Aku masih tersungkur di tanah dengan tubuh yang tak berdaya. Dibalik dari sifat seorang kakak yang selama ini ia tunjukkan padaku, ternyata ketika aku sudah tidak lagi berarti untuknya ia menyeret ku layaknya sampah yang akan di buang ke tempat sampah.
"Lepaskan tanganmu darinya!" perintah Yo-Han.
Sambil menyeringai miring Yeo-Reum melepaskan tangan A-Reum dari genggamannya.
Yo-Han membungkukan badannya dan melihat wajah A-Reum dari dekat sambil berkata, "kau tau kan apa yang akan aku lakukan?!" Yo-Han melirik ke arah paman Min-Seok.
"Dimana liontin itu sekarang?" lanjutnya bertanya.
"Lepaskan-pamanku-dulu!" balas A-Reum terbata-bata.
"Kau ini tidak usah terlalu naif A-Reum! dia itu bukan pamanmu," celetuk Yeo-Reum dengan nada yang menjulang tinggi.
"Setidaknya aku masih peduli terhadapnya meskipun dia bukan keluargaku dan tidak seperti dirimu!"
"Apa??!!" ia langsung mengangkat mencengkeram kerah baju A-Reum dengan erat, "cih! aku baru tau kalau kau adalah anak yang sangat menyebalkan dan tidak tau terima kasih!!!" Yeo-Reum dengan wajahnya yang geram.
"Sekarang aku benar-benar menyesal karena pernah menjadi adikmu!"
Cengkraman nya semakin erat dan kepalan tangannya pun siap untuk mendarat di wajah A-Reum, "kau ini!!!"
Tetapi sebelum kepalan tangannya itu benar-benar mendarat di wajahku, seluruh wajahnya menyala ketika pandangan mata nya menangkap kalung liontin merah yang ada di leherku.
"Liontin merah?!" matanya membelalak.
Yo-Han yang ikut menyadari kalau liontin merah itu ada di leher A-Reum ia segera ingin langsung merebutnya. Tetapi bahkan sebelum Yo-Han menyentuhnya, dengan sigap A-Reum langsung mencabut kalung liontin merah itu dari lehernya dan melemparkannya masuk ke dalam portal itu.
"Tidak...!!!" teriak Yo-Han.
Ia menoleh padaku dengan wajahnya yang penuh amarah, bahkan dari tatapannya saja aku sudah bisa merasakan ada api membara yang siap membakar dan juga tak segan-segan untuk menghabisiku.
"BERANINYA KAU!!!" cecar Yo-Han yang mendekat ke arahku.
Tanganku gemetar karena obat itu masih bereaksi di tubuhku, baru kali ini aku merasa ketakutan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan.
Ia melempar ku persis di hadapan portal itu, mataku tidak bisa melihat apa-apa karena cahayanya yang begitu terang menusuk.
"KAU JUGA HARUS MENGHILANG BERSAMA LIONTIN MERAH ITU DI DALAM SANA!!!" suaranya menggema di telingaku.
Aku berusaha sekuat tenaga menahan tubuhku agar tidak tertarik masuk ke dalam sana, 1 inchi lagi saja aku mendekat, aku mungkin sudah menghilang dari dunia ini selama-lamanya.
"A-Reum!!!" seseorang yang berteriak memanggil namaku dengan sangat lantang. Sebuah tangan pun tiba-tiba terjulur menarik ku kebelakang.
"Beraninya kau menyakiti adikku, hah?!" bentak Ju-Hwan yang tiba-tiba muncul disana.
"Kalau kau mau mengambil liontin itu di dalam sana ambil saja sendiri!!!" lanjutnya berbicara.
"TIDAK USAH IKUT CAMPUR DENGAN URUSANKU!" pekik Yo-Han.
'Gawat rencana Yo-Han telah hancur berantakan sekarang!' batin Yeo-Reum sambil melangkah mundur pergi dari sana karena melihat keadaan yang sudah di luar dari apa yang mereka rencanakan sebelumnya.
Ju-Hwan melangkah mundur mendekati portal itu yang sekarang persis ada di belakangnya, "hahaha! ternyata kau tidak sepintar apa yang aku bayangkan," Ju-Hwan tertawa sambil menunjukkan kalung liontin merah yang asli di genggaman tangannya.
