NovelToon NovelToon

Terjebak Cinta Duda Tampan

BAB 1 KISAH HIDUP

"Brengsek !" Pukul Keira pada laki-laki bertubuh tambun itu.

"Hei, aku sudah membayarmu! Jadi layani aku!" Paksa pria setengah baya itu yang melempar tubuh Keira di atas tempat tidur.

"Aku bukan pelacur! Aku hanya pacar sewaan. Tidak ada kontak fisik berlebihan di antara kita." Bantah Keira dengan amarah setengah mati.

"Tapi aku sudah membayarmu lunas!" Bentak pria itu sambil menampar keras kewajah Keira.

"Tapi anda lupa dengan surat kesepakatan kita. Jika ada kontak fisik berlebihan apalagi kekerasaan seperti ini, anda bisa di tuntut atas tuduhan pelecehan seksual!" bentak Keira dengan sekuat tenaga. Karena kini tubuhnya telah di tindih oleh pria hidung belang itu. Keira dengan sekuat tenaga menendang alat vital pria itu. Membuat pria itu terjatuh dari tempat tidur. Keira membenarkan dressnya yang hampir melorot. Ia merapikan kembali rambutnya, memakai sepatunya kembali dan melempar cek senilai lima puluh juta pada pria itu.

"Aku tidak pernah mau menjual tubuhku, sekalipun aku dibayar mahal. Dasar tua bangka menjijikkan!'' umpat Keira dengan kasar. Keira dengan langkah buru-buru meninggalkan kamar hotel itu. Nafas Keira begitu terengah-engah, dandannya begitu berantakan.

"Sialan! Baru kali ini gue dapat penghinaan seperti ini. Gila aja teman tidur cuma lima puluh juta. Sumpah ogah banget. Apalagi jual keperawanan gue." Keira lalu menekan tombol lift untuk turun ke lantai dasar. Di saat bersamaan, seorang pria tampan dengan setelan jas rapi yang baru saja selesai meeting bersama klien VIPnya juga masuk ke dalam lift tersebut. Pria itu melirik ke arah penampilan Keira yang begitu berantakan malam itu. Lipstik yang belepotan, baju berantakan, bahkan ujung bibir Keira berdarah karena tamparan keras pria hidung belang itu.

"Pasti dia wanita malam. Sayang sekali, masih muda tapi pekerjaannya kotor." Gumam pria dalam lift itu dalam hati dengan tatapan sinis. Sementara, Keira menyembunyikan wajahnya dengan memalingkannya dari pria yang bernama Kevin itu. Hingga akhirnya lift berbunyi dan terbuka sampai di lantai dasar. Kevin berjalan dengan elegannya lalu masuk ke dalam mobil mewahnya. Sementara di ujung jalan, Johan dan Laras sudah menunggu Keira. Keira dengan wajah cemberut dan lusuh masuk ke dalam mobil.

"Kei, elo kenapa?" tanya Laras panik sambil memegangi wajah Keira.

"Elo tahu, apanya yang kolega. Gue mau di perkosa. Iya benar di hotel, sama kliennya. Itupun setelah mereka pergi, gue kira bakal udahan. Eh si tua bangka itu nyerang gue, dorong gue dan nindih gue. Nih, gue di tampar. Terus gue tendang aja tuh biji kedaluarsa," marah Keira sambil mengusap ujung bibirnya dengan tisu. Johan dan Laras tertunduk, merasa bersalah sama Keira.

"Sorry ya, Kei. Kita udah paksa elo. Gue kira nggak bakal kayak gini." Sesal Laras sembari memeluk Keira.

"Iya, Kei. Maafin gue juga ya."

"Dan ceknya, gue kembaliin sama tuh orang. Udah ya, ini terkahir kalinya gue kerja kayak gitu. Untung gue bisa lawan, coba kalau nggak, hancur masa depan gue."

"Terus habis ini elo mau kerja apa, Kei?" tanya Laras.

