Seorang gadis dengan rambut acak-acakan tengah tertidur pulas di ranjang miliknya.
Tring... Tring.. Tring...
"Uh.. Berisik." Di matikan jam weker miliknya. Tapi dalam hitungan detik matanya langsung terbuka dengan sempurna.
"Sial, aku kesiangan lagi...."
Angelica atau yang akrab di sapa Angel, seorang mahasiswa di salah satu universitas swasta yang ada di Jakarta.
Dengan keadaan rusuh, dia langsung bangun dari tidur.
"Ah, apa aku perlu mandi? Tidak, badan ku masih wangi."
Dengan cepat segera berganti pakaian dan keluar dari kamar.
"Mommy..." Teriaknya.
"Ada apa sayang?"
"Kok, mommy gak bangunin aku sih?"
"Mommy udah gedor-gedor pintu kamar kamu, tapi kamu gak bangun. Jadi jangan salahin Mommy, tapi salahin diri kamu yang tidur kaya orang udah mati.."
"Arggg.. Poppy.." Teriak nya pada ayahnya.
"Iya Darling?"
"Anterin Angel ke kampus."
"No Darling, I'm sorry. Poppy lagi banyak kerjaan jadi gak bisa nganterin kamu ke kampus. Kamu pergi naik angkot aja yah.." Ucap ayahnya itu.
"Oh my God...."
Dengan terengah-engah Angel berlari ke kampus nya, wajahnya di penuhi oleh keringat dan tubuhnya. Tentu saja bau keringat.
"Angel..." Teriak temannya yang sudah berada di kampus.
"Aduh.. Cape banget. Sumpah.. Minum mana, minum?" Ucap Angel.
"Nih-nih.. Pelan-pelan minumnya." Ucap Intan.
Di teguk nya sampai habis minuman yang di berikan oleh Intan.
"Ah, segar banget. Kok gak masuk kelas? Kan sekarang kelasnya pak Nugi?" Tanya Angel.
"Cek hp dong..."
Kemudian Angel langsung mengecek WhatsApp miliknya, "Parah nih dosen, ngasih tahu tuh harus nya pas malem."
"Kamu tuh yang parah, maka nya bangun tuh pagi."
"Sumpah, aku tuh cape banget lari dari rumah sampe kampus. Jantung mau copot..."
"Alah... Itu sih salah mu sendiri, bangun suka siang."
"Argh.. Sial banget sumpah hari ini."
"Oh, iya Angel."
"Apaan?"
"Katanya sekarang ada dosen baru, cowok. Ganteng banget.."
"Emang kamu tahu dari mana, tuh dosen ganteng?"
"Iya kata temen-temen."
"Alah, kamu tuh yah, pak Bisman aja yang tua kamu sebut ganteng."
"Ih, iya kalau pak Bisman itu ganteng dompetnya. Walau gak good looking yang penting good rekening."
"Emang tuh dosen ngajar mata kuliah apa?"
"Katanya sih Persepsi komunikasi."
"Oh..."
"Oh doang?"
"Ya terus aku harus ngapain? Loncat-loncat gitu kaya monyet."
"Iya kamu harus loncat-loncat kaya monyet."
Angel hanya memicingkan matanya saat mendengar ucapan dari sahabatnya itu.
"Angel..."
"Apa lagi?"
"Kamu tuh dandan kaya cewek kek, ini sumpah dandanan mu tuh. Kaya cowok tahu gak, kamu dulu pas sekolah gak kaya gini deh, kamu dulu pe minim kok sekarang kaya gini. Dandan dikit lah.."
"Enggak ah males, nanti nih yah kalau aku dandan kaya cewek. Nanti cowok-cowok pada naksir ke aku bukan ke kamu."
"Dasar..."
Setelah cukup lama berbincang-bincang, Angel dan Intan segera pergi ke kantin. Angel yang belum sarapan segera memesan makanan.
"Biasa Bi, pesen mie ayam.." Ucap Angel pada Bibi penjaga kantin.
