***
Menjadi anak pertama dan seorang perempuan itu berat. Banyak yang harus di lakukan dan dilalui. Tapi mau bagaimana lagi hidup harus di jalani. Adara Syakila Putri adalah salah satunya Adara yang biasa di panggil Dara itu merupakan anak pertama dari mama Lulu dan papa Kamil. Dara memiliki dua adik laki laki yang masih sekolah.
Nama adik pertamanya Dara yaitu Ervan Nugraha ( SMA kelas 2 ) dan yang kedua bernama Rahbian Syaputra ( SD kelas 3 ). Dara lulusan SMA, setelah lulus dia langsung bekerja merantau ke kota orang.
Di umurnya yang delapan belas tahun dia sudah merasakan kerasnya dunia kerja. Dara anaknya begitu santai dan tidak macam macam cenderung pendiam.
Pekerjaan pertama yang dia dapat adalah buruh di salah satu pabrik di kota Cileungsi. Dara asli orang Bogor yang biasa disebut kota hujan. sayangnya dia bekerja hanya satu tahun karena masa kontrak kerjanya habis dan tidak di perpanjang.
Dara kembali ke Bogor dan menganggur selama hampir dua tahun. Selama dua tahun yang dia lakukan yaitu membantu orang tua, menonton drama Korea, rebahan dan masih banyak lagi kegiatan yang di lakukan di rumah.
selama itu orang tua nya tidak memaksanya untuk mencari pekerjaan. Hingga Dara menyadari sudah waktunya dia menghirup udara luar.
Dara melihat Iklan lowongan pekerjaan di Sosmed miliknya dan dia merasa tertarik. Dengan segera Dara mengapply Surat lamaran ke alamat email yang tertera. Dara tidak pernah mengharapkan lebih karena ini lowongan kerja Sekretaris, pasti yang di cari itu yang berpendidikan dan goodlooking. Sedangkan Dara hanya lulusan SMA dan tidak goodlooking. Dara berfikir bahwa dia tidak cocok dengan pekerjaan itu, tapi yang namanya mencoba itu lebih baik daripada menerka nerka.
seminggu, dua Minggu sudah di lalui tapi tidak ada kabar panggilan interview. Hingga satu bulan kemudian Dara mendapat pesan bahwa dia lolos seleksi dan masuk tahap interview. Dara begitu kaget karena mengetahui dia lolos seleksi.
Dia berlari keluar rumah dan memeluk mama nya yang sedang menjemur pakaian.
" Dara lolos ma ! " ucap Dara sambil terus memeluk mamanya
mamanya bingung mendengar anaknya berkata lolos. karena memang Dara tidak pernah memberitahu mama atau papanya tentang dia melamar pekerjaan.
" kenapa atuh kamu neng? " ucap mama bingung
" Dara lolos ma! liat deh! " ucap Dara semangat sampai memperlihatkan pesan yang ada di hpnya ke mama
" kamu ngelamar kerja? " ucap mama setelah membaca pesan itu
Dara menganggukan kepala antusias sambil tersenyum sumringah.
" tapi itu jauh loh " ucap mama
" gapapa kan aku udah pernah ngerantau ke Cileungsi masa ke Jakarta ga berani " ucap Dara
memang pekerjaan yang dara lamar itu berada di Jakarta pusat. jadinya mau gak mau Dara merantau kembali
" emang udah minta ijin sama papa? " ucap mama menyelidiki
mama dan papa memang melarang Dara untuk bekerja jauh. kata mereka kalau ada yang dekat kenapa harus jauh. Tetapi jiwa bolangnya Dara sedang keluar, dia begitu ingin untuk bekerja di Jakarta. Dia ingin tahu bagaimana hidup di ibu kota.
" tapi Dara mau kerja di sana ma " ucap Dara memelas
" mama ga bisa ngomong apa apa. kamu tanya aja nanti sama papa " ucap mama dan lanjut menjemur pakaian lagi
***
Walaupun terjadi perdebatan yang heboh akhirnya mama Lulu dan papa Kamil terpaksa mengijinkan putri satunya untuk merantau kembail.
