Terpikat Pesona Kang Bakso
Pulang dari Kampus
Fira, seorang gadis berusia 19 tahun yang harus rela jauh dari orang tuanya demi mewujudkan cita-citanya, lebih tepatnya cita-cita ibunya yang menginginkan ia menjadi seorang guru.
Fira merupakan mahasiswi pendidikan guru SD yang saat ini memasuki semester empat. Fira tinggal di sebuah asrama yang tak jauh dari kampusnya. Sayangnya, dia tidak begitu menyukai lingkungan asramanya. Ia lebih sering menghabiskan waktunya di kampus.
Fira bukan termasuk mahasiswi aktif dan orang penting. Bahkan dia tidak mengikuti organisasi atau unit kegiatan lainnya. Ya, mungkin dia cocok disebut mahasiswi kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang).
Adalah Risty, satu-satunya orang yang se-frekuensi dengan Fira sebab memiliki persamaan nasib. Sama persis dengan Fira, Risty pun memasuki jurusan pendidikan guru SD juga atas desakan orang tua. Sedari menjadi mahasiswi baru dipertemukan, keduanya selalu satu kelas dan menjadi kian akrab.
Risty juga tidak berbeda jauh dengan Fira. Di kelas, keduanya cenderung pendiam dan tidak begitu bersuara. Akan tetapi, keduanya memang ramah dan cukup humoris kepada siapa saja. Risty tinggal di sebuah kost yang juga tidak jauh dari kampus. Kost Risty kerap menjadi tempat paling menyenangkan untuk kedua gadis itu.
Fira
Hari ini aku mau ke kost-mu lagi, ya?
Risty
Boleh. Mau nginap juga boleh. Nanti kita sambil ngerjain tugas dadi Bu Yumna!
Fira
Tapi aku masih belum ada kekuatan untuk nugas. Aku cuma ingin rebahan di kost-mu.
Risty berdecak kesal. Dia tahu sahabatnya memang pemalas. Ya, tidak berbeda jauh dengan dirinya.
Sepulang dari kampus, keduanya berencana pergi ke kost Risty.
Fira
Kamu nggak mau beli sesuatu dulu?
Fira
Aku seharian belum makan. Lapar, nih
Risty
Pengen beli cilok atau batagor. Kayaknya enak.
Jam menunjukkan pukul empat sore. Di samping gang belakang kampus, biasanya sudah berjejeran berbagai macam jajanan. Itu seperti surga dunia bagia Fira dan Risty.
Fira
Bakso bakar. Aku suka aromanya.
Risty
Tapi kayaknya beli es cincau juga enak
Fira
Lihat, deh. Nasi ayam penyet juga enak!
Fira dan Risty yang sudah heboh sendiri tidak memperhatikan sekitar. Mereka berdiri tepat di depan gerbang gang.
Fira
Maaf ... maaf. Beneran nggak tahu! (Fira menarik Risty ke tepi jalan)
Fira berusaha bersikap seperti seolah tidak terjadi apa-apa. Orang yang tampak kesal tadi juga pergi tanpa sepatah kata pun.
Risty
Aduh, aku takut kalau kayak gitu. Matanya kayak mau keluar aja!
Fira
Aduh. Kita teledor, sih. Ya udah makan apa?
Risty
Bakso aja kayaknya enak. Tuh, tapi ramai.
Fira melihat ke arah warung bakso sederhana yang tampak ramai pengunjung. Aromanya juga terasa menggugah selera. Fira menyetujui saran Risty untuk membeli bakso.
Fira
Masuk aja dulu, siapa tahu nanti berkurang ramainya.
Gila, ternyata warung itu ramai bukan tanpa sebab. Belum lagi kebanyakan pembelinya adalah kaum hawa. Jangan heran, semua pelayannya adalah laki-laki muda dan berparas tampan.
Risty
Jadi itu daya tariknya
Fira
Iya. Kalau kayak gini, sih. Aku juga betah.
Denni
Mau pesan apa, Mbak?
Fira dan Risty saling bertatapan, mereka bingung dengan siapa lelaki itu bertanya.
Fira
Oh, maaf, kita nggak tahu. Kalau pesan dan dimakan di sini, bisa nggak, ya?
Denni
Mbak bisa lihat sendiri, tempatnya penuh.
Denni
Tempatnya sudah penuh, Mbak. Mbak mau duduk di mana? Di genteng?
Risty
Di hatimu, canda di hatimu
Fira
Kita pesan dua sama es teh.
Risty
Dua mata saya, hidung saya satu.
Denni
Ih, jangan bercanda mulu, Mbak. Banyak antrian. Kalau nggak mau beli silahkan pergi.
