Reyka namanya. Laki-laki yang dikenal merupakan anak dari pasangan suami istri Seno dan almarhumah Sania. Nyatanya Reyka hanyalah seorang anak dari pengusaha Alex yang sudah turun pamornya dari beberapa tahun lalu.
Sudah sejak kecil Reyka berada dilingkuan keluarga Seno hingga laki-laki itu dikenal sebagai pewaris utama keluarga Seno dan kakak sulung dari ketiga adik lainnya.
Sean, Sena dan Salma. Mereka ketiga adik yang Reyka cintai. Tetapi cinta dengan Sena berbeda. Layaknya seorang pria dan perempuan, Reyka mencintai Sena seperti itu.
Semua ini berawal dari perkataan absurdnya Sena saat kecil hingga menimbulkan debaran sendiri bagi seorang Reyka. Hingga saat ini!
Laki-laki itu sadar mencintai Sena adalah suatu kesalahan. Mereka memang bukan kakak adik kandung, tetapi seperti nggak etis kalau Reyka sampai menikah dengan perempuan yang sudah bersamanya sejak kecil.
Karena itu laki-laki itu memilih diam karena takut papihnya AKA Seno mengusir dirinya jika tahu Reyka memiliki perasaan lebih untuk anak perempuan nya.
Kini Reyka sadar, cintanya tak patut untuk diperjuangkan. Apa yang harus ia lakukan?
Reyka Aditama Putra, anak sulung yang mulai terkenal sampai mancanegara karena ketekunan nya dalam menguasai dunia bisnis. Laki-laki berusia 27 tahun itu kini sudah ditunjuk sebagai penerus dari pengusaha Seno karena laki-laki paruh baya itu mulai menikmati masa tuanya untuk berdiam dirumah dan mengenang kenangan istri tercinta.
Banyak perempuan yang berlomba-lomba untuk mendapatkan hati Reyka, tapi apa daya dengan sifat dinginnya Reyka dikenal sebagai pria yang sulit ditaklukan.
Bahkan Seno dan Alex sendiri, laki-laki yang berperan dalam tumbuh kembang Reyka sudah menyerah untuk menjodohkan Reyka dengan kerabatnya ataupun anak dari salah satu kolega.
Ada saja yang akan dilakukan Reyka untuk menggagalkan rencana perjodohan. Dari rencana kecil sampai yang fatal pernah Reyka lakukan dan berakhir Seno dan Alex membiarkan sendiri untuk mencari cinta sejatinya.
"Reyka pulang!" suara dingin menggelegar mengarungi seisi mansion hingga membuat si pendengar bergidik ngeri
"kakak udah pulang?" pekik Sena dari lantai atas kemudian berlari menghampiri Reyka, terburu-buru
"hati-hati" sahut Reyka penuh khawatir lalu menahan tubuh Sena yang limbung dengan memeluknya
Sena tersenyum canggung lalu mengangguk. Seperti seorang istri, ia membantu membawakan tas milik Reyka dan mengikuti laki-laki itu sampai kedapur.
"kakak mau minum apa?" tanyanya antusias, kemudian berjongkok untuk memperhatikan beberapa merek minuman untuk disajikan pada Reyka
"air putih aja"
Sena berdecak, "nggak bosen apa minum air putih terus? Sena aja yang denger bosen banget"
Reyka mengulum senyum mengamati wajah Sena yang terlihat kesal, "nggak, asal kamu yang kasih ke kakak"
"apasih nggak nyambung!" sewotnya seraya mengulurkan segelas air putih untuk Reyka
Reyka tertawa. Tawa yang hanya diperlihatkan untuk keluarganya. Sena sempat berdecak kagum melihat tawa itu, tawa yang membuat sesosok Reyka semakin tampan dibuatnya. Tetapi, buru-buru Sena memalingkan wajah sebelum Reyka menegurnya.
