur Baltasar melihat Emilia menerima surat dari seorang kurir, dia tidak menghiraukannya dan dia segera menuju ke dapur untuk membuat teh, tiba-tiba Alessandro datang menghampirinya.
“Balt!” sapa Alessandro
“Iya! Apa kamu juga mau teh” ujar Baltasar sambil mengangkat tehnya
“Tidak, aku mau kamu ikut dengan kami besok” ajak alessandro
“Kemana?” tanyanya dengan bingung
“Pengadilan!!” jawab alessandro
Baltasar terdiam dan bingung,
“Ayahku mengajukan hak asuh kami ke pengadilan?” ujar Alessandro lagi dengan sedih sambil menunjukkan surat dari panggilan dari pengadilan.
.........
Keesokan harinya semuanya bersiap-siap ke pengadilan, “Balt! Jika sudah siap langsung segera turun ya, kita hampir terlambat” ujar ibunya alessandro. Hari yang sangat menegangkan, setelah Alessandro berbicara dengan Baltasar kemarin tentang pengajuan hak asuh oleh ayahnya, dia tidak pernah berbicara lagi, dia jadi sangat pendiam dan murung, Baltasar terus menghiburnya dengan membuat lelucon tapi tidak ada respon darinya, hal itu membuatnya sedih.
.........
Didalam ruang sidang, suasana sangat mencekam, Baltasar terus menatap wajah Alessandro yang begitu takut dengan keputusan dewan hakim, ini bukan hanya sebuah keputusan hak asuh anak, tapi ini adalah sebuah keputusan tentang kehidupan Alessandro.
“Yang Mulia, sudah banyak yang menulis dan berbicara tentang kasus ini, tapi menurut saya akan lebih baik jika sang anak sendiri yang memutuskan tentang hal itu. mereka berada di pengadilan hari ini untuk menyajikan kasus, saya tambahkan disini bahwa! Selama 12 tahun ini hanya ibunya yang merawat mereka, Yang Mulia sebelum dilanjutkan acara pemeriksaan saya mohon Anda untuk mendengarkan tuan Alessandro, ia perlu untuk didengar yang mulia, agar kami memahami persis bagaimana perasaannya”. ucap pengacara pihak ibunya Alessandro.
“Saya keberatan yang mulia, Nyonya Sofia (ibunya Alessandro) sudah diwakili oleh pengacaranya, tak perlu bagi putranya untuk berbicara”. jawab pengacara pihak ayahnya Alessandro.
“Tapi apa salahnya jika bicara yang mulia?” tanya pengacara pihak ibunya lagi dengan kesal
“Semua drama emosional sama sekali tidak perlu yang mulia, menurut saya adalah ini adalah kasus yang khusus, Yang Mulia! Dalam hal ini kami membutuhkan persiapan besar, saya butuh lebih banyak waktu untuk mempelajarinya” ucap pengacara pihak ayahnya lagi
“Kerena jaksa memohon lebih banyak waktu akan dikabulkan, bagaimana pun masalah ini tercantum dalam prioritas, pengadilan akan memberitahu Anda tanggal berikutnya! terima kasih” ujar hakim dengan tegas
Perdebatan yang tidak berujung ini membuat Alessandro begitu terpuruk dalam kesedihan, tanpa ragu dan takut Baltasar berdiri "Yang Mulia, saya minta maaf berbicara tidak pada tempatnya, tapi Yang Mulia, mengapa acara pemeriksaan tidak dilakukan hari ini? Jaksa mungkin perlu waktu banyak untuk mempersiapkan, tapi tuan Alessandro tidak, setidaknya pengadilan ini mendengarkannya” ucap Baltasar dengan tegas
“Mohon silakan duduk tuan”. ucap hakim dengan santai
“Maaf Yang Mulia, saya tidak bisa lakukan itu, saya rasa orang-orang yang hadir disini seharusnya berdiri memprotes ketidak-adilan pada tuan Alessandro, dia sudah lama hidup bersama ibunya, dan dia berhak memilih untuk tinggal dengan siapa? Apakah pengadilan tak punya waktu dua menit untuk mendengarkan dia, apakah perlu 12 tahun lagi untuk didengar?” tanya Baltasar lagi dengan kesal
Ibu Sofia sangat kagum melihat Baltasar membela anaknya didepan pengadilan, ibu sofia tersenyum bangga melihat keberanian anak itu.
“Jika Anda tidak hentikan ini segera, pengadilan ini akan langsung membatalkan permohonan Nyonya Sofia, ini tindakan penghinaan pengadilan, apa Anda mengerti? Mohon kembali ke tempat duduk Anda” ucap hakim dengan agak sedikit emosi. Dengan suara kecil Alessandro berkata kepada Baltasar sambil tersenyum “Bravo!!”.
“Pengadilan akan memberitahu tanggal berikutnya sidang ditutup” ujar sang hakim.
Sidang pun berakhir dengan keputusan masih belum pasti, hari yang sangat melelahkan, saat mereka keluar dari gedung pengadilan tiba-tiba ada seorang pria menghampiri mereka.
“Alesso!” sapa orang itu,
“Iyaa, eh kamu disini juga Ndres?” tanya Alessandro
“Iyaa aku menghadiri acara sidangmu tadi, luar biasa kamu sobat! Berani melawan sang hakim”. ujar Andres sambil melihat ke arah Baltasar.
“Oh iya perkenalkan, ini Baltasar, dia temanku sekaligus perawatku” ucap Alessandro dengan nada mengejek.
