Keluarga Billy Anderson merupakan keluarga yang sangat kaya raya. Hartanya saja tidak habis sampai tujuh turunan.
Billy Anderson yang merupakan direktur utama sangat banga dengan keberhasilan yang di capai nya. Namu nasib naas yang menimpa keluarga Billy Anderson membuat perusahaan tersebut menjadi bangkrut. Orang yang sudah mencelakai perusahaan Billy Anderson adalah Pak Samsul
Semenjak kebangkrutan itu terjadi keluarga Billy Anderson pindah ke Jawa timur yaitu di kabupaten Bojonegoro tepatnya di Desa Ketileng. Saat itu Maysaroh masih berusia 10 Tahun tidak bisa menerima kenyataan yang dia hidup miskin. Hidup yang selama ini ia jalani sangat mewah, fasilitas yang memadai, dengan banyak para art di rumah yang bisa di suruh sana sini, penuh kemanjaan dan perhatian dari orang tuanya. Kini Maysaroh harus menelannya dengan pahit. Bahkan Ibu Maysaroh pun harus meninggalkan geng sosialitanya.
"Papa... Mama kenapa kita harus hidup miskin. Aku tidak mau pergi ke desa Ma, Pa" Ucap Maysaroh
"May" Teriak Papa Billy
"Dengarkan Mama. Kita harus mengemasi barang-barang dan kita akan pergi ke desa" Ucap Mama Mayang
"Kenapa harus ke desa si, Ma? Kenapa kita tidak pergi ke rumah Paman saja?" Tanya Maysaroh
"May... kita tidak boleh merepotkan orang lain" Jawab Mama Mayang
"Tapi, Ma. Kita juga pernah membantu Paman" Ucap Maysaroh
"May ini sudah keputusan Papa. Mau tidak mau kamu harus ikuti, cepat kemasi semua barang milikmu kita berangkat hari ini ke Jawa timur" Sambung Papa Billy
"Ma..." Ucap Maysaroh menghampiri Mamanya dan menangis di pelukannya
"Sudahlah, May. Kita turuti saja apa kata Papa" Jawab Mama Mayang
.
Setelah melakukan perjalan jauh kini Maysaroh dan keluarganya tiba di Jawa timur.
Tak terasa sudah 2 bulan Maysaroh dan keluarganya tinggal di desa Ketileng, namun sikap Maysaroh tidak berubah. Maysaroh masih saja bersikap manja dengan orang tuanya. Sikap yang di bawa dari Jakarta tidak berubah.
Maysaroh di sekolah, di jauhi oleh teman-temannya karena bersikap sombong. Tapi tidak dengan satu anak ini yaitu Kiki. Kiki merupakan keluarga dari anak yang kurang mampu dia memiliki Ibu dan juga 2 adik. Ibu Kiki lumpuh dan Bapak Kiki meninggal. Keluarga Kiki hanya mengandalkan Kiki sebagai tulang punggung. Kiki di sekolah sangat berprestasi dia pintar dan sering memenangkan berbagai lomba di sekolahnya.
Maysaroh yang sudah berteman dengan Kiki lama, akhirnya tau bagaimana mana kondisi keluarga Kiki. Maysaroh menangis melihat kondisi keluarga Kiki, dia sadar kalau selama ini dirinya tidak bersyukur karena sudah di beri orang tua yang sabar dan penyayang.
Perubahan sikap Maysaroh terhadap kedua orang tua nya pun berubah dengan seiringnya waktu. Tapi sikap malas Maysaroh masih tetap saja tidak berubah.
May...
"Maysaroh..." Panggil Mama Mayang
"Bangun, May sudah pagi ini" Ucap Mama Mayang dari luar pintu
"Iya, Ma sebentar. 10 menit lagi Ma!" Jawab Maysaroh berteriak dari dalam kamar miliknya
"Kamu itu perempuan lho, May. Harus bangun pagi, gak males-malesan begini. Bagaimana kalau kamu nanti punya suami, bisa-bisa kamu di kena amukan sama mertuamu nanti May. Kalau bangun kesiangan" Jawab Mama Mayang dengan marah
"Kamu itu perempuan harus menyiapkan sarapan pagi untuk suamimu. Harus mengurus rumah tangga dengan baik. Harus menjadi Ibu yang bijak untuk anakmu nanti lho, May" Ucap Mama Mayang yang masih menasehatinya
Maysaroh yang masih di kamar dia hanya bisa menutup telinganya dengan bantal. Kenapa sih Mama kalau pagi bawel terus bawaanya, emak-emak rempong.
