Tokyo, 21 Agustus 2022, Jam 05:59.
Di sebuah perumahan yang terletak di Prefektur Tokyo.
Di sana, terlihat ada seorang remaja laki-laki yang sedang tertidur dengan pulas di atas kasur berukuran 200 X 160 CM. Remaja laki-laki ini memiliki wajah yang terlihat sedikit tampan, dengan rambut hitamnya yang sepanjang pundak, di mana poninya itu terlihat terjatuh di sisi kanan wajah miliknya yang mencapai dagunya dan terdapat beberapa helai rambut miliknya yang berwarna putih. Serta, remaja laki-laki itu juga memiliki wajah yang terlihat agak sedikit feminin dan lembut.
Remaja laki-laki tersebut memiliki nama Shimotsuki Souji. Dia ini merupakan anak tertua dari keluarga Shimotsuki, dan dia saat ini sedang berada di kelas dua Sekolah Menengah Atas. Serta, dia juga bersekolah di sekolah elit yang bernama 'Ryuuji Gakuen'.
Saat ini, Souji terlihat sedang tertidur dengan sangat nyenyak di atas kasur miliknya. Namun, beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja terdengar sebuah dering dari alarm yang terletak di atas meja yang ada di dekat kasur miliknya.
*Lero lero lero lero lero*
Mendengar suara dari alarm tersebut. Souji sedikit mengerang, sebelum dia dengan malas mulai membuka kelopak matanya dan memperlihatkan mata heterochromia Azure-Violet miliknya yang tampak sangat indah, di mana Souji kemudian mulai mengalihkan pandangannya ke arah jam alarm yang ada di atas meja dengan jengkel.
*Huhhh*
Menghela nafasnya dengan lelah, Souji kemudian mulai bangkit dari tempat tidurnya dan mematikan jam alarm yang berbunyi itu, sebelum dia mulai melakukan sedikit peregangang dan akhirnya berjalan pergi menuju kamar mandi.
Di kamar mandi, Souji mulai melakukan aktivitas paginya seperti biasa, yaitu; menggosok gigi dan mencuci mukanya.
Setelah itu, dia mulai menatap cermin yang ada di depannya itu, dengan mata heterochromia azure-Violet miliknya yang mulai menyipit.
"Sigh! Rambut ku ini sudah mulai kembali ke warna aslinya lagi, ya? Huhhh... Ini benar-benar sangat merepotkan sekali, aku sepertinya harus mewarnainya lagi setelah pulang sekolah nanti." Ucap Souji dengan nada jengkel, sambil mulai menata rambut hitam miliknya dan mengenakan sebuah lensa kontak berwarna hitam yang menutupi warna mata asli miliknya.
Selesai melakukan seluruh hal itu, Souji kemudian mulai mengenakan seragam sekolahnya yang terdiri dari; kemeja lengan panjang berwarna putih, celana panjang berwarna abu-abu, dasi bergaris merah-biru tua-putih-hitam dan jaket bordir berwarna biru tua.
Lalu, remaja laki-laki berambut hitam itu mulai berjalan menuju ke dapur dan memasak sarapan. Dimana, pada saat Souji mulai menaruh sarapan yang barusan dia buat di atas meja makan, tiba-tiba saja muncul seseorang yang berjalan menuju ke meja makan, dan langsung duduk di salah satu kursi yang ada di sana, tanpa terlihat peduli sedikit pun dengan kehadiran dirinya.
Orang itu adalah seorang gadis cantik yang memiliki kulit putih seperti mutiara dan terlihat lebih muda dari pada Souji. Dimana, gadis ini memiliki rambut putih bergelombang dengan panjang yang mencapai pinggangnya dan terlihat di ikat dalam gaya ponytail menggunakan sebuah ikat rambut berwarna biru. Serta, gadis ini juga memiliki mata indah yang berwarna azure.
Tidak hanya itu saja, dia juga terlihat mengenakan seragam sekolah yang terdiri dari; kemeja berwarna putih yang digulung hingga sikut, rok berwarna abu-abu yang agak terlalu pendek, dasi bergaris merah-biru tua-putih-hitam, blazer bordir biru tua yang di gulung juga hingga sikut dan kaos kaki hitam yang mencapai paha miliknya.
Gadis tersebut memiliki nama Shimotsuki Masuyu. Dia ini merupakan anak kedua sekaligus yang termuda dari keluarga Shimotsuki, di mana saat ini dia itu sedang berada di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama. Serta, dia juga bersekolah di sekolah elit yang sama dengan Souji. Namun, dia berada di tingkat SMP dari sekolah tersebut.
Melihat gadis berambut putih itu, Souji awalnya hanya menatapnya saja dalam diam, sebelum dia menghela nafasnya dengan penuh kelelahan dan berkata; "Sigh! Bisakah kamu lebih memperhatikan penampilan mu itu, Masu-chan? Kamu ini masih kelas tiga sekolah menengah pertama. Tapi lihat? Penampilanmu itu sudah terlihat seperti itu." Souji mengatakan hal tersebut dengan nada lelah, sambil duduk di kursi yang ada di depan gadis berambut putih itu.
Gadis berambut putih itu sendiri yang mendengar hal tersebut, dia langsung mengerutkan keningnya dengan jengkel dan berkata; "Berhentilah memanggil ku seperti itu!! Aku ini bukan anak kecil lagi!!" Ucap Masuyu dengan nada membentak, sambil menggebrak meja makan, "Dan juga, aku tidak ingin diberitahu oleh orang yang sangat buruk seperti mu, yang bahkan reputasi buruknya pun sudah terdengar hingga ke gedung sekolah ku." Lanjutnya, sambil mulai memakan sarapan miliknya.
Souji yang mendengar hal itu hanya bisa menghela nafasnya saja dengan lelah dan mulai memakan sarapan miliknya sendiri. Meski begitu, dia cukup sedih, karena melihat adik kecilnya yang imut ini mengatakan hal yang seperti itu juga kepadanya. Tapi, dia juga tidak bisa membalas nya, atau mungkin lebih tepatnya lagi adalah, dia yang sudah terlalu lelah untuk membalas hal-hal seperti itu. Karena, hal seperti itu sudah hampir selalu terjadi, semenjak dia mulai memasuki kelas satu Sekolah Menengah Atas.
Meski begitu, sejujurnya, apa yang dikatakan oleh Masuyu ini adalah sebuah kebenaran. Karena, Souji sendiri sebenarnya memiliki reputasi yang sangat buruk di sekolahnya. Bahkan, rumor buruknya saja sudah terdengar hingga keluar sekolah. Oleh karena itu, dia sudah cukup lelah untuk membalasnya dan mulai menerima hal itu seperti sesuatu hal yang biasa-biasa saja baginya.
Setelah menghabiskan sarapannya, Souji kemudian mulai menaruh semua piring kotor di wastafel, sebelum dia mulai berjalan menuju ke kamarnya sendiri untuk mengambil tas miliknya. Tidak lupa juga dia mengambil sebuah syal berwarna putih dengan corak api yang berwarna scarlet-biru muda yang langsung dirinya kenakan di lehernya.