"Kau mau ini? sini kalau bisa rebut dari tanganku sekarang!" tantang Ju-Hwan.
"Jangan seonbae...," gumam Sun-Hee yang mulai khawatir jika Ju-Hwan melakukan hal yang tidak harus ia lakukan.
"Ayo sini ambil! kau takut?!" lanjut Ju-Hwan dengan tatapan matanya yang menantang Yo-Han. Ia mengarahkan liontin itu tepat di depan portalnya.
'Sial! bisa-bisanya aku menitipkan kunci ku pada Yeo-Reum, sekarang dia malah kabur entah kemana. Kalau aku mendekati portal itu sekarang tanpa kunci aku bisa ikut tertarik masuk ke dalam sana,' kata Yo-Han dalam hatinya sambil berpikir.
"Sayangnya aku tidak punya banyak waktu untuk menunggumu berpikir!" ujar Ju-Hwan yang sudah akan bersiap-siap untuk melempar liontin nya.
"Tidak, liontin nya!!!" Yo-Han berlari ke arah Ju-Hwan untuk merebut liontin merah itu dari tangannya.
Ju-Hwan menghitung jarak langkah Yo-Han yang sedang berlari mendekatinya.
5 langkah, 4 langkah, 3 langkah, 2 langkah, 1 langkah, sekarang!
"Sun-Hee!!!" panggil Ju-Hwan sambil melempar liontin merah itu padanya.
Ju-Hwan pun langsung menarik dan memegang erat tangan Yo-Han masuk ke dalam portal itu bersama dengannya.
"Tidak... tidak...!" seru A-Reum yang berusaha bangkit sambil menarik keluar Ju-Hwan dari portal itu.
"Cepat lepaskan tanganku A-Reum, nanti kau juga bisa ikut tertarik masuk ke dalam sini!!!" ujar Ju-Hwan yang dimana separuh tubuhnya sudah masuk ke dalam portal.
A-Reum menggelengkan kepalanya, "tidak! aku tidak akan pernah melepaskannya..."
"Kau harus mendengarkanku sekarang! aku mohon padamu." Ju-Hwan melepaskan genggaman tangan A-Reum perlahan.
"Hyung...," panggil A-Reum dengan matanya yang berkaca-kaca.
Ju-Hwan tersenyum, "aish... bocah tengil ini akhirnya memanggilku hyung...."
"Jaga Sun-Hee baik-baik, kau harus terus berjuang untuk tetap bersamanya, dan satu hal lagi jangan jadi orang pengecut sepertiku, ya?!" pesan Ju-Hwan.
matanya dibanjiri air mata, "Ma-af-kan aku!" ujar A-Reum dengan bibirnya yang bergetar.
Ju-Hwan kembali tersenyum sambil menatap adiknya. Portal itu bagaikan magnet yang sangat kuat untuk menarik siapapun yang mendekatinya.
"Hyung!!!" teriak A-Reum saat tangan Ju-Hwan sudah terlepas dari genggamannya.
"Seonbae!" Sun-Hee yang tidak menyangka Ju-Hwan akan benar-benar melakukannya untuk A-Reum.
Portal itu langsung kembali tertutup setelah berhasil menelan dua korban sekaligus.
A-Reum menangis tersedu-sedu karena ternyata itu adalah saat-saat terakhir kali ia melihat kakaknya.
"Arggghh!!! ini semua adalah salahku!" jerit A-Reum, "aku sudah mengorbankan banyak orang untuk dapat melindungi liontin merah ini dari tangan yang salah..."
"Ini sama sekali bukan salahmu A-Reum...." Sun-Hee memeluknya.
"Tidak hanya liontin merah itu saja, tapi untuk bisa mencapai satu tujuan kau harus siap untuk bisa mengorbankan apa yang saat ini kau punya...." Suara seorang wanita yang tidak asing lagi di telinganya.
Aku menoleh ke arah darimana suara wanita itu berasal, terlihat Jang Seon-Bi dan Cha Do-Hyun yang sedang berdiri disana.
"Terbuat dari apa hatimu sampai-sampai kau bisa membuat benda yang terkutuk itu?!" tanyaku padanya.
"Sejak dulu aku memang menginginkan dunia ini hancur dengan sendirinya secara perlahan-lahan karena bagiku ini semua tidak adil."
