halo... saya baru di app ini, salam kenal dan semoga suka dengan cerira saya
Hanin memandang tajam ke arah cowok yang duduk santai di depannya mereka berdua di apit orang tua masing masing.
sial
dia sangat malas bertemu dengan cowok itu, cowok yang bertampang dingin, arogan dan galak itu sudah membuat masa masa indah sekolahnya jadi suram semenjak kelas satu.
" sampai kapan kalian hanya tatap tatapan manja seperti itu? " sindir Elsa, ibu si cowok " kalau penasaran ya tanya nama "
" iya ih, ngak usah malu malu. Atau kalian butuh waktu berdua? " Ana, Mama Hanin menyaut
" apaan sih, Bu " Hanin menahan tangan Mamanya yang hendak berdiri " kita udah saling tau nama kok "
" sampai sampai saya bosan tulis nama dia dibuku kedisiplinan. " saut si cowok membuat Hanin mendelik " apa saya salah? "
" ngak, lo maha benar " Hanin melipat kedua tangannya di depan dada sambil menipiskan bibirnya kesal, Astaga.... dia malas berurusan dengan cowok itu.
Afkar, si cowok malah santai masih memasang wajah biasa saja meski di tatap tajam oleh Hanin, dia menahan diri untuk tidak mencolok mata bulat Hanin.
" sudah sudah, kalian ini. " tegur Elsa dia memukul lengan putranya dan Afkar hanya bisa mengaduh.
" bagus kalau kalian saling mengenal " Zacky Papa Afkar mengintrupsi.
Afkar dan Hanin menatap Zacky bersamaan.
" dengan begitu pernikahan kalian bisa cepat di laksanakan. "
" HAH? " kaget Hanin dan Afkar
" Pa? "
" Yah? "
Dua pria berumur itu menghela nafas dan saling mengode. Zacky menghela nafas panjang sebagai Ayah dari pihak laki laki dia yang harus berinisiatif bukan.
" begini " Zacky berdehem " sebenarnya dari umur kalian lima tahun kalian kami jodohkan dan sudah bertunangan "
" Hah? " dua remaja itu kembali melongo
" t..tunggu dulu Om " tahan Hanin " aku dan si tukang marah itu..." Hanin menunjuk Afkar " bertunangan? " Hanin menatap satu satu para orang tua dan anggukan bertanda ya yang ia lihat.
" pertunangan mungkin aku tidak akan keberatan, tapi pernikahan? kami baru naik kelas dua SMA "
" Tante sama Om nikah kelas tiga SMP " ucap Ana, Hanin mendelik
" itu Mama yang ganjen "
" aakh... " pekik Hanin sambil mengelus kupingnya karena dijewer oleh sang Mama " memanh Hanin salah? kalau tidak ganjen pasti ngak secepat itu nikah " dumel Hanin
" ini permintaan kakek kalian, mereka sudah menjodohkan kalian dari Hanin lahir " jelas Zacky " ini surat wasiatnya "
Afkar menerima surat yang diberikan ayahnya membaca semua isi surat itu., Afkar menghela nafas
" jadi... ini sudah direncanakan? "
" begitulah, mau tidak mau kalian harus menerimanya "
" apa sih? " Hanin mengambil surat di tangan Afkar dan mulai membacanya. " ini tidak masuk akal. "
" sayang " Ana mengelus pundak putrinya " ini bukan hal yang besar, kalian hanya perlu menikah "
" yang benar saja? menikah itu hal yang besar Bu.". kesal Hanin, Ana cengir
" kan Ibu cuman lagi coba usaha supaya kamu mau " Hanin langsung membuang muka. " sayang... kamu ngak mau menuhin keinginan kakek? kamu tidak sayang sama kakek? ini kakek kamu loh, yang tiap hari gendongin kamu waktu kecil beliin ini itu... "
" bu..."
" sayang... " Ana mengelus rambut Hanin " hanya kamu satu satunya cucu kakek "
" Fine. " kesal Hanin, semua orang tua beralih ke Afkar.
" Apa? " sungutnya sambil memperbaiki letak kacamatanya.
cih... Hanin mencibir menatap tajam ke arah Afkar, salah satu hal yang tidak di sukai Hanin dari Afkar adalah penampilan laki laki itu yang terlalu rapi dan memakai kacamata seperti cupu saja, rambutnya bahkan ia pomade agar klimis. Berbanding terbalik dari Hanin yang tampil urakan itulah yang membuatnya sering berurusan dengan Afkar yang memang bertugas sebagai ketua kedisiplinan selain karena keterlambatan Hanin yang sudah parah.