Selesai dengan hal itu, Souji kemudian langsung turun kembali ke dapur dan di perjalanan, dia melihat Masuyu yang juga sedang mengambil tas miliknya.
Mengabaikan gadis berambut putih itu untuk saat ini, Souji kemudian mulai mengambil salah satu dari dua buah bekal yang tergeletak di meja makan dan langsung menaruhnya di dalam tas miliknya, sebelum dia berjalan kembali menuju ke Masuyu yang sudah berada di ruang tamu.
Sesampainya di sana, remaja laki-laki itu langsung membuka mulutnya dan berkata; "Masu-chan, bekal milik mu ada di atas meja makan." Ucap Souji, sambil langsung berbalik dan pergi tanpa menunggu jawaban dari gadis berambut putih itu.
Sementara itu, Masuyu yang mendengar perkataan dari Souji, dia langsung membuka mulutnya dan berkata; "Sudah berapa kali aku bilang, berhenti memanggil ku seperti itu!! Aku bukan anak kecil lagi! Dan, hal itu akan menjadi sangat menjijikkan, jika saja kamu yang memanggil ku seperti itu." Balas Masuyu dengan nada kesal, sambil menatap Souji yang sedang berjalan pergi dengan penuh permusuhan.
"Dan juga, dari kemarin aku sudah bilang kepada mu bukan? Kalau aku tidak akan pernah memakan bekal buatan mu itu. Bahkan, membawanya pun aku tidak akan pernah!" Lanjutnya, sambil kembali bermain dengan Smartphone yang saat ini sedang dirinya pegang.
Souji yang mendengar hal itu hanya bisa menghela nafasnya saja dengan lelah dan berkata; "Sudah aku duga akan berakhir seperti ini. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan dia mulai berubah menjadi seperti itu?" Gumam Souji dengan nada sedih, sambil mulai memakai sepatu miliknya.
Menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pemikiran negatif yang mulai memasuki kepalanya, Souji kemudian mulai membuka mulutnya kembali dan berkata; "Kalau kamu memang tidak ingin memakannya, maaka kamu tinggal berikan saja kepada Yuki." Ucap Souji dengan nada yang terdengar cukup keras, sambil bangkit setelah dia selesai memakai sepatu miliknya.
Souji yang tidak mendengar jawaban apa pun dari Masuyu, dia hanya bisa tersenyum kecut saja dan mulai berjalan menuju ke pintu keluar. Namun, baru beberapa langkah remaja itu berjalan, dia tiba-tiba saja menghentikan langkah kakinya dan berbalik ke arah belakang.
"Ngomong-ngomong, aku hampir lupa memberitahu mu. Tapi, nanti malam aku tidak akan pulang ke rumah." Ucap Souji, sambil mengeluarkan Smartphone miliknya dan mulai menyalakannya. Setelah itu, remaja tersebut mulai membuka pesan dan mengirim sebuah pesan kepada seseorang.
[Ngomong-ngomong, Kyouya, apa aku boleh menginap di rumah mu malam ini?]
Setelah mengirim pesan tersebut, Souji kemudian mulai kembali mengalihkan pandangannya ke arah depan, hanya untuk melihat kepala Masuyu yang sedang mengintip ke arahnya dan menatapnya dengan tajam.
Masuyu yang melihat Souji yang mulai menatapnya itu, dia langsung membuka mulutnya dan berkata; "Kenapa kamu tidak pulang malam ini? Apakah terjadi sesuatu?" Tanya Masuyu kepada Souji dengan nada khawatir, sambil mulai menatapnya dengan mata yang terlihat sedikit bersalah.
Souji yang melihat hal itu langsung menjadi sedikit terkejut. Namun, dia dapat dengan cepat pulih dan berkata; "Hehh~ Jadi, adik ku yang imut ini mengkhawatirkan ku ya~" Jawab Souji atas pertanyaan dari Masuyu dengan nada menggoda, sambil menunggu seseorang yang dia kirimi pesan tadi membalas pesan miliknya.
Masuyu yang mendengar perkataan dari Souji langsung memiliki wajah yang sangat memerah, sebelum dia buru-buru membantahnya; "S-si-siapa juga yang mengkhawatirkan mu!! A-aku hanya tidak ingin kehilangan koki kelas atas gratis seperti mu!!" Bantah Masuyu atas perkataan dari Souji dengan nada jengkel, sambil memalingkan wajahnya ke samping. Namun, masih terlihat dengan jelas kalau matanya itu mengintip ke arah Smartphone yang saat ini sedang di pegang oleh Souji.
Souji yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum hangat saja ke arah gadis berambut putih itu dan berkata; "Ya, ya, terserah kamu saja." Ucap Souji dengan nada malas, sambil mulai membuka pesan yang baru saja dirinya dapatkan.
Melihat bahwa itu adalah balasan dari pesan yang dirinya kirim sebelumnya, Souji kemudian tanpa basa-basi langsung membacanya.
[Aku sih bisa-bisa aja. Tapi, memangnya kamu sedang memiliki masalah dengan keluarga mu, Souji-san?]
Selesai membaca pesan tersebut, Souji hanya bisa tersenyum kecut saja, sebelum dia membalasnya.
[Tidak. Hanya saja, hari ini ada teman ibu ku yang mampir. Jadi, kamu seharusnya tahu bukan alasannya, Kyouya?]
Selesai mengirim pesan tersebut, Souji kemudian sedikit menoleh ke arah Masuyu, hanya untuk melihat apa yang sedang gadis itu lakukan.
Namun, pada saat Souji baru saja menoleh ke arah depan, dia segera dikejutkan oleh seberapa dekatnya Masuyu dengan dirinya, dan hal itu membuatnya mundur beberapa langkah ke belakang.
"Huhh... Bisakah kamu berhenti diam-diam mendekat seperti itu?" Souji mengatakan hal tersebut dengan nada yang terdengar sedikit jengkel, sambil berbalik untuk berjalan kembali menuju pintu keluar.
Sementara itu, Masuyu yang mendengar perkataan dari Souji langsung mengalihkan pandangannya ke arah samping, sambil berkata; "Hmp! Siapa juga yang diam-diam mendekati mu. Jangan kegeeran dah." Masuyu menjawabnya dengan nada kesal. Namun, gadis itu masih terus menatap Souji dengan sedikit khawatir dari sudut matanya.
Souji yang mendengar hal itu langsung terdiam, sebelum dia berbalik ke arah Masuyu dan berkata; "Mu-mustahil... Ja-jadi, selama ini ka-kamu adalah seorang Ts-tsundere?" Tanya Souji kepada Masuyu dengan nada gerogi yang entah kenapa terdengar dipenuhi oleh keterkejutan murni, sambil mulai menatap gadis berambut putih itu dengan mata yang dipenuhi oleh keterkejutan.
Tentu saja, Masuyu yang mendengar hal itu, dia lagi-lagi langsung memiliki wajah yang memerah, sebelum gadis itu berkata; "S-s-s-s-siapa juga yang Tsundere huh!!" Masuyu kembali membantah perkataan dari Souji dengan wajah yang sudah berubah menjadi merah total, di mana dia juga memiliki nada suara yang terdengar jengkel, sambil kembali mengalihkan pandangannya ke samping.
