NovelToon NovelToon

My Marriage Because Of Scandal

Pesta

Pesta megah di adakan secara besar-besaran dimana hari ini adalah hari ulang tahun putra pertama keluarga Bahara Sanjaya,dimana ia adalah seorang Tuan Muda yang sedang menantikan kepulangan tunangannya Allena Mardline.

Ia bernama Devino Bahara Sanjaya, pesta besar ini adalah perayaan ulang tahunnya yang ke 26 tahun, sekaligus acara perayaan atas penantian kepulangan tunangannya yang bernama Allena.

"Kenapa Allena belum datang juga Tuan Devino...?, apakah dia tidak bisa pulang lagi?,Aku rasa... dia terlalu sibuk mengurusi urusan dunianya!..."

sambil tersenyum sinis melihat Wajah Tuan Muda yang terlihat begitu menunggu dan merindukan Tunangannya.

Seorang wanita cantik berwarna Jesslyn yang sedang berusaha untuk menghibur Tuan muda yang sedang duduk menunggu kepulangan tunangannya itu.

"Tutup mulutmu..,!,Allena sudah berjanji akan pulang tahun ini!,dia pasti akan segera datang kan?"

"Cih... benarkah?,jika dia tidak datang bagaimana?,apa kau bersedia menikah denganku saja?"

Jesslyn dengan senyuman sinisnya penuh dengan tanda tanya menatap Tuan Muda.

Tuan Muda yang terlihat masam menunggu ke hadiran tunangannya itu.

"Cih apa kau sudah gila!"Devino menatap sinis Jesslyn.

"Iyah...,aku memang tergila-gila kepadamu!, tapi kenapa kau justru tertarik dan bertunangan dengan adiku sendiri Devin?"

Bisik Jesslyn yang tampak iri dengan adiknya sendiri yang menjadi Tunangan Tuan Devino, calon Presiden besar yang pastinya akan mewarisi kekayaan keluarganya ini.

"Jesslyn!,apa yang kau katakan?"

"ehem... hahaha..., tenanglah!, aku hanya bercanda Dev, kenapa kau terlihat panik?"

"Canda mu tidak lucu!"Jawab Tuan Muda singkat dengan muka datar.

Lihat saja,aku pasti akan mendapatkan mu kali ini, tidak akan aku biarkan kau menikah dengan adikku sendiri...

itu tidak akan terjadi Dev

aku pasti tidak akan kuat melihat kalian berdua berpasangan nantinya..

untuk itu...

aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi...

Jesslyn Mardline, adalah kakak dari Allena Mardline yang merupakan Tunangan Tuan Devino itu,

Namun ia tidak terima atas takdir cinta yang telah mempersatukan Devino dengan Allena adik kandungnya itu,

Ia merasa sangat iri dengan pertunangan ini, karena sejak lama, Jesslyn memang sudah menyukai Tuan Devino terlebih dahulu sebelum ia mengenal adiknya Allena.

Dua tahun lamanya mereka berpisah, tentunya hal ini membuat perasaan Tuan Muda sangat rindu dengan tunangannya.

Hadiah besar yang diminta oleh Devino sendiri adalah kepulangan Tunangannya di hari ulang tahunnya tahun ini.

Namun lama ia menunggu,

Allena belum juga datang ke tempat dimana pestanya ini di adakan.

Allena sendiri Juga sudah berjanji untuk menepati janjinya yang pernah gagal tahun lalu,ia sudah berjanji akan pulang menemui Tuan Devino kali ini!

"Dimana Allena?, kenapa dia belum datang juga?,apa dia benar-benar tidak bisa hadir?,aku rasa pestanya akan segera usai Dev?..."

Senyum licik kemenangan Jesslyn menatap Devino yang terlihat sangat masam,ia sengaja memanas-manasi hati Tuan Devino.

Lihat saja akhir pesta ini,aku akan membuat mu tergila-gila nanti malam...

apapun akan aku lakukan demi mendapatkan mu Tuan Devino....

"Kau ini kakaknya bukan...?, dimana Allena?, kenapa dia belum datang juga?"

"Jika aku tahu aku tidak akan bertanya kepadamu Tuan Muda ..!"terseyum licik.

Waktu berjalan begitu cepat,tak terasa waktu pelaksanaan pesta sudah hampir usai.

