NovelToon NovelToon

Gadis Milikku

Gadis Cantik

Seorang pria berparas tampan dan bermata tajam berjalan masuk ke dalam perpustakaan diikuti oleh pria juga berwajah tampan yang merupakan sang asisten dan beberapa pengawalnya. Wajah yang sangat tampan dan kaku itu langsung menarik perhatian makhluk di dalam perpustakaan apalagi para kaum hawa yang melihatnya.

Mereka banyak yang memuji ketampanan seorang pria itu dan terus menyebutkan kata 'tampan' jika melihatnya. Juga mereka tak mengetahui bahwa yang memiliki perpustakaan ini adalah milik pria tampan tersebut.

Seorang Gabrian Gamaliel Atkinson, putra satu-satunya dari pasangan Drax Atkinson dan Kimberly Yovanka. Walaupun tidak terlalu terkenal di kalangan masyarakat karena privasi, tetapi tetap banyak para orang tua yang ingin menjodohkan dirinya dengan anak mereka, berkedok pernikahan bisnis.

Gabrian terus berjalan hingga berhenti di sebuah ruangan khusus milik-nya diikuti oleh Arav sang asisten dan para bodyguard didepan pintu itu untuk berjaga-jaga. Dirinya ingin mengecek data-data penting tentang perpustakaan yang ia dirikan setahun terakhir ini. Menurut penjaga kamera pengawas atau yang lebih singkat di beri nama cctv itu ada seorang penyusup yang berada di perpustakaan miliknya. Ia menjadi geram, padahal sebentar lagi adalah waktunya untuk makan siang namun penyusup seperti itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika sekali sudah diberi kesempatan maka pergunakanlah dengan baik dan Jangan mengulangnya kembali kesalahan itu. Namun nyali penyusup itu terlalu tinggi dan membuat Gabrian murka.

Setengah jam berlalu, Gabrian sudah selesai mengecek data-data nya langsung memanggil Arav untuk membawa salah satu karyawannya untuk ke ruangannya untuk diinterogasi. Entah apa yang ia lihat dalam data-data itu dan juga rekaman kamera pengawas yang terpasang namun membuat darahnya mendidih.

''Arav!!'' Geram Gabrian dengan dingin dan wajah datar kebiasaan nya.

'' Ya tuan'' Jawab Arav sembari menatap ke arah tuan nya dengan wajah bingung

''Panggilkan salah satu karyawan yang berjaga di shift malam kemarin ke ruangan saya, SEGERA!!'' kata Gabrian dengan tegas dan penuh penekanan.

''Baik tuan'' jawab Arav tegas langsung menunduk hormat lalu pergi dari hadapan tuannya untuk memangil karyawan tersebut.

Sepuluh menit kemudian Arav datang bersama karyawan yang bekerja di shift malam yang sedang menundukkan kepala ke arah bosnya itu. Aura yang pria itu keluarkan membuat semua orang yang berada didalam merasa terintimidasi. Tatapan matanya yang tajam seperti elang dan juga alis yang tebal mempertegas bahwa ia mempunyai insting yang sangat tajam dan juga sangat menakutkan.

Gabrian yang melihat Arav datang dengan karyawan itu langsung mendekatinya dan langsung menatapnya dengan tajam. Karyawan yang ber gender perempuan itu menatap kakinya dengan tangan yang sudah berkeringat dingin, walupun tak tau apa yang menjadi permasalahan nya namun yang jelas ia akan terkena amarah sang bos nya itu.

''Ini adalah salah satu karyawan yang bekerja shift malam disini, Tuan'' kata sang asisten sambil menatap sang karyawan perempuan itu dengan wajah datar

''Baiklah, kau keluar saja dahulu!'' perintah Gabrian dengan dingin, dan Arav mengangguk dengan setengah menundukkan badan langsung melenggang keluar ruangan.

''kau duduk!!'' perintah Gabrian dengan dingin kepada karyawan perempuan tersebut.

karyawan perempuan itu lalu mendongak menatap sang boss dan bertanya

''Tuan, saya duduk dimana?'' dengan polosnya sang karyawan itu bertanya

Deg .. deg... deg

Jantung Gabrian terpompa begitu cepat melihat wajah gadis didepannya itu. Gabrian yang sedari tadi menatap perempuan itu langsung terkesima dengan kecantikan karyawan perempuan tersebut.