“Baltasar! Perkenalkan ini Andres teman club basketku” ujarnya lagi.
“Salam kenal” sapa Baltasar
“Eh Alesso, kita jalan-jalan yok hari ini, kemana saja! Kita refreshing, aku ada bawa mobil” ajak Andres dengan penuh semangat
“Aku tanya perawatku dulu, gimana tuan! Apa bisa kita jalan-jalan hari ini sebelum pulang ke rumah yang membosankan itu” ucap Alessandro dengan nada mengejek.
Baltasar hanya tersenyum, walaupun Alessandro dalam keadaan tidak karuan, dia masih bisa bercanda, Baltasar terus bergegas meminta izin kepada ibunya Alessandro untuk membawa Alessandro jalan-jalan. “Bu! Bolehkah kami pergi jalan-jalan sebentar, kami pergi bersama Andres?” tanyanya, “Iya Boleh!, hati-hati yaa dijalan” ucap ibu Sofia. Baltasar menganggukkan kepalanya
Mereka pun pergi keliling kota, menikmati es krim sambil bercanda bersama, tidak butuh waktu lama Baltasar dan Andres menjadi akrab, seharian itu mereka bertiga menikmati indahnya kota Valencia. Selesai dari makan es krim mereka pergi ke pantai untuk melihat keindahan senja, langit yang memerah dengan pantulan sinar ke permukaan air laut membuat sang senja terpesona. Disana Baltasar melihat Alessandro sendirian di atas kursi roda memandangi matahari yang terbenam sambil menangis, Baltasar membiarkannya menangis sepuasnya, agar beban yang dia pikul ikut tenggelam bersama dengan sang ombak.
“Balt! Kenapa dengan Alesso?” tanya Andres dengan cemas
“Biarkan dia sendirian dulu, biarkan dia melepaskan kemarahannya” ujar Baltasar
“Marah?” ucap andres dengan bingung
“Hmm, marah dengan takdir yang dia jalanin” ujar Baltasar lagi dengan nada yang sendu
.........
Senja telah berlalu, langit mulai dihiasi dengan butiran bintang dan sang rembulan, dalam perjalanan mereka menikmati indahnya pesona malam.
“Kalian tau jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa ialah 365,25 hari” ujar Baltasar untuk memulai obrolan
“Cepat sekali waktu tempuhnya?” tanya Andres
“Iyaa! didunia ini hanya cahaya yang memiliki massa yang paling kecil, itulah yang menyebabakan cahaya lebih cepat” ujar Baltasar
“Begitukah! baru kali ini aku mengetahuinya” ucap Andres
“Emangnya kau tau apa selain basket?” ucap Alessandro dengan senyum
“Yaa, iyaa.. setidaknya aku tau kalau kamu menyukai nona Laura” ujar Andres dengan senyum
“Andres!!” tegur Alessandro untuk diam
Baltasar hanya bisa tersenyum melihat mereka berdua, ”Ternyata Alessandro menyukai Laura” ujarnya dalam hati. ”Aku penasaran sama yang namanya Laura”
“Bagaimana sebelum kita pulang kita menikmati secangkir teh” ajak Baltasar dengan semangat
“Aku tau restoran yang menyediakan teh terenak di seluruh kota Valencia!” ujar Andres
Restoran Pelegri adalah salah satu restoran terenak di Valencia, malam yang nikmat untuk menikmati hidangan makan malam. Mereka pun segera menuju ke Restoran Pelegri.
“Mengapa kita disini baltasar?” tanya Alessandro
“Agar kita bisa sedikit bersenang-senang, ini bukan hari yang mudah buat kita, tapi kita tidak perlu kasihani diri sendiri. Sudah beberapa hari ini kau tidak menikmati hidupmu lagi, jadi sebuah hiburan malam ini adalah ide yang baik” ujar Baltasar dengan penuh ceria
“Tak bisa pungkiri tapi dia tampaknya sangat terhibur” ujar Alessandro mengejek Baltasar
“Selamat malam tuan-tuan, selamat datang di Restoran kami, apa yang bisa aku ambil untuk Anda?” ucap pelayan Restoran
“Dua gelas teh untuk kami, segelas susu dan roti batangan untuk tuan Alessandro” ujar Baltasar
“Segera tuan!” ujar sang pelayan
“Ahh, maksudmu bersenang senang untuk kau, dan batangan roti untuk ku! Ya itu lah hiburan! Gaya ala baltasar” ujar Alessandro mengejeknya lagi sambil tersenyum kepada Andres
“Ayolah Alesso!” ucap Andres
“Tak apa-apa Andres, hari tampaknya tidak lengkap tanpa ejekan pedas!” ujar Baltasar
Tiba-tiba “Hadirin ! Kita kedatangan tamu istimewa malam ini, kebanggaan dan idola kita semua, tuan Fargo!! Lagu ini didedikasikan untuknya, dari pacarnya, nona Cecilia Muaaach” sapa wanita penyanyi Restoran
Alunan lagu pun dinyanyikan, lagunya sangat romantis dan penyanyinya juga sangat cantik, dia bernyanyi sambil menari dengan anggun, mereka menikmati lagu yang dibawakan itu. Baltasar ikut terpesona dengan lagu yang di alunkan, dia mengalir seperti air, dia melepaskan semua kelelahannya dengan menari, Andres bingung dengan tingkah Baltasar. Baltasar bangun sambil menari dan menuju ke arah panggung dan menari bersama penyanyinya. Semua orang melihatnya, dia tidak peduli dengan siapapun, Baltasar terus menari hingga semua orang yang ada di Restoran itu ikut menari bersamanya, Baltasar mencairkan suasana yang monoton itu, semua yang dia lakukan ini hanya untuk menghibur sahabatnya, Alessandro!. Baltasar melihat Alessandro tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyolnya, “Bravo Baltasar bravo!!” teriak Alessandro, dia tersenyum lebar melihat Baltasar, Alessandro tidak pernah melihatnya seperti ini. “You are the alstroemeria flower of Almeria” ucap Alessandro dalam hatinya.
