Rachelle Audrey adalah seorang gadis cantik dengan sejuta kesedihannya membuatnya tumbuh menjadi seorang gadis yang pendiam dan suka menyendiri.
Rachel juga bukanlah gadis yang pintar, IQ-nya yang dibawah rata-rata membuatnya selalu dikucilkan dikeluarganya. Selalu dibandingkan dengan kakaknya yang pintar tidak seperti dirinya yang bodoh. Tapi jangan salah, ia mempunyai keahlian dalam berbahasa Inggris. Bersekolah di sekolah mahal dan elite itu diwajibkan menggunakan bahasa internasional itu sehingga semua siswa yang bersekolah di sana bisa berbahasa inggris.
Ia juga di asingkan, tidak pernah di akui oleh keluarganya membuatnya selalu mengurung diri di dalam kamarnya.
Alan Reyhand Anderson, seorang pria tampan dengan sejuta pesonanya yang mampu menarik perhatian semua wanita apalagi keluarganya adalah orang terpandang di negara itu membuatnya mampu melakukan apapun dalam sekejap. Tidak hanya di negara itu, tapi nama keluarganya sudah mendunia dengan mengatasnamakan nama perusahaan dengan nama keluarganya.
Ia adalah kakak laki-laki dari seorang Rachel. Ia tidak suka dengan kehadiran gadis itu di tengah-tengah keluarganya dan juga kehadiran gadis itu membawa petaka bagi keluarganya.
Dirgantara Greyson merupakan seorang guru muda dan tampan yang mengajar di SMK HARAPAN INTERNASIONAL yang merupakan sekolah milik keluarganya.
Ia merupakan idola bagi hampir semua siswa-siswi disana. Ia mempunyai sikap yang bisa dikatakan mahal senyum mengingat dirinya yang jarang tersenyum atau mungkin tidak pernah tersenyum jika dilihat. Tapi anehnya banyak sekali siswi-siswi yang menyukainya.
Dirga adalah guru yang mengajar di bidang ekonomi dan bidang akuntansi lainnya.
Rangga Pratama merupakan adik dari ibunya Rachel, ia adalah seorang polisi yang berusia 28 tahun berbeda 13 tahun dengan kakaknya.
Bianca Greyson adalah seorang gadis cantik dan pintar yang memiliki hati yang baik. Rachel menganggapnya sebagai teman entah bagaimana dengan Bianca tapi yang Rachel tau Bianca bagaikan malaikat baginya.
Mereka tidak seperti teman pada umumnya. Bianca tidak terlalu dekat dengan Rachel dalam artian bahwa hanya kadang saling menyapa saja dan juga kadang membela Rachel jika Rachel membutuhkan.
Alvaro Greyson merupakan sang ketua OSIS di SMK HI.
Adrian Anderson, merupakan seorang pria yang sudah menanggung biaya hidupnya Rachel sejak lahir. Walaupun tidak pernah dianggap sebagai seorang anak oleh Adrian, tapi Rachel tetap bersyukur setidaknya Adrian mau merawatnya dari kecil sejak bayi.
Denara Anastasia merupakan ibunda dari Rachelle. Entah kenapa wanita itu sangat membenci putrinya bahkan melihatnya saja ia enggan dan kadang ia berteriak histeris seperti orang gila kala melihat Rachel membuat Rachel tidak memperlihatkan dirinya di depan ibunya.
Ia hanya memandang dari kejauhan keluarga kecil itu. Mungkin yang menyayanginya hanya Mama dari ibunya tapi tidak dengan orang tua ayahnya.
Mereka sering mengatakan jika dirinya adalah anak haram tapi Rachel hanya diam saja seolah tak mendengar apapun.
Ia harus melawan hatinya yang terluka demi menutupi semua sakit hatinya. Tidak di sekolah, dirumah dirinya selalu merasa sendiri. Apalagi dirinya yang bodoh, semakin mendukung dirinya dibenci oleh keluarga itu.