Karyawan perempuan yang ditatap tak berkedip oleh bos nya itu kembali menunduk kan kepalanya kembali karena takut dengan mata tajam bos nya. Padahal menatap tajam dirinya bukan karena kesalahan nya namun karena wajah gadis itu membuatnya memelototkan matanya

Duh! Apa bos sudah tau ya tadi aku tidak sengaja menjatuhkan buku yang sudah tertata ya? bagaimana ini, bukankah aku tadi juga sudah merapikan kembali buku itu?. Batin perempuan itu dengan takut

Gabrian yang tengah menatap wajah perempuan itu tidak mendengar kan isi pikiran dan hati perempuan itu karena terlalu fokus menatap sang gadis dengan tajam.

''Tuan??'' panggil sang karyawan dengan lirih tapi masih bisa didengar Gabrian

Seketika Gabrian yang sedang melamun tersadar dari lamunannya dan langsung menormalkan ekspresi nya kembali dengan wajah datar nan dingin biasanya.

''ehmm.. kau duduk saja disofa itu!'' kata Gabrian dengan menatap perempuan itu dengan lucu dan menunjuk sebuah sofa agak panjang di ruangannya itu.

''Siapa namamu?'' Tanya Gabrian kepada perempuan yang sedari tadi menunduk itu.

Ya Tuhan apakah dia bidadari yang kau turunkan dari langit!! aku bawa pulang saja boleh tidak?? . Batin Gabrian berteriak, ia menatap perempuan itu dengan penuh kekaguman.

''E..mm itu tuan nama saya Arelea'', kata karyawan wanita yang bernama Arelea Callista, dengan menundukkan kepala nya kembali tanda sopan.

Namanya cantik sesuai dengan parasnya. Batin Gabrian dengan senyum kecil yang tak pernah terlihat selama ini bahkan ketika bersama orang tua nya pun dia jarang tersenyum tetapi dengan melihat perempuan didepannya ini dia terpesona nampaknya. Bukan tak ingin tersenyum kepada orangtuanya namun karena kesalahan yang membuat dirinya sedikit salah paham namun sekarang sudah lama terselesaikan. Hanya saja sang mommy nya malah ingin anaknya segera menikah dalam waktu yang dekat, para teman nya sudah memiliki cucu namun dirinya menantu pun tak punya.

...**********...

Jangan lupa Vote, like dan Comment nya yah

......................

...Karya ini akan diperlambat alurnya...

...Thanks^^...

Episode 2. Ruang rahasia

Setelah Gabrian bertanya identitas kepada gadis itu ia kembali duduk di kursi kebesaran nya untuk mempertanyakan beberapa pertanyaan kepada gadis didepan nya itu.

''Apa kau tau dimana letak ruang rahasia perpustakaan ini gadis kecil?'' Tanya Gabrian seraya menatap Arelea tajam

''Maaf boss saya tidak tau, memang nya ada ya boss ruang rahasia di sini?'' Cicit Arelea takut dengan tatapan tajam yang Gabrian layangkan kepadanya

''Sudah berapa bulan kamu bekerja di perpustakaan ini gadis kecil?'' Tanya penasaran Gabrian kepada gadis didepan nya itu,

''Saya baru masuk sini 2 bulan yang lalu boss!!'' Jawab Arelea lirih kepada boss nya itu.

Gabrian berdiri dari kursi langsung mengambil telpon genggamnya untuk menelpon seseorang.

''Tolong kamu bawakan cctv yang tersembunyi di ruang rahasia saya'' perintah Gabrian kepada orang kepercayaan nya yang ada di seberang telepon.

''Baik boss'' kata seseorang diseberang telpon gabrian, setelah mendapatkan jawaban Gabrian langsung memutuskan panggilan tersebut.

Sedangkan Arelea yang sedang menatap boss nya itu bingung mengapa tidak dari tadi melihat cctv malah memanggil dirinya untuk di tanyai persoalan ruang rahasia boss nya itu dengan mengerucutkan bibirnya dengan imut.

Gabrian yang mendengar suara hati Arelea langsung menatap gadis itu dengan pandangan lucu.

