Zoya Arkan Asyid
Zoya Arkan Asyid adalah siswi terpintar di SmA Triayaksa, Sekolah swasta yang terkenal dengan keunggulan kepintaran siswa siswinya.Terutama Zoya Arkan Asyid yang Kepintarannya dapat di lihat dari deretan piala piala kejuaran di bidang akademik yang Zoya miliki.
Memiliki paras yang cantik, tubuh montok dan sedikit cuek membuat dirinya menjadi bunga di sekolahnya. Senyum manis yang selalu terukir di bibirnya membuat para siswa meleleh kecuali Azlan..
Terlahir dari keluarga kaya, memiliki segalanya tak membuat Zoya merasa cukup. Brian Arkan Asyid Ayah dari Zoya bekerja sebagai anggota Dewan pemerintahan dan Febi Sanjaya seorang model terkenal.Mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka masing masing membuat perhatian mereka berkurang untuk Zoya, hanya perhatian materi yang Zoya Terima. Gadis itu bukan hanya butuh materi, namun ia juga membutuhkan perhatian kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Kini Zoya berumur 18 tahun, duduk di kelas 2 IPA 1, di balik prestasi yang ia raih Zoya juga merupakan siswi yang sering mendapat catatan dari anggota OSIS. Semua catatan itu di sebabkan oleh Azlan.
****
Azlan Albisyam.
Azlan Albisyam siswa paling tampan yang memiliki tatapan dingin dan cuek pada mereka yang tidak penting baginya.Kecuali pada Zoya si musuh bebuyutan. Menurut Azlan Zoya bukanlah seorang manusia, jadi ia tak perlu bersikap dingin atau mengacuhkannya, Azlan cukup membuat gadis itu kesal dan terus berteriak marah.
Selain sikapnya yang dingin Azlan merupakan siswa pembuat onar, sehari tanpa masalah, maka hidupnya seperti Air laut tanpa rasa asin.
Berbeda dengan Zoya, Azlan memiliki keluarga yang harmonis, memberi perhatian yang cukup pada anak anaknya. Bunda Meika selaku ibunda Azlan merasa bosan menerima surat peringatan dan surat panggilan dari sekolah.
Azlan juga seorang kakak yang bernama Airaya Albisyam, sifat dan tingkah laku mereka sangat berbeda. Airaya sangat suka belajar dan selalu mendapat penghargaan dari sekolah nya.
Umur Azlan tak berbeda dengan Zoya, hanya terpaut beberapa bulan saja. Memilih jurusan ips merupakan dambaan Azlan. Alasan simple, karena anak ips sering ada waktu kosong.
Mila susanti gadis lucu, tinggi, bohay adalah sahabat Zoya. Sifatnya lebih amburadul ketimbang Zoya, dan berbeda lagi dengan Anisa, gadis barbar namun lola membuat Zoya dan mila sering geram karenanya.
Ali Zoe, sahabat Azlan, dia merupakan kapten basket. Sekelas dengan Azlan merupakan kebanggaan baginya.
Agaira Alezo, Sahabat Azlan juga, namun agai sedikit berbeda dari Azlan dan Ali. Agai lebih fokus ke pelajaran ketimbang kedua sahabat nya.Yah meskipun Agai juga sering main bersama Azlan dan Ali, melupakan pekerjaan sekolah.
Karena ketenaran yang Agai miliki,membuat dirinya terpilih menjadi ketua OSIS. Sangat jarang Anak ips yang memegang jabatan populer ini. Bukannya memperingan Agai merasa sedikit menjadi beban jabatan ini baginya, karena selalu saja sahabat nya yang menjadi buruannya.
Ali menjabat sebagai kapten basket, dan Azlan??? ia tidak menduduki jabatan apa pun. Azlan lebih suka bebas tanpa ikatan apapun. Bukan berarti Azlan tidak memiliki kemampuan apapun yah... Azlan jago bermain basket, Azlan sering membantu Ali untuk memenangkan pertandingan antar sekolah.