Souji yang melihat bagaimana adik perempuannya itu bereaksi dari leluconnya tadi, dia hanya bisa tersenyum kecut saja ke arahnya, sebelum dia kembali berbalik untuk berjalan menuju pintu keluar dan membuka pintu tersebut.
Namun, sebelum remaja laki-laki itu bisa berjalan keluar dari rumah, dia tiba-tiba saja dihentikan oleh Masuyu yang menarik lengan kanannya.
Melihat hal itu, Souji langsung menghela nafasnya dengan lelah, sebelum dia mengalihkan pandangannya ke arah Masuyu dan berkata; "Ada apa, Masu-chan?" Tanya Souji kepada Masuyu dengan nada yang dipenuhi oleh kebingungan, sambil menatapnya dengan mata yang bertanya-tanya.
Masuyu yang baru saja menyadari apa yang sedang dirinya lakukan, dia segera menarik kembali lengannya dan buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah samping, sambil berkata; "Hmp!! Jangan g-geer ya? A-a-aku melakukan semua hal ini, itu h-hanya karena kamu belum menjawab pertanyaan ku yang sebelumnya saja. D-dan bukan berarti aku memiliki maksud lain atau apalah." Jawab Masuyu atas pertanyaan dari Souji dengan nada kesal, sambil melirik Souji dari sudut matanya.
Souji yang melihat hal itu hanya bisa kembali tersenyum hangat saja ke arah Masuyu dan menepuk-nepuk kepalanya, yang tentu saja hal itu segera menyebabkan wajah dari gadis berambut putih itu langsung kembali berubah menjadi merah total.
Lalu, Souji langsung berbalik tanpa menunggu jawaban dari Masuyu dan berjalan keluar, sambil berkata; "Aku tidak pulang ke rumah, karena Okaa-san bilang temannya ingin mampir ke rumah malam ini." Ucap Souji, sambil terus berjalan keluar.
"Jadi, karena aku tidak ingin mengganggunya. Aku memutuskan untuk menginap saja di rumah Kyouya. Terlebih lagi, kamu seharusnya sudah tahu alasan kenapa aku melakukan hal itu, bukan?" Tanya Souji kepada Masuyu, sambil berhenti dan berbalik ke arah gadis itu dengan senyum cerah di wajahnya.
Masuyu yang mendengar hal tersebut, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya saja sebagai jawaban atas pertanyaan dari Souji, tanpa mengatakan sepatah kata pun, karena gadis itu memang mengerti maksud di baliknya.
Melihat hal itu, Souji langsung menganggukkan kepalanya sedikit, sebelum dia kembali membuka mulutnya lagi dan berkata; "Kalau begitu, aku permisi dulu dan..." Ucap Souji, sambil berbalik dan mulai berjalan pergi, "...Semoga kita bisa bertemu lagi, wahai adik ku yang sangat imut." Lanjutnya dengan nada menggoda, sambil tersenyum dengan sangat menggoda juga ke arah Masuyu, sebelum dia buru-buru berbalik dan mempercepat langkah kakinya untuk segera menjauh dari tempat itu.
Masuyu yang ditinggal sendirian hanya bisa menatap dengan mata kosong saja ke arah di mana Souji menghilang. Karena, dia saat ini benar-benar tidak bisa memikirkan apa pun lagi. Sebab, seluruh rangkaian kejadian yang sangat mendadak tadi, dan dia masih mencoba untuk memprosesnya.
Kemudian, gadis berambut putih itu langsung terbangun dari lamunannya, ketika tiba-tiba saja terdengar bunyi pintu yang tertutup dengan cukup keras, akibat diterpa oleh angin.
*Bukk*
Mendengar bunyi tersebut, Masuyu langsung terbangun dan mencoba melihat-lihat sekitarnya dengan sedikit linglung, sebelum seluruh rangkaian kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu langsung menyerangnya dan hal itu berhasil membuat seluruh tubuhnya menjadi merah cerah.
Masuyu langsung menjadi semakin gemetaran, pada saat seluruh kejadian itu terus-menerus di ulang di dalam kepalanya, hingga dia akhirnya rusak sepenuhnya.
"O-o-o-o-oni-onii-chan no baka!!!"
Masuyu yang rusak langsung berteriak dengan sangat keras, sebelum dia terjatuh ke lantai tanpa tenaga dan mulai memegangi kepalanya.
"Onii-chan no baka. Baka, baka, baka, baka. Kamu pikir aku akan dengan mudah tergoda seperti itu hah, baka, baka, baka, baka."
Masuyu terus mengulangi hal itu, pada saat dia mencoba untuk berdiri dan berjalan pergi menuju ke ruang tamu untuk mengambil tas miliknya. Namun, gadis berambut putih ini juga tidak lupa untuk pergi menuju ke dapur untuk mengambil bekal yang ada di atas meja makan.
"Meskipun kamu baka, aku masih akan tetap menyukai mu, Onii-chan." Ucap Masuyu dengan nada yang entah kenapa terdengar menjadi semakin menyeramkan, sambil tersenyum dengan ronah merah di pipinya, "Dan, aku tidak akan pernah membiarkan mu dimiliki oleh siapa pun, selain aku." Lanjut gadis itu dengan senyum mesum yang mulai tumbuh di wajahnya, pada saat dia mulai melihat sebuah foto dari pemuda berambut hitam tadi yang sedang tertidur.
Setelah itu, Masuyu mulai berjalan pergi keluar dari rumah dengan suasana hati yang sangat baik. Namun, gadis ini waktu itu masih belum menyadarinya, kalau tadi adalah terakhir kalinya, dia bisa bertemu dengan Onii-chan tersayangnya itu.
.....
....
...
Di sebuah gedung tinggi yang mayoritasnya berwarna putih, yang tidak lain adalah gedung Sekolah Menengah Atas dari Ryuuji Gakuen. Atau mungkin, lebih tepatnya lagi adalah, di salah satu ruang kelas yang ada di dalam gedung tersebut, terlihat di sana ada seorang remaja laki-laki yang sedang tertidur dengan sangat nyenyak di bangku miliknya, yang berada di pojok kelas.
Tidak ada seorang pun yang membangunkannya, meskipun bel pertanda istirahat sudah berbunyi. Atau mungkin, lebih tepatnya lagi adalah, orang-orang itu yang memang menjauhinya.
Jika ada orang luar yang melihat hal ini. Mereka pasti akan berpikir, bahwa remaja itu adalah seseorang yang di isolasi dari lingkungannya.
Namun, jawaban mereka ini bisa di bilang salah, sekaligus benar. Sebab, meskipun remaja itu memang terlihat seperti orang yang di isolasi dari lingkungannya. Akan tetapi, hal itu tidak mengartikan kalau dia ini tidak memiliki teman sama sekali.
Ngomong-ngomong, remaja tersebut adalah Shimotsuki Souji. Dan saat ini, dia sedang tertidur dengan cukup pulas, akibat pelajaran sebelumnya yang sangat membosankan.
Lalu, tidak lama kemudian, Souji mulai sedikit mengerang, sebelum dia mulai membuka kelopak matanya dan berkata dengan nada lelah;
"Uhh... Sepertinya sudah istirahat."
