Namaku Arya Wisesa. Aku adalah siswa SMA kelas 11 yang ingin terlihat biasa saja, meskipun terkadang orang lain beranggapan lain.
Saat ini Aku sedang duduk di bangku paling belakang yang ada di kelas, karena tubuhku yang tinggi ini akan menghalangi murid lainnya jika Aku duduk di depan.
Para murid lainnya sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya masing-masing, karena guru yang seharusnya mengajar Matematika berhalangan untuk hadir.
Para murid wanita sedang berbicara tentang keseharian mereka ataupun tentang drama Korea yang mereka tonton tadi malam. Meskipun ada sebagian murid wanita yang saling curhat dan bergosip.
‘ Hahaha.. Rasain lu dicuekin kakak kelas, genit banget sih jadi cewek ‘.
‘ Ah.. tembus… gawat.. tembus nih.. ‘.
‘ Hah… Kapan beresnya sih ni curhatnya, bosen gue ‘ .
‘ Asem jelek-jelekin Oppa gue! Sok pilih-pilih kaya cewek cantik sejagat aja, kalau ketemu nyata ya pasti klepek-klepek juga kok. Cowok lo aja petakilan gitu ‘.
‘ Ah.. pengen cepet-cepet pulang.. pengen boker..duh.. bisa cepirit nih.. mau ke WC sekolah tapi suka susah keluar.. ‘.
Ya, seperti itulah contoh yang mereka pikirkan ketika mereka saling mengobrol dan tersenyum. Namun hal itu masih termasuk normal, berbeda dengan para murid pria yang memiliki pikiran beragam.
‘ Ayolah buka dikit lagi pahanya.. asem! Malah ditutup, kampret ! ‘.
‘ Mantap, makin gede dan montok aja tuh semangkanya ‘.
‘ Sok ganteng dah lu, caper amat di kelas. Baru aja jomblo dah mau nyari korban lain ‘.
‘ Hmm.. minta bok*p ke siapa lagi ya, abis bahan..’.
‘ Hah.. b*kep gue dihapus si dia, resek banget sih ‘.
‘ Asem.. di read doang.. ‘ .
‘ ditolak? Mantap!. Masih ada harapan buat gue !. ‘
' Mabar gundulmu, gue yg capek ngegendong! '.
‘ Ah.. lega.. Semoga gak ada yang tau ane kentut ‘.
Ya, itulah salah satu contoh yang ada dipikiran para pria. Meskipun tentu saja masih banyak yang berpikiran normal dan biasa saja. Tidak semua orang memiliki pikiran yang macam-macam, ada juga yang tidak berpikiran apa-apa dan hanya fokus kepada buku pelajaran mereka.
Aku memandangi para murid lain sambil menguap karena merasa bosan, aku lebih memilih untuk diam dan tidak bergabung dengan mereka.
‘ Hmm.. seperti biasa diem sendiri di bangkunya. Dasar aneh, tapi ganteng sih .. coba kalau kaya, udah pasti pada direbutin si Arya. ‘
‘ Gak adil banget.. ganteng, tinggi, cool tapi kere !!! Pengen nembak tapi malu kalo nanti ditolak .. ‘.
Aku mengabaikan pikiran beberapa perempuan yang mencuri pandang, sambil menilai tentang Aku yang terkenal sedikit aneh dan berasal dari keluarga yang kurang mampu.
‘ Ah.. Ademnya liat Arya yang lagi ngantuk.. lirik sini plis.. ayo dong.. plis.. kasih aku tatapan tajammu. Ah! MANTUL, sadis banget matanya! tenang.. tenang.. harus jaim ‘.
“ Hehe, ngantuk ya Ar? “
Aku menatap mata Indah, dia adalah murid yang berprestasi dan terkenal karena kecantikan dan keramahannya.
Apapun yang dia lakukan selalu menarik perhatian orang lain di sekitarnya, dan sudah banyak yang menjadi korban 'kita temenan aja ‘ darinya.
“ Ya ngantuk Dah. “ Aku menjawab Indah dengan nada yang datar saja, karena memang seperti inilah caraku untuk menjaga jarak dengan orang lain.
“ Oh.. hehe..” Kemudian Indah yang duduk di bangku sebelahku pun harus menanggapi para murid lain yang mengajaknya mengobrol.
Aku memandangi seorang pria paruh baya yang tinggi besar, dia memasang wajah yang datar saja ketika teman Indah menabrak tubuhnya.
Namun pria itu menganggukkan kepalanya kepadaku dan memejamkan matanya kembali dan tetap berdiri seperti seorang penjaga saja.
“ Hei Dah, nanti makan bareng ya sama anak-anak ! “ Aku memandangi murid perempuan yang tak sadar bahwa kini tubuhnya bertumpuk dengan seorang Pria paruh baya yang gagah itu.
