Cinta Paramitha,20th.Seorang gadis desa yang masih lugu dan polos,tapi walaupun begitu dia tetap tidak mudah di tipu daya.Dia hanya tinggal berdua bersama kakeknya,Ayahnya meninggal saat Cinta masih berusia tiga tahun sedangkan ibunya meninggal dua tahun yang lalu.
Fauzan,22tahun.kekasih dari Cinta dan Cinta begitu mencintainya.Tapi saat baru setengah tahun mereka pacaran Fauzan malah menikah dengan wanita lain.
Prabu mahardika,28tahun.Anak dari pasangan Dodi mahardika dan Putri soraya.Keluarga yang terbilang cukup kaya di kota.
***Selamat Membaca****
Panas matahari begitu terik,membuat orang yang tidak mempunyai kepentingan malas untuk keluar rumah.Begitu pula dengan Cinta,dia hanya duduk diam di dalam rumah sambil menonton tivi.
"Cinta kamu sudah makan siang?" tanya Kakek yang baru pulang bekerja sambil melepas topi dan menyangkutkannya di paku yang ada didinding.
"Sudah Kek,Kakek sudah makan?" Cinta balik bertanya.
"Kakek makan di tempat kerja tadi,kebetulan Bos pemilik tambak tempat kakek bekerja datang dan mengajak kami untuk makan siang bersama" tutur Kakek.
"Kakek duduk dulu biar Cinta buatkan teh untuk Kakek" kata Cinta sambil beranjak dari duduknya.
Kakek duduk di kursi sambil mengipasi tubuhnya pakai kipas yang terbuat dari anyaman bambu.
"Ini Kek tehnya" Cinta menaruh teh di atas meja.
"Terima kasih nak" ucap Kakek.
"Kek,Cinta boleh gak ikut sukma bekerja di kota? Cinta dengar dari Bi odah katanya besok Sukma pulang dari kota" tutur Cinta.
"Cinta dengarkan Kakek,Kamu boleh pergi kemana saja,kamu boleh kerja dimana saja tapi tidak dengan Sukma" jawab Kakek tegas.
"Kakek selalu bicara begitu tanpa menjelaskan alasannya.Cinta juga ingin seperti yang lain kek punya ponsel bagus,pakaian bagus dan juga Cinta ingin bantu Kakek" tutur Cinta.
"Nanti kamu akan mengerti mengapa Kakek melarangmu nak" kata Kakek.
"Ya sudah kalo gitu Kakek mau pergi kerja lagi,jam istirahat kakek sudah habis" kata Kakek sambil mengambil topi yang tadi di sangkutkan di dinding.
Cinta kembali menonton tivinya hingga tidak sadar dia tertidur dengan tivi yang masih menyala.
Tok tok tok
"Neng Cinta...Neng" Seru seseorang sambil menggedor pintu rumah Cinta.
Cinta terbangun dari tidurnya dan menoleh ke arah jam yang ada di dinding,sudah jam tiga sore.
Tok tok tok
"Cinta" teriak orang dari luar sambil menggedor-gedor pintu.
Cinta berjalan kearah pintu dan membukanya.
Ceklek
"Oh Bi Ijah,ada apa Bi ganggu Cinta lagi tidur aja" kata Cinta lalu kembali duduk di kursinya.
"Ini si eneng di bangunin malah ngoceh,mau ikut Bibi tidak ke tambak.Bibi di suruh bantu masak sama penjaga tambak,katanya pemilik tambak datang dari kota" tutur Bi Ijah.
"Males ah Bi,pasti disana banyak laki-laki" kata Cinta.
"Gimana gak jadi perawan tua,keluar rumah gak mau,ketemu sama laki-laki aja gak mau" Bi Ijah mengomel.
"Udah Bibi kalo mau pergi ya pergi aja,Cinta mau masak di rumah aja untuk makan malam Kakek" kekeh Cinta.
"Hemmmm...ya sudah kalo gitu mah,Bibi pergi dulu ya" Bi Ijah pamit.
"Baru usia 20 tahun dah di bilang perawan tua,gini ni kalo tinggal di kampung coba kalo di kota perempuan-perempuan disana sibuk bekerja sampai usia mereka di atas 20 tahun,gak ada tuh yang bilang perawan tua" Kata Cinta sambil mengomel.
Cinta pergi ke dapur untuk memasak makan malam,dapur yang cukup kecil hanya ada kompor satu tungku,rak piring kecil,satu kursi panjang dan satu meja untuk menaruh makanan.
Cinta mulai meracik bumbu untuk menumis kangkung dan goreng tempe.Menu sederhana tapi sangat nikmat menurut Cinta.
"Assalamualaikum"
Ucap seseorang dari pintu depan.
Cinta ke depan untuk melihat siapa yang datang.
"Eh Bi Odah,masuk Bi" kata Cinta.
"Disini aja Neng,Bibi cuma mampir sebentar" kata Bi odah.
"Ada perlu apa Bi?" tanya Cinta.
"Begini Neng Cinta,tadi Sukma telpon Bibi dan nanyain kamu jadi gak mau ikut ke kota,kata Sukma majikannya lagi butuh pembantu tambahan" tutur Bi Odah.
"Aduh gimana ya Bi,bukannya Cinta gak mau ikut sama Sukma tapi Cinta gak diizinin sama Kakek" tutur Cinta.
"Oh ya udah kalo gitu Mah,jadi Bibi bisa ajak si Yani,soalnya kata Yani dia mau ikut sama Sukma ke kota,kalo gitu Bibi pamit dulu ya Neng mau ke rumah Yani dulu" kata Bi Odah.