Tampak tamu undangan yang begitu banyak sedang asik menikmati ke seruan pesta ini,

"Pelayan!, berikan dua gelas minumannya kepadaku...!"

Devino yang melihat tingkah Jesslyn hanya melirik dan menggelengkan kepalanya.

"Ayolah Dev, sambil menunggu kepulangan Adiku... sebaiknya kita minum saja dulu!"

"Kau minumlah sendiri!'Devino malas untuk melayaninya.

"Tenanglah!,dia akan segera sampai!,kau tak usah khawatir, percayalah kepadaku...!,aku perhatikan kau belum minum sejak tadi!"

Devino masih terdiam memandang minuman itu,dia merasa sangat malas dan tidak tertarik dengan meminum yang di berikan Jesslyn.

"Erik!"

Panggil-nya kepada salah satu bodyguard yang sedang berjaga sedikit lebih jauh dari tempat ia duduk.

"Mana ponselku?"

Devino langsung mengecek ponselnya yang sudah di berikan oleh anak buahnya itu!,ia sedang mengecek kabar dari Tunangannya, siapa tahu ia sudah meninggalkan pesan untuknya.

Silahkan saja kau tunggu Dev, Allena tidak akan mengabarimu..."Jesslyn hanya bisa menaikan alisnya melihat tingkah Tuan Muda ini.

Kenapa tidak ada pesan darinya sama sekali,.. kemana dia?..

apa dia berani mengingkari janjinya untuk yang kedua kalinya?

"Sudahlah Tuan Muda,Ayo minumlah!, percayalah padaku, Allena sedang menuju ke mari!"

Erik juga merasa aneh,ia melirik Jesslyn yang terlihat bertingkah aneh,

Aneh sekali kenapa dia bersikap seperti itu,dan minuman apa yang ia tawarkan kepada Tuan Muda,....

bukankah dia itu kakak nona Allena..

Seorang gadis tampak berlari menuju ke arah pintu belakang rumah besar ini, tampilannya seperti orang biasa,bukan seperti pekerja pelayan yang lain yang memakai seragam di dalam ruangan ini,

namun ia memang baru datang untuk menggantikan posisi ibunya sebagai seorang pelayan di sini.

Ia tampak bingung harus dengan siapa ia bicara, semua orang tampak sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, bahkan orang-orang yang ia temuinya tampak terdiam dan begitu serius saat bekerja, hingga suasana yang baru ini terasa sangat kaku dan suram.

Nak!, jika kau memasuki rumah itu,carilah wanita yang bernama Sandra Douglar,ia yang akan membimbing mu di sana!,

berhati-hati jangan sampai kau melakukan kesalahan di rumah itu...

Beberapa bait pesan ibunya yang ia ingat sambil menengok kesana kemari.

"Siapa kau?, kenapa aku baru melihatmu?"

Tanya seorang wanita yang memakai seragam membuatnya kaget, namun seragamnya terlihat berbeda dari yang lainnya.

Sandra Douglar,ini kah nama orang yang di pesan ibu tadi?,

Tanda pengenal yang ia pakai di dadanya langsung di baca oleh Anjani.

"Sa.. saya..saya pekerja baru disini!,sa.. saya datang kemari untuk menggantikan ibu saya!"

gadis itu memberikan tanda pengenal nama milik ibunya sebagai seorang pelayan di sini.

'MARIA MARIANA'

Nama yang tertulis di tanda pengenal itu.

"Menggantikan ibumu?,ibu Maria..?, memang dimana dia sekarang?"Tanyanya datar.

kepada dia ini terlihat galak sekali,..

"Ibuku sedang sakit,ia masuk ke rumah sakit!, jadi saya yang menggantikan pekerjaannya di sini!"

"Siapa Namamu?"

"Anjani!"

"Nama lengkap?"

"Anjani Berliana Putri!"

"Baiklah!, ikut ke ruangan ku sekarang!"Jawab Wanita itu dengan raut wajah datarnya.

Di ruangan itu Anjani terdiam, menatap raut wajah seorang wanita yang tidak ada senyumnya sama sekali.

Rumah ini terlihat sangat mewah dan benar-benar sangat indah, seperti rumor-rumor yang di ceritakan banyak orang di luaran sana.

