Di suatu planet bernama bumi, disebuah negara yang bernama jepang, seorang pemuda dengan wajah diatas rata-rata hidup. Dia bernama Yuusei Tohrei, seorang pemuda SMA yang memiliki keahlian yang hebat dalam berbagai hal yang biasanya hanya dimiliki individu tertentu.
Dia begitu terkenal disekolahnya, semua orang iri dengan kehebatannya namun mereka tidak mengetahui apa yang dirasakan Tohrei, yaitu ‘kebosanan’. Terlalu hebat dalam berbagai bidang membuat hidupnya terasa membosankan, dia tidak merasakan tantangan dalam berbagai hal yang ia lakukan. Namun alasan lain mengapa ia bosan.
Tohrei saat ini baru saja pulang dari sekolahnya, dari saat masuk hingga keluar gerbang sekolah dia terus menjadi pusat perhatian. Tohrei berhenti disebuah pemberhentian bus, dia biasanya menggunakan bus sebagai transportasinya.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya sebuah bus berhenti di sana. Tohrei memasuki bus itu dan duduk di tempat yang kosong, sebuah hal yang normal dilakukan. Tohrei dengan tatapan kosong menatap bosan.
‘Hah..., semuanya terasa membosankan, apa mungkin jika di dunia lain tidak akan membosankan? Melihat cerita-cerita yang sering ku tonton dan baca kupikir akan seru juga pergi ke isekai. Hah..., sekarang aku malah ingin pergi ke isekai.’ Tohrei menghela nafas dua kali, berpikir mungkin isekai akan menghilangkan kebosanannya.
Tohrei sesaat melihat ke depan, dari balik kaca terlihat sebuah bus lain nampak ugal-ugalan dan arah bus itu adalah kesini!
‘Huh?’ Tohrei tertegun sesaat sebelum bus itu menabrak dan kesadarannya menghilang.
***
‘Apakah aku sudah tiada?’ Tohrei ingat beberapa saat yang lalu terjadi kecelakaan pada kendaraan yang ia tumpangi
Tohrei bertanya-tanya apakah dirinya telah tiada karena kecelakaan itu.
Tohrei membuat matanya perlahan, ini aneh karena tubuhnya terasa lemas dan sulit untuk digerakkan bahkan untuk membuka matanya dan akhirnya dia dapat membuka matanya.
‘Seorang wanita paruh baya dan wanita muda yang cantik? Siapa mereka ini?’ Pikir Tohrei yang melihat di depannya ada keduanya.
“Selamat atas kelahiran anak anda nyonya Elicia.” Terdengar suara seorang wanita paruh baya yang memberi selamat.
“Nama apa yang akan anda berikan nyonya?” Tanya kembali wanita peruh baya itu.
“Tohrei..., nama yang bagus bukan?” Seorang wanita muda dengan paras menawan nampak menggendong Tohrei dengan senyum yang hangat.
‘Apa yang telah terjadi? Apa yang mereka bicarakan? Apa ini bahasa asing?’ Ditelinga Tohrei mereka berbicara layaknya dengan berbahasa asing sehingga Tohrei tidak mengerti apa yang mereke bicarakan.
Tohrei kini mencoba menggerakan kedua tangannya, namun yang ia temukan bukanlah tangannya melainkan tangan mungil seorang bayi. Tangan itu sangat dekat dan nampak besar dalam pandangannya.
Ketika Tohrei mencoba menggerakkan kembali tangannya yang bergerak bukanlah tangannya melainkan tangan mungil itu. Tohrei mencoba beberapa kali kembali namun tangan mungil itu terus bergerak sesuai keinginannya seolah itu bagian dari dirinya.
‘Tunggu mengapa tangan kecil ini bergerak seperti yang kuinginkan? Ini seperti...., tangan kecil ini adalah tanganku sendiri. Kalau begitu..., apa aku berubah menjadi bayi?’ Tohrei melebarkan matanya.
