Happy reading...
"Mbak bangun. "
" Hmmm."
"Mbak bangun, sudah jam 5 pagi. Ayah sebentar lagi balik dari masjid."
"Iya, bentar lagi. Masih nanggung nih bobo' na." jawab Aliyah dengan mata yang masih terpejam.
"Sudah jangan berisik kamu na."
"Ayo cepetan bangun. Entar kena guyur air ayah lagi, baru tau rasa lho." ucap Zudith adik kesayangan Aliyah seraya berlalu pergi dari kamar Aliyah.
"Enggak mungkin!" jawab Aliyah lagi, tetap dengan mata yang masih terpejam.
"Aliyah.. Bangun sudah jam berapa ini." suara bariton ayah dari luar kamar Aliyah.
"Mampus lah diriku. Ayah sudah balik dari masjid." gumam Aliyah.
Dengan segera Aliyah melempar selimut dari tubuhnya. Dengan lompatan yang indah Aliyah masuk ke kamar mandi.
Hampir tiga puluh menit Aliyah bergelut dengan rutinitas nya sehari-hari.
Pagi yang cerah. Aliyah sedang bersiap diri. Ia mengenakan celana jeans dan atasan favorit untuk mempadukannya. Dia bercermin duduk manis di depan meja rias di kamar. Aliyah mulai memoles pipinya tipis dengan bedak serta memakai lipstik warna node. Aliyah melakukan rutinitas sehari-harinya dengan berangkat ke kampus untuk kuliah dan sore hari, ia akan bekerja part time sebagai pengajar bimbel untuk menambah penghasilan. Lumayan buat beli kuota di saat ibu matikan wifi dan bisa buat nongkrong di cafe bareng temen-temen somplak nya.
"Aliyah, ayo sarapan dulu. Sayang." panggil ibu nya dari luar kamar.
"Aliyah langsung berangkat saja bunda. Aliyah takut telat masuk kelas." jawab Aliyah sambil keluar kamar dengan membawa tas dan jaket favorit nya. Berjalan menuju meja makan, untuk berpamitan pada ayah serta bundanya yang sedang sarapan bersama.
"Makanya jangan molor. Begadang terus." saut ayah sekilas melototi Aliyah yang nyengir kuda.
"Adik mana, kok enggak ikut sarapan juga? tanya Aliyah mengalihkan pembicaraan.
" Adik sudah berangkat jam 6 pagi." jawab bunda sambil terus mengolesi roti dengan selai coklat kesukaan Aliyah.
"Ayah. Bunda. Aliyah langsung berangkat dulu ya." pamit Aliyah sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian.
"Apa enggak lebih baik kamu sarapan dulu, sayang. Makan lah walau sedikit, jangan biarkan perut kamu kosong mbak." bunda mengingat kan Aliyah, sambil memasukkan roti ke dalam kotak bekal buat Aliyah.
Aliyah tersenyum sambil mencium pipi bundanya sekilas. "Nanti saja bunda, makan nya di kantin kampus bareng temen-temen. Tadi kan sudah minum segelas susu."
"Ya sudah kalau enggak mau sarapan di rumah. Bawa ini saja buat bekal." jawab bunda dengan menyodorkan satu kotak makan pada Aliyah.
"Bunda. Aliyah kan bukan anak kecil lagi." rengek Aliyah tanda penolakan.
"No protes. Kalau enggak mau sarapan di rumah harus bawa bekal." perintah ayah pada Aliyah.
"Siap komandan." jawab Aliyah dengan bibir yang cemberut.
"Bawa saja, nanti kamu lupa enggak sarapan kalau sudah kumpul sama temen-temen gesrek kamu." ucap bunda lembut sambil memasukkan bekal ke dalam tas Aliyah.
"Bunda nanti Aliyah pulangnya agak telat juga karena ada jadwal ngajar bimbel. Jadi sampai rumah agak maleman ya." Aliyah berpamitan pada kedua orang tuanya.
"Assalamu'alaikum." Aliyah mengucapkan salam
"Wa'alaikumussalam." jawab Ayah Bunda bersama kompakan.
"Hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut. Taati rambu lalu lintas." pesan Ayah.
"Jangan sampai ngelanggar, nanti ketilang mewek." goda bunda seraya tersenyum ke arah Aliyah.
"Kalau polisi na cogan, Aliyah mau di tilang bunda. Sekalian tilang hati Aliyah." canda Aliyah sambil nyengir.