"Nggak tahu lah mau kerja apa. Yang penting jangan aneh-aneh. Klien makin gila juga. Belum lagi kalau ayah tahu, bisa serangan jantung."

"Ya udah, Kei. Kita pikirin besok aja ya. Mending sekarang elo ganti baju aja deh."

"Gue mana bawa. Seharusnya gue udah curiga sama dress kemben yang seksi ini. Untung gue bawa jaket. Setidaknya pas nyampai rumah, Ayah nggak curiga." Keira lalu menyisir rambutnya kembali dan mengikatnya supaya lebih rapi.

****

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Keira mengendap masuk ke dalam kamarnya. Supaya Ayahnya tidak terbangun. Namun Keira begitu terkejut saat melihat Kenny, sudah duduk di atas tempat tidur kamarnya dengan melipat kedua tangannya. Wajah Kenny tampak seram dan menatap tajam ke arah Keira.

"Darimana saja?" ketus Kenny.

"Habis pergi sama Johan dan Laras." Jawab Keira menunduk. Kenny adalah kakak kandung Keira. Kenny mengangkat dagu Keira dan melihat ujung bibir Keira berdarah.

"Kenapa bibir kamu?" tanya Kenny sinis.

"Nggak apa-apa. Udah pergi sana!" kata Keira sambil mendorong kakaknya pelan.

"Ngapain pakai baju seksi selutut gitu? buka jaketnya!" pinta Kenny dengan paksa.

"Ogah." Ketus Keira sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"Awas ya kerja nggak bener lagi dan sampai terjadi apa-apa? habis tuh si Johan sama Laras. Mulai besok nggak usah kerja lagi. Biar aku saja yang bekerja." Tegas Kenny sambil berlalu dari kamar Keira. Keira lalu membanting tubuhnya di atas kasur. Ia mendengus dan benar-benar merasa jijik dengan dirinya sendiri.

Sementara itu Kevin baru saja tiba di rumahnya. Ia begitu lelah. Ia berjalan pulang dan masuk kedalam kamar putra yang berusia 7 tahun itu. Putra kecil Kevin itu bernama Marvel. Marvel tampak meringkuk sembari memeluk sebuah bingkai foto. Dada Kevin terasa sesak saat mengambil bingkai foto itu dari dekapan putranya itu. Wajah almarhumah istrinya, Kania. Kania meninggal saat Marvel berusia tiga tahun. Kania di vonis mengidap kanker rahim stadium akhir. Dalam lubuk hatinya, ia begitu sedih jika benar-benar tidak bisa meluangkan waktu untuk putranya. Kehilangan Kania seperti kehilangan separuh jiwa hidup Kevin. Ia sangat mencintai Kania. Baginya sulit melupakan Kania apalagi mencari sosok istri seperti Kania. Bagi Kevin, Kania itu sempurna. Kania lah yang menemaninya merintis karirnya hingga sukses seperti ini. Namun takdir berkata lain, Kania harus pergi untuk selamanya. Air mata Kevin menetes saat memandangi foto Kania, ia tak mampu menyembunyikan kesedihannya saat mengingat almarhum istrinya. Empat tahun berlalu, ia masih belum juga mencari istri dan sosok ibu untuk Marvel. Bukan belum tapi seolah tidak ingin mencari istri lagi. Karena baginya, Kania adalah segalanya. Tidak ada yang bisa seperti Kania. Kevin lalu mencium kening putranya dan meletakkan foto itu kembali di atas meja laci.

Pagi harinya, Keira sedang sarapan bersama Kakak dan Ayahnya.

"Ayah mau berdagang lagi ya."

"Berdagang apalagi sih, Yah? dagangan juga nggak balik modal, gara-gara di hutangain sama ibu-ibu." Ketus Kenny.

"Ayah nggak usah berdagang lagi, apalagi ayah jadi orang nggak tegaan. Yang ada di tipu melulu. Ayah mending berkebun aja di belakang rumah. Lumayan kan, kita nggak usah beli sayur tinggal metik." Timpal Keira.