☆-----___-----___-----☆
(POV Souji)
"Uhh... Sepertinya sudah istirahat"
Aku menggumamkan hal itu dengan nada lelah, sebelum aku mulai melihat-lihat sekitar ku dengan mata yang mengantuk, di mana aku berakhir kembali menutup mata ku dan masuk ke dalam Dunia mimpiku.
Ya, itulah yang tadinya ingin aku lakukan. Akan tetapi, tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil ku dari arah samping.
"Shimotsuki-kun, apa kamu masih tidur?"
Aku yang mendengar suara itu langsung membuka sedikit kelopak mata ku, hanya untuk melihat siapa orang yang memanggil ku ini. Karena, aku sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun.
Pada saat aku melihat ke arah dari mana suara itu berasal, aku langsung diperlihatkan dengan penampakan dari seorang gadis yang sangat cantik dan memiliki aura elegan bercampur anggun di sekitarnya. Rambut hitam miliknya itu terlihat sangat halus, mencapai pinggulnya dan terlihat di ikat menggunakan sebuah pita merah bercorak awan hitam dalam gaya ponytail. Serta, mata merah darah milik gadis ini juga terlihat mulai menatap ku dengan intens, yang sedikit mengganggu ku.
Yup, gadis cantik berambut hitam ini memiliki nama Shinomiya Hina. Dia merupakan putri pertama dari keluarga Shinomiya yang sangat terkenal. Banyak sekali orang yang beranggapan baik tentangnya. Karena, bukan hanya cantik dan cerdas, tapi dia juga adalah seseorang yang sangat suka sekali membantu orang lain. Selain itu, ada banyak juga orang yang memujanya dan ingin berpacaran dengan dirinya, hingga menembaknya. Meskipun mereka semua di tolak olehnya sih.
Namun, bagiku dia ini bukanlah seorang Dewi atau pun Malaikat. Karena, bagi ku dia itu hanya terlihat seperti seekor iblis yang terus-menerus mengganggu waktu tidur siang ku yang berharga saja.
Oleh karena itu, aku langsung mengabaikannya dan mulai kembali tidur. Namun, entah kenapa aku mulai merasa seperti sedang ditatap dengan penuh cemoohan oleh semua orang.
Tentu saja, aku tidak mempedulikan hal itu dan lanjut mengabaikan gadis ini.
Akan tetapi, pada saat aku baru saja ingin kembali tertidur dengan lelap, tiba-tiba saja aku mendengar ada seseorang yang mulai berbicara dengan gadis ini.
"Sudah abaikan saja anak putus sekolah itu, Shinomiya-san. Bagaimana jika kamu makan siang dengan ku saja?"
Aku yang mendengar suara itu langsung menghela nafas ku secara internal dan mulai mengintip ke arah dari mana suara itu berasal, hanya untuk melihat, mengenai apakah dia memang orang yang saat ini sedang aku pikirkan atau tidak.
Di saat aku mengintip ke arah tersebut, aku langsung diperlihatkan seorang remaja laki-laki yang terlihat sepantaran dengan ku yang mulai berjalan menuju ke arah Shinomiya-san. Remaja laki-laki ini terlihat memiliki penampilan yang tampak seperti orang eropa pada umumnya, dengan rambut pirang pendek dan mata giok. Hanya saja, wajah dari orang ini entah kenapa terlihat sangat menjengkelkan dan membuat seseorang yang melihatnya ingin langsung meninjunya (Mungkin hanya aku saja).
Meskipun aku mengatakan hal itu, aku tidak melakukan hal apa pun dan hanya terus berpura-pura tertidur saja, selagi aku mulai menonton perkembangan yang akan terjadi diantara kedua orang ini.
"Maafkan aku, Kevin-san. Hanya saja, aku sudah memiliki janji dengan Shimotsuki-kun untuk makan siang bersama dengannya."
Aku langsung terkekeh secara internal, setelah mendengar perkataan dari Shinomiya-san. Sebab, gadis ini sepertinya selalu saja menjadikan ku sebagai sebuah tameng untuk menolak ajakan dari orang-orang semacam ini. Namun, remaja ini sepertinya masih belum ingin menyerah.
"Tapi, bukankah tidak cocok bagi seorang Dewi seperti mu untuk makan bareng sam-"
"Meskipun kamu menghina Shimotsuki-kun seperti itu, aku masih tetap akan menolak mu."
Sejujurnya, cukup menyenangkan untuk menonton perkembangan ini lebih lanjut. Karena, remaja ini benar-benar bodoh dan sangat menyedihkan sekali. Lagi pula, sudah tahu kalau dia ini di tolak secara terang-terangan oleh Shinomiya-san, tapi dia masih tetap saja ngotot seperti itu.
Jujur saja, aku yakin saat ini pasti Shinomiya-san memiliki beberapa pembuluh darah yang berdenyut-denyut di dahinya. Namun, bukan remaja ini namanya, kalau dia sudah menyerah dengan begitu mudahnya.
"Memangnya apa hebatnya sampah sepertinya ini sih dibandingkan dengan ku yang b-"
*Plakk*
Aku hampir saja tertawa, pada saat aku melihat Shinomiya-san menampar remaja yang menyedihkan itu, yang aku tidak ingat namanya ini. Dan, karena hal itulah juga, kedok berpura-pura tidur ku ini pun akhirnya terbongkar dan membuat Shinomiya-san langsung mengalihkan pandangan nya ke arah ku.
Aku yang melihat Shinomiya-san mulai menatap ku dengan penuh kebingungan, aku hanya bisa menghela nafas ku saja dengan lelah, sebelum aku mengambil bekal milik ku dan langsung berjalan keluar dari kelas, sambil mengabaikan semua orang yang menatap ku dengan penuh cemoohan.
"Kenapa kamu bangun, Shimotsuki-kun?"
Mendengar pertanyaan dari Shinomiya-san, aku langsung terdiam, sebelum aku berbalik ke arahnya dan berkata; "Kamu bilang, jika kamu ingin makan siang denganku, bukan? Kalau memang tidak jadi ya ti-"
Namun, bahkan sebelum aku bisa menyelesaikan kata-kata ku itu, Shinomiya-san tiba-tiba saja langsung menarik lengan ku, sambil berkata; "Tentu saja. Kalau begitu, ayo pergi dari sini." Shinomiya-san terlihat mengatakan hal itu dengan senyum cerah di wajahnya, sambil mulai menyeret ku melalui lorong sekolah.
Siapa pun yang ada di sana, apakah kalian tahu? Semua orang di sepanjang jalan mulai menatap ku dengan tatapan iri dan penuh cemoohan, yang benar-benar tidak berusaha mereka sembunyikan sama sekali. Dan tentu saja, aku menjadi semakin terisolasi secara sosial di sekolah ini, akibat kecemburuan. Sedangkan orang yang menyebabkan hal itu tidak menyadarinya sama sekali.
.....
....
...
Saat ini aku sedang berjalan di lorong sekolah bersama dengan Shinomiya-san, yang tampaknya sedang dalam suasana hati yang sangat baik.
"Jadi, kita akan makan siang di mana, Shinomiya-san?" Aku menanyakan hal itu hanya untuk memecahkan keheningan di antara kami berdua saja. Meskipun aku sudah tahu tentang jawabannya sih.