"Enggak usah banyak macam. Kalau ketilang beneran, ayah enggak mau ngurusin sidang tilangnya."
"Siap komandan, tapi kalau cogan kan lumayan ayah buat calon mantu." jawab Aliyah lagi terkekeh dengan tangan memberi hormat layaknya bawahan kepada atasannya.
"Protes terus stop uang jajan satu minggu." ancam ayah seraya menjitak kening Aliyah.
"Ayaaaaaahhh.. tak mau lah. Apaan Aliyah juga belum ngelangar, ngapain juga stop uang jajan Aliyah. Yang ada tambah tekor Aliyah na."
"Sudah cepet berangkat. Katanya tadi sudah terlambat." bunda mengingat kan Aliyah.
"Ayah tuh yang resek. Masak uang jajan Aliyah mau di stop. Ya sudah Aliyah tak mau cari cogan polisi."
"Sama satpam komplek depan saja. Gitu-gitu juga cogan." goda ayah.
"Idih.. apaan satpam komplek tak ada yang cogan ayah. Adanya sudah pada tuwir, itupun kalau ada yang jomblo. pasti jomblo akut." jawab Aliyah sambil nelonyor pergi ke arah garasi motor.
Aliyah berlalu menuju garasi untuk segera mengambil motor matic kesayangan nya yang selalu setia menemani rutinitas nya. Setelah memakai helm dan jaket, baru lah ia menyalakan mesin motor matic kesayangan nya itu. Aliyah melajukan motor matic nya dengan kecepatan sedang keluar dari halaman rumah dan segera berbaur dengan kendaraan lain di jalanan kota.
Beberapa menit sudah Aliyah menikmati perjalanan yang begitu padat. Asap motor, debu serta suara klakson yang bergantian sudah makanan sehari-hari baginya.
Alhamdulillah akhirnya sampai juga di kampus. Aliyah gadis manis yang selalu terlihat ceria, di tambah lagi dengan senyum yang menghiasi bibir nya. Setelah melakukan motor matic nya selama tiga puluh menit perjalanan. Ia segera memarkirkan motornya dan bergegas berjalan ke arah kelas untuk mengikuti mata kuliah pagi dengan dosen yang cukup kiler dan senior itu.
Aliyah berjalan lurus tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan. Dia tidak menghiraukan sekitar nya.
"Woiii.. Aliyah.. tunggu." panggil si Doni sambil terus berlari sedikit ngos-ngosan karena mengejar sahabat somplak nya.
Aliyah menengok ke kanan dan ke kiri mencari asal suara yang memanggil nama nya. Tapi enggak ada orang.
"Aliyah.. tunggu napa sih." teriak Doni kenceng.
Aliyah menengok ke belakang. "Ini anak di mana posisi, sudah teriak-teriak duluan." gerutu Aliyah sambil mengelengkan kepala.
"Aliyah.. Woi tunggu kenapa atuh neng. Kenceng amat jalannya. Sudah kayak mau ngelabrak pelakor pagi-pagi. Doni menepuk pundak Aliyah seraya mengambil nafas kasar lalu mengeluarkan nya dengan kenceng banget.
" Huuuuhhh."
"Dasar keturunan kaki jerapah, langkah mu lebar dan cepat banget neng." protes Doni.
" Assalamu'alaikum, Doni." Aliyah mengucapkan salam.
"Wa'alaikumussalam, Aliyah cantik." jawab Doni dengan senyum semanis mungkin melihat gadis pujaan walaupun hanya di hati saja.
"Labibah sama Riris mana, Don? kok belum kelihatan tanda-tanda kehidupan. Biasa na mereka yang duluan sampai kampus." tanya Aliyah sambil terus melangkahkan kakinya.
"Entah lah." jawab Doni dengan mengangkat kedua bahunya. "Dari tadi aku juga belum melihat mereka berdua. Apa mungkin mereka tidak hadir alias bolos hari ini?." ujar Doni sembari mengedarkan pandangan mata ke sekeliling kampus.
"Kebiasaan mereka berdua, kalau waktu nya si killer kan mereka pada kabur."
"Biarkan mereka berdua kabur. Asalkan kamunya enggak kabur dari hatiku." ucap Doni sambil nyengir.
"Idiihh apaan, pagi-pagi sudah gombal absurd." sahut Aliyah semakin mempercepat langkahnya.
"Rasanya aku jahat sekali sama Doni, tapi gimana lagi orang tak ada rasa masak mau di paksa. Tak enak kalau di paksa."
