NovelToon NovelToon

MAMA

Bab 1

Sezha Arini memiliki seorang kekasih bernama Deon Anggara. Namun hubungan yang mereka berdua jalani adalah sebuah hubungan yang terlarang. Deon Anggara bukanlah laki-laki lajang melainkan sudah memiliki seorang istri dan juga memiliki 2 orang anak. Walaupun Deon telah beristri dan memiliki anak, Sezha sama sekali tidak memperdulikannya. Ia tetap saja melanjutkan jalinan asmaranya dengan Deon.

Bukan tanpa alasan Sezha mempertahankan hubungan terlarangnya ini, Deon memiliki penghasilan yang lumayan besar di perusahaannya. Jabatan Deon juga terbilang mapan. Deon adalah seorang manager disebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendistribusian barang.

Seluruh kebutuhan Sezha sepenuhnya Deon yang menyuplai mulai dari pakaian, make up, ponsel keluaran terbaru hingga uang saku, maklum saja Sezha masih seorang siswi dan tidak punya cukup uang untuk membeli semua kebutuhan yang dia inginkan tapi Deon dapat memberikannya semua itu.

Hingga suatu malam Deon meminta sesuatu yang berharga dari Sezha.

Awalnya Sezha menolaknya tapi Deon menjanjikan akan bertanggung jawab setelah Deon melakukan hal itu kepada Sezha.

Sezha yang terbuai dengan janji manis Deon, akhirnya pun bersedia memberikan mahkota yang paling berharga dari dirinya sebagai seorang wanita.

Sezha sama sekali tidak sadar jika ia masih berstatus pelajar dan masih ada 1tahun lebih lagi untuk bisa menamatkan sekolahnya.

Malam kelabu itu pun terjadi.

Berselang 1 bulan Sezha merasakan tidak enak badan dan ia juga sering mual lalu rasa ingin muntah.

Sudah 2 hari Sezha tidak masuk ke sekolah. Sezha memilih beristirahat dirumah saja.

Ibunya merasa cemas dengan keadaan putrinya.

"Sezha, sebaiknya kita periksa ke puskesmas ya. Soalnya sudah 2 hari ini kamu muntah-muntah dan lihatlah wajah kamu terlihat sangat pucat nak."

Ibunya membujuk Sezha untuk memeriksakan diri ke puskemas yang tak jauh dari rumahnya.

"Tidak Bu, Sezha cuma masuk angin aja kok. Sezha hanya perlu istirahat, nanti juga pasti sembuh. Ibu gak usah khawatir ya."

Sezha meyakinkan ibunya kalo keadaannya baik-baik saja.

"Tapi nak, kamu sudah sangat lemas. Tidak baik membiarkan penyakit berlarut-larut."

Ibunya kembali membujuk.

Ibu Sezha sebenarnya memiliki kecurigaan dengan sakit yang di derita oleh putrinya.

Namun ibunya membuang jauh-jauh pikiran itu, ia yakin kalo putrinya tidak akan mau melakukan hal-hal negatif begitu.

Ibunya sama sekali tidak mengetahui kalo Sezha menjalin hubungan asmara dengan Deon, yang ibunya tau Sezha tidak mempunyai seorang kekasih.

Sezha sengaja merahasiakan hubungannya dengan Deon karena pasti ibunya akan melarangnya untuk berpacaran. Ditambah lagi jika ibunya sampai tau status Deon sudah jelas ibunya akan menentang jalinan asmaranya bersama Deon.

Sezha tetap menolak ajakan ibunya untuk memeriksakan diri ke puskemas.

"Sezha gak mau Bu. Udah ibu tenang aja besok pasti udah mendingan."

Sezha menenangkan kecemasan ibunya.

"Baiklah kalo memang begitu, kamu istirahat ya. Ibu akan memasakkan kamu bubur."

Ibunya luluh.

"Ya Bu, makasih Bu. Sezha tidur lagi ya Bu, lemes banget nih."

"Istirahatlah, ibu juga mau kedapur. Jika kamu perlu sesuatu panggil ibu ya."

Sezha mengangguk lemah.

Ibunya pun keluar dari kamarnya dengan sebuah pertanyaan yang besar.

"Ya Allah, moga saja apa yang hamba takutkan tidak benar. Moga saja Sezha, putri hamba memang benar hanya sekedar masuk angin, huuuu...." Ibunya membuang nafas pelan sembari berdoa berharap jika apa yang ada dipikirkan itu salah.