Aku yakin bahwa wanita itu akan berteriak jika dia melihat bahwa dia bisa menabrak pria paruh baya yang memakai pakaian seperti seorang prajurit itu.
Aku menghiraukan mereka dan kembali memandangi langit biru yang terlihat dari jendela di sebelahku.
‘ hihihi .. kamu tadi liat dia kan? Kamu pasti bisa liat aku juga kan? Ayo sini sama aku hihihi ‘
Wanita itu tertawa sambil mencoba mengulurkan tangannya untuk menyentuh kepalaku.
Aku mulai merasa kesal dengan wanita berambut panjang dan memakai daster putih itu, apalagi terlihat beberapa bercak darah di pakaiannya yang membuatku tidak nyaman.
Kemudian Aku menatap wanita yang terus berbicara sambil melayang di depanku, kemudian Aku mengedipkan mataku dan hilanglah ilusi yang ditunjukkan wanita itu.
‘ Ah ..! Kamu.. bisa lihat wujud asliku..’ Wanita yang kini tidak terlihat menakutkan itu menutup wajahnya. Wanita itu berwajah biasa saja dan tubuhnya sedikit semok.
Wanita itu berambut panjang dan mengenakan gaun ungu yang cukup elegan. Namun sepertinya dia malu karena wujud aslinya telah terlihat olehku.
[ Hah.. Orang baru ya Mbak? ] Aku berbicara melalui telepati kepada wanita itu.
‘ Kamu bisa bicara langsung juga.. indigo atau orang pinter ya kamu.. tapi seharusnya mereka gak bisa lihat wujud asli bangsaku begitu saja..’
[ Hmm… kayaknya Mbak baru masuk alam manusia ya.. ] Aku menanggapi wanita itu dengan santai.
‘ iya.. aku baru sampai di gerbang pagi ini dan liat kamu jalan kesini. Jadi aku iseng pengen ikutin kamu ‘ Wanita itu mulai berbicara tanpa menutupi wajahnya lagi.
Kini dia terlihat senang karena Aku mau berbicara dengannya.
[ Terus kenapa mengambil wujud yang menakutkan buat manusia? ] Aku mengerutkan dahiku sambil memandangi wanita itu.
Mata tajamku membuat wanita itu sedikit bergetar, bahkan dia langsung turun ke lantai dan duduk bertumpukan dengan murid yang duduk di bangku depanku.
‘ Aku cuma denger di alamku, katanya kalau mau cepat terkenal dan diakui eksistensinya harus pake wujud menakutkan seperti yang tadi… dan kalau lagi beruntung, nanti ada manusia yang bisa saja kebetulan melihat ku ‘.
[ Hmm… itu aturan lama dan hanya berlaku di daerah lain, disini sudah ada aturan baru.] Aku berbicara dengan nada yang datar, namun mataku menunjukkan bahwa Aku mengasihani keberuntungan wanita itu.
Karena saat pertama nya tiba di alam manusia ini, dia harus bertemu denganku.
‘ Aturan… ‘
[ Ya. Kini dilarang memakai wujud yang menakutkan, dan dilarang secara sengaja menampakkan diri kalian. Kalian juga tidak boleh mengganggu manusia, karena kita memiliki dimensi yang berbeda. Dan kita harus saling menghormati sesama makhluk ciptaan tuhan ]
Aku menjelaskan beberapa hal yang harus diketahui oleh bangsa jin yang baru mengunjungi dunia manusia ini.
‘ Oh.. jadi daerah ini juga sudah memakai sistem baru.. ‘ Wanita itu tertegun karena baru mengetahui bahwa sistem yang baru diterapkan beberapa tahun lalu ini sudah sampai di daerah Sukabumi ini.
‘ Jadi.. aku harus lapor dulu..? ‘ Wanita itu bertanya kepada ku yang lebih mengetahui tentang peraturan baru ini.
[ Ya. Jadi Mbaknya harus registrasi dulu di markas kami biar situasi disini tetap aman terkendali. ]
‘ Markasnya dimana Dek.. terus petugasnya ada? ‘
[ Ya. Saya salah satu petugas disini, untuk lokasi pendaftarannya nanti Mbak akan dipandu rekan saya. ] Setelah berkata demikian, Aku memejamkan mataku dan berkonsentrasi.
[ Maja.. ! Ada kerjaan disini. Cepetan sini ya ] Aku melakukan telepati kepada rekanku, Tubagus Maja.
Dan tak lama kemudian, wanita yang ada di depanku terlihat kaget dan sedikit ketakutan. Karena kini ada sosok Harimau putih dengan loreng hitam yang berada di depan kelasku ini.