Tohrei sulit mempercayai ini, apakah ini adalah sebuah reinkarnasi? Apa dirinya saat ini telah tereinkarnasi? Ini sungguh sulit dijelaskan oleh logika.
[ Sistem akan berusaha bersinkronisasi, estimasi waktu selesainya sinkronisasi : 16 tahun. ]
‘Huh? Suara apa itu?’ Tohrei barusan mendengar suara misterius, suara itu kini tidak terdengar lagi
Tohrei tidak mengerti maksud dari suara misterius itu walau suara itu terdengar dalam bahasa jepang.
Author Note : Dimohon untuk tidak skip Chapter Prologue!
Seorang berwajah layaknya pria yang berada di ruang angkasa terbang melayang tanpa oksigen. Dengan rambut hitam panjangnya ia menatap ke angkasa kosong tanpa bintang atau objek apapun.
Tentu mustahil bagi manusia hidup tanpa oksigen kecuali dia memiliki skill yang memungkinkan hal itu. Namun bukan skill yang membuatnya dapat bebas bergerak di angkasa, itu karena dia adalah eksistensi yang disebut sebagai penguasa alam semesta.
Dia terdiam melihat ke angkasa kosong yang hanya dipenuhi kegelapan. Awalnya disini adalah semesta yang ia ciptakan, namun tanpa alasan yang jelas semua itu menghilang.
“Apa ini ulah para dewa? Mereka yang harusnya mengatur semesta ini malah menghancurkannya, harusnya sejak awal aku tidak menciptakan makhluk hidup seperti dewa.” Ucap sang pria berambut hitam itu.
“Semesta harus aku ku perbaiki seperti semestinya, walau harus mengorbankan diriku sendiri!” Dari tubuh pria itu keluar cahaya yang amat terang, seketika ledakan yang amat besar mengguncang angkasa kosong ini. Ledakan besar itu dinamai sebagai ‘Big Bang’.
***
“Ukh..., mimpi macam apa itu?” Seorang pemuda yang sedang tertidur di dekat sebuah pohon secara tiba-tiba terbangun dari mimpinya.
Pemuda itu berambut hitam pendek acak-acakan. Dia memiliki wajah yang diatas rata-rata namun dia sama sekali tidak berbakat dalam bidang apapun. Dia adalah Tohrei, sang karakter utama kita dicerita ini. Ada alasan mengapa dirinya disebut tak berbakat sekarang.
Ia barusan bermimpi sesuatu yang sangat aneh, itu mengenai seorang pria berambut hitam panjang yang melayang di luar angkasa. Pria itu tiba-tiba meledak setelah sebuah cahaya yang menyilaukan bersinar terang. Setelah itu ia bangun dari tidurnya yang nyenyak.
Sudah 16 tahun berlalu setelah ia tiada dan bereinkarnasi di tempat ini, dengan sebuah kesendirian. Setahun yang lalu ibunya tiada karena penyakitnya disusul dengan bibi Ersila yang menjadi pembantu di keluarganya. Kini dia tidak memiliki satupun keluarga karena ketika dirinya lahir dia hanya memiliki ibunya dan bibi Ersila sebagai keluarga.
Dia saat ini sedang berbaring santai di pohon yang tidak jauh dari rumahnya. Lokasi rumahnya berada di hutan dan saat ini dirinya sedang berada di bawah pohon yang tumbuh seorang diri di padang rumput.
Dia yang sekarang memiliki kemampuan yang berbeda saat dikehidupan yang sebelumnya. Fisiknya lebih lemah daripada kehidupan sebelumnya dan ingatan tentang berbagai pengalaman dari keahlian yang ia kuasai memudar ketika dia terlahir kembali.
Dia sudah melakukan berbagai hal untuk melatih kemampuannya dalam berbagai hal namun selalu tidak cocok. Bahkan dalam berkebun keahliannya bisa dibilang rendah padahal sudah lama ia berlatih. Untuk menghidupi dirinya sendiri ia harus berkebun karena rumahnya berada di tempat yang terpencil. Sehingga sulit untuk berhubungan dengan dunia luar.