"Kei, benar yah. Biar semua jadi tanggung jawab Kenny."

"Baiklah kalau begitu. Kei, itu bibir kamu kenapa?" tanya Ayah.

"Mmmm, itu. Keira habis jatuh aja. Kebentur lantai bibirnya." Jawab Keira dengan gagap.

"Lain kali kamu hati-hati ya, Kei."

"Iya, Yah."

-

Pagi ini, Kevin benar-benar kerepotan mengurus Marvel. Karena Mbak Rima ijin libur karena anaknya sedang sakit.

"Marvel, please, ayo pakai seragamnya!"

"Aku tidak mau masuk sekolah. Titik!"

"Lalu kamu mau apa? kamu harus pergi ke sekolah, Marvel." Bujuk Kevin yang berusaha bersikap sabar.

"Tidak! aku mau ikut Papa ke kantor. Waktu Papa habis untuk di kantor. Papa pikir, Marvel tidak kesepian apa di rumah."

"Oke, baiklah. Ayo ikut, Papa." Mendengar ucapan Papanya, Marvel benar-benar gembira. Matanya berbinar dan bibirnya mulai tersenyum.

"Serius, Pa?"

"Iya. Sekarang ayo ganti baju."

"Yeay, Marvel ikut Papa ke kantor." Teriak Marvel dengan gembira. Kevin menghela nafas panjang dan menatap kebahagaian yang di rasakan oleh putranya. Hanya perhatian dan kasih sayang, yang di butuhkan oleh Marvel. Kenakalan Marvel adalah bentuk protes karena kurangnya waktu untuk Marvel.

**Bersambung....

Halo semuanya, jangan bosan dengan cinta tentang duda ini ya. Ini sebenarnya adalah cerita author di aplikasi sebelah. Yang akhirnya author pindah dan ubah lalu pindah disini. Semoga kalian suka ya, yang jelas ini ceritanya beda dari yang sebelumnya. Terima kasih sudah membaca 🙏❤️**

BAB 2 Keributan di kantor

''Selamat pagi, tuan!" sapa Krisna, sekretaris sekaligus asisten pribadi Kevin, saat melihat Kevin sudah sampai di ambang pintu ruangannya.

''Pagi juga, Kris! tolong awasi Marvel, aku harus menuju lantai tiga untuk meeting.''

''Siap tuan!" Jawab Krisna.

''Bos kecil, ayo ikut aku!" Krisna lalu menggandeng Marvel dan membawanya ke ruangan papanya.

''Om, aku mau snack!" pinta Marvel.

''Baiklah. Apa ada lagi yang harus Om beli?''

''Aku mau susu coklat dingin, cepat Om! tidak pakai lama.''

''Siap tuan muda! tapi tuan muda disini saja ya?'' pesan Krisna.

''Iya.'' Marvel yang bosan berlari-lari di ruang papanya. Ia berlari kesana kemari di atas sofa dan mengacak-acak ruangan papanya seperti taman bermain. Tak lama kemudian, Krisna pun datang.

''Ini tuan mud....,'' belum juga melanjutkan ucapannya, Krisna di buat syok dengan ruangan bosnya yang berantakan.

''Aduh nanti tuan Kevin bisa marah ini. Seharusnya tuan muda Marvel jangan seperti ini.'' Kata Krisna dengan panik. Krisna lalu meletakkan snack dan juga susu coklat di atas meja. Ia segera membereskan apa yang telah di kacaukan oleh Marvel. Marvel lalu duduk di sofa dan memakan snack di hadapannya. Marvel yang jahil, bukannya makan tapi malah membuang snack itu. Ia sengaja membuat Krisna sibuk dan sengaja membuat kotor ruangan papanya.

''Tuan muda, jangan di buang makanannya. Nanti papa bisa marah,'' kata Krisna sembari memungutnya. Namun Marvel tidak menghiraukannya dan justru tertawa melihat Krisna yang tampak kesal. Marvel lalu meminum susu coklat dalam kemasan itu. Ia meminumnya sampai habis, setelah itu ia melempar kemasan susu itu pada Krisna.

