Seorang permaisuri kaisar sedang mengandung buah hati nya yang pertama. Wanita itu merasa sangat bahagia dengan kehadiran buah cintanya dengan Kaisar yang sebentar lagi akan lahir ke dunia.
Tak terasa waktu terus mengalir. Hingga beberapa hari lagi, wanita itu akan memasuki waktu melahirkan.
Tabib Kerajaan mengatakan, Permaisuri akan melahirkan dalam waktu 7 hari ke depan. Namun, siapa sangka? Wanita itu kini mulai merasakan kontraksi hebat di perutnya.
"aaaggghhhh... tolong panggilkan Kaisar! aku sepertinya akan segera melahirkan" perintah Permaisuri kepada dayang nya.
Namun belum sang dayang pergi memanggil Kaisar. Beberapa prajurit memaksa masuk kedalam ruangan dengan paksa. Raut wajah mereka terlihat tidak bersahabat ketika menatap sang Permaisuri.
"Ada apa ini? Kenapa kalian lancang masuk ke kamar ku? di mana Yang Mulia? aku akan memulai proses persalinan." Kata Permaisuri dengan bingung menatap nalar pada para prajurit yang memaksa masuk itu.
Rasa sakit yang wanita itu rasakan kian hebat. Tapi, Pria yang di nanti nya tak kunjung datang.
Beberapa pengawal yang memaksa masuk kedalam ruangan itu menatap sinis Sang Permaisuri.
"Titah Kaisar. Gelar Permaisuri telah di cabut! Permaisuri telah terbukti melakukan penghianatan terhadap sang Kaisar! dengan berselingkuh bersama Pangeran ke tujuh selaku adik dari Kaisar sendiri. Dengan ini Yang Mulia Kaisar Menurun kan Gelar Permaisuri dan Mantan Permaisuri akan di jatuhkan hukuman mati hari ini!" Kata Kasim pembawa titah Kaisar.
"Tidak! Aku tak pernah mengkhianati Kaisar! Kalian jangan mengarang titah Yang Mulia! aku ingin bertemu dengan Kaisar!" teriak Permaisuri tidak menerima tuduhan itu.
Sejak dulu dirinya begitu setia kepada Sang Suami. Bahkan sebelum pria itu berhasil menaiki tahta, Permaisuri lah yang selalu setia menemani perjuangan Kaisar. Hingga sekarang, lelaki itu bisa mendapatkan gelar seorang Kaisar.
Tak berselang lama, sosok lelaki yang wanita itu tunggu tiba di ruangan. Namun, ada yang berbeda dari sosok nya.
Tatapan lelaki itu tak selembut biasanya. Dulu, lelaki itu selalu menatap Sang Permaisuri dengan tatapan penuh cinta. Tapi kini, lelaki itu menatap Permaisuri dengan pandangan jijik, serta hinaan dari sorot jelas matanya.
"Yang mulia, mohon dengarkan hamba. Hamba tidak pernah mengkhianati anda Yang Mulia."
"Semua tuduhan itu palsu! Hamba tidak pernah sekalipun mengkhianati anda. Anda juga pasti tahu hal itu Yang Mulia. Hamba begitu setia kepada Anda. Hamba bisa menjamin hal itu."
Permaisuri mencoba mendapatkan kepercayaan sang Suami kepada nya. Tuduhan yang di layangkan barusan sangatlah tidak berdasar.
"Cuih, apa kau pikir aku mudah di tipu dengan air mata palsu mu hah!, Xiao Mei kau seorang ****** yang menjijikan." Bentak Kaisar murka.
Hati Permaisuri sangat hancur melihat sang pujaan hati tidak mempercayainya. Bukan kah selama ini lelaki itu tahu, seberapa dia sangat mencintai nya. Lalu bagaimana bisa? sebuah tuduhan kecil membuat nya langsung merendahkan dirinya.
Sakit, itu lah yang di rasakan Permaisuri. Namun tiba tiba, dorongan kuat dari perutnya semakin kuat terasa. Ia akan segera melahirkan sekarang juga.
"Aaaggghhh Yang Mulia. Perut hamba sangat sakit, anak kita akan segera lahir" teriak Permaisuri yang sudah tidak kuat lagi. Wanita itu mendorong bayi yang ada dalam kandungan nya dengan kuat.
"Yang Mulia, bayi yang ada pada wanita itu belum tentu milik anda. Jika anak itu di biarkan lahir, takut nya akan membawa kesialan bagi Kerajaan kita." Kata seorang wanita cantik yang berdiri di samping Kaisar.