"Ma... Ini kan masih pukul 06:00 masih pagi Ma" Ucap Papa Billy
"Papa ini bagaimana sih! koh malah belain May. Jangan belain terus kenapa sih, Pa. Nanti dia manja malah gak bisa mandiri" Jawab Mama Mayang yang sudah berada di ruang makan
"Bukan ngebelain Ma. Biyarin aja lha Ma, anak perawan kita tidur" Ucap Papa Billy
"Terus apa kalau begitu? Maysaroh kalau pagi gak di bangunin pasti dia masih molor, Pa" Jawab Mama Mayang
"May... May... Kamu ini, ya. Kapan bisa mandirinya" Ucap Mama Mayang dengan menggelengkan kepalanya
"Bagaimana jadinya iya, Pa. Kalau kita pergi meninggal dunia dan Maysaroh masih begitu kelakuannya. Aku cemas memiliki ini semua" Ucap Mama Mayang yang masih ngelantur
"Hus... Mama koh malah ngomong gitu tho. Gak baik, Ma. Perkataan adalah sebuah doa Ma, ingat itu! Kita sebagai orang tua harus menjaga May. Kita berdoa saja supaya di beri kesehatan sama Gusti Allah, supaya kita bisa melihat Maysaroh menikah dengan seorang pria yang baik hati mampu membimbing Maysaroh kejalan yang benar, Ma" Jawab Papa Billy
"Kita aminin, Pa..." Ucap Mama Mayang
"Amin, Ma" Jawab Papa Billy tersenyum
"Papa, Mama ngomongin apa sih?" Tanya Maysaroh Tiba-tiba Maysaroh menghampiri mereka di ruang makan
"Papa dan Mama lagi ngomongin aku, iya" Ucap Maysaroh menebaknya
"Udah May. Cuci muka dulu sana, baru kita sarapan bersama" Perintah Mama Mayang
"Sarapan dulu, Ma... May lapar" Jawab Maysaroh
"Kamu ini ya May jadi perempuan itu jangan jorok napa sih" Ucap Mama Mayang
"Sudahlah, Ma. Biarkan saja May begitu" Sambung Papa Billy
"Papa ini ya. Belain May... Terus" Jawab Mama Mayang
"Iya mau gimana lagi Ma, May kan begitu orangnya" Ucap Papa Billy
"Iya-iya... May ke kamar mandi dulu Pa, Ma" Jawab Maysaroh segera pergi ke kamar mandi
"Iya sana, Itu Pa... Didikanmu begitu jadinya. Makanya Pa jangan manjain May terus" Ucap Mama Mayang
"Ma... May itu anak kita satu-satunya. Wajar donk kalau Papa manjain May" Jawab Papa Billy
"Dahlah. Ngomong dengan Papa nggak nyambung mending Mama cuci piring. Cucian Mama banyak Pa, syukur-syukur kalau May mau bantu" Ucap Mama Mayang segera pergi
"Yang sabar, Ma" Jawab Papa Billy yang masih duduk di ruang makan
"Sampai kapan Pa? Mama harus bersabar ngadepin, Maysaroh" Ucap Mama Mayang
May itu sudah dewasa tapi kelakuannya masih saja kayak anak kecil. Bagaimana iya kalau May menikah apa dia bisa mengurus rumah tangga. Menyapu, mengepel, masak, mencuci baju, mengurus suami, mengurus anak. May mana bisa ngelakuin itu semua, ngebantu Mamanya saja tidak pernah dan tidak mau" Ucap batin Mama Mayang
Apa aku jodohin saja iya, May dengan Riko dengan begitu May bisa mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
Wah... Benar juga iya, May dengan Riko.
"Riko kan anak baik, rajin bekerja, penyayang anak-anak, sudah punya rumah sendiri, punya mobil, ada usaha sendiri juga. Pas ini untuk May" Ucap Mama Mayang dengan tersenyum
Niat baik ini gak boleh di tunda, sebaiknya aku harus berbicara ke Ibunya Riko. Siapa tau Ibunya Riko setuju dengan niat baikku ini.
