NovelToon NovelToon

Sangkakala Milik Serafim

Pengantin Cilik

"Kak, nanti gaunku dan Sera sama cantik dengan punya kakak kan?" Rachel yang sudah tidak sabar mencoba gaun bridesmaidnya bertanya dengan antusias kepada Gaby saat mereka sedang dalam perjalanan menuju butik untuk mencoba gaun yang sudah dipesan jauh-jauh hari.

"Tentu saja, nanti gaun kalian berdua akan sama cantiknya dengan punyaku!" jawab Gaby senang karena kedua adik perempuannya sangat antusias menyambut pernikahan sang kakak.

"Aku sangat tidak sabar mencoba gaun pengantinku itu!" Sera yang belum tau arti pernikahan dan menjadi pengantin menganggap bahwa hari pernikahan Gaby juga adalah hari pernikahannya karena dirinya didaulat sebagai bridesmaid cilik dan akan memakai gaun cantik yang mirip seperti sang pengantin serta membawa buket bunga juga.

"Memangnya kau sudah menemukan pengantin prianya?" Dimas yang mendengarkan percakapan tiga gadis yang menumpang di mobilnya ikut buka suara.

"Memangnya kalau menikah harus ada pengantin prianya?" Sera selama ini menganggap bahwa pesta pernikahan sama halnya dengan pesta ulang tahun yang bisa dirayakan hanya seorang diri.

"Tentu saja, seperti aku dan kak Gaby yang akan menjadi sepasang pengantin!" kata Dimas sambil mengemudikan mobilnya.

"Kalau begitu besok aku akan cari pengantin priaku saat acara pesta berlangsung!" Sera bersemangat membayangkan dirinya memakai gaun bak seorang putri di negeri dongeng yang selama ini dilihatnya di televisi.

"Mau aku bantu carikan?" tanya Dimas sambil terkekeh.

"Tidak, aku bisa cari sendiri, aku akan cari yang lebih tampan dari kak Dimas!" kata Sera membuat yang namanya disebut semakin terkekeh geli mendengar celotehan calon adik iparnya itu.

..........

"Selamat siang nona!" sapa seorang pria muda kepada Gaby saat dirinya memasuki butik langganan keluarga Anderson.

"Kak Gide!?" Gaby terperanjat saat melihat Gide putra kedua George dan Maya tengah menyambutnya di butik.

Gide yang baru saja datang dari luar negeri langsung diminta oleh Maya mencari pakaian yang akan digunakannya ke acara pesta pernikahan Gaby dan Dimas.

"Katanya kakak baru akan pulang tahun depan ke sini? kenapa ternyata tau-tau ada disini?" Gaby merasa dibohongi oleh Gamal.

"Benar nona, saya memang akan pulang secara permanen tahun depan setelah studi saya dan masa kontrak kerja saya selesai. Kalau saat ini saya hanya pulang spesial untuk hari bahagia Anda saja!" kata Gide menjelaskan tujuan kepulangannya.

"Benarkah? ahhhhh aku sangat terharu!" Gaby memeluk Gide dengan erat.

"Oh iya, perkenalkan ini calon suamiku, Dimas namanya. Sayang, ini adalah kak Gide, adiknya kak Gamal" Gaby yang tidak mau Dimas cemburu lagi seperti saat kemarin bersama Gamal, sekarang lebih banyak melibatkan Dimas dalam percakapannya dengan Gide.

"Halo, aku Gide" Gide mengulurkan tangannya dengan ramah.

"Halo, aku Dimas" kata Dimas juga dengan ramah.

"Wahhhh kalian ngobrol tidak ajak-ajak aku ya?" Gamal yang baru datang langsung menghampiri ketiganya.

"Aku senang kalian bisa datang di acara pernikahanku, iya kan sayang?" kata Gaby sambil bergelayut manja di lengan Dimas agar calon suaminya itu merasa dihargai di depan kedua sahabat kecilnya.

"Iya, terima kasih atas kehadirannya" Dimas tersenyum sopan.

Kini Dimas tau bahwa Gaby memang benar-benar tidak ada rasa apapun dengan Gamal, karena perlakuannya dengan Gide pun sama, mereka memang lebih cocok menjadi kakak dan adik.

"Sayang, ayo dicoba dulu gaunnya" Ananda yang sudah selesai memakaikan gaun kepada Sera dan juga Rachel kini mengajak Gaby dan Dimas.