...***...
Bagaimanakah cerita selanjutnya! Apakah kasus hak asuh dimenangkan oleh nyonya Sofia (ibunya Alessandro)??
Next eps selanjutnya!!
Disore hari yang cerah, Alessandro sedang menikmati secangkir kopi dengan kacang bersama Andres dihalaman rumah.
"Dres, besok lusa hari ulang tahunnya Laura kan?" tanya Alessandro dengan semangat
"Iyaa! Dia membuat sebuah party yang sangat mewah" jawab Andres sambil mengunyah kacang
"Apakah dia mengundangmu?" tanya Alessandro penasaran
Andres menganggukkan kepalanya, raut cemburu pun mulai terlihat di wajah Alessandro.
"Ayolah! Jangan pasang wajah seperti itu, dia juga mengundangmu, dia memberi tiga undangan padaku" ujar Andres
"Hah? Benarkah" tanya Alessandro dengan nada sedikit cuek untuk menutupi kesenangannya
"Tapi kenapa udangannya tiga??" tanyanya lagi
"Aku minta satu lagi untuk Baltasar, siapa tau dia akan menari lagi di pestanya Laura, Huaahahaha. Uhuk uhuk uhuk" ujar Andres mengejek Baltasar.
Obrolan yang menyenangkan, tapi mereka harus bersiap siap untuk menyambut pestanya Laura, mereka harus segera mempersiapkan kado untuk Laura dan pergi ke mall untuk belanja pakaian yang bagus, agar bisa menghadiri pesta dengan elegan.
"Baltasar! Where are you?" teriak Andres dengan keras
"Bisa pelankan suaramu, kenapa kau memanggilku sambil berteriak" jawab Baltasar dengan kesal
"Sorry!! Ayo siap siap kita akan pergi sekarang" ajak Andres
"Kemana?" tanya Baltasar heran
"Siap siap aja dulu, siapin Alessandro juga, kita akan pergi sekarang" ajak Andres dengan semangat.
"Iya iyaa.. " jawab Baltasar dengan kesal dan segera pergi dari sana dan mempersiapkan Alessandro dengan segera.
"Baltasar!! Cepattt jangan membuatku menunggu lama", teriak Andres dari ruang tamu.
"Hmmm..lihat sahabatmu itu, tidak ada sabarnya sedikitpun, emangnya kita mau kemana?" ujar Baltasar dengan kesal
"Kita akan pergi ke mall" ujar Alessandro dengan senyum
"Mall, untuk apa??" tanya Baltasar heran
"Kita akan mencari pakaian, untuk acara party temenku" jawab Alessandro dengan santai
"Hmm bukankah pakaianmu sangat banyak!" ujar Baltasar memberitahu
"Iyaa tau, aku perlu pakaian yang elegan, kamu juga harus mencari pakaian yang cocok untukmu" ujar Alessandro
"Aku? Tidak usah, untukmu saja" Baltasar menolak
"Kau akan pergi ke party temenku kan" tanya Alessandro
"Sepertinya tidak! Aku masih banyak pekerjaan" Baltasar menolak ajakan Alessandro dengan sopan
"Sudahlah! Temenku juga mengundangmu, lagi pula apa pekerjaanmu selain merawatku" ujar Alessandro dengan mengejek
"Maaf ya tuan Alessandro! Aku bukan hanya perawatmu tapi aku juga seorang mahasiswa" jawab Baltasar dengan sedikit kesal.
Alessandro terdiam mendengar ucapan Baltasar, "Sudahlah kamu lanjut saja dengan tugasmu, tinggalkan aku sendiri" ujar Alessandro.
"Kalian sudah siap?" tiba-tiba tanya Andres menyela pembicaraan mereka, suasana menjadi tegang
"Hey!! Kenapa dengan kalian?" tanya Andres lagi
"Andres! Tolong bawa aku pergi dari sini" ujar Alessandro
Andress dan Alesandro pun pergi meninggalkan Baltasar disana dan menuju ke halaman rumah.
"Kenapa, apa kau baik-baik saja?" tanya Andres
"Sepertinya aku tidak akan pergi ke pestanya Laura" ujar Alesandro dengan kecewa
"Kenapa?" tanya Andres dengan bingung
"Percuma saja! Baltasar tidak akan ikut" ujar Alessandro
Andres pun kebingungan dengan tingkah Baltasar, Andres mengantar Alessandro ke kamarnya lagi dan berpamitan untuk pulang, "Alesso! Aku pamit dulu ya, malam nanti aku kesini lagi" ujar Andres. Alessandro segera mengunci pintu kamarnya dan dia memikirkan ucapan Baltasar tadi, "aku hanya memikirkan diriku sendiri, aku tidak pernah memikirkan kesibukannya" ujar Alessandro.
.......................
Cahaya kilat menyambar menyinari gelapnya malam, dengan lebatnya hujan membuat sebagian kota Valencia mengalami masalah arus listrik, sehingga lampu dipadamkan untuk sementara.