Aku masih tersungkur di tanah dengan tubuh yang tak berdaya. Dibalik dari sifat seorang kakak yang selama ini ia tunjukkan padaku, ternyata ketika aku sudah tidak lagi berarti untuknya ia menyeret ku layaknya sampah yang akan di buang ke tempat sampah.
"Lepaskan tanganmu darinya!" perintah Yo-Han.
Sambil menyeringai miring Yeo-Reum melepaskan tangan A-Reum dari genggamannya.
Yo-Han membungkukan badannya dan melihat wajah A-Reum dari dekat sambil berkata, "kau tau kan apa yang akan aku lakukan?!" Yo-Han melirik ke arah paman Min-Seok.
"Dimana liontin itu sekarang?" lanjutnya bertanya.
"Lepaskan-pamanku-dulu!" balas A-Reum terbata-bata.
"Kau ini tidak usah terlalu naif A-Reum! dia itu bukan pamanmu," celetuk Yeo-Reum dengan nada yang menjulang tinggi.
"Setidaknya aku masih peduli terhadapnya meskipun dia bukan keluargaku dan tidak seperti dirimu!"
"Apa??!!" ia langsung mengangkat mencengkeram kerah baju A-Reum dengan erat, "cih! aku baru tau kalau kau adalah anak yang sangat menyebalkan dan tidak tau terima kasih!!!" Yeo-Reum dengan wajahnya yang geram.
"Sekarang aku benar-benar menyesal karena pernah menjadi adikmu!"
Cengkraman nya semakin erat dan kepalan tangannya pun siap untuk mendarat di wajah A-Reum, "kau ini!!!"
Tetapi sebelum kepalan tangannya itu benar-benar mendarat di wajahku, seluruh wajahnya menyala ketika pandangan mata nya menangkap kalung liontin merah yang ada di leherku.
"Liontin merah?!" matanya membelalak.
Yo-Han yang ikut menyadari kalau liontin merah itu ada di leher A-Reum ia segera ingin langsung merebutnya. Tetapi bahkan sebelum Yo-Han menyentuhnya, dengan sigap A-Reum langsung mencabut kalung liontin merah itu dari lehernya dan melemparkannya masuk ke dalam portal itu.
"Tidak...!!!" teriak Yo-Han.
Ia menoleh padaku dengan wajahnya yang penuh amarah, bahkan dari tatapannya saja aku sudah bisa merasakan ada api membara yang siap membakar dan juga tak segan-segan untuk menghabisiku.
"BERANINYA KAU!!!" cecar Yo-Han yang mendekat ke arahku.
Tanganku gemetar karena obat itu masih bereaksi di tubuhku, baru kali ini aku merasa ketakutan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan.
Ia melempar ku persis di hadapan portal itu, mataku tidak bisa melihat apa-apa karena cahayanya yang begitu terang menusuk.
"KAU JUGA HARUS MENGHILANG BERSAMA LIONTIN MERAH ITU DI DALAM SANA!!!" suaranya menggema di telingaku.
Aku berusaha sekuat tenaga menahan tubuhku agar tidak tertarik masuk ke dalam sana, 1 inchi lagi saja aku mendekat, aku mungkin sudah menghilang dari dunia ini selama-lamanya.
"A-Reum!!!" seseorang yang berteriak memanggil namaku dengan sangat lantang. Sebuah tangan pun tiba-tiba terjulur menarik ku kebelakang.
"Beraninya kau menyakiti adikku, hah?!" bentak Ju-Hwan yang tiba-tiba muncul disana.
"Kalau kau mau mengambil liontin itu di dalam sana ambil saja sendiri!!!" lanjutnya berbicara.
"TIDAK USAH IKUT CAMPUR DENGAN URUSANKU!" pekik Yo-Han.
'Gawat rencana Yo-Han telah hancur berantakan sekarang!' batin Yeo-Reum sambil melangkah mundur pergi dari sana karena melihat keadaan yang sudah di luar dari apa yang mereka rencanakan sebelumnya.
Ju-Hwan melangkah mundur mendekati portal itu yang sekarang persis ada di belakangnya, "hahaha! ternyata kau tidak sepintar apa yang aku bayangkan," Ju-Hwan tertawa sambil menunjukkan kalung liontin merah yang asli di genggaman tangannya.