" hari ini interview doangkan? " ucap mama yang mengantar Dara sampai pagar rumah
Hari ini hari interview itu di laksanakan. Dara pergi ke Jakarta bersama papa, bagaimana pun papa akan mengantarnya. sekalian papa mencari kosan atau kontrakan di dekat tempat aku bekerja untuk nanti aku tinggal.
" iya, nanti sambil cari kontrakan sama papa " ucap Dara
Dara menyalami mama dan memeluk mama meminta doa agar dia di terima bekerja.
perjalanan dari Bogor ke Jakarta itu dua jam menggunakan kereta. Dara dan papa Kamil memang memilih untuk menaiki kereta, karena keluarganya tidak memiliki mobil dan jika dia berangkat menggunakan motor, Dara merasa kasian kepada papanya.
sesampainya mereka di Jakarta stasiun, mereka menggunakan mobil online ke lokasi interview.
perjalanan di dalam mobil hanya memakan waktu lima belas menit. Dara bisa melihat gedung yang menjulang tinggi ke atas langit.
" ini bener alamatnya? " ucap papab kamil yang sama terkagum melihat gedung ini
" bener kok " ucap Dara sambil melihat hpnya yang berisikan alamat tempat interview
" kaya perusahaan besar ini mah teh " ucap papa Kamil
" iya pah, aku aja kaget " ucap Dara masih belum lepas Mandang ke gedung tersebut
" ayo masuk nanti telat " ucap papa
Dara menoleh ke arah papa dan meanggukan kepala.
" papa tunggu disini, nanti kalau udah beres WA papa yah " ucap papa
Dara menganggukan kepala mengerti dan menyalami tangan papa. Dara pun masuk ke pintu utama lobby. setelah masuk udara menjadi dingin yang di akibatkan AC. Dara menatap sekeliling lobby dan berhenti sejenak.
" sumpah keren banget " gumam Dara
Matanya terus menatap ke sekeliling hingga matanya bertemu dengan mata seseorang yang berdiri di depan lift. Mata pria itu terlihat dingin dan mengintimidasi. tanpa ba-bi-bu segera Dara mengalihkan penglihatan dan berjalan ke arah resepsionis tanpa menoleh ke arah pria tadi.
" maaf mba mau nanya " ucap Dara sopan
" iya mba, ada yang bisa di bantu? " ucap resepsionis itu yang bernama Rika karena terdapat nametag di dada kirinya
" saya di panggil interview hari ini, dan saya harus bertemu dengan bapak Robi " jelas Dara
" pak Robi? " tanya mba rika sekali lagi
" iya " ucap Dara
" sebentar saya hubungi bapak robinya terlebih dahulu " ucap mba rika sambil tersenyum
Mba rika pun menelepon pak Robi tapi Dara tidak bisa mendengar percakapan nya.
" kata pak Robi mba naik ke lantai 50 dan disitu pak Robi sudah menunggu " jelas mba rika
" lantai 50 ? " ucap Dara
" iya " jawab mba Rika
Dara pun dengan linglung akhirnya menuju lift.
" anjir lantai 50 tinggi amat yah " gumamnya sendiri
ketika dia memasuki lift pun dia ingin memencet tombol lantai tapi di buat bingung karena nomornya hanya sampai lantai 49. Dara makin linglung harus berbuat apa. Dia keluar masuk lift hingga satpam disana menghampirinya.
" permisi mba ada yang bisa di bantu " tanya satpam itu
" eh..anu..pak saya mau ke lantai 50 tapi di dalam cuman bisa sampai lantai 49 " jelas Dara malu
" oh lantai 50, mba gak bisa naik pakai lift ini " jawab pak satpam
" kalau gitu saya harus naik apa? " tanya Dara polos
pak satpam itu tertawa pelan mendengar pertanyaan Dara.