Dunia ini berbeda dengan dunia tempat asalnya. Di dunia ini terdapat sesuatu yang bernama skill dan level yang hanya ada di game-game rpg dan disini ada berbagai makhluk hidup yang seharysnya hanya ada dalam mitologi dan legenda terdapat di dunia ini.
Tohrei menghela nafas, ia baru pertama kalo merasa tidak berguna seperti ini. Sejujurnya Tohrei merasa tertantang dengan kehidupannya yang baru ini tetapi dia juga merasa kehidupannya terasa terlalu berat untuk ia hadapi.
[ Sinkronisasi sistem selesai! Master Tohrei kini dapat mengakses fitur sistem! ]
[ Anda mendapatkan kotak pemula! Apa anda ingin membukanya?
Yes/No]
Sebuah suara yang misterius secara tiba-tiba muncul dan mengagetkannya.
“Suara siapa itu?! Jangan coba-coba bersembunyi!” Tohrei melihat kesekitarnya namun ia tidak melihat siapapun.
[ Anda tidak dapat melihat saya karena saya tidak memiliki tubuh fisik. ]
“Apa maksudmu?” Tohrei bertanya sambil tetap waspada.
[ Saya adalah sistem, saya diprogam untuk membantu Master saya dalam hal apapun dan anda adalah pemilik saya. ]
‘Tunggu, sistem? Kurasa aku pernah mendengar hal semacam ini.’ Tohrei sering membaca suatu cerita yang bertema seperti sistem ini.
[ Anda benar Master, saya mungkin serupa dengan sistem dalam cerita fiksi yang anda kenal. ]
“Tunggu?! Kau bisa membaca pikiranku?!” Tohrei terkejut karena sistem dapat membaca pikirannya.
[ Tentu saja karena saya adalah sistem serba bisa. ]
“Kalau begitu, apa kau dapat membantuku menjadi kuat?”
[ Tentu saja. ]
Tohrei secara tiba-tiba tersenyum dan tertawa jahat. Dengan sistem ini dia dapat menjadi yang terkuat. Namun setelah dipikir bukankah menjadi terlalu kuat akan membuat hidupnya menjadi membosankan lagi?
[ Saya rasa tidak Master, anda mungkin hanya belum menemukan sesuatu yang membuat hidup anda menjadi menyenangkan. ]
”Begitu ya? Yah mungkin kau benar, kalau begitu aku hanya perlu mencari sesuatu hal yang mungkin menyenangkan bukan?” Tohrei tersenyum tipis, mungkin yang dikatakan sistem benar.
[ Mengingatkan :
Anda mendapatkan kotak pemula! Apa anda ingin membukanya?
Yes/No]
Tohrei mengalihkan pandangannya ke sebuah layar berisi pemberitahuan.
‘Oh ya aku ingat aku diberi kotak ini, kira-kira apa ya isinya?’ Tohrei membuka isi kotak dengan menekan tombol YES.
[ Kotak dibuka! Anda mendapatkan skill Creation, 50.000 Poin Status, 1.000 poin tukar dan 999.999 Poin Pengalaman! ]
Tohrei terkejut mendengar apa yang ia dapat. “Apa ini bisa disebut kotak pemula?! Aku tidak pernah memainkan game dengan hadiah yang gila seperti ini!”
[ 999.999 Poin Pengalaman telah didapatkan, anda naik ke level 1! ]
[ Anda naik ke level 2 ]
[ Anda naik ke level 3 ]
[ Anda naik ke level 4 ]
[ Anda naik ke level 5 ]
“Huh? Aku naik level sebanyak itu?”
[ Anda naik ke level 6 ]
[ Anda naik ke level 7 ]
“Ukh ternyata belum berhenti ya? Bagaimana jika aku menunggu itu berhenti?”
[ Anda naik ke level 8 ]
[ Anda naik ke level 9 ]
[ Anda naik ke level 10 ]
.....