Bab 2

Sudah hampir 1 Minggu Deon tidak memberinya kabar atau hanya sekedar mengirim pesan singkat pun tidak ada.

"Mas Deon kemana sih dihubungi gak bisa mulu deh perasaan, gak tau pacarnya sakit apa ? dulu aja belum aku kasih manis-manis, manjain aku tapi sekarang mas Deon berubah susah banget ditelpon kalo pun itu nyambung eh langsung bilangnya 'maaf ya sweetie mas lagi sibuk' cihhh alesan."

Sezha membanting ponselnya di kasur.

"Heh liat aja kalo aku udah sembuh aku datengin kerjaan kamu mas. Aku gak peduli apa pendapat orang. Aku sudah memberikan sesuatu yang sangat berharga dari diriku, sekarang giliran kau menepati janjimu mas."

Sezha mengomel sendiri di dalam kamar.

Setelah cukup lama mengomel ia kembali merasa mual.

"Kayaknya aku mau muntah lagi ni."

Sezha memegangi perut sembari menutup mulutnya, kemudian ia berlari masuk ke kamar mandi.

Howek...howekk...

"Ahh, badanku lemes bener-bener udah kehilangan tenaga ini. Kok aneh ya aku muntah tapi yang keluar cuma lendir doank, gak ada isinya. Palingan karena aku belum makan kali. Hm apa aku periksa ke puskesmas aja ya, kalo terus-terusan gini bisa pingsan aku. Aduh mau jalan kaki ku pun kayak gak bertulang, panggil ibu aja deh daripada jatoh.

Ibu..ibu....!"

Sezha mengeraskan suaranya, walaupun ia merasa sangat lemah tapi dia masih bisa berteriak memanggil ibunya. Seusai memanggil ibunya sebanyak 2 kali, ia merasakan jika kepalanya sangat pusing.

"Kepalaku pusing, pandangan ku kenapa jadi kunang-kunang gini."

Sezha terduduk dikamar mandi sambil memegangi kepalanya.

"Ibu."

Sezha sekali lagi memanggil ibunya dengan sisa tenaga yang ia miliki.

Keadaan nya benar-benar lemah, ia pun sudah tidak dapat menahan kesadarannya dan akhirnya Sezha pingsan tergeletak di lantai kamar mandi.

Ibunya masuk kekamar Sezha dengan membawa sepiring bubur hangat dan segelas air putih hangat.

"Sezha, makan dulu yuk. Ibu sudah buatkan kamu bubur hangat buruan kamu makan ya keburu dingin nanti tidak enak."

Ibunya berbicara tanpa menoleh keatas ranjang.

Setelah meletakkan nampan didekat ranjang Sezha, ibunya baru sadar kalo Sezha tidak ada.

"Lho kemana tuh anak? hm paling dikamar mandi."

Ibu berjalan pelan menuju ke kamar mandi.

Tok ... tok.."Sezha, kamu di dalam nak ?" seru ibunya.

Sezha tak kunjung menjawab panggilan ibunya.

"Tidak ada suara, atau jangan-jangan.." ucapan ibunya terpotong. Ibunya memutar handle pintu kamar mandi, betapa sangat terkejutnya ibu ketika melihat Sezha sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamar mandi.

Dengan bergegas ibunya menghampiri Sezha yang pingsan.

"Sezha ! bangun nak( ibunya memangku kepala Sezha dan menepuk pipi Sezha pelan). Ya Allah wajah anakku pucat sekali sebaiknya aku ke puskesmas sekarang dan menyuruh mereka untuk datang kesini guna memeriksa keadaan Sezha ."

Ibunya membopong tubuh Sezha dan merebahkannya diatas ranjang.

"Kamu tunggu sebentar ya, ibu mau panggil petugas puskesmasnya dulu."

Wajah ibunya benar-benar panik, cemas dan khawatir bercampur jadi satu.

Usai membaringkan Sezha, ibunya dengan tergesa-gesa keluar menuju ke puskesmas yang tak jauh dari rumahnya.

Tak butuh waktu lama ibunya pun dengan cepat sudah tiba di puskesmas.

Sesampainya di puskesmas ibunya langsung masuk saja keruangan dimana petugas puskesmas berada.

Terdapat 3 orang tenaga kesehatan di puskesmas ini.

Bab 3

"Selamat pagi Bu, maaf saya kelihatan terburu-buru. Tolong anak saya Bu, anak saya tidak sadarkan diri." Ibu Sezha berbicara dengan nafas tersengal-sengal.