Aku tau keluarga Riko itu orang yang baik-baik.
Mama...
"Mama" Teriak Maysaroh sekeras mungkin yang membuyarkan lamunan Mama Mayang
"Apa sih May... Kenapa teriak-teriak?" Tanya Mama Mayang sambil mencuci piring
"Iya habisnya sih pagi-pagi Mama sudah melamun. Apa Mama punya masalah?" Tanya Maysaroh
"Tidak. Mama tidak punya masalah" Jawab Mama Mayang
"Terus... Apa yang Mama lamunin?" Tanya Maysaroh
"Mama kepingin kamu menikah. Mama akan menjodohkanmu dengan Nak Riko" Jawab Mama Mayang tersenyum
"Apa Ma. Aku gak mau dengan Mas Riko, Ma" Ucap Maysaroh berteriak
"Riko itu anak yang baik. Riko yang tepat untuk kamu" Jawab Mama Mayang
"Tidak, Ma" Ucap Maysaroh menolaknya
Bersambung... ✍️
"Mana mungkin aku cocok dengan Mas Riko,Ma? Mama ini aneh-aneh saja. Mas Riko itu bukan laki-laki idamanku. Mas Riko itu orang nya jahat, kasar, suka mengatur dan suka marah-marah gak jelas" Ucap Maysaroh tertawa terbahak-bahak
Mama Mayang tidak menanggapi ucapan Maysaroh.
"Ia dia baik hanya di depan Ibu saja. Coba kalau di belakang pasti sudah menyuruhku untuk melakukan ini itu sesuka hati dia" Ucap Maysaroh menjelaskannya
"Udahlah, May. pokoknya Mama akan menjodohkanmu dengan Riko. Gak usah menjelak-jelekkan orang lain pasti itu hanya alasanmu" Jawab Mama Mayang menunjuk ke wajah Maysaroh
"Apa yang aku katakan itu semua benar, Ma. Kalau Mas Riko itu bermuka dua, aku gak mau melihat Mama menyesal kalau Mas Riko melakukan hal buruk dengan ku. Apa Mama senang melihat aku menderita menikah dengan Mas Riko?" Tanya Maysaroh
"Mama itu mencarikan jodoh yang terbaik buat kamu. Riko itu punya semuanya jadi kamu gak perlu susah-susah untuk cari duit. Kamu tinggal urus rumah saja" Jawab Mama Mayang
"Gimana sih Mama ini. Jadi aku menikah hanya karena harta gitu" Ucap Maysaroh kesal
"Udah lah kamu itu gak bakalan paham" Jawab Mama Mayang tersenyum
"Sebaiknya aku harus ke rumah Bu Rina ini untuk memberi tahu niat baikku ini, pasti Bu Rina dan Pak Ahmad setuju kalau kita besanan. Jadi nanti kalau May menikah siapa tau sikap dan kelakuannya berubah dan gak hidup susah.Punya menantu ganteng dan punya besan kaya. Wah... Bagus ini ideku" Ucap batin Mama Mayang
"Ma... May pergi dulu mau ke rumah Sinta" Ucap Pamit Maysaroh
"Mau ngapain ke rumah si Sinta?" Tanya Mama Mayang
"Main, Ma. Bosan di rumah terus" Jawab Maysaroh
"Iya kalau bosan. Sini Mama ajarin kamu Masak makanan enak, supaya kalau kamu sudah menikah dengan Nak Riko. Kamu makin di sayang sama suamimu karena masakan mu enak" Ucap Mama Mayang
"Apa sih, Ma. Gak usah berlebihan" Jawab Maysaroh tidak suka
"Ayo, Kita mulai belajar masaknya!" Ajak Mama Mayang
"Gak. Gak mau, Ma... Aku mau pergi ke rumah Sinta" Ucap Maysaroh dengan merengek
"Kamu ini lho... Di kasih tau koh malah ngebantah sih, May" Jawab Mama Mayang
Udah.
Assalamualaikum, Ma.
