NovelToon NovelToon

My Wild Rose (Season 2)

WANITA YANG SEHARUSNYA MENJADI MILIKKU

Di dalam sebuah ruangan kantor yang tampak luas sekaligus mewah, dari sebuah layar monitor besar yang sudah dinyalakan beberapa waktu yang lalu tampak terdengar cuplikan lagu romantis yang biasa diputar atau dinyanyikan di acara pernikahan.

What we have is timeless

(yang kita miliki adalah abadi)

My love is endless

(Cintaku tiada akhirnya)

And with this ring I

(Dan dengan cincin ini aku)

Say to the world

(kukatakan pada dunia)

You’re my every reason

(Kau adalah semua alasanku)

You’re all that I believe in

(Kau adalah segala yang aku percayai)

With all my heart

(Dengan sepenuh hatiku)

I mean every word

(Kuucap setiap kata dengan sungguh-sungguh)

So as long as I live I’ll love you

(Selama aku hidup aku akan mencintaimu)

Will have and hold you

(Akan memiliki dan memelukmu)

You look so beautiful in white

(Kau terlihat sangat cantik bergaun putih)

And from now till my very last breath

(Dan mulai sekarang sampai akhir nafasku)

This day I’ll cherish

(hari ini akan selalu kukenang)

You look so beautiful in white tonight

(Kau terlihat sangat cantik bergaun putih malam ini)

Ooh Ooh… You look so beautiful in white

(Ooh Ooh…Kau terlihat sangat cantik bergaun putih)

Na na na na You look so beautiful in white tonight

(Na na na na Kau terlihat sangat cantik bergaun putih malam ini)

And if a daughter is what our future holds

(Dan jika seorang anak perempuan hadir di masa depan kita nantinya)

I hope she has your eyes

(Aku harap dia mewarisi matamu)

Finds love like you and I did

(Menemukan cinta seperti kita)

And when she falls in love, we’ll let her go

(Dan saat dia jatuh cinta, kita akan membiarkannya pergi)

And I’ll walk her down the aisle

(Dan akan kuiringi dia ke lorong)

She’ll look so beautiful in white

(Dia akan terlihat cantik bergaun putih)

You look so beautiful in white

(Kau terlihat sangat cantik bergaun putih)

So as long as I live I’ll love you

(Selama aku hidup aku akan mencintaimu)

Seorang pria tampan dengan pakaian jasnya yang berpotongan slim, sehingga menunjukkan bentuk tubuhnya yang atletis, sedang fokus menatap ke arah layar monitor besar di kantornya.

Pria tampan itu berdiri dengan sikap terlihat begitu tegang, dengan matanya yang sedang menatap ke arah layar besar itu tidak berkedip sedetikpun untuk waktu yang tidak sebentar.

Alunan lagu you look beautiful in white dari Shane Filan yang sedang dinyanyikan oleh Ornado Xanderson sambil memainkan piaonanya masih terus terdengar dari rekaman video itu.

Laki-laki tampan berambut coklat dan bermata biru itu menatap ke arah layar dengan tatapan mata tajam, menunjukkan kemarahan yang terasa begitu pekat, apalagi saat rekaman dalam layar itu menunjukkan sosok cantik Cladia dengan gaun berwarna putih yang dikenakannya saat itu.

Tangan pria yang sedang memegang gelas piala berisi wine mencengkeram gelas piala itu dengan begitu erat, dengan dadanya yang terasa sesak melihat apa yang disuguhkan di layar monitor berukuran besar itu.

Dalam layar monitor, menunjukkan bagaimana Cladia meneteskan airmatanya mendengar Ornado menyanyikan lagu yang artinya sangat dalam baginya. Sebuah lagu yang berisi pernyataan cinta Ornado yang begitu besar pada Cladia.

Begitu Ornado selesai menyanyikan lagu itu, dia langsung bangkit berdiri, hanya musik yang yang berasal dari dentingan piano yang dimainkan oleh orang lain terdengar mengalun lembut, mengiringi langkahnya mendekat ke arah istri tercintanya, yang akan diperkenalkannya secara resmi kepada publik di acara hari itu.

Alunan musik itu mengiringi gerakan tubuh Ornado yang sedang mendekat ke arah Cladia dengan senyuman mesra menghiasi wajah Ornado, seperti seorang pangeran tampan yang hari ini menemukan putri yang telah membuatnya jatuh cinta.

