NovelToon NovelToon

AFTER

Eps 1

(Satya & Teressa.)

.

.

.

.

.

.

Sudah hampir sebulan Teressa bekerja di perusahaan milik Satya. Seperti karyawan pada umumnya yang bekerja secara profesional, namun masih ada saja karyawan lain yang menaruh rasa iri terhadap kedekatan Teressa dan Satya.

Ya iyalah deket, kan bos sama sekertaris!

Pukul 16.00 waktu setempat, para karyawan kantor berhamburan untuk keluar dari perusahaan. Karna waktu tersebut sudah ditetapkan sebagai jam pulang kantor.

"Kamu bisa pulang dulu, Tessa. Nggak usah nunggu saya, saya masih ada urusan disini." Ucap Satya memberitahukan pada sekretarisnya.

"Baik pak, kalo begitu saya permisi dulu. Assalamualaikum." Pamit Teressa undur diri.

"Waalaikumsalam." Balas Satya, sesaat kemudian sosok Teressa pun menghilang dari pandangannya. Pria itu menghela nafas panjang sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya.

Hampir sebulan ini Satya memendam rasa pada sekretarisnya. Ia pikir akan mudah menaklukan hati wanita, tapi nyatanya diluar angan-angannya. Sekretarisnya itu susah didekati, dan selalu mementingkan urusan pekerjaan dibanding urusan pribadi, jadi mereka jarang membicarakan tentang hal yang lebih pribadi.

Apakah Satya harus berhenti ditengah jalan?

Ditambah lagi rasa takut jika putra Teressa tak menyukainya.

Nggak bisa, Satya harus semangat!

Satya segera bangkit dari dari kursi kebesarannya, pria itu ingin segera pulang dan mandi untuk menyegarkan tubuh dan pikirannya.

Kembali pada Teressa, dengan tergesa ia berjalan keluar dari kantor. Tujuan utamanya kini adalah menjemput putranya ditempat les. Ya seminggu yang lalu Noah sudah diperbolehkan beraktifitas seperti biasa, dengan syarat harus berhati-hati.

Sebentar lagi akan diadakan ulangan kenaikan kelas di sekolah Noah. Tak ingin mendapat nilai yang buruk, Noah selalu bersemangat melakukan kegiatan belajar disekolah maupun diluar sekolah demi mempertahankan nilai terbaik di kelasnya.

Saat ditengah perjalanan menuju tempat les Noah, motor matic milik Teressa berhenti dipinggir jalan.

Kenapa?

Ban nya kempes!

Visual motor matic milik Teressa mana thor? Cari sendiri jan manja!

"Ya Allah kok kempes sih, ini gimana Noah pasti udah nunggu lama." Guman Teressa cemas.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar jalan tersebut, ramai orang namun tak nampak ada bengkel disana.

Teressa menepikan motornya dipinggir jalan agar tak menghalangi pengguna jalan lain. Wanita itu kemudian turun dari motor, lalu menghampiri bapak-bapak yang tengah minum kopi disalah satu warung kopi disana.

"Assalamualaikum, permisi bapak-bapak." Sapa Teressa dengan sopan.

"Iya, neng ada apa?" Tanya salah satu dari mereka.

"Gini pak, motor saya ban nya kempes. Kira-kira ada tukang tambal terdekat nggak dari sini, soalnya saya buru-buru pak mau jemput anak saya les, kasian udah nungguin saya lama, pak." Jelas Teressa.

"Kalo deket sini mah nggak ada neng, adanya diujung jalan neng, lumayan jauh tapi buka 24 jam neng." jawab Bapak itu.

"Yah jauh ya, musti dorong dong saya." Guman Teressa.

"Emang nggak bareng temen neng? sendirian aja?"

"Iya pak, saya sendiri baru pulang kerja soalnya." Jawab Teressa.

Dengan gontai, Teressa kembali menghampiri motornya. Mau tak mau ia harus mendorong motornya hingga ujung jalan agar bisa menemukan bengkel.

"Bismillah." Guman Teressa.

Tinn Tinn

Bunyi klakson mobil mengejutkan Teressa dari belakang. Awalnya Teressa tak menghiraukannya, tapi mobil itu ternyata malah menghampiri nya, dan akhirnya keluarlah sosok pengemudi mobil itu.

