Come Back To Me
One
Ditengah keramaian sebuah Cafe, terlihat dua orang yang berlawanan jenis sedang duduk berhadapan. Mereka saling menatap tajam satu sama lain, dan tidak ada yang berniat untuk mengalah saat ini.
Rahagi(ML)
Apakah ini adalah taktik terbaru yang kamu miliki? (tanyanya dengan nada tenang namun penuh tuduhan)
Prema(ML)
Sepertinya Anda terlalu percaya diri, Tuan Rahagi Pramudya. (Si Gadis menjawab dengan intonasi sama tenangnya, tidak ada kegugupan di sana)
Rahagi(ML)
Aku hanya belajar dari yang sudah-sudah, kamu tidak akan menyerah padaku dengan segampang itu. Tingkahmu yang seperti pelacur adalah satu-satunya memori yang kumiliki tentangmu. (Pria itu merasa muak jika mengingat kembali kelakuan perempuan didepannya ini)
Prema(ML)
Oh, begitukah aku dulu? maka jika benar, aku minta maaf untuk itu. ( tidak ada yang berubah dari cara bicaranya, hanya saja, ada sedikit kilatan emosi dalam netra kelamnya)
Rahagi(ML)
Cih! apa yang sebenarnya kamu inginkan, Nona? (Rahagi memang tidak suka berbelit-belit dan membuang waktu. Dan berbicara dengan seorang Nona muda dari keluarga Reswara adalah hal yang sia-sia untuknya)
Prema(ML)
Aku masih ingat, jika hal yang paling kamu inginkan adalah pembatalan pertunangan kita. Jadi, aku akan mengabulkannya untukmu. (Prema tentu saja sudah yakin dengan keputusannya ini)
Rahagi(ML)
Katakan, apa yang sedang ada dalam otak kecilmu sekarang? (Bukan hanya kaget, pria tampan tersebut juga merasa heran dengan keputusan tiba-tiba dari tunangannya ini)
Prema(ML)
Mari berpisah, dengan begitu aku tidak akan mengganggumu. Dan kamu akan bebas menjalani hidupmu. (Matanya memancarkan kesungguhan yang nyata, dan Rahagi tidak pernah melihat tatapan seperti itu dari Prema sebelumnya)
Rahagi(ML)
Apa? (Keningnya berkerut samar, sedangkan matanya tak pernah lepas dari Prema)
Rahagi seharusnya senang saat mendengarnya, karena hal tersebut adalah sesuatu yang dia inginkan dari dulu. Berharap segera lepas dari jeratan seorang Prema selalu menjadi mimipinya.
Ini semua berawal dari perjodohan orang tua mereka. Dikarenakan keduanya adalah sama-sama anak konglomerat yang terpandang, maka perjodohan bukanlah hal tabu bagi mereka.
Tidak seperti Prema yang menerima semuanya dengan senang hati karena dia memang menyukai Rahagi sejak awal, si pria malah tidak menginginkannya. Segala cara telah dia lakukan untuk menghentikan pertunangan tersebut, namun Prema selalu menjadi hambatan untuknya. Orangtuanya sendiri akan lebih mendengarkan keputusan Prema dibandingkan dengan dirinya yang anak kandung.
Rahagi(ML)
Kepalamu terbentur sesuatu?
Prema(ML)
Tidak. (Si gadis menggeleng)
Rahagi(ML)
Dan kamu masih waras?
Prema(ML)
Tentu saja. (Prema menjawab dengan yakin)
Rahagi(ML)
Apa yang akan kamu pertaruhkan jika tidak bisa membuktikan perkataanmu sendiri? (Rahagi tentu tidak akan percaya begitu saja dengan pernyataan perempuan didepannya)
Rahagi(ML)
Hah? bagaimana?