" mba bisa naik lift ini, lift ini di gunakan buat petinggi saja " ucap pak satpam sambil memencet tombol lift
" saya kan bukan petinggi pak, emang boleh? " tanya Dara
" kalau mba di suruh ke lantai 50 hanya ini fasilitas yang bisa di gunakan. jadinya tidak apa apa mba " ucap pak satpam sopan
Dengan senyum Dara pun masuk ke dalam lift dan tidak lupa mengucapkan terima kasih ke pak satpam itu.
sesampai di lantai 50 saat pintu lift terbuka, mata Dara langsung melihat seseorang pria tampan dengan setelan jas rapih di depan sana dan tersenyum.
Dara terdiam tanpa sadar bahwa pintu lift mau tertutup kembali. tapi sebelum tertutup pria itu menahan pintu lift tersebut dan membuat Dara tersadar dari lamunannya.
" untung saya sering olahraga jadinya gesit " ucapnya membanggakan diri sendiri
" bisa keluar " ucap pria itu mempersilahkan Dara untuk keluar dari lift
Dengan gugup dan malu malu Dara keluar dari lift dan masih di pandang oleh pria itu. pria itu berdiri tegap di hadapan dara dan mengulurkan tangannya.
" Robi " ucapnya yang membuat Dara mendongakan kepala
" kamu pelamar yang mau interview bukan? " tebak pria itu yang ternyata pak Robi
" iya pak " jawab dara sopan
" mari saya antar " ucap pak Robi sambil berjalan mendahului dara dan di ekori oleh dara di belakang
pak Robi mengetuk pintu yang lumayan besar. setelah mendapat sahutan dari dalam pak Robi menyuruh Dara untuk masuk.
Dengan polosnya Dara pun langsung masuk. Dia pikir pak robi akan mengikuti ternyata setelah Dara masuk pintu di tutup dan pak Robi tidak ikut masuk.
Dara mencoba untuk merilekskan badannya agar tidak tegang. Pandangan Dara tertuju kepada pria yang duduk di balik meja besar itu. Pria itu masih fokus dengan berkas yang berserakan di atas meja besarnya.
" permisi " ucap Dara pelan
Pria itu tidak mendengar panggilan Dara, sehingga Dara pun mencoba memanggilnya dengan suara yang lumayan keras.
" permisi " ucap dara sekali lagi
pria itu pun mendongakan kepala dan matanya beradu pandang dengan Dara. seketika seperti waktu berhenti, Dara terkaget dengan melihat tatapan pria itu. Pria yang tadi beradu pandangan saat di loby. tatapan mengintimidasi mulai terasa di ruangan ini. Dara terdiam seribu bahasa.
TBC
© nukeya
***
" Adara Syakila Putri? " suara berat itu menyadarkan Dara dari lamunan
" iya? " jawab Dara gelagapan
" Kamu Adara? " tanyanya pria itu sekali lagi
Dara menganggukan kepala seperti anak kecil
" mau jadi sekertaris saya? " tanya pria itu sedikit meremehkan
" di iklannya lagi mencari sekretaris kan pak? " tanya Dara polos
pria itu mengangkat alisnya sebelah seolah bingung dengan pertanyaan Dara.
" bener kan pak? " tanya Dara memastikan
pria itu menganggukan kepala angkuh
" terus kenapa bapak nanya lagi? " ucap Dara spontan
beberapa saat Dara dan pria itu terdiam tidak ada yang bersuara. pria itu hanya memandang Dara sedangkan Dara yang di pandang nya hanya menampakan muka polosnya.
" duduk lah! " perintah pria itu
Dara hanya menurut saja duduk di hadapan pria itu. Pria itu menyodorkan sebuah kertas.
" baca yang cermat. lalu tanda tangan. " ucap pria itu penuh dengan otoriternya
Dara membaca isi kertas itu yang ternyata peraturan kerja yang harus di setuju. Dara memandang pria itu bingung. Dia bingung, apa dia langsung di terima? kenapa pria itu langsung menyodorkan peraturan atau kontrak kerja? Pria itu sadar jika di perhatikan Dara dan akhirnya pria itu memandang dara.
