NovelToon NovelToon

Cintaku Cuma Satu

1. Tragedy

Menangis dan meratapi nasib tidak akan pernah dapat mengubah keadaan, hanya kamu yang dapat menghancurkan atau memperbaiki nasibmu!

*****

Kota Cilegon  di tahun 1990.

Handoyo Cahyanto masih terlelap di kamar mess " PT  Bima Steel" di daerah Cilegon. Baru dua jam yang lalu ia langsung tertidur di kamar itu ketika ia mendengar sayup-sayup ada menggedor-gedor pintu kamar mess-nya. Handoyo awalnya mengabaikan gedoran itu, namun pintu yang bergetar dan suara teriakan makin nyaring mengganggu tidurnya.

"Han... Handoyo... .... Handoyo bangun...Handoyo.."  Teriak seseorang tanpa henti dan masih menggedor kamarnya dengan keras.

"Ya...."Sahut Handoyo dengan suara paraunya khas bangun tidur. Matanya masih terpejam dan tubuhnya masih lelah merasa belum cukup beristirahat .

"Handoyo... cepatan ada telpon penting.... segera ke lantai bawah...katanya dari lampung!" Teriak pria itu. Handoyo mulai menyadari yang memanggilnya adalah Juned yang bergantian shift dengannya.

Juned adalah  Pria yang begitu serius bekerja dan sering mengambil lembur untuk menambah penghasilan. Ia akan segera menikah sehingga membutuhkan dana yang tidak sedikit, ujarnya  beberapa waktu yang lalu.

Sementara Handoyo hanya lembur jika bukan hari Sabtu dan Minggu, karena ia harus pulang ke Lampung menengok istrinya yang sedang mengandung. Handoyopun sama harus mengumpulkan uang untuk biaya persalinan istrinya.

Handoyo segera bangkit dari tidurnya dan melangkahkan kaki menuju lantai 1 tempat messnya. Hanya Telephone penting  dari kantornya di sambungkan ke ruangan itu.  Fasilitas telephone di mess  dapat digunakan bersama oleh seluruh penghuni yang berjumlah 75 orang di mess itu. Hal itu untuk mempermudah komunikasi jika diperlukan dari kantor ataupun keperluan lain yang mendesak.

"Hallo....  "Sapa Handoyo yang mulai tersadar . Sedikit khawatir ia rasakan ketika Juned mengatakan bahwa ini dari Lampung. Ada apa dengan Lidya? Semoga kandungannya baik-baik saja.

"Selamat malam Pak Handoyo, maaf mengganggu di tengah malam begini. namun ini sangat mendesak. Saya Dr Zaenal yang merawat istri dan mertua Bapak di sini.  Bisakah Bapak besok hadir  ke RSUD H Abdul Muluk, ada keadaan darurat disini, pak, "  Suara itu meminta Handoyo untuk segera datang ke kota Lampung.

"Darurat apakah dok?"  Handoyo mulai semakin cemas.

"Saya membutuhkan tanda tangan Bapak untuk tindakan medis pak...kalo bisa malam ini juga bapak berangkat dengan segera !'

"Bagaimana keadaan istri saya dok?"

"Nanti saya jelaskan jika Bapak  sudah tiba di rumah sakit.... saya menunggu kehadiran Bapak ya!"

"Baiklah... saya segera ke sana, " Sahut Handoyo dengan lirih.

Telephon itu ditutup. Sesungguhnya Handoyo bingung. Apa yang  sesungguhnya terjadi dengan keluarganya?  Ia tidak tahu harus menghubungi siapa di Lampung untuk mencari informasi.

Jarang sekali orang di kampungnya yang memiliki telephone.  Hanya kantor kelurahan, pemilik pabrik  ataupun keluarga terpandang lainnya. Namun ia tidak satupun mengenal mereka. Ditariknya nafasnya. Ia harus meminta ijin atasannya di kantor untuk ijin kerja dan pulang ke lampung.

Malam itu juga ia menuju ruangan admin kantor dan mengajukan permohonan cuti dan mengambil sebagian gaji untuk pengobatan keluarganya dan biaya perjalanan malam itu juga ke Lampung dengan travel yang berada di depan kantornya yang memang buka 24 jam.