"Waalaikumsalam hati-hati di jalan" Jawab salam Mama Mayang
"Iya, Ma" Ucap Maysaroh segera pergi
"Gila... Gila banget masa mau jodohin aku sama Mas Riko" Umpat Maysaroh
Gak... Gak. Gak mau aku.
Gak bakalan terjadi. Aku harus cari alasan apa donk.
Astaga Mama...
Berpikir. Ayo, berpikir May... Kamu pasti bisa menemukan jalan keluarnya.
Di sepanjang jalan menuju rumah Sinta. Maysaroh mencari ide untuk menggagalkan rencana Mamanya
Sesampainya di rumah Sinta, Maysaroh masih nampak kebingungan.
"Woi... Datang-datang langsung main nyelonong aja masuk ke rumah orang. Salam dulu keh, May... " Bentak Sinta
"Duh Sin... Iya-iya. Assalamualaikum tuan rumah" Ucap Maysaroh dengan meringis
"Waalaikumsalam May. May muke lu kenapa di tekuk begitu. Apa kamu lagi bertengkar dengan orang tuamu?" Tanya Sinta menunjuk ke arah wajah Maysaroh
"Gawat Sin. Gawat banget ini" Jawab Maysaroh
"Kenapa May?" Tanya Sinta
"Mamaku jodohin aku dengan Mas Riko" Jawab Maysaroh berbisik di telinga Sinta
"What. Apa kamu bilang. Apa aku gak salah denger ni May" Ucap Sinta
"Gak. Mama yang bilang sendiri ke aku, kalau aku harus menikah dengan Mas Riko. Supaya sikap dan kelakuanku berubah. Bisa hidup enak dengan Riko, ia karena Riko anak orang kaya. Dia mandiri, mapan, tampan, penyayang, suka anak-anak, sabar, punya rumah sendiri, punya mobil, dia ada usaha sendiri. Jadi hidupku gak bakalan susah kalau menikah dengan Mas Riko" Jawab Maysaroh menjelaskannya secara detail
"Iya udah May kamu mau aja menikah dengan Mas Riko" Ucap Sinta dengan santai
"Iya enggak lha, Sin. Aku gak mau nikah dengan Mas Riko. Aku itu gak suka dan gak cinta sama Mas Riko" Jawab Maysaroh marah
"Iya aku tau kamu gak suka. Tapi apa salahnya hidup dengan orang kaya seperti Mas Riko" Ucap Sinta
"Gak mau aku, Sin. Menikah itu satu kali seumur hidup dan aku gak ingin kalau pernikahanku dengan Mas Riko gagal karena aku tidak cinta sama sekali dengan Mas Riko" Jawab Maysaroh
Menurutku cinta itu ibarat sepasang sepatu yang di mana kita itu harus berjalan dengan beriringan.
Bagaimana dengan orang yang tidak menyukai pasangannya ?
Cinta tidak hanya saja menyatukan dua hati. Tapi cinta itu menyatukan dua keluarga.
Cinta adalah sebuah kasih sayang yang kita dapat dari pasangan kita. Cinta akan lebih indah jika pasangan itu jujur terhadap diri kita sendiri.
Menyayangi adalah pilihan.
Mencintai adalah takdir.
"Bagaimana dengan takdirku. Apa takdirku dengan Mas Riko?" Maysaroh bertanya kepada dirinya sendiri.
"May. Udahlah jangan dipikirkan. Apa Papamu sudah tau?" Tanya Sinta
"Belum, Sin. Pikiran Papa itu beda sekali dengan pikiran Papa" Jawab Maysaroh lirih
Papa itu lebih perhatian kepada ku di bandingkan dengan Mama. Papa selalu saja memanjakan ku, kalau aku minta sesuatu pasti di kabulkan.
"Hmm... Kenapa kamu tidak minta bantuan ke Papamu saja, kalau kamu tidak mau menikah dengan Mas Riko" Ucap Sinta
"Betul juga iya, Sin. Tapi kalau Papa tidak mau gimana donk, Sin. Pasti Papa itu nurutin semua apa omangan Mama" Jawab Maysaroh mengacak-acak rambutnya sendiri
Terus gimana donk!