"Iya bun" jawab kedua calon pengantin itu yang kemudian berpamitan dengan Gamal dan Gide untuk mencoba pakaian pengantin mereka.

..........

"Wahhhh nona Sera cantik sekali" Gamal memuji nona ciliknya itu.

"Terima kasih, kakak juga tampan dengan pakaian itu!" Jawab Sera dengan menunjuk setelan jas yang dikenakan oleh Gamal.

"Nona besok menjadi bridesmaid ya?" Gamal yang memang suka mengobrol dengan anak kecil melanjutkan percakapannya dengan gadis berusia sepuluh tahun itu.

"Iya kak, besok aku juga akan jadi pengantin wanita sama seperti kak Gaby!" kata Sera antusias.

"Wahhh pasti seru sekali ya" Gamal gemas melihat tingkah Sera yang polos.

"Tapi sayangnya aku belum punya pengantin prianya kak!" wajah Sera berubah jadi cemberut.

"Pengantin pria?" Gamal melongo mendengar perkataan gadis cilik itu.

"Iya, kata kak Dimas kalau mau menikah itu pengantin wanitanya harus bisa mendapatkan pengantin prianya dulu, baru mereka bisa disebut menikah, seperti kakakku dengan kak Dimas!" ucap Sera dengan polos tanpa mengetahui makna yang sesungguhnya.

"Apa nona mau saya temani menjadi pengantin prianya?" Gamal yang gemas dengan Sera semakin menanggapi seluruh celotehan gadis itu.

"Benarkah? kakak mau jadi pengantin priaku?" tanya Sera dengan ceria.

"Tentu saja, apapun akan saya lakukan untuk Anda nona!" Gamal mengangguk dengan yakin.

"Asikkkk, akhirnya besok aku bisa menjadi pengantin bersama kak Gamal!" Sera melonjak kegirangan karena benar-benar bisa sama persis seperti Gaby yang berpasangan dengan Dimas. Meskipun pada kenyataannya ia tidak tau arti menikah itu sendiri.

"Lalu aku sama siapa dong?" Gide yang sejak tadi memperhatikan percakapan Sera dan Gamal berpura-pura sedih karena tidak memiliki pasangan pengantin untuk diajak saat pesta nanti.

"Kakak jangan sedih, ada Rachel yang bisa menjadi pasangan kakak nanti saat pesta pernikahan berlangsung!" kata Sera sambil menunjuk ke arah Rachel yang masih sibuk berputar-putar di depan kaca sambil memperhatikan dirinya dengan gaun indah yang dikenakannya.

"Memangnya Rachel belum punya calon pengantin pria untuk diajak ke pesta pernikahan nanti?" Gide kini ikut-ikutan sok lugu seperit Gamal.

"Belum, tunggu ya sebentar" Sera berlari ke arah Rachel dan menarik sepupunya itu ke arah Gide.

"Rachel, kamu belum punya calon pengantin prianya kan?" Sera ingin membuktikan ucapannya.

"Belum" jawab Rachel dengan cuek, karena sesungguhnya ia memang lebih konsentrasi dengan gaunnya tanpa berfikir mencari pasangan pengantin pria untuk menemaninya di pesta nanti.

"Tuhhhhhh kannnnnn" Sera berusaha menyakinkan Gide.

"Oke, kalau gitu aku dengan Rachel saja!" seloroh Gide sambil terkekeh geli melihat tingkah nona ciliknya itu.

Main Bola VS Main Boneka

Setelah acara resepsi selesai, semua keluarga Gaby dan Dimas memang masih berada di hotel untuk menginap satu malam lagi sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Satu gedung hotel lengkap dengan segala fasilitasnya memang sudah dibooking untuk seluruh keluarga besar kedua belah pihak agar keakraban diantara mereka tetap terjalin, apalagi mengingat orang tua Dimas yang tinggal di luar kota dan jarang bertemu dengan anak dan menantunya itu.

"Wahhh yang pengantin baru, keluar kamarnya siang banget!" Gamal yang sudah terlebih dahulu berada di restoran hotel menggoda sepasang pengantin yang baru saja turun dari kamarnya untuk sarapan sekalian makan siang karena waktu yang sudah tanggung hari.

"Apa sihhhh" Gaby malu-malu.

"Gawang sudah jebol belum?" Gamal yang sudah sangat akrab dengan Gaby dan Dimas seperti tidak mempunyai filter ketika pasangan itu baru saja duduk di kursi yang ada di sebelahnya karena meja yang lain sudah penuh oleh anggota keluarga yang lainnya.