Bersambung..
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar sertakan like, rate bintang lima, vote juga ya sebagai mood booster untuk semangat author amburadul ini. Terimakasih kawan.
Jaga kesehatan kalian.
Happy reading..
"Kebiasaan mereka berdua, kalau waktu nya si killer kan mereka pada kabur."
"Biarkan mereka berdua kabur. Asalkan kamunya enggak kabur dari hatiku." ucap Doni sambil nyengir.
"Idiihh apaan, pagi-pagi sudah gombal absurd." sahut Aliyah semakin mempercepat langkahnya.
"Rasanya aku jahat sekali sama Doni, tapi gimana lagi orang tak ada rasa masak mau di paksa. Tak enak kalau di paksa." guman Aliyah.
Doni tetap mengikuti langkah Aliyah yang sedikit cepat di depan nya.
"Kamu kalau jalan pelan sedikit napa sih Aliyah." protes Doni sembari menarik tangan sahabatnya itu.
"Sudah jalan aja, tak pakai protes." jawab Aliyah tanpa memberhentikan langkahnya.
"kita nikmati dulu lah waktu ini, jangan terlalu serius. Kita kan bisa sambil ngobrol santai." Doni tetap nyerocos tak berhenti, kayak kereta api.
"Lama-lama aku lakban mulutmu, Don. Ngobrol sambil jalan kenapa sih, tak bisa?." saut Aliyah yang mulai jutek dengan sikap Doni.
"Kamu sih Aliyah keturunan jerapah kalau jalan, langkah mu lebar dan cepat." sungut Doni.
"Ya kamu yang keturunan liliput, jalan kayak siput. kamu ntuu laki-laki harus na jalan di depan cewek, biar bisa jadi pelindung tau. Ibarat perang aku bisa mati duluan dung ke tembak lesley." ujar Aliyah.
"Kalau yang nembak aku kan, kamu nya enggak mati." goda Doni sambil mengkedip-kedipkan mata.
"Haiiissss.. Kamu nembak aku, ya lari lah aku ke bee ku minta perlindungan jhonson. Wlekkk. " balas Aliyah tak mau kalah.
"Apa enak nya pacaran LDR an. enggak bisa di peluk, enggak bisa di tium." Doni mengolok-olok Aliyah.
"Bisa lah, bukti na aku di peluk, di tium bee tiap hari." Aliyah tetap bersikukuh dengan argumen nya.
"Enggak enak lah, enggak ke rasa peluk, tium online. Tapi nanti kalau sakit, terasa nya sampai ke tulang rusuk." cibir Doni.
"Idiiihhh, apaan. Tukang protes, tukang kunci, tukang sayur, tukang ledeng. Diem kamu, sudah jauh-jauh sana dari aku." jawab Aliyah sambil cemberut.
"Hilih, pakai usir-usir aku, nanti kalau enggak ada di cariin, kangen." ledek Doni dengan nyengir kudanya.
"Buat apa kangen sama liliput, cowok kok tak ada tulang na. Emang bandeng presto tak ada tulang. wkwkwk." Aliyah meledek ganti Doni sambil berlari meninggal kan Doni.
"Awas kamu kena demage harley langsung klepek-klepek ke pelukan Doni." teriak Doni sembari ikut lari mengejar Aliyah.
Doni dengan separuh nafas nya mengejar Aliyah yang jauh meninggal kan dirinya.
"Atau mungkin, si duo racun ntuu sudah masuk kelas duluan ya?." Aliyah menebak-nebak jawaban sambil terus berjalan menuju ke arah kelas nya.
"Aliyah tungguh atuh neng." teriak Doni kenceng, sehingga beberapa mahasiswa yang berada di dekat nya menoleh ke arah Doni.
*****
Di dalam kelas yang masih terlihat ramai kayak pasar ikan pindah tempat jualan nya.
Doni duduk di samping Aliyah. "Ehh. Aliyah, kamu nanti ada jadwal ngajar bimbel kah?." tanya Doni serius.
"Ho'oh ada, emang na kenapa. Jadwal ngajar bimbel na nanti sekitar pukul 3 sore." jawab Aliyah tanpa menoleh ke arah Doni. Aliyah sibuk dengan benda pipih yang ada di tangan.
"Enggak apa-apa, tapi." jawab Doni sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ngomong aja, tak usah malu dan ragu." ucap Aliyah sembari mencari nama Labibah di kotak phone.