"Apa kamu gak punya ide gitu, Sin?" Tanya Maysaroh
"Gini aja kamu kabur ke Jakarta sono" Jawab Sinta
"Jakarta?" Gumam May
"Iya Jakarta" Jawab Sinta
"Di sana sih masih ada Paman Kakaknya Papaku. Tapi bagaimana kalau dia sudah pindah dari Jakarta, soalnya Paman dengan Mama itu gak cocok. Bisa-bisa mereka kasih tau dan gak bisa jaga rahasia" Ucap Maysaroh
"Nah aku punya ide" Jawab Sinta
"Apa?" Tanya Maysaroh
"Kamu telepon saja Kiki, Kiki kan ada di Jakarta. Siapa tau majikannya membutuhkan art" Jawab Sinta tersenyum
"Maksudmu aku ke Jakarta jadi art gitu" Ucap Maysaroh
"Iya. Kamu ke Jakarta kerja plus dapat tempat tinggal. Ide bagus kan, May" Jawab Sinta dengan tertawa
"Tapi... Tapikan aku gak bisa masak, nyapu, ngepel, mencuci, menyetrika, dll. Aku belum pernah melakukan semua itu" Ucap Maysaroh mengeluh
"Makanya jadi perempuan itu yang bener, yang bisa di andalin dan gak modal cantik doank. Tau... " Jawab Sinta menoyor kepala Maysaroh
"Iya-iya. Aku tidak seperti dirimu" Ucap Maysaroh dengan cemberut
"Kalau kamu belum pernah melakukannya. Coba aja setelah kamu pulang dari sini kerjakan semua pekerjaan rumah. Aku tahu pasti kamu bisa, May. Semangat... senyum donk" Jawab Sinta tersenyum
Maysaroh tidak menanggapinya dan hanya meringis saja.
"Sono gih telepon Kiki, siapa tau majikannya masih butuh art" Perintah Sinta
Dengan semangat Maysaroh langsung menelepon Kiki.
"Tring... Tring... Tring..." Suara ponsel milik Kiki
"Siapa iya yang nelpon aku" Ucap Kiki dengan segera mengambil ponsel miliknya yang berada di saku celana miliknya
"Wah... kok May nelpon aku. Ono opo yo iki" Ucap Kiki setelah melihat panggilan telepon tersebut
"Hallo May. Assalamualaikum" Ucap salam Kiki
"Waalaikumsalam Kiki" Jawab Maysaroh
"Ono opo tho May telpon aku. Apa ada hal penting gitu? Tanya Kiki
"Iya nih. Gini apa majikanmu masih membutuhkan art, aku pengen kerja di Jakarta" Ucap Maysaroh
"Walah May. Majikanku masih di luar negeri nanti kalau dia pulang aku tanyain iya, May" Jawab Kiki
"Ohh gitu ya. Tolong tanyain iya ke majikanmu kalau orangnya sudah pulang" Ucap Maysaroh
"Ok iya, May. May udah dulu ya, aku masih banyak pekerjaan ini" Jawab Kiki
"Iya. Assalamualaikum" Ucap salam Maysaroh
"Waalaikumsalam May..." Jawab salam Kiki
Bersambung... ✍️
3 Minggu sudah berlalu
Hari pernikahan Maysaroh dan Mas Riko pun sudah di tentukan oleh kedua orang tua mereka.
Kedua orang tua mereka sangat senang akhirnya bisa besanan dengan keluarga Pak Ahmad. Iya Pak Ahmad merupakan orang yang paling kaya raya di Desanya itu.
Siapa orang yang tidak mengenal keluarga Ahmad? Pasti semua orang mengenalnya.
Riko merupakan anak pertama dari Pak Ahmad dan Bu Rina. Riko anak yang sangat dimanjakan oleh orang tuanya ketimbang dengan adik-adiknya.
Walaupun Riko di manja oleh orang tuanya, tapi tetap saja Riko mandiri dan mampu memiliki usaha sendiri yang ia dirikan. Namun di balik seorang Riko yang sukses, Riko juga memiliki sikap yang sangat buruk yaitu suka memukul, marah-marah, dan suka membentak para karyawannya yang sudah membuat salah.
Hoammm...
"Selamat pagi Maysaroh" Sapa Maysaroh untuk dirinya sendiri
Hah... Bagaimana ini 1 Minggu lagi hari pernikahan ku dengan Mas Riko.