"'Tessa?" Panggil nya. Sudah bisa ditebak dari panggilannya, siapa lagi kalo bukan Bang Sat ye kan.

"Astagfirullah bapak!" Pekik Teressa terkejut.

"Kenapa kaget? kamu ngapain dorong-dorong motor dijalanan gini?" Tanya Satya.

Pake nanya lagi! Ya pasti motornya lagi error.

"Ban motor saya kempes pak." Jawab Teressa.

"Disini nggak ada bengkel ya?" Tanya Satya.

"Ada pak tapi diujung jalan, lumayan jauh. " Jawab Teressa jujur.

"Ini kamu mau pulang, atau mampir kemana emang?" Tanya Satya, entah pertanyaan ke berapa yang Satya lontarkan. Teressa udah kaya diinterogasi sama pak posisi aja.

"Saya mau jemput Noah dulu pak, Noah ada les tambahan dirumah guru nya." Jelas Teressa.

"Oh jemput Noah."

"Eh jemput Noah?" Guman Satya.

"Iya pak."

"Bentar-bentar kamu tunggu sini." Ucap Satya pada Teressa. Kemudian pria itu melangkah kembali menuju mobilnya, disana ia terlihat tengah menghubungi sesorang menggunakan ponselnya.

"Dateng ke jalan Janda Muda depan es cendol deket warung kopi mak ijah, bawa si juki sekalian lima menit gua tunggu GPL!" Seru Satya.

Tutt....

Ditempat lain seorang pria tengah menggerutu karna aktivitas panasnya diganggu oleh teman sekaligus bos dadakannya.

Nggak nyangka, Satya temenan sama anak nakal.

"Ahhhh baby kenapa di cabut?" Rengek seorang wanita dikamar hotel itu.

"Bentar sayang, Si Satya manggil, entar aku balik lagi, ahhhhhh. " Pria itu kembali memasukan rudalnya kedalam kue apem milik wanita itu dengan hentakan lebih cepat dan dalam hingga membuat kedua mengerang panjang.

"Wow baby, pedangmu menusuk milikku sangat dalam." Ucap Wanita itu sambil menjilati kejantanan pria itu.

"Stop, kita lanjutin nanti." Seru pria itu yang kemudian segera mengenakan pakaiannya dan keluar dari kamar tersebut.

_______________

"Tumben lu dateng tepat waktu? Sisa 25 detik!" Seru Satya saat temannya sudah datang. Ketahuilah namaya Marvin.

"Gua ada disekitar sini!" Jawab Marvin dengan malas.

"Dari mana lu? ngopi di warung mak ijah?" Tanya Satya.

"Gua dari hotel anying!" Seru Marvin.

"Wah nggak bener nih, lu open BO ya!" Seru Satya.

"Mana ada, gua kagak open-open BO ya!" Elak Marvin.

"Kagak usah ngibul lu, resteling lu kagak bisa boong!" Seru Satya sambil menaikkan resteling celana milik Marvin dengan kasar.

"******! Adek gua kejepit anying!" Seru Marvin sambil mengelus-elus selangkangannya.

"Bodo amat, si juki kemane?" Tanya Satya.

"Kagak tau gua, buruan lu mau nyuruh gua ngapain! Jangan buang-buang waktu!" Seru Marvin.

"Bawa motor sekertaris gua ke bengkel, ban nya bocor lu tambalin sono. Kalo perlu lu servis semuanya." Ucap Satya.

"Lu manggil gua yang jelas-jelas sibuk, cuma buat nyuruh ngangkut motor sekertaris lu ke bengkel?!" Gerutu Marvin.

"Ya!" Balas Satya.

"Nggak perlu kok mas, saya bisa bawa motor saya sendiri. Mas nggak usah repot-repot, saya permisi dulu semua." pamit Teressa.

"Tunggu!" Seru Satya sambil mencekal lengan Teressa.

"Buruan bawa ke bengkel!" Seru Satya pada Marvin.

"Gua sendirian ngab." Balas Marvin melas.

"Gua laporin ke emak lu ya!" Ancam Satya.

"Ngancem mulu lu, kayak abege!" Gerutu Marvin.

"Buruan!" Seru Satya.

"Iye-iye elah, bucin lu pelihara, ngomong langsung kagak berani. Laki-laki macam apa anda ini!" Guman Marvin menggerutu.