3 orang tenaga kesehatan ini nampak bingung karena ibu Sezha menjelaskan secara mendadak. Hingga seorang bidan puskesmas menyuruh ibu Sezha untuk duduk. Ya di puskesmas ini terdiri dari1 bidan dan 2 orang perawat.

"Tenangkan diri dulu Bu, jelaskan pelan-pelan agar kami paham maksud ibu. Silahkan duduk Bu."

"Iya, terima kasih Bu."

"Nah sekarang ibu sampaikan ada apa dengan anak ibu."

"Anak saya pingsan Bu, emang sih udah 2 hari ini anak saya sering muntah-muntah terus saya ajak bawa periksa tapi anak saya selalu menolak. Tolong anak saya Bu, saya takut terjadi apa-apa dengan anak saya."

"Baik kalo gitu, kita kerumah ibu sekarang. Tunggu sebentar ya Bu, saya siapkan peralatan medis saya dulu."

"Baik Bu, jangan lama-lama ya Bu. Soalnya anak saya hanya seorang diri dirumah."

Bu bidan menyiapkan semua untuk keperluan pemeriksaan dari stetoskop, jarum suntik, alat pengukur tensi darah, sebotol infus jika keadaan pasien sangat lemah maka cairan infus diperlukan, dan juga beberapa obat tablet.

Dan ya Bu bidan menyiapkannya dengan waktu singkat.

"Mari Bu."

Ajak Bu bidan pada ibu Sezha.

"Ya Bu."

Mereka berdua pun bergegas dengan menggunakan motor Bu bidan.

Karena mengendarai motor, mereka lebih cepat sampai.

"Berhenti.. berhenti..Bu, ini rumah saya ."

Bu bidan mematikan mesin motornya kemudian mereka pun turun.

"Silahkan masuk Bu, anak saya ada di kamarnya."

"Iya Bu, kalo gitu kita langsung saja."

Kata Bu bidan dengan wajah serius.

Ibu Sezha menunjukkan dimana kamar Sezha.

Ibu Sezha masuk terlebih dahulu dan diikuti Bu bidan di belakangnya.

"Lihatlah Bu, pucat sekali dia."

Bu bidan mengangguk.

" Saya periksa dulu ya Bu, biar kita tau penyakit anak ibu ini kenapa. Jadi saya bisa kasih obat sesuai dengan sakit yang anak ibu derita."

Ibu bidan mengeluarkan stetoskop dan langsung memeriksa keadaan Sezha.

Bu bidan menghela nafas begitu memeriksa perut bagian bawah, kemudian memasukkan kembali stetoskop kedalam tas.

Ibu Sezha nampak heran dengan mimik wajah Bu bidan .

"Bu, anak saya sakit apa Bu ? apa sangat serius ya Bu atau anak saya perlu dirawat ?"

Bu Sezha bertanya ingin tau.

Bu bidan diam sejenak tapi dia harus menyampaikan apapun itu hasil pemeriksaannya.

"Maaf sebelumnya Bu, apa anak ibu sudah menikah ?"

"Maksud ibu bidan, menikah? ya Allah Bu, anak saya masih sekolah dan belum menikah."

Bu Sezha terkejut dengan pertanyaan dari Bu bidan.

"Begini Bu, hemmm (Bu bidan menghela nafas). Anak ibu tidak sakit apa-apa hanya saja.." Ucapannya menggantung.

"Hanya saja apa Bu, tolong jelaskan pada saya. Kalo anak saya tidak sakit lalu kenapa ?"

Desak Bu Sezha dengan wajah panik dan bingung.

"Hanya saja anak ibu sekarang sedang mengandung dan usia kandungannya sudah memasuki 1 Minggu Bu."

"Apa ! anak saya hamil ! astaghfirullah Sezha..siapa yang sudah menghamili kamu nak. Ya Allah bagaimana ini bisa terjadi. Ibu bidan gak salah meriksakan, coba ibu periksa lagi, pasti ibu bidan salah, tolong periksa lagi Bu, saya mohon Bu, gak mungkin anak saya hamil Bu, gak mungkin, Sezha..ahhh."

Ibunya sungguh sangat terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Bu bidan. Ibunya sampai menangis sesenggukan dan hampir histeris karena saking terpuruknya perasaannya tidak menyangka anak yang ia besarkan bahkan sekalipun tidak pernah membawa pria pulang kerumah tapi ternyata diam-diam melakukan hal berdosa seperti itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!