Cinta kembali ke dapur dan melanjutkan lagi masak memasaknya.
"Cinta itu gosong tempenya" teriak Kakek yang baru masuk ke dalam rumah dan mencium bau gosong.
"Aduh gimana ni Kek,mana tinggal ini stok makanan kita" kata Cinta sambil mematikan kompornya.
"Apa yang kamu pikirkan Cinta,ampe ngelamun begitu?" tanya Kakek.
"Gak mikirin apa-apa kok Kek" jawab Cinta lirih.
"Kamu mikirin Fauzan?" tanya Kakek.
"Udah dua minggu Kang Fauzan gak bisa di hubungi Kek" jawab Cinta sambil duduk di kursi panjang yang ada di dapur.
Kakek mendekati Cinta dan duduk di sampingnya.
"Apa kamu benar-benar mencintainya Nak?" Kakek bertanya lagi.
Cinta menganggukkan kepalanya lalu menunduk.
"Tapi Juragan Arya dan Bu Ningrum tidak merestui hubungan kami Kek" tutur Cinta.
"Kamu akan tetap mengharapkannya? Fauzan anak orang kaya di kampung ini Nak dan dia juga sekarang sedang kuliah di kota apa kamu yakin dia tidak selingkuh di kota?" tanya Kakek.
"Cinta gak tau Kek,tapi Kang Fauzan bilang setelah wisuda mau melamar Cinta" jawab Cinta.
"Jangan terlalu berharap Kakek takut kamu kecewa" pesan Kakek.
"Kamu tidak perlu masak,Bi Ijah tadi kasih kakek nasi dan lauk untuk kita makan malam ini,Kakek mau mandi dulu ya karena kakek belum sempet shalat ashar tadi" kata Kakek sambil beranjak dari duduknya.
"Iya Kek,Cinta gak shalat karena lagi datang bulan" kata Cinta.
Kakek masuk kekamar mandi yang ada di dekat dapur,sedangkan Cinta duduk di kursi yang ada di halaman belakang rumahnya.
Cukup lama Cinta duduk termenung di belakang rumah sampe nggak sadar hari sudah mulai malam dan matahari mulai terbenam.
"Cinta udah maghrib,ayo masuk" ajak Kakek.
"Iya Kek"
Cinta berjalan masuk kedalam rumahnya dan langsung ke kamar mandi,Cinta baru sadar kalo dia belum mandi.
Kakek duduk di ruang tivi sambil menikmati kopi buatannya,tidak lama cinta datang menghampirinya.
"Kakek shalat maghrib di masjid trus habis itu mau ke tambak lagi,makanlah duluan jangan nunggu kakek karena kakek pulang malam" tutur Kakek.
"Kakek nanti makan dimana?" tanya Cinta.
"Kakek makan di tambak,seperti biasa kalo si Bos datang suka bikin acara makan-makan" jawab Kakek.
"Pintunya Cinta kunci ya kek,habis makan Cinta mau langsung tidur.Kakek jangan lupa bawa kunci cadangan" kata Cinta.
Kakek keluar dari rumah lalu pergi ke masjid untuk shalat berjamaah dengan warga kampung lainnya.Setelah selesai shalat maghrib berjamaah Kakek bersama warga yang lain langsung pergi ke tambak udang yang ada di kampung itu.Hampir seluruh warga laki-laki di kampung Cinta bekerja di tambak.
"Pak johar gimana kabarnya sehat?" tanya Prabu yang berjalan beriringan dengan Kakek Cinta.
"Alhamdulillah sehat nak"ucap Kakek.
"Nak Prabu sendiri bagaimana kabarnya,tumben kali ini ikut sama Si Bos kemari?" kakek balik bertanya.
"Seperti yang Pak Johar lihat,saya baik-baik saja" jawab Prabu.
"Sudah berapa lama Nak Prabu bekerja ikut Si Bos?" tanya kakek lagi.
"Udah lama Pak,hampir sepuluh tahunan lebih lah Pak" jawab Prabu.
"Kakek salut sama kamu Prabu,masih muda,tampan tapi kok mau kerja jadi supir pengangkut pasir dan juga hasil panenan" kata Kakek.
"Saya mah kerja apa aja bisa Pak,jadi tukang bangunan juga bisa" jata Prabu sambil tersenyum.
Karena asyiknya mengobrol tidak terasa mereka sudah sampe ke tambak.
"Pak Johar Prabu tinggal ke belakang dulu ya,Prabu mau ganti baju.Karena habis makan nanti Prabu mau ke kolam ikut panen sama yang lain" pamit Prabu.
"Iya nak silahkan,Kakek juga mau gabung sama warga-warga yang lain" kata Kakek.
"Selamat malam Pak Johar" sapa pemilik tambak.
"Tuan Dodi,selamat malam Tuan" Kakek membalas sapaan pemilik tambak.
"Panggil Dodi saja Pak,usia saya jauh di bawah Pak Johar" kata Pemilik tambak dengan sopan.
"Eh Papi di cariin kemana-mana ternyata ada disini"kata seorang wanita yang baru datang menghampiri Kakek dan Pak Dodi.
"Pak Johar kenalkan ini istri saya namanya Putri" kata Pak Dodi memperkenalkan istrinya pada kakek.
"Saya Johar Nyonya"kata kakek memperkenalkan diri.
" Panggil saja saya Putri Pak Johar" kata Bu Putri sambil mengajak Kakek bersalaman.
"Ayo pak Johar gabung sama yang lain kita makan bersama" ajak Bu Putri.
"Mari Pak" ucap Pak Dodi.
"Baiklah nak,mari" ucap Kakek.