***
Sekolah tampak sunyi, jam masuk sudah di mulai sejak 5 menit lalu. Azlan berjalan santai melewati lorong kelas, melangkah sedikit lebih cepat agar tidak bertemu dengan para anggota OSIS yang sedang berpatroli.
"Ekhem" suara deheman dari belakang Azlan.
Azlan menghentikan langkahnya,dengan malas Azlan menoleh ke belakang. Agai menatapnya bosan,lagi lagi ia menangkap sahabat sendiri.
"Mobil gue mogok tadi" kata Azlan berbalik menatap Agai.
"Mobil loe yang mogok, atau mata loe yang gak pernah bisa terbuka lebih pagi? " omel Agai.
"Nah tu loe tahu" kekeh Azlan.
"Ikut gue! " titah Agai dingin.
Mau tak mau Azlan mengikuti kemana Agai akan membawa nya, pasti menuju ruang OSIS tebak Azlan. eh bukan Agai malah membawa Azlan ke belakang kelasnya. lalu mengambil alih tas yang di sandang Azlan.
Azlan menatap Agai bingung, ia tak mengerti apa yang di lakukan Agai.
"Masuk lah, sebelum bu Minah Masuk" kata Agai.
"Loe emang sahabat gue yang paling baik hati. " Puji Azlan mengerti maksud dari sahabat nya ini. Lalu Azlan berlalu menuju kelasnya.
"Beginilah nasib kalau punya sahabat si tukang telat" gumam Agai menatap kepergian Azlan.
"Ada yang terlambat? " tanya anggota OSIS yang juga berpatroli bersama Agai tadi.
"Gak ada, tadi gue memeriksa di sebelah sini" jawab Agai berlalu pergi.
"Perasaan Agai gak bawa tas tadi" pikir anggota OSIS itu bingung menatap Agai pergi ke ruang osis sembari menyandang tas.
Azlan berjalan santai menuju kelas, ia berjalan seolah olah baru saja dari toilet, bukan baru datang. Agai emang pintar dalam menyelamatkan Azlan.
Kelas Azlan terletak di ujung, kelas ips satu satunya yang terselip di ujung kelas IPA.
"Pasti di selamatkan Agai lagi" cibir seseorang.
Azlan berhenti, menatap Zoya yang berdiri di depan pintu kelasnya.
"Ini bukan urusan loe! " kata Azlan dingin.
"Tentu saja bukan urusan gue! si tukang telat! " balas Zoya tersenyum mengejek.
"Udah Zoya, masih pagi tahu" kata Mila mencoba menghentikan Zoya agar tidak memperdulikan Azlan dan mereka tidak jadi bertengkar. Namun hal itu hanya menjadi harapan yang sia sia.
"Sekolah kita akan hancur kalau muridnya kaya dia! " ucap Zoya menatap Azlan sinis.
Azlan tak menjawab, ia malah menarik Zoya ke depan kelas. Mulut pedas Zoya harus di beri pelajaran.
"Apaan sih, jauhkan tangan kotor loe dari tangan gue! " bentak Zoya mengelap bekas cengkraman Azlan, seolah olah tangan Azlan itu kotor.
"Loe tu yah jadi cewe gak usah sok cantik.!" kata Azlan.
"Emang gue cantik, pintar pula. Gak usah munafik deh, gak akui hal itu"Balas Zoya songong.
Pertengkaran pun mulai memanas, Mila dan Anisa memukul mukul keningnya berpikir bagaimana cara menghentikan kedua rival itu sebelum guru datang.
Siswa siswi yang sudah masuk ke dalam kelas tampal keluar kembali ingin menyaksikan pertengkaran Zoya dan Azlan, bahkan ada yang mengintip di jendela.
"Azlan ayuk masuk, bu Mina udah mau deket itu!! " kata Ali menarik Azlan pergi dari kelas Zoya.
"Awas loe! " tunjuk Azlan.
"Apa! loe pikir gue takut!! " balas Zoya menantang Azlan,untung Mila dan anisa menarik Zoya,kalo tidak ? mungkin Zoya sudah kembali mengejar Azlan dan berakhir di ruang BK.