"Daripada lu belah duren mulu, kawin kagak!" Balas Satya tak mau kalah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Abis baca jangan langsung ngilang! tinggalin jejak dulu, like and koment, langsung favorit ye.

Eps 2

(Satya & Teressa.)

.

.

.

.

.

"Tessa, ayo buruan masuk." Seru Satya memanggil sekretarisnya agar segera masuk kedalam mobilnya.

"Tapi pak." Teressa nampak bingung dengan tawaran Satya.

"Noah bisa nunggu lama kalo kamu nggak buruan masuk." Ucap Satya.

Setelah mengumpulkan keyakinan penuh, akhirnya Teressa mengiyakan tawaran Satya. Ya bagaimana pun waspada itu harus, apalagi sama orang yang bukan mahram sekalipun itu orang dekat.

Jangan banding-bandingkan antara Ghea dan Teressa, jelas-jelas beda ye.

Wanita itu lantas membuka pintu mobil Satya bagian belakang.

"Eh eh kamu mau ngapain disitu?" Tanya Satya.

"Saya? Saya mau duduk pak." Jawab Teressa. Nah emang bener kan Teressa mau duduk, gimana sih Bang sat.

"Bukan gitu, maksud saya kamu kenapa duduk dibelakang. Duduk didepan, saya ini bukan sopir kamu." Ucap Satya.

"Maaf pak." Balas Teressa.

Akhirnya Teressa pun duduk didepan disamping tempat Satya menyetir. Bisa dibayangkan jantung keduanya pasti lagi jedag-jedug tuh.

"Kamu tolong arahin jalannya, saya nggak tau tempatnya soalnya." Ucap Satya.

"Iya pak." Balas Teressa sambil menundukkan kepalanya.

Dalam perjalanan tak ada topik lain selain Teressa yang terus mengarahkan jalanan menuju tempat les Noah.

Sebenarnya Satya juga rada canggung saat bersama dengan Teressa seperti ini, padahal mereka sudah sering bersama dikantor.

Dan akhirnya sampailah mereka disalah satu tempat bimbingan belajar untuk para murid SD.

"Ini tempatnya disini?" Tanya Satya sambil melihat-lihat keadaan sekitarnya.

"Iya pak, ini tempatnya. Terima kasih banyak karna sudah mau mengantar saya, setelah ini bapak bisa segera pulang kerumah. Terima kasih banyak pak Satya." Ucap Teressa .

"Kamu ngusir saya?" Tanya Satya sambil mengeryitkan dahinya.

"Bukan seperti itu maksud saya pak, maksud saya anda bisa segera kembali ke rumah dan pasti anda ada kegiatan lain. Toh bapak udah nganter saya sampe disini, itu sudah lebih dari cukup." Jelas Teressa.

"Oh gitu, dimana Noah? Kok nggak keluar-keluar?" Tanya Satya mengalihkan topik pembicaraan.

"Bundaaa."

Terlihat seorang anak laki-laki menghampiri Teressa dengan semangat.

"Tumben baru keluar nak?" Tanya Teressa pada putranya.

"Dikasih Kuis dulu sebelum pulang bunda." Jawab Noah.

"Bisa jawab nggak tadi." Tanya Teressa.

"Bisa dong bunda." Jawab Noah dengan bangga.

"Motor bunda mana?" Tanya Noah, ia mencari keberadaan motor matic milik bundanya.

"Bunda kesini sama siapa?" Sambung Noah lagi sambil melirik Satya. Lirikannya tuh beda, kek mau ngajak gelud wkwkwk. Satya yang mendapat tatapan aneh dari Noah hanya bisa menelan ludahnya kasar.

Jangan-jangan Noah nggak suka ama Satya!

Waduh Gawat! Emak sama anak sama-sama susah ditaklukin emang. Satya kamu yang sabar ya, kita selalu support kamu kok wkwk.

"Bunda dianterin sama bos bunda, nak. Motor bunda tadi ban nya kempes ditengah jalan, kebetulan bos bunda lewat akhirnya bunda dikasih tumpangan buat jemput kamu. Bunda takut kamu kelamaan nunggu, ntar kita pulangnya naik kendaraan umum aja ya." Jelas Teressa pada putranya.