''Aduh! tuan muda tolong jangan seperti ini,'' kata Krisna sambil mengusap bahunya karena lemparan kemasan susu itu.

''Biarin, weekkkk.....,'' kata Marvel dengan mengejek Krisna.

''Untung anaknya bos, coba kalau nggak,'' gerutu Krisna dalam hati. Usia Krisna sendiri selisih empat tahun dari Kevin. Tahun ini Kevin memasuki usia 32 tahun. Krisna sendiri sampai detik ini masih betah melajang.

-

Keira pun sudah sampai di kampus dan dia di antar oleh kakaknya. Keira sendiri sekarang sudah berusia 22 tahun dan tahun ini adalah tahun akhir kuliah S1-nya. Sementara kakaknya berusia 29 tahun dan sebentar lagi akan menikah. Kenny sendiri bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan dan kehidupannya cukup mapan. Namun ia bingung bagaimana nasih adik dan ayahnya ketika ia menikah nanti.

''Kak, bagi duit dong!" rengek Keira sambil menyodorkan telapak tangannya pada kakanya. Kenny menghela nafas besar lalu mengambil dompet di sakunya. Kennya kemudian mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan untuk adiknya.

''Hehehe makasih ya, Kak.''

''Kei, kakak harap kamu jangan bekerja seperti itu lagi ya.''

''Tapi kan sebentar lagi kakak menikah, aku harus menghidupi ayah.''

''Kamu dan Ayah masih tanggung jawab kakak. Memang kamu pikir, siapa yang membiayai kuliahmu, hah?''

''Iya-iya tahu. Tapi kan setelah ini kehidupan kakak pasti berubah. Ada Mbak Cindy juga yang jadi tanggung jawab Kakak.''

''Sudah, kuliah saja yang bener. Sebentar lagi juga mau lulus kan? jadi buat kakak bangga. Sekarang turun, kakak harus kerja.''

''Baiklah. Hati-hati ya.'' Keira kemudian turun dari mobil kakaknya dan segera masuk ke dalam. Kenny adalah kakak kandung yang tanggung jawab. Meskipun ia sudah melarang Keira untuk menutup bisnisnya itu, tapi Kenny sama sekali tidak pernah mengadu pada Ayahnya. Tak di pungkiri, pekerjaan aneh Keira bisa membantu keuangan keluarga mereka yang sempat drop karena sebelumnya Kenny terkena PHK dan harus menganggur selama setahun. Namanya juga jasa, kadang ada yang butuh dan terkadang ada juga yang tidak butuh. Kini Kenny bisa menata kembali keuangan keluarganya, setelah mendapat pekerjaan sebagai manajer di sebuah perusahaan periklanan. Membuatnya bisa menebus kembali mobil yang sempat ia gadaikan.

''Kei, gimana udah baikan?'' tanya Laras.

''Nih masih biru. Udah ya, gue mau berhenti. Kak Kenny marah tahu.''

''Emang Kak Kenny udah tahu semuanya kan?'' celetuk Johan.

''Padahal kita udah terlanjur menerima orderan.'' Kata Laras.

''Apa? gue mau fokus sama kelulusan tahun ini ya.'' Kaya Keira dengan suara meninggi.

''Kei, gue terima karena sebenernya gue butuh duit buat bayar uang ujian,'' rengek Johan.

''Heh, elo kan kerja di restoran. Ngutang sana sama bos elo,'' kata Keira dengan kesal.

''Dan gue juga butuh uang buat shoping, Kei. Gue kan lagi ngumpulin modal juga buat buka butik.''

''Laras, elo kan anak orang kaya. Minta sama bokap elo dong? masak iya ngrengek sama gue.''

''Ini orderannya lumayan, Kei. Lima puluh juta udah melayang dan sekarang ini lumayan dua puluh juta.'' Bujuk Laras.