"kakak" rajuk Sena, mengambil lengan Reyka dan mulai memijitinya. Hal yang selalu ia lakukan sebelum meminta suatu hal
Sena memang tanggung jawab Seno. Tetapi, Seno sudah mengalihkan tanggung jawab itu pada Reyka lantaran Sena yang sangat sulit diatur. Sangat berbeda dengan Sean dan Salma yang selalu menuruti apa kata Seno.
Reyka tersenyum lembut, menarik Sena kepelukannya dan mengusap surai indah milik Sena. "biasanya kalau kayak gini, lagi ada maunya nih" Ucap Reyka penuh sasaran
"Sena suka sama temen Sena" cicitnya
"terus?" tanya Reyka balik dengan suara dinginnya, sangat berbeda dengan suasana hangat beberapa waktu lalu
"tadi laki-laki itu nyatain perasaan sama Sena. Jadi, Sena bolehkan pacaran sama dia?" serunya sangat semangat
"nggak!" pekik Reyka, laki-laki itu langsung bangkit mengambil tas dan berlalu begitu saja, membiarkan Sena yang terus memanggilnya tanpa henti
BRUK...
Membanting pintu sudah menjadi kebiasaan Reyka saat sedang kesal. Pintu yang malang.
Reyka berjalan menuju cermin. Menatap wajahnya yang mengeras, menahan amarah yang kian membara setelah mendengar sepatah kata yang dilontarkan Sena.
"kenapa?! Kenapa harus seperti ini!"
...~®~...
"papih nggak tau kalian lagi ada masalah atau sedang bertengkar, tapi papih nggak suka kalau suasana dirumah menjadi suram seperti ini" bentak Seno hingga semua anggotanya menunduk
Alex mengangguk setuju, "masalah diluar jangan sampai dibawa kerumah. Selesaikan dengan tenang" sambung Alex
Semenjak seorang perempuan yang menjadi panutan keluarga Seno dinyatakan meninggal dunia, Alex terkadang tinggal dimansion ini. Selain untuk membantu merawat anak-anak Alex juga berperan mengurangi kesedihan bagi Seno.
Awalnya, Alex hanya ingin tinggal satu sampai dua tahun hingga Seno kembali beraktivitas seperti biasa. Tetapi, setelah Seno pulih. Laki-laki itu memerintah Alex untuk tinggal disini. Agar Seno memiliki teman, ucapnya kala itu.
"Sean lagi nggak ada masalah selain masalah kafe yang papih dedikasikan" Ucap Sean tidak terima disalahkan
Sean, laki-laki yang kini berusia 25 tahun itu memiliki sifat playboy hingga mempunyai kekasih hampir disetiap wilayah yang ia jangkau. Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Reyka.
Dengan keramahan-nya, Sangat mudah bagi seorang Sean menggaet perempuan dan bertekuk lutut dibawahnya.
Fyi, Sean yang seharusnya menjadi pewaris tunggal perusahaan Seno malah memilih menjadi pengusaha dan membuka kafe yang sudah memiliki cabang tersebar luas. Membiarkan perusahaan yang dikelola Seno jatuh ketangan Reyka, karena hanya Reyka lah salah satu harapan Seno untuk menunjang perusahaan nya.
"kenapa lagi kafe kamu?"
Sean mengendikkan bahu laku kembali menyuapkan nasi kedalam mulutnya, "hanya sedikit masalah mengenai pembukaan cabang di Malang" jawab Sean sekenanya
"kalau Salma?" tanya Alex penuh keheranan
Salma mengerjap lalu menggeleng, "bukan masalah besar. Hanya sedikit pusing sama tugas yang dikasih dosen" Salma mendesah kasar, tidak ada selera makan
"jangan sampai nilaimu turun" sambung Seno membuat Salma mendesah kasar, semakin pusing
Coba aja ada mamih disini, pasti Salma nggak merasa tertekan kayak gini. Gumam Salma dalam hati.
