London.
Di sebuah tempat hiburan malam yang ada di kota ini, terlihat seorang gadis cantik yang tengah duduk di depan meja bartender. Gadis itu duduk dengan memegang gelas yang berisi minuman berwarna merah.
"Ada masalah apa, Ka? Kok nggak seperi biasa raut wajahmu?" tanya seorang bartender. Bartender itu bernama Excel, merupakan teman dari perempuan cantik yang tengah menikmati minumannya itu.
"Aku pusing banget, Cel ." jawab Manika, perempuan cantik nan seksi, namun juga terlihat galak.
"Masalah pernikahan lagi?" tebak Excel. Memang Excel itu merupakan tempat Manika berkeluh kesah tentang hidupnya.
"Kamu tahu sendiri, kan? Kalau aku anti banget sama hal yang bernama pernikahan. Dan Nenek tua itu meminta cucu dariku sebagai syarat pengalihan perusahaannya."
Manika mendesah, lalu meminum minuman yang berwarna merah itu.
"Dengan kata lain, dia menyuruhmu pulang dan kemudian menikah?" tanya Excel sedikit kaget.
Manika hanya mengangguk tidak berniat untuk menjawabnya langsung. Ia lebih memilih menikmati Wine yang ada di tangannya.
Excel tahu, apa yang menyebabkan sahabatnya itu tidak mau menikah. Manika trauma dengan pernikahan kedua orang tuanya sendiri. Mereka hanya harmonis diawal, dan setelah mempunyai anak lebih tepatnya setelah Manika lahir, kedua orang tuanya sering bertengkar. Hingga mereka memilih untuk berpisah ranjang meskipun tidak bercerai.
Karena kehidupan rumah tangga seperti itulah, Manika lebih memilih hidup diluar negri dan memulai karirnya di sini.
Namun, setelah dirinya mulai merasa nyaman, sang nenek justru menyuruhnya pulang dan meminta cucu darinya. Sang nenek tahu kalau Manika membenci sebuah pernikahan. Maka dari itu, ia hanya berkata meminta cucu pada Manika. Padahal itu adalah alibinya agar Manika mau menikah.
"Apa aku melakukan bayi tabung saja, ya Cel?" setelah berfikir lama akhirnya Manika menemukan sebuah ide.
"Hah? Bayi tabung?" tanya Excel tak percaya. Bagaimana bisa sahabatnya ini berpikiran ingin melakukan bayi tabung. Sementara dirinya masih tersegel rapat alias masih perawan.
"Kenapa? Dengan cara itu aku nggak perlu menikah, kan? " ucap Manika dengan santai. Ia kembali meneguk minumannya. "Untuk apa menikah jika akhirnya berpisah." Lanjutnya.
"Hei, Esmeralda! Kamu sadar nggak, apa yang kamu katakan? Kamu itu masih ting-ting, kalo kamu lupa!" ucap Excel sembari mengocok minuman di sebuah botol khusus.
"Memangnya kenapa?" pertanyaan Manika membuat Excel menatap tajam pada Manika. Lagi dan lagi sahabatnya itu membuatnya kesal.
"Mending kamu membuat anak secara langsung, dijamin ketagihan." Seringai licik terbit dari bibir Excel.
"Gila, kamu Cel!" Manika melempar dompetnya ke arah Excel. Sementara Excel terkekeh melihat kekesalan sahabatnya itu.
"Haha... Untuk apa kamu punya lubang kenikmatan jika tidak kamu gunakan, Manika Adhisa!" Excel mendekatkan kepalanya kearah Manika.
"Aku punya kenalan, kamu nikmati saja malammu yang panjang nanti." Bisik Excel lalu segera meninggalkan Manika sendirian.
Manika kesal bukan main. Enak saja sahabatnya itu memutuskan sesuatu yang penting dalam hidupnya, sebelum ia protes.
Manika terus meminum minuman yang mengandung alkohol tersebut. Dirasa sudah terlalu larut dan Excel tak kunjung kembali, Manika memutuskan untuk pulang.
Ia beranjak dari tempat duduknya, melangkahkan kakinya menuju arah pintu keluar. Namun belum jauh melangkah, tubuh Manika terhuyung mau jatuh. Untung saja ada lengan kekar yang menahan tubuhnya, sehingga ia tidak harus mencium lantai di tempat hiburan malam itu.
"Terimakasih." Ucap Manika kemudian melepaskan diri dari lelaki yang telah menolongnya barusan.
"Tunggu dulu, Nona!" Lelaki itu mencekal tangan Manika, saat gadis itu mau melangkahkan kakinya kembali.
"Ada apa? Kita saling tidak kenal, kan?" ketus Manika. Ia kembali melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan orang itu.