Harimau putih itu memiliki tinggi 3 meter dan panjang sekitar 6-7 meter. Harimau itu terlihat sangar dan buas sekali, dan dia membuka mulutnya untuk menunjukkan taringnya yang tajam dan menakutkan itu.
[ Udah dong Ja, kasian dia ketakutan. Dia baru sampai ke alam manusia jadi harus registrasi dulu. Anterin ya ke rumah. Terus kecilin badanmu tuh ]
Kemudian Maja memperkecil tubuhnya sehingga kini tinggi nya hanya 1 meter saja.
‘ Hmm.. kan sudah tugasku buat kelihatan gagah gini Ya. ‘ Maja berbicara dengan santai dan dia langsung menatap wanita itu dan memperhatikannya dengan seksama.
[ Iya iya. Silahkan ikuti rekan saya Mbak. Dia petugas disini juga kok, nanti Mbaknya bisa registrasi dan mengunjungi alam manusia dengan aman. Karena kalau ada bangsa anda yang belum registrasi dan malah mengganggu manusia, maka kita akan tindak langsung. Jadi mohon kerjasamanya selama Mbak ada disini. Info lebih lanjut bisa Mbak lihat di kantor kami. Terimakasih dan selamat siang. ]
Aku berbicara dengan formal dan menyuruh wanita itu untuk mengikuti Maja menuju Kantor Urusan Gaib yang merupakan kediamanku.
‘ Makasih panduannya Pak petugas, saya registrasi dulu. Maaf juga sudah.. berbuat seperti tadi.. ‘ Wanita itu berterima kasih dan meminta maaf atas perbuatannya tadi, dan aku menganggukkan kepalaku.
Akhirnya wanita itu mengikuti Maja yang menguap melihat interaksiku dengan wanita itu. Sepertinya tadi dia sedang tidur siang dan langsung menuju kesini ketika Aku memanggilnya.
‘ Ya, tuh si Indah masih kelepek kelepek loh haha ‘ Maja menatap Indah sambil menguap, bahkan ada sedikit air mata di matanya itu. Dia bahkan memulai candaannya tentang Indah yang sering memperhatikan ku itu.
[ Hah.. kerja, kerja sana Ja. Iseng aja sih kamu ] Aku menanggapi Maja dengan santai, kemudian dia pun langsung pergi karena bosan melihat Aku yang bersikap biasa saja.
Maja pun pergi meninggalkan kelas sambil diikuti oleh wanita tadi dari belakang.
Aku pun meletakkan kepalaku di atas meja dan berencana untuk tidur sejenak saja, karena nanti malam Aku harus pergi berpatroli bersama Maja.
Aku berjalan bersama Indah menuju gerbang sekolah. Dia selalu mengikutiku 'secara kebetulan’ setiap jam pulang sekolah.
“ Uh.. kamu langsung pulang lagi Ya? “ Indah yang berjalan di sampingku bertanya dengan riang sekali. Indah memang selalu riang ketika berbicara dengan siapapun, namun tentu saja dia memiliki sikap yang berbeda di pikirannya.
‘ Tungguin Aku di gerbang plis.. Ayo dong Arya.. susah banget sih pengen deket sama kamu, banyak yang ganggu terus‘. Ya seperti itulah apa yang ada di pikirannya.
“ Indah! Pulang bareng yuk ! “ Teman-teman Indah berhasil melacak Indah yang diam-diam pergi mengikutiku. Sepertinya kali ini pun Indah harus menyerah dan mengikuti temannya.
‘ Gak tau diri si Arya, deket-deket sama si Indah terus! ‘.
‘ Anak pungut yang gak jelas orang tuanya siapa. Cuma punya tampang doang aja lu ‘.
‘ mampus mampus lu Arya, mimpi aja lo mau dapetin Indah ! ‘
Seperti itu lah pikiran orang lain ketika Indah berusaha mendekati ku. Hampir semua pria yang menyukai Indah akan memiliki pikiran yang sama dengan pria-pria tadi.
Indah seperti seorang idola mereka yang tidak boleh didekati oleh siapapun yang bukanlah pria yang sempurna dan dihormati orang banyak.
‘ Uh.. gagal lagi. Pada ganggu terus ih.. tenang.. tenang… senyum.. ‘ Indah berkata dalam hatinya sambil menoleh ke arah temannya.
“ Oke. Yuk bareng ke gerbangnya, hehe “ Indah pun tersenyum kecil padaku dan mengikuti teman-temannya.
‘ Hiks.. Besok lagi ya Arya sayang… ‘ Aku memandangi punggung Indah yang pergi semakin jauh dari pandanganku. Pria paruh baya yang berada di samping Indah menganggukkan kepalanya padaku dan kembali mengikuti Indah.
Pikiran dari pria yang ada di sekitarku masih bisa kudengar, namun Aku tidak bisa berbuat apapun. Setiap manusia memiliki haknya untuk berpendapat, apalagi mereka hanya mengatakannya dalam hati.
