NovelToon NovelToon

Sweet Revenge

Permulaan

Lily berjalan sempoyongan memasuki halaman rumah sewaannya bersama salah satu sahabatnya Rosi. Berkali kali Lily terjatuh lalu bangkit lagi, berjalan lagi sampai di depan pintu, kedua kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya lalu ambruk.

"Rosii!!"

"Buk buk buk!!

Berkali kali Lily memanggil nama sahabatnya yang tak kunjung datang membuka pintu.

"Rosiii!!"

"Sebentar!" terdengar suara cempreng seorang wanita menyaut dari dalam.

"Ceklek! suara pintu di buka dari dalam rumah.

"Ya ampun Lily!! Rosi terkejut mendapati Lily dengan luka di bibir dan ada lebam di sekitar mata kanannya. "Ayo bangun."

Rosi mengangkat tubuh Lily, lalu memapahnya masuk ke dalam rumah.

"Duduk di sini."

Rosi membantu sahabatnya duduk di kursi, lalu ia bergegas ke dapur mengambil air dingin dan kain lembut. Tak lama kemudian ia sudah kembali dan duduk di samping Lily.

"Apa yang terjadi?" tanya Rosi sambil menempelkan kain lembut di area luka lebam menggunakan air dingin.

"Arga.." ucap Lily lirih.

"Dia lagi?" ucap Rosi kesal.

"Bukan Ros, tapi istrinya Arga. Dia datang bawa bodyguard dan mengancam." Ungkap Lily, meringis kesakitan saat Rosi menekan luka lebam terlalu kuat. "Aww, sakit."

"Aku sudah mengingatkanmu berapa kali sih? tinggalin Arga. Pria itu sudah beristri, dan kau tahu bukan? konsekwensinya berhubungan dengan pria kaya itu?" Rosi kembali mengingatkan sahabatnya.

"Salah gak sih, kalau aku mencintai pria beristri?" tanya Lily.

"Jelas salah, pekerjaanmu saja sudah salah!" bentak Rosi, gadis berusia 21 tahun yang masih kuliah semester 4. Satu satinya sahabat Lily, yang mau terima Lily apa adanya, selalu ada di saat susah ataupun senang.

"Kau tidak perlu mengomentari pekerjaanku. Bukankah kau tahu, apa alasanku melakukan pekerjaan ini?" Jawab Lily kesal.

"Maaf, aku hanya tidak ingin melihat kau seperti ini terus.." sahut Rosi menatap sendu wajah sahabatnya.

"Kau satu satunya sahabatku..yang mengerti keadaanku." Lily merangkul bahu Rosi lalu memeluknya dengan erat. "Aku janji, akan menjauhi Arga dan mengakhiri hubungan yang selama ini sudah aku jalani selama berbulan bulan."

"Aku tidak akan mengomentari pekerjaanmu lagi, tapi aku mohon..pekerjaanmu saja mengundang masalah, jangan kau tambah lagi masalah yang lain." Pinta Rosi menatap kasihan.

"Aku janji." Kata Lily.

"Kau sudah makan?" tanya Rosi seraya melepas pelukannya.

"Ros.."

"Iya?" jawab Rosi.

"Aku mau berhenti bekerja di kelab, aku mau berhenti jadi wanita penghibur, aku lelah.." ungkap Lily.

Mata Rosi berbinar mendengar pernyataan Lily yang ingin berhenti. Namun raut wajah Rosi yang bahagia berubah masam.

"Bukankah dulu kau pernah mencobanya? tapi kenyataannya, mami Angel tidak mengizinkan kau keluar dari dunia malam. Bahkan dia menyiksamu." Rosi mengingatkan.

"Aku tahu Ros, tapi aku harus mencobanya lagi. Meski aku sendiri tidak yakin..kecuali..?"

"Kecuali apa?" tanya Rosi.

"Kecuali ada pangeran datang dan membawaku pergi dari neraka ini." Kata Lily di akhiri tertawa kecil.

"Terus saja menghalu!" sungut Rosi.

"Hahahaha! siapa tahu kan?" sahut Lily.

"Ah sudahlah, lebih baik kita makan. Aku dapat kiriman makanan enak." Kata Rosi lalu berdiri.

"Nathan?" tanya Lily lalu berdiri.

Rosi menganggukkan kepalanya. "Iya, tapi..?"

"Tapi kenapa? katakan padaku." Lily meraih tangan Rosi, meremasnya pelan. "Katakan.."

"Nathan minta aku supaya pindah kontrakan," Rosi menjelaskan kedatangan Nathan, tapi tidak berterus terang kalau Nathan melarang Rosi bersahabat lagi dengan Lily. Jika Rosi tidak menuruti keinginan Nathan, maka hubungan mereka akan berakhir.

"Aku tidak masalah, kalau kau mau pindah." Timpal Lily, lalu mereka berjalan bersama menuju dapur.

"Sudahlah, lupakan!"