Suasana di tambak sangat ramai,setiap orang yang bekerja di tambak datang bersama keluarga mereka kecuali Kakek.
Bu putri mengambil makanan lalu duduk di samping suaminya dan Pak Johar.
"Setiap ada acara disini Pak Johar selalu datang sendiri,apa Bapak sudah tidak punya keluarga?" tanya Pak Dodi di sela-sela makan mereka.
"Saya punya seorang cucu perempuan,tapi dia susah di ajak keluar rumah.Dia hanya keluar jika ada perlu saja" jawab Kakek.
"Bagus dong Pak jadi gak terbawa pergaulan yang kurang baik,kayak mereka tu yang pada kecentilan godain si Prabu dan Handi" Bu Putri menimpali sambil menunjuk para gadis yang sibuk menggoda Prabu dan Handi,temannya Prabu.
Selesai makan para warga melanjutkan acara selanjutnya yaitu panen udang,terlihat pancaran bahagia dari wajah-wajah mereka.
" Nak Dodi,Bapak pamit dulu ya sudah larut malam.Kasihan Cucu saya sendiri di rumah,apalagi hampir seluruh warga kampung berada disini" tutur kakek.
"Silahkan Pak,sampaikan salam saya untuk cucu Pak Johar" ucap Pak Dodi.
Kakek langsung keluar dari area tambak dan berjalan menuju rumahnya.
"Assalamualaikum" ucap Kakek sambil masuk kedalam rumah.
Kakek mengecek Cinta di kamarnya,Cinta sudah tertidur pulas di kasurnya.Kakek melihat jam yang ada di meja Cinta sudah jam sebelas malam.Kakek keluar dari kamar Cinta lalu berjalan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih lalu berwudhu,kakek tadi belum sempat shalat isya.
Setelah selesai berwudhu kakek langsung masuk kedalam kamarnya untuk melaksanakan shalat isya yang tertunda.Selesai shalat kakek merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Lihatlah putrimu Mirna dia tidak seperti gadis-gadis di luar sana,dia lebih suka duduk dirumah menonton tivi"gumam kakek sambil melihat kearah foto ibunya Cinta yang ada di meja kakek.Tidak lama kakekpun tertidur karena memang sudah mengantuk.
Pagi-pagi sekali Cinta sudah bangun dari tidurnya,Cinta langsung pergi dapur untuk memasak sarapan.
"Hemmm...cuma ada nasi putih saja,bikin nasi goreng aja deh" gumam Cinta.
Dengan cekatan Cinta meracik bumbu dan mulai memasak.Setelah selesai Cinta menyajikan nasi goreng buatannya diatas meja.
"Kek...udah siang nih.Kakek gak pergi kerja?" tanya Cinta sambil mengetuk pintu kamar Kakek.
Tidak ada jawaban.
Ceklek
Cinta membuka pintu kamar kakek yang tidak terkunci,kakek tidak ada di kasurnya.
"Pergi kemana kakek,baru juga jam setengah tujuh gak mungkin kan kakek kerja sepagi ini" gumam Cinta.
"Assalamualaikum"
Kakek mengucapkan salam dan muncul dari pintu belakang.
"Waalaikum salam" Cinta menjawab salam Kakek.
"Ini ada udang di kasih pemilik tambak" kata Kakek sambil menyerahkan plastik berwarna hitam pada Cinta.
"Wah...enak nih"ucap Cinta.
"Alhamdulillah" ucap Kakek.
"Kakek sarapan dulu,Cinta sudah bikinin Kakek nasi goreng" kata Cinta sambil menuntun kakek menuju kursi panjang yang ada di dapur.
Cinta menyodorkan satu piring nasi goreng pada Kakek dan satu piring lagi untuk dirinya.
"Nanti siang tolong antarkan alat shalat Kakek ke tambak ya nak,kakek shalat di sana.Kakek gak sempat pulang karena siang ini di tambak masih panen" pinta Kakek di sela-sela makannya.
"Iya Kek" jawab Cinta.
Kakek dan Cinta sudah selesai sarapan,Kakek langsung pergi bekerja sedangkan Cinta membereskan bekas sarapan mereka.
Kakek sudah sampai di tempat kerjanya.Tambak sudah di padati oleh warga yang ikut panen.Ibu-ibu mendapat tugas memasak dan menyiapkan minuman untuk para bapak-bapak yang bekerja.
"Hai...mas ganteng" sapa Sukma pada Prabu dan Handi yang sedang duduk meminum kopinya.
"Siapa lu?" tanya Handi.
"Kenalkan nama saya Sukma,saya anak dari ibu itu" kata Sukma sambil menunjuk Bi Odah yang sedang memasak.
Handi dan Prabu melihat penampilan Sukma yang beda dari gadis-gadis yang ada di kampung itu.Sukma lebih berpenampilan gaul dan trendy.
"Kenapa Mas liatin aku begitu,naksir ya?" tanya Sukma dengan logat centilnya.
"Boro-boro naksir,enek yang ada" gumam Prabu dalam hati.
"Kalo Kalian mau,aku bisa layanin kalian berdua.Kalo untuk tarif di kampung ini mah murah,tapi bisa kok aku datang ke Jakarta kalo kalian takut ketauan sama yang lain"tutur Sukma.
"Kamu sering ke Jakarta?" tanya Prabu.
"Seringlah,aku kan kerja disana" jawab Sukma.
"Kerja apaan,jual apem?" tanya Handi blak-blakan.
"Zaman sekarang mas mana ada kerja biasa-biasa aja bisa dapet duit banyak.kalo mas mau ketemu aku mas bisa hubungi aku di nomor ini" kata Sukma sambil memberikan kartu namanya pada Prabu lalu pergi.