Kita tidak boleh menyalahkan manusia atas apa yang mereka pikirkan secara tidak sadar. Lagipula mereka tidak mengetahui jika aku bisa mendengar mereka dengan jelas sekali. Jadi Aku harus menerima kenyataan dengan lapang dada dan terus bersabar.
Begitulah yang Kakek katakan padaku setelah Aku memukul salah satu anak yang selalu mengejekku di dalam hatinya.
Saat itu Aku masih duduk di bangku SMP, Aku masih belum bisa menahan emosiku yang selalu menerima hinaan tentang keadaanku yang merupakan anak angkat dari Kakek.
Warga sekitar menemukanku yang masih bayi tergeletak di taman sambil menangis. Saat itu Pak RT menerima tawaran dari Kakekku yang berbicara bahwa dia akan merawatku sampai polisi memberi kabar bahwa ada anak yang hilang.
Namun sampai saat ini pun tidak ada berita tentang keberadaan orang tuaku, dan Kakek pun menjadi Ayah angkat ku. Dia membesarkanku layaknya anak sendiri, dia bahkan mengajarkanku banyak hal hingga Aku bisa menjadi seperti ini.
Kakek bahkan bersikap biasa saja ketika dia mengetahui bahwa Aku bisa mendengar suara hati orang lain. Dia tidak ketakutan sama sekali dan bahkan dia langsung memelukku dan berkata bahwa apapun yang terjadi, Aku tetaplah anaknya yang selalu dia sayangi.
Perkataan Kakek benar-benar tulus, bahkan Kakek yang tidak pernah bisa kubaca isi hatinya saat itu, membukakan pelindung batinnya dan Aku bisa mengetahui apa yang ada dipikirannya.
Saat itu pun Aku meminta maaf kepada Kakek karena tidak pernah memberitahukannya tentang kemampuanku yang bisa mendengar suara hati orang-orang.
Sejak kecil Aku sudah diberikan beberapa pengetahuan tentang bangsa jin dan hal-hal gaib lainnya oleh Kakek.
Beliau mengatakan bahwa Aku memiliki tenaga dalam yang besar sejak bayi, dan dia melatihku sejak kecil agar Aku tidak salah dalam menggunakan tenaga dalamku itu.
Meskipun saat itu Aku masih menyembunyikan bahwa Aku bisa mendengar suara batin orang lain, karena Aku takut orang lain akan merasa tidak nyaman ketika semua yang dipikirkannya bisa diketahui olehku.
Dan kemampuan itu juga merupakan salah satu yang paling menyiksa diriku sendiri. Ketika mengetahui bahwa orang-orang di sekitar masih saja tersenyum sambil memikirkan hal jelek tentang keadaanku ini.
Meskipun tidak semua orang seperti itu, namun tetap saja Aku merasa terganggu dengan kata-kata yang menyakitkan itu. Apalagi saat itu Aku masih sangat muda sekali, dan untung saja Kakek mengajarkanku untuk membuat pelindung batin untuk menghalangi pendengaranku itu.
Salah satu kemampuan spesial lainku yang merupakan anugerah yang diberikan padaku sejak kecil adalah mataku yang bisa menembus ilusi bangsa Jin.
Tidak semua bangsa Jin memiliki wujud yang menakutkan, wujud asli mereka kebanyakan berwujud seperti manusia. Meskipun dengan ukuran yang lebih besar dari manusia pada umumnya.
Ada pula bangsa Jin yang memang memiliki wujud asli seperti seekor binatang. Namun tentu saja mereka juga bisa menggunakan ilusi untuk mengubah dirinya agar berwujud seperti manusia.
Tubagus Maja, yang merupakan sahabatku sejak kecil memang berwujud asli harimau putih. Menurut cerita Kakek, Maja sudah mengikutiku ketika Aku masih bayi dan tergeletak di taman.
Ketika Aku bertanya padanya, dia mengatakan bahwa dia tidak melihat orang yang meletakkanku di sana. Dia hanya melihatku sedang menangis di taman dan sedang memperhatikanku saja saat itu.
Dan sejak saat itu dia sering mengunjungi rumah Kakek. Kakek pun mengizinkan Maja untuk bermain bersamaku ketika Aku masih kecil, karena Maja memang sering berada dan berkeliaran di wilayah ini.
Maja merupakan sahabat sekaligus sosok kakak ataupun paman bagiku. Bahkan ketika dia tahu bahwa Aku memukul anak yang selalu mengejekku di dalam hatinya itu, dia langsung mengamuk dan berjanji akan mengganggu anak itu.
Namun tentu saja Kakek mencegahnya dan mengurung Maja. Saat itu Aku baru menyadari bahwa Kakek sepertinya lebih kuat dari Maja, dan malam itu Aku dan Maja diberi hukuman oleh Kakek.