Ancaman

Keesokan paginya Lily terbangun dan mendapati sarapan pagi di atas meja. Seperti yang biasa Rosi lakukan sebelum berangkat kuliah. Lily meregangkan ototnya yang terasa kaku, lalu beranjak pergi ke kamar mandi.

Di kamar mandi, Lily terus berpikir bagaimana caranya keluar dari lembah hitam. Lily sadar, sekalinya terjebak dalam lembah hitam, sulit untuk bebas. Namun keinginan kuatnya untuk bebas membuat wanita itu tidak patah semangat.

"Aku lelah seperti ini, aku ingin seperti orang lain. Memiliki keluarga, suami yang mencintaiku, menyayangiku. Dan aku tidak perlu susah payah mencari uang dengan cara seperti ini." Ucap Lily sambil menggosok tubuhnya dengan sabun.

"Andai saja ada seorang pria yang mau menebusku dari mami Angel." Pikir Lily. "Ah sudahlah, itu semua hanya mimpi di siang bolong"

Lily mendesah, lalu menyiramkan air keseluruh tubuhnya hingga bersih. Setelah selesai, ia melilitkan handuk di tubuhnya lalu keluar dari kamar mandi. Berjalan mendekati lemari memilih pakaian yang akan di gunakan.

"Tok tok tok!!"

Suara pintu di ketuk dari luar, membuatnya terkejut. "Sebentar!" sahut Lily. "Mungkib itu Rosi."

Kemudian Lily kembali menutup pintu lemari, keluar dari kamar dan membuka pintu rumah.

"Siapa kau?!" seru Lily terkejut, ternyata bukan Lily. Melainkan seorang pria, berwajah tampan hidungnya mancung dengan tatapan tajam penuh kebencian. Lily kembali menutup pintu dengan cepat, namun pria itu mendorongnya hingga pintu terbuka dengan lebar

Lily berjalan mundur ke belakang, memgang handuk yang melilit tubuhnya supaya tidak merosot.

"Apa maumu? pergi dari rumahku!" seru Lily.

"Plakkk!! satu tamparan keras mendarat di pipinya hingga oleng ke samping lalu jatuh dan duduk di lantai.

Pria itu jongkok di hadapan Lily. Meraih dagunya dan mencengkramnya kuat.

"Sekali lagi kau mengganggu kehidupan rumah tangga adikku. Kupastikan wajahmu rusak, bahkan orang jijik melihatmu." Ancam pria itu lalu menarik tangannya kembali.

Lily hanya diam, menatap wajah pria di hadapannya. Kini ia mengerti, siapa pria yang ada di hadapannya yang tak lain kakak kandung Clara, istrinya Arga.

"Kau tidak perlu mengancamku, tanpa kau minta pasti aku tinggalkan Arga." Jawab Lily seraya menyeka darah di sudut bibirnya yang pecah.

Pria itu tertawa mencemooh. "Wanita jalang sepertimu, tidak bisa di percaya ucapannya. Sebaiknya kau menjauh sebelum nasib buruk menimpamu." Pria itu berdiri, lalu menendang kaki Lily cukup keras hingga wanita itu meringis kesakitan.

"Ingat itu baik baik!" sekali lagi pria tersebut mengancam Lily lalu beranjak pergi dan membanting pintu cukup kencang.

"Brakkk!!"

Lily hanya bisa diam menerima perlakuan seperti itu, ia tidak memiliki kekuatan untuk membela diri selain diam. Perlahan ia bangun, merasakan sakit di sudut bibir dan kakinya. Berjalan tertatih menuju kamar, mengambil pakaian lalu menggunakannya.

Baru saja selesai ia menggunakan pakaian. Suara pintu rumah di buka seseorang dari luar. Lily bergegas keluar kamar untuk memeriksa. Ternyata yang datang adalah Nathan, kekasih Rosi.

"Nathan? kau membuatku takut saja." Sapa Lily.

"Maaf, aku datang kesini hendak mengambil semua pakaian Rosi." Kata Nathan.

"Maksudmu?" tanya Lily tidak mengerti.

"Mulai sekarang, Rosi pindah tempat. Dia tidak kuizinkan tinggal bersamamu lagi." Sahut Nathan lalu berjalan menuju kamar Rosi, di ikuti Lily dari belakang.

"Kenapa tidak boleh, Nat? apakah karena pekerjaanku sebagai wanita penghibur?" tanya Lily berdiri di samping Natha yang tengah mengemasi pakaian Rosi ke dalam koper.

"Jawab Nat!" seru Lily.

Nathan berdiri tegap. "Aku tidak perlu menjawab apapun, aku yakin kau mengerti maksudku. Salah satunya yang baru saja kau sebutkan."

Lily menganggukkan kepala, matanya berkaca kaca. Tersenyum getir, ia sadar siapa dirinya. Hanyalah seorang wanita kotor, sampah masyarakat.

"Baiklah, aku mengerti.." Lily balik badan, meninggalkan Nathan mengemasi semua pakaian dan barang barang milik Rosi.