''yaampun gadis ini ingin sekali rasanya ku bawa pulang''. Batin Gabrian gemas kepada arelea

Setelah beberapa saat mereka saling diam dengan pikiran masing masing pintu ruangan di ketuk agak keras oleh orang kepercayaan Gabrian.

Tokk... Tokk... Tokk

Gabrian langsung mengambil remote control untuk membukakan pintu nya. Begitu pintunya terbuka muncul dua anak buah nya dengan membungkukkan badan dan ditangannya membawa sebuah flashdisk kecil.

''Maaf bos saya tidak tau jika ada tamu,'' ucap dua orang yang baru saja masuk ternyata anak buah Gabrian

''Hmmm'', jawab Gabrian hanya dengan deheman

''Ini bos cctv tersembunyi ruang rahasia itu?!'' Ujar anak buah Gabrian itu. Lalu Gabrian mengambil flashdisk kecil itu dan menancapkan nya di laptop hingga muncul gambar cctv tersembunyi ruang itu

''Que es esto, kurasa ini seorang pria bukan gadis itu!!'' Ucap Gabrian dengan dingin seraya menunjuk Arelea ,Ia menatap Arelea dengan diam tanpa berkata apapun.

''Arelea apakah kamu mengenal pria yang ada di gambar ini?'' tanya Gabrian pada gadis kecil yang sedang duduk di sofa itu dengan sedikit lembut dan berhasil membuat anak buah nya terkejut.

''apakah ini?Tuan sangat lembut sekali bicaranya kepada gadis kecil itu?! Ya ampun ternyata cantik dan menggemaskan sekali pantas saja tuan muda bersikap berbeda kepada-nya!!'' batin anak buah Gabrian seraya menatap gadis yang sedang duduk di sofa panjang tersebut.

Gabrian yang mendengar itu pun darahnya langsung mendidih kala orang lain melihat Arelea dengan seksama bahkan memujinya terang terangan dihadapannya. Entah kenapa dia merasa tidak rela berbagi kecantikan gadis itu dengan orang lain seperti ada perasaan seorang lelaki kepada seorang perempuan akan tetapi dia tidak sadar jika itu perasaan yang di sebut 'CINTA'. Karena dirinya belum sekali pun tertarik kepada seorang wanita apalagi mencintainya, bukan berarti dia bukan pria normal.

Gabrian menatap dingin semua orang yang di dalam ruangan nya itu. Hingga semua yang berada di ruangan itu merasa bulu kuduk mereka berdiri dan ada yang ketakutan tekanan karena merasa mereka tidak melakukan kesalahan kenapa boss mereka tiba tiba mengeluarkan aura dingin dan juga aura menekan seperti saat ini.

''ehmm.. bos ma..af ini ba..bagaimana cctv nya apakah sudah ada petunjuk?'' ucap salah satu bawahannya dengan gemetaran, walaupun badan mereka besar-besar dan juga mempunyai wajah agak sangar jika sudah didepan bos nya akan tunduk dan merasa terintimidasi aura dingin yang dikeluarkan tuan muda itu, terasa menusuk batin mereka semua.

''Ya!! Arelea bagaimana? apakah kau mengenalnya?'' tanya Gabrian sekali lagi kepada Arelea.

''iya bos aku tau dia siapa, dia adalah pria kemarin menawarkan aku min-'' ucapan Arelea berhenti karena ada teriakan seseorang di ambang pintu masuk ruangan itu. Mereka sama-sama menoleh terlihat seorang pria tampan dengan pakaian casual ala-ala lelaki modern.

''Hi brother long time no see you'' teriak seseorang yang diambang pintu dengan wajah ceria dan tampang tak dosa nya yaitu saudara sepupu Gabrian yang bernama Nathan Arsenio.

''Apa-apaan kamu ini, aku sedang membahas sesuatu yang penting jangan menganggu. Dan juga sedang apa kau kemari nathan dan sampai kapan kau sampai di negara ini?'' Tanya Gabrian karena tidak biasanya dia kembali kesini tanpa memberi kabar kepadanya.