" ada pertanyaan? " ucap pria itu
" saya langsung di terima pak? " ucap Dara bingung
" baca saja dulu! jika setuju, kamu bisa langsung bekerja " jelas pria itu yang tidak lepas dengan otoriternya
Dara yang di suruh pun hanya menurut untuk membaca peraturan. Dari awal sampai di pertengahan Dara melihat salah satu peraturan yang ga masuk akal.
" 'siap di panggil kapan pun?' ini serius pak? " tanya Dara
pria itu menganggukan kepala
" ini saya Sekretaris apa babu pak? " tanya Dara memastikan
" menurut kamu? " ucap pria itu
" babu? " ucap Dara tanpa mikir
pria itu menahan kesal mendengar perkataan Dara yang ceplas-ceplos.
" Baca! " perintah pria itu lagi
Dara menurut lagi hingga matanya melihat nominal Gaji yang di luar nalar.
" satu, dua, tiga , empat... sepuluh juta?! " Dara terlonjak kaget
" serius ini pak gajinya segini? " antusias Dara
pria itu menggelengkan kepala, pusing melihat tingkah Dara.
Dara dengan semangat mentanda tanganin kontrak kerja itu.
" kapan saya mulai kerja? " tanya Dara dengan sumringahnya
Dara tidak tahu apa yang akan terjadi nanti kedepannya. mungkin sekarang sampai sebulan kedepan dia bakal bahagia karena gajinya yang lumayan besar. Dia tidak tahu bahwa penderitaan di depan sana menunggunya.
" saya Arsen prabu Baskara " ucap pria itu yang ternyata bernama Arsen
" Saya Adara Syakila Putri, tolong kerja samanya " ucap Dara sambil menjabat tangan Pak Arsen yang terjulur ke arahnya.
***
Hari itu pula Dara dan Papa Kamil langsung mencari tempat kostan atau kontrakan yang terdekat dari perusahaan. Karena Besok sudah harus bekerja, terpaksa Dara harus berangkat pagi dari Bogor ke Jakarta. Dia pergi ke Jakarta pagi pagi sendiri lalu nanti siangnya mama dan papa menyusul untuk membawakan barang barang ke tempat tinggalnya nanti.
Dara mendapat kontrakan yang lumayan besar dengan harga yang lumayan mahal. menurut papa nya tidak apa apa mahal asal fasilitas nya bagus dan membuat Dara nyaman.
kontrakan ini seperti apartemen karena berunit. rata rata penyewa disini adalah pegawai di tempat Dara bekerja. karena aksesnya yang dekat dengan perusahaan sehingga tidak perlu mengeluarkan uang transportasi.
paginya sekitar jam 4 Dara sudah rapih dan berangkat ke stasiun kereta bersama papa Kamil. Dari stasiun Bogor ke stasiun Jakarta dara berangkat sendiri tanpa papa kamil.
dua jam perjalanan di kereta Hingga Dara sampai di Stasiun Jakarta kota. Dari stasiun Dara naik ojek online agar langsung menuju perusahaan yang di tuju.
Belum saja Dara menampakan kaki turun dari ojek ponsel Dara berbunyi.
Dara buru buru membayar ojek tersebut dan langsung merogoh tasnya untuk mengeluarkan ponselnya.
Ternyata yang menelepon nomor tidak di kenal. Karena penasaran akhirnya Dara mengangkat telepon itu.
" Hallo " ucap Dara
" Belikan saya kopi! " perintah dari orang yang di sebrang telepon sana
Dara mengerutkan dahi bingung
" maaf ini siapa? " tanya Dara
" kamu tidak save nomor saya? " ucap pria di sebrang sana
" saya aja ga kenal mau gimana saya save " ucap Dara kesal
" saya Arsen, Adara. " ucap pria itu yang ternyata pak arsen penuh dengan tekanan
Dara gelagapan bingung, dia ga nyangka kalau pak arsen meneleponnya sepagi ini. Niat dia berangkat lebih pagi ingin bersantai dulu, ini langsung di suruh. padahal jam kerja belum di mulai.