"Dimana cemprong dirumah ini?" ujar Baltasar sambil mengobrak-abrik lemari dapur
"Hmmm disini kau rupanya!" sambil menyalakan api. Kemudian Baltasar segera menuju ke kamar Alessandro, memanggilnya untuk makan malam.
"Alesso, waktunya makan malam!" ujar Baltasar sambil membuka pintu kamarnya
"Alesso, kenapa pintu kamarnya terkunci?" tanya Baltasar dengan heran, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamarnya
"Alesso kamu mendengarku! Apa kamu baik-baik saja.. Alesso!!" teriak Baltasar
Baltasar pun sangat panik memikirkan keadaan Alessandro, dia terus memanggil Alessandro tapi tetap saja tidak ada sahutan dari kamar itu. Tiba-tiba "Tok tok tok" suara ketukan pintu rumah dari luar, "Siapa tanya Baltasar", "Tok tok tok tok" ketukan pintu terdengar lagi, "Iya sebentar" Baltasar segera turun dan membukakan pintu.
"Selamat malam tuan!" sapa andres
"Kamu dres, silahkan masuk" ujar Baltasar
"Dimana Alesso" tanya Andres sambil melihat ke semua ruang
"Dia dikamar, dari tadi aku mengetuk pintu kamarnya tidak ada jawaban, padahal dia belum makan apapun dari tadi" ujar Baltasar dengan cemas, mereka segera bergegas ke kamar Alessandro.
"Alesso,,Alesso!! Ini aku Andres, tolong bukakan pintunya! Aku hitung sampai tiga ya! Jika kamu tidak membukanya, maka akan ku dobrak pintu ini. Satu! dua! tiga!!" teriak Andres
"Droakkk!!" Pintu pun di dobrak Andres dengan kuat, terlihat disana Alesandro hanya terduduk diam di kursi rodanya sambil melihat hambaran kilat lewat jendela kamar, Baltasar pun bertanya "Kamu kenapa!? Apa kamu baik-baik saja?" ujar Baltasar, Alesandro hanya terdiam menatap kearah jendela.
"Jika aku membuatmu tersinggung tadi sore aku minta maaf! Jangan sampai kamu tidak mau makan, tugasku merawatmu disini, ibumu mempercayaimu padaku" ujar Baltasar dengan nada rendah, tetap Alessandro tidak mau merespon.
Baltasar menghampiri Andres, "Sebenarnya dia kenapa?" tanya Baltasar dengan wajah serius
"Mungkin karena kamu tidak mau ikut ke pesta ulang tahunnya Laura?" ujar Andres
"Pesta ulang tahunnya Laura! Laura perempuan yang disukai oleh Alessandro itu?" tanya Baltasar dengan suara pelan
"Hem em" mengangguk Andres
"Jadi itu masalahnya! Laura?" ujar Baltasar dengan senyum. Baltasar pun kembali datang ke kamar Alessandro dan membujuknya lagi.
"Yakin kamu tidak mau makan?" ujar Baltasar, Alessandro tetap tidak mau menjawab.
"Ya sudah, aku pikir jika kamu makan mungkin aku akan ikut ke pesta temenmu itu, dan mencarikanmu pakaian yang super elegan" ucap Baltasar sambil pergi meninggalkan Alessandro
"Aku makan dikamar saja" jawab Alessandro dengan sedikit kesal.
"Hmmm baiklah, akan ku ambil makananmu" ujar Baltasar "Kenak juga kau kan" ujarnya lagi didalam hati.
...................
Gelapnya malam mereka habiskan dengan membuat lelucon dan bermain musik, Alessandro adalah orang yang sangat berbakat dalam memainkan gitar, banyak karya lagu yang dia ciptakan, salah satunya ialah Roxane, sebuah lagu yang menceritakan kisah cinta yang terpendam, cinta yang tidak bisa diutarakan, cinta yang hanya bisa dimengerti oleh tatapan mata.
"Wow bravo Alesso, aku baru tau kau sangat berbakat dibidang musik" ujar Andres memuji
"Iya aku belajar dari ayahku" jawab Alessandro dengan sedih
"Ya sudah, besok kita akan pergi untuk berbelanja keperluan kita? Sekarang kita tidur" ucap Baltasar mengalihkan pembicaraan.
....................
Ding dong, Ding dong suara jam dinding ding-dong bandul menunjukkan jam 12:00 pm. Baltasar pun terbangun mendengar suara jam bandul itu, "Kenapa aku terasa pegal sekali ya?" ujar Baltasar. "Ay dios mío, udah jam 12:00, aku kesiangan" bergegas Baltasar menyiapkan makan siang. Kemudian dia menuju ke kamar Alessandro untuk membangunkannya.
"Alesso, bangun kita hampir terlambat untuk berbelanja, sekarang sudah siang" ujar Baltasar sambil membuka gorden jendela.
Kemudian dia menuju ke kamarnya Andres menginap, "Andres bangun hari sudah siang! Segera kamu bersih-bersih, terus turun untuk makan siang kita akan terlambat untuk berbelanja, malam ini kan acara pestanya" ujar Baltasar sambil membangunkan Andres
"Hmm iyaa, astaga! Sekarang jam dua belas" ujar Andres dengan kaget melihat jam tangannya.
"Makanya cepat bergerak" ujar Baltasar sambil membuka gorden jendela
Kemudian Baltasar segera ke kamar Alessandro lagi untuk memandikannya, dan menyiapkannya, setelah semua selesai, baru dia membersihkan dirinya sendiri, kemudian mereka menuju ke meja makan, untuk menyantap makan siang.