"Gila tu cewek,gak ada malu sama sekali.Jujur amat ya" ucap Handi.
"Lu mau ama dia,sikat" kata Prabu.
"Hiii...ogah.Udah seken bro" kata Handi sambil bergidik.
Acara panen sudah di mulai,semua berkumpul untuk bekerja bersama-sama.Tapi Prabu dan Handi masih betah duduk di dapur tambak.
"Lah kalian gak ikut panen?" tanya Bu Putri.
"Panas ah,males?" jawab Prabu.
"Kalo kalian gak mau kerja ngapain kalian ikut kesini?" cecar Bu Putri.
"Prabu mau cari calon bini ni tante" jawab Handi.
"Kerja males-malesan gini mau cari istri.Mau kamu kasih makan apa tu anak orang nanti" kata Bu Putri.
"Permisi"
Tiba-tiba ada yang datang ke dapur.Prabu,Handi dan Bu Putri menoleh bersamaan kearah suara.
"Ada apa dek?" tanya Bu Putri ramah.
"Hsstt...Sapa ni cewek,bening amat" bisik Handi di telinga Prabu.
"Kayaknya yang ini beda sama yang tadi" kata Prabu dengan suara pelan.
"Maaf Nyonya saya mau mencari Bi Odah" jawab Cinta sopan.
"Kamu cucunya Pak Johar ya,sini masuk" ajak Bu Putri.
"Disini aja Nyonya,saya cuma mau nganterin alat shalat kakek.Kata kakek suruh di tarok di dapur tambak" tolak Cinta lembut.
"Cintaaaaa...." Sukma yang melihat Cinta langsung datang menghampiri temannya itu.
"Kamu kapan datang Sukma?" tanya Cinta.
"Subuh tadi Cin.Oya kata mamah kamu gak jadi ikut aku ke kota,kenapa?" tanya Sukma.
"Gak apa2 Sukma,kasian kakek kalo aku tinggal" jawab Cinta.
"Hemmm...sayang sekali ya padahal kerjanya enak lho dan majikannya juga baik banget" tutur Sukma.
"Maaf ya Sukma" ucap Cinta.
"Gak apa-apa,nanti kalo kamu udah minat kamu bisa chating aku ya" kata Sukma.
Cinta mengangguk lalu meletakkan alat sholat kakek di atas meja.
"Maaf Nyonya,saya permisi pulang dulu" pamit Cinta pada Bu Putri.
"Lho gak jadi nemuin Bi Odah dan nungguin Kakekmu aja di sini nak,sebentar lagi juga mereka istirahat shalat dan makan siang"kata Bu Putri.
"Saya pulang saja Nyonya,permisi" kata Cinta sambil undur diri.
Bu Putri terus melihat kearah Cinta sampai gadis itu tidak terlihat lagi.
"Gadis yang manis kan Dia Handi?" tanya Bu Putri.
"Iya Tante,imut lagi" jawab Handi.
"Huuuuu...mata lu tau aja ama yang imut" kata Prabu sambil memukul kepala Handi.
"Dih maen pukul aja ni bocah,ntar kalo otak gue geser gimana" protes Handi.
"Tinggal bawa aja ke dokter Nuri,bereskan" balas Prabu.
"Sudah-sudah,kalian ya kalo lagi berdua ribut mulu,pusing kepalaku melihatnya" ucap Bu Putri.
Para pekerja yang tadi panen mulai berdatangan dan memasuki dapur.Ruang dapur sangat luas mirip seperti sebuah aula.
"Pak Johar" panggil Bu Putri.
"Nak Putri,Bapak kira sudah kembali ke kota karena gak kelihatan di dekat kolam tadi" tutur Kakek.
"Belum Pak,mungkin besok baru pulang Oya Pak tadi cucu Bapak datang mengantar alat shalat.Saya sudah menyuruh dia menunggu tapi tetep kekeh untuk pulang" tutur Bu Putri.
"Harap maklum ya Nak,cucu Bapak memang begitu.Dia selalu menjaga jarak dengan orang yang baru di kenalnya.Kadang Bapak suka pusing melihat Cinta" Kakek memberi penjelasan.
"Oh jadi nama cucu Bapak Cinta ya?" tanya Bu Putri.
"Iya Nak" jawab kakek singkat.
Kakek mengambil alat shalatnya lalu pergi ke ruangan di samping dapur,ruangan khusus yang disediakan untuk para pekerja tambak melaksanakan shalat.Selesai shalat kakek bergabung bersama yang lain untuk makan siang.
***
Cinta sedang asik menonton sinetron kesukaannya di salah satu chanel televisi.Kali ini dia menonton kisah tentang seorang pria yang berselingkuh dengan teman kekasihnya.
"Kasian pacarnya di selingkuhin,kalau aku jadi dia aku gak akan nangis,aku akan menghajar cowok itu sampe babak belur" Cinta mengomentari sinetron yang di tontonnya.
"Cinta...Cin" teriak seseorang sambil menggedor pintu.
"Is tu orang ganggu aja"Cinta ngedumel sambil berjalan kearah pintu lalu membukanya.
Ceklek
Cinta membuka pintu dan melihat siapa yang datang.
"Lagi ngapain sih lama amat buka pintunya?" tanya Sukma yang datang berkunjung.
"Lagi nonton...emang ada apa sih teriak-teriak.Ganggu orang aja" Cinta mengomel.
"Pujaan hatimu datang tuh dari kota,tapi..." Sukma tidak meneruskan kata-katanya.