''Emangnya gue mesti ngapain?'' tanya Keira dengan ketus.

''Cuma temenin makan malam doang. Jadi klien kita ceritanya mau di jodohin tapi dia nggak mau. Jadi dia minta bantuan kita, elo di suruh pura-pura jadi pacar calon klien kita ini.'' Jelas Laras.

''Emang dia udah pernah ketemu sama calonnya belum?''

''Katanya sih belum. Jadi orang tuanya mengatur pertemuannya dengan cewek ini. Tugas elo cuma pura-pura jadi pacar klien kita. Nih namanya Reno, dia ekeskutif muda. Dia ini paling benci sama perjodohan. Cuma itu doang,'' jelas Johan sambil menunjukkan wajah Reno.

''Huft, baiklah. Jam berapa nanti?'' tanya Keira pasrah.

''Nanti malam jam 7.'' Kompak Laras dan Johan. Keira hanya tersenyum kecil seraya mengangguk pasrah.

...****************...

''Apa-apaan ini?" kata Kevin dengan suara meninggi saat melihat ruangannya seperti kapal pecah. Mendengar suara papanya, Marvel pun langsung terdiam.

''Krisna, menjaga satu anak saja tidak becus! apa kamu tidur daritadi? hah?'' bentak Kevin pada Krisna.

''Ma-maf tuan, saya sudah berkali-kali membersihkannya tapi kembali lagi seperti ini.'' Kata Krisna tergagap. Pandangan Kevin lalu tertuju pada Marvel. Ia kemudian mendekati putranya dan mencengkeram lengan putranya.

''Marvel, papa mengijinkan kamu untuk ikut ke kantor tapi tidak dengan cara seperti ini. Ini kantor bukan taman bermain!" kata Kevin dengan suara meninggi. Marvel hanya bisa menunduk dan mengangguk.

''Kamu harus di hukum! berdiri di pojokan! jangan bergerak dan jangan lakukan apapun atau bersuara. Mengerti!" mendengar suara marah papanya, Marvel hanya bisa menangguk dan berjalan menuju sudut ruangan.

''Panggilkan office boy, untuk membersihkan ruangan!" pinta Kevin pada Krisna dengan suara kerasnya.

''Baik tuan!"

''Oh ya, Kris. Segera salin hasil pertemuan meeting tadi. Filenya ada pada Nita.''

''Iya tuan!" Krisna segera keluar ruangan dan mengerjakan apa yang telah di perintahkan oleh bosnya.

Kevin lalu duduk di kursi kebesarannya dan membuka laptopnya. Sesekali ia melirik ke arah putranya yang tampak patuh dengan hukuman yang di berikan. Sekeras-kerasnya Kevin pada Marvel, tetap saja nalurinya sebagai seorang ayah tidak bisa di bohongi. Kevin melakukan itu semua, supaya Marvel tidak tumbuh menjadi pria yang manja dan cengeng. Satu jam lagi makan siang, Kevin menutup laptopnya karena ia tidak bisa konsentrasi bekerja. Ia kemudian menghampiri putranya dan berlutut di hadapan putranya.

''Marvel, are you okay? are you angry with papa?''

''Yes, iam angry.''

''Sorry, Marvel. Papa lelah jadi please, jangan buat papa marah juga. Maafkan papa ya?''

''Maafkan aku juga, pah.'' Keduanya lalu berpelukan.

''Okay. Sekarang papa lapar, bagaimana kalau kita makan siang bersama? apa kamu setuju?''

''Setuju, pah. Aku mau ice cream.''

''No ice cream today, Marvel. Tenggorokanmu baru saja sembuh. Kita makan yang lain, oke?''

''Oke, papa,'' jawab Marvel pasrah.

Bersambung.....

