NovelToon NovelToon

Noda Melukis Cinta

Berawal nahas part 01

***

"Kok kak Anan kesini, bu-bukannya yang mau nemuin aku adalah kak Alvin," ujar Miya canggung.

Miya Patrisia, adalah seorang gadis berparas cantik, dengan tubuh yang ideal. Namun, kecantikkan serta kemolekkan tubuhnya, menjadikan ia dibenci oleh seluruh siswa yang selalu iri dengan kelebihannya. Selalu sendiri dan tak punya teman, itu hal biasa bagi Miya. Kini, Miya sudah berusia 17 tahun.

Disebuah gudang yang terletak di atap sekolah, sangat jauh dari keramaian. Disitulah tempat dimana Miya akan menghabiskan waktunya selama jam istirahat berlangsung. Tak ada makanan ataupun jajanan yang bisa ia santap sebagai makan siang. Hanya sebotol air putih yang akan ia minum ketika rasa lapar mendatanginya. Tak lupa buku-buku pelajaran yang ia bawa serta, untuk ia belajar sendiri di gudang yang selalu ia bersihkan setiap harinya.

"Miya, apa kamu tidak lapar?" Tanya Anan mendekati Miya. Anan Leon, biasa disapa Anan. Dia adalah murid laki-laki yang terkenal playboy. Miya reflek memundurkan langkahnya kala Anna semakin mendekat padanya.

"Ka-kak Anan mau apa?" Tanya Miya ketakutan.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin memberikan ini padamu." Ucap Anna memberikan sebotol minuman dan satu bungkus roti berukuran besar kepada Miya.

"Ini apa?" Tanya Miya ragu.

"Ini makanan untukmu. Ini bukan dari aku, ini adalah hadiah pemberian Alvin, dia bilang ini hadiah ucapan terimakasih, karena kamu sudah membantunya meminta izin saat ia terlambat tadi pagi. Ini, ambillah." Jelas Anan meyodorkan minuman dan roti itu pada Miya.

"Ti-tidak usah, Kak. Aku hanya membantunya saja." Tolak Miya sopan.

"Terimalah, Miya. Ini amanah darinya, dia akan marah padaku bila kamu menolaknya," tawar Anan, membuat Miya terpaksa menerima makanan itu.

"Kalau begitu aku terima. Terimakasih, Kak. Sampaikan juga ucapan terimakasihku kepada Kak Alvin."

"Sama-sama, nanti akan aku sampaikan." Jawab Anan tersenyum penuh arti menatap Miya. "Ayo, minum dan makanlah. Dia memerintahku untuk memastikan bahwa kamu benar-benar memakan, makanan pemberiannya." Tambah Anan lagi.

"Ba-baiklah, kak." Jawab Miya langsung membuka minuman dan langsung meneguknya tanpa rasa curiga sedikitpun kepada Anan.

"Kenapa minuman ini rasanya pahit dan Asin. Apa hanya lidahku saja yang aneh," batin Miya berkata setelah meneguk minuman kemasan itu.

"Ada apa Miya? Apa kamu sakit," Tanya Annan seraya tersenyum licik.

"Astaga, ada apa ini. Kenapa tubuhku begitu lemas." Batin Miya, minuman dan juga roti pemberian Anan terlepas dari genggaman Miya kala ia tak lagi sangup menahan tubuhnya yang mulai malemas.

Bruukk

Miya terjatuh kedalam pelukkan Anan. Miya masih tersadar, matanya masih terbuka walau tatapannya sayu. Ia sangat lelah, ia juga tidak dapat mengontrol tubuhnya. Ia bisa melihat dan merasakan apa yang terjadi. Tapi, ia tak dapat berbuat banyak. Tenaganya benar-benar menghilang entah kemana.

Miya manatap Anan nanar, ada kemarahan dan kebencian dimatanya. Tapi, ia tak bisa menyela apalagi melawan. Anan mengangkat tubuhnya sambil menatap wajahnya penuh nafsu Miya ketakutan kala Anan membaringkannya di lantai dingin itu.

Miya terus menatap wajah Anan dalam, menggambarkan wajah itu dengan begitu detail diingatkannya. Seakan tidak ingin melupakan wajah dengan senyuman miring itu.

"GBH (gamma-hydroxybutyrate) memang sangat bagus untuk melumpuhkan perempuan. Kamu sangat cantik Miya, liat bagaimana caraku memuaskanmu." Jelas Miya bisa melihat, bisa mendengar ucapan lelaki biadab yang kini mengukung tubuhnya. Ingin sekali ia menampar wajah bajingan itu. Tapi, ia tak dapat berbuat apapun selain menangis-menangis dan terus menangisi nasibnya. Anan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah mulus Miya.

"Bruukk ......

Berawal nahas part 02

***

"Bruuuk ...." Miya merasakan ada seseorang yang datang. Ia bisa melihat lelaki itu memukuli Anan. Namun, penglihatannya semakin buram. Ia masih tersadar, tapi masih tidak bertenaga. Ia sudah tak lagi dapat melihat dengan jelas.