"Cepat jangan biarkan wanita itu melahirkan anak itu!" Perintah Kaisar setelah mendengar perkataan Selir tercintanya.
Seorang pengawal maju untuk menghentikan Permaisuri melahirkan. Tapi, semuanya terlambat. Bayi mungil itu telah lahir, bahkan suara tangisan nya menggelegar di seluruh ruangan.
"Mohon ampun yang mulia. Anak itu telah berhasil keluar."
"Aku tidak sudi menerima anak dari wanita ****** itu!. Masukan kembali kedalam rahim nya!" Perintah Kaisar dingin, tanpa memperdulikan perasaan Permaisuri yang merasakan sakit luar biasa mendengar perkataan kejam suaminya.
"Tidak jangan sakiti putra ku!" Teriak Permaisuri, saat beberapa pengawal telah memegang tubuh nya. Lalu seorang pengawal memegang anak nya bersiap akan melakukan perintah Kaisar.
Sesaat kemudian pengawal itu langsung memaksa bayi mungil itu masuk kedalam rahim Permaisuri dengan tanpa perasaan.
"Tidak!!! kalian sangat kejam aku akan selalu mengingat perbuatan keji kalian!!! aaaagggghhhh!!!" Teriak Permaisuri merasakan sakit yang amat sangat luar biasa.
"Jika ada kehidupan selanjutnya! aku pasti akan membalas perbuatan kalian semua." ucap permaisuri dalam hati, sebelum dirinya menghembuskan nafas terakhir bersama buah hati nya.
Sedangkan Kaisar dan wanita yang berada di sampingnya, hanya tersenyum penuh kemenangan melihat kejadian tragis akhir hidup dari Sang Permaisuri. Setelah itu, mereka berlalu pergi meninggalkan ruangan tanpa ingin berlama lama lagi di sana.
*****
Pagi indah menyapa. Sayup angin berhembus terasa sangat menyejukkan, harum aroma teh hangat yang sedang di tuang terasa menggelitik hidung. Tak berselang lama terdengar suara langkah kaki seseorang yang mendekat kearah nya.
"Nona bangun, ini sudah pagi",
Suara lembut yang selalu di rindukan wanita itu selama ini, kembali terdengar. Apa ini bayangan dari alam lain sebelum kematian?
Senang rasanya jika bisa merasakan suasana hangat yang begitu di rindukan wanita itu selama hampir 6 tahun tinggal di kerajaan.
Xiao mei mengira apa yang di rasakan nya sekarang hanya lah sebuah ilusi sebelum dirinya pergi ke alam baka.
"Nona ayo bangun, ini sudah hampir siang." Mie lie terus berusaha membangunkan sang majikan.
Perlahan Xiao mei membuka matanya. pemandangan di sekitarnya terlihat sangat familiar bagi nya.
"Aku kembali? bagaimana bisa bukan kah aku sudah mati dengan sangat mengenaskan bersama bayi ku?" tanya xiao mei dalam hati.
"Ada apa nona?" tanya mie lie yang tak mengerti dengan sikap Nona nya pagi ini. Tak biasanya nona nya ini termenung saat bangun dari tidurnya.
Xiao mei langsung melihat mie lie dengan raut wajah tidak percaya.
"Mie lie apakah ini benar benar dirimu?" tanya Xiao mei tidak percaya.
"Iya nona ini hamba" jawab mie lie yang semakin di buat bingung dengan sikap aneh nona mudanya.
"Apa nona mengalami mimpi buruk semalam?"
Mendengar suara mie lie, membuat xiao mei sangat bahagia. Semua ini nyata. Dirinya kembali hidup. Wanita itu mencoba mencubit tubuhnya, rasanya sakit. Yah, dia benar-benar hidup kembali.
Xiao mei langsung memeluk Mie lie. Pelayan setianya ini dulu mati di tangannya sendiri. Hal itu terjadi, karena pengaruh buruk yang telah di berikan oleh adik sepupunya kepada nya.
Betapa bodohnya Xiao mei dulu yang lebih mempercayai ucapan wanita ular itu, dari pada perkataan Mie lie yang jelas selalu setia kepadanya. Sungguh Xiao mei merasa sangat bersalah pada pelayannya itu.
"Ada apa dengan anda nona?" tanya mie lie heran.
"tidak apa-apa, ke depan nya aku berjanji akan terus menjaga dirimu mie lie, aku sangat menyayangi dirimu" ucap xiao mei lembut menatap mie lie.
"Hamba juga sangat menyayangi anda nona, tapi sekarang kita harus segera bersiap atau kita akan terlambat."