BAB 3 Pertemuan Pertama

Kevin Harris Sanjaya, 32 tahun, seorang duda tampan sekaligus seorang pengusaha sukses. Pemilik Sanjaya Group. Kevin adalah seorang yatim piatu. Orang tuanya meninggal di saat ia berusia 19 tahun. Di saat itulah Kevin yang baru menginjak usia remaja, harus meneruskan perusahaan orang tuanya. Berkat kecerdasan dan kegigihannya, perusahaan peninggalan orang tuanya berkembang dengan pesat. Dan di usianya yang masih muda saat itu, ia berhasil membuka kantor cabang di seluruh kota hingga di luar negeri. Kania lah yang setia menemaninya merintis karirnya. Kania adalah cinta pertama dan terakhir bagi Kevin. Hingga akhirnya di usia 25 tahun, Kevin menikah dengan Kania. Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk memiliki keturunan. Tepat satu tahun pernikahan keduanya, lahirlah putra mereka yang sangat tampan bernama Marvel Leonara Sanjaya. Kehidupan Kevin sangat lengkap dan sangat bahagia. Kevin dan Kania merasa hidupnya sangat sempurnya dengan kehadiran Marvel di tengah-tengah mereka. Sampai pada akhirnya, Kania jatuh sakit karena mengidap penyakit kanker rahim. Dan penyakit itulah yang mengambil Kania dari hidup Kevin dan Marvel yang masih berusia tiga tahun saat itu. Kevin benar-benar hancur tapi ia sadar, ada Marvel yang sangat membutuhkannya. Semenjak kepergian istrinya, Kevin yang semula hangat menjadi sosok yang dingin bahkan terkesan angkuh.

Empat tahun sudah ia hidup menjadi seorang duda. Tidak ada satupun wanita yang mampu meruntuhkan benteng pertahanannya. Rasa cintanya pada Kania terlalu besar dan membuatnya menutup hati untuk wanita lain. Di tengah kemapanan dan ketampanannya, tentu sangat mudah bagi Kevin memilih pendamping hidup. Tapi baginya, Kania terlalu sempurna sehingga tidak akan ada wanita sesempurna Kania.

Keira Nensia Putri, 22 tahun, mahasiswa semester akhir fakultas psikologi. Keira ingin sekali menjadi seorang guru dan menjadi teman untuk anak-anak didiknya. Ia juga memiliki cita-cita mulia, salah satunya adalah mendirikan sekolah gratis untuk anak berkebutuhan khusus. Tentu saja cita-cita itu membutuhkan kerja keras yang esktra. Namun justru wajah cantiknya itu, membuat Keira membuka jasa pacarsewaan.com. Awal Keira membuka jasa pacar sewaan adalah saat ia membantu salah satu teman kampusnya yang baru saja di campakkan oleh kekasihnya. Dari sanalah permainan itu berlanjut, hingga telah berjalan hampir dua tahun. Banyak sekali suka duka yang Keira lewati membuka jasa pacar sewaan ini. Dari sini pula, ia mulai mengerti dan memahami tentang perasaan, sifat dan karakter seseorang. Namun hal buruk yang sering Keira dapatkan adalah, ia terlalu sering mengalami pelecehan tapi tentu saja Keira bisa mengatasi itu semua. Keira sendiri hidup bersama Kakak dan Ayahnya. Kakaknya bernama Kenny Yuan Saputra, sedangkan Ayahnya bernama Ammar. Mereka bertiga hidup di rumah yang sederhana dan tentunya tidak terlalu buruk. Pak Ammar sendiri kini hanya menghabiskan waktunya di rumah, pasca operasa pemasangan ring jantung. Kondisi kesehatan Ayahnya lah yang membuat Keira membuka jasa pacar sewaan itu. Ia tidak tega jika harus membiarkan Kakaknya bekerja keras seorang diri.

Marvel Leonara Sanjaya, 7 tahun, putra pertama Kevin dan Kania. Diam-diam Marvel sering melihat kesedihan dan air mata Papanya, yang begitu merindukan sosok istrinya. Marvel ingin sekali mencarikan istri untuk papanya. Namun disisi lain, ia juga kesepian tanpa ada hadirnya seorang ibu. Sikap nakal dan keras kepalanya, sebagai wujud pelampiasan rasa kesepiannya sebagai seorang anak kecil.

