NovelToon NovelToon

BERIKAN AKU SEBERKAS CAHAYA

episode 01

Disebuah desa terpencil sebuah rumah yang terlihat sederhana. Hanya di terangi sebuah lampu yang cahayanya tampak redup.Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 malam. Udara terasa dingin karena hujan yang turun begitu derasnya.

Rosse yang belum tidur terlihat gelisah.Di antara suara rintikan hujan sayup2 dia mendengar suara anjing menggonggong tak henti. Dia meraba kesamping kanan,membangunkan neneknya yang sudah tertidur pulas. Tapi si nenek tidak bergeming. Rosse yang tak sabar berdiri di samping tempar tidurnya. Dia berjalan dan mengambil sebuah tongkat yang dia gunakan sehari2 untuk berjalan. Dengan langkah yang hati2 dengan di bantu tongkat ,dia menuju pintu. Rosse membuka pintu rumahnya. Dia mengambil sebuah payung yang di gantung tak jauh dari pintu. Rosse keluar dan menghampiri kandang anjing peliharaannya.

Rosse melihat kedalam kandang "Ada apa Coko?" Seraya membuka pintu kandang.

Coko pun keluar dari dalam kandang.Coko terlihat tenang dan seperti memberi aba2 dengan terus melihat disebalik derasnya hujan. Coko menggunggung halus . Ketika sosok yang di lihatnya semakin dekat,dia kembali menggunggung lagi. Rosse yang tak mengerti apa yang terjadi kepada Coko,hanya bisa memeganginya agar tidak lari.

"To..long....!" Sebuah siara lirih terdengar di antara suara hujan.

Samar terdengar ditelinga Rosse. Dia menjadi takut dan semakin merapatkan pelukannya pada Coko.

"Gung....gung....gung.....!" Gunggungan Coko.

Coko berlari melepaskan diri dari pegangan Rosse. Dia semakin panik,ntah kemana anjingnya pergi.

"Coko....Coko....Coko..! Rosse terus memanggil anjing kesayangannya itu.

Kemudian Coko datang dan menarik ujung baju Rosse. Dia terus menarik nya hingga mereka berada dibawah guyuran hujan dan menghampiri sosok yang minta tolong tadi.

Rosse menendang sesuatu,dia penasaran apa yang dia tendang. Dia berjongkok dan meraba apa yang ada di bawah kakinya.

"Haaahhhh....!" Rosse terperanjat dengan benda yang dia sentuh.

"To.tooloong...!" Suara itu lagi kemudian pingsan.

Rosse kemudian berusaha mengangkat tubuh orang itu sekuat tenaga. Dia merangkul bahunya dan membawa laki2 itu kedalam rumah dengan langkah yang tertatih2.

Rosse membaringkan orang itu di sebuah sofa tua.

Rosse pergi menuju lemari dengan berjalan meraba setiap bagian dinding. Karena tongkat yang dia pakai tadi terjatuh diluar.

Rosse mengambil sebuah handuk. Dia kembali menuju sofa. Dia membuka baju orang tersebut. Dan mengeringkan tubuhnya serta menutupi dengan selimut.

"Tuan...tuan ..!" Rosse membangunkannya namun tidak terdengar jawaban apa pun.

Rosse meninggalkan orang tersebut di sofa sendiri. Dia kembali menuju kamar tidur. Rosse duduk ditepi ranjangnya. Berfikir keras,dia merasa sedikit takut kalau2 orang yang dia selamatkan adalah seorang pembunuh.

Rosse membaringkan tubuhnya,berusaha membuang semua fikiran buruk. Tapi tidak semudah itu. Dia belum bisa memejamkan matanya walau pun sedetik.

Jam terus berputar,Rosse terus gelisah di atas ranjangnya. Neneknya yang tertidur disampingnya terbangun.

"Rosse,apa kau belum tidur?" Tanya neneknya seraya memegang tangan cucu kesayangannya itu.

"Heh" Rosse terkaget "Maaf nek,saya belum bisa tidur. Apa aku membuat nenek terganggu?" Tanya nya.