"Anda harus segera beranjak dari tempat tidur nona."
"Memang kita akan kemana?" tanya xiao mei. Setelah mendapati dirinya bangkit dari kematian. xiao mei tidak tahu kini ia berada di umur nya yang ke berapa?.
"Hari ini, hari ulang tahun Nyonya besar nona, apa anda lupa?" tanya mie lie.
"Berapa umurku sekarang?"
"Umur anda sekarang sudah hampir memasuki usia 16 tahun nona" jawab mie lie seadanya.
"16 tahun. Berarti saat ini aku belum terikat dengan siapapun, dan di hari ulang tahun nenek ini, pria brengsek itu akan datang kepada ku dengan menawarkan cinta palsu milik nya. huh sungguh sangat kebetulan" ucap xiao mei dalam hati.
Xiao mei merupakan putri tunggal dari mentri keuangan mentri xiao. Kedudukan ayah nya cukup berpengaruh di dalam kerajaan.
Hal itu membuat banyak Tuan muda serta Pangeran yang berlomba-lomba ingin mendapatkan hati xiao mei. Demi sebuah kedudukan di kerajaan.
Namun karena di buta kan akan cinta dari Jing ciu yang merupakan seorang putra mahkota kerajaan saat ini. Membuat Xiao mei melakukan kesalahan yang sangat besar terhadap dirinya di masa lalu. hingga gadis itu menyesalinya di kemudian hari.
Xiao mei yang telah hidup kembali dari kematian. Berencana akan membalaskan semua orang jahat yang telah membuat hidupnya menderita di masa lalu.
Xiao mei berjanji akan membuat Jing ciu (Putra mahkota/Kaisar) mendapatkan karma yang setimpal. Jika perlu lebih menyakitkan dari apa yang telah Xiao mei alami sebelumnya.
Bukan hanya Jing ciu yang ingin Xiao mei balas. Tetapi juga Lie tang ibu dari Sie tang yang merupakan adik kandung dari ibu xiao mei sendiri juga akan mendapatkan karma buruknya nanti.
Wanita tua itu, telah tega mengkhianati ibu xiao mei. Dengan merebut ayah xiao mei agar bisa mendapatkan kedudukan untuk putri nya yang cantik. hal itu menyebabkan kematian memilukan ibu xiao mei di masa lalu.
Dengan menikah nya Lie Tang bersama Mentri Xiao, membuat Sie Tang mendapatkan gelar nona resmi kediaman Mentri Xiao. Sejak saat itu, awal mula penghianatan yang di lakukan Jing ciu bersama Sie tang terhadap Xiao mei. Dengan mengangkat Sie tang sebagai selir Agung kerjaan.
Dan tanpa Xiao mei sadari, apa yang mereka semua lakukan kepada Xiao mei di masa lalu, merupakan hal yang telah di rencanakan dalam waktu yang lama.
Mengingat hal itu, membuat Xiao mei ingin segera membunuh satu persatu penghianat itu, dengan kedua tangannya sendiri.
"Dendam ini pasti akan aku balaskan."
🍁
Xiao mei bergegas bersiap dengan makeup tipis serta penampilan sederhana agar tidak terlalu mencolok, namun masih tetap terlihat anggun. Berbeda dari penampilan Xiao mei sebelumnya.
Kecantikan alami kini terpancar di wajah gadis cantik itu. Sebenarnya, Xiao mei memang memiliki kecantikan yang bisa di bilang berada di atas rata rata.
Tapi, kecantikan itu selalu tertutup make up tebal yang gadis itu kenakan setiap hari untuk menjerat Putra Mahkota, pria pujaan hatinya. Hingga Xiao mei terlihat seperti Wanita badut yang sudah berumur lebih dari 30 tahun. Sangat jauh dari usia yang sebenarnya.
Xiao mei merasa dirinya dulu sangatlah bodoh. Karena terlalu mempercayai Sie tang. Sebab, wanita itu lah yang telah mempengaruhi Xiao mei agar berdandan berlebihan setiap hari.
Dandanan menor dengan gaun glamor serta berbagai macam perhiasan yang selalu melekat di tubuh Xiao mei. Membuat citra nya buruk di kalangan para Bangsawan.
Sie tang mengatakan kebohongan. Jika Putra mahkota sangat menyukai gadis yang berdandan dewasa melebihi usianya, pria itu juga menyukai semua yang terlihat mewah. Dan bodohnya Xiao mei mempercayai kebohongan itu.