Haiiii.... aku balik lagi nih🤭
Jangan lupa dukung si Sad Boy yang berubah menjadi Bad Boy, yah🤗
"Ada apa? Kita tidak saling kenal, kan?" ketus Manika. Ia kembali melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan orang itu.
Manika melangkah menuju mobilnya. Saat ia mencari kunci mobil di dalam tas, laki-laki tadi menghampiri Manika kembali. Dan itu semakin membuatnya kesal.
"Kenapa mengikuti aku? Kita nggak ada urusan, kan?" Kesal Manika pada laki-laki itu.
"Masih ada hal yang belum kita selesaikan, Sayang." Laki-laki itu menyeringai sambil merengkuh pinggang ramping Manika.
Tindakan lelaki itu membuat Manika kaget. Seumur hidupnya, baru kali ini ada laki-laki yang menyentuh tubuhnya. Karena Manika selalu menjaga jarak dari laki-laki. Namun, karena pengaruh minuman yang ia habiskan tadi membuat Manika semakin berani.
Manika mengalungkan kedua tangannya pada leher lelaki itu. Tiba-tiba saja ide dari Excel melintas di kepalanya.
"Kalau begitu, tuntaskan." ucap Manika seraya membelai wajah laki-laki itu.
Bryan menyeringai. "Tentu saja, aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku malam ini, Sayang."
Ya, lelaki yang merengkuh pinggang Manika adalah Bryan Natakusuma. Seorang pemuda berperawakan tinggi, mata yang tajam, alis tebal, hidung mancung, bibir tipis serta rahang yang mulai di tumbuhi jambang halus. Membuat Bryan terlihat sempurna.
Semenjak dikhianati oleh kekasihnya, Bryan memutuskan untuk tinggal di London. Dan Bryan yang dulu terkenal baik dan sangat menghormati wanita, kini berubah menjadi lelaki penjajah wanita.
Kehidupan malamnya yang bebas, membuat Bryan kerap kali menghabiskan malamnya di tempat hiburan dan ditemani bermacam-macam bentuk wanita.
Belakangan ini, dirinya sedang memperhatikan seorang gadis yang kerap kali berkunjung di Bar tersebut. Dan gadis itu hanya menghabiskan malamnya di meja bartender seraya meminum minuman yang ia suka, Wine.
Bryan merasa tertarik pada gadis tersebut. Ia mencoba mendekati gadis itu, namun selalu ditolak. Dan itu semakin membuat Bryan semakin penasaran. Lalu, datanglah malam ini yang merupakan kesempatan bagi Bryan untuk bisa mendapatkan gadis itu.
Bartender yang diketahui bernama Excel itu datang menghampiri dirinya. Ia menawarkan sesuatu yang sangat menguntungkan Bryan. Tentu saja Bryan tak menolaknya. Apalagi yang ditunjuk oleh Excel adalah gadis yang selama ini ia perhatikan dan satu-satunya gadis yang menolak dirinya, Manika.
Mobil Bryan berhenti tepat di depan hotel James. Bryan memarkirkan mobilnya, menggandeng tangan Manika yang berjalan sempoyongan karena pengaruh alkohol masih melekat.
Semua karyawan hotel itu menunduk sopan saat Bryan dan Manika melewati mereka. Bryan membawa Manika masuk ke dalam lift, dan menekan tombol S. Tombol khusus yang tertuju di lantai paling atas. Lantai itu hanya terdapat satu ruangan yang dikhususkan untuk pemilik hotel tersebut.
Sesampainya di kamar, Bryan langsung merebahkan Manika di atas ranjang yang berukuran besar miliknya. Mengamati wajah cantik yang dimiliki oleh Manika. Cantik khas orang Asia. Yang juga merupakan negara asal Bryan.
"Aku tidak mau kehilangan apa yang harus menjadi milikku lagi," ucap Bryan seraya membelai lembut wajah Manika.
Kemudian Bryan mulai melepas seluruh pakaiannya dan melemparnya asal. Lalu melepas pakaian yang melekat pada Manika satu persatu. Bryan mengamati tubuh Manika yang indah di matanya. Berbeda dengan perempuan-perempuan yang selama ini ia cicipi.
Saat membuka kain tipis yang terakhir, Bryan tak henti meneguk ludahnya sendiri. Dia begitu memuja tubuh Manika yang mampu membangunkan miliknya, hanya dengan melihatnya saja.
Padahal selama ini, para perempuan yang tidur dengannya lah yang harus ekstra merayu barang pusaka nya tersebut. Berbeda dengan Manika. Tanpa Manika goda, pusaka milik Bryan sudah siap untuk bertempur hanya dengan melihat tubuh polos Manika.
