"Baru 3 hari sudah sebanyak ini"? "ya Tuhan"...
ujar Elis sambil menghembuskan nafasnya melihat cuciannya yang menumpuk.
ya, Elis adalah seorang gadis desa yang selalu bertanggung jawab untuk segala pekerjaan rumah di dalam keluarganya..
Karena dia adalah kakak perempuan tertua dari kelima bersaudara...
dia juga di besarkan oleh didikan orang tuanya yang mana sebagai anak perempuan tertua harus belajar bertanggung jawab dalam urusan pekerjaan rumah tangga...
Dengan kesal, Elis pun mengemasi tumpukan pakaian itu ke dalam kantong, dan membawanya mengendarai sepeda motornya di temani oleh adik perempuan ke tiga nya Ina, menuju sungai di pinggiran desa tempat ia dan keluarganya tinggal.
Dalam perjalanan menuju sungai, Tiba" Elis merasa ada yang tidak beres Dengan sepeda motornya,
Ada apa ini? kenapa aku merasa seperti ada ban yang bocor yah? Elis pun menepi, "ada apa"? tanya Ina adiknya, tanpa menjawab pertanyaan adiknya, Elis menyuruh Ina turun, dan setelah di lihat, benar Saja, ban nya memang bocor...
"Bagaimana ini, perjalanan kita masih jauh loh El"? tanya ina, "iya aku tau", "tunggu saja", "pasti ada orang desa yang lewat, kita bisa minta bantuan Mereka",
karena jarak dari desa ke sungai lumayan jauh, dan matahari pun sudah menunjukan bahwa hari sudah semakin siang, mereka berdua pun hanya bisa menunggu sambil berharap ada bantuan yang datang dari orang desa yang lewat..
Tiba tiba terdengar bunyi sepeda motor Rx King yang mendekat, di kendarai oleh sesosok Pria bekulit putih, dengan potongan rambut bak pria Korea, dengan tindikan di telinganya, dan hidungnya yang mancung,
semakin dekat semakin terlihat jelas ketampanannya,
dia adalah Dolfin, pemuda asal kota yang sedang berlibur bersama temannya ke Desa tempat Elis tinggal, dan kebetulan ibunya pun berasal dari desa tersebut, namun sejak ibunya menikah dengan ayahnya, mereka memutuskan untuk hidup di Kota,
waaahhhh..... tampan nya, kata elis di dalam hatinya,
Pria itu pun menepi dan mendatangi Elis dan Ina sambil memandangi sepeda motor mereka, "Bocor yah"?, tanya dolfin, "hah"? "apa maksudmu bocor"? kata Ina agak tersinggung, "maksudku", "ban nya bocor yah"?
"udah jelas tapi masih nanya", kata elis kesal, namun dolfin hanya tersenyum mendengar kekesalan kakak beradik itu,
"Sini", "aku antar aja ke Sungai", "tapi Motornya"? kata Elis, "nanti biar aku yang urus",
Dolfin pun membonceng kakak beradik itu satu persatu, membiarkan mereka mengurus urusan mereka di sungai. sementara dolfin sendiri yang mengurus sepeda motor milik Elis dan Ina, ..
ya, dolfin hanyalah pengangguran yang memang sangat Paham betul tentang mekanik, karena dirinya memang adalah mantan karyawan bengkel di kota, apalagi hanya soal menambal ban.
Elis sudah mulai melakukan tugasnya di sungai, dengan di bantu adiknya Ina..
Namun dalam hatinya masih bertanya tanya..
Siapa pria itu? aku baru melihatnya, ..
dia sangat tampan, apakah tadi dia juga memperhatikanku? ya ampun, kenapa jantungku berdetak kencang seperti ini? hanya dengan mengaguminya saja bisa membuat jantungku copot,
tidak tidak, dia tidak mungkin menyukaiku, sadar Elis, sadar, penampilan seperti ini, mana mungkin ada yang menyukai mu?.
"Mengapa dia belum datang juga"?