"Kang Fauzan maksudnya,tapi kenapa kok nggak dilanjutin kata-katanya" ucap Cinta.
Sukma tidak menjawab pertanyaan Cinta,dia malah menyeret Cinta masuk ke dalam rumahnya.Lalu duduk di kursi yang ada di ruang tamu.Sukma memandang wajah Cinta dengan sedih.
"Kang Fauzan bawa cewek katanya sih istrinya,mereka sudah menikah secara siri di kota" jawab Sukma lirih.
Duaarrr!!!
Bagai petir yang menyambar di siang bolong.
Cinta terdiam mendengar berita yang baru saja disampaikan Sukma.
"Kamu serius?" tanya Cinta dengan suara serak.
Sukma mengangguk.
"Cinta aku dan kakek sudah pernah mengingatkanmu dulu dan sekarang apa yang di takutkan terjadi,dia menikahi cewek itu karena cewek itu sudah hamil Cinta.Kehidupan di kota sangat keras dan banyak godaannya Cin tergantung kita bisa atau tidak menjaga diri.Kamu mau tahu Cinta kenapa kakek melarangmu ikut bekerja denganku?" tanya Sukma.
Cinta menggeleng.
Hiks...Sukma menangis.
"Itu karena aku bekerja di club malam Cinta,aku di jebak oleh majikanku yang lama.Tapi jujur Cinta aku mengajakmu bekerja untuk menjadi pembantu bukan untuk bekerja bersamaku" tutur Sukma.
Cinta terdiam mendengar penuturan temannya,dia tidak percaya temannya bisa terjerumus kedalam lubang yang gelap.
"Kamu...kamu sudah tidak suci lagi Sukma?" tanya Cinta.
"Awalnya aku merasa tersiksa Cinta,aku harus melayani laki-laki hidung belang dan itu tidak cuma satu.Tapi saat aku menerima bayaran yang cukup besar dan aku mulai terbiasa dengan pekerjaanku aku mulai nyaman.Cinta jika suatu saat kamu pergi merantau jaga dirimu baik-baik,jangan mudah percaya dengan omongan orang yang baru kamu kenal.Mulut mereka saja yang manis tapi hatinya tidak,emang sih tidak semua jahat tapi kamu tetap harus hati-hati"Sukma menasihati Cinta.
"Terima kasih Sukma kamu sudah memberi tahuku" jawab Cinta.
"Kamu tidak sedih telah di khianati Kang Fauzan Cinta?" tanya Sukma Heran yang melihat Cinta biasa saja.
"Untuk apa aku menangisi cowok seperti Kang Fauzan,justru aku malah bersyukur Tuhan telah menunjukan keburukanya sebelum aku terlalu jauh berhubungan dengannya" jawab Cinta.
"Aku bangga mempunyai sahabat sepertimu Cinta" ucap Sukma.
"Ngomong-ngomong kapan kamu dan yani pergi ke kota lagi?" tanya Cinta.
"Mungkin besok pagi Cin" jawab Sukma.
"Yani tau kamu kerja apa disana?" tanya Cinta lagi.
"Tau Cin,tapi mau gimana lagi dia lagi butuh duit banyak untuk bawa bapaknya berobat" jawab Sukma.
"Ya udah deh Cinta aku pamit pulang dulu ya,lagian ini sudah sore" Sukma berpamitan.
"Iya,sampai ketemu kapan-kapan ya" ucap Cinta.
Mereka berduapun berpelukan.
Sukma keluar dari rumah Cinta sedangkan Cinta masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil handuknya dan diapun langsung mandi.Sore ini Cinta tidak masak untuk makan malam karena kakek melarangnya.
"Kakek kok belum pulang ya,udah jam enam sore dan sudah waktunya shalat maghrib juga" gumam Cinta setelah dia selesai mandi.
Cinta berdiri di depan pintu dan melihat kearah jalan berharap kakeknya muncul.Dan benar saja tidak lama kakek pun datang.
"Ngapain berdiri di depan pintu maghrib-maghrib begini Cinta,ayo masuk" ajak Kakek.
"Cinta menunggu kakek pulang" jawab Cinta sambil menggandeng tangan kakek dan masuk kedalam rumah.
"Kakek kenapa pulang telat?" tanya Cinta.
Kakek tidak menjawab pertanyaan Cinta Dia hanya memandang wajah cucunya itu.
"Kakek mandi dulu ya kakek sudah terlambat shalat maghrib" kata Kakek.
Kakek meletakkan bungkusan yang tadi di bawanya di meja lalu dia berjalan masuk ke kamar mandi untuk mandi dan setelah selesai mandi kakek langsung melaksanakan shalat maghrib.Cinta membuka bungkusan yang ternyata isinya makanan,dia langsung menyusun makanan di piring dan duduk di kursi sambil menunggu kakeknya selesai shalat.
"Ayo kita makan" kata kakek lalu duduk di kursi.
"Kakek belum jawab pertanyaan Cinta kenapa kakek pulang telat" kata Cinta.
Kakek menghela nafasnya lalu menggenggam tangan Cinta.
"Kakek tadi di ajak pak Rt ke rumah Juragan Arya" jawab Kakek tanpa menjelaskan alasan kakek pergi ke rumah Juragan Arya.
"Untuk melihat Kang Fauzan dan Istrinya" tebak Cinta.
"Kamu sudah tau?" Kakek terkejut.
"Sudah Kek,Sukma yang cerita tadi" jawab Cinta sambil menyodorkan makanan untuk kakek.
"Kamu tidak sedih Cinta?" tanya kakek khawatir.