"Ihh udah udah Zoya, bu mindi dah datang tuh" kata Anisa dan Mila menarik Zoya masuk ke dalam kelas.
*
*
Kring!!!!!!!!!
Bel istirahat pun berbunyi, bagai memukul sarang lebah. Siswa siswi berhamburan keluar dari dalam kelas.
Ketiga gadis cantik itu tampak merapikan buku buku nya, lalu menyimpannya ke dalam laci.
"Zoy, yuk ke kantin" ajak Mila
"Mau makan apa emang? " tanya Nisa.
"Makan hati Nis" jawab Zoya malas.
"Kok makan hati sih, emang ada yang jual di kantin? " tanya Nisa polos.
"Hati mang dodin" jawab Zoya dan Mila lagi sembari tertawa terbahak bahak.
"Mang dodin emang jualan hati? kok gue gak tahu" gumam Nisa bingung, Zoya dan Mila menghentikan tawanya, sahabat lola seperti nisa memang menguji kesabaran banget.
"Udah deh yuk ke kantin, Gue laper banget" kata Zoya mengusap perutnya.
"Yaudah ayuk! " sahut Mila.
Mereka menyeret Nisa cepat sebelum pertanyaan bodoh keluar lagi dari mulut Nisa.
Kantin tampak sesak, Zoya mencari tempat duduk yang kosong. senyumnya terukir ketika melihat meja tempat biasa mereka tempati masih kosong. Itu adalah meja Zomian, meja khusus untuk geng cewe cewe cantik. Tak ada yang berani menempati selain geng Zoya. Ada, Trio A lah yang selalu merebut kawasan Zomian.
"Ups" kata Azlan duduk lebih dulu dari geng Zomian. Lihat kan, Azlan selalu saja mencari masalah dengan mereka, dengan Zoya lebih tepatnya.
"Ini meja kita tahu! " kata Mila merajuk.
"Benarkah? tapi gak ada tuh tertulis di sini nama loe pada" balas Azlan mencari cari tulis yang mengatakan bangku ini milik Zoya dan kedua sahabat nya.
"Jangan cari masalah yah! " kata Zoya menatap Azlan tajam, perut nya sangat lapar dan sekarang Azlan kembali mengibarkan bendera perang padanya.
"Udahlah Lan, pindah yuk. " kata Agai mengalah. Pria ini selalu sebagai penengah.
"Enak aja, siapa dulu, dia yang dapat" tolak Azlan tak mau pindah.
"Azlan loe harus pindah, kan gue dan temen teman gue duluan yang dapat ni meja. " Kata Mila merengek, Azlan merupakan sepupu Mila, jadi Mila tidak pernah takut dengan nya. Andai saja murid lain yang melakukannya, sudah di pastikan mereka tidak akan merasa nyaman di sekolah ini.
"Yaudah gabung aja yuk" putus Ali menarik nisa duduk di samping nya.
"Iya guys, kita gabung aja" ucap nisa malu malu.
"Ogah! " tolak Zoya dan Azlan sembari melempar tatapan tajam.
"Udah udah, gak usah bertengkar. Zoya duduk di sini, Mila di sini" kata Ali menempatkan Zoya di samping Nisa tepat di depan Azlan. Lalu Mila di samping Zoya tepat di depan Agai.
"Tak boleh ribut, gue bakal pesanin kalian makanan" kata Ali lagi, lalu bangkit untuk memesankan makanan.
Zoya dan Azlan tidak ada yang mengeluarkan suara, saling memalingkan wajah ke kiri dan satunya ke kanan.
Hai sahabat kuh semuanya, ini cerita baru aku. Jangan lupa like dan komen. Jangan lupa tombol favorit nya di tekan yah supaya mendapat notifikasi saat aku up episode baru😘😘. setia terus yah. aku sayang kalian.
...T E R I M A K A S I H...
Ali membawa minuman kesukaan teman temannya. Di ikuti anggota mang dodin membantu Ali membawa makanan yang tak bisa Ali bawa.
"Makasih mang " kata Nisa tersenyum tulus.
