ARIS HARTONO BRAWIJAYA
Pemuda tampan dengan berkehidupan sangat mewah
sedang keluar dari peswat yang di tumpangi, setelah belajar selama belasan tahun di amerika.
Terlihat di ruang tunggu seorang wanita dengan seyuman manis menyambut putra semata wayangnya.
Dengan tatapan mata bekaca kaca Aris berlari menghampiri wanita itu,
"Bunda",dengan pelukan erat seraya menahan rindu. menatap wanita dengan seksama yaitu, DWI NANDINA JAYA. Seorang ibu dari aris
"sayang" ucap bunda dina hingga meneteskan air mata
Di samping itu puluhan pengawal telah menanti anak majikan merka,
Begitu terharu melihat putra dari majikan yang telah lama meniggalkan tanah kelahirannya.
"Tuan muda bagai mana kabar anda" ucap salah satu pelayan yang sudah tua disamping bundanya, wanita yang dulu merawatnya dari kecil smpai di mana di pergi belajar di luar negeri.
"bibik aku sangat rindu padamu" jawab aris sambil melepaskan pelukan bundanya dan mentap pelayan itu dan segera memelukunya juga.
"bocah kecil bibik sudah besar dan tampan" sambil menagis terharu.
"hemmm dari kecil aku sudah tampan bik." menoleh ke bundanya
"iyakan bun sejak dalam kandungan bunda akukan sudah tampan" sambil terseyum manja
"hu sudah besar masih kayak anak kecil saja ini" ucap bunda sambil mengaguk dan terseyum
Di sisi lain di luar sana ada se orang wanita muda dengan pakaian sederhana seperti menuggu se orang datang, sambil menoleh kanan kiri seperti orang bingung, wanita itu adalah
SOFIYA RAHMATI. biasa di panggil fiya
gadis desa yang bekunjung ke kota untuk menjemput kakaknya yang telah pulang dari luar negeri menjadi tkw di sana.
Dia tak tau harus menuggu di mana saat pesawat datang membawa penumpang, dia bingung harus bagaimana karna dia dari desa sendiri tampa di temani siapa pun, karna memang di sana sudah tak peduli akan kehidupan adik kakak ini. sedangkan ibu mereka sudah tua dan ayahnya sudah lama meniggalkan mereka sejak kecil
"dimana aku harus menuggu kakak pulang" ucapnya seranya menutupi wajah dengan tangan menadah ke atas karna cuaca begitu panas.
dia melihat mobil berlalu lalang ke luar dari arah bandara
"mungkin aku harus kasana bertanya pada paman itu" ucapnya.
Sampai di depan pos penjaga gadis itu menghampiri seorang di sana
"maaf pak saya mau bertanya" kata fiya tampa ragu
Penjaga itu menoleh sambil menperhatikan gadis yang sedang bertanya, dia melihat dari ujung kaki sampai ujung kepala. tampa menjawab pejaga itu berkata dalam hati
"siapa anak ini kenapa masuk bandara dengan pakain seperti ini" memperhatikan pakain yang begitu lusuh dan hanya memakai sedal
"pak maaf ada yang salah dengan saya" ucap fiya karna merasa di lihat begitu detail
Bapak itu terkejut seraya mengatakan "maaf nak di sini bukan tempat khalak buat kamu cari uang" dengan begitu lantang.