"Siap neng.."
Sambil menunggu pesanannya tiba, Angel duduk di depan Intan.
"Kamu gak pesen?" Tanya Angel.
"Enggak, aku lagi diet." Jawabnya.
"Badan udah kecil, so-soan diet segala. Nih kaya aku makan banyak badan tetep kecil." Ucapnya bangga.
"Iya-iya..."
Lalu pesanan Angel pun tiba. Intan hanya melihat Angel yang sedang makan mie ayam, dengan senyum jahilnya Angel menggoda Intan.
"Uh, sumpah. Nih mie ayam enak banget.. Emmm.." Ucapnya sambil memakan makanannya.
Intan hanya bisa meneguk air liurnya sendiri.
"Emm... Mantap banget."
"Argh.. Kamu tuh yah.." Ucap Intan sambil berdiri. "Bi mie ayam satu..." Teriak Intan kepada Bibi penjaga kantin.
"Baik neng..."
"Hahaha.. Kegoda juga kan, maka nya jangan so soan diet lah. Makan aja.."
"Iya-iya..."
Kemudian Intan dan Angel memakan makanannya mereka, sambil sesekali tertawa membicarakan hal-hal yang menarik untuk mereka bahas.
"Gimana hubungan mu sama si Andre?" Tanya Angel.
"Emm.. Aku sama dia udah putus."
"Kok bisa?"
"Bosen aja, barang nya kecil." Bisik Intan.
Angel hanya memicingkan matanya saat mendengar ucapan kotor Intan. "Iya terus kamu mau cari yang se gede gimana? pipa air atau se gede tabung gas."
"Gila, sobek dong punya ku."
"Iya kan yang penting gede.."
"Iya tapi gak gitu juga, Angel. Nah, kamu mau sampai kapan terus nge jomblo."
"Emm.. Kapan yah, yang pasti nanti kalau udah waktunya."
"Iya kapan?"
"Kepo banget sih... Pokoknya nanti aku udah ngasih undangan."
Intan hanya memutar bola matanya bosan, ini adalah ucapan yang ke puluhan kalinya Angel mengatakan hal itu.
Seorang pria tengah duduk di sebuah restoran, handphone iPhone keluaran terbaru menempel di tangan kekarnya.
Kemudian datang seorang wanita cantik menghampirinya, "Jo, maaf yah aku telat." Ucapnya meminta maaf.
"Kau telat satu menit dua belas detik." Jawabnya dingin sambil terus memainkan handphonenya.
Wanita itu hanya tersenyum kaku. "Kamu udah pesen makan? Minum?"
"Belum."
"Ah, Kalau gitu. Kamu mau pesan apa?"
"Kopi cappucino."
"Oke, makanannya?"
"Gak."
Wanita itu hanya bisa menahan rasa kekesalannya, Jonathan Krishandika nama pacar dari wanita itu. Setiap hari selalu bersikap dingin kepadanya.
Kemudian Olivia nama wanita yang menjadi kekasih Jonathan itu pun langsung memesankan minuman dan juga makanannya.
"Jo..."
"Hn..."
Wanita itu hanya menatap jengkel, mau sampai kapan pria itu terus saja dingin seperti es.
"Kamu itu, mau sampai kapan sih bersikap dingin seperti itu kepada ku. Kita nanti bakal nikah."
"You don't like it? Just go. Simple."
"No, bukan maksud ku seperti itu. Aku hanya menginginkan kamu lebih bersikap ramah kepada ku."
"Olivia, pada awalnya hubungan ini kamu yang menginginkan nya bukan? Dan kamu pun harus menerima konsekuensinya." Jelas Jonathan sambil beranjak pergi.
"Wait.. Ku mohon jangan pergi." Pintanya.
"Aku masih banyak urusan, lain kali saja kita bertemu." Jawabnya.
Kemudian Jonathan melenggang pergi meninggalkan Olivia, wajah Olivia sudah merah padam akibat rasa kesal nya pada Jonathan
Jonathan Krishandika, pria tampan yang berusia 25 tahun. Badan yang atletis, hidungnya yang mancung dan rahang nya yang tegas membuat kaum hawa jatuh hati kepadanya.