"Untuk apa Cinta sedih Kek,masih banyak cowok di luar sana yang lebih baik dari Kang Fauzan" jawab Cinta sambil menyantap makanannya.
Kakek tersenyum mendengar jawaban cucunya itu,Mereka makan malam dengan lahap.Setelah makan Cinta langsung masuk ke kamarnya sedangkan Kakek pergi keluar rumah untuk menghadiri acara ijab kabul Fauzan.
Pagi itu selepas shalat subuh Cinta berjalan-jalan di tepi pantai yang terletak tidak jauh dari rumahnya,lelah berjalan Cinta pun duduk di atas batu karang,tatapannya jauh menerawang.Karena terlalu hanyut dalam lamunan sampai dia tidak sadar ada seseorang yang mendekatinya.
"Neng" sapa seseorang dari belakang Cinta.
Cinta diam saja dan tidak menghiraukan orang yang menyapanya,dia mengira itu hanya ada dalam angannya saja.
"Neng Cinta" kata Orang itu lagi.
Kali ini Cinta menoleh kearah suara yang memanggilnya.
"Ngapain Kang Fauzan ada disini?" tanya Cinta lalu kembali memandang laut yang luas di depannya.
"Akang kangen sama Eneng,emang Eneng nggak kangen sama Akang?" tanya Fauzan.
"Sadar Kang,eling.Akang sudah menikah,Akang nggak seharusnya bilang gitu sama Eneng" jawab Cinta.
"Tapi Neng Akang nggak cinta sama dia,Akang terpaksa menikah dengannya Neng" tutur Fauzan.
"Terserah Akang mau bilang apa Kang,Eneng udah nggak percaya sama Akang.Pergilah Kang apa kata orang nanti kalo lihat kita berdua disini" kata Cinta.
"Akang akan pergi setelah Akang menjelaskan semua sama Eneng" Fauzan kekeh.
"Nggak ada yang perlu Akang jelaskan lagi sama Eneng Kang,yang Eneng tau Akang sudah menghianati cinta Eneng" tutur Cinta sambil beranjak dari duduknya dan turun dari batu karang.
"Emang Eneng udah nggak cinta lagi sama Akang?" kata Fauzan dengan suara yang keras karena Cinta sudah jauh berjalan meninggalkannya.
Cinta menghentikan langkahnya lalu berbalik kearah Fauzan.
"Jujur Eneng masih cinta sama Akang,Eneng kecewa...Eneng sakit hati Kang,tapi bukan cinta namanya jika harus menyakiti ataupun menghancurkan rumah tangga orang Kang,itu namanya egois" jawab Cinta sambil kembali melanjutkan langkahnya.
"Argghh"
Fauzan mengacak rambutnya karena frustasi.
"Ini semua gara-gara Fauzi" teriak Fauzan.
Fauzi adalah kakak dari Fauzan,umur mereka hanya terpaut dua tahun saja.
Cinta sampai ke rumahnya,dia masuk kerumah dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Selesai mandi Cinta memakai pakaiannya setelah itu dia pergi ke warung untuk membeli sayur dan lauk yang akan di masak hari ini.
"Ssstt...lihat tuh si Cinta,kasihan ya di tinggal kawin ama si Fauzan" celoteh ibu-ibu yang sedang berbelanja.
"Iya kasian banget,di tinggal ke kota untuk kuliah eh pulang-pulang udah nikah si Fauzannya" sahut ibu yang satu lagi.
"Halah...ngapain kasihan segala itu udah resiko dia jadi orang nggak sadar diri,orang miskin kok berharap dapetin orang kaya" kata Ibu-ibu lainnya.
Cinta tidak peduli sama omongan para ibu-ibu yang menggosipkan dirinya,setelah dapat apa yang dia cari dia pun langsung pulang.
"Cinta kenapa lesu begitu?" tanya Kakek.
"Loh kakek masih di rumah,Kakek nggak kerja?" tanya Cinta.
"Kamu di tanya malah balik tanya,ada apa tu muka di tekuk gitu?" tanya Kakek lagi.
"Cinta nggak apa-apa kok Kek" jawab Cinta.
"Ibu-ibu di warung ngegosip tentang kamu sama Fauzan ya?" tebak Kakek.
"Ya begitulah Kek" jawab Cinta sambil melangkahkan kakinya menuju dapur.
Kakek mengikuti Cinta sampai ke dapur.
"Cinta masih minat untuk ikut ke kota sama Sukma?" tanya Kakek.
Cinta menoleh kearah kakeknya lalu menggelengkan kepalanya.
"Sukma sudah cerita semua sama Kakek tentang pekerjaan dia disana dan dia juga bilang kalo kamu mau ikut dia bisa kenalkan kamu pada temannya,kebetulan bos temannya lagi butuh tukang bersih-bersih di kantornya" tutur Kakek.
"Cinta di rumah aja Kek menemani Kakek,Cinta udah biasa kok di gosipin sama ibu-ibu di kampung ini" kata Cinta sambil tersenyum.
"Ya sudah kalo itu keputusan kamu,Kakek masuk kamar ya mau istirahat" ucap Kakek.
"Kakek nggak kerja?" tanya Cinta.
"Kakek minta izin sama bos untuk libur hari ini" jawab Kakek.
Cinta melanjutkan aktivitas masak memasaknya.Hari ini dia masak sayur asem,goreng tempe sama ikan asin dan sambal terasi saja.
Setelah masakanya semua matang Cinta menatanya di atas meja.Lalu seperti biasa kalau semua pekerjaannya sudah beres diapun duduk cantik di depan tivi.
Drtt...
Ponsel Cinta bergetar,ada pesan yang masuk.