"apa dia tidak bisa mengurus ban sepeda motor yang bocor"?, ujar Elis sedikit kesal karena sudah 3 jam berlalu namun yang ditunggu tak kunjung tiba, "sudahlah el", "kita tunggu saja", "mungkin bocornya agak parah", "berikan dia waktu untuk mengurusnya", "lagipula kita kan harusnya bersyukur", "sudah di tolong sama orang Yang tidak kita kenal", ujar ina,
"iya aku tau in", "tapi kenapa dia lama sekali"?
"apa terjadi sesuatu padanya"?, ujar Elis yang mulai merasa khawatir, "kenapa kamu peduli"? kata ina dengan heran, "tidak tidak", "aku".... "hanya"...."sudah sangat lapar dan ingin cepat pulang", kata Elis dengan sedikit gugup, padahal dalam hati elis sangat menanti dolfin kembali karena dia ingin melihat wajan tampan itu sekali lagi...
Tak lama kemudian, terdengar bunyi sepeda motor mulai mendekat, "ok", "sepertinya dia sudah datang", kata ina menenangkan Elis yang sedari tadi di lihatnya seperti semakin gelisah, karena Elis dan Ina sangat mengenali bunyi sepeda motor mereka, namun ada sedikit kekecewaan dalam hati Elis, karena ternyata yang datang bukanlah Dolfin, namun temannya, karena dia sedang sibuk maka dia meminta temannya untuk mengembalikan sepeda motor milik Elis dan Ina.
Sesibuk apa sih dia sampai" dia ngga bisa nganter?.
lagian kenapa aku peduli yah?
kenapa aku sangat menantikannya?
sepertinya aku menyukainya, ya Tuhan, secepat inikah hatiku jatuh cinta? aku bahkan tidak mengenalinya, tidak tau namanya dan di mana dia tinggal? dasar yah, memang diriku hanya gadis desa yang bodoh,
kenapa tadi aku ngga langsung pura" sok kenal sok dekat aja yah padanya?. lagi lagi Elis berbicara dalam hatinya.
#halo semua,
mohon dukungannya yah untuk karya pertamaku,
maaf kalo ada kesalahan, maklumlah mimin baru belajar menulis. ..
Dolfin wijaya saputra adalah anak bungsu dari pasangan suami istri Wijaya Saputra Dan Welna Anggraini, dia memiliki satu saudara laki laki yaitu Bryan dan satu saudara perempuan yaitu Diana.
kehidupan keluarga Dolfin memang terbilang kaya.
ayahnya mempunyai perusahan terbesar di kota x.
ibunya pun adalah seorang cheff terkenal di kota tersebut, kakaknya Bryan adalah seorang sutradara yang cukup terkenal karya karyanya, bahkan menikah Dengan seorang model cantik bernama Tasya, sedangkan kakaknya Dian adalah seorang ibu Rumah tangga yang menikah Dengan Alex yang adalah Kapolda yang sangat berprestasi di kota tersebut,
oleh karena itu tidak heran jika kehidupan Keluarga itu terbilang Kaya dan cukup ternama.
Namun sayang, ayahnya harus jatuh sakit dan tak bisa tertolong, Sehingga ia harus menjadi anak yatim di saat Dirinya sedang berada di bangku perkuliahan.
hatinya sangat terpukul dengan kepergian ayahnya,
dia menjadi sangat terluka dan frustasi karena dia adalah anak kesayangan ayahnya.