Hingga gadis yang seharusnya terlihat cantik itu kini di juluki gadis badut oleh banyak orang. Cacian serta hinaan selalu Xiao mei dengar setiap kali gadis itu berpapasan dengan orang lain. Tapi, di kehidupan dulu Xiao mei tidak terlalu memperdulikan hal itu. Gadis itu terlalu sibuk memikirkan cinta nya. Hingga terlihat seperti orang bodoh di mata orang lain.
Cinta yang tak nyata itu mengantarkan Xiao mei kedalam akhir yang sangat tragis. Dan penyesalan paling terbesar di Xiao mei, Bukan terletak pada hatinya yang hancur. Melainkan rasa bersalah nya pada sang buah hati yang harus menjadi korban kekejaman Jing ciu di kehidupan dulu.
Pria bajingan itu dengan tega membunuh anak kandungnya sendiri, dengan tanpa perasaan. Xiao mei tidak bisa menerima hal itu.
Mengingat akhir yang kejam dalam kehidupan pertama miliknya, membuat api kemarahan dala diri Xiao mei berkobar. Wanita itu bertekad akan membalaskan dendam di kehidupan nya kali ini.
"Mie lie, aku ingin memberi salam pada ibunda" ucap Xiao mei.
Mie lie yang mendengar perkataan nona nya itu menjadi sangat bahagia. Beberapa tahun ini nona mudanya itu, tidak pernah lagi mau datang berkunjung ke tempat nyonya muda kediaman ini, yang merupakan ibu kandung Xiao mei sendiri.
"Mari nona, hamba temani."
Setiap langkah yang xiao mei lalui mengingatkan dirinya akan kejadian dulu. Dimana dulu Xiao mei sangat menjaga jarak dengan Ibunda nya, dan bahkan membenci wanita yang telah melahirkan nya itu.
Semua itu terjadi karena hasutan Lie tang (adik kandung dari ibu nya) yang selalu mengatakan jika ibundanya itu berencana ingin menghancurkan keluarga Xiao sedikit demi sedikit sebab dendam pribadi milik ibundanya. Yang Lie tang sendiri tidak tahu dendam apa itu.
Perkataan Lie tang juga di perkuat dengan berbagai kekacauan kecil yang sering terjadi di kediaman Mentri Xiao, dan berbagai bukti yang di temukan di setiap masalah, selalu saja mengarah pada ibundanya. Meski tidak memberatkan ibundanya juga.
Hal itu membuat hati Xiao mei meragukan kasih sayang ibunda nya terhadap keluarga Xiao. Gadis itu melakukan banyak usaha agar bisa membuktikan bahwa ibundanya tidak sedang melakukan aksi balas dendam. Tapi semuanya selalu berakhir dengan banyaknya bukti yang mengatakan. Ibundanya itu memang berniat menghancurkan Kediaman Xiao.
Dengan segala bukti yang Xiao mei miliki. Membuat hidup ibunda Xiao mei di buat menderita oleh anak nya sendiri. Dimana kini wanita itu tak lagi memiliki kekuasaan di kediaman Xiao. Bahkan wanita itu harus tinggal terpisah dari kediaman utama keluarga Xiao.
"Aku ingin bertemu dengan Ibunda" kata Xiao mei di depan pintu kamar milik Ibundanya.
Pelayan kediaman nyonya muda merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tetapi, mereka tidak bertanya apapun pada Xiao mei. Mereka membiarkan Xiao mei masuk kedalam.
"Putri ini memberi salam kepada Ibunda."
"Uhuk, kemari lah putri ku. Ibunda sangat merindukanmu." Lie mei menatap lembut putri nya yang kini sudah terlihat lebih dewasa dari terakhir pertemuan mereka.
Sudah hampir 7 tahun putri kecilnya itu membenci dirinya. Bahkan gadis kecil itu tak pernah datang berkunjung ke kediaman nya. Lie mei merasa sangat bahagia saat melihat Xiao mei akhirnya mau datang berkunjung lagi.
Xiao mei langsung memeluk erat tubuh Ibunda nya, yang kini terlihat sangat kurus akibat sakit yang selama ini wanita itu derita.
Xiao mei merasa sangat bersalah kepada ibundanya itu. Andai saja Xiao mei menyadari bahwa bukti yang selama ini ada di tangannya merupakan rencana Lie tang. Pasti ibundanya masih bisa hidup baik di kediaman utama bersama keluarga nya. Dan penyakit yang di derita Lie mei juga bisa di tangani dengan baik.
"Ibunda maafkan Xiao'er hiks,"
"Apa yang kau katakan putri ku? Kau tidak pernah bersalah pada Ibunda."
