Askia Amora putri, gadis belia yang sering dipanggil kia ini adalah putri dari ayah Anton dan ibu Santi dari keluarga yang sederhana.
Askia anak yang polos dan lugu, diapun ga terlalu suka bergaul karena orang di lingkungannya yang selalu saja nyinyir dan ga suka dengan dia yang miskin dan tidak selevel dengan mereka.
Meskipun begitu, dia termasuk anak terpandai di sekolahnya, dia selalu masuk ke sekolah favorit dan kata orang terkenal mahal jika bersekolah disana. Askia dapat masuk sekolah favoritnya itu karena mendapat bea siswa anak pandai.
Sekarang Askia sudah sekolah SMA kelas 3, yang dimana sebentar lagi dia akan melanjutkan untuk segera bekerja demi membantu perekonomian keluarganya. Meskipun dalam hatinya ingin berkuliah demi meraih cita2nya tapi ia urungkan dulu, fikirnya ingin mengumpulkan uang dahulu, agar dapat masuk ke universitas yang paling bagus disana sesuai impiannya itu.
Askia selalu tekun belajar setiap malamnya supaya dapat lulus dengan nilai terbaik dan secepatnya diterima bekerja. Dia tak pantang menyerah ataupun minder, meskipun banyak orang yang menghina karena statusnya yang miskin itu.
Dia ingin membuktikan bahwa bila ada kemauan dan usaha semua akan terwujud, jangan menyerah hanya karena ekonomi yang terbatas.
Pagi menjelang, sinar mentari menampakkan cahayanya. Askia yang sedang bersiap - siap untuk berangkat ke sekolah.
" Selamat pagi ayah, ibu ", sapa Kia saat keluar dari kamarnya untuk sarapan.
" Pagi juga sayang ", sahut kedua orang tuanya.
" Nak kamu ke sekolah pergi sendiri apa ikut sama Evi ", tanya sang ayah.
" Aku bareng sama Evi naik motor pah, tadi dia kabari aku gitu ", jawab Kia sambil mengunyah makannya.
Setelah selesai makan, Askia langsung berangkat ke sekolah karena Evi teman sekolahnya sudah menjemputnya.
Sebelum keluar rumah, dia tak lupa mencium punggung tangan kedua orang tuanya terlebih dahulu.
" Udah siap nih, yuk berangkat ", sapa Evi saat tau Askia keluar dari rumahnya.
" Udah dong, yuk lets go ", kata Kia dan segera naik ke motor.
Mereka akhirnya sampai, setelah menempuh waktu 30 menit perjalanan dari rumah Kia ke sekolah.
Mereka berjalan dari parkir motor ke kelas mereka dengan sendau gurau, karena Evi adalah teman yang humoris sekaligus siswi tercantik di sekolahnya.
Bel pun berbunyi menandakan jam masuk pelajaran akan segera dimulai. Askia belajar dengan khidmat agar dia tidak sampai ketinggalan saat guru sedang menjelaskan.
Akhirnya, waktu yang ditunggu - tunggu murid sekolah telah tiba, yaitu waktu istirahat. Mereka akan berhamburan untuk pergi ke
kantin, tapi tidak dengan siswa yang satu ini.
" Kia, ayo kita ke kantin, aku dah lapar nih ", ajak Evi kepada kia.
" Ga ah vi, kamu sendiri aja ", karena memang dia ga punya uang saku untuk jajan di kantin.
Evi yang tau keadaan Askia pun mengerti dan berniat mengajak Kia ke kantin untuk ditraktir olehnya.
" Ayolah....temenin aku Kia, akuboring kalau makan sendirian di kantin ga ada temen ngobrolnya ", pintanya sambil memelas.
" Tapi????belum sempat Kia melanjutkan ucapannya sudah dipotong oleh Evi.
" Udah ayo, gue yang traktir ", paksa Evi sambil menarik pergelangan tangan Kia menuju kantin.
Mereka akhirnya pesan makanan dan minuman dan memilih bangku yang kosong. Mereka makan sambil bercerita, hingga terdengar bel masuk lagi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB, menandakan jam pelajaran telah usai. Dan mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Kia langsung masuk ke kamar untuk ganti pakaian rumahan. Setelahnya dia pergi ke dapur untuk membuat makan siang untuknya dan orang tuanya.
Kedua orang tua Kia pun akhirnya pulang kerumah di sore hari, karena mereka memang bekerja sebagai buruh di dekat rumahnya. Setelah mereka sudah selesai ritual dengan acara bersih - bersih badan, mereka makan bersama tanpa ada suara selain denting sendok dan piring yang bersahutan.
Malam menjelang, mereka sekeluarga pun beristirahat setelah asyik berkumpul dan mengobrol mengenai kegiatan mereka hari ini. Itulah kebiasaan mereka untuk mempererat rasa kebersamaan.