"Aku pingin ngajak jalan-jalan kamu Aliyah. Tapi kamu nya enggak bisa." tutur Doni agak kecewa. Namun, laki-laki tampan yang tak bertulang itu tetap menyunggingkan senyum manis.
"Idiihh, tak usah manyun gitu. Next time aja kita bisa jalan-jalan berempat. Tapi bentar-bentar, kalau jalan tak mau lah aku, nanti capek, bisa-bisa pingsan di jalan aku dung." ledek Aliyah sambil mencibir kan bibir nya.
"Aliyaahh." teriak Doni tiba-tiba. "Dasar bajaj tukang ngeles. Ngomong saja kalau enggak mau ngedate sama aku."
"No. No. Stop. Jangan pakai kata-kata ntuu. Ntuu hanya bee Aliyah yang boleh ucap. No copas tau, minta di getok kamu Doni." Sungut Aliyah menyibikan bibirnya.
"Idem boleh kan." ucap Doni tak bersalah.
"No idem, cari sendiri kata-kata na. No tikung cewek orang." balas Aliyah.
"Selama janur kuning belum melengkung di depan rumah kamu. Aku tetap berusaha dan berdo'a. Menikung di sepertiga malam." ujar Doni berapi-api.
"Hilih.. Tak bisa lah. Aku na tetap tak mau sama kamu Doni.. Cinta dan kasih sayang ku cuma buat bee Aliyah titik tak pakai koma."
"Bisa lah. Aku langsung datangi orang tua mu untuk meminang mu." ucap Doni bersikukuh.
"Ihhh.. minta di getok beneran nih kepala, biar sadar dari pingsan na." ujar Aliyah yang semakin geram mendengar ucapan Doni.
"Kamu kata aku mobil, mau di getok magic." balas Doni meledek Aliyah.
"Woiii, berhenti kalian berdua. Bisa nya tengkar tiap hari kayak kucing dan tikus." teriak Labibah tiba-tiba dari arah depan mereka.
"Biasa tom and jerry. Awas kamu Aliyah bisa jatuh cinta beneran sama Doni nanti. Hahaha." Riris berseloroh sambil ketawa cekikian.
"Sudah aah, Aliyah mau pindah tempat duduk na. Tak mau dekat-dekat sama si kutu kupret Doni bianglala." ucap Aliyah sembari berjalan pindah tempat duduk agak jauh dari Doni.
"Kamu kira pasar malam ada bianglala." sambar Labibah yang terus dengan ketawanya.
"Hati-hati, kalian berdua berjodoh. Awalnya musuh, akhirnya jadi cinta." goda Riris.
"Jodoh Aliyah sudah di tulis sama Allah." jawab Aliyah.
"Emang nya kamu tau jodoh kamu siapa?." tanya Doni sambil melangkah ke arah Aliyah.
"Stop.. Stop.. Berhenti sampai situ aja." teriak Aliyah sambil melempar bulpen ke arah Doni.
"Jodoh Aliyah ntuu bee na Aliyah tau. No protes. No komen. No apapun. Titik tanpa koma.!!" tambah Aliyah lagi.
"Bersabarlah kawan, pasti Aliyah mau menerima kamu." Labibah semakin menggoda Doni.
"Semangat kawan, coba lagi mungkin hari ini kamu belum beruntung." ucap Riris berjalan ke arah Aliyah. Tetap memberi semangat pada Doni.
"Awas aja kalian betiga, Aliyah tak bolo kalian. Hari ini mood Aliyah jadi hancur gara-gara si tulang lunak ntuu." Aliyah memonyongkan bibir nya.
"Jadi begitu Aliyah, entar yang kasih contekan ke aku siapa, kalau kamu enggak bolo aku." kata Riris mengibah ke Aliyah.
"bodo." jawab Aliyah singkat.
Ruangan yang sedari tadi bising. Tiba-tiba berubah menjadi sepi, sunyi, senyap bak kuburan. Hanya suara Mr. Killer yang terdengar di dalam kelas.
"Sudah diem mulut kamu jangan comel aja riris, entar mr. killer dengar bisa berabeh kamu na." ucap Aliyah dengan suara pelan sekali.
"Semangat, tetap semangat, maju terus." ledek Riris ke arah Aliyah, namun memberikan semangat kepada Doni.
"Sekali lagi kamu maju aku boom bardir tau rasa kamu Doni." ujar Aliyah sewot.
bersambung...
Akan kah pertahanan hati Aliyah akan runtuh dengan kegigihan semangat empat lima Doni??..
