NovelToon NovelToon

Lelaki Bayaran Amelia

Prolog

Brian Antonius Candra, pemuda tampan dan kaya raya. Brian adalah lulusan terbaik di universitas terbaik di Amerika. Beberapa tahun setelah lulus, Brian kembali pulang ke Indonesia.

Brian mulai berlajar bisnis di perusahaan papanya membantu papanya bekerja. Awalnya semua berjalan baik baik saja, sampai pada akhirnya ada suatu masalah di dalam perusahaan, yang mengakibatkan kerugian besar.

Karena frustasi papa Brian bunuh diri, tidak lama setelah papanya meninggal. Mamanya pun menyusul meninggal karena sakit. Papa dan mamanya meninggalkan banyak hutang. Rumah mobil disita bank. Brian tidak punya apa apa lagi sekarang.

"Semuanya hancur!

Papa sudah meninggal, mama juga meninggal.

Pergi ke om dan tante, malah diusir.

Pergi ke teman teman pada menghindar.

Pacarku selingkuh dengan sahabatku sendiri. "

"Aku adalah Brian, Brian Antonius Candra.

Dulunya aku adalah idola wanita dan kaya raya, punya segalanya. Sampai akhirnya papaku ditipu om ku sendiri. Usahanya diambil alih. Papaku meninggal bunuh diri. Mamaku jadi sakit sakitan dan akhirnya meninggalkanku. Aku adalah anak tunggal. Tak punya siapa siapa lagi."

"Hidup susah, cari makan susah, tidur dimana juga nggak tau. Aku pun jadi gelandangan. Aku sudah nggak peduli lagi mau orang bicara apa. Aku mengumpulkan botol plastik dan mengais sampah menjadi pemulung."

"Ganteng ganteng kok mulung ya? Iya lah, ngelamar kerja dimana mana di tolak. Padahal aku lulusan terbaik di Amerika. Seperti ada yang sudah mengendalikan hidupku. Dan ingin membuatku menderita.

Siapa lagi kalau bukan om dan tante ku. Aku benci mereka."

"Aku menemukan hidupku kembali, setelah mengenal Amelia Putri. Wanita kaya raya yang butuh seorang pria untuk sandiwara cinta. Dia wanita yang cantik, angkuh dan sombong. Dia membantuku membalas dendamku. Awalanya aku tidak menyukai Amalia, namun siapa sangka semakin hari aku semakin mencintainya."

"Aku menyukai semuanya yang ada pada Amalia. Wajahnya, tubuhnya yang berisi, suara sexy nya. Aaahh.. aku benar benar dibutakan dengan cinta. Aku tak menyangka akulah pria pertamanya. Pria yang mendapatkan kenikmatan cinta."

♡~♡~♡~♡~♡

Aku dan Amalia ada di kamar, kami bersandiwara sebagai sepasang kekasih yang bermesraan. Aku melihat seorang pria tampan masuk kamar Amel, pria itu sangat marah saat melihatku.

Amel: (mendekat dan berbisik di telinga) ingat pekerjaanmu, jangan ada kesalahan.

amel meraba wajahku lembut, seakan tak peduli pada pria di depan pintu. Pria itu pun pergi dengan membanting pintu.

Amel: akhirnya, pergi juga (kesal) oke, pekerjaanmu cukup bagus, meski hanya aku yang merayumu. Aku masih ada urusan aku pergi dulu.

Pergi begitu saja? tidak mau tanggung jawab setelah merayuku?

Aku memeluk erat tubuh indah Amelia, tubuhnya padat berisi. Membuatku terpukau. Aku mencium bibirnya.

Amelia wanita cantik yang pintar, ntah mengapa dia harus mencari pria bayaran sepertiku untuk bersandiwara. Aku terpaksa sih jadi pria bayaran, ini juga pertama kalinya aku jadi pria bayaran.

Amel menatap mataku dalam, matanya indah membuatku terpesona, senyumnya yang indah membuat jantungku berdebar.

Deg..

Deg..

Deg..

Amel melepas ciumanku, dia tersenyum menggodaku. Aku sungguh tak bisa menolak pesona Amelia. Aku sungguh menginginkan wanita ini. Hal yang tidak pernah aku bayangkan akhirnya terjadi.