Sejak itu, hidupnya pun menjadi tak karuan,
dia mulai berhenti kuliah, dan melakukan apa saja yang ia sukai, karena ia sangat menyukai mekanik sehingga ia pun melamar kerja di sebuah bengkel terbesar di kota tersebut, namun dolfin tidak bisa berhenti dari kebiasaannya mabuk mabukan, dan bersenang senang dengan para gadis,
Bahkan sampai berkelahi dengan pelanggan di saat dirinya sedang tidak sadar karena pengaruh alkohol, sehingga membuat dirinya di pecat dari pekerjaannua itu.
setelah dari bengkel, dolfin pun memutuskan untuk pulang ke rumah...
baru saja tiba di rumah, terlihat ibunya di depan pintu rumah, "dari mana saja kamu"?. "kenapa sudah 3 hari ini kamu baru pulang"? "mama cari" katanya Kamu nginap di hotel?" "ngapain kamu di sana?" "Dolfin, kamu tau sendiri kan?" "papa sudah ngga ada", "kakak kakak kamu sudah menikah", "mama cuma punya kamu sekarang",
"tidak bisakah kamu melanjutkan kuliah mu dan Mengambil alih perusahaan"?, "kasian om Ari terus yang Harus menghandel semuanya", "sudah Waktunya juga dia pensiun dan istirahat", "masa kita mau terus"an berharap sama dia"?. kata ibunya dengan sangat marah.
"Kenapa ngga bilang ka Dian saja", kata dolfin sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, seolah tidak perduli Dengan ocehan ibunya,
"ka Dian itu sudah menikah", "dia punya suami dan anak yang harus di urus", ujar ibunya yang makin di buat kesal olehnya, "Kalau begitu mama saja bagaimana"?, balas dolfin yang masih acuh terhadap kekesalan ibunya, "mama mana ngerti soal begituan", "pokoknya mama ngga mau tau", "kamu harus segera menyelesaikan kuliahmu dan di lantik menjadi presdir", mendengar kalimat yang baru saja di ucapkan oleh ibunya, dolfin pun berhenti di depan pintu kamarnya Dan berbalik badan memandang mamanya dari atas, dan langsung berkata, "aku juga akan menikah ma", "aku akan punya istri dan anak yang harus di urus", "oh yah"?, "trus mo di kasih makan apa istri dan anakmu"? "dari hasil pekerjaan bengkelmu"? "mana ada wanita yang mau dengan pria tidak berguna sepertimu yang kerjanya hanya Mabuk mabukan dan menginap di hotel dengan segala jenis wanita di luar sana"?, ucap ibunya sinis, "tenang aja ma", "aku akan Membawa wanita itu ke hadapanmu", ujar dolfin dengan sangat geram saat mendengar kalimat yang dilontarkan ibunya kepadanya.
Dolfin pun masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu Kamarnya.
ibunya yang mendengarnya pun terkejut dan tanpa sadar meneteskan air mata, Hingga menjadi tangisan yang benar benar menunjukan luka hatinya yang begitu dalam.
"kenapa kau pergi meninggalkan kami"?
"tolong bantu aku untuk merubah sikapnya",
"sesakit itukah sampai dia sangat terluka dan menjadi seperti ini"?, "aku tidak sanggup lagi menghadapinua", "dia seperti bukan anak kita", "aku merindukan dolfin anak kita yang dulu", kata welna sambil memandangi foto suaminya dan menangis.
Dolfin meraih Handphone di saku celananya dan mulai menelpon seseorang, hai dev, sedang apa kau? aku sedang bersiap siap, mau ke tempat ibu ku, jawab orang yang sedang di telpon oleh dolfin yang tak lsin adalah Devi sahabat dolfin, ibu dolfin dan devi memang berasal dari desa yang sama,
ada apa? tanya devi, mau apa ke sana dev? tanya dolfin, keluarga ku akan berziarah ke makam kakek ku, kenapa kau Tanya? mau ikut? tanya devi, iya aku mau ikut, kata dolfin, hah? ikut katamu? yang benar saja, devi pun kaget mendengar pengakuan dolfin, iya aku bosan di sini dev, kenapa tidak ke luar negeri saja, di desa ngga ada club dan gadis" seksi, kau tidak akan mendapatkan hal seperti itu di sana, kata devi, iya aku tau, aku hanya ingin mencari udara segar, kata dolfin, baiklah, kau boleh ikut, tapi kalau sampai aku kena marah dari tante welna, aku akan melemparmu kembali,
sudah, tenang saja, itu tidak akan terjadi, kata dolfin mulai merayu devi untuk mengizinkannua ikut dengannya, baiklah, bersiaplah, dua jam lagi kita akan otw, aku tunggu yah di sini..