Hukuman yang Kakek berikan hanyalah latihan pertarungan tenaga dalam antara Aku dan Maja yang harus bekerja sama melawan Kakek. Namun tentu saja malam itu Aku dan Maja harus mengakui kekalahan kami berdua.
Aku masih ingat betapa kuatnya tenaga dalam Kakek, dia bahkan membuat Maja yang berlari ke arahnya terpental seketika saat Kakek menirukan 'Kam*ham*ha yang mengarah ke arah Maja.
Kakek tertawa sambil berkata bahwa tenaga dalam bisa dibentuk seperti apapun selama kita mampu memanipulasinya dengan baik. Namun tentu saja melakukan hal itu tidak semudah apa yang dibicarakan.
***
Aku berjalan kaki selama 15 menit sampai Aku tiba di rumahku, dan sepertinya hari ini sedang ramai sekali.
Rumah yang kutinggali ini hanyalah rumah sederhana saja jika dilihat dari luar. Dan terdapat tulisan ‘ REPARASI PANCI ‘ di depan rumah. Rumah ini cukup luas, namun terlihat sedikit kumuh.
Namun tentu saja di hari modern ini, tempat seperti ini akan terlupakan dan tidak bisa menghasilkan uang banyak.
Namun rumahku tetap ramai, dan tentu saja bukanlah manusia yang membuat tempat ini ramai.
Di Depan rumahku terlihat beberapa Jin yang duduk di kursi depan, mereka terlihat bosan karena harus mengantri agar bisa masuk kedalam rumah.
Dan Aku juga melihat wanita tadi yang sepertinya masih mengantri di kursi luar. Wanita itu tersenyum dan melambaikan tangannya padaku dengan wajah yang ceria.
Sepertinya kini dia tidak terlalu tegang dengan kunjungan pertamanya ini dan bisa bersikap dengan rileks.
Aku menganggukkan kepalaku kepada setiap Jin yang menyapaku. Mereka semua terlihat menghormatiku yang merupakan petugas disini, apalagi Aku cukup terkenal di kalangan Jin yang ada di daerah ini.
Aku masuk kedalam rumah dan melihat bahwa tidak ada siapapun di ruang tamu. Kantor kami berada di ruangan dekat kamar Kakek yang berada di bagian belakang rumah.
“ Eh udah pulang si Aya “.
“ Enak banget santai sambil nonton film “ Aku menatap Maja yang sedang menonton film Avenger di laptop milikku.
“ Tadi main Dota tapi bosen Ya, nonton ini lagi aja deh “ Maja menguap sambil menonton film itu, dia berbaring diatas kasur seperti seekor kucing yang sedang tidur, dan dia memang merubah dirinya menjadi seekor kucing berwarna putih jika dia sedang berada di rumah.
“ Hah.. Awas loh kalau rusak lagi, kamu kalau kalah jangan kaya bocah dong, ini laptop kesepuluh loh. “ Aku menyayangkan sembilan laptop yang rusak karena Maja yang bermain game online saat itu marah karena dia kalah dan membuat laptop milikku rusak karena dia tidak mengontrol tenaganya dan membuat laptop itu hancur.
Maja bisa merubah dirinya menjadi seperti manusia, namun dia hanya melakukannya ketika dia melakukan aktifitas yang memang tidak bisa dilakukan wujud harimau nya.
“ Beli lagi aja kali. Jangan kaya orang susah, haha “ Maja berbicara dengan santai sambil tertawa, dan matanya tetap tertuju pada film itu.
“ Hah.. Coba si Kakek gak nyuruh Aku berpenampilan sederhana, Aku bisa beli apapun seenaknya. “ Meskipun rumah dan penampilanku terlihat sederhana, namun Kakek memiliki kekayaan yang banyak.
Kakek berkata bahwa kita tidak boleh terlalu mencolok dan harus menyembunyikan harta milik kita. Karena orang lain akan curiga karena kekayaannya itu, dari mana seorang kakek sepertinya yang hanya membuka tempat reparasi panci bisa mendapatkan uang banyak?
Karena uang yang Kakek dapatkan didapatkan berasal dari barang antik, batu permata, dan hiasan-hiasan lainnya yang berasal dari alam Jin yang kadang mereka berikan sebagai souvenir. Kantor kami juga menerima beberapa imbalan dari beberapa manusia yang memiliki masalah dengan hal mistis.
Dan tentu saja kantor kami berdiri sendiri dan tidak terikat dengan pemerintah, meskipun di daerah lain terdapat kantor yang sama, namun nyatanya pendapatan dari Jin dan manusia yang kita dapatkan adalah milik si kepala cabang dan petugasnya.
Kakek merupakan kepala cabang disini dan merupakan orang yang dihormati dan sangat disegani oleh cabang lainnya.