Zoya tak bersuara, tangan lentiknya bergerak cepat mengambil jus alpukat. Tiba-tiba tangan besar Azlan juga meraih gelas yang sama dengan Zoya.
"Ini minuman gue! " kata Zoya menarik gelas yang berisi jus alpukat. Azlan tak mau mengalah, pria itu ikut menarik gelas Zoya.
"Gue mau minum ini! " kata Azlan.
"Tapi ini punya gue!! " bantah Zoya. Perdebatan kembali terjadi, tiada waktu tanpa perdebatan jika sudah ada Zoya dan Azlan. Tarik menarik gelas pun tak terelakkan hingga isi gelas melayang.
"Duh Gaduh lagi" ucap Agai memutar matanya jengah.
Byurr...
"OMG" lirih Mila menutup mulutnya.
Wajah bu Mina dan blazer nya basah terkena jus alpukat. Wanita itu menoleh pada Azlan dan Zoya menahan sesuatu yang akan meledak.
"Azlan!!!! Zoya!!!! " Teriak bu Mina melengking.
"ikut saya ke ruangan sekarang!! "teriak bu mina penuh penekanan.
" Ini semua gara gara loe! " dengus Zoya kesal bangkit dari tempat duduknya, lalu mengikuti bu Mina.
"Kok malah gue, kan gue juga mau minum itu" ucap Azlan merasa tak bersalah. Lalu bangkit menyusul Zoya dan bu Mina.
Mereka berdua berjalan mengikuti bu minah ke ruang Bk, Zoya berjalan lebih duluh dari Azlan, ia tidak mau berdekatan dengan Azlan.
"Aduhhh gimana mau nolongin coba" pikir Agai menggaruk keningnya. Ali dan kedua gadis itu mengangkat bahu tidak tahu.
Di ruang Bk, Azlan dan Zoya menghadap bu Mina, keduanya saling melirik tajam.
"Kalian ini yah, setiap ketemu berdebat!! setiap ketemu buat masalah" omel bu Minah.
"Saya gak salah bu, dia yang merebut minuman saya" kata Zoya membela diri.
"Enak aja, lu tu yang ambil minuman gue" bantah Azlan tak mau di salahkan.
"Jelas jelas loe yang salah! "
"Enggak, loe yang salah! "
Zoya dan Azlan kembali berdebat, bahkan mereka hampir aduh jotos jika tidak di hentikan oleh bu Minah.
"Sudah cukup!!!! " bentak Bu Mina.
"Zoya! kamu itu siswi berprestasi, kenapa mau meladeni dia" kata bu Mina menatap Zoya.
"Dia buat saya kesal bu" adu Zoya.
"Dan Kamu Azlan! sehari tidak membuat onar apa tidak bisa? " Bu Mina benar-benar sudah jengah dengan tikah laku kedua siswa dan siswi ini.
"Seharusnya ibu yang salah, ngapain coba ibu lewat di situ" kata Azlan santai, Zoya menatap horor Azlan yang berani berani nya bercanda saat bu Mina benar-benar marah.
"Sudah!! diem kamu!! " bentak bu Mina membuat Azlan langsung terdiam. Zoya menutup matanya takut dengan bengawan bu Minah.
"Sekarang kalian keluar!! bersihkan semua toilet sampai bersih! " kata bu Mina mengusir sembari memberi hukuman.
"Yahh.. tapi bu, gak bisa gitu dong. Saya kan gak bersalah" rengek Zoya tak mau membersihkan wc, pasti itu sangat menjijikkan.
"Eleh, wc aja mah gampang" kata Azlan tak ambil pusing dengan hukuman yang diberikan bu Minah, Azlan sudah terbiasa dengan hukuman seperti ini.
"Sudah sana pergi, kena pertigo saya lama lama berurusan dengan kalian" usir bu Mina memijat mijat keningnya.
Zoya menghentakkan kakinya keluar dari ruang Bk, mau tidak mau Zoya harus menjalankan hukuman.
"Awas saja loe, bakal gue balas!! " ucap Zoya dalam hati, ia tidak terima karena Azlan gadis itu harus mengotori tangannya membersihkan toilet cewe.