"Kau mau ini? sini kalau bisa rebut dari tanganku sekarang!" tantang Ju-Hwan.
"Jangan seonbae...," gumam Sun-Hee yang mulai khawatir jika Ju-Hwan melakukan hal yang tidak harus ia lakukan.
"Ayo sini ambil! kau takut?!" lanjut Ju-Hwan dengan tatapan matanya yang menantang Yo-Han. Ia mengarahkan liontin itu tepat di depan portalnya.
'Sial! bisa-bisanya aku menitipkan kunci ku pada Yeo-Reum, sekarang dia malah kabur entah kemana. Kalau aku mendekati portal itu sekarang tanpa kunci aku bisa ikut tertarik masuk ke dalam sana,' kata Yo-Han dalam hatinya sambil berpikir.
"Sayangnya aku tidak punya banyak waktu untuk menunggumu berpikir!" ujar Ju-Hwan yang sudah akan bersiap-siap untuk melempar liontin nya.
"Tidak, liontin nya!!!" Yo-Han berlari ke arah Ju-Hwan untuk merebut liontin merah itu dari tangannya.
Ju-Hwan menghitung jarak langkah Yo-Han yang sedang berlari mendekatinya.
5 langkah, 4 langkah, 3 langkah, 2 langkah, 1 langkah, sekarang!
"Sun-Hee!!!" panggil Ju-Hwan sambil melempar liontin merah itu padanya.
Ju-Hwan pun langsung menarik dan memegang erat tangan Yo-Han masuk ke dalam portal itu bersama dengannya.
"Tidak... tidak...!" seru A-Reum yang berusaha bangkit sambil menarik keluar Ju-Hwan dari portal itu.
"Cepat lepaskan tanganku A-Reum, nanti kau juga bisa ikut tertarik masuk ke dalam sini!!!" ujar Ju-Hwan yang dimana separuh tubuhnya sudah masuk ke dalam portal.
A-Reum menggelengkan kepalanya, "tidak! aku tidak akan pernah melepaskannya..."
"Kau harus mendengarkanku sekarang! aku mohon padamu." Ju-Hwan melepaskan genggaman tangan A-Reum perlahan.
"Hyung...," panggil A-Reum dengan matanya yang berkaca-kaca.
Ju-Hwan tersenyum, "aish... bocah tengil ini akhirnya memanggilku hyung...."
"Jaga Sun-Hee baik-baik, kau harus terus berjuang untuk tetap bersamanya, dan satu hal lagi jangan jadi orang pengecut sepertiku, ya?!" pesan Ju-Hwan.
matanya dibanjiri air mata, "Ma-af-kan aku!" ujar A-Reum dengan bibirnya yang bergetar.
Ju-Hwan kembali tersenyum sambil menatap adiknya. Portal itu bagaikan magnet yang sangat kuat untuk menarik siapapun yang mendekatinya.
"Hyung!!!" teriak A-Reum saat tangan Ju-Hwan sudah terlepas dari genggamannya.
"Seonbae!" Sun-Hee yang tidak menyangka Ju-Hwan akan benar-benar melakukannya untuk A-Reum.
Portal itu langsung kembali tertutup setelah berhasil menelan dua korban sekaligus.
A-Reum menangis tersedu-sedu karena ternyata itu adalah saat-saat terakhir kali ia melihat kakaknya.
"Arggghh!!! ini semua adalah salahku!" jerit A-Reum, "aku sudah mengorbankan banyak orang untuk dapat melindungi liontin merah ini dari tangan yang salah..."
"Ini sama sekali bukan salahmu A-Reum...." Sun-Hee memeluknya.
"Tidak hanya liontin merah itu saja, tapi untuk bisa mencapai satu tujuan kau harus siap untuk bisa mengorbankan apa yang saat ini kau punya...." Suara seorang wanita yang tidak asing lagi di telinganya.
Aku menoleh ke arah darimana suara wanita itu berasal, terlihat Jang Seon-Bi dan Cha Do-Hyun yang sedang berdiri disana.
"Terbuat dari apa hatimu sampai-sampai kau bisa membuat benda yang terkutuk itu?!" tanyaku padanya.
"Sejak dulu aku memang menginginkan dunia ini hancur dengan sendirinya secara perlahan-lahan karena bagiku ini semua tidak adil."