''Maaf, Ayolah aku baru saja sampai di mansion utama mu kata bibi kamu sedang berada di perpustakaan ini makanya aku kemari untuk mencari mu!!'' sahut Nathan kesal kepada sepupunya itu

''Baiklah apa mau mu sekarang? Maaf aku sedang sibuk hari ini tidak bisa menyambut kedatangan mu,'' Ujar Gabrian dengan hati-hati jika menghadapi sepupunya yang satu ini adalah harus ekstra sabar dan juga berhati-hati. Salah bicara sedikit saja pria ceria didepannya itu akan mengadukan kepada mommy nya, ia jika pulang ke mansion akan terkena amarah sang ibu.

Nathan berjalan kearah Gabrian dengan senyum yang mengembang, tetapi baru beberapa langkah ia terhenti kala melihat gadis cantik imut dan lucu di sofa panjang sedang menatap lantai dengan badan agak gemetaran.

''Wah wah!! ternyata sepupuku ini tidak akan menjadi perjaka tua lagi, hahahaa...!!'' ucap Nathan dengan senyum menggoda nya itu.

''Diamlah kau Nathan'' Teriak geram Gabrian kepada sepupunya itu.

''Baiklah baiklah'' sahut enteng Nathan sembari berjalan menuju sofa yang ada gadis tadi.

Gabrian langsung mencegah Nathan yang akan duduk di sofa itu dan menyuruh anak buah nya untuk membawakan tempat duduk untuk nya sendiri karena ia tak akan membiarkan sepupu nya itu duduk dengan gadis yang mulai detik ini ia cap sebagai 'Gadis miliknya' itu.

''Baiklah lanjutkan Arelea penjelasanmu tadi!'' kata Gabrian langsung menatap gadis itu dengan mengerutkan keningnya

''i..iya bos, kemarin itu pria yang berada didalam cctv itu kemarin menawarkan aku segelas minuman dan setelahnya dia berjalan mengendap endap hingga sampai di rak paling kanan tetapi saya kira itu juga pekerja shift malam selain saya begitu bos!'' jawab Arelea dengan seksama dan tampang serius tetapi itu membuat wajahnya nampak imut dimata mereka berdua.

''Lalu setelah itu apa yang terjadi Arelea?'' tanya Nathan yang langsung paham dengan situasi sedari tadi diam mencerna perkataan saudaranya itu dengan gadisnya itu.

''Setelah sampai di rak kanan itu, pria itu langsung menghilang begitu saja aku pun tidak tau dan terkejut, aku mengira dia itu manusia atau malah makhluk halus..'' sahut Arelea bergidik ngeri membayangkan jika memang benar itu adalah makhluk halus.

Gabrian dan Nathan yang mendengar jawaban Arelea itu hanya mencerna perkataannya yang agak sedikit aneh pikirnya

''Masa iya di perpustakaan milikku ini ada makhluk halus sih? aku tidak pernah melihatnya dimanapun selama aku berada di sini?!'' batin Gabrian sangat sangat penasaran dengan makhluk yang berada di ruangan rahasia nya itu, pasti orang dalam yang bisa masuk ke dalam ruangan itu pikir Nathan karena tidak ada yang tau ruangan rahasia itu jika bukan orang dalam.

Gabrian yang mendengar itu pun langsung menerka nerka apa yang terjadi. Jika memang benar begitu kenapa dia tidak tau siapa orang itu batin nya kesal. Berani-beraninya membangunkan singa yang sedang tidur pikir Nathan.

''Memangnya apa yang terjadi di ruangan rahasia itu bos?'' tanya Arelea dengan wajah ingin tahunya

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

...----------------...

Jangan lupa vote, like dan Comment nya yah!!

IG: @_fikria.ns

Episode 3. Bersama

Setelah pembicaraan serius itu semua orang keluar ruangan untuk kembali bekerja. Saat diperjalanan Arelea pulang dari bekerja, ia berjalan sambil bertanya tanya apakah tuan tampan yang ia temui di perpustakaan tadi bos baru atau lama dan siapa namanya karena setau dia orang yang biasa ia panggil bos itu bernama 'Tristan' dan tampangnya juga berbeda.

Arelea berjalan melamun sambil memikirkan hal yang seperti nya tidak penting itu tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita yang sedang menelepon seseorang dan wanita itu pun langsung menoleh ke belakang dan menatap Arelea dengan penuh kesal.