Tapi sekali lagi masih ada rasa syukur yang Rachel rasakan. Setidaknya mereka mau membiayai hidupnya dan sekolahnya serta mengijinkannya tinggal di rumah mewah itu.
Keinginan terbesarnya hanyalah satu, yaitu dianggap oleh orang-orang di sekitarnya. Menginginkan disayang? itu sama sekali tidak masuk dalam pikirannya.
Melihatnya saja tidak apalagi menyayanginya, mungkin dalam mimpi pun itu tidak akan pernah terjadi.
Yang jadi pertanyaan terbesarnya adalah, kenapa ibunya selalu seperti orang stress kalau melihatnya?
Tak jarang ia mendapatkan hukuman ketika ia melakukan kesalahan sekecil apapun biasa mereka katakan, "kamu hanya menumpang di rumah ini, jadi jangan pernah melakukan kesalahan sedikitpun!" seperti itulah kalimat yang sering dikatakan oleh Adrian padanya.
Amanda, adalah ibunda dari mamahnya Rachel. Hanya dia satu-satunya orang yang menyayanginya dengan tulus.
Pernah Amanda mengajak Rachel tinggal di rumahnya yang berada jauh dari rumah anaknya tapi Rachel menolaknya. Ia masih ingin melihat wajah ibu dan ayahnya serta kakaknya yang saat ini bersekolah di London.
Dinar, adalah ibunda dari ayahnya. Tak berbeda dari yang lainnya, wanita tua ini juga tidak suka dengan kehadiran Rachel bahkan paling tidak suka dengan kehadiran gadis ini. Apalagi mereka semua mengetahui tentang semua yang terjadi dalam kehidupan putranya.
Abraham Anderson, adalah ayah dari Adrian. Ia tidak pernah menunjukkan sikap bencinya pada Rachel, tapi Rachel mengetahui bahwa ia sangat di benci oleh pria tua itu. Tatapannya yang selalu menajam setiap kali melihatnya membuatnya takut melihat kakeknya itu.
Yusuf Greyson, merupakan ayah dari pak Dirga dan juga pemilik yayasan sekolah itu.
sekian dulu yah untuk pengenalan kali ini, sebenarnya sih masih ada beberapa tokoh lagi yang ingin aku kenalin tapi kayaknya itu di part berikutnya aja yah...
Udara pagi hari terasa sangat segar, dengan suasana yang terasa sejuk yang mampu mendamaikan pikiran orang-orang.
Tapi tidak dengan seorang gadis yang tidak pernah tenang dengan pikirannya barang sedetikpun.
Dia adalah Rachelle Audrey, saat ini sedang merapikan ranjangnya yang berentakan. Setelah selesai, ia pergi mandi dan berangkat ke sekolahnya yang tak jauh dari rumah nya.
Hari ini adalah hari pertamanya menginjakkan kaki di bangku SMK, Ia memilih bersekolah di sebuah sekolah ternama di kotanya bahkan namanya sudah ada di urutan sekolah terkenal didunia, yaitu SMK HARAPAN INTERNASIONAL atau HOPE INTERNATIONAL VOCATIONAL SCHOOL dengan kisaran jumlah siswa nya yang ribuan dan dari kalangan atas semua.
Dengan berjalan kaki, Ia menuju ke sekolah nya. Tak membutuhkan waktu lama, ia sudah tiba dihalaman sekolah dengan banyaknya siswa-siswi yang memakai seragam sama seperti dirinya.
Tidak seperti sekolah lain yang akan mengadakan MOS di hari awal sekolah, sekolah ini hanya akan memperkenalkan Visi Misi dan lingkungan sekolahnya saja selama kurang lebih dua hari lalu pembelajaran akan segera di mulai.
Ia memasuki gerbang dengan kepala yang tertunduk, hanya sesekali kelapanya terangkat untuk melihat jalan yang ingin di lewatinya.