Dengan berkaca kaca fiya menundukan kepala sambil menahan sakit yang di ucapkan petugas tesebut dan berkata,
"maaf pak saya bukan pengimis seperti yang bapak pikirkan karna melihat pakain saya seperti ini, bapak anggap saya pebgemis hah" sambil meneteskan butiran bening di matanya
Dia berlari dari sana karna tak kuasa menahan sakit yang di ucapkan petugas tadi sampai di depan ruang tuggu sambil meyandarkan bahu tak lupa saat itu membuka sandal untuk naik ke lantaran ruang tuggu
"kenapa sampai hati petugas tadi berkata seperti itu apakah aku telihat begitu ingin minta sesuatu, seperti inikah orang2 yang berada di kota ini hanya melihat penampilan belaka" ucapnya sambil menagis
Tampa dia sadari di ujung sana ada se orang yang memperhatikan tingkah gadis itu, entah mau tetawa atau malah bersipati karna dia menagis,
Aris bejalan menghampiri gadis itu, sampai di belakangnya di menepuk pundak dengan pelan, sambil menyerahkan sebuah tisu, Fiya menoleh dengan wajah penuh dengan air mata
"maaf tuan saya tidak minta belas kasih dari tuan saya bukan pegemis!" ucapnya dengan acuh menolak, tampa pikir panjang di berlari sambil menenteng sandal yang tadi dia lepas
"apaan wanita itu, aku hanya niat untuk menolong kenapa di bicara seperti itu" dengan wajah penasaran sambil berfikir
"wanita aneh siapa wanita itu yaa? aku jadi penasaran" seraya pergi dari tempat itu
Di tempat lain Fiya berhenti menagis melihat kedatanga seorang yang dia tuggu sekian lama.
Wanita itu menhampiri Fiya dengan sedikit tergesa gesa,
dengan wajah yang marah kepada adiknya yang menunggu dia selama ber jam jam. dia bingung kenapa kakaknya keluar dari depan bukan dari kabin pesawat.
"mengapa kamu kesini aku tadi dapat telfon dari kampung kalau kamu yang menjemput aku" ucapnya dengan nada ngegas
"kakak aku rindu kakak, kak kamu terlihat begitu cantik dan bergaya." ucapnya seraya ingin memeluk kakaknya,
tapi Rina menolak untuk di peluk.
"ehh mau ngapain kamu, jauh jauh sana aku gak mau ya orang di sini lihat kamu peluk aku" dengan nada marah
"tapi kenapa kak, kakak kan baru datang apa salahnya aku peluk kamu, aku kan adik kakak," dengan nada kecewa
"asal kamu tau aja ya aku gak mau lihat kamu di sini sana pulang ke kampung, pergi!!" sambil medorong adiknya higga jatuh ke lantai
Dengan perasaan bingung Fiya bangun selah didorong dan bertanya "kak bukannya kamu pulang dari luar negeri dan ingin pulang kampung"
"hahaha kamu percaya aja," dengan ketawa puas
"aslkan kamu tau ya aku itu sebenarnya gak keluar negeri, aku di sini udah menikah tuh dengan laki2 yang kaya" ucapnya sambil menunjuk ke se orang laki2 yang memakai setelan jas lalu melambaikan tangan memanggil suaminya itu.
Dengan tidak percaya Fiya menoleh ke laki-laki tersebut dan menggoyangkan tangan kakaknya
"kak kamu gak bohong kan, kenapa kakak tega sma aku dan ibu kalau kakak udah nikah, mengapa harus bilang kerja luar negeri kak" dengan nada kecewa dan mulai menagis
Dengan seyum dongkol Rina berkata" alah gak usah basa basi deh, emang kalian pikir aku itu tulang punggung keluarga hah! harus cari uang buat kalian" melepaskan tangan adiknya
"tapi kak" ucapanya terhenti saat kakaknya berlalu pergi menghampiri suaminya itu
"siapa gadis itu sayang" tanya adi suami Rina sambil melihat Fiya yang menagis sambil mengejarnya
"bukan siapa-siapa sayang dia hanya anak tersesat" dengan sedik menarik lengan suaminya
"ayo kita masuk saja ke mobil sayang jangan hiraukan gadis itu. ucapnya sambil masuk dalam mobil dan berlalu pergi meniggalkan parkiran
Sedangkan Fiya menagis sejadi jadinya, kakak yang dia tunggu selama bertahun tahun ternya sudah menikah dengan orang di kota ini.