Kenapa orang-orang di sini terlihat menyeramkan sekali si,

Dan,bagaimana Ibu bisa bekerja di tempat seperti ini...,

"Ini ambilah!, tanda pengenal nama mu!, dan ini adalah Seragam barumu!,ganti pakaian mu dan mulailah bekerja sekarang!"

"Baiklah!, Terimakasih Nona Sandra!"Anjani yang sedikit bingung memangilnya apa.

"Hey..ngaco sekali!..., panggil aku ketua Pelayan!,aku bukan Nona muda disini!, temui aku setelah kau mengganti pakaian mu!,kau mengerti!"

Tidak ada senyumnya sama sekali,Ia berkata sambil berjalan meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Anjani yang berdiri mematung.

"Iya baik, ketua Pelayan!"Anjani menundukkan kepalanya memberinya hormat.

Nona?.. ,

he'h...apa aku pantas menjadi Nona muda disini?..

Ketua Pelayan itu tersenyum sambil meninggalkan ruangan ia merasa sangat senang di panggil Nona oleh Anjani tadi.

Aneh sekali... kenapa ketua Pelayan saja terlihat ketus sekali, bagaimana dengan para majikan ku nanti...

Bagaimana aku bisa bekerja disini,dan bagaimana ibu bisa melakukannya?

sedangkan baru pertama kali saja aku sudah merasa tidak nyaman berada di sini...

Setelah Anjani mengganti pakaiannya dengan seragam pelayan ia langsung menemui Sandra ketua Pelayan itu.

Kejadian Tak Terduga 1

Anjani masih berdiri mendengarkan arahan dari ketua Pelayan itu.

Ia mendengarkan semua penjelasan kepala pelayan atas aturan yang ada di dalam rumah ini dengan seksama dan mencoba memahaminya dengan detail.

Agar saat berkerja nanti, ia tidak melakukan kesalahan dan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar.

"Kau sudah pernah bekerja sebelumnya?"

"Belum!, tapi saya yakin saya bisa bekerja disini!, karena saya sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumahan saat di rumah!"

"Baiklah!,kau dengar keramaian di ruang utama bukan?"

Anjani menganggukan kepalanya mendengar suasana rumah yang begitu berisik.

"Semua orang sedang sibuk mengurus pesta!,aku yakin jika kau membantu acara ini kau juga belum tahu!, sebaiknya ikuti aku sekarang!"

Kepala pelayan berjalan menuju ke lantai atas, Anjani dengan sigap mengikuti langkahnya dari belakang.

Besar sekali rumah ini,ada berapa orang yang bekerja di sini,aku yakin sangat banyak..

Keduanya berdiri tepat di depan salah satu pintu kamar.

"Semuanya orang sibuk mengurus pesta,aku yakin kau bisa mengurus pekerjaan ini!,aku percaya kepadamu!, jadi... aku harap kau jangan sampai mengecewakan ku untuk yang pertama kalinya, karena aku tidak segan-segan memecat mu dari sini!"

Gila yah,itu ancaman apa pengarahan si..

Anjani menelan ludahnya sendiri melihat raut wajahnya yang begitu serius dan ucapannya yang begitu lantang itu.

"Ba..baik ketua Pelayan!,tapi pekerjaan apa yang...!"

"Untuk saat ini tugasmu membereskan kamar Tuan Muda!,kau bisa bekerja kan?"

Bahkan aku saja belum selesai bertanya, tapi dia sudah menjawab pertanyaan ku begitu saja, menyeramkan sekali si...

"Bisa.. bisa, Tentu saja saya bisa!"sambil menundukkan kepalanya.

"Jangan kau anggap remeh pekerjaan ini!,aku memberikan tugas besar kepadamu, karena aku tahu bagaimana ibumu saat berkerja di sini!,dia baik,giat dan rajin!, untuk itu.. aku memilihmu untuk membersihkan kamar ini!, tidak sembarang orang yang bisa memasuki kamar ini,jadi.. aku memilih mu!,dan karena ibumu juga orang terpercaya yang biasa bertugas membersihkan kamar ini!"

"Dan dengarkan!, berhati-hatilah saat kau berkerja, jangan sampai barang Tuan Muda lecet ataupun rusak!, terlebih jangan sampai ada satupun barang yang hilang!"

Anjani hanya bisa menganggukan kepalanya.