"Aku memang tidak pantas untuk berada di dekat orang orang seperti Rosi. Maafkan aku, maafkan aku..." gumam Lily dalam hati.

Awal bertemu

Tung

Tung

Tung

Bunyi ponsel milik Lily terus berbunyi, membuat wanita itu mau tidak mau mengambil ponselnya lalu membaca pesan singkat yang di kirimkan mami Angel, memerintahkan Lily untuk segera datang ke kelab malam ini. Jika Lily menolak, maka mami Angel akan menyeret paksa. Itulah isi pesan singkat mami Angel di kirimkan.

Lily mendesah panjang, lalu turun dari tempat tidurnya. Mendekati lemari, memilih gaun yang akan ia kenakan malam ini. Pilihannya pada gaun berwarna coklat.

"Ya Rabb, bagaimana caranya supaya bisa keluar dari jerat mami Angel." Gumam Lily seraya menggunakan gaun coklatnya.

Malam ini, Lily tidak menggunakan gaun seksi yang memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya, rambut yang di ikat sembarang, riasan make up sederhana sudah membuat Lily terlihat cantik. Setelah selesai, Lily bergegas keluar rumah.

***

Sesampainya di kelab, Lily segera menemui mami Angel di ruangannya. Di dalam ruangan, tidak hanya mami Angel. Tetapi ada seorang pria berwajah blasteran, terlihat sangat tampan dengan pakaian mahalnya.

"Lily," ucap mami Angel, berjalan mendekati Lily.

"Mami, aku mohon..jangan paksa aku lagi. Aku mau berhenti dari pekerjaan ini." Lily melipat kedua tanganya, berbicara dengan lembut dan berharap kali ini Mami Angel punya rasa iba.

Mami Angel tersenyum sinis. "Kau sudah kotor, ya kotor saja. Jangan berpikir untuk menjadi baik. Kau pikir, ada? pria yang mau menerima wanita sepertimu?" cibir mami Angel.

"Apa bedanya dengan mami?" Lily membalikkan semua cibiran mami Angel.

"Lancang!" seru Mami Angel tidak terima. Matanya melotot, tangannya siap menampar wajah Lily.

"Tampar mam, tampar terus!" balas Lily. "Aku tidak akan berhenti untuk berjuang demi kebebasanku."

Mami Angel menurunkan tangannya, tersenyum mencemooh menatap tajam Lily. "Mudah saja kalau kau mau bebas, berikan aku uang lima ratus juta. Kau bebas berkeliaran sesuka hatimu."

"Kau memang tidak punya hati!" tunjuk Lily. "Sejak aku masih kecil, kau hancurkan hidupku!!"

"Pamanmu!! balas Angel tak kalah sengit. "Pamanmu yang menjual tubuhmu padaku. Jadi? kembalikan uang yang sudah pamanmu pakai, urusanmu denganku selesai!"

"Bukankah aku telah menghasilkan uang lebih dari itu?!" sahut Lily dengan nada bergetar.

"Apa-?"

"Cukup!" pria yang sedari tadi diam duduk di kursi akhirnya angkat bicara. Ia berdiri lalu menghampiri mami Angel.

"Tuan Raiden." Kata mami Angel melirik ke arah pria tersebut.

"Aku akan membayarmu lebih dari lima rtaus juta, asal kau bebaskan wanita ini," tawar Raiden. Lalu mengalihkan pandangannya kepada Lily. "Dan kau, aku ingin kau menemaniku selama ada di Indonesia. Bisa?"

Lily terdiam, tawaran pria itu menarik. Jika ia menerimanya, maka kebebasan ada di depan mata. Tetapi apakah pria ini bisa di percaya?

"Aku tahu apa yang ada di pikiranmu." Raiden mengeluarkan selembar cek, lalu menuliskan jumlah angka melebihi nominal yang mami Angel sebutkan. Kemudian cek itu di berikan kepada mami Angel.

"Terima kasih Tuan!" Mami Angel menerima cek tersebut. "Lily, mulai sekarang kau bebas!"

Lily menarik napas panjang, akhirnya ada seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat mami Angel.

"Baiklah Tuan, aku akan menemanimu selama kau ada di Indonesia." Lily tersenyum samar, entah ia harus bahagia atau tidak.

"Ikut aku." Raiden menarik tangan Lily keluar dari ruangan. "Siapa namamu?"

"Lily Tuan." Lily memperkenalkan diri.

"Nama yang cantik." Raiden melirik sekilas.

"Kita kemana Tuan?" tanya Lily.

"Ke hotel, aku menginap di hotel x." Raiden menjawab tanpa menoleh sedikitpun.

"Tuan lama tinggal di Indonesia?" tanya Lily lagi.

"Satu minggu, jadi kau harus menemaniku selama satu minggu."

Lily menarik napas panjang, lalu mengangguk pelan. Sesampainya di halaman kelab, Raiden membukakan pintu mobil lalu meminta Lily untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Semoga, ini adalah awal yang baik." Batin Lily.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!