" okelah " pasrah Afkar.
" kok lo terima gitu aja sih? " marah Hanin
" lo sendiri? " Afkar balik kesal.
Hanin bersandar di kursi dan memakan kembali memakan makanannya dengan kesal, anak itu memang selalu makan saat dia kesal atau merajuk.
" Kalian pulangnya bareng ya " ucap Elsa
" Ma. "
" tante. " seru mereka bersamaan.
" ya kalian barenglah, Kami juga mau kencan dong " ucap Ana, Hanin memutar bola mata jengah tak lama dia kembali memesan makanan
" Nin " tegur Ayahnya tapi tak dihiraukan, dia.sangat kesal sekarang.
" Hanin lapar, Yah "
Setelah selesai makan malam para orang tua pamit meninggalkan dua remaja yang sekarang hanya diam saling menatap satu sama lain dengan tatapan permusuhan.
" Cih "
"cih " mereka berdecih bersamaan dan saling membuang muka.
" eh Mr, perfect mending lo pulang sana " usir Hanin
" dan gue di amuki Mama, ogah " Afkar bersandar dan menatap lurus ke depannya karena malas melihat wajah Hanin." Kenapa lo main terima saja? "
" terpaksa, Lo? "
" lo pikir gue ada pilihan lain. "
" ah... benar juga. "
Mereka terdiam sampai akhirnya Afkar berdiri dan mengambil ranselnya yang memang tadl sempat di bawahnya.
" gue ada urusan, gue antar lo pulang " Hanin mendengus tapi tetap menurut saja karena dia juga capek.
Hanin menatap motor yang ada di hadapannya, sial... pengalaman naik motor di bonceng cowok harus naik motor matic yang butut padahal dia membayangkan bisa naik motor besar warna merah kinclong sebagai pengalaman pertamanya.
" ini " Hanin mengambil kasar helm yang di serahkan Afkar.
" ck... lo anak orang tajir kenapa naik motor butut sih? " kesalnya
" uang tabunganku hanya cukup beli ini " Afkar naik ke motornya dan menunggu Hanin naik " buruan "
Hanin berdecak dan langsung naik membuat Afkar memutar bola mata jengah.
" tidak usah pegang pegang "
" idihh... siapa juga mau pegang pegang, ngak usah Ge-er deh lo " kesal Hanin " buruan "
TBC
Hanin tersenyum puas begitu ia masuk ke dalam kelas barunya, karena ini hari pertama masuk sekolah jadi dia tidak usah berurusan dengan anggota kedisiplinan karena ia terlambat masuk hari ini.
" HANIIIINNN.... "
" CIAAAAAA.... "
Dua gadis remaja itu berpelukan seolah mereka berpisah sangat lama padahal mereka bertemu kemarin.
" gue senang kita akhirnya sekelas setelah sekian lama... " Cia mendramatisi suasana.
" bener. huaaa.... " Hanin dan Cia berpegangan tangan sambil melompat lompat.
" kita sebangku ya "
" sip... "
Mereka berjalan ke belakang pojok kanan, Cia sudah menyimpan tempat itu untuk Hanin. tapi belum sampai di sana langkah Hanin terhenti di bangku nomor dua di mana ada cowok kacamata rambut klimis sedang menatapnya
" terlambat lagi " ucap Afkar
" mau mau gue dong "
" kamu pikir ini sekolah nenek moyang lo, sampai seenak jidat begitu. " Afkar melipat tangan dan menatap menantang ke arah Hanin.
" Nin udah yuk " Cia menahan Hanin yang hendak menyerang Afkar " kalian ini akur sedikit kenapa? "
" dia yang mulai, Ci. lagian ngapain sih lo di sini "
" suka suka gue lah " jawab Afkar
Ciara menepuk keningnya dia sangat tau bagaimana antinya Hanin pada Afkar yang selalu mencatat namanya saat terlambat, dan sekarang mereka sekelas. Cia tidak tau apa yang akan terjadi.
" kalian kalau berantem terus akan gue daftarin ke kantor KUA biar di kawinin sekalian " kesal Cia
" nikah dulu baru kawin " cowok di belakang Cia menyaut " gue Zain, nama panjangnya Zayn malik " cowok itu menyodorkan tanganya
" Zayn malik dengkul Lo " ucap Hanin yang kebetulan sebelumnya menjadi teman sekelas si cowok " Zakir Imran "
" sudah ah, mending lo duduk. guru tidak lama lagi masuk " Cia mendorong punggung Hanin agar cepat menuju bangkunya.
seperti yang Cia bilang, tidak lama kemudian guru yang menjadi wali kelas mereka datang dan mengabsen dan berkenalan dengan para murid mengingat itu pertemuan pertama mereka.