"Apa ini!!?" tanya Andres kebingungan dengan menu makan siangnya.
"Ini pasta! Apa kamu lupa dengan nama makanan ini" ujar Baltasar dengan sedikit kesal
"Makan siang kita hanya pasta?" tanya Andres dengan mengeluh
"Itu yang sempat ku buat! Makanlah jangan banyak mengeluh" ujar Baltasar dengan kesal.
"Uekkk" Andres memuntahkan makanannya
"Rasanya sangat asin! Ini garam semua" ujar Andres dengan mengejek
"Hahahahahahah" Alessandro menertawakan Andres.
"Pasta ku enak enak aja kok" kata Alessandro.
"Ah sudahlah! Ayok kita keluar, kita makan siang diluar saja" ujar Andres.
"Tapi..." bantah Baltasar
"Ayolah!!" ujar Andres dengan nada kesal
Akhirnya mereka bertiga pergi berbelanja sekalian makan siang diluar, sesampainya di mall mereka berfoto-foto dengan mencoba segala pakaian yang ada disana.
"Itu tidak bagus untukmu Alesso! coba liat kemeja ini, wow! Ini cocok buatmu" ujar Andres.
"Baju apa ini! Perempuan gak bakal suka melihat baju yang terlalu mencolok seperti itu!' ujar Baltasar mengejek "Nah ini dia baru elegan", ujar Baltasar lagi sambil mengambil pakaian buat Alessandro
"Gak gak! itu gak bagus warnanya, gak sesuai sama karakter Alesso" ujar Andres lagi.
Alessandro pun bingung dengan pertentangan antara mereka berdua yang tidak ada ujungnya, " Permisi nona! bisa kesini sebentar" Alessandro memanggil seorang perempuan yang lewat didepan mereka.
"Iya kenapa?" tanya nona tersebut dengan kebingungan sambil tersenyum.
"Bisakah kamu menolongku, memilih pakaian untukku agar tampak elegan" ujar Alessandro meminta tolong
"Hmmm, bisa" ujar nona tersebut, nona cantik itu pun memilih pakaian untuk Alessandro, "Menurutku ini sangat elegan dipakai oleh para cowok, akan keliatan lebih cool" ujar nona tersebut, "hee em, gracias senyorita" ujar Alessandro.
................
Malam pesta yang dinanti pun tiba, mereka bersiap-siap pergi ke pestanya Laura. Dalam perjalanan, tiba-tiba ban mobil Andres bocor, sehingga membuat mereka terlambat untuk menghadiri pesta Laura, mereka segera mencari taksi, dan bergegas pergi ke partynya Laura.
"Hey Laura! Maaf kami sedikit terlambat, apakah pestanya sudah berakhir?" ujar Andres sambil tersenyum
"It's okay, silahkan masuk, pestanya baru dimulai" ujar Laura sambil tersenyum.
"Aku kebelet ni, toiletnya disebelah mana?" tanya Andres
"Naik aj ke lantai dua, kemudian belok kiri lalu kekanan jalan terus diujung lorong, disitu ada pintu berwarna coklat" jawab Laura.
Baltasar melihat Laura dengan tatapan yang heran, sepertinya dia pernah berjumpa dengan Laura sebelumnya.
"Maaf sebelumnya,, sepertinya aku pernah melihatmu! Bukannya kamu yang menabrakku dikampus waktu itu" tanya Baltasar dengan raut wajah penasaran
"Ouhh iyaa, aku ingat! Aku benar-benar minta maaf soal itu" ujar Laura sambil menyatukan telapak tangannya
"Bagaimana keadaanmu sekarang Alesso?" tanya Laura kepada Alessandro
"Lebih baik dari sebelumnya!!" jawab Alessandro dengan gugup.
Laura pun mengajak mereka masuk, disana mereka berpesta, sambil menikmati wine.
"Silahkan nikmati pestanya, aku permisi sebentar" ujar Laura sambil tersenyum
Pelayan mengantarkan wine ke semua para tamu, Kemudian Baltasar memanggil pelayan itu untuk menggambil dua gelas wine.
"Berikan aku segelas" ujar Alessandro
"Kau tidak boleh minum wine!" tegur Baltasar kepada Alessandro
"Terus!! Dipesta aku harus minum susu begitu?" ujar Alessandro dengan kesal.
"Ya, temanmu benar kau tidak pantas minum wine dan juga tidak pantas berada di pesta ini!" jawab seorang pria menyela pembicaraan mereka.
"Hmm,, ternyata kamu juga disini Bonito?" tanya Alessandro dengan senyuman sinis
"Kenapa? Apa kau terkejut, seharusnya aku yang terkejut! Bisa-bisanya Laura mengundang pria cacat ke pestanya, merepotkan sekali!" ujar Bonito sambil tertawa
Semua orang menertawakan Alessandro dan ikut mengejeknya. Baltasar yang mendengar ejekan itu tidak tahan dan langsung menghampiri Bonito
"Ternyata kau lebih cacat dari padanya" ujar Baltasar dengan santai
"Siapa kau? Beraninya mengejekku" tanya Bonito dengan suara keras sambil menarik kerah baju Baltasar
"Aku tidak perlu memperkenalkan diriku hanya untuk mengungkapkan bahwa kamu lebih cacat dari temenku ini kan!" ujar Baltasar.