Lie mei mengelus lembut rambut putri kecilnya. Wanita itu benar-benar sangat merindukan Xiao mei. Wanita itu tak pernah sekalipun menyalahkan Xiao mei, meski anaknya telah mengusir nya dari kediaman utama.
Mendapatkan kelembutan Ibundanya tangis Xiao mei semakin pecah. "Hiks ibunda, maaf kan aku hiks..." sesal Xiao mei "Aku berjanji, aku akan memperbaiki semua nya,"
"Sudahlah putri ku ibunda tidak apa apa. Melihatmu datang menemui ibunda saja, sudah sangat cukup bagi Ibunda nak." Kata lie mei menenangkan Xiao mei.
Xiao mei terus menangis dalam dekapan ibundanya. Rasa bersalahnya teramat besar kepada sang Ibunda. Xiao mei mengira Lie mei akan membenci dirinya karena telah membuat wanita itu menderita. Tapi nyatanya tidak. Ibunda Xiao mei itu justru tidak menyalahkan Xiao mei sama sekali. Wanita itu tetap menyayangi anak nya.
Beberapa waktu telah berlalu dalam tangis haru Ibu dan anak yang telah lama terpisah. Pemandangan itu membuat para pelayan yang ada dalam ruangan itu merasa terharu. Mereka semua merasa bersyukur, karena Nona mudanya telah menyadari kesalahannya. Berharap di masa depan hubungan ibu dan anak itu kembali membaik seperti sedia kala.
"Bagaimana kondisi ibunda?"
"Ibunda sudah merasa jauh lebih baik, ketika melihat wajah cantik mu lagi putri ku." kata Lie mei.
"Maafkan aku ibunda. Seterusnya xiao'er janji akan selalu datang berkunjung ke tempat ibunda dan tidak akan pernah absen walau sehari saja." Janji Xiao mie mempererat pelukannya.
"Benarkah? Ibunda merasa sangat bahagia jika seperti itu, xiao'er." ucap Lie mei sambil mencium pucuk rambut putri nya lembut.
"Ibunda harus berjanji pada Xiao'er. Ibunda akan menjaga diri dengan baik di masa depan." kata Xiao mei. "Xiao'er tidak ingin hal buruk terjadi pada Ibunda. Xiao'er sangat membutuhkan Ibunda."
Xiao mei tidak ingin kehilangan Ibundanya lagi seperti di kehidupan nya yang lalu. Di kehidupan nya kali ini, dia ingin baik-baik hidup bersama dengan Ibunda nya.
"Iya sayang, Ibunda janji, Ibunda akan menjaga diri ibunda lebih baik di masa depan. Tapi, Xiao'er juga harus berjanji. Xiao'er juga akan menjaga diri Xiao'er juga dengan baik."
Percakapan penuh kasih sayang itu terus berlanjut, sampai Mie lie mengingatkan Xiao mei kalau wanita itu harus pergi memberi salam juga pada Nenek nya (Selaku Nyonya Besar Kediaman ini) Dan juga saat ini acara di aula akan segera di mulai.
"Baik lah ibunda, Xiao'er harus undur diri sekarang. Karena sebentar lagi Nenek pasti akan segera mencari keberadaan Xiao'er."
"Pergilah nak. Salam kan salam Ibunda pada Ibu mertua. Dan permohon kan maaf Ibunda pada Nenek mu, karena tidak dapat hadir di dalam acara miliknya hari ini."
"Baik ibunda. Tolong anda jaga diri baik-baik."
Aula keluarga kediaman Xiao terlihat sangat ramai di penuhi para nyonya dan nona bangsawan. Terlihat Sie tang sedang menjadi pusat perhatian semua orang, sebab kecantikan yang selalu wanita itu pamerkan.
Di masa lalu Xiao mei selalu di hina karena penampilan yang sangat mencolok(Yang menor kaya badut) di berbagai acara yang di sediakan baik di dalam kediaman Xiao atau pun di tempat lain. Tapi itu masa lalu, hari ini Xiao mei pasti akan merubah pandangan mereka.
Dengan langkah anggun Xiao mei masuk kedalam Aula. Gaun yang wanita itu kenakan memang terlihat sederhana. Tapi, kesederhanaan itu justru terkesan sangat indah untuk di pandang. Apa lagi Xiao mei menggunakan make up yang sangat tipis, memancarkan kecantikan milinya sangat alami.