"gajih disini memang sangatlah besar!, namun jika kau membuat kesalahan maka resiko akan semakin besar juga...,kau mengerti?"

Anjani semakin menelan ludahnya mendengar perkataan ketua Pelayan ini.

"Iya baiklah!,aku akan melakukan yang terbaik dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan di sini...!"

"Masuklah!"Ketua Pelayan yang sudah membukakkan pintu.

Anjani dengan jantung berdebar masuk ke ruangan itu.

"Waktu kerjamu hanya sampai jam 10 malam!,jadi selesaikan tugasmu dengan tepat waktu!, sebelum Tuan Muda kembali ke kamarnya!"

"Baiklah, Terimakasih atas bimbingannya!"

Ketua Pelayan itu langsung menutup pintu dan meninggalkan Anjani sendirian di dalam kamar.

"Hey kenapa di tutup?,apa orang itu tidak waras! tidak ada senyumannya sama sekali bahkan terimakasih ku saja tidak di jawab!"

Anjani menggerutu sendiri sambil menyalakan lampu kamar yang masih gelap.

"Clekk!"lampu menyala dan menyinari ruangan yang begitu luas dan mewah.

Anjani berdiri mematung,ia bukan kagum dengan ruangan yang besar dan megah ini,tapi melihat seisi kamar yang begitu berantakan seperti kapal pecah.

"Seperti inikah kamarnya?, bagaimana aku bisa menyelesaikannya?,sedangkan waktuku saja tinggal satu jam lagi?"

Benar-benar bingung dari mana ia harus memulai bekerja,melihat seisi kamar yang begitu berantakan membuatnya pusing kepala.

"Kenapa aku malah terdiam?, cepat Anjani sebelum Tuan Muda datang kemari!"

Menghela nafas panjang dan langsung bergegas membereskan dan membersihkan kamar yang terlihat berantakan itu.

Ia tidak perduli seberapa berantakannya kamar ini, ia mulai dari mana yang jelas ia sedang berusaha cepat bekerja dan berhati-hati dalam membereskan ruangan ini.

"Satu kamar benar-benar terlihat seperti satu rumah!,Ayo semangat Anjani..!,kau harus bekerja demi kesembuhan dan biaya rumah sakit ibu!"

Masih membereskan dengan telaten barang-barang yang ada di kamar itu, membuang sampah tisu-tisu yang bertebaran di mana-mana ke tong sampah,membereskan ranjang dan merapikan selimutnya.

"Brakkk...!"suara orang yang membuka pintu membuat Anjani kaget dan terbelalak menatap jam dinding.

"Tidak mungkin Tuan Muda,aku yakin itu kepala pelayan kan!"

"Kepala pelayan Maaf aku belum....,le.. lelaki?.. siapa dia?"Ayana begitu kaget melihat kehadiran seorang lelaki yang memakai Jaz-nya.

"Jebrett...!"Bantingan pintu kasar yang di lihat Anjani oleh lelaki yang menutup pintu itu.

Jantung Anjani benar-benar berdebar kencang menatap seorang pria yang belum jelas raut wajahnya karena ia berjalan lemas sambil memegang kepalanya.

"Apa yang terjadi denganku?, kenapa aku merasa sangat pusing?,dan ada apa dengan tubuhku, kenapa tubuhku terasa seperti ini,dan kenapa tiba-tiba aku merasa hal aneh yang terjadi pada tubuhku...!"

Devino sedang berusaha menahan hasratnya.

Obat perangsang yang ia minum dan minuman keras yang masuk ke dalam tubuhnya sudah bereaksi begitu cepat.

Kadar minuman keras yang ia minum juga sangat tinggi.

****

"Lepaskan aku!"Jesslyn yang sudah meronta dengan genggaman tangan Erik yang begitu kuat.

"Kenapa kau menyuruh anak buah Tuan Dev untuk mengantarnya ke dalam kamar?"

"Mataku sangat tajam,aku bisa melihat tingkah laku mu yang busuk!, minuman apa yang telah kau berikan kepada Tuan Muda?,aku yakin isi minuman itu lebih dari kadar air yang di sediakan di pesta ini iya kan?"

Tanya Erik melotot tajam menatap Jesslyn.