" Adara! kamu dengar saya?! " sentak pak arsen yang buat Dara tersadar
" saya de..dengar pak " ucap Dara gugup
" saya tunggu di ruangan saya " ucapnya
setelah itu telepon terputus begitu saja. Dengan kekuatan supernya Dara menyebrang jalan sambil liat kanan kiri. Dara memasuk kopi shop, ketika ingin memesan Dara baru inget tadi dia tidak menanyakan apa yang harus di pesan. Dengan perasaan berat Dara menghubungi pak Arsen kembali.
Nada sambung masih terus berbunyi dan tidak ada tanda tanda pemiliknya akan mengangkatnya. setelah mencoba beberapa kali akhirnya panggilan Dara tersambung.
" maaf pak, saya mau nanya bapak mau kopi apa? " ucap Dara sopan
" americano Tut...Tut.. " hanya satu kata dan panggilan itu terputus
Dara memaki hpnya yang berada di tangannya, padahal dia inginnya memaki pria yang tadi dia hubungi namun apa daya pria itu bos nya.
Setelah mendapat pesanannya Dara pun berjalan dengan terburu buru ke kantornya. lobby sudah mulai penuh karena orang kantor sudah mulai berdatangan.
" alamat ga bisa sarapan dulu ini mah " gerutu Dara ke diri sendiri
Dara memencet tombol lift yang langsung menuju lantai 50 yang biasa di pakai oleh petinggi. banyak orang berbisik sambil memandang Dara. Dara bingung kenapa orang melihatnya seperti itu. tanpa ambil pusing akhirnya Dara masuk ke dalam lift.
Sesampainya di lantai 50, Dara melihat pak Robi di mejanya yang sibuk dengan laptopnya.
" pagi pak " sapa Dara sopan
" pagi Ra, udah di tunggu sama pak Arsen di dalam " ucap pak Robi
Dara pun mendekati pintu ruang pak arsen dan mengetuknya. Setelah mendapat sahutan dari dalam Dara pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan tersebut.
" ini kopinya pak " ucap Dara sambil menaruh kopi di atas meja Pak Arsen
alih alih mengambil kopi itu pak Arsen menyodorkan sebuah buku ke arah Dara. Dara menerima bu itu dan membukanya. Ternyata itu jadwal Pak Arsen.
" bukannya yang memegang jadwal bapak itu pak Robi? " tanya Dara
" mulai sekarang itu tanggung jawab kamu " ucap pak Arsen tegas
tanpa bisa membantah Dara hanya mengiyakan nya saja.
" suruh Hardi menghadap saya! " perintah pak Arsen ke pak Robi melalui telepon
Dara hanya berdiri di sisi pak Arsen sambil memegang buku jadwal. Dara melihat Pak Arsen dari samping, memang dia terlihat tampan bahkan dari samping aja ganteng apalagi dari depan, gantengnya bukan main main. Dara mulai mengkhayal kalau dia yang jadi pacar Pak Arsen mungkin dia bakal bahagia, apalagi kalau jadi istrinya mungkin hidup Dara nyaman dan sejahtera. Dara mulai senyum senyum sendiri sampai seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan membuat Dara Diam dan menatap pria yang baru masuk itu.
BUG~~~
map di lempar ke lantai dengan kasar oleh pak Arsen membuat Dara dan pria terkaget.
" kenapa bisa tidak akurat?! " suara Pak Arsen membuat suasana menjadi lebih mencengkeram
Dara memandang Pak Arsen dan pria yang di depannya saling bergantian. Pria itu terdiam kaget campur ketakutan. Sedangkan Pak Arsen dengan muka kerasnya seperti mengintimidasi.
" ma...maaf pak " ucap pria itu menunduk
" ulang! " ucap pak Arsen dengan nada yang meninggi
Pria itu dengan cepat mengambil map yang di lempar tadi dan pamit keluar. Pak Arsen memijat pelipis dahinya pelan, sepertinya pekerjaan pria itu membuat pak Arsen pusing.