"Hemmm...!" Neneknya hanya menjawab singkat. "Tidur lah,sekarang sudah larut malam. Kalau ada apa2 yang membuat mu tak nyaman,besok kamu bisa memikirkannya kembali,"

"Ba..baiklah nek..!" Sherlin pun kembali membaringkan tubuhnya.

Setelah beberapa jam dan berfikir. Akhirnya Rosse pun tertidur. Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Hujan diluar pun sudah berhenti. Coko yang tak sempat dimasukkan kembali kekandangnya. Ikut masuk dan tidur didalam rumah. Coko memilih tidur diruang tamu di bawah sofa,dimana orang tak dikenal itu dibaringkan tadi.

Jam sudah menunjuk ke angka 3 lebih. Menjelang subuh.Orang misterius tersebut terbangun. Dia berusahan untuk duduk,tapi badannya terasa sakit dibeberapa bagian. Dia melihat kesekeliling ruangan dan merasa tempat ini berbeda.

"Ini bukan dirumah,atau saya tengah bermimpi?" Berbicara sendiri.

Coko yang tertidur mendengar sebuah suara. Telinganya bergerak2 dan terbangun. Dia keluar dari bawah sofa. Dia berdiri dihadapan orang tersebut dan tidak bersuara sama sekali.

"Ada anjing,dari mana datangnya?" Ucap orang tersebut tertanya2.

Orang tersebut sekarang sudah posisi duduk. Dia melihat selimut yang ditempelkan ditubuhnya yang tanpa baju. Dia tidak bisa mengingat apa yang terjadi tadi,setelah dia mengalami kecelakaan. Dia masih merasa pusing dan sakit sekujur badan,memilih untuk berbaring kembali.

Karena masih lemah,dia memilih untuk tidur kembali.

"Kokok...kokok...." Suara ayam.

"Kokok...kokok...."

Matahari sudah berada di ufuk Timur. Suara kokokan ayam terdengar bersahutan. Nenek sudah bangun lebih dulu. Tanpa melihat keruang tamu. Dia memilih pergi menuju dapur untuk membuat sarapan baginya dan cucunya perempuannya. Dia sudah menyiapkan minuman hangat dan kue rumahan buatannya sendiri. Setelah selesai,dia menuju ruang tamu.

Saat melewati sofa dia melihat gulungan selimut . Si nenek penasaran dan mendekatinya. Si nenek menarik selimut tersebut.

"Aaaaaaa.....!" Si nenek menjerit.

Rosse yang mendengar teriakan langsung kaget dan bergegas ke ruang tamu.

"Siapa kamu,bagaimana kamu bisa masuk kedalam rumah sayA..?" Tanya si nenek sedikit takut.

"Saya bisa jelaskan,saya Sebastian. Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana saya bisa ada di sini. Karena saya tidak begitu ingat ,saya hanya mengingat bahwa saya mengalami kecelakaan. Saya bukan orang jahat.." Sebastian menjelaskan dengan rinci.

Si nenek mengernyitkan dahinya tak percaya dengan omongan lelaki tersebut.

Tiba2 Rosse datang "Maafkan saya nenek. Saya lupa memberitahu nenek tadi malam,"

Sebastian mendengar suara seorang gadis yang baru datang. Dia sedikit mengingat ,ketika dia meminta tolong.

Rosse berjalan mendekat sedikit meraba2 sekitarnya.

Sebastian tercengang "Apa perempuan ini buta,apa dia yang menyelamatkan aku malam tadi? Ah... tidak mungkin orang buta bisa berbuat seperti itu," Dalam hatinya.

"Maaf nek,karena tidak memberitahu nenek," Ucap Rosse

"Bagaimana dia bisa berada disini,disaat hari hujan..?" Tanya nenek tegas.

"Tadi malam Coko ribut terus,saya keluar untuk memastikan apa yang terjadi. Tiba2 ada suara minta tolong,Coko berlari menghampirinya. Dan menarik saya. Laki2 ini lah yang saya tolong.. " Rosse menjelaskan masalahnya.