Fira
Eh, maksudnya beli bakso dua sama es tehnya juga dua
Di Kost Risty
Fira
Berapa semuanya, Mas?
Fira menyodorkan uang dua puluh ribu.
Denni
Jadinya 24 ribu, Mbak.
Fira
Eh, salah. Aduh, aku malu, Ty.
Risty
Ya udah ... ya udah ... ini, Mas.
Denni
Sebentar kembaliannya
Sembari menunggu uang kembalian, Fira merutuki kebodohannya. Ia berkali-kali mengetuk kening dengan kepalannya.
Risty
Iya, maksudku, makasih, Mas
Fira
Aduh, maaf, Mas. Teman saya memang kayak gitu orangnya. Padahal dia aslinya pendiam banget.
Risty
Iya itu betul. Tapi saya nggak bisa diam kalau lihat cowok cakep. Contohnya Mas ini.
Fira
Hush! Masnya lagi ramai malah kita godain. Yuk, lah, kita pergi.
Denni
Iya, pergi sana. Capek ngomong sama kalian!
Risty
Siapa suruh ngomong? Padahal Masnya kalau diam tambah cakep, lho.
Denni
Aduh, kamu orang orang kesekian ribu yang bilang aku cakep. Emang cakep, sih.
Fira
Ish ... udahlah, Ty. Kamu malu-maluin aja. Masnya juga, kayak gak ada pekerjaan aja. Mau-maunya ngeladenin Risty.
Risty
Iya, nih. Lihat, tuh, Mas, temennya lagi repot malah ngobrol sama kita
Denni
Saya ngomong karena kamu mancing. Lama-lama bikin emosi!
Risty
Tapi kalau aku lama-lama tambah cinta sama Masnya.
Fira
Eh, udah ayok! Jaga image kita dengan tidak menjadi wanita penggoda. Ayo pulang, keburu bakso kita dingin.
Setelah pembahasan yang tidak mengarah jelas itu, Fira dan Risty berjalan menuju gang kost Risty. Hanya 200 meter, mungkin tidak sampai sepuluh menit akan tiba ditempuh dengan berjalan kaki.
Risty
Hai adek-adek, lagi main apa?
Risty yang memang suka menyapa orang-orang di sekitarnya juga tampak bersikap ramah kepada segerombolan anak yang sedang bermain.
Fira
Astaghfirullah, itu anak kecil, lho, yang bilang
Risty
Tahu nggak, Fir. Tetanggaku dulu ada yang ngatain fisikku. Eh, besoknya mati!
Sengaja Risty mengeraskan suaranya agar didengar oleh anak-anak tadi.
Fira
Ha? Gimana ceritanya?
Kedua gadis itu tampak berjalan pelan. Lebih tepatnya Risty yang mengajak itu.
Risty
Jadi, dulu wajahku banyak benget jerawatnya. Eh, tetanggaku yang nyinyir dan ngasih komentar ke jerawatku, besoknya dia meninggal. Kayak gitu nggak cuma satu dua orang aja, hampir yang ngatain aku akhirnya meninggal."
Sengaja Risty berucap dengan suara keras seolah ingin memberi pelajaran kepada bocah tadi.
Hingga akhirnya keduanya berada jauh dari anak-anak kecil tadi. Fira masih tak percaya.
Fira
Kok bisa? Kamu sakti banget.
Risty
Bukan gitu, yang pertama karena ibunya kena serangan jantung. Terus Yang kedua karena ibunya kecelakaan. Banyak, deh.
Fira
Astaghfirullah, kirain meninggal gara-gara manjur ngehina kamu. Udah terlanjur percaya lagi.
Risty
Ih, niatnya nakut-nakutin bocah tadi kenapa malah kamu yang percaya.
Akhirnya dua orang itu tiba di kost Risty
Risty
Ayo, nggak pakai lama. Kita serbu baksonya!
Risty mengeluarkan mangkuk dari rak piring dan menaruhnya di lantai.
Fira
Kayaknya enak banget, ya.
Risty
Aduh, kayaknya aku kurang, deh.
Fira
Udahlah, ayo dimakan dulu. Beneran enak ini!
Tidak rugi Fira dan Risty mendatangi kerumunan untuk mengantre bakso tadi.
Jelas saja begitu ramai, selain rasanya yang nikmat, di sana juga bisa memanjakan mata.
Risty
Itu kamu nggak mau baksonya?
Risty tampak menunjuk bola-bola daging Fira yang masih tampak utuh.
Fira
Enak aja! ini sengaja aku makan di akhir.
Risty
Kirain nggak mau. Kalau nggak mau, aku siap menampung.
Terdengar suara pintu kamar Risty diketuk
Mbak Shally
Pintu terbuka dan terlihat perempuan yang sedang berdiri dengan handuk melingkar di lehernya
Mbak Shally
Enak banget. Beli di mana?