Arelea yang melihat itu pun langsung meminta maaf karena tidak sengaja menabrak membuat hp sang wanita itu terjatuh tetapi untung nya tidak pecah dan rusak hanya saja wanita itu marah karena telah menganggu ia sedang bertelepon penting dengan boss nya.

''Maafkan saya nona, saya tidak sengaja menabrak anda tadi'' tanya Arelea dengan sopan dan menunduk merasa bersalah kepada wanita di depannya itu.

''Ya ampun apakah kau tidak punya mata sehingga bisa menabrak saya yang sedari tadi berdiri disini, hahh!!!'' sahut wanita itu kesal dan sambil berkacak pinggang

''maaf nona saya tadi sungguh tidak melihat jika di depan saya ada orang, sekali lagi maafkan saya nona!''

''Lagian nona juga salah mengapa berdiri di tengah jalan, itu akan menganggu pejalan atau pengendara lain nya.'' ucap Arelea dengan polosnya dan menundukkan kepalanya karena merasa wanita didepannya itu juga salah karena berdiri di tengah jalan.

''Heh!! kau malah menyalahkan ku gadis kecil, apa kau tak tau siapa aku hah!'' jawab wanita angkuh itu yang ternyata bernama Devita Siregar seorang model yang memang belum terkenal tetapi sangat angkuh melebihi para model papan atas lainnya.

''Tapi nona memang bukan saya saja yang salah, tetapi anda juga salah karena berhenti ditengah jalan seperti ini'' ucap Arelea dengan mata berkedip kedip lucu dan dengan pipi yang menggembung, dia merasa bersalah namun orang yang didepannya itu juga salah.

''Ya ampun gadis ini manis juga ternyata, huhh!!! kamu tidak boleh termakan rayuan maut dari wajah anak kecil ini vitaa!!''batin Vita menyemangati dirinya agar tidak mempan oleh gadis didepannya itu

Huhhh...

Vita menghela nafas panjang dan langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan gadis kecil yang masih bengong menatapnya, Vita tak ingin berlama-lama di sana sebab gadis itu mudah luluh dengan rayuan-rayuan dari para makhluk yang menurutnya imut.

''nona itu kenapa tadi marah marah sekarang malah pergi begitu saja apakah dia itu hanya pura pura marah ya dan sekarang dia merasa bersalah?'' batin Arelea berpikir seraya menatap punggung wanita yang baru saja pergi dari hadapannya itu.

.

.

.

.

.

Sementara dirumah Gabrian, pria itu sedang duduk termenung memikirkan gadis yang ia jumpai tadi sambil menatap kolam renang dengan tatapan menerawang membayangkan wajah sang gadis ketika ia sedang mengerjapkan mata lucu dihadapan nya tadi.

''Ahh apakah aku sudah gila, memikirkan gadis itu!!'' ucap Gabrian pada dirinya sendiri sambil tersenyum-senyum

''Sungguh gadis manis itu sudah menarik perhatian pria dingin ini, hahaha.''

Arav yang berada dibelakang tuan nya itu heran dan tentu saja terkejut mengapa tuan nya senyum senyum sendiri juga tertawa lirih seperti orang ABG jatuh cinta pada seseorang.

Arav pun memberanikan diri untuk bertanya kepada tuan nya

''Maaf tuan apakah ada yang lucu sehingga membuat anda tertawa?'' ucap Arav terheran heran sambil menatap sang bos nya

''Ahh iya.., apakah kau pernah jatuh cinta pada pandangan pertama arav?'' tanya Gabrian penasaran dengan sang asisten nya tanpa menoleh dan terus memandang kolam renang itu.

''Apakah tuan sedang jatuh cinta? siapa wanita beruntung itu tuan? kapan tuan akan membawa calon nyonya ke rumah tuan dan nyonya besar?'' tanya Arav dengan sumringah dan bertubi karena baru pertama kali melihat wajah sang bos jatuh cinta hanya dengan pandangan pertama.

''Ya Arav, Sepertinya aku sedang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis yang aku temui tadi di perpustakaan,''

''Entahlah rav aku tidak tau dia menyukai ku atau tidak, semoga saja secepatnya... aah rasanya ingin sekali membawa nya langsung ke rumah ini!!'' ucap Gabrian dengan senang dan semangat sembari berdiri.