Setengah jam berjalan, Akhirnya Zoya selesai membersihkan toilet cewe, Gadis itu langsung bergegas masuk ke kelasnya. Masih untung hari ini ada mata pelajaran kosong, Zoya tak perlu khawatir ketinggalan pelajaran hanya karena hukuman konyol ini.
"Gimana? enak bersenang-senang dengan abang gue? " tanya Mila menaik turunkan alisnya.
"Bersenang-senang bapak loe tentara, capek nih gue! " gerutu Zoya mengibaskan selembar kertas yang menjadi kipas dadakan. Zoya merasa sangat panas, AC di kelasnya tak terasa dingin lagi.
"Loe abis olahraga? kok badan loe keringatan gini" kata nisa memberikan beberapa lembar tisu pada Zoya.
"Iya, olaraga tubuh dan hati" sahut Zoya kesal.
"Olahraga hati?? gimana ceritanya? " tanya Nisa penasaran. Entah memang lugu dan lola atau emang Nisa ini bego.
"Ya ampun Anisaaaaa, Zoya itu abis di hukum bukan abis olahraga" kata Mila geram.
"Ooo.... kok bisa sih? "
"Alamak" gumam Mila menepuk jidatnya, sementara Zoya sibuk mengipas diri dan mengelap keringat yang masih bercucuran.
"Pak Johar kemana? kok gak masuk? " tanya Zoya.
"Katanya istri pak Johar sakit" jawab Mila, ia dapat informasi dari Adit, si ketua kelas.
"Eh 2 hari lagi bakal ada acara studytour loh" kata Nisa.
"Ini gak ada lola kan? " kata Mila memastikan agar tidak merasa kesal mendengar nya.
"Ihhh Mila" dengus Nisa kesal.
"Iya iya, maaf" kekeh Mila.
"studytour kemana? " tanya Zoya.
"Ke Bali" jawab Nisa antusias.
"Kok loe bahagia banget? " tanya Mila penasaran. Nisa senyum senyum sendiri gitu jaya orang gila.
"Kalian tau gak? studytour kali ini kita bakalan gabung sama anak ips 1"
"Beneran? " tanya Mila ikut senang. Bagaimana tidak, Jika ips 1 gabung sama IPA 1 maka otomatis agai bakalan gabung dengan mereka.
"Gue seneng banget" ungkap Nisa.
"Kok kalian senang banget sih, gue malah mikir mau ikutan atau nggak" kata Zoya menatap horor kedua sahabat nya senyum senyum sendiri.
"Senang lah pasti zoy, kita bisa berduaan sama Agai" jawab Mila.
"Dan gue bareng Ali" celetuk Nisa semangat 45.
"Yaudah, gue gak ikut" lirih Zoya.
"Lah kenapa? kan ini buat nilai Sejarah loe Zoya, masa loe gak ikut" kata Mila.
"Iya, masa kita kita tanpa loe sih" sahut Nisa.
"Gue males jumpa tu cowo" kata Zoya, jika nisa dan Mila bareng Ali dan Agai, sudah dapat di pastikan ia bakalan jumpa tu cowo yang buat Zoya naik darah.
"Ihh gak papa lagi Zoya, damai aja napa" buku Mila.
"Perhatian semuanya!! " teriak Adit di depan meminta perhatian dari teman teman sekelasnya. Seluruh perhatian pun terarah padanya, termasuk Zoya dan kedua sahabat nya.
"Besok kita akan adakan studytour, jadi kalian semua harus mempersiapkan segala perlatan kalian. " jelas Adit.
"Bukannya 2 hari lagi? " tanya Nisa, sesuai informasi yang ia dapat dari kelas Azlan.
"Seharusnya 2 hari lagi, namun kata bu Mina studytour di majukan menjadi besok" jelas Adit.
"Berapa hari? " tanya Salah satu siswi.
" 3 hari, kita bakalan di gabungin sama anak Ips"lanjut Adit.
"Males deh gue" gumam Zoya.