--

--

--

--

Brian: lo nggak nyesel udah ngelakuin sama gue?

Amelia: nggak!

Brian: lo nggak merasa rugi?

Amelia: nggak!

Brian: lo tuh jadi cewek aneh banget sih, harusnya rugi lah! Gue udah dapet enaknya.

Amalia: nggk usah banyak omong, nih.. (memberi cek 500 juta) cukup nggak? Nggak cukup bilang aja ntar gue tambahin.

(Dalam hati Brian)

Ck ck ck.. akhirnya aku jual diri juga!

Astaga, sepanjang hidupku. Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi. Aku dan kekasihku saja hanya sebatas pegangan tangan, dan berpelukan. Kenapa aku bisa begini dengan Amelia? Sial!!! Aku tidak bisa menahan diriku. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku adalah pria yang jahat. Amelia, aku akan bertanggung jawab untuk perbuatanku.

Brian bertekat untuk bisa menggapai hati dan cinta Amelia. Brian berharap cintanya tidak bertepuk sebelah tangan..

♡Bersambung♡

♡Bersambung♡

Lelaki Bayaran Amelia 01

Nasib sial menimpa Brian. Istilah pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah kesusahan, di selingkuhin pacarnya sendiri.

Brian sudah berusaha melamar pekerjaan, 2 minggu ini Brian sudah mendatangai sekitar 35 perusahaan yang bernah bekerja sama dengan papanya dulu. Namun mereka semua menolak, dengan alasan tidak ada lowongan.

Brian mengirim chat pada teman temannya. 1 pun tak ada yang merespon. Brian kecewa dan putus asa. Harapannya kini hanya kekasihnya Nikita. Brian dengan harapan penuh datang kw rumah Nikita.

Saat ingin mengetuk, pintu tidak terkunci. Brian masuk perlahan. Brian mendengar suara aneh.

"Aaahhh"

"Ayoolah sayang, sebentar lagi"

Brian mempercepat langkah menuju kamar utama rumah Nikita. Brian membuka pintu, matanya seakan mau keluar.

Brian: kalian? (Marah)

Nikita dan prianya cepat berdiri dan pakai kimono handuk mereka masing masing.

Nikita: Brian, ngapain lo kesini? (Ketus)

Brian: apa ini? Lo selingkuhin gue, Sama adit? Dan lo dit, lo itu sahabat macam apa hah??

Adit: hahaha (tertawa) woi bro, gue nggak salah denger? Sahabat? Kita? Lo aja noh..

Brian: kalian menjijikan!! Gue nggak nyangka lo kayak gini Ki. Gue salah nilai lo selama ini.

Nikita: udah belom ceramahnya? Ganggu aja. Lo tuh ngaca. Punya apa lo sekarang? Percuma modal tampang nggak ada duit.

Brian: lo matre tau nggak!

Nikita: helloww.. jaman sekarang ada duit ya disayang, nggak ada duit jauh jauh sana.

Adit: udah, lo pergi sana. Gangguin kita happy aja.

Brian: pasangan serasi. Sampah!!

Brian pergi dengan perasaan kecewa. Brian sudah menuruti semua kemauan Nikita, Brian sudah membelikan rumah, mobil, perhiasan, barang barang mahal. Tapi Nikita berkhianat. Nikita membuang Brian seperti barang bekas.

Brian duduk di pinggir jalan dia tak tahu harus kemana, dan harus apa sekarang. Pikirannya kacau. Dia mendengar suara ribut ribut.

"Nona jangan kabur"

"Nona"

Brian melihat seseorang berlari. Wanita itu berlari cepat dan bersembunyi di balik pohon dekat denga Brian. Brian hanya melihat. Tak mnegerti apa yang terjadi.

"Tuh kan kabur, elo sih kelamaan"

" Ayo kita cari terus"

2 orang pria kekar melewati Brian.

"Eh, elo lihat gak wanita cantik, putih pake topi lewat sini?"

Brian: nggak lihat.

" nggak ada"

" aduh, ya udah deh kita lapor dulu sama tuan muda"

Pria kekar itu pergi menjauh. Brian menatap si wanita yang bersembunyi.