" jadi siapa yang bersedia jadi ketua kelas? " Bu Ratna yang menjadi wali kelas mereka bertanya
" Afkar bu " suara Hanin terdengar nyaring, semua melihatnya
" kenapa Afkar sih Nin? " tanya Cia.
" supaya kalau gue terlambat gue tidak usah ngeliat muka dia " ketus Hanin " dia juga galak bu, bisalah ngatur kelas "
Hanin menjulurkan lidahnya saat melihat lirikan kesal Afkar dari bangkunya.
" Afkar bagaimana? " tanya bu Ratna
" baik bu "
" asikk.... " terdengar seruan teman sekelasnya membuatnya mendelik tidak suka, beberapa teman sekelasnya memang sering berhadapan dengannya karena terlambat ataupun karena ulah nakal lainnya. semua murid bermasalah akan berhadapan dulu dengannya sebelum ke ruang BK.
Hanin menyeringai penuh kemenangan tapi itu tidak berlangsung lama karena Afkar kembali bersuara.
" saya tidak akan mengundurkan diri jadi ketua patroli kedisplinan sekolah, jadi kalian yang suka terlambat tetap akan berurusan dengan saya "
" kampret " umpat Hanin pelan.
" sayang, di bawah ada Afkar jemput kamu " Ana masuk ke dalam kamar Hanin dan mendapati si pemilik kamar sibuk main PS.
" ngapain sih dia datang? "
" kaliankan mau cari undangan kalian "
" elah Bu... dia kan bisa pergi sendiri, lagi seru nih "
Ana menghela nafas panjang menatap putri semata wayangnya dia memilih pergi dari kamar itu.
" woi " Hanin yang mengunyah makanan hampir tersedak mendengar suara berat yang sangat di kenalinya dan dengan cepat dia menoleh
Di ambang pintu, Afkar bersedekap tentunya dengan pakaian yang sudah rapi serapi rambutnya
" kenapa lo belum ganti baju? " tanya Afkar yang melihat Hanin masih dengan baju seragam sekolahnya
" suka hatilah, pergi sana. lo merusak suasana " usir Hanin.
Afkar bukannya pergi dia malah melangkah masuk dan mengambil stick PS di tangan Hanin membuat gadis itu protes.
" lo pikir yang bakal nikah di sini cuma gue? ganti pakaian lo atau lo mau gue seret ke kamaar mandi? " ancam Afkar.
" balikin punya gue setan " Hanin berdiri dia akan merampas stick ps nya namun terlambat karena Afkar mengangkat tangannya tinggi tinggi, mengingat selisih tinggi badan mereka sangat mustahil bagi Hanin bisa mengambil mainannya. Karena kesal Hanin malah menendang kaki Afkar kuar membuat si empu meringis
" cewek apaan lo, kasar banget "
" lo yang minta, setan " amuk Hanin, Afkar mendengus dia kembali berdiri menatap Hanin dan menjitak keningnya keras " Woi "
" ganti baju, gue tunggu "
" lo siapa emang? gue ngak mau "
" ya sudah, kita pergi sekarang. " Afkar menarik tangannya keluar membuat Hanin meronta
astaga... Hanin tidak menyangka Afkar sekuat itu padahal dia terlihat lemah.
" fine, gue ganti baju " barulah Afkar melepas tangannya dan membiarkan Hanin masuk kembali ke kamarnya
" lo punya waktu 15 menit "
" setaann " kesal Hanin
Afkar kembali ke ruang tamu menunggu Hanin yang bwrganti pakaian
" Hanin mana? "
" masih ganti baju tante "
" wah... hebat kamu bisa memisahkan anak itu dengan dari PSnya. " salut Ana, Afkar hanya tersenyum tipis " apa hari ini kalian hanya melihat undangan? "
" kalau ada waktu sekalian dengan cincin tante, biar tidak membuang waktu banyak " jelas Afkar, Ana mengangguk.
" sudah gosipnya? buruan "
Hanin muncul tidak lama kemudian dengan pakaian yang apa adanya saja, dia tidak memakai dress yang. biasa dipakai para gadis, dia memakai celana jins pendek dengan hodie hitam sebagai atasan dan dibahunya ada tas slempang kecil. Afkar menatapnya aneh, apa cewek itu tidak kedinginan memakai celana sependek itu? tapi ya sudahlah...