Ia melewati koridor sekolah yang sepi untuk menghindari keramaian karena jujur saja dirinya tidak suka dengan keramaian.
Ia memilih duduk di tangga lapangan futsal agar sebentar nanti ada informasi ia tak ketinggalan. Setelah menunggu sekitar setengah jam, terdengar bel berbunyi dan disambut dengan semua siswa-siswi yang berjalan kelapangan futsal yang besar itu untuk melakukan Upacara Bendera di hari awal masuk tahun pelajaran baru.
Didepan sana terlihat banyak sekali guru yang berbaris membuat Rachel tidak bisa menghitung berapa banyak guru itu. ' pantas siswanya banyak, gurunya juga sebanyak ini..' gumam Rachel.
Sedangkan di lapangan, terlihat banyak sekali siswa yang kisarannya mencapai ribuan membuat Rachel risih. Upacara berlangsung dengan hikmat, mereka mendengarkan amanat kepala sekolah yang menyuruh untuk siswa baru pergi ke aula.
Setelah upacara selesai, semua siswa berjalan ke Aula dengan dibimbing oleh para pengurus OSIS dan juga beberapa guru.
......------------------......
Sudah dua hari berlalu, tepat tiga hari Rachel menginjakkan kaki di sekolah ini dan hari ini adalah hari dimana dirinya mulai belajar di kelas.
Ia mengambil jurusan akuntansi keuangan dan ia di tempatkan di kelas X AK 3. Jurusan Akuntansi kelas sepuluh terbagi menjadi empat kelas begitupun juga dengan jurusan yang lainnya.
Di sekolah ini terdapat sembilan keahlian dengan sekitar tiga puluh tiga jurusan.
Ia memasuki kelasnya, di sana terlihat sekitar dua pulu-an siswa yang duduk di bangku mereka. Tidak ada yang memperdulikan dirinya saat memasuki kelas itu, mereka semua asik dengan teman disebelah.
Rachel memilih duduk di bangku paling belakang dan membaca buku. Tampak siswa-siswi yang semakin datang memasuki kelas itu, hingga satu jam kemudian bel berbunyi dan seorang guru pria dengan parasnya yang tampan dan muda. Jika di perkirakan umurnya sekitar 23 tahun.
Didalam kelas itu mendadak hening saat pria itu memasuki kelas mereka, sesaat kemudian terdengar suara gaduh dari siswa perempuan saat melihat bahwa yang memasuki kelas mereka adalah guru paling tertampan dan termuda di sekolah mereka.
Tidak pernah Rachel melihat guru itu waktu MPLS dua hari yang lalu, tapi kenapa tiba-tiba ia bisa berada dikelas mereka?
" wahh tampan sekali.."
" rela ngantri nih gue,"
" pak udah punya pacar belum"
" siapa nama bapak? "
Banyak sekali siswi perempuan yang mengeluarkan gombalan mereka untuk pria satu itu tapi yang di gombalin hanya dengan wajah datarnya saja.
"selamat pagi semuanya" terdengar suara itu menyapa tapi tidak ada keramahan dalam suara itu.
" pagi pakk" balas para siswa perempuan dengan suara yang dibuat semanis mungkin.
" pagi" jawab siswa laki-laki yang terdengar malas.
" perkenalkan nama saya Dirgantara Greyson, saya disini menjabat sebagai guru yang akan mengajar Di mata pelajaran produktif akuntansi dan saya yang akan menjadi wali kelas kalian selama kalian bersekolah di sekolah ini" Guru tampan itu memperkenalkan dirinya didepan kelas kepada anak didiknya.
" jadi namanya Dirga.."
" pak Dirga sudah punya pacar belum"
" pak Dirga namanya bagus sama kayak orangnya"
Kembali para siswi menjadi ribut karena guru yang satu ini. "tolong tenang"ucapnya membuat kelas kembali hening.