Prema(ML)
Tidak ada, aku tidak akan mempertaruhkan apapun. (Matanya menatap ke sekeliling, mencari-cari sesuatu yang bernama jam dinding. Dia tidak membawa ponselnya saat ini)
Rahagi(ML)
Jadi, kamu mengaku sendiri bahwa perkataanmu barusan adalah candaan semata? (matanya menyipit dengan tajam, dia tidak suka dipermainkan seperti ini)
Prema(ML)
Aku tidak akan mempertaruhkan apapun agar kamu percaya dengan perkataanku. Cukup lihat, dan buktikan sendiri! setelah itu, kamu bisa menilai perkataanku benar atau tidak. (Bibirnya sedikit tersenyum, seolah dia memang sudah memprediksi jika dia yang akan menang nanti)
Rahagi(ML)
Tentu saja, kamu punya banyak cara untuk mengadu kepada para tetua nanti. Lalu kamu akan menangis dan berkata jika aku yang memutuskan hubungan ini. (Segala bentuk drama perempuan didepannya ini masih terekam jelas dibenaknya. Dan sungguh, itu adalah hal yang sangat menyebalkan untuk diingat)
Prema(ML)
Hah, terserah. Jika memang kamu tidak percaya dengan perkataanku, maka lakukan saja apa yang kamu inginkan. (Prema lelah jika harus kembali meyakinkan pria keras kepala didepannya ini)
Prema(ML)
Aku akan membicarakan semua ini dengan para tetua, dan kamu hanya perlu menunggu. Akan kupastikan tidak ada yang rugi nanti. (Dia sudah merencanakan ini dengan apik, jadi tentu saja besok akan menjadi hari yang besar bagi mereka)
Rahagi(ML)
Oke, let's see. (Bibir merahnya tertarik ke belakang, seringai ejekan begitu kentara di wajah tampannya)
Prema(ML)
Aku akan pulang sekarang. Terimakasih untuk waktumu, calon mantan tunanganku. (Bukannya merasa marah dengan ejekan Rahagi, Prema malah balik mengejek saat ini)
Rahagi(ML)
Cih, pergi sana! (pria tersebut memalingkan wajahnya ke arah lain, dia tidak sudi jika harus berlama-lama menatap perempuan yang dibencinya itu)
Prema(ML)
Oh ya, titipkan salamku untuk Kiran. Katakan padanya; tidak baik mendekati seorang lelaki yang masih berstatus tunangan orang lain, jangan bertingkah seperti pelacur. Cukup katakan itu saja, terimakasih.( Prema tersenyum manis sebelum pergi meninggalkan keramaian Cafe tersebut. Dia juga tidak memperdulikan Rahagi yang wajahnya terlihat akan meledak)
Percakapan mereka berakhir di sana. Prema yang pergi dengan hati yang gembira, dan Rahagi yang ditinggalkan dengan hati yang marah membara.
Namun dia tidak bisa bertindak gegabah, mari lihat saja bagaimana perempuan yang dulu menggilainya itu akan bertindak dihadapan para tetua.
Two
Setelah menghabiskan waktu selama tiga puluh menit untuk menempuh perjalanan pulang, saat ini Prema sudah kembali berada di kediaman Reswara.
Rumah terasa sepi saat dia masuk dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Elyana
Kenapa cepat sekali kembali? (Ibu dari Prema tersebut merasa heran, karena biasanya putrinya itu akan pulang cukup larut)
Hal tersebut dikarenakan biasanya Prema akan menghabiskan waktunya di kantor milik Rahagi sampai larut malam. Setelahnya dia akan merengek kepada laki-laki itu agar mengantarnya pulang. Dan itu adalah salah satu dari sekian banyaknya hal yang Rahagi tidak sukai dari Prema.