Tapi hanya satu kekurangan yaitu sikap dinginnya terhadap perempuan, mungkin bisa di bilang dia adalah pria es balok. Karena sikapnya sedingin es balok.
Meski sikapnya sedingin es balok, tapi dia merupakan pria yang sempurna di mata wanita. Karena dia merupakan pria yang Good looking and Good Rekening. 😁
Jabatannya merupakan seorang direktur tapi dia bosan dengan kehidupan kantor yang hanya berdiam diri di depan laptop.
Maka dari itu Jonathan langsung beralih Profesi sebagai dosen di salah satu kampus swasta di Jakarta.
Mungkin bekerja sebagai dosen bisa melepaskan rasa bosannya, begitu menurut nya.
Kini Jonathan tengah melajukan mobilnya, jalanan kota yang macet menjadi sebuah pemandangan yang biasa di kota Jakarta.
Drett.. Dret.. Drett..
Handphone milik Jonathan bergetar dan saat di lihat ternyata ibunda nya yang menelpon.
"Sayang.. Kamu dimana nak?"
"Di jalan.."
"Olivia bilang sama mama, katanya kamu ninggalin dia di restoran sendirian."
"Hm..
"Ya ampun Jonathan, kamu tuh yah. Ninggalin Olivia sendiri, kamu cowok harusnya anterin dia pulang dong."
"Jo lagi sibuk, nanti saja telpon nya."
Tut*
Panggilan pun langsung di putuskan oleh Jonathan, dia malas jika harus berdebat dengan ibundanya itu.
Karena ada dua prinsip ibundanya itu, yang pertama ibu selalu benar dan yang kedua jika ibundanya salah maka akan kembali lagi pada poin yang pertama.
Kini mobil Jonathan berhenti di sebuah kampus swasta, kampus milik keluarga sahabatnya.
"Hey, Bro." Sambut seorang pria dengan kemeja hitam.
"Hm.." Jawab Jonathan dengan gumaman khas nya.
"Ya Tuhan, Jo jika kau seperti itu terus bagaimana kau akan mengajar mahasiswa nanti." Jelas Fredi teman dekatnya Jonathan.
"Hm.." jawabnya lagi.
"Sudahlah, berbicara dengan mu sama dengan berbicara dengan batu." Ucap Fredi kesal.
Kemudian Fredi langsung mengajak Jonathan ke kantornya, sekaligus memberitahukan kepadanya tentang mata kuliah apa yang akan dia ajarkan.
"Jadi di sini kamu ngajar mata kuliah pengantar ilmu komunikasi kamu bisa kan?" Tanya nya.
"Hm.." Jawabnya dengan wajah datar.
"Baiklah, aku anggap itu sebagai jawaban iya, dan jadwal mu itu besok di kelas Ilmu komunikasi A. Dan mungkin soalnya jam nya, dan si sini mata kuliah mu jam 7 pagi." Jelasnya.
Jonathan hanya menganggukkan kepalanya, kali ini dia akan memiliki rutinitas baru. Hidup nya terlalu membosankan.
Hidup terlahir sudah menjadi orang kaya, dan hal itu sangat lah membosankan. Rutinitas nya dulu tetaplah sama dari waktu ke waktu, mengurus data-data perusahaan, duduk terus di depan laptop selama berjam-jam dan mendengarkan rapat yang sangat membosankan.
Dan kali ini dia akan kembali memulai kehidupan nya, di lingkungan yang berbeda dengan pekerjaannya yang berbeda.
Hari berikutnya...
Angel yang mendapatkan kabar jika mata kuliah pengantar ilmu komunikasi pada jam 7 pagi, dan untuk kali ini Angel tak kesiangan.
"Mommy, Angel berangkat dulu yah." Ucapnya.
"Oke, sayang. Hati-hati di jalannya."