"Apa kau buta! Liat temanmu itu duduk di kursi roda dan aku berdiri tepat dihadapanmu" ujar Bonito dengan raut wajah marah
"Iyaa, kamu benar!! Temanku emang cacat, kakinya lumpuh, tapi tidak separah dirimu, kau bahkan tidak bisa melihat apa yang cacat didirimu! Tenang saja, aku tidak akan membuatmu penasaran, akan ku beritahu, otakmu,, otakmu itu cacat!!" ujar Baltasar dengan kesal sambil menunjuk jari di wajah Bonito.
"Aaaaaaaaaaaggggr!!" teriak Bonito langsung menghajar Baltasar habis-habisan, Baltasar pun juga membalas serangannya, baku hantam pun terjadi diantara mereka, tanpa sadar mereka telah merusak pestanya Laura. Semua orang hanya melihatnya, Alessandro mencoba memisahkan mereka, dia pun ikut terpental dari kursi rodanya, "Andresss!!" teriak Alessandro. Baltasar menonjok wajah Bonito dengan sangat kuat sehingga membuat Bonito terjatuh kelantai.
"Apa apaan kalian! Kalian mengacaukan pestaku, lihat semua kekacauan ini!!" ujar Laura dengan nada tinggi
Semua orang terdiam melihat Laura yang marah, tak lama kemudian datang Andres dari kamar mandi dan melihat pesta sudah berantakan.
"Astaga! Alessandro, kamu kenapa?" Ujar Andres dengan kaget sambil mengangkat Alessandro ke atas kusir rodanya
"Aku menyesal mengundang kalian berdua! Keluar kalian semua" ucap Laura dengan sangat marah
"Maaf! A aku,," ujar Baltasar
"Saharusnya kau tidak perlu datang kesini” ujar Laura memotong pembelaan Baltasar
"Laura, ini semua dia yang mulai" ujar Bonito sambil menunjuk Baltasar
"Kau juga sama! Aku tau siapa kamu Bonito, biang masalah! Sekarang semuanya keluar dari rumahku" teriak Laura dengan kesal.
Dengan rasa penuh kebencian, Bonito menyimpan dendam kepada Alessandro.
...***********...
Akankah Bonito membalas semua penghinaan yang dia terima??
Next eps selanjutnya!!
Laura merasa sangat sedih dan kecewa. Mereka pulang dengan makian dari Laura, malam semakin larut tidak ada satu pun taksi yang lewat, dengan langkah kaki yang kecil, mereka menyusuri jalan. Baltasar mendorong kursi roda Alessandro hingga kelelahan dan memutuskan untuk berhenti sejenak.
"Kita berhenti sebentar, aku sangat lelah" ujar Baltasar
"Kenapa kamu buat ulah disana? Kamu tidak lihat Alesso sampai terjatuh dari kursi roda" tanya Andres dengan kesal melihat Baltasar
"Kamu seperti tidak kenal Bonito saja, dia kan selalu mencari gara-gara denganku" ujar Alessandro
"Emang siapa dia?" tanya Baltasar penasaran
"Saingan kami dalam olahraga basketball" ujar Alessandro dengan senyum sinisnya
"Jadi kenapa kalian bisa jadi berantem??" tanya Andres dengan bingung
"Dia menghinaku karena aku seorang pria yang cacat dan tidak pantas untuk ikut berpesta, saat Baltasar menghinanya balik dia malah menghajarnya" ujar Alessandro dengan kesal
"Dasar!! Sekarang bagaimana, Laura pasti marah besar" ujar Andres
"Iyaa keliatan dari wajahnya, sorry ya Alesso, gara-gara ku, kau tidak bisa menikmati pestanya" ujar Baltasar dengan rasa bersalah
"Iyaa tidak masalah, lagi pula ini bukan salahmu" jawab Alessandro dengan tersenyum
Tiba-tiba datang sebuah mobil menghalangi jalan mereka pulang. Itu adalah Bonito dengan teman temannya, yang ingin membalas dendam atas kejadian tadi di pesta Laura. Bonito dan temannya turun dari mobil dan menghampiri mereka.
"Hey para bajingan" ujar Bonito dengan mengejek
"Masih belum puas dengan tojokkanku" ujar Baltasar..
"Belum! Sekarang giliran kami yang menghabisi kalian" ujar Bonito
"Alessandro, kau jadi sangat pendiam sekarang, dulunya kamu kan sok jagoan bermain basket didepan kami semua" ujar salah satu temennya Bonito
"Apa kamu iri dengan tim kami" ujar Andres dengan tegas
"Iri? Sorry bro, saya tidak pernah iri dengan kalian yang memenangkan permainan dengan cara yang curang, lagi pula semua orang tau kalau aku pemain basket terhebat di University Of Valencia" ujar Bonito dengan bangga
"Oh yaa! Bisakahku uji kemampuanmu?" tanya Baltasar
"Apakah ini sebuah tantangan!" tanya Bonito balik dengan tegas
"Tepat sekali!" ucap Baltasar dengan santai
"Apa yang kamu katakan!" tegur Alessandro melihat Baltasar
Baltasar mengangkat tangannya untuk tidak ikut bicara.
"Baiklah, aku tunggu kalian di lapangan University minggu depan" ujar Bonito sambil menunjuk jarinya ke wajah Baltasar. Kemudian Bonito dan temennya beranjak pergi dari sana
"Apa yang kamu katakan, kau kan tak bisa main basket!" ujar Alessandro.