Kecantikan itu banyak membuat orang kagum serta iri sekaligus. Banyak di antara kaun bangsawan yang bertanya-tanya siapa gadis cantik yang memasuki Aula itu. Hingga mereka menyadari jika wanita yang sedang mereka kagumi kecantikan nya itu adalah Xiao mei (seorang gadis badut yang selalu mereka hina setiap kali bertemu)
"Bagaimana mungkin dia bisa merubah penampilannya? Bukan kah selama ini gadis bodoh itu selalu menuruti semua yang aku sarankan sial." umpat Sie tang kesal melihat Xiao mei yang menjadi pusat perhatian semua orang.
"Cucu ini memberi salam kepada Nenek. Semoga Anda selalu di lindungi oleh Dewa, dan di berkati di setiap harinya."
"Xiao'er cucu ku kemari lah duduk dekat Nenek." ucap Nyonya besar Keluarga Xiao.
"Kau terlihat sangat cantik cucu ku." puji nya saat Xiao mei telah duduk di samping nya.
"Terimakasih Nenek. Anda juga semakin terlihat awet muda."
"Kau ini selalu saja bisa menyenangkan hati ku." kekeh nya.
Kedekatan diantara kedua orang itu, menjadi sorotan bagi semua tamu undangan yang datang. Xiao mei memang terkenal sebagai putri kesayangan keluarga Xiao. Terlepas dari banyak nya kesalahan yang telah gadis itu lakukan di luar sana.
Kehidupan Xiao mei dulu sangat damai di dalam kediaman Xiao, karena gadis itu hidup dengan banyaknya kasih sayang yang berlimpah dari Ayah, Nenek serta ibundanya. Tapi, semua itu berubah, setelah Lie tang berhasil merayu Ayah Xiao mei. Keluarga Xiao menjadi kacau balau.
Dan di hari Mentri Xiao menikah dengan Lie tang. Ibunda Xiao mei memutuskan mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat tragis, Yakni menusuk jantungnya dengan tusuk konde, tanda cinta yang dulu mentri Xiao hadiah kan pada Lie mei, kala mereka saling jatuh hati.
"Nyonya besar saya membuat rajutan doa ini untuk anda. Berharap semoga anda selalu di berikan panjang umur." ucap Sie tang yang ingin menarik perhatian semua orang kepada dirinya lagi.
"Terimakasih Nona Sie tang. Kau memang sangat berbakat." puji Nyonya besar yang merasa sangat puas dengan hadiah yang di terima nya.
Semua orang yang melihat hasil rajutan Sie tang langsung menatap kagum pada gadis itu. Bakat yang Sie tang miliki memang tidak di ragukan lagi. Sangat pantas jika gadis itu di nobatkan sebagai nona cantik paling berbakat di kerajaan ini.
"Memang kenapa jika penampilan nya telah berubah." sombong Sie tang dalam hati. "Semua orang akan tetap memuja ku yang lebih berbakat dari gadis bodoh itu." lanjutnya dalam hati.
"Nenek, maaf kan xiao'er yang tidak bisa memberikan hadiah yang sangat bagus, seperti yang adik berikan." ucap xiao mei sedih.
"Tidak apa cucu ku, apapun yang kau berikan akan selalu Nenek terima sayang." kata Nyonya Besar lembut.
Semua orang mulai menggunjing Xiao mei. Yang mereka tahu bahwa wanita itu tidak memiliki bakat apapun. Gadis itu terkenal selalu meniru apapun yang Sie tang lakukan. Tapi selalu berakhir dengan kegagalan yang sangat memalukan.
🍁
Semua tamu menanti kan apa yang akan Xiao mei hadiahkan kepada Nyonya besar. Selama mereka kenal dengan Xiao mei, gadis badut itu selalu mempermalukan dirinya sendiri di depan umum. Wanita itu selalu meniru apa yang di lakukan Sie tang. Hingga banyak orang mengira Xiao mei merupakan gadis bodoh, yang sangat iri dengan kecantikan serta bakat Sie tang. Sehingga selalu berusaha menyamai apapun yang Sie tang lakukan. Namun, segalanya berakhir dengan kegagalan.
Apa yang Xiao mei tiru dari setiap karya milik Sie tang selalu berakhir buruk. Seperti beberapa waktu lalu di kediaman Jendral Han. Sie tang memberikan hadiah berupa lukisan perang yang sangat indah. Xiao mei mencoba menirunya. Tapi, gambar yang dia buat lebih ke arah coretan anak kecil dari pada sebuah lukisan. Hal itu terlihat seperti sebuah penghinaan bagi Jenderal Han yang menerima hadiah Xiao mei itu.