Askia masuk ke kamar, tapi dia tidak langsung tidur melainkan belajar dan menyelesaikan tugas rumah terlebih dahulu.
Selesai belajar, dia mencoba menghubungi Evi temennya untuk menanyakan besok ke sekolah berangkat naek apa.
Karena Evi ga mesti pakai motor melulu, soalnya di rumahnya cuma ada satu motor saja, itupun seharusnya digunakan ayahnya untuk berangkat kerja, Evi boleh pakai kalau ayahnya libur saja ataupun dijemput temannya.
" Hai vi, besok berangkat kamu bawa motor atau naek angkot? ", pesan Kia untuk evi.
" Kayaknya besok ga bisa jemput kamu pakai motor, kita bareng naek angkot ga apa-apakan ", balas evi kepada Kia.
" Iya ga papa, emang biasanya kan gitu, ya udah dah malem nih, bobok yuk ", jawabnya
" Iya....heheheeee, besok bareng ya berangkatnya, met bobok ".
Mentari pagi pun sudah terbit, kini Askia dan evi berangkat sekolah bersama naek angkot.
Sesampainya di sekolah, mereka bergegas masuk ke kelas karena sebentar lagi bel akan berbunyi, namun ditengah perjalanannya Askia ga sengaja bertabrakan dengan siswa lain yang buru - buru ke kelas.
" Aawww...sakit tau ", gerang Askia yang tertabrak begitu keras dibahunya.
" Sorry, gue sedang buru - buru ",
Siswa yang telah menabrak Askia pun langsung pergi setelah minta maaf, tanpa melihat bagaimana keadaan Askia.
" Dasar ya, jalan ga pakai mata pa tuh orang, dah main pergi - pergi aja lagi ", gerutu Evi yang merasa kesal.
" Udahlah ga papa, lagian gue juga ga papa, yuk masuk kelas aja ",
Pelajaran pun dimulai, semua murid pun khidmat mendengarkan saat guru menerangkan di depan kelas. Hingga tak terasa bel istirahat berbunyi.
Semua siswa berlarian menuju kantin, tapi Askia malah ke perpus daripada di kantin. Memang karena dia harus mengirit uang untuk ongkos pulang ntar naek angkot, jadi daripada dia ga ngapa - ngapain di kelas, fikirnya mending baca buku di perpus biar tambah - tambah ilmu.
" Lho yakin ga mau ke kantin Askia?? ", ajak evi
" Ga ah vi, lho aja, gue mau cari buku nih di perpus, lagian gue juga ga lapar.
" Owh, ya udah kalau gitu, gue ke kantin dulu ya ",
" Yaps ", kia pun berjalan ke perpus
Saat di perpus Askia mencari buku yang diperlukan, setelah dapat Askia pun mencari bangku yang kosong untuk dibacanya buku tersebut.
Namun saat akan menarik bangku, Askia jadi tidak fokus setelah melihat orang yang sedang duduk di depannya sambil membaca buku yang orang itu pegang.
Askia penasaran siapa orang itu, perasaan selama bersekolah dari kelas satu sampai sekarang belum pernah lihat orang itu, pa mungkin siswa pindahan dari sekolah lain ya.
" Aduh ngapain jadi gue pikirin orang itu, mending gue lanjut baca aja, keburu bel istirahat habis ",
Semua siswi di sana malah pada bisik - bisik, karena melihat ada siswa tampan yang baru mereka temui di sekolah ini.
Askia jadi ga bisa konsen, akhirnya iya urungkan untuk membaca dan kembali ke kelas saja, apalagi bel isti pun akan segera habis.
" Askia ", teriak seseorang di belakangnya
Diapun menoleh ke sumber suara, dan diapun sudah hafal betul suara siapa yang memanggilnya itu.
" Dah kenyang tuh perut ", ledek Askia kepada Evi
Yang ditanya cuma nyengir kuda, " elo dah selesai bacanya, kok ga bawa buku ?? "
" Gue ga jadi baca dan ga jadi pinjem buku, soalnya dah ga mood gue ",
" Ooooo.....eh, lho tau ga kalau di sekolah kita ada cogan baru katanya pindahan dari luar kota ",
" ehm....," Askia berfikir mungkin cow tadi yang dia ketemu di perpus dan orang yang tadi pagi bertabrakan dengannya.
" Ditanya jawabnya ehm doang, mikir pa sih lho ?", ucap evi jadi curiga
" Ga ada, ya udah yuk masuk kelas, bel dah bunyi tuh ".
Tak terasa jam pelajaran pun telah usai, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah. Tapi Askia pulang sendiri naik angkot ga bareng Evi, karena temennya itu dijemput sama pacarnya. Ya mang nasib jomblo ditinggal sendiri, habis mau gimana lagi, boro - boro mikirin pacar, mikirin hidupnya aja udah pusing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!