Dan meskipun rumah kami terlihat sedikit kumuh dari luar, dan selain ruang tamu yang terlihat sederhana saja, isi ruangan lainnya cukup mewah.
Bahkan Kakek memiliki rumah mewah lain yang digunakan sebagai tempat kami tinggal selama libur. Kakek juga memiliki koleksi motor Harley Davidson dan beberapa mobil mewah di rumah yang ditinggali oleh istri dan anaknya itu.
Uang yang kami dapatkan pun disumbangkan kepada panti asuhan, panti jompo, dan beberapa yayasan lain yang membantu orang yang kurang mampu untuk berobat.
Namun di hari kerja seperti saat ini, kami tinggal di rumah yang sederhana seperti ini saja yang merupakan kantor tempat kami bekerja.
Aku membuka laci meja dan mengambil iPhone ku untuk mengecek pesan yang masuk.
@xxxx : Selamat Pagi admin. Saya dapat rekomendasi untuk bergabung ke grup ini. Saya mengalami gangguan mistis di rumah Saya, apakah admin bisa memeriksa kondisi rumah saya?
Sepertinya pesan ini dikirim tadi pagi ketika Aku sekolah. Sepertinya ada pekerjaan baru hari ini untuk Kakek.
@Admin : Silahkan tulis alamat dan nomor kontak yang bisa dihubungi. Tim kami akan mengunjungi rumah anda hari ini, karena kebetulan hari ini tidak ada klien lain.
@xxxx : Terimakasih Min ! Alamat saya di xxx xxxx nomor kontak saya xxxx xxxx xxxx
@Admin : Terima kasih nanti akan kami hubungi secepatnya.
Aku menghela nafas panjang dan mulai mengirim pesan kepada Kakek bahwa hari ada klien yang membutuhkan bantuannya.
@Arya : Kek, ada klien. Sibuk gak?
@Wisnoe44 : Kakek nanti malam mau main catur sama temen. Kamu aja yang pergi, sekali-kali bantu orang tua :D
@Arya : Kan bahaya kalau ada yang kenal Aku Kek. Lagian aku suka patroli juga kan, itu bantuin Kakek.
@Wisnoe44 : Ayolah.. Kakek sudah tua Nak. Tulang kakek udah pada rapuh. :( Sekalian kamu cari pengalaman, nanti kan kalau kamu udah lulus sekolah, kamu juga harus interaksi sama klien.
@Arya : :| ok Aku yang pergi deh.
@Wisnoe44 : Sip :D
Hah.. sepertinya hari ini akan menjadi debut pertama ku berinteraksi dengan klien. Semoga klien ini bukanlah orang yang kukenal.
“ Ja, temenin Aku ketemu klien. Si Kakek gak bisa dateng “.
“ Eh..? Mager ah, sendiri aja sana “.
“ Oke. Internetnya Aku matiin ya. “ Aku menatap Maja yang sedang bermalas-malasan di atas kasur itu dengan tajam.
“ Uh.. dasar licik.. “
Aku tersenyum puas melihat Maja yang langsung mengubah tangannya menjadi seperti tangan manusia dan mematikan laptopnya.
Setelah selesai mandi, aku mengenakan kemeja hitam polos dan celana panjang hitam yang merupakan pakaianku saat bekerja. Aku memakai pomade dan menggerakkan bibir dan pipiku sambil bercermin.
“ Hmm… “ Aku tersenyum lebar sambil bercermin untuk menghilangkan wajah datarku, Kakek selalu mengatakan bahwa Aku harus sering tersenyum dan berinteraksi dengan orang lain agar Aku bisa merasa hidup normal seperti orang biasa.
Setelah merasa senyumku tidak terlalu kaku lagi, Aku keluar dari kamar dan Maja yang masih berwujud kucing itu mengikuti ku dari belakang.
Aku mengeluarkan motor Rxz milik kakek dan mengangkat Maja agar dia bisa duduk di dalam kardus yang ditalikan di jok belakang.
‘ Berapa kali pun aku naik, aku masih ngerasa jadi kucing yang mau dijual Ya.. ‘ Kepala Maja muncul dari dalam kardus dan mengamatiku yang mulai menyalakan mesin motor.
[ Hmm.. Sama Ja, masih banyak yang nyebut Aku jual kucing dalam kardus..] Aku teringat ketika pertama kali aku membonceng Maja, ada seorang anak yang menangis kepada Ayahnya karena dia ingin membeli Maja yang sedang berada di dalam kardus.
Namun kini warga sekitar sudah mengetahui kebiasaanku yang terkadang mengajak Maja jalan-jalan menggunakan motor Kakek.