"Kenapa kamu tidak mengenakan pakaian..?" Tanya si nenek lagi.

"Saya yang menggantinya dengan selimut. Pakaiannya sudah basah semua.Dia pingsan dan tidak mungkin saya membiarkannya dalam keadaan basah." Sherlin menjawab.

"Seorang wanita mengganti pakaian seorang lelaki tak dikenal..!" Ucap si nenek dengan serius.

"Saya tidak melakukan apa2 nek,hanya mengganti pakaiannya ,tapi tidak bagian dalam," Jawab Rosse dengan nada sedikit takut.

Setelah mendengar penjelasan cucunya. Si nenek kembali kedapur. Meninggalkan Rosse dan Sebastian berdua.

"Maaf atas kelancangan saya ,membuka baju anda. Saya sudah menggantung baju.Hanya saat ini mungkin belum terlalu kering," Rosse menjelaskan.

Sebastian melihat tajam ke arah wanita tersebut. Dia masih belum yakin dengan pandangan didepannya "Gadis secantik ini buta," Fikirnya.

"Apa kalian tidak memiliki baju lain yang bisa saya pakai?" Tanya Sebastian.

Dengan ragu "Emm....disini tidak ada laki2 tinggal. Tapi kalau kamu berkenan,saya punya baju kaos besar dan celana dengan ukuran besar," Jelas Rosse.

"Saya boleh mencoba?" Tanya Sebastian.

"Baiklah," Ucap Rosse sembari meninggalkan Sebastian yang masih memperhatikannya.

episode 02

Rosse kembali dengan sebuah baju dan celana.

Rosse mengulurkannya "Maaf hanya ini yang saya punya. Tapi kalau kamu tidak mau,saya bisa ambil pakaian mu lagi," Ucapnya.

Sebastian mengambil "Tidak apa2,saya memakai ini saja," Balasnya.

"Kalau ingin memakainya,kamar mandi ada di bagian ini," Rosse menunjuk kebelakangnya.

Sebastian yang hanya mengenakan selimut segera berdiri,tiba2 selimutnya melorot kebawah. Sebastian gelagapan segera menaikkan selimutnya. Seketika dia sadar bahwa gadis didepannya itu buta.

Tanpa fikir panjang atau takut malu,dia segera menuju kamar mandi.

Didalam kamar mandi ,dia memperhatikan beberapa luka dan lebam karena kecelakaan tersebut.

Playsback

*Sewaktu kecelakaan,mobil Sebastian terjatuh ketepi jalan yang agak curam dan gelap. Setelah mobil mengalami benturan,airbag otomatis terbuka sendiri. Dengan adanya itu mengurangi benturan keras yang akan terjadi pada Sebastian. Walau pun mobil terlihat hancur. Sebastian hanya terluka ringan dan terkilir tanpa cedera parah.

Playsoff*

Sebastian terus memikirkan "Siapa yang mencoba melukai ku?".

Sebastian membersihkan luka2 dibadannya. Dan memakai baju tersebut. Saat didepan cermin yang berada didalam kamar mandi. Dia sedikit bingung dengan gambar yang ada di baju yang dia pakai. Itu adalah gambar boneka beruang.

Dan celana yang dia kenakan hanya sebatas lutut. Dia merasa harga dirinya hilang hanya karena sebuah pakaian. Tapi tidak mungkin dia memakai baju yang sudah koyak sana sini akibat kecelakaan tersebut.

Akhirnya Sebastian keluar juga dari dalam kamar mandi. Dimeja dekat sofa,sudah tersedia secangkir minuman dan sepiring kecil kue buatan nenek Rosse.

Sebastian duduk terdengar suara sofa berbunyi.

Rosse tersenyum "Silahkan di cicipi,teh dan kue nya," Rosse mempersilahkannya.

"Terima kasih," Ucap Sebastian lirih.

Dia memperhatikan kue dan minuman tersebut tanpa menyentuhnya.

Dia masih ragu pada keamanannya.

"Ekhheemmmm....Tenang saja,kami tidak mencampur apapun kedalam makananmu," Ucap Rosse dengan sedikit nada candaan.