"Kamu perempuan pertama yang membuatku seperti ini, Nona," ucap Bryan kemudian mulai mencumbu tubuh Manika.
Manika yang masih memiliki sedikit kesadarannya, mencoba menolak sentuhan dari Bryan. Namun karena tangan serda lidah Bryan yang terampil, membuat tubuh Manika berpaling darinya.
"Jangan lupakan malam panjang kita, Sayang. Karena aku akan menabur bibitku, padamu." kata Bryan seraya menatap intens wajah cantik Manika.
Bang Bry... terlalu lapar ya nanti🙈
"Jangan lupakan malam panjang kita, Sayang. Karena aku akan membuatmu hamil." kata Bryan seraya menatap intens wajah cantik Manika yang tengah menikmati sisa-sisa puncak yang pertama kali bagi Manika.
Dan Bryan mulai mengabsen setiap inci tubuh Manika. Mengecup dengan penuh minat setiap inci tubuh Manika. Menikmati setiap aset yang menyuguhkan kenikmatan dunia. Bryan tidak melewatkan satupun rasa nikmat tersebut.
"Kau benar-benar menyiksaku, Sayang. Baru sebentar saja, sudah kau buat aku tidak tahan." ucap Bryan mengumpat.
Karena tidak kuat menahan sesuatu dari dalam, akhirnya Bryan melepaskannya di luar. Bryan mengambil tisu yang ada di atas meja yang terletak di samping tempat tidur.
"Kau orang pertama yang bisa membuatku seperti ini, Sayang." Bryan mencoba melakukannya lagi, hingga membuat dirinya kewalahan. ini baru pertama kali baginya merasakan rasa yang begitu luar biasa.
"Kau benar-benar beda dari yang lain, Sayang." racau Bryan lagi. keringat mulai keluar dari keningnya.
"Stop, please!" pinta Manika matanya menatap memohon pada lelaki yang ada di atasnya tersebut, saat merasakan sakit luar biasa di bagian miliknya. Karena untuk pertama kalinya, miliknya merasakan benda asing di dalamnya.
Bryan tersenyum merasakan nikmat yang baru dia rasakan. Meskipun dia sering mencicipi beberapa wanita setiap malamnya, namun kebanyakan Bryan hanya melakukan pemanasan saja. Bryan hanya melakukan penyatuan saat dia mabuk berat. Dan itu jarang Bryan lakukan.
Bryan tersenyum puas merasakan kenikmatan malam ini. Kemudian Bryan menggerakkan tubuhnya begitu keras. Sehingga membuat perut Manika terasa ngilu.
"Kau sangat berbeda, Sayang. Dan aku tidak akan menyiakan waktu kita malam ini." ucap Bryan dengan napas yang menderu. Kemudian Bryan bangkit dari tubuh Manika.
Mata Bryan membelalak saat melihat ada cairan merah yang terlihat sangat segar di kain seprei. Ada getaran di hatinya saat melihat noda merah yang ada di bawah tubuh Manika.
"Are you Virgin, Honey?" kaget Bryan. Bryan tidak menyangka, gadis yang sering datang ke tempat hiburan malam ini adalah seorang perawan. Dan dirinyalah yang pertama merobeknya.
Namun, setelah itu bibir Bryan terangkat, tersenyum penuh bangga. Dirinya tidak akan melepas wanita yang kini tengah mengatur napas karena ulah Bryan. Sungguh beruntung dirinya menemukan gadis seperti Manika.
"Aku tidak akan melepasmu, Sayang. Mari kita gapai rasa nikmat itu kembali," Bryan memposisikan dirinya di depan tubuh Manika yang terkulai lemas. Bryan kembali menikmati tubuh Manika yang sangat terasa nikmat bagi Bryan. Dia tidak akan melepas Manika begitu saja.
Dan Bryan berkali-kali bercocok tanam di ladang Manika. Berharap ada satu diantara jutaan bibit yang keluar, akan menjadi sebuah janin. Bryan mengulang kegiatan bercocok tanamnya beberapa kali, sampai dirinya merasa tidak kuat lagi.
Malam ini merupakan malam yang panjang dari kedua insan yang tengah menggapai rasa yang tidak bisa dijabarkan lebih detail lagi. Dan malam ini merupakan malam yang bersejarah bagi Manika, karena di malam inilah dia kehilangan kehormatan yang ia jaga selama ini.
Semua sudah terjadi, dan Manika harus siap untuk menghadapi sesuatu perubahan di dalam hidupnya kelak. Karena kejadian ini akan menempatkannya diposisi yang sangat sulit. Ujian hidupnya akan dimulai dari sini.
Maaf, ya. Mungkin bab ini menurut kalian rada aneh, karena ada sebagian adegan yang sengaja aku pangkas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!