"lepaskan!, tidak sopan sekali kamu ini?,aku adalah tamu kehormatan di sini!,jadi bersikaplah menghormati ku!,dan apa maksud perkataanmu itu?"

Jesslyn merasa begitu kesal karena rencananya terhalangi oleh seorang Erik yang begitu jenius ini.

"Tak usah berpura-pura,aku melihat apa yang kau taruh di dalam minuman Tuan Muda tadi,kau pikir aku tidak melihat mu yang berniat jahat itu hah?"

Semua orang pesta sibuk menikmati pestanya masing-masing, sehingga tidak peduli dengan keduanya yang sedang berdebat.

"Iyah!, memang kenapa?, kau begitu bodoh Erik!,aku memberinya obat perangsang yang sangat kuat ke dalam tubuhnya dan kau malah mengantar Tuan Muda ke kamar, seharusnya aku yang melayaninya malam ini!, tapi kau membiarkan Tuan Muda masuk ke dalam kamar,kau mau membuat Tuan Muda mu mati menahan hasratnya hah?"

Erik melotot dan gemataran mendengar perkataan Jesslyn.

"Wanita gila yah,kau benar-benar wanita gila!" Erik segera pergi meninggalkan wanita picik itu.

****

Langkah pria Tampan ini semakin mendekat ke arah ranjang.

Ia masih memegangi kepalanya, merasa begitu pusing menahan sesuatu yang ia rasakan di dalam tubuhnya.

Anjani merasa bingung apa yang harus ia lakukan karena pekerjaannya belum selesai.

Ia masih berdiri mematung memegang bantal, sambil menatap gemetaran pria yang terlihat aneh itu mendekatinya.

Di..dia..dia itu siapa?,

apa dia itu Tuan Muda...?

dia itu kenapa?, kenapa dia seperti itu?..

"Tuan Muda, maaf!,..maafkan saya!...sa.. saya belum selesai,tapi sa...saya akan segera pergi dari sini sekarang!"Anjani merasa begitu takut melihatnya.

Mendengar suara wanita yang melintas di telinganya membuatnya membuka mata lebar-lebar dan mendapati sebuah kaki perempuan yang terlihat mulus itu berdiri di depan matanya.

Devino langsung menatap wanita itu dengan tatapan lapar, Anjani semakin gemataran menatap mata Tuan Muda yang terlihat memerah dan menatapnya begitu dalam,

Ia merasa sangat bingung dan langsung saja melempar bantal yang sedang ia pegang ke atas ranjang dan segera pergi menjauh darinya.

Namun tangan itu sudah menyangkut menahan kepergiannya.

"Mau kemana kamu?, kemarilah!"Tangan Tuan Muda sudah sangat erat menahan tangan Anjani.

Anjani semakin merasa tertekan dan gemetaran karena lelaki itu menghalangi kepergiannya.

"Apa..apa yang anda lakukan Tuan Muda?, lepaskan!, lepaskan saya!..saya harus pergi sekarang...!, maaf! kamar anda memang belum selesai saya bereskan,tapi saya harus pergi kan?"Anjani merasa takut

"Tidak"Menarik tangan Anjani dan menghempasnya ke atas ranjang begitu saja.

"haah..."Teriakan Anjani begitu kaget karena Tuan Muda menghempasnya ke atas ranjang.

"Aku menginginkanmu!,aku menginginkanmu sekarang juga..!"membekap tubuh wanita itu di atas ranjang.

"Apa yang anda lakukan?...Apa yang anda lakukan Tuan Muda?, lepaskan saya!... lepaskan saya!..aku mohon lepaskan!, berdirilah!.. berdiri!...aku mohon berdirilah"Teriak Anjani yang mencoba melepaskan diri darinya.

Devino langsung saja mendekatkan bibirnya ke arah bibir perempuan yang belum pernah ia temui itu.

Anjani memberontak dan memukuli punggung lelaki itu dengan keras yang sudah menahan dan menidurinya di atas ranjang,

Ia terus menggelengkan kepalanya menghindari ciuman lelaki yang berusaha memaksanya ini.

"Tolong aku... siapa pun Tolong aku...aku mohon!"

Anjani memejamkan matanya dan terus menghindari bibirnya yang berusaha merenggut bibirnya itu.

Devino yang merasa kesal langsung menahan kedua tangan yang memukuli punggungnya itu dan segera menguncinya begitu saja.