Apa yang harus aku lakukan?
Kenapa sih aku harus hidup di jaman Siti Nurbaya yang di jodohkan dengan pilihan orang tua.
Why Ma? Why...
Kita sudah hidup di jaman moderen yang di mana kita bisa menentukan pilihan kita sendiri.
"Aku gak cinta dengan Mas Riko! Riko aku membencimu" Ucap Maysaroh Teriak dari dalam kamar miliknya
"Ma... Mama anakmu kenapa tho? Tanya Papa Billy
"Iya Mama gak tau toh, Pa..." Jawab Mama Mayang
"Coba sono lihat dulu Ma! Takutnya dia kenapa-kenapa. Maysaroh kan tidak suka dengan Nak Riko. Jangan-jangan May mencoba melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya sendiri, Ma" Ucap Papa Billy asal
"Halah Papa ini apa sih. Kalau gak suka iya kita paksa tho, Pa. Hari pernikahan mereka itu tinggal 1 Minggu lagi jadi Papa jangan bilang yang bukan-bukan" Jawab Mama Mayang
Yo wes. Mama tak lihat May dulu. Pagi-pagi koh udah teriak-teriak.
"May... May..." Panggil Mama Mayang
"Bukan pintunya" Perintah Mama Mayang
"Ada apa sih, Ma. May masih ngantuk" Jawab Maysaroh dari dalam kamar miliknya
"Kalau masih ngantuk kenapa kamu teriak-teriak? Tanya Mama Mayang
"May mimpi buruk, Ma" Jawab Maysaroh berbohong
"Iya sudah. Bangun gih ini juga sudah pagi, May. Kamu harus siap-siap pergi dengan Nak Riko ke Butik untuk mengukur baju pengantin kalian" Perintah Mama Mayang yang masih berdiri di luar kamar milik Maysaroh
"Sebentar lagi Ma 15 menit lagi" Jawab Maysaroh
"Ayo, bangun cepat dan mandi sana! Kasihan kalau Nak Riko menunggu kamu lama" Perintah Mama Mayang
"Biyarin Mas Riko nunggu, Ma. Lagian kenapa harus sekarang sih ke Butiknya" Ucap Maysaroh dengan sambil ngomel-ngomel sendiri di dalam kamar miliknya
"Cepat" Jawab Mama Mayang
"Iya-iya May udah bangun ini, May mandi dulu, Ma" Teriak Maysaroh
Jujur saja aku tidak ingin pergi dengan Mas Riko. Malas sekali rasanya harus di atur dengan dia.
"Kamu harus dandan yang cantik ia May, kamu harus pakai baju yang bagus ia May, baju yang aku belikan waktu itu. Baju mahal itu lho May semua orang gak bisa beli lho. Kamu saja pasti gak bisa beli May" Ucap Maysaroh dengan memperagakan dirinya sebagai Riko dan berbicara di depan kaca
Ih... Riko-riko kamu itu orang yang paling aku benci di dunia ini.
.
.
Lain halnya pagi ini yang terjadi di rumah Riko. Riko hari ini nampak bahagia, kebahagiaan tersebut nampak di raut wajah Riko yang tampan itu.
Riko bercermin di depan kaca.
"Hallo, selamat pagi tuan putri ku yang cantik aku dah gak sabar ingin mempersunting mu" Ucap Riko yang berbicara sendiri di depan cermin
"Kamu berbicara dengan siapa, Rik? Tanya Bu Rina
"Walah Ibu iki kagetin Riko saja, Bu... " Jawab Riko tersenyum dengan malu
"Riko-riko kamu udah gak sabar iya menjadi suaminya May. May itukan cantik buangettt iya, Nak" Ucap Bu Rina dengan menepuk-nepuk pundak milik Riko
"He... Ibu kok tau sih" Jawab Riko tersenyum kaku
"Semua orang juga tau, Nak... Bahkan satu Desa ini kalau Maysaroh cantiknya gak ketulungan. Semua orang juga ingin menjadikan May sebagai istrinya. Tapi syukurlah kamu yang menikahi May lho Nak..." Bu Rina tersenyum
"Iya Bu. Aku beruntung banget bisa memiliki Maysaroh" Jawab Riko
"Nak, ingat ya. Kalau dengan istrimu jangan galak-galak, sayangi dia, jaga dia, hormati dia, kalau kalian sudah menikah May itu sudah jadi tanggung jawab kamu sebagai kepala keluarga. Ibu gak mau kalau kamu sama May berpisah hanya Karena ketidak kedewasaan kalian di antara kalian" Ucap Ibu Rina menasehati Riko
"Iya, Bu. Riko paham dengan perkataan Ibu, pasti Riko menjaga May dengan baik" Jawab Riko dengan memegang kedua tangan milik Ibunya
"Ayo, kita sarapan dulu! Perjalanan ke Butikkan sangat jauh" Ajak Bu Rina
"Enggah ah, Bu. Riko sarapan di luar aja dengan May" Jawab Riko menolaknya
"Yo wes lha kalau gitu" Ucap Bu Rina
Riko dan Ibunya keluar meninggalkan kamar Riko.