Brian: kenapa? Ditagih hutang?

"Enak aja, punya mulut tuh dijaga"

(Kesal)

Brian: (mengamati dari atas sampai bawah) bener juga, semua merk luar negri. Trus kenapa lari?

" dijodohin"

Brian: apa? Hahaha(tertawa)

" dasar gila lo"

Brian: ini jaman apa non? Main jodoh jodohan. Bukan jaman siti nurbaya kali.

"Eh, lo tau jalan nggak? Gue nggak tau daerah sini soalnya"

Brian: nah, loe dari mana? Jalan aja nggak tau.

" lo cowok tapi banyak omong ya. Tau nggak jalannya? Gue bayar deh buat kompensasi"

(Dalam hati Brian)

Wah boleh nih, kasih tau jalan dapat bayaran. Maaf ya nona cantik.. gue terpaksa pungut pajak gede. Gue nggak ada duit soalnya.

Brian: lo berani bayar gue berapa?

"10 juta gimana? Lagian cuma nunjukin hotel doang, mau minta berapa banyak?"

Brian: oh, mau cari hotel, mau yang murah, sedang apa yang bagus?

" terserah deh, ntar abang gue keburu dateng"

Brian membawa wanita itu ke hotel.

Brian: nama lo siapa?

"Amelia, lo?"

Brian: Brian, lo beneran kabur?

Amelia: iya, masih jauh nggak?

Brian: masih lah, kita jalan kaki. Mau cepet ya naik taxi.

Amelia: dasar lo, bilang dong dari tadi.

Mereka di pinggir jalan melihat mencari taxi. Amelia terlihat gelisah dan cemas.

Ameli mondar mandir seperti ayam mau bertelur.

Brian: bisa diem nggak? Pusing lihatnya.

Amelia: merem aja, biar nggak lihat. Sapa suruh lihat (kesal)

Taxi pun terlihat, dengan cepat Brian menjulurkan tangan. Taxi pun berhenti, Brian dan Amelia masuk ke dalam Taxi.

Supir: den, mau kemana?

Brian: Ke Hotel Silui pak

Supir: wah wah anak muda jaman sekarang, mainnya ke hotel ya (tersenyum)

Brian: nggak kok pak, mau jemput teman aja di hotel.

Supir: saya kira kalian mau.. (tersenyum)

(Dalam hati Brian)

Nih bapak mesum amat, minta dianter ke hotel malah mikir yang aneh aneh. Tapi bener juga sih, gue cuma berdua sama Amel, semua juga mikirnya negatif.

Amelia meraba sakunya dan memtikan ponselnya. Brian terus menatap Amelia.

Amelia: apa liat liat? Nggak pernah liat cewek?

Brian: lo tuh aneh tau nggak, udah bagus punya rumah, malah minggat!

Amelia: nah suka suka gue dong, kenapa lo sewot. Lo nggak punya rumah?

Brian terdiam, wajahnya berubah. Amalia menatap heran.

(Dalam hati Amalia)

Eh, kok sedih. Gue salah ngomong ya? Aduh ntar kalau dia pergi gimana nih? Gue kan nggak tau jalan. Cuma dia orang yang bisa gue andelin sekarang.

Amelia: maaf ya, gue suka lepas kontrol omongan.

Brian: ngakpapa kok, (tersenyum tampan)

Amelia menatap Brian dan tersenyum.

(Dalam hati Amelia)

Wow, Brian ganteng juga. Biarpun penampilannya buruk. Ok lah, bisa gue ajak kerja sama nih

Taxi berhenti di loby hotel.

Amelia: berapa pak?

Supir: 37 ribu non.

Amelia mengeluarakan uang 50 ribu dari sakunya dan memberikannya pada supir.

Amelia: ambil aja kembaliannya.

Supir: makasih non.

Amelia dan Brian masuk dalam Hotel. Brian memesan kamar hotel.

"Maaf tuan, saat ini hanya tersisan 1 kamar"

Brian: apa??

" semua sudah penuh"

Brian: (melihat Amelia) gimana?

Amelia: ya udah deh, dari pada jadi gelandangan di luar. Pake nama lo aja booking nya

Brian: iya, cerewet! Mbak, pakai nama saya aja

"Atas nama"

Brian: Brian Antonius Candra

" baik tuan, ini kartu nya, terimaksih. Anda cukup berjalan lurus dan ke kanan."