" karena kalian sudah tau nama saya, saya mohon maju satu persatu dan perkenalkan nama kalian masing-masing supaya kita bisa saling mengenal" setelah mengucapkan kalimat itu sontak saja membuat semua siswi kecuali Rachel maju ke depan untuk memperkenalkan diri mereka sekaligus caper dengan guru tampan itu.
"kalian mengerti perkataan saya atau tidak!" terdengar suara pak Dirga yang membentak membuat para siswi kembali duduk dengan menahan malu.
"makanya jangan kecentilan!" terdengar suara cowok-cowok yang menghakimi para gadis di kelas itu semakin membuat mereka malu apalagi di hadapan guru itu.
Tapi terlihat sesuatu yang berbeda dalam pandangan pak Dirga. Ia melihat seorang siswi yang duduk di pojok kiri dengan wajah tenangnya tanpa berbuat sesuatu dari tadi.
"acara perkenalannya di mulai dari kamu" pak Dirga menunjuk Rachel membuat Rachel terkejut. "a-ku?" ia menunjuk dirinya sendiri.
" ia kamu! "
Semua tatapan beralih padanya dengan pandangan sinis membuatnya terus menunduk saat berjalan kedepan kelas.
Saat merasa sudah tiba didepan kelas, Rachel mulai memperkenalkan dirinya dengan kepala yang terus menunduk.
" perkenalkan nama saya-"
" angkat kepala kamu! " terdengar suara pak Dirga membuat Rachel mengangkat kepalanya.
Dihembuskan nafasnya pelan untuk meredam kegugupannya. "perkenalkan nama saya Rachelle Audrey dan kalian bisa panggil saya Rachel..salam kenal teman-teman semua.." Rachel memperkenalkan namanya sangat singkat tapi tak ada protesan dari siapapun artinya tidak ada yang ingin mengetahui tentang dirinya.
saat Rachel ingin kembali ke tempat duduknya ada suara yang terdengar bertanya. " alamat?" suara itu berasal dari pak Dirga.
" harus yah pak? "tanya Rachel dengan suara sangat kecil.
" kenapa? apakah kamu tidak ada alamat rumah? " tanya guru itu.
" saya tinggal di kompleks xxx rumah nomor satu" ucap Rachel lagi.
"itu rumahnya Mr. Adrian bukan sih? " terdengar seorang siswi yang bertanya kepada temannya.
' mereka kenal ayah ' bathin Rachel.
" loh bohong kan?"
" saya, saya bekerja di sana.." ucap Rachel.
ia mengingat kembali saat ayahnya menyuruhnya untuk tidak membawa-bawa nama keluarganya, dan tidak boleh mengatakan bahwa ia merupakan putri dari keluarga Anderson.
"oh jadi Lo cuman pembantu? tapi aneh yah, kok pembantu bisa sekolah disini? "
"maaf saya rasa itu adalah hal pribadi yang tidak bisa saya jawab " ucap Rachel.
" kamu boleh duduk" ucap pak Dirga membuat Rachel berjalan kembali ke tempat duduknya.
setelah itu acara perkenalan berlanjut hingga sampai urutan yang terakhir yaitu paling depan.
...TO BE CONTINUED...
-
kini sudah pukul satu siang, dimana waktunya Rachel pulang. Tak ada yang spesial dari sekolahnya hari ini, semua sama seperti hari-hari sebelumnya.
Sendiri lagi dan seperti dirinya waktu SMP Ia pulang jalan kaki seperti biasa.
Ia tiba dirumahnya pukul dua siang, dan seperti hari-hari sebelumnya ia hanya melewati pintu belakang untuk kekamarnya yang berada di lantai dua.
Ia memang mendapatkan fasilitas dirumah itu, tapi sayangnya tidak dengan kasih sayang.
Saat ia sudah tiba dilantai dua dan hendak ke kamarnya, tiba-tiba ia melihat ada seorang pria yang melihatnya didepan pintu kamar sang kakak.