...****************...

Pulang kampus, Keira bersama Laras dan Johan memutuskan untuk pergi ke mall. Mereka sedang memilihkan baju untuk Keira. Baju untuk makan malam bersama kliennya. Laras sendiri mengambil jurusan fashion designer, sementara Johan mengambil fakultas bisnis manajemen. Mereka bertiga sudah bersahabat sejak SMP. Sekalipun mereka bertiga berbeda fakultas tapi mereka tetap kompak bersahabat sampai detik ini.

''Kei, elo malam ini harus cantik pokoknya.'' Kata Laras sembari memilihkan pakaian untuk Keira.

''Kalau masalah cantik, elo nggak usah pusing. Gue udah cantik dari lahir.'' Ucapnya terkekeh.

''By the way nih, elo kok nggak punya cowok Kei? masak iya nolongin cowok lain tapi cowok sendiri nggak punya,'' celetuk Johan dengan tawa lebarnya.

''Terus aja ngledek, Jo. Ngapain juga punya cowok sih. Gue belum punya cowok aja, udah gandeng lebih dari 50 cowok selama hampir dua tahun terakhir. Gue nggak usah pusing-pusing ngasih perhatian atau bahkan capek-capek ngabarin tiap detik dan menit.''

''Hahaha bener juga ya elo, Kei. Hebat sih,'' kata Laras.

''Udah jangan ngomong aja elo, Jo. Elo sendiri betah banget jomblo. Sesama jomblo di larang saling menghina,'' sambung Keira.

'''Ampun deh, salah ngomong gue,'' kata Johan sambil menggaruk tengkuknya.

Setelah selesai belanja, mereka bertiga menuju cafe di seberang mall. Johan memanggil pelayan dan segera memesan makanan untuk mereka bertiga. Dan ternyata disana juga ada Kevin dan Marvel. Kevin tampak berdebat dengan Marvel.

''Marvel, kamu ingin makan apa sayang?''

''Pah, aku ingin makan ice cream coklat.''

''Marvel, kita sudah sepakat kalau kamu tidak boleh makan ice cream coklat. Papa sudah memesankan jus dan sup daging untuk kamu. Ayo, papa suapin ya." Bujuk Kevin sambil mengarahkan sendok di hadapan Marvel. Marvel menutup rapat mulutnya sambil membuang muka.

''Marvel tidak mau makan! Marvel juga tidak mau sup daging itu. Aku mau burger dan kentang goreng juga fried chicken.''

''Marvel, kamu tidak boleh makan-makanan seperti itu. Kamu terlalu sering! makan-makanan yang bergizi. Pasti ini semua karena Mbak Rima yang sering memberi kamu makanan itu,'' kata Kevin yang berusaha menahan kekesalannya. Mbah Rima adalah baby sitter Marvel.

''Aku yang mau jadi jangan salahkan Mbak Rima,'' ketus Marvel.

''Anak seusia kamu itu harus banyak makan sayur dan makanan yang bergizi.'' Kata Kevin lagi. Sejak ada Mbak Rima, Kevin memang sudah menyerahkan semua urusan Marvel pada Mbak Rima. Karena Mbak Rima cuti, Kevin menjadi kuwalahan mengasuh Marvel terlebih soal urusan makan. Mbak Rima selalu menuruti apa yang Marvel mau supaya Marvel mau makan. Sedangkan Kevin menginginkan makanan yang sehat juga bergizi untuk Marvel tapi Marvel sendiri susah sekali di atur.

''No papa! aku tidak mau! aku tidak mau makan!" bentak Marvel.

''Cukup Marvel!" bentak Kevin yang habis kesabaran. Rupanya sedari tadi Keira memperhatikan perdebatan antara Ayah dan anak itu. Bentakan Kevin, membuat Marvel menunduk dan kaget.