[ Anda naik ke level 30 ]
‘Belum berhenti juga? Sistem, nonaktifkan pemberitahuan naik level untuk sementara.’ Menurut Tohrei lebih baik mematikannya sementara karena suara notifikasi itu terlalu banyak dan mengganggu.
“Sistem, aku ingin melihat statusku, bagaimana cara melakukannya?”
[ Sistem akan memberi Master pengetahuan tentang berbagai hal tentang skill termasuk cara mengoperasikannya. ]
[ Data dikirimkan... Pengiriman data selesai. ]
Seketika pikiran Tohrei diisi oleh hal-hal yang asing tentang skill.
“Oh aku mengerti, apprasial!” Seketika di depan Tohrei muncul sebuah layar yang menampaknya statusnya.
»»————««
Name : Tohrei(Yuusei Tohrei)
Tittle : None
Level : ??(masa penghitungan)
Race : Human
MP : 5
STR : 5
AGI : 5
VIT : 10
INT : 20
POINT : 50.000
Exchange Point : 1.000
<\=\=\=>
Skill :
Pasive skill :
Active Skill :
Apprasial, Creation
»»————««
“Wah statusku buruk sekali..., eh? Sistem mengapa status level berisi tanda tanya?” Tohrei bertanya kepada sistem tentang tanda tanya yang berada di status level.
[ Saat ini anda belum berhenti naik level sehingga sulit untuk menaruh status level. Maka dari itu level anda berisi tanda tanya. ]
“Bahkan sampai sekarang itu belum berhenti? Oh ya, skill creation ini maksudnya apa?” Tohrei menunjuk ke skill bernama creation.
[ Skill : Creation
Type : Active
Grade : A
Deskripsi :
Menciptakan objek sesuai imajinasi penggunanya. Benda apapun selama MP mencukupi bisa diciptakan. ]
“Wow ini skill yang sangat luar biasa! Aku jadi ingin mencobanya.”
Tohrei saat ini mengaktifkan skill creation, dia memejamkan matanya membayangkan objek apa yang ingin ia ciptakan. Setelah menentukan objek apa yang ingin ia ciptakan, Tohrei membuka matanya. Ia langsung mengalihkan pandangan ke telapak tangan yang ia lebarkan.
Seketika partikel putih muncul membentuk objek yang ia inginkan. Yang terbentuk disana adalah sebuah batu.
“Ini persis seperti yang kubayangkan!” Tohrei sebenarnya ingin menciptakan sesuatu yang lebih besar dari ini namun karena mpnya yang sedikit itu tidak akan cukup.
“Ah ngomong-ngomong tadi aku mendapatkan dua jenis poin yang berbeda kan? Kalau tidak salah itu adalah Exchange Point dan Status Point Untuk apa itu sistem?”
[ Exchange point atau poin tukar adalah poin yang digunakan untuk bertransaksi dengan sistem. Salah satu contoh penggunaan transaksi adalah gacha, anda perlu 10 poin tukar untuk sekali gacha. ]
“Ternyata ada gacha juga.”
[ Dan Status Point atau poin status adalah poin yang digunakan untuk meningkatkan status. Poin ini dapat dialokasikan ke lima status yaitu magic point, strength, agility, vitality, dan intelligent. ]
“Oh aku mengerti, jadi dengan poin status aku bisa meningkatkan mp, seingatku status point yang kumiliki adalah..., 50 ribu poin, itu jumlah yang sangat banyak.” Tohrei tersenyum cukup lebar.
Setelah itu Tohrei memutuskan untuk mengalokasikan status pointnya secara merata ke semua statusnya. Itu artinya setiap statnya ber angka 10 rb lebih.
“Yosh dengan begini stat ku sudah diatur dengan benar, sekarang hanya perlu mengujinya kah?”
[ Anda mendapatkan misi!
Misi : Masuk ke dalam dungeon kecil dan kalahkan monster di dalamnya!
Hadiah :
??? ]
“Oh misi kah? Ini sungguh menjadi seperti game rpg, kalau begitu mungkin misi ini akan kugunakan sebagai uji coba kekuatanku.” Tohrei tersenyum senang.