"Sudah deh kakkkk!" Gaby benar-benar dibuat merah padam bak kepiting rebus karena pertanyaan yang diajukan oleh pria tampan itu.

"Bagaimana rasanya habis bobol gawang?" Gamal menatap penasaran ke arah Dimas.

"Kalau kau ingin tau rasanya jebol gawang ya segeralah menikah!" Dimas membantu istrinya menjawab sambil mengecup tangan sang istri dengan mesra membuat sang penanya jadi seperti obat nyamuk.

"Kau itu mengejek atau apa? pasangan saja belum ada, bagaimana mau bermain dan membobol gawang seperti kalian?" Gamal menggerutu.

"Jangan sedih, mungkin saja jodohmu saat ini masih bermain boneka, nanti ada saatnya kalian akan bertemu, jadi bersabarlah!" kata Dimas dengan santai.

"Ck, memangnya kau pikir aku pedofil?" Gamal berdecak.

"Loh, siapa bilang kau pedofil, aku kan hanya bilang mungkin saat ini jodohmu masih kecil dan sedang bermain boneka, jadi kau harus bersabar sampai dia besar, sama seperti aku dan istriku!" Dimas mengecup pipi Gaby yang semakin membuat iri Gamal.

"Kak, aku mencarimu dari tadi, kau kemana saja sih?" Sera merindukan sang kakak yang sejak tadi pagi tidak ia temui saat kumpul keluarga.

"Kak Gaby dan kak Dimas kan habis menikah, jadi mereka sibuk main bola nona, mereka habis membobol gawang bersama!" Seloroh Gamal dengan santai.

"Kak Gamal!" Gaby melotot.

"Memangnya kalau habis menikah harus main bola? tidak bisa bermain yang lain?" Sera bertanya dengan polosnya.

"Memangnya nona mau bermain apa?" Gamal gemas dengan celotehan gadis cilik itu.

"Aku lebih suka bermain boneka kak, kan bola itu permainan anak laki-laki!" Sera menunjukkan boneka yang ia sengaja bawa dari rumahnya untuk menemaninya tidur di kamar hotel.

"Kalau begitu Sera bisa ajak kak Gamal, dia juga suka main boneka loh!" kata Dimas dengan senyum jahil, membuat Gamal tersedak.

"Benarkah kak? kalau begitu ayo kita main!" Sera bersemangat.

"I, iya nona!?" Gamal menjadi salah tingkah karena dijebak oleh Dimas.

"Sudah sana main boneka saja dulu, mungkin sambil bermain boneka kau bisa menunggu saatnya tiba membobol gawang!" Dimas melanjutkan mengejek bawahannya itu, sementara yang diejek hanya bisa melotot dengan kesal.

Sejak Gamal bekerja di perusahaan Anderson, dua pria itu menjadi cukup akrab, selain Dimas adalah atasan Gamal secara langsung, merekapun sama-sama tidak memiliki teman dekat di kantor, yang pada akhirnya mereka sering mengobrol bersama saat makan siang atau di waktu senggang.

Niken dan Gamal

Setelah selesai semua ritual shopping di mall, akhirnya Gaby dan Dimas pun pulang ke rumah saat sore hari.

"Niken?" Gaby yang baru tiba di rumah disambut oleh orang yang sudah menjadi sahabatnya sejak kecil.

"Sayangku" Niken dan Gaby langsung berpelukan.

"Kangennnnnn" Gaby enggan melepaskan pelukannya.

"Halo Niken, maaf ya kami telat pulang, sudah lama menunggu ya?" sapa Dimas dengan ramah.

"Belum terlalu lama kok, santai saja" kata Niken dengan senyum manisnya.

"Kalian janjian?" Gaby mengerutkan kening.

"Aku sengaja undang Niken ke sini biar bisa temenin kamu sayang, pasti sudah lama tidak ketemu kan?" Dimas merangkul pinggang sang istri dan mengecup pipinya.

"Ahhhh sayang, terima kasih ya" kata Gaby yang terharu karena sang suami tau kalau dirinya kesepian di rumah.

Dimas memang sengaja mengajak Niken main ke rumah mengingat sang istri yang sangat jenuh di rumah seorang diri. Dengan kedatangan Niken harapannya Gaby bisa lebih terhibur dan bisa memiliki teman ngobrol.