*****

Waktu menunjukkan pukul 08.15 ketika Handoyo menjejakkan kaki di depan RSUD  H ABdul Muluk. Matahari bersinar cerah dan banyak orang berlalu lalang serta di pinggir RSUD terdapat beberapa kios warung makan, dan Tidak ada rasa lapar di tubuhnya.

Handoyo hanya berfikir bahwa ia harus segera menemui keluarganya yang sedang sakit di rumah sakit ini. Entah tindakan medis apa yang harus dilakukan pada istri dan mertuanya. Apakah istrinya keguguran dan apa yang terjadi padanya.

Rasa takut dan cemas makin menghampiri ketika Dr Zaenal sudah menunggunya di depan ruang praktik . Dokter yang sangat ramah dan menyapanya hangat.

'Wah ...Pak handoyo sudah datang... sudah sarapan pak?" Mari kita sarapan bersama.... saya sudah belikan makanan untuk Bapak.

"Belum dan saya tidak ingin makan.... saya ingin bertemu istri saya.... tapi perawat di meja depan meminta saya menemui Anda terlebih dahulu... cepat katakan ada apa dengan istri dan mertua saya? Dimana mereka?"

"Hemm... baiklah.... saya akan mengantarkan bapak menemui mereka jika Bapak dalam keadaan tenang... hemm.. minumlah teh hangat ini... " Ujar dokter sambil mendorongkan segelas teh miliknya untuk Handoyo yang terlihat kelelahan dan cemas menanti informasi keluarganya.

Handoyo terdiam dan menenggak segelas air teh manis hangat itu hingga habis tak bersisa. "Sudah... katakan pada saya dimana mereka?"

"Saya akan mengantarkan Bapak ke mereka tapi bapak harus tenang dan sabar....ini cobaan dan bapak harus belajar mengikhlaskan..

"Maksud dokter apa ini? Kenapa saya harus mengikhlaskan mereka? " Handoyo makin takut ketika mendengar penjelasan dokter. Ada apa dengan keluarganya?

Dokter Zaenal bangkit dari tempat duduknya dan menepuk pundak pria berumur 23 tahun itu. Tanpa ada kata Handoyo mengikuti langkah dokter Zaenal yang meninggalkan ruangan praktiknya. Dokter melangkah perlahan sehingga Handoyo bisa berjalan bersisian dengan dokter Zaenal.

"Pak Handoyo.... apapun yang terjadi kamu harus tenang dan sabar, saat ini kamu yang sedang diuji.... keluargamu mendapatkan sebuah musibah besar.... kamu bisa melihatnya sendiri nanti. Ingatlah kasus ini juga sedang ditangani oleh polisi. jadi mereka yang akan menjelaskan dari sisi fakta. saya hanya menjelaskan dari sisi medis.

"katakan yang jelas dokter..jangan membuatku makin bingung...apa yang terjadi dengan mereka semua? Bagaimana dengan Lidya dan anakku, dokter?"

Dokter Zaenal menarik nafas perlahan dan menatap pria muda disebelahnya. "Mereka semua telah meninggal dan menjadi korban penembakan di rumahmu dan langsung meninggal di tempat. khusus istrimu.. ia ditambah luka bakar...dan kami memang dilarang menginformasikannya kemarin padamu, nanti akan ada polisi yang menjelaskan khusus kepadamu... ikhlaskan mereka ... biar mereka tenang disana.

Handoyo tertegun mendengar penjelasan dokter. Seluruh tubuhnya lemas dan ia tidak mampu melangkah lagi mengikuti langkah dokter itu. Shock.  Dokter Zaenal berbalik dan langsung memapah tubuh Handoyo  dan mendudukkannya di kursi panjang di selasar Rumah sakit

"Pak Handoyo....Bapak duduk dulu... saya akan duduk menemani Bapak disini hingga Bapak tenang.. "Dokter Zaenal duduk di samping Handoyo dan dia memandang ke taman di samping selasar.

Handoyo masih terdiam dan tak mampu berkata apapun. Benarkah seluruh keluarganya telah meninggal dan semuanya  menjadi korban penembakan. Benarkah Lidya, wanita yang sangat dicintainya benar-benar  telah meninggalkannya? Benarkah ia kehilangan keluarganya? Ini pasti cuma mimpi buruk. dicubitnya dagunya sendiri. sakit. ini bukan mimpi.