Tohrei mengikuti arahan sistem, setelah sistem memberi misi muncul sebuah peta hologram di dekatnya. Peta itu nampak mirip seperti di dalam game. Tohrei mengikuti arah yang ditunjuk oleh map.
Tohrei pergi menuju lokasi misi dengan santai, dia merasa tidak perlu terburu-buru pergi kesana. Tohrei butuh beberapa menit untuk ke lokasi misi.
Lokasi misi ada di sebuah gua yang berada di hutan yang sudah menjadi dungeon. Tohrei mencoba untuk membuat sebuah pedang kecil yang terbuat dari besi dengan skill creation dan ternyata masih cukup jelek.
Saat ini stat Tohrei seharusnya sudah melampaui rata-rata kebanyakan orang sehingga dia cukup percaya diri untuk mengalahkan monster di dalam gua itu.
Ketika Tohrei melihat gua itu, ternyata ada dua makhluk yang sedang berjaga. Dua makhluk itu adalah goblin yang berwarna hijau. Masing-masing dari mereka membawa pisau.
Tohrei langsung berlari ke arah dua goblin itu dengan pedangnya. Seketika dua goblin yang berjaga mengalihkan pandangannya dan ikut menyerang.
Tohrei mengayunkan pedangnya ke arah salah satu goblin, namun goblin itu dapat menghindarinya dan melompat menyerang Tohrei. Namun ia dengan cepat menciptakan satu pedang lagi di tangan kirinya dan menggerakkannya ke arah kepala goblin itu. Seketika goblin itu tertusuk oleh pedangnya.
“Kii!!” Dari arah belakang goblin lain melompat mencoba menusuk kepala Tohrei. Namun dengan agility Tohrei yang sangat tinggi ia segera melempar goblin yang tertusuk pedangnya dan membalikkan badan.
Dia dengan begitu cepat mengayunkan pedang di tangan kanannya secara vertikal dari bawah ke atas. Seketika goblin itu tertebas oleh pedangnya dan mengerang kesakitan.
Goblin itu terjatuh ke tanah dan belum sempat ia bangun kembali Tohrei mengerakkan pedangnya menusuk kepala goblin itu.
Tohrei sama sekali tidak mengedipkan mata selama melakukan itu. Setelah melakukan semua itu dia tidak menunjukkan rasa lelah sama sekali.
[ Anda mendapatkan 20 Poin Pengalaman! ]
Pemberitahuan sistem membuat mata Tohrei berkedip. Entah apa yang terjadi barusan seperti bukan dirinya.
“Apa yang barusan aku lakukan?” Tohrei menjatuhkan pedangnya dan melihat tangannya yang berlumuran darah.
Dia nampak sama sekali tidak panik, dia tidak merasakan apapun setelah melakukan hal tadi. Ini pertama kalinya ia membunuh monster dan ini juga pertama kalinya ia melihat darah keluar sebanyak ini.
Namun, Tohrei sama sekali tidak merasakan apapun.
[ Master, nampaknya goblin lain dari dalam dungeon keluar. Ini mungkin karena pertarungan barusan. ]
Tohrei tersadar dari lamunannya, dia teringat bahwa dirinya masih dalam pertarungan. Ini bukan saatnya melamun, dia mengambil kedua pedangnya yang terjatuh dan membalikkan badan.
Goblin-goblin keluar dari dalam gua, jumlahnya sekitar puluhan. Namun Tohrei nampak tak gentar dan malah memberikan tatapan tajam kepada para goblin.
Para goblin itu sesaat merasa ngeri ketika Tohrei memberikan tatapan tajam kepada mereka.
“Creation”
Tohrei tidak maju, dia mengarahkan tangannya ke arah para goblin. Mereka tidak diam saja, mereka bergerak menuju Tohrei, namun pergerakan mereka terhalangi oleh tembok batu yang menghalangi mereka.
Tembok batu itu mengelilingi mereka, membuat para goblin tidak dapat bergerak bebas. Setelah itu Tohrei menciptakan duri tajam di atas para goblin. Jumlah dari duri itu sangat banyak.