Reyka yang duduk persis disamping Salma langsung menggengam lengan perempuan itu. Menyalurkan ketenangan, "nggak apa-apa, yang penting harus tetep jaga kesehatan" bisiknya yang dijawab senyuman lembut oleh Salma
"ehem!" Seno berdeham menenangkan suasana, padahal tanpa Seno sadar dirinya lah penyebab suasana semakin terasa mencekam
"sebenarnya ada apa ini?" tanya Seno lagi belum merasa puas mendapat jawaban
"itu kakak!" Sena bersungut dan memainkan sendok, masih merasa kesal dengan Reyka
Sejak dulu, kakaknya lah yang menjadi penghalang kisah percintaan nya. Padahal, ia ingin merasakan kisah-kisah romansa seperti film yang ia tonton.
Tapi, semua itu terhalangkan karena Reyka yang sangat protektif pada dirinya. Padahal Sean sendiri membebaskan Sania untuk mengarungi kisah percintaan nya.
Sena jadi benci ka Reyka!
"kenapa lagi?" tanya Seno yang sudah bosan mendengar keributan antara Reyka dan Sena
"kakak nggak bolehin aku pacaran. Padahal ada laki-laki yang lagi aku suka" Sena menaruh wajah diatas meja makan, menahan kesal
Seno beralih pada Reyka yang sedang mengaduk-aduk makanan, "kali ini alasanya apa lagi?"
"Sena masih kecil, dia harus fokus belajar daripada mengurus percintaan"
"tapi, nggak selamanya kamu mengekang Sena. Biarkan dia merasakan indahnya dunia percintaan" jelas Alex
"dan kembali mengalami peristiwa itu?"
Semua bungkam. Seno paham, Reyka masih merasa sakit mengingat peristiwa buruk itu. Kelalaian nya yang menyebabkan Sena hampir mengalami hal itu. Tapi, sampai kapan Reyka akan terus mengekang Sena?
"yang lalu biarlah berlalu. Kata mamih Sania juga apa, semua peristiwa buruk itu harus dilupakan dan lanjutkanlah hidup tanpa bayang-bayang masa lalu lagi" jelas Seno membuat Reyka bungkam
Sania selalu bisa menjadi alasan Reyka bungkam dan memilih mengalah.
"setidaknya dia bisa bersikap seperti Salma" kata 'dia' yang tersemat dalam pembinaan Reyka menandakan laki-laki itu sedang mode seriusnya
"jangan samakan aku dengan Salma! Dia lebih menyukai buku dan aku lebih menyukai dunia luar! Kakak memang sellau bela Salma daripada aku! Aku benci kakak" Sena membanting sendok dan berlalu begitu saja
Reyka berdeham, "saya pamit" pamitnya lalu memilih undur diri meninggalkan decakan kesal dari yang tersisa dimeja makan
Seperti keluarga pada umumnya diakhir pekan, keluarga S akan tetap meluangkan waktu untuk berlibur bersama. Mengistirahatkan diri dari kepenatan dihari-hari yang sibuk.
Kegiatan ini selalu dilakukan setelah setahun Sania dikebumikan. Mereka akan tetap berusaha menjaga keeratan kekeluargaan mereka, walaupun Sania sudah tidak bersama dengan mereka.
Tidak banyak yang mereka lakukan. Mereka hanya akan membuat pesta kecil dihalaman belakang mansion atau jika sedang libur panjang Seno akan membawa seluruh keluarganya liburan keluar kota atau nggak keluar negeri.