''Semoga berhasil mendapatkan hatinya tuan!!'' ucap Arav tak kalah semangat dari bos nya karena akan mendapat nyonya baru,

''Tuan akan kemana?'' tanya Arav penasaran.

''Aku akan menemui gadis itu dirumahnya sekarang, kau tidak usah ikut biar aku pergi sendiri!'' ucap Gabrian

''Anda tahu alamat rumahnya tuan?'' Tanya arav ragu

''Kamu meragukan kemampuan ku ha? Koneksi ku itu banyak hanya dengan menggerakkan jari saja aku bisa memerintah mencari tau asal-usul gadis itu dengan detail.'' Setelah mengucapkan kata seperti itu dirinya langsung melenggang kearah pintu utama dan menancap gas kan mobilnya untuk ke rumah gadisnya itu.

''eehh baiklah tuan,'' ucap Arav kepada dirinya sendiri karena tuannya sudah pergi begitu saja.

.

.

.

.

.

Setelah itu ia berjalan hingga berhenti di sebuah halte bus untuk menunggu bus datang agar sampai rumah dengan cepat. Ia segera mandi dan merebahkan diri di kasur kecil nya. Walaupun rumah Arelea itu sangat sederhana dan bisa dibilang kecil, dia nyaman tinggal di sana karena tetangga nya sangat ramah dan tempatnya juga tidak kumuh.

Seperti itulah kehidupan yang ia jalani setelah ia keluar dari panti asuhan, hanya bekerja bekerja dan bekerja. Sejak usia Arelea 15 tahun dia sudah tidak bersekolah lagi dan dia memilih keluar dari panti agar hidup lebih mandiri lagi. Sedari kecil dia memang sudah harus menanggung beban diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup nya lah untuk menyewa tempat tinggal lah dan lain lain. Dia tidak tau dimana orang tua nya berada karena dia ditemukan didepan panti asuhan sudah dengan kalung yang berada di lehernya dan bertuliskan nama nya. (Arelea Calista A) nama yang tertera di liontin kalung itu.

Arelea tidak tau jika orang tua kandung nya itu masih mencari informasi tentang dirinya, Karena baginya bahagia itu hanya butuh waktu saja mungkin hari ini dan tahun-tahun dahulu dia memang sengsara tetapi apakah kita tau kedepannya bagaimana?....tidakkan..! Yang kita tau hanyalah berdoa dan berusaha keras mengumpulkan kebahagian untuk kemudian hari...

Saat ini Arelea sedang merebahkan tubuhnya di sebuah kasur yang tidak empuk lagi itu dengan memejamkan matanya untuk beristirahat setelah semalaman bekerja dan baru saja hendak memejamkan mata terdengar suara ketokan pintu dari luar.

Tokk...tokk...tokk

''Aduh siapa sih yang bertamu malam hari begini!'' Ucap Arelea kesal dan langsung berdiri untuk membukakan pintu dengan kasar untuk melihat siapakah yang bertamu dengannya dengan mata masih sedikit tertutup itu.

''Iya siapa??'' Tanya Arelea masih dengan mata sedikit tertutup jadi tidak melihat siapa yang datang kerumahnya itu.

''Hai Arelea!'' Sapa pemuda tampan itu dan berhasil membuat Arelea membulatkan mata nya begitu mendengar suara berat didepannya itu.

''Bos?e..h apa? boss? kenapa ada disini?'' tanya Arelea dengan terbata bata karena mengapa bos nya sampai mengunjungi karyawan nya ya siapa lagi kalau bukan Gabrian.

Bukannya Arelea melarang Gabrian untuk masuk kedalam rumahnya hanya saja untuk apa seorang bos bertamu ke rumah karyawannya apalagi rumahnya itu sangat sempit dan untuk apa malam malam begini bertamu bagaimana jika ada tetangga yang melihat pasti akan salah paham.

''Oh kamu benar tinggal di sini rupanya, baguslah aku akan sering mampir kesini!!'' Ucap Gabrian pura-pura terkejut, pria itu langsung masuk kedalam rumah Arelea dan meninggalkan Arelea yang masih mematung didepan pintu itu.

Arelea gelagapan dan bingung boss nya langsung masuk saja padahal tuan rumah nya belum mengizinkannya masuk.