"Iya bunda." Jawab Noah.

"Kalian serius mau pulang naik angkutan umum sore-sore gini? emang ada? kalaupun ada pasti pada penuh, mending sekalian aja kalian saya anter ." Ucap Satya.

"Insyaallah ada pak, saya nggak mau ngerepotin bapak lagi." Ucap Teressa.

"Saya nggak merasa direpotkan, saya ikhlas bantuin kalian. " Balas Satya.

"Nggak perlu pak, kami bisa pulang sendiri. Makasih atas tawarannya dan semua kebaikan bapak terhadap saya selama ini." Ucap Teressa dengan sopan.

Sopan banget malah!

"Tapi kalo ntar kamu kenapa-napa dijalan, ada yang gangguin kamu?" Ucap Satya. Teressa terdiam setelah Satya melontarkan kalimat itu, apakah bos nya ini sekhawatir itu padanya?

"B-bukannya apa, kamu kan karyawan saya jadi keselamatan kamu juga tanggung jawab saya." Sambung Satya, padahal aslinya mah bener-bener khawatir ye kan. Tapi ketutupan ama gengsi yang segede gaban.

"Ada Noah om, biar Noah yang jagain bunda Noah!" Seru Noah.

Udah nggak ada alesan lagi buat bisa nganterin Teressa pulang dah! Satya kalah!

"Oke-oke saya nggak maksa, tapi jangan larang saya buat nungguin kalian sampe dapet angkutan umum disini. Saya mau mastiin kalo kalian bener-bener udah dapet kendaraan untuk pulang, dan pastinya sampe selamat." Ucap Satya.

"Terserah bapak." Balas Teressa.

Dan benar saja, akhirnya sore itu Satya menemani Teressa dan Noah sampai mendapatkan angkutan umum, walau memakan waktu agak lama Satya rela melakukannya.

Padahal aslinya mah Satya orangnya mageran, apalagi kalo yang nunggu-nunggu kek gini.

"Saya sama Noah pulang duluan pak, makasih bapak udah mau nemenin kita nungguin angkutan." Ucap Teressa berpamitan pada Satya.

"Hm sama-sama, kalian hati-hati." Balas Satya.

"Iya pak, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Balas Satya.

Teressa dan Noah pun segera masuk kedalam angkot tersebut, sedangkan Satya masih betah mematung ditempat sambil memperhatikan angkot yang ditumpangi oleh sekretarisnya itu.

"Pak Satya!" Seru Teressa.

"Yes dia balik, pasti mau pulang gua anter!!" Batin Satya bersorak senang.

"Iya kenapa Sa? angkotnya penuh? mau pulang sama saya aja, hayuk lah." Ucap Satya.

"Bukan pak, angkotnya masih ada yang kosong kok. Saya mau nanya, motor saya malem ini selesai nggak ya?" Tanya Teressa.

Nah Kan Satya Kecewa, ekspektasi terlalu tinggi sih! Nanges kan!

"Hm nanti kalo udah jadi biar langsung dikirim ke rumah kamu aja." Jawab Satya.

"Baik pak kalo begitu, terima kasih, saya permisi dulu, assalamualaikum." Ucap Teressa.

"Waalaikumsalam!"

Satya kesal, Satya pen marah, Satya emosi, Satya pen makan orang!

"Ya Allah kok susah banget sih ngejar calon makmum, mana ada penjaganya lagi. Ghea mah enak dapet duda anaknya langsung nemplok, lah saya? Boro-boro nemplok, dingin bener kek kulkas 12 pintu." Guman Satya mengeluarkan uneg-unegnya.

Miris sekali perjalanan kisah cintamu wahai Satya.

Dengan langkah gontai, Satya kembali menghampiri mobilnya. Rasanya semangat Satya benar-benar menurun drastis.

Tapi tenang saja, ada yang bisa bikin mood Satya naik lagi yaitu Gathan!

Setelah pulang Satya akan mengangkut Gathan dari rumah Gavin dan membawanya kerumah Bunda Citra. Sepertinya Satya sudah mendapatkan teman main yang asik. Nggak pape masih bocil, yang penting asik ye kan.

...____________________________...

"Cil udah siap lu?" Tanya Satya pada keponakan kecilnya.

"Sudah uncle!" Balas Gathan dengan semangat.