Brian: oke.

Brian dan Amelia berjalan beriringan menuju kamar.

Amelia: nomor brp?

Brian: 125, itu di sana (menunjuk)

Amelia dan Brian sampai di depan kamar. Kartu akses ditempel dan pintupun terbuka. Amelia dan Brian masuk dalam kamar hotel bersama.

Amelia: akhirnya.. (melepas topi dan jaket Jeans nya)

Brian: lo.. (keget saat melihat Amelia)

Amelia: hello.. woooi (menepuk bahu Brian)

Brian: eh, sory.

Amelia: bengong aja, ngiler tuh! (Menggoda)

(Dalam hati Brian)

Gimana nggak bengong, elo nya super cantik! Pantesan mau dijodohin. Pasti dijodohin sama anak konglomerat atau anak pejabat.

Amelia: eh sory ya, gue nggak bermasud apa apa sama lo. Lo tadi denger kan kalo disini nggak ada kamar lagi. Jadi gue harap nggak ada salah paham.

Brian: maksud lo?

Amelia: ya sapa tau aja cewek lo telpon gitu, ntar denger suara gue cemburu lagi. Gue ogah ribut ribut.

Brian: tenang aja, gue baru putus

Amelia: oopsss sory, gue nggak tau

Brian: nggak papa kok. Lo sendiri kenapa nggak mau dijodohin?

Amelia: gue masih waras, nggak mau lah gue sama orang physco. Mending gue jomblo.

Brian: abang lo nggak tau?

Amelia: sesama psycho mau bilang apa?

Brian: gilaa, lo bukan psycho kan?

Amelia: eh bro, gue psycho udah gue cabik cabik lo dari tadi. Lo tu cowok bawel tau nggak.

Brian: oke, akan diem dari sekarang. Gue masih sayang nyawa gue.

Amelia mengeluarkan kertas cek dan pena. Amelia menulis sesuatu dan memberikan pada Brian

Amelia: ni bayaran lo. Thanks (memberi)

Brian: (menerima) lo serius? Cuma nganter ke hotel aja 10 juta?

Amelia: udah ambil aja, seorang Amelia selalu tepati janji.

Brian: oke, thankyou ya.. sory, sebenernya hati gue nolak, tapi gue nggak punya apa apa sekarang. Jadi mau nggak mau gue terima.

Brian dan Amelia saling menatap. Brian tidak menyangka akan seberuntung hari ini.

Brian dan Amelia berbincang sampai larut.

Amelia: hoaam.. (menguap) gue ngantuk. Gue tidur dulu

Brian: oke.

Brian merebahkan badannya ke sofa. Brian mengambil ponselnya di saku celana dan mencari informasi tentang Amelia di internet. Brian terus mencari dan mencari. Brian menemukan sesuatu.

Brian membaca artikel seksama. Matanya melihat foto foto Amelia saat berada di Australia. Senyum tipis mengembang di bibir Brian.

(Dalam hati Brian)

Latar belakang yang bagus. Nggak heran bayar gue 10 juta buat nganter ke hotel. Gue dulu juga nggak kekurangan uang. Ini semua gara gara om Jony sama tante Clara. Aku kan balas semuanya.

"Lepas, gue nggak mau, lepas owen! Gue benci sama lo!"

Brian bangun dan mendekati Amelia.

Brian: Amel, mel (membangunkan)

Amelia: pergii.. (terbangun)

Amel duduk, nafasnya tak beraturan. Jantungnya berdetak kencang.

Brian: kamu kenapa? Mimpi buruk?

Amel menganguk mengiyakan. Spontan Brian memeluk Amelia. Brian menepuk punggung Amelia. Amelia memejamkan matanya dan tertidur dalam pelukan Brian sepanjang malam.

~~

Keesokan harinya, Amelia terbangun. Amelia meraba raba sesuatu. Matanya terbuka lebar. Amelia kaget saat melihat Brian ada di sampingnya. Amelia dengan cepat bangun.

Amelia: hei lo ngapain disini?