" tante kami pergi dulu " pamit Afkar
" mrs. Ana.... see you. anak mu ini akan pergi dahulu jangan kau risaukan dan rinduk-"
" bawel banget sih ini anak, sana pergi "
" ck " decak Hanin kemudian menyusul Afkar. " mana motor butut lo? " tanya Hanin karena Afkar membawa mobil.
" rumah, buka sendiri pintunya. kamu punya tangankan? " ucap Afkar melongos ke kursi pengemudi.
tbc
Afkar menatap Hanin yang tertidur pulas, diliriknya jam sudah setengah enam tapi cewek itu masih saja pulas. apa ini penyebab gadis itu terlambat ke sekolah?
Semalam mereka melangsungkan ijab qobul sehingga mereka sudah sah sebagai suami-istri, hanya saja untuk resepsi mereka menundanya sampai mereka lulus sekolah.
" woi kebo bangun " Afkar membangunkan Hanin sedikit tak berperasaan dengan kaki.
" lima menit lagi, bu " gumam Hanin, Afkar berdecak
" lima menit kepalamu, bangun atau gue siram " ancam Afkar tapi Hanin tak bergeming, Afkar menunduk mendekatkan bibirnya di telinga Hanin " bangun atau gue cium " bisik Afkar
Spontan Hanin membuka matanya dan menoleh ke asal suara, dia mengkerutkan keningnya melihat cowok dengan rambut basah berantakan dengan bola mata hitam bening yang sangat indah
" awas saja lo terlamba- "
" hua.... LO SIAPAAA? " pekik Hanin histeris, Afkar yang kaget spontan menjitaknya kemudian mengusap kupingnya sendiri.
" bisa kan ngak usah teriak " kesalnya.
Hanin terduduk menatap lurus ke Afkar yang masih menatapnya kesal.
" lo Afkar? "
" bukan, gue Aliando " kesalnya " buruan mandi, gue tidak mau terlambat gara gara murid bermasalah kayak lo "
" idih "
Cia menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Hanin ratunya terlambat datang pagi? sepertinya ada yang salah.dengan kepala gadis
" Wih... rekor lo ngak terlambat " seru Zain dari pintu masuk, Hanin mendengus " ada angin apa? lo kesurupan setan anak SMA? " tanya Zain begitu dia duduk di kursinya, Hanin menendang kursinya
" Kar... Hanin nendang kursi gue " adu Zain.
" serah lo " balas Afkar yang sedang fokus pada buku di depannya.
" Papa mah ngak sayang sama aku... "
" jijik gue, In " gidik Hanin
" Papa? Mamanya siapa In? " tanya Mia si gadis sekretaris
" tuh si Hanin, Mama gue " lagi Hanin menendang bangkunya " woi kalau kursi rusak ganti "
" males bange- "
" sudah sudah, semuanya ke lapangan sudah bel itu " perintah Afkar " gue tidak mau ada yang kedapatan di kelas nanti. Aryan gantiin gue ngurus nih domba domba "
" males Kar, ilah itu kan tugas lo " gerutu Aryan yang memang bertugas jadi wakil ketua kelas.
" kalau sampai ada domba dari kelas ini yang kedapatan nanti, bakal berhadapan dengan gue " ucap Afkar lalu keluar kelas.
" kenapa juga harus sekelas dengan ketua kedisiplinan sekolah " gerutu Cia " elo sih pilih dia jadi ketua kelas "
" bagus dong, biar gue ngak sendirian di hukum sama tuh pemimpin razia " santai Hanin
" buruan keluar " seru Afkar dari luar membuat mereka menggerutu
" heran gue, penampilan kayak orang mudah di tindas tapi galaknya lebih galak dari guru BK, kakak kelas juga di sikat, heran gue sama si Afkar itu " kata Zain sambil berjalan di belakang Cia dan Hanin
" nah itu juga yang jadi pertanyaan gue " timpal Hanin
" ayo ah... sebelum si Papa ngomel lagi " ucap Cia " Miya buruan ngak usah tacap tacap dulu, Papa ngomel lagi entar "
" iya tungguin gue "
" pagi para bidadari " sapa Baim pada Hanin, Miya dan Cia
" bidadari bidadari kepala lo, buruan simpan tas lo sebelum lo diamuki Afkar " perintah Hanin galak.