"papihh.... Salma bawa daging kesukaan papih!" pekik Salma dari luar rumah, berlari kedalam dengan menunjukkan beberapa kantong plastik dan sisanya dibawa Reyka. Mereka baru saja belanja untuk bahan bbq-an dibelakang rumah
"langsung kebelakang aja" titah Sean dan meraup barang belanjaan untuk ditata diatas piring, "papih ada dibelakang"
Salma mengangguk. Ia mengambil nampan yang diberikan Sean. "aku bawa kebelakang ya ka"
"oh iya, kamu dicariin Sena tuh. Dia lagi ada dikamar nggak mau ikut acara" Ucap Sean acuh
Masalah kemarin masih menjadi peperangan antara Salma dan Sena. Salma yang tidak terima dengan semua tuduhan Sena dan Sena yang merasa semuanya lebih memihak Salma daripada dirinya menimbulkan perselisihan diantara mereka berdua.
"aku nggak mau! Aku masih kesel sama ka Sena!" serunya tidak terima kemudian mendecih
"ada apa ini?" tanya Reyka yang baru tiba setelah mengeluarkan beberapa bahan lainnya yang ditinggal Salma
Sean dan Salma terdiam.
Reyka menatap Salma yang fokus dengan potongan paprika dengan gugup. Ia tahu Salma sedang mengabaikan nya. Sejak kemarin.
Bahkan Salma berangkat dengan terpaksa setelah tahu bahwa Reyka-lah yang menjadi teman belanjanya hari ini. Hampir saja perempuan itu menolak, jika tidak mengingat uang sakunya akan dipotong oleh Seno kalau tidak menurut.
"kamu masih marah sama kakak?"
"dih kata siapa?!" ujarnya sewot
"nada bicara kamu menjelaskan semuanya Salma" tekan Reyka
Salma memutar matanya jengah, "aku nggak suka loh jadi bahan perbandingan sama ka Sena. Aku sama ka Sena itu beda!" ucapnya ketus
"maaf" Reyka hanya bisa melontarkan kalimat tersebut dan memeluk Salma
Salma terisak dan balik memeluk Reyka. Salma paling benci jika ia harus ribut sama Sena. Sena sudah berperan sebagai ibu bagi Salma.
"kakak juga minta maaf" tiba-tiba Sena datang dari arah belakang dan ikut memeluk Salma dari belakang
"kakak ikut!" pekik Sean
Berakhirlah mereka berempat saling berpelukan. Pelukan penuh kebahagiaan.
...~§~...
Semua keluarga semua sudah berkumpul dihalaman belakang rumah. Duduk melingkari api unggun yang dibuat Alex. Sekarang waktunya.
Waktu mereka untuk mengenang kembali peristiwa beberapa bulan belakangan ini. Kegiatan yang menjadi ajang flashback bagi mereka.
Seno menarik nafas dalam-dalam. Memperhatikan sekitar, anak-anaknya yang sudah pada menunduk. Merasakan atmosfer kesedihan yang mendalam.
Entah mengapa, hanya menatap api unggun ditengah malam selalu berhasil membuat mereka semua merasakan kesedihan. Meluapkan segala hal yang mereka ingin katakan.
"kalian tahu apa yang buat papih memendam rasa sesal sama mamih kalian hingga saat ini?" tanya Seno membuat keempat anaknya mendongak, menatap penuh tanya
"apaan pih?" tanya Sean to the point
"papih ingin memutar kembali waktu dan mengajak mamih kalian untuk pergi liburan bersama. Hingga menciptakan kenangan yang nggak terlupakan sampai sekarang" Seno menahan diri kuat-kuat agar tidak menangis didepan anak-anaknya, "papih hanya bisa menorehkan luka dihari pertama liburan kami, saat itu" lanjutnya
Reyka dan Sean terdiam. Saling pandang. Sania masih menjadi topik yang sensitif bagi mereka berdua.
Perjuangan Sania masih sangat melekat difikiran mereka. Walaupun mereka masih kecil saat itu, tetap saja bayang-bayang Sania selalu absen di enak mereka.
"pih" panggil Salma dengan suara seraknya
"mamih pasti seneng karena memiliki suami yang seperti papih" papar Sena menambahi, tidak ingin menambah kesedihan Seno
"mamih juga beruntung mendapat suami setia seperti papih" tambah Salma yang diangguki keempat orang lainnya
Seno memang mengagumkan. Semua yang ada di dirinya sangat perfect sampai orang-orang akan sulit mencari celah kesalahan yang dibuat Seno.