Begitu kedua tubuh mereka sudah saling berdekatan, lengan kanan Ornado langsung melingkar dan memeluk pinggang Cladia, sedang lengan kirinya melingkar di punggung Cladia, tanpa mengatakan apapun Ornado langsung mencium bibir Cladia dengan mesra di depan semua tamu undangan, mengumumkan dengan resmi kepada semua orang bahwa wanita yang saat ini berada dalam pelukannya dan diciumnya adalah wanita miliknya, istri yang sangat dicintainya.

Tindakan Ornado langsung disambut oleh tepuk tangan semua yang hadir di acara pesta yang diadakan di mansion pribadi milik keluarga Xanderson itu

Setelah mencium Cladia untuk waktu yang cukup lama, kedua tangan Ornado bergerak untuk melepaskan pelukannya dari tubuh Cladia, setelah itu Ornado melangkah mundur sebanyak 2 langkah, sedikit membungkukkan badannya dengan telapak tangan kanannya mengarah ke Cladia.

“Berdansalah denganku Nyonya Xanderson,” Cladia langsung tersenyum mendengar permintaan Ornado.

Tanpa menunggu lebih lama lagi Cladia langsung mengulurkan tangan kirinya untuk menyambut uluran tangan kanan Ornado, untuk berdansa dengannya.

"Sial!" Melihat rentetan peristiwa romantis melalui rekaman yang diputar di layar di depannya, laki-laki tampan itu mengumpat dengan keras, sebelum akhirnya bibirnya mengeluarkan sebuah suara geraman.

Bukan hanya sampai disitu saja.... Laki-laki itu dengan keras meremas gelas piala di tangannya yang berisi wine hingga pecah dan serpihan dari gelas itu melukai tangannya, sehingga wine yang menetes dari tangannya bercampur dengan darah yang keluar dari luka di tangannya.

"Ornado Xanderson. Aku sudah melakukan banyak hal untuk bisa mendapatkan Cladia! Dan berani-beraninya kamu tetap mengambil dia dariku!"

"Akh!" Laki itu berteriak keras sebelum akhirnya dengan tangannya yang lain mematikan layar besar yang ada di depannya.

"Hari ini kamu bisa tertawa bahagia Ornado, tapi aku akan segera kembali ke sisinya, dan merebutnya darimu. Karena seharusnya dia adalah milikku sejak dia dilahirkan! Kenapa sejak dulu semua orang selalu saja menghalangiku untuk memiliki Cladia!" Laki-laki itu berteriak keras dengan nada jengkel.

"Jika dulu aku berhasil menggoyahkan grup Xanderson 5 tahun lalu! Kali ini aku juga akan melakukan hal yang sama. Bahkan aku juga akan berusaha keras untuk meruntuhkan Grup Xanderson, dan merebut kembali semua yang seharusnya menjadi milikku, terutama Cladia." Laki-laki itu bergumam sambil berjalan ke arah kamar mandi pribadi yang ada di kantornya, untuk membersihkan luka di tangannya karena goresan akibat pecahan gelas tadi.

ORNADO, SI OVER PROTEKTIF

"Ayolah Ad, bukankah kamu berjanji akan membiarkan Cladia membantuku di Perusahaan Sanjaya selama setahun ini?" Jeremy berkata sambil memandang ke arah Orando yang duduk tepat di samping Cladia dengan tangannya melingkar erat di pinggang ramping istrinya yang masih belum menunjukkan tanda-tanda kehamilannya yang sudah memasuki usia 3 bulan.

Sejak awal mereka menghabiskan waktu makan siang mereka di restoran itu untuk membahas bagaimana rencana selanjutnya untuk pekerjaan Cladia, Ornado sudah melingkarkan lengannya di pinggang Cladia.

Walaupun sebenarnya sesekali Cladia berusaha untuk menjauhkan diri karena merasa canggung Ornado bersikap mesra di depan umum, begitu ada kesempatan untuk menjauh.

Namun sepertinya Ornado terlihat tidak perduli. Bahkan setiap Cladia berusaha melepaskan diri, lengan Ornado akan memperat pelukannya di pinggang wanita cantik tersebut, yang pada akhirnya membuat Cladia menyerah dan membiarkan suaminya tetap memeluk pinggangnya di depan umum.

Jeremy yang melihat tindakan adik iparnya itu hanya bisa menahan senyum gelinya, karena sejak dulu, dia tahu bagaimana over protektifnya Ornado terhadap istrinya itu.

James yang duduk di samping Jeremy lebih bersikap acuh tak acuh, karena pemandangan bagaimana romantisnya sikap Ornado terhadap Cladia sudah menjadi hidangan rutin yang dia lihat setiap hari lebih dari sekali selama Cladia bekerja di kantor Bumi Asia bersama Ornado.