"Buat Zoya, loe gak bisa gak ikut. Karena tour kali ini di wajibkan untuk mengikutinya" kata Adit menebak jika Zoya pasti ingin kabur dari kegiatan ini.
"Yes" sorak Mila dan nisa bertos Riah.
"Serah deh" kata Zoya pasrah.
"Ok, kita harus kompak, jangan sampai Kelas sebelah anggap remeh kelas IPA 1" kata Adit lagi.
"Tenang aja dit, mereka gak bakal anggap remeh kita" celetuk dodi.
"Kenapa? " sahut siswi lain penasaran.
"Kan kita punya Zoya, si Azlan aja kalah apalagi orang orang kelas dia" kata Dodi mengundang gelak tawa mereka.
"Apa kata lu aja" ucap Zoya acuh melipat kedua tangannya di atas meja, lalu menenggelamkan kepalanya diantara lipatan kedua lengannya.
Sementara di dalam kelas IPs 1 terjadi hal yang sama. Agai dan Ali membujuk Azlan untuk mengikuti acara ini.
"Gak! gue malas ikutan, apalagi tu cewe pasti ikut" tolak Azlan.
"Emang kenapa sama Zoya, mau ikut atau nggak tu cewe gak ada hubungan nya sama lu" kata Ali.
Deg~ bener juga, kenapa Azlan malah terlihat seperti menghindari tu cewe.
"pokoknya gue gak mau ikut" tolak Azlan lagi.
"Hai lan, loe pasti ikutkan acara ini? " tanya intan, cewe yang selalu ngejar ngejar Azlan.
"Gak, gue malas" jawab Azlan, berlalu dari hadapan mereka.
"Bagus deh, gue juga gak bakal ikut" kata Intan tersenyum senang. Cowo idamannya tidak ikut, itu artinya Azlan tidak akan bertemu Zoya.
"Apa loe liat liat? " kata intan sinis pada Ali dan Agai yang melihat aneh pada nya.
"Dasar aneh lu" dengus Ali, lalu menyusul Azlan, di ikuti oleh Agai.
huwaaaa, gimana guys? semoga kalian suka yah. jangan lupa kike, komen dan tekan tombol favorit nya bagi yang belum. Tetap setia untuk yang udah jadikan cerita ini sebagai novel favorit 😘😘😘 jangan lupa Vote juga yah!!!
Zoya melangkah masuk ke dalam rumah, matanya menangkap sosok Febi duduk di ruang tamu sedang memainkan ponselnya.
Gadis itu melangkah cepat mendekati sang mama, sangat jarang bagi Zoya mendapati mamanya di rumah ketika dirinya pulang sekolah.
"Mama, Zoya pulang" kata Zoya sembari menyalami tangan mama Febi.
"Baru pulang? " tanya mama Febi tanpa menoleh pada Zoya, matanya fokus pada layar ponselnya. Senyum yang tadi mengembang perlahan memudar. Selalu seperti ini, Zoya tak pernah mendapat kan perhatian yang lebih.
"Ma, besok ada tour ke Bali. Zoya ***.. " tanya Zoya hendak meminta ijin, belum sempat selesai mama Febi sudah menjawabnya.
"Pergilah, itu kepentingan sekolah bukan? " kata mama Febi acuh, tanpa menanyakan bagaimana prosedur, berapa hari, apa yang di butuhkan oleh Zoya. Semua perhatian seorang ibu yang seharusnya Zoya dapatkan, dan Zoya harapkan.
"Baiklah, seharusnya aku sudah tahu jawaban nya" kata Zoya datar seraya pergi masuk ke kamarnya. Zoya tahu akhir nya akan begini, ia terlalu berharap orang tua nya akan khawatir atau semacamnya pada nya.
"Harusnya aku tak lakukan itu" lirih Zoya tersenyum kecut.
Zoya meletakkan tas pink nya ke atas meja,kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi Zoya memutuskan untuk tidur dan mengistirahatkan tubuh dan juga pikirannya.
Sementara di rumah besar Albisyam terdengar riuh, sahut menyahut perdebatan Azlan dan Airaya terdengar menegangkan.