"Kuy lah langsung berangkat." Ucap Satya.

"Hati-hati jagain anak gua, awas kalo sampe lecet." Seru Ghea memperingati.

"Harusnya lu berterimakasih ama abang lu ini, karna gua, lu bisa bikin debay semaleman ama laki lu!" Balas Satya.

"Hissh mengadi-ngadi lu, udah buruan berangkat sana." Ucap Ghea, Ghea tak menyangka abangnya peka dengan kondisinya wkwkwk.

"Athan pergi dulu mommy, dadahh muachh!" Pamit Gathan.

"Hati-hati kesayangan mommy, jangan nakal sama Uncle ya." Ucap Ghea, Gathan menganggukkan kepalanya dengan patuh.

"Gua pulang dulu, bye Nyet." Ucap Satya.

Udah nikah pun masih dipanggil Monyet, sabar Ghe jangan emosi.

.

.

.

.

.

.

.

.

Eps 3

(Satya & Teressa.)

.

.

.

.

.

"Kalian jadi jalan-jalan ke lapangan?" Tanya Bunda Citra pada Satya dan sang cucu.

"Jadi bund, ini udah siap. Ya kan Cil." Ucap Satya.

"Iya uncle." Balas Gathan antusias.

"Wah cucu oma udah nggak sabar buat main ya, emang mau main apa nanti dilapangan hm?" Tanya Bunda Citra pada Gathan.

"Athan ndak main oma, Athan sama Uncle duduk aja liat bola." Jawab Gathan.

"Gimana kalo main bola sama opa aja?" Ajak Ayah Juan pada cucu kecilnya.

Gathan nampak berpikir keras, ia ingin main bola tapi ia juga ingin nonton aja. Bocah itu menghampiri kakeknya kemudian memeluk kaki Ayah Juan.

"Opaaa, main bola sama opa nya besok aja ya. Athan mau ketemu sama kak Noah, opa." Jelas Gathan, si bocil takut kalo opa nya ngambek gegara dia nggak mau diajak maen bola bareng.

"Jangan kau ulangi kesalahan mu yang dulu ya Cil." Batin Satya waspada.

"Okey-okey kita main bola nya lain kali aja, kamu bisa main sama Kak Noah dulu hari ini." Ucap Ayah Juan sambil mengusap kepala Gathan.

"Makasih opaaa." Seru Gathan.

Bunda nggak banyak nanya lagi, takutnya salah paham lagi ntar Satya ngambek lagi. Tu anak kalo ngambek tau sendiri lah, pake acara banting pintu segala kek anak perawan diputusin ama pacarnye.

"Yaudah Satya sama bocil mau jalan-jalan dulu, ayo cil." Seru Satya.

"Assalamualaikum oma opaa, dadaaah." Seru Gathan.

"Waalaikumsalam." Balas Bunda Citra dan Ayah Juan.

Satya pun menaikkan tubuh Gathan keatas motor trail milik Ghea. Bocah tampan itu terlihat sangat gembira saat diajak jalan-jalan naik motor oleh pamannya.

"Siap Cil?" Seru Satya.

"Siap Uncle!!" Balas Gathan.

"Lets go!"

...______________________...

"Uncle Uncle!" Panggil Gathan pada Satya.

"Iye apaan Cil?" Tanya Satya.

Jadi mereka berdua baru saja sampai di lapangan, jam segini seperti biasa lapangan pasti lagi rame-ramenya apalagi weekend.

"Uncle mau beli itu." Seru Gathan sambil menengadahkan tangannya pada Satya.

"Beli apa?" Tanya Satya.

"Em pop ice?" Jawab Gathan ragu-ragu.

Nah kan Si Bocil udah candu ama pop ice!

"Pop ice? belum juga nonton bola udah jajan aja, jajan pas pulang aja ya." Ucap Satya.

Satya lu pelit bener sih, itu ponakan lu mau beli pop ice, astagaaa. Goceng juga dapet Bang Sat!

"Hm?" Gathan terdiam sambil memainkan jemarinya. Sedih tuh pasti, nggak dibolehin beli pop ice ama Si Satya.

"Jangan banyak minum es Cil, ntar lu pilek dah." Ucap Satya.

Gathan nih sebenernya pen nangis tapi ditahan, masa LAKIKK nangis, ditempat umum lagi kan, malu dong.