"Ya sudah kalian ngobrol saja ya, aku mau ke ruang kerja dulu, sebentar lagi Gamal akan datang membawa beberapa laporan yang harus ditanda tangani" kata Dimas.

"Oke" jawab keduanya dengan riang.

..........

Tidak terasa Gaby dan Niken menghabiskan waktu ngobrol sampai jam makan malam tiba.

"Nyonya, makan malamnya sudah siap" kata asisten rumah tangga yang melayani mereka.

"Terima kasih ya mbak, oya minta tolong sekalian panggilkan Tuan Dimas dan Tuan Gamal di ruang kerja ya" kata Gaby dengan ramah.

"Baik nyonya, permisi" kata sang asisten.

"Yuk kita makan" Gaby mengajak Niken ke ruang makan.

"Oke" Niken pun mengikuti Gaby.

"Sayang, kak Gamal, ayo duduk!" kata Gaby saat melihat dua pria itu baru saja keluar dari ruang kerja.

"Hai Niken, apa kabar? sudah lama ya kita tidak bertemu?" kata Gamal yang sudah hampir sepuluh tahun tidak bertemu dengan gadis itu.

"Hai kak Gamal, kabar baik, iya sudah lama ya kita tidak jumpa!" kata Niken ramah.

Niken yang merupakan teman sekolah Gaby dari kecil memang cukup akrab dengan Gamal dan Gide saat mereka masih duduk bangku di sekolah dasar. Jika Niken sedang bermain di rumah Gaby, biasanya Gamal dan Gide juga akan bergabung bermain bersama. Namun sejak kedua pria itu sekolah di asrama dan berkuliah di luar negeri mereka jadi tidak pernah bertemu sama sekali.

"Rasanya jadi seperti reuni ya, kurang Gide saja ini" kata Gaby bahagia saat mereka bisa berkumpul makan bersama.

"Niken sekarang sedang sibuk apa?" tanya Gamal dengan antusias.

"Aku sekarang bekerja di perusahaan papaku kak" jawab Niken.

"Wahhh keren dong ya" Gamal memuji.

"Enggaklah kak, yang keren itu papa aku karena dia yang memiliki usaha, aku kan hanya karyawan biasa saja" jawab Niken lagi dengan malu-malu.

"Kamu masih sama ya seperti dulu, suka malu-malu" Gamal menggoda Niken, membuat gadis itu merah merona.

"Ehemmmm kayaknya ada yang lagi sok gombal nih" Dimas yang dari tadi mengamati interaksi keduanya kemudian menatap Gamal dengan wajah jahil.

"Sepertinya kalian memang cocok deh, yang satu cantik, yang satu ganteng, sama-sama single pula" Gaby ikut nimbrung.

"Apa sihhhhh" Niken semakin dibuat malu, sementara Gamal hanya mengulum senyumnya saja melihat Niken yang malu-malu.

..........

Selepas makan malam mereka berempat kemudian melanjutkan ngobrol di ruang keluarga.

"Kamu nginep sini kan ken?" tanya Gaby kepada Niken.

"Maaf ya aku harus pulang, karena besok pagi ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan" jawab Niken.

"Yahhhh sedihhhh" Gaby cemberut.

"Besokkan aku bisa main ke sini lagi" kata Niken sambil menggenggam tangan sahabatnya.

"Kamu bawa mobil?" tanya Dimas.

"Enggak, tadi aku diantar adik" Niken menggelengkan kepalanya.

"Trus kamu pulang naik apa? apa gak sebaiknya menginap saja? bahaya loh malam-malam begini!" Dimas mengernyit.

"Taksi online kan banyak kak, aman kok!" Niken meyakinkan.

"Sudah biar aku antar pulang saja" jawab Gamal.

"Eh tidak usah kak, rumah kakak kan cuma beda satu blok, masa harus keluar komplek lagi hanya untuk mengantar aku!?" Niken jadi tidak enak.

"Sudah tidak apa-apa, santai saja!" kata Gamal dengan santainya.

"Duh aku jadi tidak enak ngerepotin" Niken benar-benar sungkan.

"Sudah tidak apa-apa, biar kak Gamal saja yang antar, itung-itung sambil menyelam minum air, eh salah sambil mengantar sekalian pendekatan hehehe" Gaby mengerlingkan matanya membuat Niken kembali merona merah seperti kepiting rebus sementara Gamal tersenyum simpul.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!