Handoyo tersentak seolah memperoleh sebuah keyakinan bahwa ia harus berani dan melihat kenyataan yang sebenarnya. Jika bukan ia yang menghadapi kenyataan ini, siapa yang dapat diandalkannya? Ia sendiri adalah seorang anak yatim piatu dan tidak ada sanak familinya karena ia tinggal dan besar di panti asuhan.

Untuk melanjuitkan sekolah saja ia harus menerima pekerjaan serabutan di sebuah asrama tentara di kota Lampung. Selama ini hanya Lidya yang begitu memperhatikan dan mengurusnya. Wanita itu adalah wanita yang paling baik di hidupnya dan begitu perhatian padanya. Wanita itu suka mengajari pelajaran matematika dan bahasa inggris sebelum tes kelulusan Sekolah menengah atas.

Teringat Lidya sering berkata padanya, Ia harus berani bertanggungjawab pada keluarganya jika mereka menikah. Sedikitnya lapangan pekerjaan di kota Lampung dan kenyataan yang ada di sekitarnya , membuat ia bertekad mengambil pekerjaan di Cilegon demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.  Ia harus menjadi pria yang kuat. dan bertangguyngjawab

"Dokter... saya mau melihat mereka!" Handoyo berkata pelan.  Saya harus melihat apapun keadaan mereka.... saya pasti siap menerima apapun yang terjadi pada mereka.

"ikuti saya !" Zaenal bangkit dari tempat duduknya dan Handoyo mengikutinya

*****

Hai.... Selamat bertemu kembali di novel ke duaku....  Cintaku cuma Satu........semoga masih mau membacanya. Bolehkah berikan komentarnya atau masukan ataupunl like untuk  makin  menambah semangat dan tentunya dapat memperbaiki penulisanku. Thanks a lot.

2. Ini Janjiku

Kecantikan wajah bisa menarik pria terbaik, tapi kecantikan hatilah yang mampu mempertahankannya dalam kesetiaan . Pegang janjiku , aku hanya mencintaimu  satu dan selamanya.

 

*****

 

 

Tiga gundukan tanah pemakaman itu masih basah dan Handoyo telah menebarkan bunga di seluruh makam itu. Makam kedua mertuanya dan Lidya,  istrinya yang sedang mengandung 4 bulan .

Handoyo hanya mampu menatap sedih ke tanah merah itu . Handoyo merasa  seolah hidupnya kembali pada masa lalunya sebelum mengenal keluarga Lidya. Dia hanya sebatang kara, entah siapa keluarganya .Kehidupan di panti dan ibu panti yang selalu dikenalnya hingga ia masuk ke sekolah unggulan di kota Lampung mengenalkannya kepada keluarga Lidya yang sederhana namun baik hati kepadanya.

Mereka orang-orang baik, kenapa Tuhan memilih menjemput mereka dengan cara yang tidak biasa. Mertua lelaki dan mertua perempuannya ditembak tepat di dahinya, dan istrinya juga di posisi yang sama. Namun satu hal yang membuatnya semakin  marah adalah istrinya ketika sudah meninggalpun, mayatnya  di bakar di depan pagar rumahnya. Benar-benar prilaku sadis.

Handoyo masih berfikir, bahwa ia tidak mempunyai musuh dan tidak mengerti, mengapa ada orang yang sesadis ini dan  menyakiti keluarganya. Bahkan pelaku itu  sampai hati  membakar istrinya. Handoyo berfikir bahwa ada 2 kemungkinan istrinya dibakar  yaitu membenci dirinya ataupun istrinya. Tapi Lidya adalah wanita yang sangat lembut, baik dan cantik. Ia selalu gemar menolong orang, rasanya tak mungkin istrinya itu mempunyai musuh.  Handoyo terus meratapi nasibnya dan menyesali keputusannya bahwa ia tidak ada di samping istrinya dan tidak mampu melindungi  keluarganya.

Ditatapnya ketiga gundukan itu dengan penuh penyesalan dan ketika Handoyo menengok ke belakang seperti ada suara orang yang sedang menangis. Ada 3 orang anak kecil yang berseragam sekolah masih berdiri di dekat makam  keluarganya dan menangis perlahan.