Tak lama kemudian, Miya kembali melihat seseorang mengukung tubuhnya. Anan, ia, Miya begitu yakin. Anan kembali mengukung tubuhnya. Jadi, adegan yang samar-samar ia lihat tadi hanyalah mimpi. Ia hanya bermimpi jika ada seseorang yang menolongnya. Nihil, memangnya siapa yang mengenal dirinya, walaupun mereka tau keadaan Miya saat ini. Miya yakin mereka tidak akan menolong dirinya, tapi mereka akan bersorak ria untuk mendukung perbuatan biadab Anan padanya.

Namun, Miya masih berharap Alvin akan menolongnya. Alvin adalah satu-satunya lelaki yang mau membantunya. Hanya Alvin yang mau menjabat tangannya saat ia terjatuh. Dari sekian banyak siswa yang menertawakannya. Hanya Alvin yang mau menolongnya. Dan Miya sadar, diam-diam dia menaruh hati pada Alvin, siswa baru dengan sejuta kesempurnaannya. Senyuman tulus Alvin saat menolongnya, kebaikkan, ketampanan, kecerdasan, semua yang ada pada Alvin begitu mempesona. Dan Miya tidak dapat menolak pesona itu.

Tak lama, Miya merasakan ada benda kenyal yang menyentuh bibirnya. Hangat dan manis ia rasakan, ia begitu terbuai dengan sentuhan manis itu. Apa yang terjadi padanya. Kenapa ia malah menikmati perbuatan Anan padanya. Hatinya menolak keras apa yang Anan lakukan. Tapi, tubuhnya mengkhianati hatinya. Jelas tubuhnya menikmati sentuhan itu.

"Eeemm ...." Lenguh Miya lolos saat ciuman lembut itu perlahan turun ke leher jenjangnya. Ada gelenyar aneh yang berdesir mengalir didalam darahnya yang membuat Miya tak dapat mengelak untuk tidak mengeluarkan lenguhannya.

Entah apa yang terjadi selanjutnya tapi yang jelas, Miya merasakan benda kenyal dan hangat itu melingkar disalah satu gundukkannya. Mendapat ******n di daerah sensitif itu membuat Miya menggila. Nikmat itu benar-benar tidak dapat ditolak oleh tubuhnya.

Suara-suara erotisnya terdengar begitu manja membuat lelaki yang menggagahinya tak dapat menahan untuk terus menikmati kenikmatan ditubuh milik Miya.

Miya dapat merasakan lelaki itu membuka lebar kedua pahanya. Melepaskan rok dan kain terkahir yang menutupi daerah intinya. 'Jangan' kata itu terus Miya teriakkan. Namun yang keluar bukanlah sebuah teriakan atau bentakkan. Tapi yang keluar hanyalah sebuah lenguhan yang terdengar begitu seksi di telinga lelaki yang kini hasratnya semakin membuncah. Tak lagi dapat menahan, lelaki itu langsung malahap bibir dan inti dalam milik Miya. Dan erangan-erangan yang tak dapat Miya tahan keluar begitu saja bercampur seirama dengan suara-suara kecupan lelaki yang kini terus bermain di inti miliknya.

"Aaaaaahhh ...." Pelepasan pertama Miya dapatkan hanya dengan permainan lelaki itu. Kenikmatan yang tak dapat Miya jelaskan begitu terasa hingga ke ubun-ubunnya.

Tak sabaran lelaki itu mengarahkan senjata perkasa miliknya dan mulai berusaha menembus pertahanan Miya. Satu, dua, tiga.

"Aaaaaaaakh ...." Hentakkan paksa yang ketiga membuat Miya merasakan nyeri yang begitu terasa perih. Miya tak dapat melihat, Miya hanya dapat merasakan. Buliran bening terus berjatuhan membasahi pipinya. Ini nyatakah terjadi, benarkah lelaki itu telah merusaknya. Anan, Miya terus mengingat dan mengukir wajah itu didalam ingatannya, ia tidak ingin melupakan wajah yang begitu ia benci.

Ia akan melaporkan kejadian ini kepada pihak sekolah, ke Kantor polisi, juga meminta pertanggungjawaban kepada Anan dan pastinya melaporkan hal ini ke orangtua Anan. Miya akan mencari keadilan untuk dirinya. Ia tidak akan tinggal diam. Ini adalah tindakkan kriminal, dan ia tidak akan menerima hal itu.

Berawal nahas part 03

***

Sore harinya, Miya terbangun dari tidurnya. Miya kaget mendapati tubuhnya yang masih terbungkus seragam sekolah. Bukannya tadi ia diperkosa. Apakah itu hanya mimpi buruknya. Miya begitu senang, ia langsung akan berdiri untuk merayakan hal itu.

"Aaaakh ...." Miya kembali terduduk kala merasakan nyeri di daerah intinya.

"Kau mau kemana, Miya?" Tanya Anan santai sambil memainkan gawainya, seraya duduk diatas bangku disana.

"Kau," ucap Miya menekan kalimatnya murka.