Kami berdua pun berangkat menuju rumah tempat klien kami tinggal. Maja sudah menggunakan suatu pelindung untuk menyembunyikan aura kekuatannya, karena jika memang benar gangguan yang klien kami alami disebabkan oleh Jin, maka Jin itu akan kabur ketika merasakan aura Maja yang kuat itu.
Maja menguasai teknik untuk menyembunyikan auranya itu dari Kakek. Karena Maja memang sudah kami anggap keluarga, dan dia juga turut serta dalam menjaga daerah ini dan sering berpatroli bersamaku.
Setelah kami melakukan perjalanan selama 40 menit, kami tiba di rumah yang cukup besar. Rumah itu memiliki dua lantai dan cukup mewah.
Namun Aku merasakan hal yang aneh sejak tadi. Hatiku merasa bahwa akan terjadi sesuatu kepadaku ketika Aku sampai disini.
Setelah kami mendekati rumah itu, Aku menghubungi klien melalui telepon selulernya.
“ Halo? Rumahnya yang cat biru kan? Saya sudah diluar pagar “
“ Oh iya Pak! Sebentar saya keluar rumah “
Setelah memastikan bahwa ini adalah rumah si klien, Aku memfokuskan tenaga dalamku pada rumah si klien.
Aku menggunakan teknik penyegelan sambil menggerakkan tanganku seperti yang pernah Kakek ajarkan. Dan ketika si Klien keluar dari rumah dan berusaha membukakan pagar, di sekeliling rumah ini telah terkelilingi suatu energi yang menyelimuti seluruh rumah.
Rumah si klien seperti diselimuti oleh suatu energi yang berbentuk seperti telur, bahkan perisai itu sampai masuk kedalam tanah agar tidak ada Jin yang bisa melarikan diri.
Tentu saja perisai ini tidak terlalu kuat karena aku melakukannya dengan cepat dan hanya menggunakan tenaga dalam yang secukupnya saja.
Namun perisai ini akan mudah dipatahkan bila Jin yang ku kurung merupakan Jin sakti yang memiliki tenaga dalam sangat kuat. Bahkan seorang Jin Ifrit hanya perlu menyentuh perisai sederhana ini untuk menghancurkan perisai pemula yang kubuat secara asal.
“ Maaf lama Pak, Ayo disimpan di dalam aja motornya “ Seorang pria paruh baya yang terlihat berumur 40 tahun menyapaku dengan sopan, Aku pun memasukkan motorku dan memarkirkannya di halaman rumah klien ini.
‘ Hmm.. masih muda ya. Katanya yang datang biasanya Kakek tua. Tapi dia kelihatan berwibawa, semoga masalah ini bisa cepat selesai.. ‘
Aku bisa mendengar suara hati si klien, dan sepertinya dia tidak langsung meragukan kemampuan ku yang masih muda ini.
“ Selamat sore Pak, saya Arya Wisesa, anggota dari Klinik Mbah Aya.” Aku tersenyum sambil menjabat tangan si klien. Wajahku tersenyum sedikit kaku, namun kini senyumanku terlihat lebih natural dari senyumanku yang dulu.
“ Oh Saya Indra. Terimakasih sudah datang Pak Arya. Ayo masuk. “
Aku mengikuti Pak Indra untuk masuk kedalam rumahnya, kemudian Maja yang sudah melompat dari dalam kardus pun mengikuti ku.
“ Uh.. kucing Pak Arya? “ Pak Indra terlihat sedikit kaget melihat Maja yang tiba-tiba melompat dari dalam kardus.
“ Oh iya Pak. Namanya Maja. “ Aku memperkenalkan Maja yang terlihat bosan sekali karena harus mengikuti ku untuk mengunjungi klien.
“ Oh.. lucu dan bagus ya kucingnya ! Sini Maja.. pus.. pus .. “ Sepertinya Indra menyukai kucing dan dia langsung membungkukkan badannya mencoba untuk menyentuh Maja.
“ Grrr… “ Maja menggeram dan memandangi Indra dengan matanya yang hitam itu.
“ Dia kurang suka sama orang asing Pak, maaf ya Haha “ Aku tertawa ramah seperti yang Kakek ajarkan kepadaku. Maja tidak suka diperlakukan seperti kucing oleh orang asing.
“ Oh begitu ya haha. Saya suka sama kucing, baru kali ini saya lihat kucing yang kaya gini. “ Indra menatap Maja dengan kagum sekali. Karena tubuh Maja memang sedikit kekar untuk ukuran seekor kucing, lalu bulu putihnya terlihat halus dan mata hitamnya sangat indah sekali.
Kemudian dia mengajak kami untuk duduk di ruang tamu. Aku pun duduk di sofa dan Maja naik keatas sofa dan duduk di sebelahku, Maja melihat ke sekeliling dengan mata malasnya sambil menguap.