Dua anak laki-laki yang berseragam sekolah dasar dan seorang anak perempuan yang menggunakan seragam rok putih biru. Kelihatannya mereka kakak beradik, tapi mengapa mereka menangisi makam ini. Handoyo menatap mereka dan ketiga anak itu seolah tidak memperhatikan Handoyo dan seolah benar-benar meratapi kepergian anggota keluarganya.

" Siapa yang kalian tangisi? " Tanya Handoyo pada mereka bertiga dengan tatapan tidak suka karena mengganggu lamunan dirinya.

Ketiga anak itu mendadak  terdiam dan menatap penuh takut pada Handoyo. Kakak tertua yang berseragam putih biru menunjuk ke makam Lidya.

"Mbak Lidya.... kami menangisi mbak Lidya yang baik hati.... kami kehilangan mbak Lidya  " Kata pelajar itu sambil terus menangis dan kedua adiknya juga menangis memeluk sang kakak.

"Kamu kenal istriku?'

"Iya pak... setiap siang  mbak Lidya memasakkan kami makanan ... kami sudah tidak mempunyai ibu dan mbak lidya itu seperti ibu kami... dia mengajari saya memasak dan mengajarkan saya dan adik-adik pelajaran sekolah jika beliau ada waktu senggang.... kami belum bisa membalas budi baiknya... maafkan kami yang tidak berani menolong mbak Lidya... hua.....aaaa..." mereka semua menangis kencang.

"Pulanglah kalian ... dia sudah tenang.... dimana rumah kalian?"

"Di sebelah rumah bapak... kami bertiga adalah anak Pak Wanto.... mungkin bapak lupa.... saya yang tiap hari bertugas menyapu halaman di rumah bapak...maafkan kami mengganggu bapak... maafkan kami tidak sopan tapi kami juga bingung...

"Oh... kalian adalah anak pak wanto... kemana ayahmu?'

"Ayah juga ditembak  bersama keluarga mbak Lidya  dan sekarang ayah masih dalam perawatan di RSUD... kata pak RT...

"Ayahmu juga kena tembak? Apakah kamu melihat kejadiannya?"

"Iya pak... kami bertiga melihat mbak Lidya diseret keluar dari rumah dan akan dibakar... ayah  menyuruh kami diam di  dalam rumah dan hanya boleh lihat dari jendela,... lalu  ayah keluar dan berteriak teriak minta mereka semua berhenti .... emh.... karena ayah meminta mereka berhenti ... mereka tertawa dan mereka menembak ayah dua kali dan terus mereka menyakiti mbak Lidya.... ayah  ditembak di kaki dan kami semua juga melihat mereka semua tertawa-tawa ketika api mulai menjalar.... polisi baru datang dua jam kemudian.... kami takut keluar rumah dan kami juga belum melihat ayah....kami tidak tahu harus bagaimana?"

Handoyo begitu emosi mendengar cerita itu. Ini bukan kejadian perampokan atau penganiayaan biasa.  Ia makin tersadar bahwa ia harus mencari informasi sesegera mungkin.  Ditatapnya ketiga anak itu yang masih menangis dengan pandangan yang berbeda dari sebelumnya. Sedikit rasa iba mulai hadir.

"Kalian lihat pelakunya?"  Handoyo bertanya kepada mereka yang masih menangis itu.

Ketiganya mengangguk dan salah satu anak yang berseragam putih merah menjawab. " Itu Mas Andi yang anak pak Kadus (Kepala dusun)  ada  di situ dan terus tertawa dengan sangat keras, . pak Handoyo.... setiap hari  jika pulang  sekolah kan Mas Andi suka melemparku dengan batu hingga aku  berlari cepat-cepat sampai terjatuh.... terus Mbak Lidya sering mengobati dengan obat merah... jadi aku hapal tertawanya mas Andi....

"tapi kan dek... kata Pak RT kita gak boleh bicara tentang mas Andi sama polisi ataupun siapapun...ntar kita ditangkap..ingat pesan pak RT? "  Ujar perempuan berseragam SMP itu mengingatkan adiknya.

"Maafkan saya... mohon jangan laporkan kami ke polisi, Pak Handoyo , "Ujar perempuan itu dengan memohon pada Handoyo.