"apa yang harus aku ucapkan pada ibu nanti di kampung setelah aku kembali" seraya berjalan sambil termanggu
Tak terasa hari mulai malam dan bandara mulai sepi, begitu juga Fiya merasa lapar, setelah itu ada seorang petugas mengahmpiranya " hai kau gadis yang tadi pagi itu kan mengapa malam malam begini masih ada di sini hah" seraya membentak
Fiya kaget melihat orang yang datang "maaf pak saya baru saja mau keluar" ucapnya dengan nada takut
Fiya lari hingga ke luar bandara, sampai di sana dia masih kecewa dengan apa yang kakanya tadi katakan, hingga perutnya mulai berbunyi yang belum di isi dari tadi pagi.
"duh aku lapar di mana aku harus mengisi perut yang sudah berontak ini" ucapnya seranya mengambil sesuatu di dalam tasnya. dia mengambil uang yang dia bawa dari kampung
alhasil uang itu hanya tiggal 50 ribu.
"gimana ini uang ku cuma tinggal segini mana cukup untuk pulang kampung" mulai menitikan air mata
Padahal dia berpikir pulang kakaknya yang akan membayar ongkos pulang hingga ke kampung.
Sampailah di se buah kios makanan disana di melihat roti untuk membelinya untuk mengisi perutnya yang tidak bisa di kompromi mulai tadi.
"buk saya mau membeli roti ini" sambil menunjuk roti tersebut.
"boleh nak" sambil melihat gadis itu yang sedang menyodorkan uang 50 ribuan
"buk boleh saya minta sedikit air" menunjuk galon air yang dii depanya
"iya boleh" sambil meyerahkan uanga kembaliannya sambil bertanya
"oh iya nak saya rasa kamu bukan orang sini ya, sepertinya ibuk tidak pernah melihat kamu" melihat dari kaki higga ujung kepala
Menerima kembalian dari ibu warung itu sambil mengguk karna di dalam mulutnya sedang mengunyak roti yang tadi dia beli,
"iya buk saya dari desa dan baru saja dari sana" menunjuk arah jalan bandara
"memangnya kamu habis jemput siapa, dan mana yang di jemput sambil menoleh kanan kiri. dengan rasa penasaran
sambil menelan roti terakhirya" orang sudah pulang buk" dengan nada kecewa
"oh jadi kamu tertiggal di sini ya" ucap ibu itu
"tidak buk saya hanya ingin berjalan jalan di sini sambil melihat kota ini" berbohong dan beranjak dari tempat tadi
Tak tega melihat gadis. ibu itu mengambil plastik di isi beberapa roti di dalamya "ini nak bawa untuk kamu buat makan di sana " seraya memberikan plastik tersebut
"gak usah buk, lagian saya sudah kenyang kok" dengan tampang polosnya
ibu itu berfikir *hah kenyang cuma makan satu biji roti* sambil melihat gadis di depanya
"jangan menolak nak agap saja ini rejeki buat kamu, oh ya hati hati ya di sini kota, untuk gadis seperti kamu malam kalan sediri" ucapnya perhatian gadis di di depenaya
"terima kasih buk semoga rejeki ibu bertambah, makasi atas saran yang ibu berikan" sambil menerima plastik dari ibu itu dan berlalu pergi.
akhirnya sampai di se buah persimpangan yang gelap sambil mengendong tas dn memasukan roti tadi di dalam tas.
."kenapa jalan ini begitu gelapya" ucapnya gemeteran
Sebernarnya di takut tapi apalah sekarang di harus menahan ketakutan hingga kecewa yang begitu besar
Begitu selangkah dia berada di tengah jalan tiba tiba ada se buah mobil lewat dengan kecepatan tinggi, tapi anehnya Fiya tak bisa merasakan datang mobil itu saking sakitnya pederitaan yang di jalaani.
sampai di dekatnya mobil meneka klakson yang keras, Fiya kaget teryata ada mobil di depan ya
"aaaaaaaaaaaa" menutupi wajah dengan tanganya
Penumpang di mobil itu kaget dan langsung mengrem mendadak dan menbuat penumpang di dalam harus tersungkur ke depan.