Cinta mengambil ponsel di atas meja lalu membuka pesan yang masuk.
📥Kang Fauzan
"Neng temui Akang nanti sore di tempat biasa"
Cinta sama sekali tidak berniat membalas pesan Fauzan,dia malah memblokir nomor ponsel Fauzan.
"Aku harus pergi untuk menghindar dari Kang Fauzan" gumam Cinta.
Cinta mengambil remot untuk menyalakan tivinya,Cinta menonton acara di tivi sampai lupa waktu.Sayup-sayup terdengar suara adzan dzuhur,Cinta pun mematikan tivinya lalu berjalan menuju kamar kakek.
Tok tok tok
Cinta mengetuk pintu kamar kakek.
"Kek shalat dzuhur yuk habis itu kita makan siang" ajak Cinta.
Ceklek
Kakek membuka pintu kamarnya.
"Ayo kita ambil wudhu dulu" kata Kakek setelah keluar dari kamarnya.
Cinta mengikuti kakek ke kamar mandi,setelah berwudhu dan selesai melaksanakan shalat Rere mengajak Kakek makan.
"Wah ini mah menu hotel bintang tujuh" kata Kakek saat melihat hidangan di depannya.
"Bintang tujuh? Kayak nama obat aja kek.Hotel bintang lima kali Kek" celoteh Cinta.
"Eh tunggu dulu...Emang di hotel ada menu kayak gini?" tanya Cinta sambil menunjuk makanan di depannya.
"Cuma ada di rumah-rumah makanan beginian mah Cinta" jawab Kakek sambil tersenyum.
Mereka pun mulai menyantap hidangan di depan mereka,karena memang mereka sudah sangat lapar.Setelah makan Cinta mencuci piring bekas mereka makan sedangkan Kakek duduk di depan tivi.
"Kek..." ucap Cinta.
Kakek menoleh kearah Cinta.
"Ada apa? Sini duduk" Kakek menepuk tempat kosong di sampingnya.
Cinta duduk di samping Kakek,jari tangannya saling meremas satu sama lain.
"Bicaralah,Kakek akan mendengarnya" ucap Kakek.
"Apa Kakek benar-benar mengizinkan Cinta pergi ke kota?" tanya Cinta.
"Tergantung kamu nak,Kakek tidak bisa melarang ataupun memaksamu.Kakek tau untuk saat ini kamu butuh waktu untuk melupakan Fauzan" tutur Kakek.
"Kang Fauzan tadi menemui Cinta Kek tapi Cinta tidak menghiraukannya" kata Cinta.
"Jangan kamu temui dia lagi Cinta,dia sudah beristri.Apa kata orang kampung jika melihatmu berduaan dengannya" ucap Kakek.
"Maka dari itu Kek Cinta memilih pergi dari kampung ini untuk sementara,setidaknya sampai Kang Fauzan dan istrinya kembali ke kota" tutur Cinta.
"Jadi rencananya kamu mau pergi kemana Cinta?" tanya Kakak.
"Cinta mau ke rumah Wak Asep aja Kek,nanti kalo Kang Fauzan sudah kembali ke kota Cinta pulang,Cinta nggak tega ninggalin Kakek sendiri" tutur Cinta.
"Bersiaplah,Kakek akan mengantarmu sampai ke ujung kampung biasanya jam segini masih ada mobil angkutan umum yang lewat" kata Kakek.
Cinta masuk ke kamarnya dan menyiapkan segala sesuatu yang akan dibutuhkan selama tinggal di rumah kakak dari ibunya Cinta.Setelah siap Cinta kembali menghampiri Kakek.
"Ayo Kek Cinta udah siap" ucap Cinta.
Kakek mengeluarkan motornya lalu menghidupkan mesinnya.Kakek masuk ke rumah untuk mengambil jaket dan helm.
"Pelan-pelan saja ya Kek" pinta Cinta.
"Iya" jawab Kakek.
Mereka berduapun langsung berangkat menuju ujung kampung,setelah sampai ke simpang jalan kebetulan angkutan umum lewat.
"Abah mau kemana?" tanya supir.
"Si eneng mau ke kota" jawab Kakek
"Mau kerja Bah?" tanya supir sambil turun dari mobilnya untuk membantu Cinta membawa barang-barangnya.
"Mau ke rumah Si Asep,kamu turunin di simpang rumah Si Asep nanti ya" pesan Kakek.
"Siap Abah" jawab Supir.
"Cinta pergi dulu ya Kek" Cinta berpamitan lalu mencium punggung tangan Kakek.
"Hati-hati nak,salam untuk uwak ya.Nanti kalo Fauzan sudah kembali ke kota Kakek akan kabari kamu" tutur Kakek.
Cinta menganggukkan kepalanya lalu naik ke mobil.Supir langsung mengemudikan mobilnya dengan perlahan berharap ada penumpang yang lain.
Setelah mobil yang di naiki Cinta tidak terlihat lagi kakekpun memutuskan untuk pulang kerumahnya.
***
Fauzan sedang duduk di bawah sebuah pohon yang rindang,dia terlihat gelisah.Sesekali di melihat ke ujung jalan seperti sedang menunggu seseorang.
"Kenapa Cinta belum datang juga" gumam Fauzan.
Fauzan melirik jam di tangannya sudah pukul lima sore.Fauzan merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.Lalu mencari nama Cinta di ponselnya tapi tidak ketemu.
"Cinta memblokir nomor ponselku" kata Fauzan kecewa.
Tapi Fauzan tidak putus asa,dia mengambil ponsel miliknya yang lain dan disitu ada nomor ponsel Cinta.Fauzan langsung mengirim pesan singkat pada Cinta.