Akhirnya tu bocah diem-diem bae.

"Jangan ngambek dong Cil, masa ama temen ngambekan." Ucap Satya pada Gathan.

Akhirnya Satya mengangkat tubuh Gathan dan menggendongnya ala koala, bocah itu tetep diem sambil nyembunyiin wajahnya di pundak Satya.

"Mau beli apa tadi Cil?" Tanya Satya.

"Endak jadi Uncle." Jawab Gathan pelan.

"Etdah masih ngambek nih bocah." batin Satya.

"Uncle mau beli pop ice loh, nggak mau nitip nih." Ucap Satya berusaha membujuk Gathan.

"Endak mau uncle." balas Gathan dengan malas.

Bahkan sampai Satya selesai membeli pop ice pun Gathan masih enggan buka suara. Walau selalu di iming-imingi minuman pop ice oleh paman lucnutnya itu.

"Ini seger loh cil, yakin nggak mau?" Ucap Satya sambil memperlihatkan minuman rasa taro yang ia beli tadi kepada Gathan.

"Ndak mau." Ucap Gathan.

"Terus maunya apa? cilok? sosis? tahu bulat? atau ape tuh rujak ama gorengan? mau Cil?" Tawar Satya.

"Itu sama itu." Jawab Gathan.

"Mane mane?" Tanya Satya.

"ITU SAMA ITU UNCLE." Seru Gathan sambil menunjuk dua pedagang sekaligus menggunakan kedua tangannya.

"Tai kambing bukan sih?" Guman Satya.

"Kata mommy namanya booba bukan pup embek." Balas Gathan.

"Tapi bentuknya mirip pup embek Cil, ntar lu keracunan loh minum gituan. Mending pop ice aja kembaran ama uncle." Ucap Satya.

Gathan terlanjur gemas dengan kelakuan pamannya, bocah itu lantas menggigit salah satu bahu Satya dengan gigi taringnya.

"AWWWW TARING LU NANCEP DIPUNDAK GUA CILLL!" Seru Satya mengaduh kesakitan.

Tak sampai disitu Gathan juga memberikan cubitan panas dikedua pipi Satya, lagi-lagi hal itu membuat Satya berteriak kesakitan.

Malu yang nanggung Satya sendiri kok!

"Astaga cil, elu serem juga kalo lagi marah!" Gerutu Satya.

"Nih beli sendiri sono, udah gede jangan manja ye Cil!" Seru Satya sambil menyerahkan selembar uang pecahan seratus ribu pada bocah itu.

Awalnya bocah itu menerimanya dengan antusias, sambil berlari riang menghampiri penjual es yang ia tunjuk tadi. Namun tak lama bocah itu kembali menghampiri Satya lagi.

"Kenapa? duitnya kurang Cil?" Tanya Satya pada Gathan. Gathan menggelengkan kepalanya, kemudian ia menarik tangan Satya lalu membawanya menuju penjual es booba tadi.

"Mau rasa apa mas?" Tanya penjual tersebut.

"Mau rasa apa Cil? Tanya Satya.

"Uncle mau lihat dulu." Ucap Gathan, bocah itu rupanya ingin melihat macam-macam rasa yang tertera di atas gerobak penjual es itu.

"Ya elah cil cil, makanya cepet gede biar bisa liat." Ucap Satya, Gathan tak merespon ledekan pamannya itu. Yang ia inginkan kali ini adalah es booba!

"Mau ini Uncle." Ucap Gathan sambil menunjuk minuman rasa Coklat .

"Coklat satu mas." Ucap Satya pada penjual booba itu.

"Siap mas silahkan ditunggu bentar."

"Uncle ciloknya belum loh." Ucap Gathan mengadu pada Satya.

"Iya Cil ntar abis dari sini kita nyari cilok." Ucap Satya.

"Takut bener nggak kebagian cilok, hadeuh." Guman Satya.

"Mas pesen rasa matcha satu ya." Ucap seorang wanita itu pada mas-mas booba tersebut.

"Iya mbak."

"Aunty kak Noahnya kemana?" Tanya Gathan sambil menatap wanita itu.

Bisa pas gitu ya?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kalian kenape kagak pada ngoment? Jari nya pada mager? Like nya mana, berbagi itu indah!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!