"Oke Mommy, Muachh.. I Love U Mom.." Ucap Angel.
"I Love U to, Darling.." Jawab ibundanya.
Angel berjalan santai dengan celana jeans miliknya, di padukan kaos putih yang menunjukkan lekuk tubuhnya sebagai penutupnya Angel menggunakan blazer hitam.
Dengan rambut coklatnya yang di ikat ke belakang menampilkan leher putih miliknya.
Sesampainya di kampus, Angel langsung pergi ke kelasnya. Dan di sana sudah ada Intan dan beberapa mahasiswa perempuan yang tak sabar menunggu kedatangan dosen yang di kabarkan sangat tampan itu.
Angel duduk di kursi paling belakang, entah kenapa tempat duduknya yang ada di depan sudah di isi oleh mahasiswa perempuan yang sering duduk di belakang.
Biasanya mereka selalu duduk di belakang tapi untuk kali ini mereka berbondong-bondong untuk duduk di kursi yang paling depan.
"Apa gak akan hujan badai, melihat kalian duduk di depan?" Ucap Angel pada teman sekelas nya itu.
"Sut.. Diem deh. Cuman kali ini aja kok, nanti aku duduk lagi di belakang. Jadi jangan bawel deh.." Ucap Susi.
"Oke.." Jawab Angel.
Tak beberapa lama dosen yang di tunggu pun tiba, semua mata mahasiswa perempuan pun langsung berbinar-binar saat melihat kedatangan orang yang mereka tunggu-tunggu.
"Selamat pagi." Sapanya.
"Selamat pagi, pak." Jawab mereka serempak.
Wajah Jonathan langsung melihat wajah satu persatu mahasiswanya, tapi ada satu wajah yang cukup tak asing di matanya.
"Ah, perkenalkan nama Jonathan Krishandika. Tapi kalian bisa panggil saya Pak Jo.." Ucapnya memperkenalkan diri secara singkat.
Angel yang melihat dan mendengar nama dosennya itu pun langsung tercengang.
"Apa aku tak salah lihat dan tak salah dengar? Gak mungkin kan dia si Jo yang b*rengsek itu. Ku harap bukan..."
"Oke. Tanpa basa-basi, kita langsung mulai perkuliahan." Ucap Jonathan tanpa ingin tahu nama-nama mahasiswa nya sendiri.
Kemudian Jonathan mulai mengajarkan apa yang dia pelajari, Jonathan memiliki otak yang cerdas jadi dalam hal ini dia sangat mudah memahami pelajaran mata kuliahnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 08:30 dan Pak Jonathan pun segera keluar dari ruang kelas tersebut.
"Oh my God, kamu lihat kan Angel. Pak Jo itu, uh tampan banget. Sumpah itu, kriteria aku banget gitu.." Ucap Intan.
Angel hanya bisa mendengar ucapan dari sahabatnya itu yang terus saja memuji-muji pak Jonathan.
Tapi berbeda dengan Intan, Angel terus memikirkan wajah dan nama dosen barunya itu karena wajah dan nama nya sangat sama dengan mantan.
"Woy.. Kamu kenapa kok bengong sih?" Tanya Intan.
"Gak papah kok." Jawab Angel.
"Kamu pasti lagi mikirin pak Jo yah, inget milik aku yah." Jelas Intan.
"Iya-iya, terserah kau saja. Karena semua pria tampan hanya milik Intan seorang."
"Bagus.." Jawab Intan.
Jonathan yang kini berada di ruang kantor pribadinya pun langsung teringat akan wajah seorang wanita yang tak asing di matanya.
"Siapa yah?" Gumam nya sambil terus memikirkan wajah itu.
Tuk.. Tuk.. Tuk...
Dengan jari yang mengetuk-ngetuk meja, Jonathan terus berusaha mengingat siapa gadis itu dan dimana dia pernah bertemu dengannya.
Dan secercah cahaya terang pun muncul, kini dia tahu siapa gadis itu.
"Ah, rupanya itu. My Little girl.."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!