" ntaran deh, gue pakai tas aja "
" Aryan, nih si boim ngak mau naruh tas " lapor Hanin, Aryan menghampiri mereka dan memukul kepala Baim
" woi... taruh ngak, gue ngak mau diamukin papa gara gara setan kayak lo " kata Aryan " buruan, gue laporin ke Afkar ntar lo, Miya catat nama si Imba ke catatan pelanggar aturan kelas "
" emang ada kayak gitu? " tanya Miya, karena dia tidak pernah merasa di suruh membuat catatan seperti, Aryan menatapnya mencibir " wakil ketua nih yang nyuruh. anak pertama Papa Afkar dan Mama Hanin "
" amit amit gue punya anak kayak lo "
" kenapa masih disini? " Afkar yang muncul tiba tiba bertanya galak
" iya ke lapangan sekarang " seru mereka berlari kelapangan.
" eh " Baim berbalik " titip ya Pa " Baim memberikan tasnya pada Afkar dan kembali menyusul lainnya
" anak kelas lo, batu semua ya " ucap gadis berkuncir kuda di samping Afkar. Afkar hanya mengedikkan bahu " eh itu Hanin, tumben ngak telat "
" bukannya bagus? gue sudah bosan catat nama dia "
" paling besok telat lagi " Sisil, gadis itu berujar.
" nanti dilihat " kata Afkar sambil melangkah ke kelas takut takut ada anak kelasnya masih ada di dalam dia juga meletakkan tas Baim. Afkar tersenyum samar karena teman temannya memdengarkan dia
Hanin terbahak mendengar cerita Cia, mereka sudah kembali ke kelas. karena guru belum datang kelas itu langsung betisik terlebih si singa belum kembali karena harus mengurusi murid bermasalah.
" Alvin mana? " tanya Sasya si bendahara kelas
" berurusan dengan Afkar dia di depan, telat " jawab Kevin.
" partner telat gue " ucap Hanin kasihan, ada untungnya juga dia tidak terlambat jadi dia tidak perlu mendengar omelan panjang kali lebar Afkar.
" duduk di tempat " ucap Afkar masuk kelas yang langsung di turuti teman temannya meski masih berisik juga " lo duduk, gue ngak mau lihat muka lo besok di barisan orang terlambat, Hanin lo juga "
Alvin dan Hanin berdecak bersamaan.
" gue baru di kasih tau sama bu Ratna, kenapa di kelas ini tidak ada yang ikut klub sekolah? " tanya Afkar
" Males Pa " jawab Zain
" capek Pa "
" rumah dedek jauh Pa "
" huuuuu.... " sekelas menyoraki Baim yang sok imut
" Apa? apa? " tantangnya
" diam lo boim " ancam Hanin
" cieee... Mama belain Papa " ledek Kevin yang duduk di depan Hanin, Hanin menendang kursinya
" cot lo "
" diam diam " tegur Afkar " kalian tau kan kegiatan seperti itu wajib? setidaknya nama kalian ada di salah satu klub. ah satu lagi. karena pergantian ketua osis tidak lama lagi, dia antara kalian yang sebelumnya menjadi anggota osis pulang nanti langsung ke ruang osis "
" males gue " ucap Kevin.
" Pa, guru bahasa indonesia ngak masuk ya? " tanya Sasya
" pak Ahmad cuti sakit hari ini, jadi belajar sendiri "
" Asiiikkk " seru mereka
" Pa, mau keluar makan. " izin Cia
" ngak ada, kalian di kelas saja. " Afkar mengambil.kursi dan duduk dekat pintu untuk menjaga tidak ada yang keluar kelas. " besok besok bawa bekal persiapan jam kosong begini "
" Papa.... " ucap mereka dramatis, afkar memutar bola mata jengah tapi tak lama senyum kecil
" wah... Papa senyum " heboh Aryan membuat Afkar kembali memasang wajah kesalnya
Aryan kampret.
mereka semua menghela nafas lega begitu mendengar bel pulang bunyi mereka semua langsung mengemasi barang masing masing
" yang anggota osis jangan pulang dulu " ucap Afkar
" huu " keluh Kevin dan Baim bersamaan membuat guru yang mengajar di kelas itu tertawa
" sepertinya tugasmu makin banyak Afkar. " Afkar hanya senyum kecil.
setelah guru keluar Afkar kembali mencegah teman temannya dan memberi formulir untuk mendaftar ke klub yang ada di sekolah.
" nanti sore gue jemput lo dari rumah ibu " bisiknya ke Hanin, membuat Hanin berdecak
" kenapa? " tanya Cia begitu Afkar menjauh, Hanin menggeleng masih memasang wajah kesal.
tbc
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!