"Bapak... Ibu...." Panggil Riko kepada kedua orang tuanya
"Riko pamit dulu iya, Riko mau ke Butik dulu dengan May" Pamit Riko
"Iya. Hati-hati di jalan iya, Nak. Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya" Ucap Bu Rina
"Lho Rik... Kamu gak sarapan bareng kita dulu, Nak" Sambung Pak Ahmad
"Mereka mau sarapan di luar, Pak. Riko mau mengajak sarapan May di Restoran mahal Pak..." Jawab Ibu Rina memberitahu kepada suaminya
"Oh begitu iya, Bu. Ya sudah hati-hati bawa mobilnya" Ucap Pak Ahmad
.
.
Riko yang sudah sampai di depan rumah milik Maysaroh. Riko melihat Maysaroh sudah menunggu dirinya di depan rumahnya.
Dalam hati Riko nampak terkejut melihat May yang dandan dengan cantik dan memakai pakaian mahal yang di beli oleh dirinya. May memakai dress di atas lutut dan bagian atas tubuhnya tidak tertutupi oleh baju, jadi nampak kelihatan besar gunung kembar milik May. Rambutnya yang panjang terurai begitu saja.
Wah May kamu itu benar-benar cuantik banget. Aku gak sabar dengan malam pertama kita May. Satu minggu lagi pernikahan kita berlangsung May kamu bakal menjadi Nyonya Riko Pratama. Satu minggu rasanya lama banget kayak menunggu satu tahun.
"Bagaimana iya rasanya malam pertama dengan May? Hah... Riko menghela nafasnya yang terasa sesak sekali" Ucap Riko dengan khayalannya
Riko segera turun dari mobil miliknya dan menghampiri Maysaroh.
"Hi, May. Selamat pagi tuan putri ku yang cantik" Sapa Riko
"Pagi Mas Riko" Jawab Maysaroh
"Ayo, kita jalan sekarang Mas! Mumpung Masih pagi jadi gak panas" Ucap Maysaroh
"Kamu udah gak sabar iya, May" Jawab Riko berbisik di telinga Maysaroh yang membuat Maysaroh merinding seketika
"Apa maksudmu Mas? Enggak sabar kenapa? Iya aku gak sabar melihat gaun pengantin kita , Mas" Ucap Maysaroh risih mendengarkan ucapan Riko
"Iya. Ayo, kita berangkat! Aku pamit dulu dengan orang tua mu" Jawab Riko tersenyum
"Udah gak usah. Aku sudah pamit dengan Mama kalau hari ini pergi dengan mu Mas" Ucap Maysaroh mencegahnya
"Iya sudah. Kita berangkat sekarang saja" Ajak Riko segera berjalan menuju ke mobilnya dan di ikut oleh Maysaroh
"Silakan masuk tuan putri" Ucap Riko yang membukakan pintu mobil untuk May
"Terimakasih, Mas" Jawab Maysaroh
"Sama-sama sayangku" Jawab Riko
"Sayang sudah di pakai sabuknya? Tanya Riko Mencoba melihat sabuk pengaman milik May, tapi May belum memasangnya.