REVISI GANTI CERITA
Aku masih tersungkur di tanah dengan tubuh yang tak berdaya. Dibalik dari sifat seorang kakak yang selama ini ia tunjukkan padaku, ternyata ketika aku sudah tidak lagi berarti untuknya ia menyeret ku layaknya sampah yang akan di buang ke tempat sampah.
"Lepaskan tanganmu darinya!" perintah Yo-Han.
Sambil menyeringai miring Yeo-Reum melepaskan tangan A-Reum dari genggamannya.
Yo-Han membungkukan badannya dan melihat wajah A-Reum dari dekat sambil berkata, "kau tau kan apa yang akan aku lakukan?!" Yo-Han melirik ke arah paman Min-Seok.
"Dimana liontin itu sekarang?" lanjutnya bertanya.
"Lepaskan-pamanku-dulu!" balas A-Reum terbata-bata.
"Kau ini tidak usah terlalu naif A-Reum! dia itu bukan pamanmu," celetuk Yeo-Reum dengan nada yang menjulang tinggi.
"Setidaknya aku masih peduli terhadapnya meskipun dia bukan keluargaku dan tidak seperti dirimu!"
"Apa??!!" ia langsung mengangkat mencengkeram kerah baju A-Reum dengan erat, "cih! aku baru tau kalau kau adalah anak yang sangat menyebalkan dan tidak tau terima kasih!!!" Yeo-Reum dengan wajahnya yang geram.
"Sekarang aku benar-benar menyesal karena pernah menjadi adikmu!"
Cengkraman nya semakin erat dan kepalan tangannya pun siap untuk mendarat di wajah A-Reum, "kau ini!!!"
Tetapi sebelum kepalan tangannya itu benar-benar mendarat di wajahku, seluruh wajahnya menyala ketika pandangan mata nya menangkap kalung liontin merah yang ada di leherku.
"Liontin merah?!" matanya membelalak.
Yo-Han yang ikut menyadari kalau liontin merah itu ada di leher A-Reum ia segera ingin langsung merebutnya. Tetapi bahkan sebelum Yo-Han menyentuhnya, dengan sigap A-Reum langsung mencabut kalung liontin merah itu dari lehernya dan melemparkannya masuk ke dalam portal itu.
"Tidak...!!!" teriak Yo-Han.
Ia menoleh padaku dengan wajahnya yang penuh amarah, bahkan dari tatapannya saja aku sudah bisa merasakan ada api membara yang siap membakar dan juga tak segan-segan untuk menghabisiku.
"BERANINYA KAU!!!" cecar Yo-Han yang mendekat ke arahku.
Tanganku gemetar karena obat itu masih bereaksi di tubuhku, baru kali ini aku merasa ketakutan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan.
Ia melempar ku persis di hadapan portal itu, mataku tidak bisa melihat apa-apa karena cahayanya yang begitu terang menusuk.
"KAU JUGA HARUS MENGHILANG BERSAMA LIONTIN MERAH ITU DI DALAM SANA!!!" suaranya menggema di telingaku.
Aku berusaha sekuat tenaga menahan tubuhku agar tidak tertarik masuk ke dalam sana, 1 inchi lagi saja aku mendekat, aku mungkin sudah menghilang dari dunia ini selama-lamanya.
"A-Reum!!!" seseorang yang berteriak memanggil namaku dengan sangat lantang. Sebuah tangan pun tiba-tiba terjulur menarik ku kebelakang.
"Beraninya kau menyakiti adikku, hah?!" bentak Ju-Hwan yang tiba-tiba muncul disana.
"Kalau kau mau mengambil liontin itu di dalam sana ambil saja sendiri!!!" lanjutnya berbicara.
"TIDAK USAH IKUT CAMPUR DENGAN URUSANKU!" pekik Yo-Han.
'Gawat rencana Yo-Han telah hancur berantakan sekarang!' batin Yeo-Reum sambil melangkah mundur pergi dari sana karena melihat keadaan yang sudah di luar dari apa yang mereka rencanakan sebelumnya.
Ju-Hwan melangkah mundur mendekati portal itu yang sekarang persis ada di belakangnya, "hahaha! ternyata kau tidak sepintar apa yang aku bayangkan," Ju-Hwan tertawa sambil menunjukkan kalung liontin merah yang asli di genggaman tangannya.