📤Fauzan
"Eneng dimana? Kok belum datang.Akang udah nungguin dari tadi"
Drtt
Tidak lama kemudian ponsel milik Fauzan bergetar,dia langsung membukanya berharap Cinta yang membalas pesannya tadi.
📥Mamah
"Dimana kamu Fauzan,cepat pulang!!!"
Huft...
Fauzan menghempaskan nafas kasarnya.Dia mengira pesan yang masuk tadi dari Cinta.
"Cinta benar-benar membenciku" gumam Fauzan lirih.
Fauzan naik ke motor maticnya lalu mulai mengendarainya untuk pulang ke rumah lagipula hari sudah sore menjelang malam.Sesampainya di rumah Fauzan langsung masuk ke rumah.
"Darimana kamu?" tanya Mamah Fauzan.
"Bukan urusan Mamah Fauzan mau pergi kemana" jawab Fauzan.
"Sadar Fauzan Eling nak,kamu sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.Kalo mau jalan-jalan di bawa atuh istrinya" kata Mama.
"Istri? Anak? Seharusnya yang menikahi dia itu Fauzi Mah bukan Fauzan.Mamah harus tau itu" ucap Fauzan dengan suara tinggi.
"Diam kamu,beraninya kamu bentak Mamah.Semenjak kamu dekat dengan Si Cinta kamu jadi anak yang kurang ajar sekarang" ucap Mamah.
"Tapi setidaknya Cinta gadis baik-baik di bandingkan menantu Mamah yang murahan itu" balas Fauzan.
"Sampai kapan pun Mamah tidak merestui kamu dengan Cinta,ingat itu" Mamah menekan kata-katanya.
"Fauzan laki-laki Mah,Fauzan tidak butuh izin ataupun wali untuk menikah,Mamah juga harus ingat itu" balas Fauzan.
"Fauzan curiga sama Mamah,kenapa Mamah selalu membela Fauzi dan lebih sayang sama dia dari pada Fauzan,Mamah tau perempuan itu hamil sama Fauzi tapi Mamah malah memaksa Fauzan untuk bertanggung jawab,kenapa Mah? Apa karena Fauzan anak angkat dari keluarga ini?" tutur Fauzan.
"Jangan sembarangan bicara kamu Fauzan,Mama tidak pernah membeda-bedakan kamu sama Fauzi.Kata siapa kamu anak angkat Mamah,jangan ngarang" Mamah membela diri.
Fauzan menatap tajam wajah Mamahnya itu,lalu menyeringai.
"Aku tau semuanya Mah,bahkan aku juga tau siapa orang tua kandungku dan dimana mereka tinggal sekarang" ucap Fauzan dengan nada bicara yang tegas.
Fauzan masuk kedalam kamarnya untuk mengemasi pakaian dan barang-barang miliknya.Mira,istrinya Fauzan yang baru keluar dari kamar mandi pun terkejut melihat Fauzan memasukkan semua barang-barangnya kedalam koper yang cukup besar.
"Mau kemana A'?" tanya Mira.
"Ikut aku" perintah Fauzan lalu keluar dari kamarnya sambil meneret kopernya.
Fauzan membawa Mira menemui Mamanya.
"Kalian mau kemana?" tanya Mamah.
"Mang...Mang engkus kesini sebentar" Fauzan memanggil orang yang sedang melintas.
"Ada apa Ujang panggil Mamang?" tanya Kusnadi yang biasa di panggil Engkus.
"Duduk Mang" perintah Fauzan
Mang Engkus duduk di kursi,Mamah yang melihat itupun menjadi bingung.
"Ada apa ini zan?" tanya Mama.
"Bismillah"
Ucap Fauzan sambil menghela nafasnya.
"Mamah dan Mang Engkus aku minta untuk menjadi saksi bahwa hari ini,detik ini saya Fauzan dengan sadar menjatuhkan talak kepada istri saya yang bernama Miradilla Binti Beni" ucap Fauzan.
"Fauzan apa-apaan ini?" bentak Mamah.
"Maaf Mah,percuma terus bersama tapi tidak ada rasa cinta.Fauzan tidak mau tersiksa dengan keadaan ini,Fauzan juga tidak mau membiarkan Mira tersiksa hidup dengan Fauzan.Karena sampai kapanpun Fauzan tidak akan pernah bisa menciantai dia"tutur Fauzan.
Mira menunduk,air matanya jatuh.
"Maaf Mira,saya harus melakukan ini.Jika untuk hal lain saya bisa menuruti kehendak Mamah tapi tidak untuk hidup dan masa depan saya" ucap Fauzan.
Fauzan memberikan uang seratus ribu untuk Mang Engkus lalu menyeret kopernya keluar rumah.
"Selangkah saja kamu keluar dari rumah ini,Mamah hapus kamu dari daftar warisan" gertak Mamah.
Fauzan menghentikan langkahnya lalu berbalik.
"Fauzan tidak butuh harta Mamah,harta bukanlah penentu kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga Mah.Sebanyak apapun harta jika tidak ada ketenangan didalam rumah tangga tetap saja tidak bisa membuat bahagia" tutur Fauzan lalu melangkah keluar dan langsung pergi dari rumah itu dengan mengendarai motor matic yang di belinya dari hasil jerih payahnya sendiri.
Mamah terdiam mendengar penuturan Fauzan.Dia masuk ke kamarnya lalu menutup pintunya.Mang Engkus keluar dari rumah itu dan langsung pulang kerumahnya yang berada tidak jauh dari rumah Fauzan.Sedangkan Mira menangisi nasibnya yang menyedihkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!