'Tenanglah kalian.... aku yang  akan menjaga kalian dan kalian tidak perlu berbicara pada orang lain sehingga polisi tidak perlu bertanya... jika ada yang bertanya kalian harus menjawab, bahwa tadi malam kalian semua sudah tidur, maka polisi tidak  bisa menangkap kalian... sekarang kalian sudah makan belum?"

Ketiganya menggeleng. Handoyo tersenyum menatap mereka. "Ayo temani aku cari makan dan kita makan bersama..."Ajak Handoyo sambil melangkah meninggalkan makam itu. Ketiga anak kecil itu mengikuti langkah Handoyo meninggalkan tanah makam.

Dalam langkahnya Handoyo berkata di hatinya.... " Akan kucari siapa yang melakukan ini semua pada keluarga Lidya dan kubalaskan dendam ini pada mereka semua...mereka merusak keluargaku..orang -orang yang telah baik padaku... orang orang yang sangat kucintai.... lihat saja mereka...

 

*****

 

Handoyo memasuki rumahnya yang diberi garis kuning oleh  polisi. Seharusnya ia tidak boleh berada disitu.  Rumah itu gelap dan ia memang tidak menyalakan lampunya. Ia ingin melihat keadaan rumahnya secara langsung. Ruang tamu yang biasa rapi dan sekarang dalam keadaan berantakan dan kotor.

Noda darah masih tersisa di ruang tamu itu dan ia membiarkannya.Tidak ada yang disentuhnya. Ia hanya melihat janjinya.  Handoyo  cukup mengerti bahwa ia tidak boleh memasuki rumah ini apalagi menyentuh barang bukti karena sedang dalam penyelidikan polisi.

Ketika akan memasuki kamarnya bersama Lidya, ia cukup terkejut melihat bingkai foto pernikahannya dengan istrinya pecah di lantai  dan ada bekas sepatu menempel di foto itu. Pertahanan Handoyopun goyah.

Handoyo memungutnya, bingkai kaca itu pecah karena diinjak-injak dan ada bekas sepatu yang masih menempel di foto. Apakah ini juga ulah Andi? .. ia harus menyelidikinya, batin Handoyo. Ditatapnya wajah Lidya yang saat itu  sedang tersenyum manis di foto itu  Dalam foto pernikahan mereka, Lidya sangat cantik dan bahagia . Pernikahan itu dilakukan baru sekitar 9 bulan yang lalu. Saat  itu Handoyo  memaksa segera menikahinya begitu mendapatkan pekerjaan di Cibinong dan tidak ingin dia terlambat memiliki wanita cantik yang baik hati itu.

Kecantikan wajah Lidya bisa menarik  banyak pria terbaik di dusun ini , tapi kecantikan hati Ldiya lah yang mampu membuatnya segera meresmikan pernikahan mereka dan akan  mempertahankannya dalam kesetiaan .

Lidya.... Pegang janjiku , aku hanya mencintaimu  satu dan selamanya. Jemput aku jika sudah membereskan orang yang menyakitimu ! Aku akan membalaskan dendammu !   Bapak dan ibu maafkan aku yang tidak bisa menjaga kalian dan tidak menepati janjiku untuk menjaga Lidya. Akan kubalaskan setiap darah yang tertumpah di rumah ini.

 

 

 

*****

 

 

 

Happy reading guys.... semoga suka dengan karya keduaku... Boleh tinggalkan Like /poin /Hadiah/  komentar / apapun yang menurut kalian layak. Terimakasih mau membacanya....Semangat ya dalam menjalani hari kalian !

 

 

3. Find Something

Hidup adalah tentang bagaimana kau mampu bertahan dan belajar menerima, atau pergi dan belajar melupakan."

*****

" Han... kamu beneran? Kamu gak lagi berbohong kan? .....kamu akan datang menemui ayahku ? " Tanya Lidya dengan sedikit ragu. "Kamu benaran berani?"

"Ya... aku harus berani.... aku kan gak mau kehilangan kamu, Lid... lagipula sekarang aku sudah punya pekerjaan tetap meski di Cilegon, aku bisa pulang ke lampung setiap dua minggu sekali..... dan kurasa gajiku cukup untuk keluarga kecil kita... dan emh.... aku juga  punya rumah kecil di pinggir kota Lampung dari hasil aku bekerja beberapa tahun ini... tidak besar tapi cukup untuk kita berdua... maukah kamu menjadi istriku, Lid?'