iya iya. aku otw.
ya, Dolfin mempunyai pemahaman bahwa pasti ada wanita di luar sana yang mau menerima nua apa adanya dengan segala kebiasaan buruknya, tak pernah terfikirkan olehnya untuk merubah kebiasaannya itu.
dia ingin membuktikan kepada ibunua Bahwa apa yang di katakan ibunya itu salah.
#hallo dears, maaf yah kalo ngga seru, baru belajar soalnya.. hehe..
mohon dukungannya yah. 😘😘
"Melamun aja teros sampe di sambar petir baru tau rasa", ujar ina mengejutkan Elis yang sedang melamun,
"mikirin apa sih?", "menyesal jadi bujangan yah?".
"apa an sih", "orang cuman cape doang kok", "balas elis, "hmmmm".... "cape doang tapi bengong mulu", "emang ada yah orang cape bengong?", "yang ada tu orang cape penuh penyesalan", ujar Ina, "iiiihhhh", "apa an sih", "sewot banget daritadi", "noh", "ditungguin nyonya besar noh di dapur", ujar Elis berusaha menjauh dari Ina, dengan alasan di tunggu nyonya besar, karena mereka sering mengganggu ibunya dengan julukan nyonya besar, "iya iya", tapi entar cerita yah", ujar Ina, "ngga ada yang perlu di ceritain", ujar Elis sambil berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya,
"El, kamu ngga ikut?", tanya ayahnya, "ikut kemana pah"?, tanya Elis balik, "loh", "emang kamu lupa yah"?, "emang kak El ngga liat apa ada tenda di depan"?, kata adiknya Jo, "huuffff"..... "papa sama yang lain aja deh", "Elis cape mo tidur", kata Elis, "jangan gitu dong", "kita semua harus hadir", "Papa ngga enak sama om Leo", ujar papanya, "iya deh", "aku siap siap dulu"...
om Leo adalah tetangga mereka sekaligus kerabat keluarga Elis, om Leo lah yang selalu membantu keluarga Elis di saat mereka sedang kesusahan, kapan pun mereka butuh, om Leo akan selalu siap membantu dalam hal apapun, termasuk biaya sekolah Elis,
oleh karena itu ayahnya selalu merasa hutang budi terhadap om Leo, walaupun terkadang Elis merasa kasihan dengan ayahnya dan perasaan hutang budinya, namun karena Elis adalah anak yang sangat menghargai dan menghormati orang tuanya, sehingga apapun yang di minta ayahnya, selalu dia turuti..
Hari ini om Leo sedang mengadakan acara syukuran ulang tahun anaknya, pukul 18.00, Elis dan keluarganya sudah hadir di kediaman om Leo, terlihat acara yang begitu meriah, dengan di hadiri sebagian besar warga desa, Elis pun mencari keberadaan teman temannya, namun tampaknya belum ada satu pun temannya yang hadir, "hiiissss, pasti mereka hanya menunggu party time", "dasar anak anak nakal", kesal elis bergumam...
"nunggu best friend nya yah kak?", kata Uci, adik bungsu Elis, "iya nih", "biarin ajalah", mereka pasti lagi di luar menunggu parti time", ujar Elis menjawab pertanyaan Uci, "sudah pasti itu kak", ujar uci sambil tersenyum melihat Elis yang merasa kesepian,
iya, Elis mempunyai dua orang sahabat, Christy dan Elin, mereka selalu menghabiskan waktu bersama..
namun karena Elis tidak begitu suka dengan tempat keramaian, Elis pun harus harus di temani oleh ke dua sahabatnya itu bila memang di haruskan hadir di tempat tempat seperti itu.