Sini aku pasangkan! Tanpa sengaja sikut Riko menyenggol gunung kembar milik May. Hah barang apa yang aku serempet tadi rasanya empuk dan kenyal sekali. Riko mengeserkan sikutnya sedikit dan ia menekannya kembali
"Aw... sakit Mas" Teriak Maysaroh
"Apa yang sakit, May? Bagianmana yang sakit. Coba aku periksa. Tangan Riko pun gak kalah cepat memegang bagian tubuh milik May.
"Mana yang sakit? Tanya Riko
Tanpa sadar May menunjuk ke Gunung kembar milik.
"Tangan Riko pun memegang gunung kembar milik May.
"Disini yang sakit sayang? Tanya Riko dengan mengelus-elus gunung kembar May. Dalam pikiran Riko wah... Besar juga iya tangganku sampai tak sanggup mencakupnya. Tanggan Riko tidak hanya mengelus tapi ia pun memelintir putingnya dan akhirnya terdengar suara desahan yang keluar dari mulut May..
Mas...
Sebelum perkataan itu terlepas dari mulut May. Riko sudah ******* bibir May, tanggan Riko tidak hanya diam di kedua gunung kembar itu. Tapi tanggan Riko sudah bebas menelusuri bagian bawah milik May dan Ia sudah menyibak lembah milik May. May pun tersadar yang sudah di buat melayang oleh Riko, Ia mendorong tubuh Riko dengan segera.
"Mas, kamu ini apa-apa sih" Ucap Maysaroh membentak Riko
"Apanya sayang? Tanya Riko dengan mesra
"Iya apa yang kamu lakukan barusan itu ke aku" Jawab Maysaroh dengan wajah memerah
"Iya... Iya aku..." Ucap Riko dengan terbata-bata
"Aku minta maaf, May. Sudah terbawa suasana yang romantis seperti ini. Aku tidak sadar, aku menikmatinya May. Kamu menikmati juga kan May? Tanya Riko tidak tau malu
"Pertanyaan macam apa ini Mas" Jawab Maysaroh membentak lagi Riko
"Jujur aja lah May gak usah naif. Buktinya kamu mendesah juga. Jujur aku suka suara desahan mu itu, menambah bangkit gairahku" Ucap Riko berbisik di telinga Maysaroh
"Jadi tidak kita pergi ke Butik. Kalau tidak aku turun dari mobil sekarang juga" Bentak May ke Riko dengan memelototkan kedua bola matanya
"Kalau kamu turun May. Aku akan membawamu pergi ke Hotel. Kamu pilih yang mana Hotel atau Butik? Tanya Riko tertawa terbahak-bahak
"Butik lah Mas. Ngapain kita ke Hotel" Jawab Maysaroh
"Ke Hotel untuk melanjutkan yang tadi nanggung" Ucap Riko mengelus-elus paha milik Maysaroh
"Mas Riko ingat iya aku ini masih tunanganmu dan belum resmi menjadi istrimu. Jadi tolong hormati aku Mas sebagai tunanganmu ini. Jangan berlebih-lebihan sikap Mas ke aku" Jawab Maysaroh memberikan peringatan kepada Riko
"Halah May. Sebentar juga kita menikah, apa salahnya kita lakuin itu sekarang" Ucap Riko membantahnya
"Gak Mas. Aku gak mau kalau belum jadi istri sah mu" Jawab Maysaroh memalingkan wajahnya
"Oke fine" Ucap memukul setir mobil nya dan menjalankan mobil dengan ugal-ugalan
Dalam hati Maysaroh merasa takut yang melihat Riko sangat marah dan kecewa nampak jelas dari raut wajah Riko. Apa lagi di tambah Riko yang menyetir dengan ugal-ugalan.
"Awas saja kamu May. Kamu itu perempuan sok jual mahal akan aku buat malam pertama kita samapai kamu memohon-mohon untuk berhenti melakukan tembakan di lembah surgamu itu. Gak bakalan ku kasih istirahat setiap malammu, akan ku pastikan keluar desahan dari mulutmu yang munafik itu" Ucap batin Riko tersenyum
Mas...
Mas Riko...
"Mas aku minta maaf iya udah buat Mas marah dan gak nyaman dengan sikapku ini" Ucap Maysaroh mencairkan suasana yang tegang
Maaf Mas...
Mas mau maafin aku kan.
Riko yang mendengar permintaan maaf May tidak menggubrisnya dia hanya diam.
Bersambung... ✍️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!