Brian: lo lupa tadi malam mimpi buruk? Lo gue peluk, eh lo malah tidur.

Amelia: oh ya, gue nggak inget. Sory

Brian bangun dari tidurnya dan merenggangkan otot ototnya.

Brian: aduh, sakit banget. (Meraba bahunya)

Amelia: maaf ya, gue akan beri lo kompensasi ganti rugi.

Brian: hei nona, menurut lo gue Gigo? Dikit dikir bayar, dikit dikit bayar?

Amelia: bukan itu maksud gue, gue cuma pengen ganti rugi aja.

Brian: tapi gue merasa aneh, kesannya gue jual diri.

Amelia: emang lo mau gitu jadi gigo?

Brian: ya tergantung. Siapa dulu pelanggan gue.

Amelia: lo mau nggak jadi gigo gue? Gue bayar full dimuka.

Brian: lo gila?

Amelia: dari pada lo nggak ada kerjaan. Mending lo gue pelihara kan?

(Dalam hati Brian)

Sialan nih cewek! Bikin kesel aja. Masa may pelihara gue. Emang gue apaan.

(Dalam hati Amelia)

Ayo dong lo mau, please! Gue mau buat si owen itu jera.

Brian: tugas gue apa? Nggak naik ranjang kan?

Amelia: gampang kok, lo cukup pura pura jadi cowok gue, didepan cowok yang gue benci. Ya mesra mesra dikit lah. Biar dia pergi jauh jauh dari hidup gue.

Brian: lo mau gue jadi pacar lo doang?

Amelia: iya, gampang kan? Dan ya, gue bisa bantu soal om sama tente lo itu.

Brian: serius?

Amelia: gue gak pernah bohong Brian!

Brian: ok lah, gue terima tawaran lo, lagian gue juga nggak ada tujuan. Nggak punya tempat tinggal juga.

Amelia: oke, sekarang buka baju lo (memerintah)

Brian: (kaget) lo mau apa?

Amelia: cepet buka, apa perlu gue bantu?

Brian: nggak usah, gue bisa sendiri kok.

Brian membuka baju di hadapan Amelia, amelia mengeluarakan cream pereda nyeri dan mengoles pada bahu Brian yang sakit.

Amelia: lo jangan mikir kotor. Gue nggak mau gigo gue cidera. Sayang uang gue ntar.

Brian: sapa juga yang mikir kotor.

(Dalam hati Brian)

Bodohnya gue! Ya nggak mungkin lah Amelia aneh aneh. Gue jadi salah tingkah sendiri.

Amelia: ntar lo gue suruh apapun harus nurut, ngerti?

Brian: siap boss

Amelia: ya udah, sini handphone lo gue pinjem bentar.

Brian memberikan ponselnya, dan menghubungi seseorang.

Amelia: Hallo.

"Hallo, nona muda?"

Amelia: kirim 1 set pakaian wanita dan 1 set pakaian pria ke hotel silui kamar no 125, sekarang. Dan pesankan tiket ke Amerika untuk hari ini.

"Tapi, tuan muda?"

Amelia: kamu asistenku apa asisten abed sih? Ngga mau kerja lagi?

"Baik nona"

Amelia: kerja yang rapi, awas ketauan

"Baik nona"

Amelia memutus panggilan. Dan mengembalikan handphone Brian.

Brian: kita ke Amerika?

Amelia: iya

Brian: berapa lama?

Amelia: lo mauanya berapa lama gue kontrak?

Brian terdiam. Brian menatap Amelia penuh tanda tanya. Brian tidak mengerti sebenarnya wanita seperti apa Amelia ini.

•Jangan lupa like dan isi kolom komentar•

•Terimakasih•

•Beri ☆ juga yaa•

Lelaki Bayaran Amelia 02

♡Brian♡

Aku dan Amel sudah sampai di Amerika. Aku kembali negara ini lagi, 5 tahun yang lalu aku tinggal disini cukup lama.

Aku dan Amel sedang dalam perjalanan menuju rumah Amel. Amel terdiam hanya mendengar lagu lewat earphonenya. Aku menyandarkan punggung dan kepalaku memejamkan mataku.