Seberapa besar usaha Anjani menghindari mulutnya yang berusaha menciumnya ini tetap saja ia kalah tanding dari kegilaan lelaki yang sedang mabuk berat dan menahan hasratnya ini.

"awh.."teriakan kecil Anjani masih berusaha menggelengkan kepalanya untuk melepaskan bibirnya yang sudah menempel itu, bahkan Tuan Muda memberikan gigitan kecil di bibirnya.

"Tolong aku, siapapun tolong aku!,aku mohon!"

Anjani begitu tertekan mendapatkan semua ini,ia berbicara lemah meneteskan air matanya merasakan gemetaran dan ketakutan yang begitu luar biasa.

*****

"Kembali ke pesta!, dan jangan biarkan Nona Jesslyn menaiki ruangan atas!"

Erik yang sudah berada di depan pintu memerintah anak buahnya itu untuk pergi meninggalkan tempat.

"Bagaimana dengan kondisi Tuan Muda sekarang?,apa yang sedang ia lakukan di dalam?"

merasa gelisah dan mencoba membuka pintu kamar pelan-pelan.

"Hah... Tuan Muda?"

Terbelalak begitu kaget mendapati pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Melihat Tuan Mudanya yang sedang menahan seseorang wanita di atas ranjang dan sedang menciumnya membuatnya begitu syok, namun terlihat juga wanita itu sedang di paksa dan terus meronta-ronta.

Erik menutup pintu dengan gemetaran,

Setelah melihat semua ini rasa gemetarnya begitu hebat melanda dan menyelimuti tubuhnya hingga membuatnya tidak bisa berkata-kata.

Apa yang harus aku lakukan?, siapa wanita yang sedang di tahannya di atas ranjang itu..

Jesslyn benar-benar memberinya obat perangsang, apa yang harus aku lakukan..

apa aku harus masuk dan menolong wanita itu..

atau aku akan membiarkan Tuan Muda mati menahan hasratnya...., tidak mungkin.

Ta..tapi bagaimana dengan wanita itu,ia pasti merasa sangat tertekan dengan semua ini..

Erik menggigit bibirnya kelu dan berdiri mematung di depan pintu kamar,ia merasa bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.

Kejadian Tak Terduga 2

Tangan pria itu masih menahan tangan Anjani dengan sangat kuat dan memaksa,

Dengan sekuat tenaga Anjani mencoba melawan apa yang di lakukan-nya ini.

"Lepaskan aku?, lepaskan aku!.. apa yang anda lakukan?, berdiri!,aku mohon berdiri!"memberontak kesana kemari mencoba untuk menyuruh pria ini untuk berdiri.

"Diam!,apa kau bisa diam?"Ia melotot menatap Anjani dalam dengan mata yang di selimuti dengan hawa ***** dan nafas terengah-engah.

"seharusnya kau pulang hari ini bukan!, kenapa kau mengingkari janjimu untuk yang kedua kalinya?,kau berani mempermainkan ku sekarang!,aku tidak akan melepaskanmu kali ini!"

Dengan tatapan tertutup gelap oleh api gairah yang begitu membara dan membutakan segalanya,

bahkan ia tidak sadar apa yang ia lakukan dan pada siapa ia melakukannya.

Apa maksud semua perkataanya?..,

Apa yang ia bicarakan?

aku benar-benar tidak mengerti apa maksudnya...

apa dia tidak waras?..

Dev langsung saja memberikan kecupan ******-nya ke bagian leher Anjani dangan begitu *****,

"Lepaskan aku!,apa yang anda lakukan?, jangan melakukan ini!,aku mohon jangan melakukan ini!,Apa anda gila?.. hiks.. hiks..."Tangisan mulai terdengar terisak,

Anjani mencoba terus untuk menghindarinya, Nami ia tetap saja tidak berdaya, tubuhnya terkunci dengan tubuhnya yang terbaring di atasnya itu

"Bagaimana ini?, bagaimana?....,bagaimana?... apa yang harus aku lakukan?,apa aku harus masuk ke dalam dan menolongnya?, tapi bagaimana dengan Tuan Muda nantinya...?"

"Apa yang harus aku lakukan?,apa yang harus aku lakukan?"