"Tentu saja, kita akan makan di atap seperti biasanya."
"Ohh." Aku hanya menganggukkan kepala ku saja dengan ringan, setelah aku mendengar jawaban dari Shinomiya-san.
Lagi pula, aku juga tidak terlalu peduli di mana kita akan makan siang. Akan tetapi, aku hanya berharap kalau selanjutnya itu aku bisa tidur dengan lebih tenang dari pada hari ini.
Di dalam hati ku, aku mulai berdoa kepada siapa pun yang ada di atas sana, agar aku bisa bersantai besok. Tapi tentu saja, doa ku ini tidak akan pernah terwujud.
Lalu, pada saat aku sedang berbelok dan mulai ingin menaiki tangga bersama dengan Shinomiya-san, aku tiba-tiba saja mendengar sebuah suara asing dari seorang perempuan yang memanggil ku.
[Akhirnya aku menemukan mu, Master!]
Aku yang mendengar suara itu langsung terdiam dan berhenti bergerak, yang menyebabkan Shinomiya-san mulai menatap ku dengan khawatir. Namun, aku mengabaikan tatapannya itu dan mulai melihat-lihat seketarku dengan serius.
"Shimotsuki-kun, apakah terjadi sesuatu?"
Mendengar pertanyaan dari Shinomiya-san, aku langsung mengalihkan pandangan ku ke arahnya dan berkata; "Neh Shinomiya-san, apakah kamu barusan mendengar ada seorang perempuan yang berkata 'Master'?" Aku menanyakan hal itu dengan penuh keseriusan. Karena, hal ini entah kenapa benar-benar cukup mengganggu ku.
"Apa maksud mu, Shimotsuki-kun? Aku tidak mendengar apa pun." Shinomiya-san segera menjawab pertanyaan ku dengan nada yang dipenuhi oleh kebingungan, sambil mulai menatap ku dengan mata yang bertanya-tanya.
Aku yang mendengar jawabannya itu menjadi sedikit terkejut. Namun, aku dengan cepat pulih dan menggelengkan kepala ku, sambil berkata; "Tidak, mungkin aku saja yang masih sedikit tertidur."
Shinomiya-san yang mendengar perkataan ku itu, dia mulai menatap ku dengan sedikit khawatir. Akan tetapi, gadis tersebut sepertinya memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu lebih lanjut, di mana dia mulai kembali berjalan, sambil berkata; "Kalau begitu, ayo kita pergi."
"Ya" Jawab ku dengan singkat atas perkataan dari Shinomiya-san, sambil mulai berjalan di belakangnya.
Akan tetapi, pada saat aku baru ingin menaiki tangga, kali ini, aku tiba-tiba saja melihat ada sebuah garis aneh yang muncul di lantai.
"Tunggu sebentar, Shinomiya-san." Aku langsung mengatakan hal itu, sambil mulai menatap garis aneh yang ada di lantai dengan mata yang menyipit.
"Ada apa?" Shinomiya-san tampaknya kembali menjadi bingung, setelah aku memanggilnya.
Namun, aku mengabaikan kebingungannya itu dan menunjuk ke arah garis aneh yang berada di lantai, sambil berkata; "Bukankah barusan tidak ada garis sama sekali di sini?"
Shinomiya-san yang mendengar perkataan ku itu, dia langsung menjadi semakin bingung dan mengalihkan pandangannya menuju ke arah lantai yang aku tunjuk, di mana pada saat dia melihat ke arah lantai, matanya itu langsung melebarkan dengan penuh keterkejutan.
"Ehh!! Kamu benar, darimana asalnya garis ini?" Shinomiya-san segera menanyakan hal itu kepada ku dengan nada serius bercampur bingung, sambil mulai menatap garis aneh yang ada di lantai dengan sangat seksama, seakan-akan dia sedang mencoba untuk mengkonfirmasi sesuatu.
Namun, suara yang tadi aku dengar, tiba-tiba saja kembali berbicara. Akan tetapi, kali ini ia berbicara dengan nada yang terdengar sangat kesal.
[Sial!! Bukankah ini lingkaran sihir milik ja.lang sialan itu!! Bagaimana bisa hal itu muncul di sini!? J-jangan bilang, apakah dia benar-benar berniat untuk memanggil beberapa orang dari Dunia ini ke sana...]
Aku yang mendengar hal itu langsung melihat-lihat sekitarku dengan penuh keseriusan, hanya untuk memastikan siapa pemilik dari suara ini. Tapi sayangnya, aku sama sekali tidak bisa menemukan pemilik dari suara asing itu.
Kemudian, pada saat aku sedang dalam keadaan jengkel, akibat tidak bisa menemukan siapa pemilik dari suara misterius tersebut, garis aneh yang ada di lantai tiba-tiba saja menyala sedikit, yang tentu saja menyebabkan aku dan Shinomiya-san menutup mata kami dengan tangan kami secara refleks.
Dan juga, Shinomiya-san sempat hampir terjatuh dari tangga. Namun, aku berhasil tepat waktu untuk menyelamatkannya.
Shinomiya-san kemudian mulai berdiri dengan tenang. Akan tetapi, wajah miliknya benar-benar terlihat sudah berubah menjadi merah total. Namun, sebelum Shinomiya-san bisa mengatakan sesuatu, suara misterius yang sebelumnya itu tiba-tiba saja kembali berbicara. Namun kali ini, dia berbicara dengan nada yang terdengar sangat lembut.
[Tenang saja, Master... kali ini... aku akan pastikan untuk melindungi mu... dari wanita sialan itu... apapun yang terjadi... dan... mulai sekarang, aku... akan selalu berada di dekat mu... Kalau begitu, sampai jumpai lagi... Mas...ter–]
Tepat setelah suara misterius itu terputus. Cahaya yang bersinar dari garis misterius ini tiba-tiba saja menjadi sangat terang, hingga membutakan seluruh penglihatan ku.
\=-----=-----=-----=-----=
Catatan Author :
Yayy remake dari bab pertama sudah keluar! Meskipun entah kenapa terasa aneh dan gimana gitu, tapi tenang saja, hal ini hanya akan seperti itu hingga MC pergi dari Istana saja, karena setelahnya, cara tulis author mungkin akan membaik.
Itu aja sih yang author ingin sampaikan, sampai jumpa lagi di bab selanjutnya, adios~!
Tiba-tiba sinar yang ada di garis tersebut menyala dengan sangat terang.
Souji meletakan lengannya di depan matanya untuk menghalangi penglihatannya dari cahaya yang tiba-tiba menjadi sangat terang dari garis
tersebut.
Saat dia mendengar suara gemercik dari sekitar. Souji mulai membuka matanya secara perlahan, dan pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah sebuah lukisan besar yang memiliki diameter 185x85cm.
Dan juga, jika di perhatikan baik-baik bukankah kita sedang berada di sebuah ruangan yang mirip seperti ruang tahta.
Disaat dia sedang mencari informasi, tiba-tiba ada seorang gadis dengan rambut panjang berwarna hitam yang di ikat dengan gaya ponytail dan mata yang berwarna merah memanggil nya dari belakang, dia adalah Shinomiya Hina.