Xiao mei tersenyum sinis, melihat tatapan penasaran dari semua tamu yang hadir. Tak lupa juga tatapan penantian Sie tang yang tergambar jelas di wajah wanita itu. Xiao mei tahu Sie tang menantikan saat-saat Xiao mei akan di cemooh karena kebodohannya. Tapi sepertinya, Gadis itu akan kecewa hari ini.
Mie lie datang membawakan sebuah papan yang di tutupi oleh kain saat Xiao mei memanggilnya masuk. Wanita itu menyerahkan papan itu kepada Xiao mei.
"Nenek ini hadiah dari xior'er untuk Nenek. Maaf kan Xiao'er jika hadiah ini tidak semewah yang orang lain berikan pada Nenek. Atau seindah lukisan Adik Sie tang." kata Xiao mei. "Xiao'er berharap Nenek berkenan menerima hadiah sederhana ini." lanjutnya sambil menyerahkan papan itu kepada neneknya.
Nyonya besar langsung membuka kain penutup papan itu. Wanita tua itu terlihat sangat terkejut saat melihat isi hadiah yang di berikan Cucu kesayangan nya.
Melihat reaksi Nyonya besar Xiao. Sie tang dan semua tamu menduga. Sebentar lagi Xiao mei akan segera mempermalukan dirinya lagi, di Karena kan sebuah lukisan jelek peniru karya Sie tang, sama seperti biasanya.
Tatapan sinis dan cemoohan mulai terdengar dari kerumunan orang yang hadir. Tapi, Xiao mei bersikap tenang mesti mendengar cemoohan mereka.
"Ini sangat indah cucu ku." Kata Nyonya besar tiba-tiba yang membuat semua tamu menjadi lebih penasaran dengan lukisan di balik papan itu.
"Apa kau membelinya?" Tanya Nyonya besar sambil menatap lembut cucunya. Wanita tua itu jelas tahu, jika cucu kesayangan nya selalu gagal dalam melukis.
"Nona muda tidak membelinya Nyonya besar. Nona melukisnya sendiri dengan tangan nya." Kata Mie lie
"Benarkah?"
"Benar Nyonya besar, hamba sendiri yang menemani Nona saat melukis hadiah untuk anda."
"Itu hasil lukisan xiao'er Nenek. Maafkan Xiao'er jika belum bisa melukis dengan sempurna. Xiao'er baru belajar." ucap Xiao mei.
"Tidak Xiao'er ini sangat indah sayang. Kau sangat berbakat, Nenek bangga padamu."
Semua orang di buat semakin penasaran dengan lukisan yang ada di tangan Nyonya besar. Sampai salah seorang tamu meminta Nyonya besar untuk menunjukkan hasil karya cucu nya itu.
Mata semua orang terpana, melihat indahnya pedesaan klasik yang tampak terlihat begitu nyata dalam lukisan Xiao mei. Mereka sangat kagum dengan hasil karya luar biasa itu.
"Mengapa dia memberikan lukisan itu. Bukan kah aku sudah mengajarinya menyulam?seharusnya Gadis bodoh ini di permalukan sekarang! benar benar sial!" umpat Sie tang yang merasa kesal mendengar pujian semua orang kepada Xiao mei.
Mentri Xiao memasuki ruangan. Saat situasi nya masih heboh karena bakat terpendam Xiao mei yang kini di perlihatkan di depan mata mereka. Lelaki yang berusia hampir 40 tahun itu berjalan dengan beberapa sosok pria muda di belakang nya.
Xiao mei mengunci pandangan nya saat melihat sosok Putra Mahkota yang berada di belakang mentri Xiao dengan para Pangeran yang lain. Seketika bayangan masa lalu berputar dalam ingatan nya.
Kebencian tergambar jelas di wajah cantik Xiao mei, saat orang yang paling dia benci hadir dalam satu ruangan bersama nya. Xiao mei berusaha mengendalikan dirinya agar tidak langsung menyerang lelaki brengsek itu. Akan sangat aneh jika Xiao mei melakukan hal itu di depan semua orang.
Para tamu memberi hormat kepada para Pangeran termasuk dengan Xiao mei. Semua orang memuji ketampanan para Pangeran yang sangat di kagumi oleh para Nona bangsawan termasuk Putra Mahkota.
Walau pun Putra Mahkota terkenal tidak memiliki kekuasaan yang tinggi, seperti Pangeran ke tiga dan juga Pangeran ke tujuh. Tetap saja lelaki itu bersinar di antara para pangeran yang lain. Dengan kedudukan nya yang merupakan seorang Putra Mahkota serta paras tampannya yang mendukung. menjadikan nya pria populer di kerajaan nya.