Prema(ML)
Urusan kami sudah selesai Ma, jadi tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. (Ungkap Prema dengan pembawaan yang tenang)
Elyana
Apa maksudnya? kalian tidak sedang bertengkar, bukan? ( Elyana menatap putrinya dengan sorot khawatir)
Prema(ML)
Tidak ada Ma, hanya saja ada sedikit kesepakatan diantara kami. ( Ucap Prema sedikit membocorkan pembicaraannya dengan Rahagi tadi)
Elyana
Kesepekatan apa? apa kalian sedang merencanakan pesta pernikahan agar secepatnya dilaksankan?( Elyana berlari-lari kecil menghampiri Prema yang sedang berdiri di anak tangga pertama)
Elyana
Jika memang benar seperti itu, maka Mama akan segera mengatur semuanya. (Segala macam rencana luar biasa untuk pesta pernikahan putrinya sedang berkeliaran di dalam otak kecilnya sekarang)
Prema(ML)
Ma, tolong hentikan! tidak seperti itu. (Prema menatap lelah ibunya yang saat ini sedang tersenyum lebar kepadanya)
Prema(ML)
Aku akan membicarakan ini dengan Mama Papa dan yang lainnya besok, tidak sekarang, aku berhanji. Dan sekarang, biarkan aku istirahat, oke? Malam, Ma. ( Prema dengan terburu-buru pergi dari hadapan ibunya. Untungnya dia memakai flat shoes, jadinya, menaiki puluhan anak tangga dengan sedikit berlari bukan masalah untuknya)
Elyana
Ada apa sebenarnya? (Elyana mengerutkan keningnya pelan dengan mata yang tak lepas dari sosok putrinya yang saat ini sudah sampai di ujung tangga)
Prema menutup pintu kamarnya dengan pelan. Kemudian menghembuskan nafas dengan kasar, tidak menyangka jika hari ini dia menghadapi hal yang cukup sulit.
Prema(ML)
Hah, menghadapi Mama lebih sulit daripada yang kupikirkan. (Prema melemparkan jaket yang dia pakai, kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur)
Mata bulan sabitnya menatap langit-langit kamar yang dihiasi oleh pernak-pernik bintang, hasil dari rengekannya kepada Nayaka dua belas tahun yang lalu.
Dan perlu diingat, kalau hal itu adalah permintaan terakhirnya kepada sang ayah. Karena setelah lelaki itu membawa perempuan lain ke rumah ini dan menghancurkan kedamaian didalamnya, Prema tidak pernah sudi lagi untuk merengek ataupun meminta sesuatu.
Getaran dari ponsel miliknya menghentikan lamunan Prema, matanya melirik tajam rentetan pesan yang baru saja dia terima.
Prema(ML)
Cih! hal seperti ini saja dia kirimkan padaku? lalu aku harus bagaimana? berkata wah begitu? (Prema mendengus jengkel saat menerima sebuah poto seorang gadis yang sedang menenteng lima kantong belanjaan. Poto tersebut diambil persis di depan sebuah pusat perbelanjaan ternama ibukota)
Prema(ML)
Aku tidak iri, aku tidak iri. Aku hanya sedikit kesal, kenapa dia boros sekali? (Dilihat dari luar pun, Prema tahu kalau isi dari belanjaan tersebut merupakan barang dari brand ternama, dan tentunya uang yang harus dikeluarkan untuk itu bukanlah uang yang sedikit)
Prema(ML)
Kamu memang cantik Kiran, tapi tidak lebih dari itu. (Selain merebut ayahnya, merebut kebahagiaan dan kedamaiannya, perempuan di dalam poto tersebut juga sedang dalam proses untuk merebut tunangannya. Ralat, calon mantan tunangannya)
Prema berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa kedepannya, dia tidak akan membiarkan siapapun merampas apapun yang menjadi miliknya.
Three
Kiran
Aku memang putri kesayangannya, tidak ada yang lain. (Perempuan bermata kucing itu tersenyum culas setelah melihat kolom komentar pada postingan terbarunya. Mereka dengan kompak mengatakan betapa beruntungnya dia karena bisa membeli apapun yang dia mau)
Kiran
Bawakan ini ke dalam mobil! oh, aku akan ke klinik kecantikan sekarang. Lihat! kuku-kuku tanganku sudah terlihat jelek. (Kiran memberikan kantong belanjaanya yang tidak sedikit itu kepada asisten pribadinya)
Yesi
Em, baik Nona. Tapi, sebelum kesini tadi kita sudah mampir ke salon kecantikan. Jadi, apa kita-
Kiran
Lalu kenapa? itu terserah padaku. Uang yang pakai pun, bukan uangmu. Jadi, berhenti membantah dan lakukan tugasmu sebagai pelayanku! (Kiran mendengus kepada Yesi kemudian masuk kedalam mobil mewahnya)
Yesi
Maaf, ma-maafkan saya Nona. Saya janji tidak akan mengulanginya. (Yesi masuk ikut masuk ke dalam mobil karena takut ditinggalkan oleh majikannya tersebut)
Kiran memang bos yang tidak menyenangkan. Selain tukang marah-marah dan sombong, perempuan itu juga suka memandang rendah orang lain.