Ia sama sekali tak mengenal pria itu,"tapi kenapa ia bisa berdiri disana? apa jangan-jangan dia tamu? mati aku..." bathin Rachel was-was.
Bagaimana kalau ternyata Pria tampan yang berdiri disana adalah tamu papanya, tapi yang menjadi pertanyaan kenapa ia bisa berdiri disana?
" siapa kamu?" tanya Pria itu yang tiba-tiba sudah berada dihadapan Rachel membuatnya terkejut bukan main.
"a-aku...aku pel-" ucapan Rachel terhenti saat sebuah suara terdengar.
"Aden, udah dipanggil Tuan dan Nyonya dibawah" ucap bibik Sari yang tiba-tiba datang.
Rachel menatap wanita yang sudah merawatnya dari bayi itu dengan tatapan seolah bertanya siapa gerangan pria yang dihadapannya ini.
" bik, dia siapa? "tanya Alan pada bik Sari.
" ini adalah non Achel Den, " ucap bibik sedangkan Rachel masih merasa penasaran siapa pria ini.
Sama sekali tak terbesit di otak Rachel jika pria ini adalah kakaknya yang pergi bersekolah belasan tahun di negara orang, apalagi dulu kakaknya mempunyai tubuh yang besar serta kulit yang hitam.
"Rachel?" tanyanya dengan sinis. Sama sekali tidak pernah ia bayangkan jika gadis yang dulunya jelek itu bisa berubah secantik ini, bahkan tubuhnya sangat ok.
" non, ini den Alan" ucap bibik.
Rachel ternganga menatap kakaknya yang sudah berubah setampan ini dan juga ia mempunyai kharisma yang tinggi."jaga mata lo, walaupun gue nggak nganggep Lo sama sekali tapi tetap aja Lo itu adek gue!" ucapnya yang membuat Rachel kesal dan juga senang.
Kesal karena mendapat penghinaan, dan senang karena setidaknya Alan masih tau jika ia mempunyai saudara yaitu dirinya.
" maaf " Ucap Rachel.
" minggir gue mau lewat " Rachel menepi memberi jalan untuk kakaknya.
Alan berjalan dengan angkuh tanpa memperdulikan tatapan adiknya yang menyiratkan kerinduan itu.
" yang sabar yah non" bibik mengusap pelan punggung majikan yang sudah ia anggap anaknya itu.
" iya bik, nggak apa-apa kok.." ucap Rachel sambil balas memeluk erat bibik.
Rachel melepas pelukannya dan berterima kasih pada bibik yang sudah mau merawatnya sejak bayi. " makasih yah bik, sudah mau ngerawat Achel, Achel bersyukur banget punya bibik"
"jangan minta makasih dong, non Achel adalah putri bibik"
Rachel akan menjadi pribadi yang berbeda saat ia bersama dengan bibik, hanya bik Sari lah orang yang mau mengerti nya, walaupun ia enggan menceritakan keluh kesahnya tapi bibiklah yang tau semua tentangnya.
" ya udah kalau gitu Achel kedalam dulu yah, mau mandi dulu soalnya udah bau keringat"
Bibik mengangguk dan membiarkan gadis itu pergi ke kamarnya setelah itu ia juga kembali ke dapur membantu pelayan lainnya yang sedang membereskan rumah megah itu.
...----------------...
"Hay mah, pah" Ucap Alan saat sudah tiba diruang keluarga.
"Hay sayang, sini duduk dulu mama kangen banget udah sembilan tahun nggak pulang" Ucap Dena sambil berdiri menyambut putranya dan memeluknya.
Tadi waktu Alan pulang, Adrian dan Dena sedang dalam perjalanan ke luar kota jadilah mereka baru ketemu sekarang. Memang mereka sering mengunjungi putranya dilondon sekaligus menengok perusahaan yang di sana.
Saat ini Alan berusia dua puluh dua tahun, ia dan Rachel mempunyai selisih usia sekitar tujuh tahun. Ia pergi ke London saat usianya 13 tahun dan Rachel 6 tahun membuat keduanya tak saling mengenali.