Di saat semua orang sedang memuji ketampanan Putra Mahkota. Hanya Xiao mei yang terlihat acuh tak acuh di tempat nya. Pemandangan itu menjadi tanda tanya besar di benak Putra Mahkota yang tak sengaja melihat Xiao mei.
"Mengapa dia tidak melihat ke arah ku? Bukankah biasanya gadis badut itu akan langsung memuja bahkan menempel erat setiap kali kita bertemu?" heran Putra Mahkota dalam hati.
Sikap Xiao mei terlihat tidak seperti bisanya. Bahkan bukan hanya Putra Mahkota saja yang merasa heran. Para tamu yang hadir juga merasakan. Mereka mengira Xiao mei akan seperti biasanya, yang akan menempel pada Putra Mahkota di setiap pertemuan mereka. Bahkan Xiao mei tak pernah perduli saat Putra Mahkota menghina dirinya karena terlalu nempel pada lelaki itu. Hingga membuat nya merasa sangat risih berdekatan dengan Xiao mei.
"Kakak. Mengapa anda tidak menyapa Putra Mahkota seperti biasanya?" tanya Sie tang memancing Xiao mei.
"Jika kau ingin menyapa. Silahkan sapa dia, Aku sangat malas." kata Xiao mei datar.
"Tapi bukan kah Kakak selalu menantikan kedatangan dari Putra Mahkota?"
"Aku hanya tak ingin saja." Singkat Xiao mei
"Apa apa an sikap nya ini? bukan kah gadis bodoh ini sangat tergila gila dengan Putra Mahkota? Apa dia sedang bersandiwara? Lihat saja, aku pasti akan segera merebut apapun yang dia miliki." kesal Sie tang dalam hati.
Xiao mei tidak perduli akan setiap bujukan yang Sie tang lontarkan. Wanita itu kini tersadar semua hal yang di saran kan Sie tang tak pernah ada yang baik. Pantas saja selama ini Xiao mei memiliki rumor buruk di kalangan masyarakat.
"Nona Xiao bagaimana kabar anda?" Tanya Putra Mahkota yang tiba-tiba saja berada di dekat Xiao mei.
"Kabar hamba baik yang mulia." Xiao mei memaksakan senyum di wajahnya. Wanita itu sangat ingin menusuk jantung Putra Mahkota sekarang. "Berani-beraninya lelaki bajingan ini datang kepada ku. Cari mati!" marah Xiao mei dalam hati.
"Nona mengapa anda tidak seperti biasanya hari ini?" tanya Putra Mahkota yang sudah sangat penasaran. Entah mengapa pria itu menjadi tertarik dengan perubahan sikap Xiao mei hari ini. Bahkan dandanan wanita itu mampu menjerat banyak pria.
"Hamba memang seperti ini yang Mulia apakah penampilan saya terlihat buruk?"
"Tidak, hanya berbeda dari biasanya saja."
"Mohon maaf yang mulia. Seperti nya kita tidak bisa berbicara lebih lama. Mendadak saya ada urusan lain. Saya mohon undur diri."
Xiao mei tak tahan terlalu lama berdekatan dengan pria yang sangat ingin dia bunuh itu. Kebencian nya teramat besar pada lelaki itu sehingga mendengar suara napasnya saja, sudah bisa memancing emosi Xiao mei.
"Tunggu nona, ada apa dengan anda? mengapa anda bersikap demikian kepada saya? apa salah saya?" tutur Putra Mahkota yang melihat sikap Xiao mei, yang seperti sedang ingin menghindari nya.
Lelaki itu mencengkram tangan Xiao mei untuk mencegah gadis itu pergi. Hal itu memancing emosi Xiao mei, hingga tanpa sadar Xiao mei menghempaskan tangan Putra Mahkota dengan kasar. Serta menatap pria itu dengan penuh kebencian.
"Mohon ampun atas kelancangan hamba yang mulia. Tapi kita tidak sedekat ini, hingga anda bisa menyentuh tangan saya." Sinis Xiao Mei sambil menatap jijik tangan nya. Wanita itu langsung berlalu pergi dari hadapan Putra Mahkota tanpa menunggu jawaban lelaki itu.
Putra Mahkota yang di perlakukan demikian menjadi sangat marah. Tapi, hatinya menjadi sedikit tergerak dengan perubahan sikap Xiao mei.
Ada rasa aneh di dalam hati pria itu, yang membuatnya semakin tertarik pada Xiao mei.
🍁
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!