Erik gemetaran sendiri mondar-mandir kesana-kemari merasa sangat bingung di depan pintu,

ia sangat bingung apa yang harus ia lakukan, kepada siapa ia meminta bantuan,

Tidak mungkin ia masuk dan lancang menahan apa yang akan di lakukan Tuan muda di dalam kamarnya itu.

"Kenapa?,apa ada masalah?"

"Hah...?"Suara itu membuat Erik sangat kaget, saking bingungnya ia sampai tidak menyadari ada orang yang mendekat ke arahnya.

"Ada apa Erik?,apa ada masalah?, kenapa kau terlihat sangat gelisah?"

Tanya ketua Pelayan itu penasaran melihat tingkah Erik yang tidak tenang tidak seperti biasanya.

"Hah?...a..aku?, benarkah?, tidak.. tidak...aku hanya sedang fokus berpikir,ta....tapi kau mengagetkan ku!,kau juga menggangguku saat ini!.."

Terbata-bata, bahkan Erik sulit untuk mengendalikan dirinya yang sangat tegang dan gemetaran itu.

"Maaf!,aku hanya sedang mencari Anjani, bukankah dia sedang bertugas membereskan kamar ini, tapi bagaimana kau ada di sini?,apa Tuan Muda sudah di dalam?"

"Anjani?"

siapa Anjani?, kenapa aku baru mendengar nama itu,

apa wanita itu yang berada di dalam sekarang?..

"Oh iya tentu saja, Tuan Muda sedang tidak bisa di ganggu kali ini,ia sedang menenangkan dirinya di kamar!, sebaiknya kau pergilah, jangan sampai menggangu dan membuatnya marah!"

Erik langsung berjaga di depan pintu menghalangi ketua Pelayan itu yang akan membuka pintu.

"Oh.. baiklah!, maafkan aku!,tapi dimana Anjani?, dia yang bertugas membereskan kamar Tuan Muda tadi?"

"Apa dia pekerja Baru?"tanya Erik penasaran bercampur tegang.

Ketua pelayan menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaannya.

"Di..dia... sudah aku suruh pulang!, karena Tuan Muda akan masuk ke kamar, jadi sepertinya dia sudah pu.. pulang!"

"Oh.. iya sudah baiklah!"

Ketua Pelayan itu mengerutkan dahinya mendengar kata Anjani yang sudah pulang, bahkan jam kerjanya saja belum selesai.

Aneh sekali,apa yang terjadi padanya..

ketua pelayan itu menggelengkan kepalanya

melihat tingkah Erik yang sedikit aneh.

Kenapa Anjani berani pulang dahulu sebelum ia menemui ku?..

"Huuhfs...Huuhfs...Huuhfs..."Erik membuang nafasnya yang begitu tegang sejak tadi.

"Entahlah aku begitu bingung apa yang harus aku katakan kepada Sandra?, aku hanya bisa berbohong dan melakukan hal ini!"

Menggigit bibirnya semakin kelu menatap ke arah pintu kamar.

Kira-kira apa yang sudah terjadi di dalam sana, tidak mungkin aku masuk dan tidak mungkin juga aku harus membiarkan ini semua terjadi...

Apa yang harus aku lakukan untuk wanita itu?,ini benar-benar membuatku gila,

Tapi.. tapi aku takut hal itu akan terjadi,ini adalah bahaya besar,

lalu bagaimana dengan keluarga ini jika mengetahui semua nanti..

Menggelengkan kepalanya sendiri membuang pikiran negatif yang sudah meracuni pikiran dan perasaannya.

"Tidak.. tidak!,ini tidak boleh terjadi aku harus menghalangi kejadian ini, karena ini bisa menjadi petakan besar bagi keluarga ini...!"

Erik sudah mencoba memegang gagang pintu kamarnya ini, namun ia mengurungkan niatnya untuk melakukannya, karena ia sendiri tahu Tuan Muda sedang tidak sadar diri sekarang.

"Aww...!"Teriakan dari dalam.

"Oh tidak!, pasti itu semua sudah terjadi!,aku terlalu lama berpikir!, aku benar-benar sudah terlambat!"

Erik mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar, setelah mendengar teriakkan itu ia enggan untuk masuk ke dalam apalagi menggangu aktifitas Majikanya, yang jelas ia malah mengunci kamar itu sekalian karena merasa pasrah.