" bapak mau teh hangat? " tawar Dara
Pak Arsen seperti terkaget mendengar suara Dara. Dia baru sadar Bahwa Dara belum keluar dari ruangannya sejak tadi.
" tidak. kamu bisa keluar " perintahnya
Dara yang ga bisa membantah pun menurut dan keluar dari ruangannya.
" dia ngamuk lagi? " tanya pak Robi
" iya, seperti pak Arsen ga enak badan pak " ucap Dara sedikit khawatir
" dia terlalu memforsir badannya " jelas pak Robi
" Dara " panggil Pak Robi
Dara yang baru saja duduk di kursinya pun menoleh ke arah pak Robi.
" iya pak? " jawab Dara
" bisa minta tolong? " ucap pak Robi
Dara menganggukan kepala
" Pak Arsen biasanya kalau sedang stress dia susah buat makan. bisa minta tolong belikan cheesecake? di sebrang kantor ada toko kue kamu bisa beli disana. kalau udah beli kamu langsung kasih ke pak Arsen. saya mau rapat dulu, ok? " jelas pak Robi
" ok " ucap Dara sambil tersenyum lebar
TBC
©nukeya
***
Dara membeli Cheesecake di tempat yang tadi pak robi bilang. Dara mengetuk pintu ruangan pak Arsen. setelah mendapatkan sahutan Dara masuk ke dalam ruangan itu. Dara bisa melihat Pak Arsen masih berkutat dengan laptop dan berkas yang berserakan di meja kerjanya.
Pak Arsen mendongakan kepala dan menatap Dara bingung. Dara berjalan dan duduk di sopa yang berada di ruangan itu. Pak Arsen makin di buat bingung dengan tingkah Dara. tapi muka bingungnya itu perlahan berubah ketika melihat Dara mengeluarkan makanan favorit nya.
" pak Arsen istirahat dulu, saya beliin cheesecake buat bapak " ucap Dara sambil tersenyum manis
Pak Arsen terdiam seperti terpesona akan senyum Dara yang terlihat polos dan tulus. Dara yang menunggu reaksi pak Arsen di buat deg-degan karena Pak Arsen masih duduk di kursi tanpa bergerak atau berbicara sedikit pun dan hanya menatap ke arah Dara.
" Kalau gitu saya keluar dulu, bapak silahkan makan " ucap Dara mengundurkan diri
Tapi sebelum Dara melangkah untuk pergi suara pak Arsen membuat langkah Dara berhenti.
" duduklah " perintahnya
Dara pun menurut dan duduk kembali. Pak Arsen pun duduk di sopa yang berada di depan Dara dan memandang ke arah cheesecake.
" ini sendoknya " ucap Dara sambil menyodorkan sendok ke arah pak Arsen
Pak Arsen mengambil sendok itu dan mulai menyuapkan cheesecake ke dalam mulutnya. muka Pak Arsen sudah tidak sekeras tadi dia terlihat lebih rileks.
Dara memandang pak Arsen senang karena Pak Arsen memakan makanan yang dia beli. Dara jadi merindukan Adiknya padahal baru saja tadi sebelum berangkat ketemu. hanya saja nanti seterusnya dia bakal jarang ketemu karena Dara merantau jauh dari rumah.
" kamu tidak makan? " pertanyaan pak Arsen membuat Dara tersadar
" saya tidak suka keju " jawab Dara
" tidak suka? " tanya pak Arsen sekali lagi
Dara menganggukan kepala
" bapak habiskan saja " ucap Dara
pak Arsen hanya diam dan terus melanjutkan makannya.
***
Jam kerja sudah selesai 30 menit yang lalu, tetapi Dara dan Pak Robi belum ada niat untuk pulang di karena kan bos mereka saja belum pulang.
Pak Robi sibuk dengan file file yang harus di urus begitu pula dengan Dara dia pun sibuk dengan kerjaannya.