Dalam benak Sebastian "Kenapa dia tahu saya belum menyentuh minuman dan kuenya."

Sebastian mengambil cangkir teh tersebut.

"Ssrruuppppp...!" Suara menyeruput teh.

Rosse tersenyum " Silahkan dimakan kuenya. Anda tamu disini,kami wajib memberi makanan dan minuman walau pun hanya sekedarnya," Ujarnya.

Dalam benak Sebastian " Gadis ini begitu ramah dan baik. Tidak takut pada orang yang dia tidak kenal."

"Ssrruuppppp....!" dia kembali menarik tehnya dan mengambil sebuah kue "Kue ini begitu enak,belum pernah saya merasa sebelumnya," dalam benak Sebastian.

Setelah satu dia ambil,kembali dia ambil 2 dan 3 . Sampai yang tersisa hanya piringnya saja.

Sebastian memang lapar, setelah tadi malam belum sempat makam malam.

"Terima kasih atas minumannya," Ucap Sebastian.

Rosse tersenyum " Tidak usah sungkan,sudah kewajiban kami menghormati tamu," Ucapnya.

Setelah cangkir dan piring kue kosong. Rosse membawanya kedapur. Disana si nenek tidak ada terdengar suaranya.

Suara burung terdengar berkicau bersahutan. Mereka seakan bahagia setelah hujan semalam. Sebastian merasa terpanggil dengan suara itu. Dia beranjak dari duduknya dan menuju sebuah jendela kaca yang sudah cukup kuno untuk zamannya.

Sebastian membukanya. Udara dingin menghembus wajah Sebastian. Udara terasa segar setelah hujan membasahi bumi.

Dia melihat disana ada bunga2 dan beberapa pohon yang tinggi. Tak jauh dari rumah tersebut,ada sebuah sungai kecil dan diseberangnya ada bukit yang terlihat indah. Atas bukit itu berkabut seperti awan. Sebastian merasa takjub dengan suasana alam disana.

"Maaf tuan,apakah tuan membutuhkan sesuatu lagi?" Tiba2 sebuah suara mengagetkan lamunan Sebastian.

Sebastian menoleh kebelakang "Apakah kalian punya kotak obat dan perban,? Tanya sebatian.

"Kami punya,sebentar saya ambilkan," Jawab Rosse.

Rosse meraba2 disekitaran lemari yang berada didekat kamar mandi. Dan dia menemukan kotak tersebut.

"Ini yang tuan pinta," Rosse menyerahkannya kepada Sebastian.

Sebastian menerimanya "Terima kasih," Balasnya.

Rosse pun berjalan menuju keluar rumah.

Sebastian hanya memperhatikan "Walau buta,dia terlihat seperti orang biasa. Berjalan didalam rumah tanpa ada masalah,dan bisa mengerjakan hal2 ringan tanpa kendala..!" Dalam benaknya.

Rose memberi makan Coko,anjing kesayangannya. Coko menggoyang2kan ekornya.

Setelah selesai dengan makannya,Coko menjilati Rosse.

Sementara Sebastian mengobati luka2nya . Banyak luka goresan ditubuhnya bahkan wajahnya.

"Lihat saja nanti. Kalian akan tahu siapa Sebastian," ucapnya penuh dendam. " Kalian membangunkan singa tidur. Jangan salahkan singanya bila menerkam kalian...!" Sebastian bergumam sendiri.

Luka2 ditubuhnya sudah dia obati dan luka yang cukup parah dia tutup pakai perban.

Rosse masuk kedalam rumah dan menuju kamar.

Sebastian ingin melihat2 keluar dan menghirup udara bersih pedesaan.

Dia berjalan menuju keluar pagar. Dia melihat sekeliling,tidak ada satu pun rumah tetangga lainnya. Jarak rumah kerumah tetangga terbilang jauh. Disana hanya ada 3 atau 4 rumah saja.

Sebastian semakin penasaran "Bagaimana cara mereka bertahan hidup,dengan akses yang terbatas?" Fikirnya.