Anjani berteriak mendapat gigitan sontak di lehernya yang di berikan oleh lelaki ini dengan rasa penuh kehausan.

"Apa anda sudah gila?, lepaskan aku!, lepaskan aku!.. aku mohon lepaskan aku!, jangan melakukan ini kepadaku!,aku mohon... lepaskan! lepaskan!,...hiks...hiks...!"Anjani berteriak lemas dan tak berdaya menahan tenaganya yang begitu kuat.

Masih Dengan tatapan kehausan menatap Anjani, melihatnya yang menangis ia tidak perduli,

yang jelas ia tidak bisa menahan hasrat yang ada di dalam dirinya sekarang.

Ia mencoba membuka kancing baju wanita yang sedang menangis dengan tidak sabar di atas ranjang,

"Tidak!, Tidak!, Tidak!,apa yang akan anda perbuat?, lepaskan saya!"

menahan tangan lelaki itu dengan sekuat tenaga dan segera berdiri dari atas ranjang untuk pergi meninggalkannya

"Kau pikir kau bisa pergi lagi sekarang?, tidak.. tidak akan!"

Menghalangi Anjani yang berusaha pergi meninggalkannya

"Apa anda gila hah?,hiks...hiks..lepaskan aku!, lepaskan aku...!, lepaskan aku..."Dengan derai air mata melawan lelaki itu yang berusaha menghalangi kepergiannya.

Tangan itu semakin melingkar erat di pinggang Anjani, benar-benar melarangnya untuk pergi apalagi menjauh darinya.

"lepaskan!.. lepaskan!.. lepaskan aku!...hiks.. hiks... lepaskan,aku..aku mohon lepaskan aku!"

Berulang-ulang Anjani memukul lelaki ini dengan sekuat tenaga untuk melawannya,

tapi sama sekali lelaki ini tidak goyah ataupun merasa kesakitan atas perlawanannya,

Lelaki ini benar-benar seperti tiang listrik yang tidak memiliki rasa ataupun perasaan.

Dengan nafas penuh dengan hawa ***** merobohkan tubuh Anjani ke atas ranjang kembali dengan posisi semula.

"Tidak... tidak... tidak.. tidak...aku mohon jangan!, jangan melakukan ini!"

mendengar wanita ini yang terus mengoceh benar-benar membuatnya panas dan terusik, ia langsung membungkam mulut itu kembali dengan bibirnya secara paksa.

Membuang pakaian Jaz-nya yang masih melekat di tubuhnya dan membuatnya merasa begitu panas,

Menarik paksa clemek yang melingkar di pinggang Anjani dengan kasar lalu membuangnya.

Anjani semakin berlinang, menangis sambil menggelengkan kepalanya melawannya kembali.

Apa yang terjadi kepada diriku?..,

apa yang akan dia lakukan-nya kepadaku?,

aku benar-benar tidak bisa membayangkan jika semua akan terjadi pada diriku...

Aku harus berusaha pergi dari sini sekarang,aku tidak ingin di perkosa olehnya... lelaki brengsek!,

lelaki bajingan!, ia benar-benar kelewatan,aku tidak mau...aku tidak mau..

Menghalangi tangan lelaki itu yang sedang berusaha mencopot kancing bajunya

Ia sudah berusaha sebisa mungkin dari mulai memukulinya dirinya, mencubit tangan itu dan bahkan menjambak rambutnya dengan kasar, namun tetap saja, Tuan Muda justru semakin bergetar hebat merasa sentuhan dari tangan Anjani.

Ia langsung merampas kancing bajunya dan menghempaskan kemana-mana karena ia menarik bajunya dengan kasar.

Separuh tubuh itu sudah terlihat sempurna, hanya pakaian intim-nya saja yang masih melekat menutupi area dada.

Tidak.. tidak..ini tidak mungkin!,ini tidak mungkin kan...?

masih berusaha melawan serangan yang ada di area mulutnya itu.

Tangan itu semakin menjalar bebas kemana-mana.

Tak usah menunggu lama lagi tubuh Devino sudah semakin kaku menahan hasratnya,ia tidak peduli dengan siapa ia sekarang yang jelas ia ingin melakukannya sekarang juga, karena Ia benar-benar tidak bisa menahannya lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!