Lidya mengangguk sambil menatap Handoyo . "  Aku mau menjadi istrimu ....Tapi bagaimana jika ayah tidak menyetujui kalo aku menjadi istrimu dan  tinggal di rumahmu....karena aku hanya anak tunggal dan aku belum pernah berpisah dengan kedua orang tuaku?"

"Jangan kuatir..... selama aku berada di Cilegon...kamu akan tinggal di rumah orang tuamu... dan jika aku pulang bekerja kamu mau kan tinggal di rumah kita meski rumah itu tidak besar? Tapi rumah itu punya halaman yang cukup luas untuk ditanami bunga...kamu suka bunga kan?"

"Aku mau... tapi kamu janji dulu deh , Han...

"Janji apa sayang?"

"Tidak boleh ada wanita lain  di hidupmu..... tidak boleh punya istri lebih dari satu dan hanya ada aku saja di hidupmu, bisakah kamu berjanji di hidupku?

"Ya iya dong.... cintaku cuma satu.... aku cuma sayang dan  cinta sama kamu, Lidya....

"Gak bohong kan? " Lidya bertanya dan mengangkat jari jentiknya yang lentik.

"Aku tidak akan bohong, Lidya.... cuma kamu yang akan kujaga sampai mati.... dan tentunya anak anak kita nanti!" Ujar Handoyo sambil mengaitkan jarinya dan menarik Lidya ke pelukannya.

Hangat.

Namun itu hanya pada masa itu. Sekarang tidak ada siapapun di rumah ini.

Tidak ada kehangatan. Semua terasa kosong.

Handoyo menangis di dalam rumah kecilnya itu sendirian. Ia menangis tersedu-sedu.

Hatinya sakit mengingat memorinya bersama Lidya. Rumah yang rencananya akan ditempati bersama Lidya.

Rumah itu tidak pernah ditempati oleh Lidya karena Ayah Lidya baru mengijinkan Handoyo menikahi putri tunggalnya jika Handoyo mau tinggal di rumah itu bersama mereka. Dan Handoyo menyanggupinya kala itu.

Dalam posisi berbaring Handoyo masih menangis. Ia terus meratapi nasibnya

"Tuhan.... apa salahku? Mengapa kau ambil semuanya di hidupku dalam  satu peristiwa tragis.... Istriku..... anakku yang belum pernah melihat dunia ini  dan tentunya kedua orang tua Lidya yang juga menyayangi aku seperti anaknya..... mereka orang-orang baik.... belum cukupkah... jika aku tidak memiliki siapapun di dunia ini.... aku tidak masalah ketika aku hanya dibesarkan di panti asuhan.... aku tidak ingin tahu siapa orang tuaku.... aku tidak pernah menuntut itu padamu.... tapi kenapa engkau mengambil orang-orang yang baik di hidupku...

Handoyo masih terus menangisi hidupnya di kegelapan malam. Matanya tidak dapat terpejam mengigat luka hatinya itu. Sakit dan perih dirasakannya. Marah karena tidak mampu melindungi orang-orang yang dikasihinya.

Tiba-tiba tangisannya terhenti ketika mengingat ucapan anak kecil yang berseragam merah putih kemarin.

  Salah satu pelaku adalah mas Andi. Handoyo bangkit dari tempat tidurnya dan berkata sendirian.

Andi....Siapa Andi? "   Aku harus cari tahu.... aku harus membalaskan dendam ini.... Jika benar kamu adalah pelakunya Andi... aku yang akan menghabisimu dengan tanganku sendiri.

*****

Setelah mendengar penjelasan polisi bahwa pelaku kejahatan itu ada beberapa orang yang tidak dikenal dan sedang ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.

Untuk membuktikan yang terjadi polisi membutuhkan waktu dan mohon pihak keluarga bersabar dan tidak bertindak gegabah. Hanya itu yang dingat oleh Handoyo. Kecewa.  Sudah pasti. Tapi ia bisa apa. Handoyo hanya  terdiam dan meninggalkan ruang penyelidikan setelah mendengar penjelasan salah seorang polisi..