Melihat kesekeliling,dia tidak ingat dari arah mana dia datang. Disana tidak terihat jalan atau kenderaan yang berlalu lalang.

Dia kembali masuk kedalam.

Dia mencari Rosse kebelakang,tapi tidak menemukannya.

"Permisi," Suara Sebastian terdengar .

Rosse yang berada didalam kamar berjalan keluar "Tuan mencari saya?" Tanyanya.

"Dimana pakaian saya kamu keringkan?" Tanya Sebastian.

"Tunggu sebentar,saya akan ambil," Ucap Rosse dan berjalan menuju belakang.

Tak lama Rosse pun datang dan memberikan pakaian Sebastian.

"Ini tuan pakaian anda. Apakah ada yang ingin tuan inginkan?" Tanya Rosse.

Sebastian menerima pakaiannya dan meraba kantongnya. Dia menemukan ponselnya tapi tidak bisa digunakan karena tidak hidup sama sekali.

" Apakah disini ada telepon..?" Tanya Sebastian ragu.

"Saya punya handphone," Jawab Rosse.

"Apakah boleh saya pakai. Saya ingin menghubungi seseorang agar menjemput saya," Ucap Sebastian.

Rosse berjalan menuju kamarnya. Dia mengambil ponsel miliknya.

"Ini tuan," Rosse menyerahkan ponselnya.

Sebastian mengambil ponsel tersebut. Ketika dia menekan fitur Telepon tiba2.

"Anda menekan fitur telepon," Suara dari ponsel tersebut yang di set khusus untuk para penyandang tunanetra.

Rosse tersentak " Maaf tuan saya belum menonaktifkan suara panduannya," Ucapnya.

"Tidak apa,saya hanya ingin menghubungi teman sebentar," Ujar Sebastian.

Sebastian menekan nomor dan menghubunginya. "Tut...tut...tut..!" Belum terdengar ada jawaban.

Kemudian.

"Hallo..!" Balasan sebuah suara pria.

"Rico,ini saya..!" Ucap Sebastian.

Rico langsung mengenal suara dari tuannya tersebut.

"Rico jemput saya. Saya akan men share lokasi," Ucap Sebastian.

"Baik tuan," Ucap Rico.

"Tapi jangan bilang pada siapapun," ucap Sebastian.

"Baik tuan," Jawab Rico.

Sebastian mengirimkan titik lokasi keberadaannya.

Setelah memastikan pesannya terkirim,Sebastian memberikan ponselnya Rosse kembali "Terima kasih," Ucap nya.

Rosse hanya membalas tersenyum. Tak berapa lama terdengar suara pintu terbuka.

Rosse menghampiri "Nenek?" Tanyanya.

"Iya,ini nenek..." Jawab neneknya dengan membawa beberapa barang dan plastik berisi sayur dan bahan2 dapur lainnya.

episode 03

Rosse berjalan ke arah neneknya,dan membantu mengangkat barang bawaan neneknya.

Rosse membawanya menuju dapur.

Neneknya menunggu didapur "Rosse..!" Panggil neneknya.

Rosse menoleh " Ya nek," Jawab Rosse.

"Kemari sebentar," Ucap neneknya.

Rosse mendekat.

"Bagaimana dengan orang itu. Dia sudah sarapan tidak?" Tanya neneknya.

"Sudah nek," Jawab Rosse.

"Sampai kapan dia disini?" Tanya si nenek.

Rosse duduk disebuah bangku2 terbuat dari kayu "Tadi dia sudah menghubungi seseorang minta di jemput. Mungkin siang ini dia akan pergi," Jelas Rosse.

Si nenek langsung diam. Rosse berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan dapur dan menuju kamar.

......................

Matahari semakin terik,tapi suasana dirumah itu tetap sejuk dan mendamaikan. Angin berhembus semilir,daun2 bergoyang didahannya. Membuat sebuah suara riuh seperti paduan suara.