Tidak lama kemudian acara pun di mulai, terlihat MC yang sudah membuka acara, setelah itu acara tiup lilin dan pemotongan kue ulang tahun, kemudian ucapan terima kasih dari om Leo untuk para warga desa yang sudah hadir, namun Elis tidak perduli dengan apa yang terjadi di panggung, dia masih terlihat mencari sosok sahabat sahabatnya di antara tamu undangan yang hadir, sambil berharap bisa menemukan mereka, tiba tiba pandangan Elis tertuju pada 2 pria yang membuat Elis terkejut, hah? ada dia?, terlihat dolfin dan Devi yang sedang berbincang, jadi benar di tinggal di desa ini juga? gumam Elis dalam hati sambil tersenyum, nyatanya dia memang sangat mengharapkan kehadiran pria itu, ternyata pria itu adalah Dolfin, Dolfin juga turut hadir di acara tersebut, bagaimana tidak? Devi sahabat dolfin adalah keponakan om Leo, tidak heran jika Dolfin juga ada di tempat itu.
Tapi siapa pria di sampingnya itu? wajahnya tampak tidak asing, gumam Elis dalam hati, Elis dan Devi memang adalah sahabat sedari kecil sebelum keluarga devi pindah ke kota, mereka sempat berteman dan menjadi teman bermain, namun karena ayah Devi menemukan pekerjaan di kota, membuat mereka terpisah, tiba tiba pandangan Devi menuju ke arah Elis, dan devi pun tekejut, "Elis"?, kata devi, "Siapa dev"?, "ikut aku", kata devi sambil melambaikan tangannya memberi kode pada dolfin untuk mengikuti langkahnya, dolfin pun menuruti tanpa bertanya.
"Elis"..... panggil devi, Elis pun melihat ke arah suara yang memanggilnya, oh tidak, jangan bilang kalo yang manggil aku adalah temannya itu, aduuhhh... kenapa jantung ku kumat lagi sih?... gumam Elis dalam hati...
Devi dan dolfin pun mendekat ke arah Elis, "om Arya", "tante Mira", sapa Devi kepada orang tua Elis, "maaf", "siapa yah"?, tanya Arya, ayah Elis, "Devi om", "Devi"?, ayah dan ibu Elis pun bingung, "oohhh".... "Devi anaknya Rita"?, tanya ibu Elis, "iya om", "benar sekali", ujar Devi, "ya Ampun Dev", "kamu sudah dewasa yah"?, "tante ngga nyangka", ujar ibu Elis, "iya dong tante", Elis aja udah dewasa", masa aku ngga?, "kan kita seumuran", kata devi sambil tersenyum, "hai Deni", "hai ina", "hai Jo", "hai uci", "hai Elis", sapa Devi, "haiiiii", sapa saudara saudara Elis spontan bersamaan, lain halnya dengan Elis yang nampak gugup karena kehadiran Dolfin, "semuanya kenalin", "ini Dolfin teman aku", "dia lagi liburan di sini", kebetulan ibu nya juga dari sini asalnya, ujar Devi sambil memperkenalkan Dolfin pada Elis dan keluarganya, "oh yah"?, "Siapa nama ibu mu nak?" tanya ayah Elis, "nama ibu saya Welna om", jawab dolfin, "ohhh", Welna yang nikah sama wijaya"?, ujar ayah Elis, "iya om", saya anaknya yang bungsu", jawab dolfin, ohhh... jadi dia temannya si Devi, asiikkk, jadi gampang dong PDKT nya, gumam Elis dalam hati, Elis memang bukanlah wanita yang agresif, namun jika ada alasan untuk itu, maka dia akan menjadi sedikit agresif, walaupun sedikit agak gengsi.
mereka pun berbincang bincang selama acara berlangsung.
#hai dears,
lanjutan pertemuannya sudah pasti ada di lanjutan episode dong.
mohon dukungannya yah biar author bisa lebih semangat lagi, maaf yah kalo belum sempurna,
maklum pendatang baru 😂😂😂
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!