"Loe harusnya ikut!! itu sangat penting untuk nilai loe! " teriak Airaya emosi mendapat laporan dari mata matanya jika adiknya tidak mendaftar untuk Studytour ke Bali.
"Gue gak peduli" balas Azlan, ia tetap tidak ingin ikut tour ke Bali. Azlan lebih memilih tidur di rumah dari pada menghabiskan waktu di museum dan juga di daerah daerah bersejarah yang bisa di cari di internet. Apalagi mendengar kelasnya akan di gabungkan dengan kelas IPA ,kelas Zoya musuh Azlan yang selalu terlihat sombong menurutnya.
"Loe harus dengerin gue!! " bentak Airaya melempar sendok pada adiknya, meskipun tak terlalu keras, namun sendok itu mampu memancing emosi Azlan.
Azlan hendak membalas tapi malah terhenti oleh teriakan bundanya.
"Stop!!!!!!! " teriak bunda Meika menggebrak meja, ia sudah tidak tahan lagi mendengar perdebatan demi perdebatan yang menurut bunda Meika tidak penting.
"Sopan di meja makan apa tidak bisa? " tanya bunda Meika sinis, Azlan dan Airaya terdiam lalu melanjutkan makan malamnya.
"Kamu Azlan!! ikuti apa yang sekolah mu putuskan. Jika tidak, semua fasilitas mu akan di cabut! " ancam Ayah Fadil yang sejak tadi merasa terganggu karena kebisingan pertengkaran Azlan dan Zoya. Airaya tersenyum menang, setidaknya ayah membantunya.
"Tapi yah, kan cuma tour sejarah. Semuanya ada di internet. Bentuk ataupun sejarahnya. " protes Azlan.
"Pilih saja, kehilangan fasilitas atau ikut tour" kata Airaya tersenyum menang. Ia tidak akan membiarkan adiknya mendapat nilai rendah.
"Terserah" dengus Azlan, lalu pergi begitu saja dari meja makan. Belum beberapa langkah Azlan kembali menghentikan langkahnya.
"Kembali atau loe bakal menerima akibatnya" ancam Airaya penuh penekanan, ia sangat tidak suka jika ada anggota keluarga yang meninggalkan meja makan di saat masih ada yang masih makan. Jangan kan main HP berbincang soal bisnis saja tidak boleh. Menurut Airaya di meja makan lah mereka berbincang bincang dan semakin mempererat hubungan keluarga mereka.
"Arrrrkkkk Airaya, kenapa loe jadi kakak gue!! " teriak Azlan frustasi lalu kembali ke kursinya.
"Adik pintar" puji Airaya.
Bunda dan ayah menggeleng melihat tingkah laku kedua anak mereka. Meski sering bertengkar, namun Airaya terlihat sangat memperhatikan adiknya. Sementara Azlan tampak menghargai kakaknya sebagai saudara yang lebih tua dengan mengikuti apa yang di katakan Airaya.
Setelah selesai makan, Azlan langsung masuk ke dalam kamar. Ia masih kesal, niatnya untuk main dan tidur selama 3 hari gagal total.
Baru terpejam, sebuah ketukan memaksa Azlan untuk membuka matanya kembali.
"Astaga, siapa sih yang ganggu waktu istirahat gue" dengus Azlan sembari turun dari ranjang berjalan mendekati pintu dan membukanya.
"Hehehe.... boleh masuk? " tanya Airaya nyengir.
Azlan kembali ke ranjang tanpa menutup pintu, Airaya tahu kode ini, pertanda Azlan membiarkannya untuk masuk. Airaya duduk di tepi ranjang Azlan.
"Gue mau minta maaf" cicit Airaya pelan dengan Popyeasy nya yang imut.
"Gue udah maafin loe" sahut Azlan. Airaya berbinar, lalu memeluk Azlan erat mengungkap rasa senang di hatinya. Ia merasa bersalah karena terlalu membentak adik nya tadi.
"Aduhh pengap gue, lepasin dodol" kata Azlan berusaha melepaskan pelukan kakaknya.