Para goblin langsung berbondong-bondong memanjat tembok. Namun tembok terlalu halus untuk dipanjat membuat mereka harus mendaki sesama mereka. Akan tetapi tindakan mereka tidak berguna karena sebelum satu pun goblin berhasil keluar duri-duri berjatuhan menusuk mereka.
Seketika para goblin yang tertusuk oleh duri dan mengerang kesakitan. Tohrei tidak melihat langsung kematian mereka karena para goblin dikelilingi oleh tembok batu.
Setelah erangan kesakitan para goblin sudah tidak terdengar, notifikasi dari sistem muncul.
[ Anda mendapatkan 500 Poin Pengalaman! ]
“Huft, ternyata serangan jarak jauh lebih efektif ya?” Tohrei menghembuskan nafasnya dan tersenyum.
Tohrei tidak memedulikan para goblin yang telah kehilangan nyawanya itu. Ia melewatinya dan masuk ke dalam gua.
Ketika masuk ke dalam gua banyak obor berjejer di dinding gua. Tohrei menemui beberapa goblin lagi di dalam namun mereka langsung ia bunuh dengan sekali serang.
Ketika ia menuju ujung ruangan ia melihat goblin yang nampak berbeda dengan goblin lain. Goblin itu nampak berukuran lebih besar dari manusia biasa dan memiliki tubuh berotot. Goblin itu membawa pemukul kayu besar di tengan kanannya. Dia nampak kesal karena Tohrei dapat kesini.
Tohrei menggunakan apprasial kepada goblin itu dan mengetahui bahwa goblin di depannya adalah hobgoblin, spesies yang lebih tinggi dari goblin biasa.
Hobgoblin itu melancarkan serangan dengan mengayunkan senjatanya. Tohrei langsung menghindar, gua ini tidak terlalu sempit sehingga masih cukup luas untuk menghindar.
Tohrei menciptakan duri tajam di atas hobgoblin itu dan menjatuhkannya ke bawah. Namun ketika mengenai hobgoblin itu duri tajam miliknya tidak menusuk tubuh hobgoblin. Itu membuat Tohrei sedikit terkejut namun dengan cepat ia tenang kembali dan fokus ke dalam pertarungan.
Dia tiba-tiba terpikir sesuatu, yaitu tentang memanfaatkan skill creation. Dia berpikir untuk membuat sesuatu yang dapat mengekang hobgoblin itu.
Hobgoblin itu melesat ke arah Tohrei sambil mengayunkan senjatanya. Namun langkahnya secara tiba-tiba berhenti ketika melihat kedua kakinya dirantai oleh rantai besi yang menancap di tanah.
Dia berusaha menghancurkan rantai itu dengan tenaganya namun Tohrei tidak membiarkannya. Dia menambah lebih banyak rantai yang mengikat hobgoblin itu dan menambahkan rantai di kedua tangan hobgoblin.
Tohrei kemudian menusukkan pedangnya ke hobgoblin itu. Pedangnya lebih tajam dibanding duri yang ia ciptakan tadi jadi mungkin pedang ini dapat menembusnya.
Seperti dugaannya, pedangnya dapat menusuknya. Itu berkat bantuan stat STR nya yang begitu tinggi. Seketika darah semburan darah keluar dari bekas tusukan Tohrei. Ia mencabut pedangnya dari tubuh hobgoblin itu.
[ Misi anda telah selesai! Anda mendapatkan hadiah 1.000 poin tukar, skill healing, dan skill corrosion! ]
“Sudah selesaikah?” Tohrei terbaring di tanah dengan bercak darah yang masih ada.
Tohrei tidak merasakan apapun selama membunuh, dia terlihat tidak panik melihat banyak darah kerceceran. Jika ia bukan membunuh monster melainkan manusia mungkin itu akan berbeda.
“Entah apa yang salah dengan diriku.” Tohrei bergumam dan menghela nafas pelan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!