“Shimotsuki-kun!! apakah kamu tau apa yang terjadi!?” Dia mengatakan hal itu sambil berlari ke arahku.
“Entahlah, tapi apa kamu bisa berhenti berteriak? semua orang jadi pada melihat kesini” Aku mengatakan hal itu sambil mencoba untuk menyembunyikan wajahku.
“Jangan pedulikan mereka. Ngomong-ngomong sepertinya satu sekolah berada di sini” Shinomiya-san mencoba mengalihkan pembicaraan sambil memperhatikan sekeliling.
“Kau benar. Tapi Shinomiya-san, aku merasa kalo kita bakal mendengar sesuatu hal yang benar-benar klise banget.” Aku mengatakan hal itu dengan wajah yang serius.
“Ehh benarkah?” Shinomiya-san kaget dan mulai menutup mulutnya.
Saat mereka berdua sedang asik mengobrol, tiba-tiba ada seseorang yang ikut bergabung dalam obrolan dan mengatakan sesuatu hal yang tak terduga dengan suara keras.
“Menjauhlah Shinomiya-senpai!! Souji-senpai dan Sanada sudah mulai berpacaran!!, jadi menjauh lah!!” orang itu mengatakan hal tersebut sambil mencoba memelukku.
“Hahh!! Ka-ka-kapan kalian berpacaran!!! Kenapa aku tidak tau sama sekali!!” Shinomiya-san mengatakan hal itu sambil maju ke depan untuk memisahkan Sanada dariku.
“ckckck itu terjadi kemarin pada saat souji-senpai berkunjung ke rumah Sanada. Dia datang dan menginap di rumah Sanada, kita bahkan menghabiskan malam seperti sepasang kekasih, dan bahkan kita sempat mandi bersama. kyaa itu memalukan.” Sanada mengatakan hal tersebut sambil tersenyum nakal.
“Bo-bohong, tidak mungkin itu benaran. Neh Shimotsuki-kun itu bohong kan?” Shinomiya-san bertanya padaku dengan air mata di wajahnya yang bisa tumpah kapan saja.
Ya ampun si Sanada ini, dia selalu saja mengatakan hal yang tidak-tidak, jika aku tidak menghentikannya sekarang, mungkin shinomiya-san bakal benar-benar menangis.
Ditambah lagi Saki mulai melihat ke arah sini dengan mata yang penuh kebencian, serta para siswa dan guru juga mulai menatapku dengan cemoohan. Selain itu sepertinya ini harus segera dihentikan, jika tidak bakal menjadi masalah yang lebih merepotkan lagi nanti.
“Berhentilah meledeknya Sanada, kemarin aku menginap di rumahmu itu karena aku lupa membawa kunci cadangan rumahku, ditambah adikku juga menginap di rumah temannya. Dan saat aku sedang duduk diluar, Bibi menawarkan aku untuk menginap di rumahmu, karena dia memaksaku jadi aku menerimanya. Jadi seperti itulah yang terjadi Shinomiya-san” Aku menjelaskan hal itu sambil mencoba meyakinkan Shinomiya-san.
“Tapi kata sanada-kun kalian ma-mandi bersama.” Shinomiya-san kembali bertanya dengan nada suara yang semakin mengecil.
“Ohh itu, itu kejadian pada saat kami masih kecil. Kenapa Shinomiya-san sampai segitunya” aku mengatakan hal itu sambil memiringkan kepala ku ke samping.
“ Syukurlah, kalau begitu berarti kalian belum berpacaran bukan?” Shinomiya-san menanyakan hal itu sambil mendekatkan wajahnya denganku.
“Yah aku juga masih belum kepikiran untuk pacaran dengan seseorang” aku menjawab nya sambil tersenyum dengan tulus.
"“Ehh!”' Mereka berdua terkejut dan mundur satu langkah ke belakang.
“Ada apa dengan kalian berdua? Apakah aku mengatakan sesuatu hal yang aneh?” aku menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalaku ke samping.
"“Tidak, tidak ada apa-apa!”" Shinomiya-san dan Sanada menyangkalnya secara bersamaan.
Ada apa dengan mereka? Kenapa wajah mereka berdua menjadi merah? dan lagi kita benar-benar menjadi semakin mencolok, semua orang mulai melihat ke arah sini dan meraka menatapku dengan tatapan cemoohan dan kecemburuan yang tidak berusaha mereka sembunyikan sama sekali. Yang paling menjengkelkannya lagi, Saki masih menatapku dengan tatapan Kebencian yang tidak dia sembunyikan sama sekali.
Pada saat semua orang sedang menatapku sambil mengobrol, tiba-tiba ada seseorang dengan pakaian zirah yang terlihat terbuat dari logam mulai berbicara.
“Di mohon untuk tenang karena Yang Mulia ingin berbicara”
Semua orang diam dan langsung melihat ke arah suara itu berasal.
Apa yang dia katakan? seorang raja? apa maksudmu orang yang duduk di tahta itu? Dia terlihat seperti seorang pria berumur sekitar 40 tahun lebih, dengan rambut putih dan mata berwarna hijau, dan pria itu mulai berbicara.
“Wahai para pahlawan dari dunia lain, aku Raja Kerajaan Groxia, Denis Groxia menyambut kalian di kerajaan ku ini” Dia mengatakan hal itu sambil mencoba bangun dari singgasana yang sedang dia duduki.
“Pahlawan? apa ini sebuah candaan, ini benar-benar tidak lucu. Saya minta kepada Anda, bawa kami semua kembali ke Jepang” Wanita yang berumur 25 tahun, dengan rambut pendek berwarna hitam dan mata yang berwarna biru ini. Dia mengatakan hal itu sambil maju ke depan.
Seperti yang aku duga dari kepala sekolah. Dia masih tenang dan berwibawa pada saat-saat seperti ini. Tapi sayangnya jawaban dari si raja ini tidak sesuai ekspektasi kami sama sekali.
“Itu tidak mungkin. sebelum itu boleh beritahu saya siapa nama Anda?” Dia mengatakan hal itu sambil menggelengkan kepalanya.
“Saya adalah kepala sekolah dari sekolah Ryuuji Academy, yaitu Ryuuji Asahi. Jadi apa maksud Anda ini, kalo kami tidak bisa kembali ke Jepang?” Kepala sekolah mengatakan hal itu dengan wajah yang masih berwibawa.
“Baiklah, lebih mudah bagi kalian untuk memahami nya dengan mendengarkan cerita ini terlebih dahulu.....” dia mengatakan hal itu sambil kembali duduk di singgasana nya.
- - -
Kalo di singkat dari apa yang dibilang si Raja ini. Dunia ini tuh dibuat oleh seorang Dewi, nama dari Dewi tersebut adalah Dewi Aurora, dunia Dewi Aurora ini sangat damai, tidak ada peperangan sama sekali, semua ras hidup rukun tanpa perselisihan.
Akan tetapi ada juga tempat yang dikenal dengan dunia bawah atau Underword yang diciptakan oleh Dewi Verly, kebalikan dari dunia si Dewi Aurora ini, di dunianya si Dewi Verly ini tuh tidak ada yang namanya kedamaian sama
sekali, di sana kekuatan adalah segalanya , singkatnya hukum di dunianya itu seperti hukum rimba.