Diluar ruangan itu Handoyo berpapasan dengan seorang lelaki yang berumur tidak jauh dari usianya. Penampilan pria itu  sangat rapih, bersih, berkacamata hitam dan  langkahnya itu dikawal oleh beberapa orang. Tipikal orang kaya yang begitu arogan.

Pria itu menatapnya sekilas  dengan sinis seraya mengejeknya namun tidak ada ucapan yang keluar dari bibir pria itu. Handoyo membiarkannya dan melangkah keluar pintu ruang penyelidikan. Hidupnya sudah penuh masalah dan ia memilih melupakan pria yang menatapnya dengan sinis.

Handoyo baru saja keluar meninggalkan  pintu gerbang Markas Besar Polisi di Lampung, dengan berjalan kaki. Ia harus mencari angkutan umum  menuju rumahnya,  ketika ia mendengar suara seseorang yang  terjatuh di sampingnya dan sedang berteriak memaki seseorang..

Bugh..... akh...

Handoyo  menengok kepada sumber suara yang berteriak di sampingnya.  Diperhatikan pria berumur kurang lebih sebaya dengannya diseret keluar dari mobil  oleh dua pria yang berbadan besar dan dilempar ke jalanan. Pria itu terjatuh tepat di dekat  kaki Handoyo.

"Awas Kau Andi.... sekarang kau memang sedang kuat dan merasa di atas angin... kau punya pelindung yang kuat di kekuasaan.......lihat aku akan buktikan bahwa aku bisa menghancurkanmu!"

"Buktikan saja Warmen miskin !'  Aku menantimu dengan bukti-bukti bodohmu !'  Suara pria arogan itu tertawa dari dalam,mobil. Mobil itu berlalu meninggalkan lokasi kejadian.

Handoyo membantu pria itu berdiri dan membantu membersihkan pasir-pasir yang menempel di tubuh pria itu. Handoyo bertanya ramah pada pria yang penampilannya acak-acakan.

"Kau tidak apa-apa ?" Tanya Handoyo dengan penuh ketulusan.

"Ya seperti yang kau lihat.... belum mati tapi cukup melukai harga diri seorang "Warmen Amsterdam Sitompul "...pantang bagiku dihina begitu....  lihat saja jika aku sudah sukses akan kuhancurkan dia.... dasar pencuri harta keluargaku... penipu....  akan  kuhabisi semua  kelompokmu !" .....Maaf.... aku lupa .... eh  siapa namamu?"

"Handoyo.... kenapa kamu berurusan dengan orang sombong itu ?"

'Dia menyabotase tanah warisan leluhurku dan mengganti sertifikat tanah keluargaku  hingga membuat ibuku mati bunuh diri....tanah milik leluhurku... ada makam bapakku disana dan main dia buang entah kemana.... aku sekarang belum bisa membuktikan banyak hal... tapi aku tahu dalangnya si Andi keparat itu... akan kubalas dia!"

'Hei... tunggu dulu.... Andi Setiono yang kau maksud itu?...mungkinkah kita berurusan dengan orang yang sama?" Handoyo makin tertarik dengan penjelasan Warmen.

"Kau juga kena masalah dengan si "Andi Setiono " itu?"

'Entahlah polisi katanya belum bisa membuktikannya...meskipun ada saksi matanya... dan katanya bukti-bukti tidak mendukung .... aku kecewa tapi apa daya kita bukan orang hebat...

'Siapa bilang kita bukan orang hebat? Akan kubuktikan kita adalah orang hebat yang bisa menjatuhkan dirinya... yang kita perlukan waktu untuk mengalahkan si Andi...... Kita perlu waktu.... dan  saling mendukung agar dapat menjatuhkan si Andi....Ayo kita siapkan amunisi untuk berperang?"

" Maksudmu?"  Amunisi apaan?"  Handoyo menatap pria yang baru dikenalnya itu. Pria itu penuh semangat dan baik hatinya.

"Ayo kita makan dulu untuk mengumpulkan energi ... untuk berperang tidak hanya diperlukan otak tapi energi biar kita kuat dalam bertindak... ayo  cari makan di dekat sini dan kita buat rencana...

*****

Happy Reading Guys....

Sebagian tokoh ini ada di Novel "Cinta kan Membawamu Kembali" Tapi gak usah khawatir bisa di baca terpisah.... Boleh tinggalkan jejak di sini. Thanks a lot ya temans.

"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!