"Aku bisa belajarkan?" ujar Baltasar dengan semangat
"Belajar dalam waktu satu minggu?" ucap Alessandro dengan mengejek
"Tenang Alesso!!, aku bisa mengajarinya" ujar Andres
"Terserah kalian lah, kau tau kan cara main mereka begitu kasar!" ujar Alessandro
Dalam perjalanan pulang, langkah demi langkah, akhirnya mereka sampai ke tempat dimana mobilnya Andres ditinggalnya tadi, terpaksa mereka membawa pulang mobil itu dengan ban yang bocor.
.....................
Kringgggg. Kringgggg suara alarm pun berbunyi, mereka bersiap-siap untuk ke kampus, sebelum berangkat mereka menikmati sepotong roti dan segelas teh. Sesampainya di kampus seperti biasanya Alessandro menggunakan kedua tangannya untuk menggeser wheel rim agar kursi rodanya bisa berjalan, terkadang dia harus bisa sendiri, saat temannya tidak ada disampingnya. Tiba-tiba seseorang mendorong kursi roda Alessandro.
"Siapa itu? Tolong hentikan" ujar Alessandro dengan panik
"Tenangggg,, kita harus bergegas, ini udah hampir terlambat" ujar Laura
"Ka ka kamu!" ucap Alessandro dengan gugup. "Iyaa" jawab Laura
"Maaf soal pestamu semalam, kami tidak bermaksud" ujar Alessandro dengan gugup
"Sudahlah aku sudah melupakan kejadian itu" jawab Laura memotong pembicaraannya.
............................
Di dalam ruang kelas dosen memberikan materi kuliah seperti biasanya, suasana kelas sangat membosankan.
"Hari ini kita akan mempelajarinya kriteria suatu bangunan, berbicara mengenai kretiria! Vitruvius seorang old master arsitek dalam buku Ten Books of Architecture mengatakan bahwa, ada tiga kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah bangunan, yaitu Firmitas (ketahanan), Utilitas (fungsi) dan Venustas (keindahan). Maka tugas kalian untuk dua bulan kedepan adalah mendesain suatu bangunan berdasarkan kriteria Vitruvius, saya akan membagikan kalian kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari dua orang" ujar dosen memberikan materinya.
............................
Kuliah pun selesai, mereka segera pulang untuk memanjakan tubuhnya. Jam telah menunjukkan angka 3:45 pm, di kediaman Alessandro, Baltasar merebahkan tubuhnya di atas sofa yang empuk.
"Hari yang melelahkan, bagaimana kuliahmu hari ini?" tanya Baltasar.
"Bagus! Aku mendapat tugas dari dosen untuk mendesain bangunan" ujar Alessandro dengan semangat
"Hmmm!! Kerja lagi" ucap Baltasar dengan nada lesu
"Iya sih! sedikit melelahkan, tapi kabar baiknya aku satu kelompok dengan Laura" ujar Alessandro dengan semangat
"Benarkah? Apa dia tidak marah lagi soal pestanya?" tanya Baltasar dengan penasaran
"Enggak!! Dia malah melupakannya" jawab Alessandro dengan santai
"Syukurlah!! Aku takut sekali melihatnya semalam" ucap Baltasar sambil mengelus-elus dada
"Tapi tetap cantikkan?" tanya Alessandro
"Hmmmmm, eh ibumu kapan pulang dari Granada?" tanya Baltasar
"Entah?, katanya hanya beberapa bulan saja" jawab Alessandro
"Kalau Emilia! Kapan dia selesai melakukan penelitiannya?" tanya Baltasar lagi
"Mungkin itu membutuhkan waktu yang agak lama, lagi pula itu adalah tugas dari kampusnya?" Jawab Alessandro dengan raut wajah bingung
.......................
Siang hari yang begitu panas, Baltasar mulai melatih teknik-teknik dasar bermain basket, sesekali Alessandro tertawa melihat Andres kelelahan mengajarkan Baltasar.
"Cara melakukan dribbling itu dengan memantulkan bola ke lantai, secara berulang ulang sambil membawanya!" cakap Andres memberi tahu
"Iyaa,, tapi susah mengendalikan bola ini, kita ganti bola lain saja" jawab Baltasar dengan raut wajah yang letih
"Bukan masalah dibolanya, tapi kamunya! Belajarlah mengendalikan bola, jangan bola yang mengendalikan kamu" ujar Alessandro
"Kalau tidak bisa gak usah dipaksa! Minggu depan gak usah kita pergi" ujar Alessandro lagi sambil mengejek
"Apa? Mereka akan mengecapku sebagai pecundang, aku yang menantang mereka, aku pulak yang gak datang" jawab Baltasar dengan nada kesal
"Itulah kamu, tantangin orang gak mikir dulu" tutur Alessandro meremehkan Baltasar
"Jadi sekarang kamu membela mereka! Kalian tidak perlu mengajariku, aku akan belajar sendiri" ujar Baltasar sambil meninggalkan mereka
"Apa aku salah ngomong?" tanya Alessandro
"Gak tau!" ujar Andres sambil mengangkat kedua bahunya.
Tak tinggal diam! Mereka menyusul Baltasar, Alessandro meminta maaf atas omongannya tadi, sebagai seorang teman seharusnya dia memberikan semangat, bukan malah membuatnya down. Dengan semangat yang tinggi dan kesabaran yang total, Andres mengajari teknik- teknik dasar dalam permainan basket dan Alessandro memberikan penjelasan tentang aturan, larangan serta memberikan penjelasan tentang teori-teori dalam permainan basket untuk dipahami.