Tak lama mobil berhenti, aku buka mataku. Aku melihat seorang penjaga membuka pintu mobil. Aku keluar dari disusul Amelia. Aku mengikuti Amelia masuk dalam rumahnya, bukan main. Rumah besar, dan kemewahan di dalamnya. Vas dan gucci berkilauan.

Amel: lo, ikut gue (menatap tajam)

Aku mengikuti Amel, kami berhenti di sebuah kamar

Amel: ini kamar lo. Kamar gue disana. Di depan lo ini ruang kerja gue. Sekarang lo istirahat aja. Gue juga capek mau tidur.

Brian: oke, thanks boss!!

Amel tak menjawab, aku melihatnya berjalan ke arah kamarnya. Aku tak peduli, aku masuk dalam kamarku. Kamar yang besar dan rapi. Aku duduk di sofa.

Aku mendengar suara pintu diketuk. Aku dengan cepat membuka pintu, aku melihat pelayan memberiku secarik kertas. Aku tersenyum dan kembali menutup pintu kamar. Aku buka kertas itu.

"Gigo, ini no handphone gue. Lo save ya, kalau ada apa apa lo bisa hubungi gue atau langsung ke kamar gue"

-Amelia Putri-

Aku menyalin nomor nya ke handphone ku. Aku mengirim pesan untuknya.

Ini nomor gue Brian

(Kirim)

°°°°°

My Boss❤

Oke. Sudah gue save.

 

♡Amelia♡

Aku bangun dari tidurku. Hoaaammm.. nyenyak sekali. Aku melihat jam ku di meja. Sudah jam 6. Aku cepat mandi dan bersiap.

Aku berjalan keluar kamar dan menghampiri kamar Brian. Aku mengetuk pintu berkali kali tak ada jawaban. Aku membuka pintu, tidak dikunci. Aku masuk tanpa ijin. Aku tutup kembali pintu saat aku didalam kamar Brian. Kamarnya masih terlihat rapi. Aku melihat Brian tidak ada di kamarnya.

Brian: lo cari siapa?

Aku kaget dan berbalik,

Amelia: aaaaahhhhh... lo gila ya? \Dengan cepat berbalik lagi) lo tuh nggak tau sopan santun.

Brian: elu yang nggak tau sopan santun (memakai kimono handuk) masuk kamar orang nggak ijin, ketok kek, hallo kek, diem diem kayak maling lo.

Amelia: lo udah pake baju belom?

Brian: udah pake kimono, udah nggak kelihatan lagi. (Membuka lemari mencari baju ganti) ada apa?

Amelia: ada acara, loe ikut gue pergi. Lo pake baju formal ya. Ini acara penting soalnya.

Brian: sekarang?

Amelia: taun depan, ya sekarang lah. Gue tunggu 10 menit cepet turun.

Aku cepat berbalik, karena ceroboh aku tersandung kakiku sendiri dan jatuh. Dengan cepat Brian menolong. Jatuh nya nggak kelantai, tapi ke pelukan Brian.

Brian: lo jalan gimana sih? Kayak anak kecil jatuh jatuh an.

Amelia: (mendorong) berisik lo, cepetan ganti baju.

Aku berlari cepat keluar kamar, aku malu. Aku kembali ke kamarku untuk bersiap juga.

♡Brian♡

Aku sudah dibawah menunggu.

Amelia: lo udah siap?

Suara Amel,dengan cepat aku memalingkan wajahku. Woow, aku langsung jadi patung. Amelia memakai gaun indah dan terlihat sangat cantik.

(Dalam hati Amelia)

Astaga, ini sungguh Brian? Ganteng banget. Nggak salah pilih nih gue, Owen lo liat aja, sebentar lagi lo bakal nyerah ngejar ngejar gue.

Brian: lo cantik.

Amelia: thanks. Lo juga, ganteng. \\(tersenyum\\)

Aku dan Amelia masuk ke dalam mobil, ntah Amelia ingin mengajakaku kemana. Aku sedikit gugup dan cemas. Jangan jangan aku dijual ke tante tente.

Amelia: ntar lo ikutin instruksi gue. Disana gue bakal kenalin lo sama orang orang penting. Lo kan lulusan sini, jadi nggak perlu kaku gitu lah. Se enggak nya loe bisa komunikasi dengan baik sama mereka.