Sebastian yang merasa betah dengan tempat itu seakan ingin tidur dan melepaskan rasa lelahnya. Dia duduk di sofa tempat dia tidur sebelumnya. Tanpa dia sadari matanya terpejam,terbawa hembusan sepoy2 angin yang masuk. Dia tertidur dengan posisi duduk.

Si nenek melangkah keruang tamu. Pandangan si nenek tak sengaja melihat sosok Sebastian tertidur dalam posisi duduk.

Si nenek berjalanan kekamar "Rosse...!" Panggilnya.

Rosse tersentak "Iya nek..!" jawab Rosse.

"Laki2 itu tersandar tak sadar diri disofa," Ucap neneknya sedikit ragu.

"Mungkin dia hanya ketiduran nek..!" Jawab Rosse meyakinkan.

Si nenek tidak percaya "Kamu coba periksa dulu,kalau terjadi apa2 dengannya kita yang dituntut nanti," Ucap nenek gusar.

Si nenek menunggu didalam kamar.Rosse menuju keluar kamar. Dia berjalan ke arah sofa tempat lelaki itu tertidur. Rosse meraba2 bagian sofa, dan tangannya tepat berada di atas paha Sebastian.

Sherlin terus meraba tubuh Sebastian untuk memastikan dia masih hidup. Dia meletakkan tangannya di bagian hidung. Ternyata masih ada hawa nafas yang hangat keluar.

Rosse tersenyum,sedari tadi dia merasa cemas . Apabila tamunya itu betul2 sekarat.

Sebastian yang terbangun ketika tangan Rosse menyentuh pahanya. Hanya terdiam tanpa gerakan dan suara.

Rosse masuk kedalam kamar "Nek,dia masih hidup. Dia hanya tertidur saja," Ucap Rosse.

Si nenek mengelus dadanya "Terima kasih Tuhan,kau sudah menjauh kami dari masalah," Mengucap syukur.

Sebastian yang sedari tadi terbangun,hanya bisa mengingat apa yang dilakukan oleh Rosse tadi.

Terdengar suara deringan ponsel, itu adalah ponsel Rosse.

Rosse mengangkat "Hallo...!"

"Hallo...!" Sebuah suara yang asing untuk Rosse.

Rosse ragu "Kamu.....siapa?" Tanyanya.

"Tadi bos saya menghubungi pakai nomor ini," Ucap suara tersebut.

Rosse langsung faham,orang yang di maksud adalah tamu nya. Rosse bergegas keluar kamar dan menuju sofa.

"Maaf tuan,ada pannggilan untuk anda...!" Ucap Rosse sembari memberikan ponselnya.

Sebastian mengambil dan mendekatkan ketelinganya "Ya...bagaimana...?" Tanya Sebastian.

"Semua sudah saya atur tuan. Saya juga sudah membawa pakaian ganti untuk tuan. Sekarang saya sudah berada dilokasi yang tuan kirim. Tapi tuan ada dimana,tidak ada orang yang bisa ditanya," Ujar suara ditelepon.

"Kamu dimana,saya yang akan menghampirimu?" Tanya Sebastian kembali.

"Saya berada didataran yang lebih tinggi tak jauh dari jalan," jawab nya.

"Baiklah nanti saya hubungi lagi," Ucap Sebastian.

Sebastian mengakhiri teleponnya "Apa kamu tahu dataran tinggi di tepi jalan?" Tanya Sebastian pada Rosse.

Rosse yang sedari tadi berdiri disana "Saya tahu,tanah yang dia maksud. Berada di bagian barat," Jawab Rosse.

"Bisakah kamu memberi saya petunjuk,bagaimana caranya kesana?" Tanya Sebastian.

"Saya akan mengantarkan tuan sampai sana," jawab Rosse. "Apakah tuan ingin kesana sekarang?" Tanya Rosse kembali.

"Iya..teman saya sudah menunggu disana..!" Jawab Sebastian.

Rosse bergegas menuju kamarnya,dan mengambil tongkatnya.

Setelah keluar "Baiklah,kita pergi sekarang..!" Ajak Rosse.

Mereka pun bergegas "Nenek, Rosse mengantarkan tamu kita keluar," Ucap Rosse.