.............................
Hari yang dinantikan pun tiba, ini adalah hari dimana kedua pihak tim akan membuktikan kehebatan mereka dalam permainan basket. Pertandingan ini bukan hanya sekedar sebuah tantangan, tetapi hasil pertandingan ini akan menentukan tim terbaik yang mewakili nama University Of Valencia selama 2 tahun kedepan. Dilapangan pertandingan begitu banyak penonton yang menyaksikannya, Laura juga berada dibarisan penonton untuk memberikan dukungannya, Baltasar sangat gugup melihat begitu banyak penonton yang menyaksikan pertandingan mereka. Baltasar mengantarkan Alessandro ke barisan penonton tepatnya disamping Laura dan meminta doa untuknya agar mereka bisa memenangkan pertandingan ini.
"Kau begitu terlihat gugup! Jangan pikirkan para penonton, fokus saja sama pertandinganmu, Andres berjuang bersamamu disana" ujar Alessandro memberi dukungan kepada Baltasar
"Iyaa! Tolong berdoa untukku" ujar Baltasar
"Semoga berhasil!" ucap Alessandro sambil menganggukkan kepalanya
"Semangat, kami dipihakmu" kata Laura menyemangati Baltasar
Pertandingan pun dimulai, tip off dimenangkan oleh tim Bonito dan tim Baltasar bersiap untuk deffense, namun pertahanan tim Bonito dapat ditembus sehingga point pertama diciptakan oleh tim Baltasar. Quarter pertama tim Baltasar sempat unggul jauh dari tim Bonito dengan skor 8 – 2, namun di quarter kedua entah kenapa tim Baltasar tidak sama sekali mencetak point hasilnya tim Bonito mengungguli mereka 12 - 8, di quarter selanjutnya pertahanan tim Bonito sangat kuat dan solid, mereka hanya diberi kesempatan untuk menciptakan 4 point. Tim Bonito mengungguli tim Baltasar dengan skor 19 -12. Di menit awal quarter terakhir, tim Bonito melakukan kesalahan ketika offense dan Andres langsung memanfaatkan kesalahan mereka dengan melakukan serangan balik, bola itu digiring oleh Andres, dia melihat posisi Baltasar yang lebih berpeluang untuk mencetak point, langsung saja dia memberikan bola itu pada Baltasar yang tengah berada dalam posisi kosong diluar garis three point, Alessandro berkata “ easy point lay up!!!” namun Baltasar malah melakukan shot diluar garis three point tersebut jelas Alessandro sangat kesal, tiba tiba pemain dari tim Bonito mengejar Baltasar untuk memblok shot yang Baltasar lakukan namun ia gagal, tangannya malah mengenai tangan Baltasar, tak disangka-sangka bola itu masuk kedalam ring, semua penonton yang menyaksikan jalannya pertandingan bersorak " prok prok prok prok". Entah kenapa rekan tim Baltasar langsung kembali bersemangat, mungkin sorakkan penonton tadilah yang membuat mereka kembali semangat dan percaya diri bisa mengalahkan tim Bonito. Dengan semangat yang bergejolak akhirnya tim Baltasar mengungguli tim Bonito, bahkan mereka tidak sama sekali memberikan point kepada tim Bonito, tim Baltasar unggul 24 – 21. Dua puluh detik lagi tersisa, Gabrio yang merupakan point guard tim Baltasar sedang berada diposisi yang kosong, langsung saja Baltasar berikan bola yang berada digenggamannya kepadanya, kelincahan Gabrio mengolah bola tentu sangat merepotkan tim Bonito bahkan dua orang yang akan memblok finishingnya ia lewati dengan double clucth, semua penonton kembali bersorak dengan sangat kencang. Sepuluh detik, tersisa tim Bonito meminta time out untuk mengendorkan situasi. Time out pun usai, mereka kembali bergegas deffense, tidak rapinya deffense tim Baltasar sehingga ada pemain kosong yang tak terjaga tim Bonito langsung mencetak 3 angka dengan mudah, beruntung point tim Baltasar tidak terkejar dengan 3 angka tersebut dan hingga pertandingan usai tim Baltasar unggul dengan skor tipis 26-24.
..............................
Pertandingan yang sangat menegangkan, penonton bersorak kegirangan memuji tim Baltasar. Tim Baltasar adalah tim basket terbaik dan mewakili nama University Of Valencia selama dua tahun ke depan. Sorakan itu membuat Bonito kesal "Sialan" ujar Bonito dan bergegas pergi dari sana.
"Felicidades! Eres tan genial Baltasar" ucap Laura memberikan selamat
"Ternyata kau sangat berbakat!" ujar Alessandro melihat Baltasar dengan bangga
"Ehemmm! Jangan lupakan siapa pelatihnya" ujar Andres dengan nada menyombongkan diri
"Saya tidak akan melupakanmu pak" ucap Baltasar dengan tersenyum
Untuk merayakan kemenangan, Laura mengajak tim Baltasar untuk makan siang di restoran terenak di kota Valencia.
"Bagaimana kalau hari ini kita pergi untuk makan siang! Semuanya aku yang bayarin".
"Hmm! Tawaran ini sangat susah bagiku untuk menolaknya" ujar Andres kegirangan.
...*********...
Kisah selanjutnya akan berfokus pada Emilia Cosuella! Bagaimanakah perjalanan Emilia Consuella dalam melakukan penelitiannya terhadap bunga alstroemeria!!
Next eps selanjutnya!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!