Dara melihat jam yang melingkar di lengannya dan ternyata dia baru sadar kalau jam kerja sudah lewat. Tapi yang melihat Pak Robi masih tenang mengerjakan pekerjaan nya akhirnya Dara pun mengikutinya.
Tadi orang tua Dara mengabari kalau rumah nya sudah di bereskan dan orang tua Dara sudah pulang lagi ke Bogor. Dara hanya bertemu sebentar dengan orang tuanya tadi di depan kantor.
pintu besar itu terbuka dan keluar Pak Arsen dengan badan yang proporsional mengenakan jas yang pasti harganya selangit.
" kita selesaikan nanti " ucapnya singkat dan berlalu begitu saja meninggalkan Dara dan Pak Robi
Dara menghembus kan napas lega, karena dia akhirnya bisa pulang dan rebahan di rumah.
" hari pertama yang berat yah Ra? " tanya pak Robi bercanda
" iya pak " jawab Dara sambil terkekeh
" beginilah kerja jadi sekertaris Ra, harus royal terhadap waktu " ucapnya
Dara menganggukan kepala setuju. pak Robi ijin untuk kebawah duluan karena sudah di tunggu oleh seseorang. tanpa takut aku pun menaiki lift sendiri dari lantai 50 ke lobby.
sesampainya di lobby, lobby begitu hening mungkin semua orang sudah pulang dan yang tersisa hanya satpam yang jadi di depan gerbang sana. Dara keluar gedung itu dan mulai berjalan ke arah kontrakan nya.
Dengan santai Dara berjalan menyusuri terotoar. Hingga Dara baru sadar ketika ada mobil yang mengikutinya. mobil itu berhenti dan menurunkan jendelanya. Dara bisa melihat orang yang di dalam mobil itu, orang itu Pak Arsen.
" pak Arsen? " panggil Dara memastikan
" naik! " perintah pak Arsen tanpa basa basi
" ga usah pak, Deket kok dari sini " tolak Dara
" masuk! " perintahnya sekali lagi
" ga usah pak, makasih " tolak Dara sekali lagi
mendengar penolakan Dara, Pak Arsen keluar dari mobil. Dara yang melihat pun mundur sedikit karena kaget melihat pak Arsen yang keluar mobil.
Pak Arsen membukakan pintu dan menatap Dara dengan tatapan tajam.
nyali Dara menciut akhirnya mau ga mau Dara memasuki mobil nya pak Arsen setelah masuk pak Arsen menutup pintu itu dan kembali masuk ke dalam bangku pengemudi.
" seatbelt! " ucap Pak Arsen
tapi Dara hanya terdiam tidak mengerti dengan ucapan pak Arsen. karena gemas akhirnya pak Arseng memajukan badannya ke arah Dara untuk meraih seatbelt nya Dara. Dara dengab spontan mendorong pak Arsen yang membuat pak Arsen duduk kembali di kursinya.
" bapak mau ngapain?! " ucap dara Panik sambil menyilangkan tangannya di dadanya
" seatbelt Dara. " ucap Pak Arsen penuh penekanan
" kenapa sama seat beltnya?! " bukannya takut Dara malah meninggikan suaranya
" pasang seatbeltnya " ucap pak Arsen menahan emosi
Dara terlihat seperti orang bego yang cengong mendengar penjelasan pak Arsen. akhirnya dia hanya nyengir ke arah pak Arsen dan memasang seatbelt nya sendiri.
" hehehe maaf pak " ucap Dara polos
Pak Arsen menyalakan mobil dengan kasar tanpa menjawab maaf Dara. Dara hanya terdiam takut karena melihat wajah pak Arsen yang mengeras.
sepuluh menit pun sampai di kostan Dara. Mobil berhenti, Dara menoleh ke arah pak Arsen tanpa berbicara. Pak Arsen yang merasa sedang di tatap pun akhirnya menoleh ke arah Dara.
" kenapa kamu liatin saya? turun sana! " ucapnya masih dengan kesal
" makasih pak atas tumpangannya " ucap Dara sambil turun dari mobil
tanpa ba-bi-bu mobil pak Arsen langsung maju melesat begitu saja dan membuat Dara cengo.