"ada apa mengapa kamu ngrem mendadak hah" ucap anak majikan mereka yang marah melepaskan tatapan tajam ke arah sopir
"maaf tuan di depan ada seorang yang menyebrang sembarangan" ucapnya tegas dan merasa takut
Kemudian sopir itu turun dari dalam mobil melihat gadis mematung di depan mobil tuanya itu,
"hai mengapa kamu jalan, tidak melihat kalau ada mobil yang mau lewat hah mau cari mati kamu!" ucapnya marah kepada gadis itu sambil menunjuknya
"maaf tuan tadi saya tidak melihat kalau ada mobil mau lewat" ucap fiya takut dan gemetar
Di dalam mobil aris melihat sopirnya sedang memerahi se orang gadis, seketika dia mengigat gadis tadi di bandara,
kemudian dengan rasa penasaran Aris turun dari mobil mewahnya menghampiri sopir yang sedang marah di depan mobiln itu
Dengan kaget Aris berdecak pinggang dalam pikirannya* bukankah itu gadis tadi, mengapa dia malam malam di kegelapan ini sedirian*
Sang sopir kaget karna tuan mudanya turun" maaf tuan muda gadis ini tadi menyebang sembarangan" ucapnya sebari membungkuk ke tuannya
Fia melihat se orang yang begitu tampan menghampirinya dan berguman* bukankah itu pria tadi* dengan seksama melihat orang yang seperti menyelikinya
"maaf tuan bukankah anda orang yang tadi pagi ada di bandara" dengan nada gemetar
"kalau iya kenapa? haha" jawabnya singkat dan tegas
"kenapa tadi kamu lari hah saat aku coba menolongmu, dan sedang apa kamu di dalam kegelapan ini" ucap aris sambil mecincingkan matanya yang tajam"
"maaf tuan biar saya membereskan semua ini tuan muda tiggal di dalam saja"ucap sang sopir mempersilahkan tuanya masuk
"maaf tuan tadi saya pikir anda orang yang mengejek saya waktu bertanya"ucap fiya sambil menudukan kepalanya meerasa bersalah
Aris memandangi fia begitu dalam hatinya berfikir"*cantik juga gadis ini polos dan natural* entah mengapa hatinya begitu bergetar saat memadangnya wajahnya begitu dekat, dia merasa ada sebuah cinta yang datang tiba tiba, aris seyum seyum sendiri memikirkan itu.
tampa dia rasa dua orang memperhatikan tingkahnya
"maaf tuan ada apa ada seyum seyum sendiri " ucap fiya karna memandagi wajah dia dan berfikir* apakah di wajahkuada kotoran sehingga orang ini melihatku sambil tertawa* gumanya,
"hemzt" aris kaget dengan ucapan gadis itu
"oh ya kamu tidak apa kan" melihatnya dari bawah
"tidak apa apa tuan maaf saya tadi menyebrang sembarang" ucapn fiya merasa bersalah
"oh ya mengapa tadi kamu tidak menjawab pertanyaanku" ucap aris dongkol
"pertanyaan yang mana tuan saya lupa" dengan nada polos dan bingung
"kenapa! kamu jalan di dalam kegelapan begini sendirian hah" seperti salting mengucapkan
"saya tersesat tuan, tak tau arah sampai tiba di sini" ucap fiya berbohong
"ayo ikut aku", sambil menarik tangan fiya yang begitu dingin
Fiya dengan gelagap ketakutan menolak ajakan aris sambil melepaskan tangan yang sedari tadi menariknya
"tttiiidak tuan saya tidak mau merepotkan anda" dengan nada takut
Aris melihat tingkah gadis di depanya yang sedang takut
"hemzt.. aku bukan orang jahat mengapa sebegitu takut padaku, kamu gak takut malam malam begini, apalagi di tempat sepi seperti ini" ucapn Aris
"lihat sekelilingmu mungkin di pepohonan sana ada orang yang siap menerkam gadis sepertimu" sambil ketawa kecil menakuti gadis di depannya
Fiya menoleh kanan kiri dengan gelisah, melihat pepohonan sebelah kanan yang gelap dengan sedikit malu, lalu fiya mengiyakan ajakan aris tadi
"tapi saya tidak merepotkan mu kan tuan" ucapnya malu,
"tidak, ayo masuk, aku buru buru"
Lalu fiya tampa basa basi masuk ke mobil itu, sedari tadi sopir merasa aneh dengan tingkah tuanya dan berfikir "ada apa dengan tuan muda, biasanya beliau tidak suka mengajak orang asing"
"hey mengapa kamu melamun pak" ucap aris kepada sopirny.