Brian: oke, semoga gue nggak ngecewain lo mel.

Amelia: Gue percaya lo nggak akan ngecewain gue.

Aku kaget, segitu percayanya Amelia? Mungkin pendengaranku yang salah. Mobil berhenti di sebuah lobby hotel. Aku dan Amelia keluar dari mobil. Amelia langsung merangkul lenganku erat.

Seyumnya mengembang cantik, sudah cantik semakin cantik. Kami masuk ke dalam sebuah ruangan. Mataku melotot, ini pesta kelas atas. Aku melihat dari penampilan mereka.

Amelia: (berbisik di telinga Brian) gue kenalain lo sebagai calon suami gue. Lo harus bisa kerja sama. Meski lo nggak suka, lo harus bisa mesra ke gue. Ok?

Brian: tenang aja, soal itu beres (berbisik lembut di telinga Almelia)

(Dalam hati Amelia)

Aduh, kuping gue panas. Sial nih cowo!

Amelia: cowok rambut pirang jas item sebelah kiri, itu mr.Charles koneksi bisnis gue paling lama. Sebelahnya mr.White dia licik, mau untung nggak mau rugi. Lo jangan sampai ketipu. Yang lagi asik sama cewek cewek mr.Burneo dia keliahatanya jahat, tapi aslinya baik. Dia udah kayak orangtua buat gue.

Brian: tua tua keladi, makin tua makin menjadi. Untung lo nggak disikat

Amelia: diem lho.

Semua tamu menatap pintu masuk, begitu juga aku dan Amelia.

Si pangeran berkuda putih datang.

Amelia: dan itu.. (kata kata terputus)

Brian: Owen Alexander (merangkul pinggang Amelia erat)

Owen berjalan melewati kami, matanya tertuju pada tanganku yang melingkar di pinggan Amelia, aku tidak peduli. Sandiwara kami dimulai.

Owen: siapa dia?

Amelia: kenalan aja sendiri (kesal)

Brian: Hallo Mr.Alexander, aku calon suami Amelia (tersenyum)

Owen: (tersenyum dingin) kamu cari pria bayaran lagi? Sebarapa banyakpun kamu cari, tidak akan bsrpengaruh padaku.

Brian: sembarangan, siapa yang pria bayaran? (Kesal)

Amelia: sudah, ayoo kita ke lain tempat.

Amelia dan aku berjalan melewati Owen. Owen memegang tangan Amelia erat. Langkah Amelia terhenti.

Amelia: lepas (berontak)

Owen: kamu adalah wanitaku, jangan acuhkan aku seperti ini. (Marah)

Aku menepis jauh tangan Owen dari Amelia, aku merangkul Amelia pergi menjauh dari Owen. Cowok gila! Umpatku dalam hati.

Aku melihat tangan Amelia merah, bekas tangan Owen.

Brian: apa sakit? (Mengusap lembut langan Amelia)

Amelia: nggak papa kok, Owen memang gitu. Makanya gue takut. Kasar ke cewek.

Aku mencium kilas tangan Amelia yang berbekas merah.

Amelia: eh apaan sih

Brian: kenapa? Nggak salah kan cium tangam calon istri?

Amelia: (mendekat dan berbisik) itu hanya Akting tau nggak! Apa lo ngarep bakal jadi calon suami gue? (Meniup telinga Brian)

(Dalam hati Brian)

Hmm.. kuping gue panas! Ni cewek godain gue? Gue makan tau rasa ntar.

♡Amelia♡

Aku berjalan keluar dari kamar kecil. Aku melihat Owen berdiri bersandar pada diding mata nya menatapku penuh amarah. Aku takut sebenarnya. Tapi ketakutanku tidak boleh terlihat di depan Owen si Physco ini.

Owen: sayang, ikutlah denganku ke Inggris.

Amelia: tidak, aku punya rumah!

Owen: ayolah, kenapa kamu begitu keras kepala? (Mendekat dan meraba wajah Amelia)

Amelia: (menepis tangan Owen) singkirkan tanganmu dari wajahku.

Owen tersinggung, tangannya menarik kuat lenganku. Aku didorongnya menempel ke dinding. Owen meremas bahuku kuat.