''Maaf bos ada keperluan apa anda ke rumah saya malam-malam begini?'' Tanya Arelea setelah tersadar dari lamunannya dan langsung berjalan ke arah bos nya yang sudah duduk di sofa tunggal dekat kamar Arelea.

''Tidak ada perlu apa apa aku hanya ingin saja!'' jawab sang bos dengan santai sambil melihat lihat setiap sudut kamar Arelea. Ia sangat prihatin dengan kehidupan Arelea, dalam benaknya terpikir apakah bisa tidur dalam ruangan yang sempit seperti ini.

Arelea pun berfikir apakah bos nya itu tidak punya pekerjaan yang lebih penting sehingga bisa mampir ke rumah nya dengan begitu santainya. Gabrian pun tertawa membuat Arelea menatap heran ke arah boss nya itu mengapa bos tertawa? apakah ada yang lucu disini begitu lah pikir Arelea.

Arelea pun memberanikan diri untuk bertanya kepada sang bos

''Bos apa yang membuat mu tertawa...?'' tanya Arelea heran dan dengan tampang polos nya itu.

''Haha...tidak ada arelea!''

''Oh iya Arelea apakah kamu sudah makan?'' Tanya sang bos kepada Arelea.

''Belum sempat makan bos karena tadi aku lupa membeli makanan'' jawab Arelea dengan santai nya, Ternyata bos tidak menyeramkan seperti yang kukira pikir nya dan sembari tersenyum sangat manis.

Gabrian yang melihat itu pun wajahnya langsung bersemu merah, entah kenapa dia merasa malu di berikan senyuman tulus dan sangat manis dari gadis kecil didepannya ini.

''Ayo makan bersama Arelea, tenang saja aku yang akan membayar makanan kita nanti''

''Aku kan bosmu, jadi banyak uang jadi jangan sungkan'' Ajak Gabrian dengan nada sedikit sombong sembari berdiri dan menggandeng tangan Arelea dan menyeretnya keluar rumah.

''e..ehh bos!!'' Terkejut Arelea karena digandeng tiba tiba oleh bos nya.

*****

Gabrian dan Arelea sudah berada di room privat disebuah restoran mahal yang tak jauh dari tempat tinggal Arelea. Mereka sudah memesan makanan untuk di makan keduanya.

''Arelea apakah kamu mempunyai pria idalan?'' tanya Gabrian memecah keheningan di ruangan itu.

''Aku tidak memiliki pria idaman bos, karena selama ini aku hanya bekerja paruh waktu di sana dan disini bos jadi tidak sempat mencari pria idaman, hehe...'' ucap Arelea dengan cengengesan dan dengan polosnya.

''Apakah aku tampan?'' tanya Gabrian dengan konyolnya.

''Iya bos, kau sangat tampan,'' kata Arelea dengan senyumannya.

Dan sukses membuat Gabrian tersipu malu dan wajahnya sudah memerah, hingga membuat dirinya melayang ke angkasa mendapat pujian dari sang pujaan hati yang belum tau perasaan itu.

''Apakah kau tiba tiba bisa demam bos? mengapa wajah mu memerah?'' tanya Arelea sambil memegang pipi bos nya itu, entah keberanian dari mana ia memegang pipi bos nya.

''E..e.eh tidak apa apa, aku tidak sakit'' ucap Gabrian seraya menikmati usapan tangan kecil Arelea yang masih mengelus elus pipinya.

Setelah agak lama mereka memesan, makanan yang mereka pesan pun matang dan langsung di hidangkan didepan mereka, langsung saja Arelea menyantapnya dengan lahap karena memang dirinya sudah lapar sedari tadi,

''Apakah kau sudah sangat lapar gadis kecil?'' tanya Gabrian terkekeh kecil melihat cara memakan Arelea.

''Eumm begitulah bos, hehe maaf merepotkan.'' ucap Arelea dengan mulut penuh dengan makanan,

''Baiklah lanjutkan makan mu'' ucap Gabrian sambil mengambil sendok dan garpu untuk makan

Setelah acara makan selesai, Gabrian pun mengantarkan Arelea pulang untuk istirahat, dan dirinya pun pulang kerumahnya sendiri untuk istirahat dan bekerja di hari esok

...----------------...

Jangan lupa Vote, Like, dan Comment ya hehe!!

~Thanks

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!