"Kau mau ini? sini kalau bisa rebut dari tanganku sekarang!" tantang Ju-Hwan.
"Jangan seonbae...," gumam Sun-Hee yang mulai khawatir jika Ju-Hwan melakukan hal yang tidak harus ia lakukan.
"Ayo sini ambil! kau takut?!" lanjut Ju-Hwan dengan tatapan matanya yang menantang Yo-Han. Ia mengarahkan liontin itu tepat di depan portalnya.
'Sial! bisa-bisanya aku menitipkan kunci ku pada Yeo-Reum, sekarang dia malah kabur entah kemana. Kalau aku mendekati portal itu sekarang tanpa kunci aku bisa ikut tertarik masuk ke dalam sana,' kata Yo-Han dalam hatinya sambil berpikir.
"Sayangnya aku tidak punya banyak waktu untuk menunggumu berpikir!" ujar Ju-Hwan yang sudah akan bersiap-siap untuk melempar liontin nya.
"Tidak, liontin nya!!!" Yo-Han berlari ke arah Ju-Hwan untuk merebut liontin merah itu dari tangannya.
Ju-Hwan menghitung jarak langkah Yo-Han yang sedang berlari mendekatinya.
5 langkah, 4 langkah, 3 langkah, 2 langkah, 1 langkah, sekarang!
"Sun-Hee!!!" panggil Ju-Hwan sambil melempar liontin merah itu padanya.
Ju-Hwan pun langsung menarik dan memegang erat tangan Yo-Han masuk ke dalam portal itu bersama dengannya.
"Tidak... tidak...!" seru A-Reum yang berusaha bangkit sambil menarik keluar Ju-Hwan dari portal itu.
"Cepat lepaskan tanganku A-Reum, nanti kau juga bisa ikut tertarik masuk ke dalam sini!!!" ujar Ju-Hwan yang dimana separuh tubuhnya sudah masuk ke dalam portal.
A-Reum menggelengkan kepalanya, "tidak! aku tidak akan pernah melepaskannya..."
"Kau harus mendengarkanku sekarang! aku mohon padamu." Ju-Hwan melepaskan genggaman tangan A-Reum perlahan.
"Hyung...," panggil A-Reum dengan matanya yang berkaca-kaca.
Ju-Hwan tersenyum, "aish... bocah tengil ini akhirnya memanggilku hyung...."
"Jaga Sun-Hee baik-baik, kau harus terus berjuang untuk tetap bersamanya, dan satu hal lagi jangan jadi orang pengecut sepertiku, ya?!" pesan Ju-Hwan.
matanya dibanjiri air mata, "Ma-af-kan aku!" ujar A-Reum dengan bibirnya yang bergetar.
Ju-Hwan kembali tersenyum sambil menatap adiknya. Portal itu bagaikan magnet yang sangat kuat untuk menarik siapapun yang mendekatinya.
"Hyung!!!" teriak A-Reum saat tangan Ju-Hwan sudah terlepas dari genggamannya.
"Seonbae!" Sun-Hee yang tidak menyangka Ju-Hwan akan benar-benar melakukannya untuk A-Reum.
Portal itu langsung kembali tertutup setelah berhasil menelan dua korban sekaligus.
A-Reum menangis tersedu-sedu karena ternyata itu adalah saat-saat terakhir kali ia melihat kakaknya.
"Arggghh!!! ini semua adalah salahku!" jerit A-Reum, "aku sudah mengorbankan banyak orang untuk dapat melindungi liontin merah ini dari tangan yang salah..."
"Ini sama sekali bukan salahmu A-Reum...." Sun-Hee memeluknya.
"Tidak hanya liontin merah itu saja, tapi untuk bisa mencapai satu tujuan kau harus siap untuk bisa mengorbankan apa yang saat ini kau punya...." Suara seorang wanita yang tidak asing lagi di telinganya.
Aku menoleh ke arah darimana suara wanita itu berasal, terlihat Jang Seon-Bi dan Cha Do-Hyun yang sedang berdiri disana.
"Terbuat dari apa hatimu sampai-sampai kau bisa membuat benda yang terkutuk itu?!" tanyaku padanya.
"Sejak dulu aku memang menginginkan dunia ini hancur dengan sendirinya secara perlahan-lahan karena bagiku ini semua tidak adil."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!