Amelia: oucch.. (kesakitan) kamu menyakitiku Owen. Ini sakit (berusaha melepas tangan Owen)

Owen: aku tidak peduli. Kamu selalu menguji kesabaranku. Kesabaranku ada batasnya. Jika kamu tidak bisa aku dapatkan jangan harapkan laki laki lain mendapatkanmu juga.

Aku merasa sakit, bahuku tertarik. Aku benar benar membenci Owen. Ingin rasnaya aku membunuhnya.

Brian: lepaskan tanganmu Owen!

Owen menatap Brian yang berdiri dikejauhan. Owen melepaskan cengkramannya dan berjalan mendekati Brian.

Owen: kamu memerintahku? Kamu punya kuasa apa? Lelaki bayaran sepertimu tidak panatas berada disini.

Brian: oh ya? Tempat ini juga bukan tempat penampungan orang Psycho sepertimu.

Owen geram mendengar kata kata Brian. Owen memukul Brian, Brian menahan pukulan Owen dan melempar tangan Owen.

Brian: kamu meragukanku bukan? Aku akan buktikan jika aku memang benar benar calon suami Amelia.

Aku melihat Brian mendekatiku, Brian melingkarkan satu tanganya ke pinggangku dan satunya lagi meraba lembut wajahku. Brian mencium bibirku lembut. Aku kaget, Brian sungguh menciumku? Brian mengalungkan tanganku pada Lehernya. Matanya berkedip. Apa dia memberi kode padaku?

Aku membalas ciuman Brian. Bibir kami saling beradu. Ciuman kami semakin memanas. Owen tidak ada pergerakan. Brian mendorongku ke dinding dan menciumi leherku.

Emmhhh.. desaku ku perkeras agar Owen mendengar. Brian memang jahil, dia berani memegang sesuatu tanpa perintah.

Brian kembali mencium bibirku. Tangan Brian menurunkan lengan gaunku. Brian mencium bahuku. Aku meremas rambut Brian kuat, kurang ajar, beraninya bermain api. Aku kesal Owen tak kunjung pergi juga. Apa trikku ini juga sia sia?

Cowok mesum ini menggunakan kesempatan dengan baik, sial!! aku sepertinya terjebak dalam permainanku sendiri. risih banget, aku sudah tidak tahan lagi. Dengan cepat aku mengubah posisiku, aku mendorong Brian ke dinding, aku melepas daai dan membuka beberapa kancing kemejanya. Aku masukan tanganku dan meraba dada Brian.

Brian: sayangku, jangan lakukan itu disini, lebih baik di rumah (tersenyum tampan)

Amelia: aku tidak tahan, kita lakukan saja (pura pura, kesal melihat kelakuan Brian)

Brian: sungguh? Ada dua mata penuh kecemburuan dibelakangmu. Apa kamu ingin membuatnya mati kepanasan? (menatap Owen)

Amelia: aku tidak peduli, cepat buka celanamu (meraba ikat pinggang Brian)

Owen: kalian gila? ini tempat umum! Pasangan gila!! kali ini aku melepaskanmu Amelia, tidak untuk lain waktu. (Pergi meninggalkan Amelia dan Brian)

Aku menghela nafas dan melempar dasi ke muka Brian.

Amelia: lo gila ya? Ngapain lo nyium gue kayak gitu?

Brian: lo lihat kan? Ciuman panas aja nggak mempan apa lagi yang cuma nempel nempel doang.

Amelia: dasar Owen Psycho (kesal) pengen gue bunuh tu orang. Kita pulang aja, gue nggak mood lagi.

Aku melangkah meninggalkan Brian, tanganku tertahan. Brian menarikku dan merangkulku.

Amelia: lepasin (menghindar)

Brian: ayolah, gue udah nolongin lo tadi. Jangan galak galak. Ntar cowok pada kabur semua.

Amelia: bodo amat!!

Aku dan Brian kembali ke rumah. Hari ini hari yang membuatku stress tingkat dewa. Satu sisi menghadapi si Owen Psycho. Satu lagi mengahadapi Brian si mesum.

•Jangan lupa like dan isi kolom komentar•

•Terimakasih•

•Beri ☆ juga yaa•

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!