" kesetanan kali yah tuh orang " gerutu Dara
Dara pun memasuki kostnya yang sudah sepi di karenakan sekarang sudah malam mungkin semua penghuni kostan sudah pada tidur.
Dara memasuki kostannya dan langsung merebahkan diri di kasur. Hari pertama kerja yang begitu melelahkan. sangking capenya Dara pun langsung tertidur begitu saja tanpa mandi atau mencuci mukanya terlebih dahulu.
***
lagu boygrup asal Korea kesukaan Dara pun bergema di kamar kost an Dara dari Hpnya. layarnya menampilkan seseorang menelepon nya dan tertera nama Big Boss yaitu pak Arsen, Dara menamai nomor pak Arsen di hpnya dengan Nama big boss.
sekali panggilan Dara belum terbangun dari tidurnya hingga kesepuluh kalinya panggilan Akhirnya Dara mulai terusik dari tidurnya.
Dara meraba raba tempat tidur mencari hpnya berada. setelah menemukan hpnya Dara langsung mengangkat panggilan itu.
" Hallo " suara serak Dara bangun tidur
" KENAPA LAMA SEKALI MENGANGKAT TELEPONNYA?! " sentakan di sebrang sana membuat Dara spontan bangun dan langsung terduduk. Dara melihat hpnya dan dia baru menyadari kalau pak arsen meneleponnya dari tadi
" maaf pak tadi saya tidur " ucap Dara
" kamu tidur apa mati?! " emosi pak Arsen
" tahan Dara jangan terbawa emosi, ini cobaan " ucap Dara dalam hati
" sekali lagi maaf pak, lain kali saya akan langsung jawab " ucap Dara mencoba untuk tidak terbawa emosi
" kirimkan laporan yang Robi kasih tadi " perintah pak Arsen
Dara melihat ke arah jam dinding dan jam itu menunjukan jam 2 pagi.
" sekarang pak? " tanya Dara memastikan
" tahun depan! yah, sekarang lah! " sentak pak Arsen
" bapak pms yah? " pertanyaan konyol pun akhirnya keluar dari mulut Dara
" APA?! " teriak pak Arsen di sebrang sana
" mendingan bapak tidur aja biar bapak ga emosian " kata Dara yang mulai ngelantur
" kamu ngatur saya?! " ucap Pak Arsen yang menahan emosinya meledak
" saya hanya memberi saran aja pak, dari tadi bapak marah marah Mulu. ini udah jam 2 pagi, bapak kan harus bangun pagi jadinya harus tidur cepet biar ga kesiangan " ucap dara seperti sedang menasihati adiknya
tidak ada suara yang terdengar lagi dari sebrang.
" pak? " panggil Dara
" Adara saya butuh laporan itu SEKARANG! " Ucap Pak Arsen penuh penekanan
" yaudah kalau bapak maksa nanti saya kirim " ucap Dara pasrah
" kamu ga takut sama saya? " tanya pak Arsen
" bapak kan manusia Dara juga manusia buat apa takut " ucap Dara mudah
" kamu ga takut saya pecat? " pertanyaan pak Arsen membuat Dara bergidik ngeri. Dia membayangkan jika dia di pecat, kasian orang tuanya yang sudah bela belain untuk membantunya kerja di sini
" bapak mau pecat saya? " tanya Dara
" mungkin saya pertimbangkan " ucap Pak Arsen ambigu
" jangan dong pak, kan ini hari pertama saya kerja masa langsung di pecat. saya janji deh bakal nurut sama bapak " ucap Dara bersungguh-sungguh
" saya pegang janji kamu " ucap pak Arsen dan sambungan telepon pun langsung di putuskan
Dara melempar hpnya ke kasur dan menatap ngeri ke arah Hpnya.
" hampir aja gua jadi pengangguran lagi " ucap Dara sambil mengelus dadanya
TBC
© nukeya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!