"Aku, aku apa?" Tanya Anan meledek Miya.

"Kau, Dasar bajiangn! Kenapa kau melakukan ini padaku!?" Bentak Miya sambil menggenggam roknya erat.

"Kenapa? Tentu saja karena tubuhmu menggodaku, Ahahaha ...." Jawab Anan lalu terkekeh santai. Seakan ia tidak melakukan kesalahan apapun.

"Aku akan melaporkan perbuatan kejimu kepada sekolah, pengadilan, dan juga ke orangtuamu!" Ancam Miya tak terima dirinya diperlakukan seenaknya. Miya mencoba berdiri walau kesusahan. Terseok-seok Miya berjalan perlahan. Ini tindakkan kriminal, ia tak bisa hanya berdiam saja. Bajunya, tubuhnya, wajahnya begitu berantakan. Biarkan saja, itu bisa menjadi bukti agar semua orang percaya kepadanya.

"Lakukanlah apapun yang ingin kau lakukan. Aku hanya akan melihat bagaimana kau hancur saat tidak ada satu orang yang percaya kepadamu. Jika kau melaporkan ke pihak sekolah. Maka, kau sendiri yang akan malu, dibuli bahkan ditendang dari sekolah. Jika kau melapor ke orangtuaku, aku yakin tidak akan ada yang percaya padamu. Karena kau adalah gadis yang kesekian kalinya melakukan hal yang sama. Aku pastikan kau sendiri yang akan menyesal," Ancam Anan namun tak sedikitpun digubris Miya. Miya terus saja berjalan keluar dari gudang walau terseok-seok. Ia sama sekali tak menghiraukan ancaman Anan, yang terpenting baginya saat ini, hanyalah melaporkan perbuatan Anan, lalu menuntut keadilan untuknya.

Dengan usaha keras, akhirnya Miya berhasil tiba di depan kantor dimana para guru berada. Beruntung sudah sore, jadi tidak ada siapun yang melihat penampilan berantakan Miya.

Penuh keyakinan, Miya mengetuk pintu perlahan. Lalu langsung masuk ke dalam ruangan itu.

Beberapa guru yang masih berada di kantor manatap Miya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Mereka menatap Miya dengan penuh tanda tanya.

"Miya apa yang terjadi padamu, nak?" Tanya Bu Novi sambil mendekati Miya. Bu Novi adalah guru Bahasa indonesia, beliau adalah wakil kesiswaan, beliau juga seorang guru yang Miya sayangi. Karena hanya beliaulah yang dekat dan juga menyayangi Miya, tidak seperti guru lain yang rata-rata acuh tak acuh kepadanya.

"Ibu, a-aku di-di ...." Miya tak sangup menyelesaikan perkataannya. Ia langsung menghamburkan tubuhnya memeluk ibu Novi erat. Lega, itulah kata yang mampu ia gambarkan saat ini. Ia bersyukur masih ada seseorang yang mau ia peluk setidaknya untuk menenangkan pikirannya yang benar-benar kalut.

"Siapa yang melakukannya, sayang?" Tanya ibu Novi to the point, karena begitu paham atas apa yang terjadi kepada Miya. Sekitar 4 orang guru yang mendengar, tampak hanya menunjukkan wajah iba, mengasihani nasib Miya yang begitu malang.

"Kak Anan, Bu. Dia yang telah melakukan hal ini padaku. Aku mohon bantu aku, Bu. Bantu aku untuk mencari keadilan untuk diriku. Aku mohon tolonglah aku," pinta Miya memohon seraya terus menangis.

"Astaga, apa benar Anan yang melakukan hal itu padamu. Dia memang playboy. Tapi, ibu yakin dia tidak mungkin melakukan hal diluar batas seperti itu." Salah, Miya mambuat kesalahan dengan memohon kepada Ibu Novi. Jelas saja Ibu Novi membela sepupunya. Sekarang apa yang bisa Miya lakukan, kepada siapa dia harus meminta tolong.

"Iya Miya, Anan tidak mungkin melakukan hal itu. Kamu tidak boleh sembarang menuduh. Atau jangan-jangan gosip miring tentang kamu benar adanya. Apa kamu benar-benar biasa menjual tubuhmu demi biaya hidupmu." Cetus salah satu guru yang sepertinya tidak menyukai Miya.

"Saya berani bersumpah, Kak Anan adalah pelakunya. Kalau ibu-ibu tidak percaya. Saya mohon lakukan test DNA terhadap cairan yang ada di tubuh saya. Saya belum membersihkan diri. Dokter bisa mengambil sample dan mencocokkan DNAnya." Jelas Miya memberikan solusi untuk mendapatkan bukti.

"Baiklah Miya. Ibu akan keluar untuk menemui Anan. Kamu tunggu disini, kita akan ke rumah sakit untuk membuktikan kebenarannya." Jawab Bu Novi lalu keluar untuk menemui Anan sepupunya sendiri.

"Maafkan Miya Bu Novi. Miya tau ibu meragukan Miya. Tapi, itulah kenyataannya." Batin Miya menatap kepergian ibu Novi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!