Indra duduk di sofa yang ada di depan kami berdua bersama istrinya. Istrinya terlihat lebih muda darinya dan Aku merasakan bahwa istri Indra terlihat sangat familiar sekali.
“ Maaf berantakan Pak rumahnya, hehe. Ini istri saya “
“ Haha gak apa-apa Pak, rapi kok dan panggil saya Arya saja. Saya masih muda kok.. Perkenalkan Saya Arya Bu, Saya dari klinik Mbah Aya. “ Aku tersenyum kepada Istri Indra dan memperkenalkan diriku.
“ Hehe masih muda ya Nak Arya ini. Tapi hebat udah bisa kerja. “ Bu Indra tersenyum dan menatapku dengan ramah. Sepertinya pasangan suami-istri ini memang ramah sekali.
“ Kakek lagi sibuk Bu, jadi saya yang disuruh kesini. Tapi tenang aja, klinik kami akan berusaha membantu Bapak dan Ibu. “
“ Oh jadi kamu cucu Kakek Wisnu ya “ Indra menganggukkan kepalanya karena menyadari bahwa Aku adalah cucu si Kakek. Meskipun sebenarnya Aku adalah anak angkatnya, tapi orang lain sudah menganggapku sebagai cucu si kakek saja.
“ Iya Pak… “
“ Ini kopinya…”
Perkataanku terhenti karena melihat seorang wanita yang membawa kopi dan air putih di atas nampan.
Perkataan dan langkah kaki wanita itu juga terhenti ketika melihatku yang sedang berbicara dengan Indra dan istrinya.
“ Arya… “
“ Indah.. “
Kami bergumam bersamaan, dan wajah kami berdua terlihat kaget karena tidak menyangka bahwa kami akan bertemu disini.
Sepertinya perasaan tidak enak yang kurasakan dikarenakan oleh pertemuanku dengan Indah. Padahal ini adalah pertemuan pertama ku dengan klien, namun identitas ku sudah langsung terbongkar dengan bertemunya Aku dengan Indah.
“ Eh .. kalian berdua kenal…? “ Indra dan Istrinya memandang kami berdua yang terlihat sama-sama kaget.
“ Iya Pah.. Arya temen sekelasku.. ih gak bilang kalau mau main kesini ! “
‘ Duh gimana ini, aku gak dandan dulu ! Kenapa Arya tiba-tiba kesini.. berani banget langsung dateng kerumah dan ngajak ngobrol sama papah mamah. Aduh gimana ini.. malu .. jangan-jangan mau nembak aku di depan mereka berdua... ‘
“ Uhuk uhuk uhuk uhuk.. Hai Indah, Aku kesini karena ada urusan sama Ayah kamu, haha. “ Aku terbatuk-batuk karena mendengar apa yang dipikirkan Indah.
‘ Awawawawa Arya bisa ketawa !! Senyumnya… jleb.. ah gawat.. gawat.. jaga image kamu Dah ! Kasih senyuman manis ! ‘
“ Oh… hehe.. Aku kaget liat kamu disini… “ Indah tersenyum malu dengan wajahnya yang sedikit memerah itu. Wajahnya yang malu-malu itu baru pertama kali kulihat, karena memang Indah jarang sekali merasa malu-malu seperti ini.
‘ Wah.. mereka berdua kenal. Terus si Indah wajahnya malu-malu gitu .. ‘
‘ Hohoho.. Anak muda.. tenang Dah, Ibu bantu kamu dapetin cowok ini ! ‘
“ Uhuk uhuk ! “ Aku terbatuk lagi mendengar apa yang orang tua Indah pikirkan. Dan wajahku sedikit memerah karena merasa malu dengan apa yang mereka pikirkan.
‘ Aw… lucunya Arya.. tapi aneh.. di sekolah wajahnya datar aja.. duh pengen foto diem-diem buat kenang-kenangan… ‘
Aku menutup pendengaran batinku agar Aku tidak bisa mendengar suara hati mereka lagi. Keluarga ini bisa membuat image ku hancur karena rasa malu ini.
“ Ini minum dulu Ya.. Kamu lagi sakit batuk? “ Indah langsung menghampiri ku dan memberikan air putih kedalam mulutku. Aku yang terkejut hanya bisa meneguk air itu, namun Aku langsung membuka pendengaran batin ku karena Aku penasaran melihat senyum Ibunya Indah.
‘ Sip. Mantap Dah, kamu berhasil menangkap cowok ganteng ! ‘
‘ Ah.. anakku sudah besar… ‘
Sepertinya mereka sudah memutuskan sesuatu tanpa persetujuanku.
‘ wekawekaweka, mereka kayak liat anaknya dapet p*kemon langka aja ‘
Aku menghiraukan ucapan Maja yang bernada datar dan hanya bisa meneguk air yang Indah berikan kepadaku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!