"Ya.. bawa Coko," Ucap nya dari dalam.

Rosse menghampiri kandang Coko. Dan membuka kandangnya. Mereka meneruskan perjalanan. Coko yang terlihat senang di ajak jalan oleh majikannya . Dia berlari2 kecil diantara langkah kaki Sebastian dan Rosse.

Setelah berjalan 10 menit,mereka akhirnya sampai di tempat tujuan.

"Tuan,berjalan sedikit ke atas,mungkin teman tuan tersebut ada di atas," Ucap Rosse.

Sebastian berjalan menuju tanah tinggi yang dari kejauhan terlihat seperti bukit. Setelah berada di atas. Sebastia menolehkan pandangannya pada sekeliling. Tiba2 dari arah yang jauh. Seorang pemuda dengan pakain hitam dan badan yang gagah ,melambaikan tangan pada Sebastian.

Sebastian menghentikan langkahnya.Orang tersebut berlari dengan terburu2 ke arah Sebastian berdiri.

"Kamu tunggu sebentar disini,saya kebawah sebentar," Ucap Sebastian.

Dia pun berjalan menuju ke bawah dan menghampiri Rosse "Orang yang menunggu berada di atas,saya akan pergi," Ucap Sebastian.

Rosse tersenyum "Selamat jalan tuan,hati2 dijalan...!" Ucap Rosse.

"Terima kasih atas kebaikan kalian. Suatu hari nanti saya akan datang demi membalas jasa baikmu," Ucap Sebastian.

"Tidak perlu seperti itu tuan. Kami hanya melakukan apa yang sepatutnya kami lakukan," Jawab Rosse.

Kata2 Rosse membuat hati Sebastian tersentuh. Jarang sekali baginya ada orang tulus membantu tanpa imbalan.

"Saya pergi sekarang," Sebastian pun pergi meninggalkan Rosse dan Coko.

"Coko,ayo kita pulang," Ajak Rosse pada anjingnya.

Coko menoleh "Guk..guk...!" Sahutnya mengerti.

Rosse dan Coko berjalan menuju pulang. Sedangkan Sebastian menyuruh anak buahnya untuk menunggu diluar mobil. Dia berganti pakaian di dalam mobil.

Setelah selesai Sebastian menurunkan kaca mobil "Rico,kita pergi sekarang," Ajak Sebastian.

"Baik tuan," Jawabnya.

Rico pun segera masuk kedalam mobil dan menghidupkan mesin. Mereka melaju dengan sangat kencang.

"Rico,siapa saja yang tahu saya tidak berada dirumah?" Tanya Sebastian.

"Hanya saya dan nyonya besar tuan," Jawab Rico singkat.

"Apa kamu melihat ada sesuatu yang mencurigakan didalam rumah ?" Tanya Sebastian lagi.

"Saya tidak melihat sesuatu yang mencurigakan," Jawab Rico.

"Baiklah,tentang kejadian ini. Jangan beritahu siapa pun..! Sebastian menekankan perintah.

"Baik tuan," Jawab Rico.

Pembicaraan mereka berdua berakhir sudah. Rico hanya fokus pada mobil yang dia bawa. Sedangkan Sebastian memeriksa setiap CCTV yang berada dikantornya melalui laptop kerjanya yang dibawa oleh Rico.

Dia melihat beberapa pergerakan mencurigakan dari beberapa orang di luar gedung perusahaan. Berulang2 dia mengamati wajah orang dan mobil yang berada disampingnya. Sebastian mengingat ciri2 mobil yang mengikutinya tadi malam. Ternyata mobil itu lah yang mengikutinya. Nomor plat dan warna sama. Sebastian mencari tahu siapa pemilik dari nomor plat tersebut. Dia menghubungi seseorang.

"Hallo...tolong selidiki nomor ini. Siapa yang punya?" Perintah Sebastian dan menutup teleponnya.

Rico membawa Sebastian menuju perusahaan. Para pekerja tercengang melihat wajah Sebastian yang penuh dengan goresan2 kecil.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!