"maaf tuan muda bukan kah se harusya" ucapanya terpotong melihat tatapan tuan mudanya yang sangat tajam, dengan segera sopir itu masuk ke dalam mobil tuanya
Di dalam mobil Fiya merasa aneh dengan orang yang mengajaknya tadi, tampa berkata sepatah apapun sambil melihat pemandangan di luar kota di malam hari, dan sebersit igatan nya teringat dengan ibu yang berada di kampung "ibu kakak sudah tak peduli dengan kita dia sudah bahagia di sini, tunggu kepulanganku" dengan mata berkaca kaca
Di sisi lain aris memperhatikan gadis di di sebelahnya yang sedari tadi diam, menatap penuh kagum, sambil membuka pembicaraan
"oh iya kamu mau saya antar ke mana" ucap aris dengan nada penasaran
tak ada jawaban dari gadis, di sebelahnya. dengan kesal karna di cuekin aris menepuk bahu gadis itu, dengan tatapan kesal aris menyiggunya
"hey kamu dengar gak sih apa yang aku omongin" sambil agak membentak
Dengan wajah kaget fiya menoleh melihat laki laki itu seperti sedang marah
"mmmaaf tuan saya" ucapanya terhenti mendengar desahan kasar
segera aris menatap gadis di sebelahnya "mengapa kamu selalu mengabaikan pembicaran saya hah" ucapnya membentak
Dengan rasa takut fiya menjawab " maaf tuan kali ini saya minta maaf atas kelancangan saya tadi" sambil membukukan badanya
"aneh gadis ini sedikit sedikit minta maaf aku jadi semakin penasaran" gumannya
Dengan nada pura pura malas " kamu mu saya antar kemana"
jujur saja Fiya kaget dengan pertanyaan laki laki itu karna dia belum memikrkan tempat mana malam ini dia istrihat. dengan nada gugup" tuan saya tidak punya tujuan, karna saya tidak tau saya harus bagai mana"
"loh terus tadi kamu di bandara sedang apa, kalau tidak menuggu seorang" ucapnya prihatin
Tak langsung menjawab fiya malah meneteskan air mata yang begitu desas.
"loh kenapa kamu menagis apa ada yang salah dengan ucapanku" kaget
melihat aris bingung fiya menjawab" tuan saya sendri di sini dan tidak memiliki ongkos untuk pulang"
Aris penasan dengan apa yang di katakan gadis tersebut
" ya sudah kamu ikut dengan ku saja pulang ke apartemenku"
"tidak usah tuan, anda tidak perlu repot repot memberi tumpang saya" sambil meng hapus sisa air mata di kelopak matanya
"aku gak repot, sufah ikuti saja" jawabnya santai
Di sisi kemudi sang sopir terus saja melihat spion ke belakang sambil mendengar kan perbicangan tuannya, dan merasa aneh dengan tuanya yang selama ini dia temani kemana saja
Begitu sampai di parkiran apartemen fiya bingung karna di melihat bangunan yang begitu tinnggi di kagum dengan apa yang di lihat, maklum saja fiya gadis desa nan polos yang tidak tau seluk beluk kota
"wah jadi ini kota, bagunanya tinggi2 wwoow" sambil melompat dari mobil sambil kegirangan
Aris melihat tingkah koyol gadis itu sambil terseyum kecil di wajah tampannya. "seperti yang aku pikirkan gadis ini dari desa yang begitu polos, wah sungguh menarik untuk di jajah" pikirnya
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌼🌼
**jangan lupa like ya teman
plus komenya di tunggu buat inspirasi
penulis oke**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!