Risty
Di gang dekat kampus.
Shally, atau yang biasa dipanggil dengan embel-embel 'Mbak' merupakan teman satu kost Risty. Dia sudah bekerja menjadi tenaga pengajar honorer di sebuah Sekolah Dasar. Meskipun sudah hampir berusia 25 tahun, Mbak Shally tidak malu bergaul dengan orang-orang yang berusia di bawahnya.
Fira terlalu sering berada di kost sehingga beberapa teman Risty juga akrab kepadanya, termasuk Mbak Shally.
Mbak Shally
Udah abis juga. Malah ditawarin.
Risty
Emang sengaja. Biar nggak diminta. Ini beneran enak banget, Mbak.
Mbak Shally ikut duduk dan menyeruput es teh milik Risty.
Risty
Ya Allah. Langsung habis diminum Mbak Shally!
Mbak Shally
Haus banget. Ikut di sini, ya. Lagi antri mandi, nih.
Fira
Nanti diserobot orang, lho, Mbak.
Mbak Shally
Jangankan antrian mandi. Jodoh aja sering diserobot.
Risty
Ujung-ujungnya pasti mau curhat. Kebiasaan, nih, Mbak Shally.
Mbak Shally
Udahlah, sekali ini aja.
Fira
Eh, mau curhat beneran?
Mbak Shally
Iya. Aku tadi lihat story-nya Dion. Dia jalan sama ceweknya.
Fira dan Risty hampir bosan dengan cerita Mbak Shally yang belum bisa move on dari Dion. Percuma saja saran ini itu jika Mbak Shally tidak mau mendengarnya.
Risty
Kan udah kita bilangin, Mbak! Hapus aja nomornya!
Fira
Sabar, Ty. Jangan ngegas.
Mbak Shally
Iya, nih, Fir. Si Risty ngegas mulu. Gak kasihan apa sama aku.
Risty
Sumpah, geregetan aku. Dari dulu masih juga Dion yang dibahas. Padahal udah tahu kalau Dion itu deketin Mbak Shally karena gabut.
Fira
Tapi emang benar, Mbak, saran si Risty. Kalau aku jadi Mbak, sudah kublokir nomornya Dion. Di dunia ini cowok nggak cuma Dion, Mbak.
Mbak Shally
Ya udah kalian cariin!
Risty
Kita aja masih jomlo
Terdengar teriakan dari luar
'Mbak Shally, aku udah selesai mandinya!'
Risty
Tuh, Mbak, mending mandi dulu. Udah bau asem juga!
Mbak Shally mengendus sekitar ketiaknya.
Mbak Shally
Iya, asem banget ternyata.
Fira
Ya udah buruan mandi!
Mbak Shally
Habis mandi curhat lagi, ya.
Risty
Iya, mandi dulu aja pokoknya.
Mbak Shally sudah keluar dan kamar menjadi sedikit tenang
Risty
Ayo kita hitung-hitungan, Fir.
Pembayaran bakso tadi masih menggunakan uang Risty
Seperti biasa, setelah seperti ini harus ada yang perlu diselesaikan
Fira harus mengganti uang tersebut, begitu juga sebaliknya jika Risty dibayarkan oleh Fira
Bukan tanpa sebab, kedua gadis itu sama-sama berada di tanah rantau dan masih bergantung dengan uang pemberian orang tua. Mereka berdua bersepakat, jika ingin membeli apa-apa, harus menggunakan uang sendiri
Fira
Aku harus bayar berapa?
Tadi kan habisnya 24, kalau dibagi dua berati masing-masing 12
Risty
Iya, sih. Tapi ini kayaknya masnya tadi kelebihan ngasih kembaliannya.
Risty
Uangku 50 ribu, harusnya kan kembali 26. Ini ada 38.
Risty
Iya. Ini pasti masnya salah hitung. Fix, kita harus ke sana sekarang.
Fira
Besok aja kenapa, sih? Udah setengah enam, nih.
Risty
Sekalian kita cuci mata. Siapa tahu udah sepi.
Fira
Nggak, ah. Dikira nanti kita perempuan murahan.
Risty
Ya udah kalau kamu nggak mau. Kamu haus, nggak? Pengen dibeliin sesuatu mungkin?
Fira
Es jeruk aja kayaknya seger.
Risty
Ya udah, aku beliin es teh.
Fira
Kamu yakin ke warung bakso tadi lagi sendiri?
Risty
Tadi katanya mau es jeruk.
Fira
Ya, kirain bakal dibawain es jeruk gitu.
Keduanya memutuskan untuk keluar dari kost dan kembali ke warung bakso tampan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!