Tapi dari semua sikap dan sifat baiknya, keempat anaknya malah kagum pada sifat setia yang dimiliki Seno. Banyak para suami yang ditinggalkan istri lebih memilih menikah lagi dengan alasan 'agar ada yang bisa mengurus anak'. Alasan klise yang selalu dilakukan orang kebanyakan.
Tapi tidak dengan Seno, ia berjanji tidak akan pernah mengkhianati cintanya pada Sania. Dan laki-laki itu memilih merawat anaknya sendirian tanpa bantuan siapapun itu. Kecuali Alex, yang terkadang masih membantu nya.
"kami juga bangga punya papih kayak papih" tambah Sean lagi, menambah kesan mellow diantara mereka berlima
"harusnya papih yang bangga sama kalian. Makasih karena masih mau berada disisi papih sampai saat ini, sampai detik ini" papar Seno
Semuanya tersenyum lalu memejamkan mata. Menambah kesan bahagia bercampur mellow diantara mereka.
"sudah ah! Kenapa jadi mellow gini" canda Sena, hanya tidak ingin yang lain melihat kesedihannya, "Sena mau ambil minum dulu. Ada yang mau nitip?"
"papih"
"Sean"
"Salma"
Seruan mereka bertiga secara bersamaan membuat Sena menghela nafas kesal. Mau tidak mau, ia mengangguk. Daripada dianggap anak dan adik durhaka.
"biar kakak bantu" Ucap Reyka tiba-tiba lalu mengikuti Sena yang sudba berjalan sembari bergerutu ria
Sena masuk kedalam rumah tanpa tahu ada Reyka dibelakangnya. Ia berjalan menuju dapur dan mengambil gelas secara paksa.
Bunyi dentingan demi dentingan disusul gerutuan Sena membuat Reyka yang dibelakang perempuan itu menahan tawa, merasa gemas.
"ada yang mau kakak bantu?"
"astagfirullah!" Sena berbalik dan hampir saja terjungkal jika saja Reyka tidak menopangnya
Mereka saling tatap sebentar. Menimbulkan debaran aneh diantara keduanya.
'perasaan apa ini?' Sena menggeleng lalu langsung bangkit dan menyibukkan diri dengan merapihkan bajunya yang terlihat dan kusut
"maaf ka, aku nggak sengaja. Lagian kakak bikin kaget Sena aja" gerutu Sena
Reyka terkekeh, "maaf ya"
"oh iya, ada apa kakak mau susul Sena?" tanya Sena dengan netra terus tertuju pada gelas yang mulai isi dengan minuman rasa kesukaan keluarganya. Jujur saja, Sena masih gugup karena kejadian tadi
"mau bantuin kamu" Reyka mengambil gelas dari belakang Sena, hingga posisi mereka persis seperti sedang pelukan dari arah belakang
Hembusan nafas terada diceruk leher Sena, membuat perempuan itu merasa geli sekaligus gugup bukan main.
"kak?" panggilnya pelan, pasalnya mereka sudah menyusun lima gelas diatas nampan sejak tadi tetapi Reyka tak kunjung mengubah posisi nya
"iyaa?" tanya Reyka tanpa tahu perempuan didepannya sedang gugup dan kikuk
"awas" titahnya perlahan
Reyka menyingkir setelah mengacak-acak rambut Sena. "maafin kakak ya"
"Hah?"
"soal kemarin malam" jelas Reyka
Sena mengadah kemudian berbalik dan menatap netra Reyka lekat-lekat. "aku udah maafin kakak ko" jawabnya kemudian mengecup singkat pipi Reyka dan berlari begitu saja melupakan tugasnya mengantar minum
BLUSH....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!