Ikuti terus yuk kelanjutan cerita nya. Tapi jangan lupa like, komen, rate bintang lima nya biar tetap semangat nulisnya. Kalau bisa hadiahnya juga setangkai mawar atau secangkir kopinya. Wkwkwk.. Ngarep banget nih author bengek satu ini..
Terimakasih.. Tetap jaga kesehatan kawan. 🙏
Jangan lupa pencet tombol like, tap love 💓 jadikan favorit kawan, biar kamu bisa terus membacanya karena tak ketinggalan. Dan tulis komen juga rate bintang lima ya.
Happy reading semoga kalian suka..
🍁🍁🍁
Tepat pukul 14.30 wib. Aliyah telah sampai di pelataran parkir bimbel Angkasa. Tempat biasa dia mengajar part time bimbel bahasa Inggris. Aliyah melesat masuk ke dalam ruangan guru dan tak lupa ia melakukan absen kehadiran dulu.
"Sore girl, gimana kabar hari ini. Menyenangkan atau menyebalkan?." sapa Ihsan teman seperjuangan mengabdi untuk mencari uang tambahan.
"Sore juga abang tukang bakso." jawab Aliyah sambil berlalu.
"Mau ke mana kamu girl. Main ngeloyor saja." kata Ihsan lagi.
Aliyah menatap sekilas jam yang ada di tangan kanannya untuk memastikan jika ia tidak telat waktu mengajar bimbel.
"Pasti na tak ke hati abang tukang bakso, lah!"
"Diihh.. Kebiasaan jawab nya, enggak ada yang lain kah. Kreatif dikit gitu." kata Ihsan lagi.
"Lagi tak mood untuk berkreatif. Pingin na nimpuk orang hari ini." teriak Aliyah.
"Timpuk tuh bang Jodi, badan nya yang gede kayak gajah. Sudah di pasti kan akan empuk kayak nimpuk kasur"
"Ssstttt.. berisik! Mau ikut tak?" ujar Aliyah ngeloyor pergi keluar sembari melambaikan tangannya ke arah Ihsan.
"Semprul kamu, Aliyah! Ajak-ajak tapi di tinggal. Sama juga bohong. Nasibmu saja, San yang apes" omel Ihsan yang tak terdengar oleh Aliyah.
"Alhamdulillah masih ada waktu setengah jam buat mengisi perut yang sudah dangdutan dari tadi." guman Aliyah.
Sambil menunggu waktu mengajar. Aliyah segera melangkah kan kakinya ke pedagang mie ayam ceker pedes langganan yang biasa mangkal depan gedung bimbel.
***
"Hai bro, ngapain kamu senyum-senyum gitu. Kalau makan yang bener, jangan sambil bayangin cewek yang tadi. Keselek baru tau rasa kamu." suara Aldi membuyarkan kan khayalan si Bryan.
"Apaan, siapa juga yang bayangin cewek tadi. Enggak masuk dalam daftar koleksi si Bryan ganteng dan super playboy ini." sombong Bryan.
"God job kawan. Sultan mah bebas, koleksi cewek selusin ayuk aj." sambung Fredy cengegesan.
"Cepat banget kamu ngomong nya, kayak enggak di pikir dulu dung. Dasar sales kosmetik." timpal Aldi tertawa ngakak.
"Denger bro.. Menyukai sesuatu yang baru dan menantang itu sangat amazing." ucap Bryan dengan menoleh ke arah Aliyah.
"Busyet bro.. Maksud kamu?, " tanya Aldi melotot tak percaya dengan ucapan Bryan barusan.
"Gila.. Gila.. Temen kita satu ini memang patut di ajungin 10 jempol."
"Super sekali."
"Bagaimana perasaanmu jika mencintai seseorang yang lebih tua dari kita?."
"Tidak masalah, it's ok. Selama kita nyaman dengan dia." jawab Bryan santai.
Ferdy terkekeh mendengar ucapan Bryan. "Kalau dia masih muda itu, kau bilang tua. buka mata kamu Aldi jangan meleng aja.
" Bener kata kamu Fer. Terus aku harus bagaimana sekarang. Aku menginginkan nya!!." ucap Bryan serius.
"Gas poll bro.. Sebelum di sambar petir.. Ehh salah, sebelum di sambar orang."
"Kau kata barang di sambar." Bryan menjitak kepala Aldi.
***
Perlahan Bryan menggeser posisi duduk nya semakin mendekat ke sebelah Aliyah.