Tapi tentu saja itu hanya akan berlaku saat sedang bersama Yesi dan para pelayan keluarga Reswara lainnya.
Jika dihadapan keluarganya dan orang lain maka Kiran akan berperan sebagai putri yang welas asih dan lemah lembut.
Kalau Yesi tidak sedang membutuhkan uang saat ini, dia tidak akan mau bertahan lama-lama dengan Kiran.
Sedangkan di tempat lain, terdapat dua orang pria dewasa berparas tampan sedang berbicara ringan.
Walau mereka adalah bos dan karyawan, kedua orang itu terlihat cukup akrab dengan obrolan mereka.
Johan
Jadi, dia benar-benar bilang seperti itu? ( Johan, lelaki tinggi bermata biru tua yana bekerja sebagai sekretaris CEO di Perusahan milik keluarga Pramudya)
Rahagi(ML)
Ya, dia memang berkata seperti itu. Aku bahkan sempat mengira jika perempuan itu sedang kesurupan. (Rahagi mengingat kembali pertemuannya dengan Prema kemarin malam. Dia masih belum percaya dengan apa yang perempuan itu katakan)
Johan
Haha, kamu bahkan tidak percaya dengan perkataannya?
Rahagi(ML)
Dia terlalu tidak mungkin untuk bisa mengatakan itu.
Johan
Apa karena kamu berpikir bahwa dia begitu memujamu? (Johan menatap Rahagi dengan tampang mengejek)
Rahagi(ML)
Dan itu adalah fakta.
Johan
Waw, kamu memang sahabatku yang selalu percaya diri. (Johan bertepuk tangan dengan semangat dihadapan bos sekaligus sahabatnya itu)
Rahagi(ML)
Cih, apa kamu juga akan langsung percaya, jika seorang perempuan yang begitu tergila-gila padamu tiba-tiba mengatakan sebuah perpisahan? ( Itu yang Rahagi pikirkan, Prema terlalu mencintainya. Jadi kecil kemungkinan kalau perempuan itu akan meminta tetua untuk membatalkan pertunangan mereka)
Johan
Baiklah, baiklah. Kamu menang bos. Tapi, bukankah itu bagus?
Johan
Dengan begitu, kamu bisa bersama Kiran tanpa merasa takut ketahuan oleh Prema. Bukankah itu yang kamu inginkan?
Rahagi(ML)
Dan kamu pun sama bodohnya dengan perempuan itu. (Rahagi memandang sinis lelaki dihadapannya tersebut)
Johan
Ya! apa maksudmu? aku bodoh? bukankah kamu yang bodoh karena menolak cinta dari perempuan se-sempurna Prema Reswara? ( Johan tidak terima dibilang bodoh oleh Rahagi)
Rahagi(ML)
Hah, apa? kamu memang kurang ajar. Pergi, keluar sana! ( Rahagi mengibaskan tangannya tanda mengusir Johan dari ruangannya)
Johan
Kenapa aku harus pergi? kita bahkan masih membicarakan dirimu.
Rahagi(ML)
Pergi atau kupecat? (Rahagi menaikan satu alisnya menantang Johan)
Johan
Oke, aku pergi. Kamu memang terlalu gengsi mengakui Prema sebagai perempuan serba bisa. Aku akan tertawa jika kau sampai tergila-gila padanya nanti. (Johan tersenyum remeh, dia cukup menantikan hal tersebut tentu saja)
Karena tidak ingin membuat Rahagi semakin kesal, Johan akhirnya keluar dari ruangan bosnya tersebut.
Rahagi mendengus melihat pintu ruangannya baru saja tertutup.
Dia agak menyesal telah menceritakan semuanya kepada teman sekaligus sekretarisnya yang cerewet itu.
Getaran dari ponsel pintarnya membuat Rahagi mengambil benda panjang persegi tersebut dari kantong jasnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!