Saat itu ia sudah cukup besar untuk memahami permasalahan orang tuanya sehingga ia tau apa yang menyebabkan keluarganya sangat membenci Rachel bahkan dirinya juga.
Omanya yang tidak menyukai Rachel membawanya untuk bersekolah di London pada waktu ia kelas 2 SMP.
Alan melepas pelukannya dan lanjut memeluk papahnya yang juga menanti ia memeluknya. "Hay pah, udah lama yah nggak ketemu"
" udah lama banget, "
Bukan pelukan lama seperti ibunya tadi, hanya memeluk sebentar saja seperti pelukan pria pada umumnya.
" gimana kabar kakek dan nenekmu" tanya Andrian pada putra kebanggaannya yang sudah menempuh pendidikannya dengan nilai terbaik di negara orang dan di kampus terbaik di dunia.
"baik pah, kata Oma mereka akan datang bulan depan" kata Alan.
" Ya udah duduk dulu, ini diminum" Dena menyerahkan jus jambu kesukaan putranya yang sudah dibuat oleh pelayan tadi.
" makasih mah" Alan meminum jus yang ada di hadapannya.
" kamu banyak berubah yah, pasti banyak sekali nih yang gebetin" ucap Dena menggoda putranya.
" iya dong mah, masa cowok setampan aku di anggurin" ucap Alan percaya diri dan di sambut tawa bahagia kedua orang tuanya.
" hahaha, nggak ada bedanya yah sama papahnya" ucap Dena.
" iya dong mah, kan waktu papah muda papah tampan"
" berarti sekarang enggak yah? " ucap Alan.
" Masih dong, liat mama kamu yang masih nempel kayak perangko sama papa"
Ucap Adrian kembali mengundang tawa istri dan anaknya.
sedangkan dari atas sana tepatnya lantai dua, tampak Rachel yang melihat keharmonisan keluarga itu tanpa dirinya.
' kasian banget hidup ku,' bathin Rachel merasa miris dengan kehidupannya.
Tak terasa ternyata air matanya mengalir begitu saja dari pelupuk matanya dan pada saat yang bersamaan, Alan melihat kearah Rachel yang tengah menyeka air matanya itu.
Menyadari bahwa dirinya sedang ditatap oleh sang kakak, langsung saja Rachel kembali ke kamarnya dan menangis sepuasnya.
"kenapa Mamah nggak pernah mau lihat aku, kenapa mamah harus teriak-teriak kalau lihat aku hiksss hiksss.."
" orang-orang juga selalu bilang aku anak haram..." lirihnya disela tangisannya.
Rachel tidak pernah mau mempercayai perkataan dari orang-orang terdekatnya yang mengatakan jika ia adalah anak haram. Ia selalu berfikir bagaimana mungkin ia adalah anak haram jika mamah dan papahnya sudah terikat pernikahan sejak kakaknya belum lahir, sedangkan mamahnya hamil disaat pernikahan maka pasti mamahnya sudah diceraikan oleh papahnya.
"dan kak Alan, kenapa dia masih nggak berubah.." lirih Rachel lagi.
tok tok tok..
Suara ketukan pintu diluar membuyarkan lamunan Rachel, dengan cepat ia menghapus air matanya dan membukakan pintu bagi orang yang mengetuknya.
cklekkk..
" ayo masuk bik" Rachel mempersilahkan bik Sari yang sedang memegang nampan berisi makanan masuk kedalam kamarnya.
" di makan dulu non "
" makasih yah bik"
Selalu seperti ini jika Dena sedang berada di rumah. Ia tidak pernah mau melihat wajah putrinya sehingga setiap hari bik Sari yang selalu mengantar makanan buatnya dikamar.
" ayo di makan non, nanti maag nya kambuh"
Rachel mengangguk dan mulai menyantap makanan nya.
...TO BE CONTINUED...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!