"Sebagai gantinya gimana kalo gue traktir loe nonton? " kata Airaya.
"Gue ngantuk, malas keluar" tolak Azlan.
"Ohh ayolah, gue pengen banget nonton film yang akan tanyang nanti jam 8,dan sekarang baru jam 7." bujuk Airaya.
"Ajak temen loe aja" tolak Azlan.
"Temen gue pada pergi sama cowonya" lirih Airaya sedih.
Melihat kakaknya yang langsung sedih membuat Azlan menghembuskan nafas pasrah.
"Baiklah, siap siap lah" kata Azlan.
"Yeahh!!!!! " sorak Airaya lompat lompat, lalu keluar dari kamar Azlan untuk bersiap.
Kakak adik itu tiba di sebuah mall, Airaya langsung menarik Azlan ke pengantrian tiket. Azlan menyuruh kakaknya duduk di kursi tunggu yang telah di sediakan, dirinya akan membeli tiket sendiri.
"Kak Ai" panggil Mila melambaikan tangan.
"Oh Hai, Mila" sahut Airaya.
"Kebetulan sekali, bareng siapa? " tanya Airaya, Mila terlihat sendiri.
"Gue sama temen kak" jawab Mila.
"Temen apa temen? " goda Airaya menoel Noel pipi Mila.
"Sama sahabat gue kak, bukan cowo" kekeh Mila.
"Yuk mil, kayanya udah mau mulai" ajak Zoya yang baru saja dari toilet.
"zoya, kenalin kakak sepupu gue" kata Mila memperkenalkan Airaya pada Zoya.
"Hai kak, Zoya teman sekelas nya Mila" kata Zoya tersenyum paa Airaya.
"Hai juga Zoya, gue Airaya kakak sepupunya Mila" jawab Airaya ikut tersenyum pada Zoya.
Azlan selesai membeli tiket, lalu menghampiri kakaknya yang tampak berbincang bincang dengan 2 gadis. Azlan menyipit, seperti nya ia mengenali siapa dua gadis itu.
"Loe ngapain di sini!!!" tanya Azlan sinis pada Zoya. Tentu saja gadis itu tak kalah sinis nya, tatapannya tajam pada Azlan.
"Suka suka gue lah, Mall ini umum kali, siapa aja bisa kesini" sahut Zoya.
Airaya menatap Zoya dan Azlan bergantian, baru bertemu malah langsung cek cok.
"Yaudah deh kak, kita duluan" kata Mila menarik Zoya pergi sebelum semakin membuat kekacauan dengan Azlan.
"Ihhh kalo tahu tu cowo ke bioskop ini juga, mending gue gak ikut sama loe" gerutunya Zoya.
"Udah udah, gak papa kan sekarang udah.. -_--_" Kata Mila terhenti melihat Azlan dan Airaya memasuki ruang bioskop. Mila berharap mereka duduk berjauhan dan Zoya tidak melihat ke arah Azlan dan Airaya.
"Eh Zoya, lu dah matikan dering ponsel? " tanya Mila mengalikan perhatian Zoya yang hendak menatap ke pintu masuk. Mereka duduk di bangku pinggir tengah tengah bangku penonton.
"Eh Zoya dan Mila nonton film ini juga? " kata Airaya membuat Zoya yang sedang mengontak atik ponselnya menegang.
"haduhhh... " desah Mila mulai panik, ternyata bangku Azlan dan Zoya bersebelahan.
"Hehe... iya kak, film ini banyak di minati" kata Mila. Sementara Zoya hanya diam fokus ke layar film tanpa menoleh ke kiri dan kanan. Ia tidak mau membuat keributan di dalam bioskop, bisa bisa di gebukin penonton lain.
"Tenang, jangan lirik kanan" bisik Mila pada Zoya, ia sangat berharap jika Zoya dan Azlan tidak berulah lagi.
Hai semua nya, makasih yah udah mampir. Jangan, lupa, like, coment, vote!!!! itu penting yah. Harus!!! jika suka dengan cerita ini. 😁
Berikan Give nya juga yah😘😘
...T E R I M A K A S I H...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!