Tidak pernah ada konflik sama sekali di antara kedua dunia, karena gerbang yang menyambungkan kedua dunia ini terletak tepat di bawah kastil sang Dewi Verly ini.
Akan tetapi, ada beberapa manusia bodoh yang menyerang Kastil tersebut pada saat sang Dewi Verly sedang tidur dan membuat Sang Dewi Verly ini terbangun. Saat itu Sang Dewi Verly melihat para manusia itu sedang mengambil benda-benda di dalam kastil miliknya dan hal tersebut membuat Sang Dewi Verly Murka, lalu sang Dewi Verly membuat dunia ini di selimuti oleh miasma yang sangat banyak.
Setelah itu Sang Dewi Verly ini menghilang tanpa jejak, sebelum sang Dewi Verly ini menghilang, dia menghilangkan sebagian besar miasma di dunia ini dan masih menyisakan sedikit miasma saja.
Lalu dari sisa-sisa miasma itu terlahirlah ke 72 Demon Lord yang sekarang sudah menguasai sebagian dari benua Hopheilig ini.
Lalu kalian pasti sudah bisa menebak kelanjutan dari cerita ini, si Dewi Aurora sialan ini gak mau bertanggung jawab dan malah manggil pahlawan untuk menyelesaikannya dan parahnya lagi, satu-satunya cara untuk pulang adalah dengan mengalahkan ke 72 Demon Lord ini.
Jika ada orang yang bertanya padaku, jika aku diminta menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia, maka jawaban aku ya pasti...... OGAH.
Dan juga dia mengatakan kalo pemanggilan pahlawan itu memerlukan tumbal, dan Sang Raja ini menumbalkan anak-anaknya dengan begitu mudah? apa-apaan itu bukankah dia tidak memiliki hati nurani sama sekali.
Saat aku sedang sibuk dalam pikiranku sendiri, sang raja telah selesai berbicara, dan Saki mulai berbicara.
“Jadi maksud Anda kita tidak bisa kembali, jika kita tidak mengalahkan mereka?” Saki mengatakan hal itu sambil memiringkan kepalanya.
“Itu benar, satu-satunya cara adalah dengan mengalahkan ke 72 Demon Lord. Karena itu mohon bantu kami untuk memusnahkan semua demon lord dari dunia ini para pahlawan” Raja ini mengatakan hal tersebut sambil menundukkan kepalanya.
“Jangan bercanda!!, tidak mungkin aku mengijinkan nya!!, mereka semua masih anak-anak!!” Ryuuji-sensei mengatakan hal itu dengan nada yang tidak pernah kami dengar sebelumnya.
“Tenanglah Ryuuji-sensei.” Saki berjalan mendekati Ryuuji-sensei dan mencoba menenangkan nya.
Ohh aku tidak menyangka bahwa Ryuuji-sensei akan semarah itu, ya jika itu aku, aku juga akan marah.
Dan sepertinya setelah beberapa saat setelah Saki menatapku, dia mulai berbicara kepada si Raja.
”Kalau begitu namaku Aizawa Saki, Anda bilang kita harus bertarung bukan? Akan tetapi, kita semua belum pernah bertarung sama sekali sebelum nya, jadi bagaimana kita bisa mengalahkan para Demon Lord itu?” Saki menanyakan hal itu sambil berjalan maju ke depan untuk menggantikan Ryuuji-sensei.
“itu tidak apa-apa, setiap pahlawan di anugrahi sebuah skill kuat dan job class Kelas Atas. Imam Besar Carly tolong jelaskan lebih detail soal hal tersebut”
“Baik yang mulia.”
“itu tidak apa-apa, setiap pahlawan di anugerahi sebuah Skill dan Job Class yang kuat. Imam Besar Carly tolong jelaskan soal hal tersebut”
“Baik yang mulia.”
Si orang bernama Carly ini, dia memiliki penampilan seperti seorang pria berusia 35 tahun lebih, dia mengenakan pakaian yang seperti seorang Paus dari sebuah agama yang biasanya muncul di novel ringan.
Sedangkan si perempuan yang di sebelahnya si Raja ini, kalau tidak salah dia itu putri nya bukan? Entah kenapa aku seperti pernah melihat orang ini.
Hmm... Tapi dimana ya? aku tidak dapat mengingatnya sama sekali. Baiklah kita lupakan dulu detail kecilnya dan mendengarkan penjelasan dari orang bernama Carly ini.
“kalian coba katakan status dan nanti bakal muncul sebuah layar di depan kalian, di layar tersebut tercantum Job Class dan skill yang
kalian miliki. Biasanya para Pahlawan memiliki setidaknya 1 Skill Unik, Jadi silakan di coba.”
Cuma ngomong status doang kan? oke karena yang lain sudah pada mencoba nya, mari kita coba juga.
“Status”
Ketika aku mengatakan itu tiba-tiba muncul sebuah layar di depan mataku.
Status
Nama: Shimotsuki Souji
Job Class: None/Tanpa Job
Ras: Manusia?
Umur: 17 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Level:1,HP:425,MP:935,STR:191,AGI:197,INT:187,VIT:83,DEX:178
SKIL Ultimate: GenderBender,?????
Skill Unik: Appraisal Complete,Samurai LV.MAX,
Skill: Cooking, pemisahan.
Tittle: Orang Dari Dunia lain, Master Samurai,?????
Woww. Ini benar-benar mirip banget dengan game RPG!!, tetapi apa maksud nya yang tanda tanya ini? apakah ini sebuah bug? Dan lagi apa-apaan ini, kenapa ada tanda tanya di belakang tulisan Manusia? apakah dia ingin mengatakan kalau aku ini bukan manusia
Baiklah nanti saja aku cari tahunya. Terus si carly juga sudah mulai melanjutkan Penjelasan nya.
“Oke mari kita mulai dari skill, skill dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu skill, skill unik, dan skill ultimate. Skill adalah yang paling umum, Setiap orang setidaknya memiliki 1 skill dan juga cara mendapatkannya sangat mudah. Lalu ada skill unik yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu dan Sangat Jarang sekali ada orang yang memilikinya, lalu bagaimana cara mendapatkannya masih belum diketahui. Terus yang terakhir adalah skill ultimate, Skill Ultimate adalah skill yang hanya dimiliki oleh makhluk kuno dan Pahlawan, yang cara mendapatkannya belum diketahui juga.”
“Lalu bagaimana tingkat kekuatan pemegang skill ultimate?” Saki menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalanya ke samping.
“kami masih belum tahu pasti seberapa kuat kekuatan dari pemegang skill ultimate ini, karena pemegang skill ultimate ini hanya muncul dalam 100 tahun sekali, tetapi jika dilihat dari sejarah pemegang skill ultimate ini, Skill ini memiliki kekuatan yang dapat dengan mudah menghancurkan kota dalam sekali serang. Mohon maaf saya tidak bisa menjelaskan lebih rinci dari pertanyaan Aizawa-sama, karena pengguna skill ultimate yang sangat jarang ada. Kalau pun masih ingin bertanya, Aizawa-sama bisa bertanya nanti kepada Pemimpin Guild Petualangan, karena dikatakan bahwa dia memiliki satu skill ultimate. Jadi apakah Anda puas dengan jawabannya Aizawa-sama?”