"Hai.. Sapa Bryan dengan senyum termanis nya.
Aliyah diam membiarkan godaan si Bryan. Posisi duduk Aliyah sekarang sangat dekat dengan Bryan. Aliyah sudah terjepit di pojok tanpa bisa menggeser posisi duduk nya. Dia diam tanpa suara.
Seketika Aliyah berdiri dan mau melangkah kan kaki. Namun, tiba-tiba ada suara menghentikan langkah nya dan membuat Aliyah menoleh ke arah asal suara tersebut.
"Hai.. Nama ku Bryan," dengan lantang dan berani Bryan memperkenalkan diri.
Aliyah segera melangkah kan kaki nya lagi dan pergi tanpa menjawab sepatah kata pun, hanya senyuman yang tersungging di bibir sexy nya.
"Yes.. Terimakasih cantik. Kau sudah memberikan senyuman terindah itu untuk ku." teriak Bryan kegirangan.
"Dasar Abg labil. Modal masih dari bapak na aja sudah belagu." guman Aliyah dalam hati.
***
Aliyah bersiap-siap untuk mengajar selama satu setengah jam kedepan. Karena waktu bimbel kelas pertama telah usai. Aliyah membaca sekilas nama absen murid yang masuk hari ini.
Aliyah mengawali mengajar nya dengan memberikan penjelasan dan ulasan-ulasan kepada murid nya. Selama 15 menit Aliyah telah memberikan materi pelajaran yang di ajarkan kepada murid nya.
"Apa ada yang kurang jelas di sini. Silakan jika ada pertanyaan atau yang belum di mengerti." Aliyah mempersilakan murid nya untuk bertanya.
Dengan cepat Bryan mengacungkan jari nya.
"Saya mau tanya bu." tanya Bryan.
"Iya, silakan. Penjelasan mana yang belum di mengerti." jawab Aliyah.
"Bagaimana rasanya jika kita di cuekin orang yang kita sukai." Bryan memberikan pertanyaannya yang sangat melenceng.
"Jawaban na. Tanyakan aja pada angin yang berhembus." jawab Aliyah dengan santai nya.
Mulai terdengar gelak tawa se isi kelas yang mendengar kan pertanyaan absurd antara guru dan murid sableng nya.
"Hahaha.. Dasar kutu kupret kamu Bryan." ucap Ferdy sambil melempar kertas ke arah Bryan.
"Yang lain, masih ada pertanyaan lagi. Kalau tidak ada saya sudahi untuk pelajaran hari ini." ucap Aliyah sambil membereskan dan memasukan barang-barang yang di bawa nya ke dalam tas.
"Ibu guru yang cantik, boleh kah saya mengantar ibu pulang? Biar ibu guru cantik selamat sampai rumah." Bryan dengan santai nya sudah berdiri di depan meja Aliyah.
"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam. Kok bisa ketemu cogan abg yang nekat seperti ini." guman Aliyah sembari menepuk kening nya.
"Mau ya bu guru cantik. Please kali ini aja." Bryan mengatupkan kedua tangan nya di depan dada.
"Ma'af, tapi saya tak bisa menerima niat baik kamu Bryan. kamu segera pulang aja, pasti orang tua kamu sudah menunggu di rumah." balas Aliyah menolak secara halus pada Bryan.
"Tapi, bu. Saya kan ke pingin tau rumah ibu di mana." kata Bryan kekeh ingin mengantarkan pulang Aliyah.
"Ma'af, karena saya bisa pulang sendiri tanpa harus merepotkan kamu." tolak Aliyah lagi sambil terus berjalan menuju parkir motor.
"Ibu guru cantiikk.. Bryan pasti bisa membuat mu jatuh cinta mesti kau tak cinta. Kita tunggu aja waktu nya tiba." teriak Bryan tak terima atas penolakan Aliyah.
Aliyah berjalan lurus tanpa menoleh sedikit pun ke belakang. Dia tidak menghiraukan suara Bryan yang semakin kencang terdengar.
"Bee.. Kapan bee datang ke sini sih. Biar Ay bisa hidup tenang dan nyaman dengan bee." guman Aliyah dalam hati, tak terasa air mata pun turun membasahi kedua pipi nya.
🍁🍁🍁
Akan kah Aliyah segera bertemu dengan kekasih hati nya yang berada nan jauh di mata namun selalu dekat di hati..
Ikuti terus ya kawan ceritanya..
Jangan lupa support terus author bengek ini.. Terimakasih 🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!