''Mau nangis? itu kan andalan kamu untuk mendapat simpati papa. Papa mau ke toilet sebentar,'' sambung Kevin. Kevin pun meninggalkan Marvel duduk sendiri, sementara dirinya pergi ke toilet. Entah kenapa Keira kesal sekali dengan sikap Kevin. Dan itu membuat Keira ingin ikut campur.

''Gue ke meja sana sebentar ya. Kalian tunggu sini,'' kata Keira pada kedua sahabatnya.

''Iya. Ngapain sih kepo sama orang,'' celetuk Laras.

''Kalau urusan anak kecil, mana bisa Keira tinggal diam. Lagian emaknya kemana sih? mana bisa cowok urus anak,'' sambung Johan.

-

''Hai,'' sapa Keira dengan lembut. Mendengar suara seorang wanita, membuat Marvel mendongakkan kepalanya. Marvel terpesona dengan kecantikan Keira, membuat Marvel buru-buru menyeka air matanya.

''Kamu menangis? apa ada masalah?'' tanya Keira sembari duduk di samping Marvel.

''Tidak, aku tidak menangis. Aku hanya kelilipan.''

''Oh, masa sih? tadi tante lihat kamu sedang adu pendapat dengan papa ya?''

''Mmmm iya,maaf aku bohong. Kata papa, lelaki tidak boleh menunjukkan air matanya di hadapan wanita karena itu membuat kita menjadi lemah.''

''Kata siapa? lelaki kan juga manusia yang punya perasaan. Masa iya nggak boleh nangis? oh ya kenapa makanannya tidak di makan?''

''Aku tidak mau! aku tidak suka!''

''Kenapa tidak suka? semua makanan ini bagus lho untuk pertumbuhan kamu. Kamu tahu kalau junk food itu tidak boleh di konsumsi terlalu banyak. Boleh sih tapi hanya sesekali saja. Jangan di jadikan makanan pokok setiap hari. Makanan itu bisa bikin kita gendut dan kalau di konsumsi terlalu banyak tidak bagus untuk kesehatan. Kamu lihat orang itu?'' kata Keira sambil menunjuk ke arah seseorang bertubuh gemuk dan duduk di kursi roda.

''Iya, kenapa dengan orang itu tante?''

''Lihatlah tubuhnya. Dia gendut dan terpaksa harus duduk di kursi roda karena terlalu banyak makan junk food. Dia terkena stroke dan tidak bisa berjalan. Semua itu karena pola makan yang tidak sehat.''

''Darimana tante tahu? tante mengenalnya?'' tanya Marvel yang penasaran.

''Tidak, sayang. Kebetulan tadi orang di sampingnya itu menasihatinya untuk pesan makanan yang lebih sehat. Tante mendengarnya karena tempat duduknya ada di sebelah tante. Kamu mau seperti itu? kamu tidak bisa lari dan bermain. Kamu hanya bisa duduk di kursi roda saja.''

''Tidak tante. Aku tidak mau seperti itu.''

''Sekarang, kamu coba deh makanan ini? rasanya enak sekali.'' Bujuk Keira. Marvel dengan ragu-ragu mulai mencicipi sup daging dengan irisan sayur itu.

''Gimana? enak kan?''

''Iya tante.''

''Sekarang sayurnya dong. Kamu tahu, wortel bagus sekali untuk kesehatan mata kamu. Dan masih banyak lagi manfaat sayur yang ada di mangkok itu. Sebagai hadiah, tante kasih kamu coklat ini. Tapi habiskan ya?'' kata Keira sambil memberikan sebuah coklat untuk Marvel.

''Sungguh tante?''

''Iya. Tapi kamu janji, harus habiskan. Gimana?''

''Oke, aku akan menghabiskannya.''

''Baiklah anak tampan, kalau begitu tante permisi dulu ya.''

''Terima kasih tante.'' Kata Marvel dengan tatapan hangatnya.

''Sama-sama sayang.'' Kata Keira seraya mengusap kepala Marvel. Keira lalu kembali ke tempat duduknya.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!