“tidak apa-apa, Terima kasih sudah menjelaskan.” Setelah mengatakan hal itu, Saki langsung melihat ke arahku.
Hmm... Apa maksudmu dengan pemegang skill ultimate itu hanya muncul 10k tahun sekali? maksudku, aku punya 2 skill ultimate kau tahu? Ditambah lagi aku juga gak yakin, soalnya yang satu namanya aneh dan yang satunya lagi malah tanda tanya doang.
Dan juga kepala guild petualang? jadi ini benar-benar dunia Fantasi. Wajib ini mah mencoba jadi petualang, lalu menjelajahi Dungeon dan masih banyak lagi, ini benar-benar menyenangkan.
Lalu saat aku sedang sibuk dengan pikiran ku sendiri, Ryuuji-sensei mulai berbicara lagi.
“Lalu apakah kamu bisa menjelaskan juga tentang yang disebut Job Class ini?” Ryuuji-sensei mengatakan hal itu sambil menatap tajam kepada si Carly ini.
“Baiklah Ryuuji-sama saya akan melanjutkan penjelasannya. Lalu ada yang namanya Job Class. Job Class ini di bagi menjadi 4 bagian yaitu Classic, Medium, High dan God. Mari kita mulai dari Job Class Classic dulu, Job Class Classic adalah Job Class paling umum, dikarenakan paling umum, siapapun yang memiliki Job Class ini akan susah mendapatkan pekerjaan, contoh dari Job
Class Classic ini adalah Orang Desa atau Petani. Selanjut nya ada Job Class Medium, pemilik Job Class ini biasanya bekerja sebagai petualang atau pedagang, lalu tidak terlalu sedikit atau pun terlalu banyak pemiliknya, bisa dikatakan kalo pemilik Job Class Medium ini lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan
daripada pemilik Job Class Classic, Contoh Dari Job Class Ini Adalah Warior, White Mage dan Black Mage. Selanjutnya ada Job Class High, Job Clash ini Jarang dimiliki oleh seseorang, lalu biasanya pemilik dari Job Class ini kehidupannya akan menjadi lebih mudah, dan juga biasanya pemilik dari Job Class High ini Bekerja sebagai Kepala Ksatria atau petualang peringkat S, Contoh Dari Job Class High ini adalah Red Mage, Templar, atau Bersekers. Lalu yang terakhir ada Job Class God, Job Class God ini jarang sekali dimiliki oleh seseorang dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang dipilih oleh Sang Dewi saja, jadi saya tidak bisa menjelaskannya terlalu detail, lalu contoh dari Job Class High ini adalah Sage atau Pahlawan. Jika ada yang kurang dimengerti silahkan bertanya kepada saya”
“Tidak, tidak perlu, itu sudah cukup” setelah mengatakan hal itu, Ryuuji-sensei langsung menunduk untuk merenungkan sesuatu.
Hmm... kurang lebih aku sudah mengerti sebagian dari yang dikatakan oleh si Carly ini. Tapi kenapa dia tidak menjelaskan tentang orang yang tidak memiliki Job Class ya? dan juga lebih baik aku diam saja dulu untuk saat ini, karena firasat ku mengatakan jika aku memberitahu mereka, maka akan menjadi masalah yang sangat merepotkan.
Pada saat aku sedang memikirkan berbagai macam kemungkinan di kepalaku. Ryuuji-sensei kembali bertanya.
“Aku hanya ingin memastikan ini dulu, apakah setelah mengalahkan ke 72 Demon Lord ini, kita benar-benar bisa kembali?” Ryuuji-sensei mengatakan hal itu sambil menatap tajam kepada si Raja ini.
“Tentu saja, karena wahyu yang disampaikan oleh Dewi Aurora mengatakan ‘aku akan mengirimkan Pahlawan untuk menyelamatkan dunia ini dari kehancuran, lalu setelah dunia berhasil diselamatkan para pahlawan akan dikirim kembali ke dunia mereka sendiri’ seperti itulah wahyu tersebut” Si Raja mengatakan hal itu dengan nada yang meyakinkan.
Setelah mendengar hal itu Ryuuji-sensei langsung berbalik dan menanyakan sesuatu hal kepada semua orang.
“Kalau begitu, di antara kalian semua, siapa saja yang memiliki Job Class pahlawan? jika kalian memiliki Job Class Pahlawan, silakan
maju kesini.”
Setelah Ryuuji-sensei mengatakan hal tersebut, ada beberapa orang yang maju ke depan.
Di antara orang-orang tersebut, yang aku kenal Cuma tiga orang saja, yaitu Ketua OSIS Aizawa Saki dan seorang anak laki-laki di sebelahnya yang memiliki rambut pirang dan mata berwarna biru, dia adalah Wakil Ketua OSIS Iwasami Nagato. Kebalikan dari reputasi ku yang sangat buruk, dia memiliki reputasi yang sangat baik, bahkan sampai ada rumor yang mengatakan kalau dia dan saki itu berpacaran, yahh walaupun aku juga tidak terlalu peduli
sih.
Terus yang terakhir adalah seorang gadis yang memiliki rambut dan mata yang sama-sama berwarna hitam, dia adalah ketua kelas di kelas 11-B. Ya kamu benar dia adalah ketua kelas di kelasku, dan lagi aku satu-satunya orang yang diperlakukan dengan buruk olehnya, lalu kalau tidak salah namanya itu Tahara Akiko.
Pada saat semua nya sudah maju, ternyata cuma ada sekitar enam puluh delapan orang siswa dan tiga orang guru saja yang maju. Kalau dihitung semua nya Cuma ada tujuh puluh satu orang doang kan? terus yang satunya lagi kalau tebakanku benar, maka dia adalah Ryuuji-sensei itu sendiri.
Lalu Ryuuji-sensei melanjutkan kata-katanya.
“Jadi kalo dihitung ada sekitar empat guru dan enam puluh delapan murid yang memiliki Job Class Pahlawan” Ryuuji-sensei mengatakan hal itu sambil memegangi dagunya.
“Ryuuji-sensei apakah Anda guru yang ke 4 itu?” Saki menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalanya ke samping.
“Ahh... ya aku guru yang ke 4, Memang nya kenapa Aizawa-kun?” Ryuuji-sensei mengatakan hal itu sambil menatap Saki
“tidak, tidak apa-apa. Saya cuma bertanya saja” Saki mengatakan hal itu sambil mengalihkan pandangannya dari Ryuuji-sensei.
Dia mengalihkan pandangannya dari Ryuuji-sensei dan sialnya dia malah menatapku. Dan pada saat tatapan mata kami saling bersilangan, tatapan matanya tiba-tiba berubah menjadi di penuh kebencian dan amarah.
Aku masih bingung, kenapa dia menatapku seperti itu ya? biarlah aku juga sudah tidak peduli lagi.
Saat aku sedang menenangkan pikiranku, Tiba-tiba ada 3 orang gadis yang sedang berjalan menuju ke arah aku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!