Hah! Aku tidak akan membiarkan seorangpun menjauhkanku dari Cladia lagi. Setelah peristiwa penculikan dan hilangnya ingatan Cladia. Mana mungkin aku bisa jauh dari istriku. Bisa-bisa sepanjang hari aku tidak akan bisa lagi konsentrasi dalam bekerja karena mengkhawatirkannya. Aku akan selalu ada di sisinya untuk memastikan bahwa dia akan selalu baik-baik saja.

Ornado berkata dalam hati sambil melirik dengan tatapan mata lembut dan penuh cinta ke arah Cladia yang sedang menikmati potongan buah segar di depannya.

"Aku memang berjanji membiarkan Cladia membantumu di Perusahaan Sanjaya, tapi dengan syarat Cladia mengerjakan itu di kantor Bumi Asia, bukan di Sanjaya." Ornado bersikeras tidak mengijinkan Cladia untuk kembali ke Sanjaya setelah banyaknya peristiwa yang terjadi diantara mereka sebelumnya.

Sehingga membuat Ornado merasa lebih nyaman jika Cladia bekerja di kantor Bumi Asia tempatnya bekerja, dimana dia bisa menjaga langsung Cladia.

Apalagi penjagaan dan sistem keamanan di Perusahaan Bumi Asia miliknya, bagi Ornado berkali-kali lipat lebih bagus dari Perusahaan Sanjaya yang boleh dibilang tidak ada apa-apanya dengan Perusahaan Bumi Asia milik Grup Xanderson.

Peristiwa penculikan, dan juga penyerangan Cladia oleh Edi, yang sempat membuat Cladia mengalami amnesia global sementara, membuat Ornado semakin bersikap over protektif terhadap Cladia.

Aist... karena kejadian waktu itu sepertinya Ornado benar-benar sulit untuk membiarkan Cladia kembali menggunakan kantornya yang ada di perusahaan Sanjaya. Aku tidak menyalahkan Ornado. Sebagai suami Cladia pasti dia tidak ingin kejadian buruk waktu itu terulang kembali. Tapi beberapa waktu ini aku benar-benar membutuhkan bantuan dari Cladia.

Jeremy berkata dalam hati sambil menarik nafas panjang.

"Ayolah Ad, bantu aku sekali ini saja, aku hanya akan meminjam Cladia dua bulan paling lama. Aku janji. Setelah itu aku tidak akan meminta Cladia kembali ke Sanjaya dengan alasan apapun." Jeremy berkata sambil meringis, berharap Ornado tergerak hatinya untuk mengijinkan Cladia kembali membantunya kali ini.

Sebelumnya, ketika mereka menikah, Ornado memang pernah berjanji kepada Cladia untuk membiarkannya membantu Jeremy untuk membesarkan perusahaan Sanjaya sebelum dia membantu Ornado di Bumi Asia.

Setelah adanya banyak hal yang terjadi, akhirnya Cladia tetap bekerja untuk perusahaan Sanjaya, akan tetapi setiap harinya dia bekerja satu kantor dengan Ornado di kantor Bumi Asia, bukan di Sanjaya.

"Sudahlah, kita bicarakan baik-baik, jangan bertengkar seperti anak kecil. Lagian aku bukan barang untuk diperebutkan seperti itu. Harusnya kalian berdua menanyakan pendapatku. Bukankah aku yang paling berkepentingan, karena itu tentang aku?" Jeremy dan Ornado langsung terdiam mendengar skak mat dari Cladia.

"Amore mio, kamu tahukan alasanku kenapa tidak mau kamu keluar dari kantor Bumi Asia?" Ornado berkata lembut sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Cladia yang langsung menjauhkan wajahnya dari Ornado dengan wajah canggung dan memerah.

James dan Jeremy yang melihat itu hanya bisa menahan tawa gelinya.

Dasar Ornado, suka sekali menggoda istrinya. Sudah tahu Cladia itu begitu pendiam dan tidak terbiasa di dekat laki-laki, tetap saja dia menempel seperti lem kepada Cladia. Hah! Orang seperti Ornado yang biasanya dingin bisa menjadi begitu hangat jika itu tentang Cladia. Apa benar cinta itu bisa membuat orang kehilangan akal sehatnya? Benar-benar tidak bisa aku percaya hal seperti itu bisa terjadi!

James memandang ke arah Ornado dengan wajah geli sekaligus meremehkan.

James tidak pernah bisa menyangka bagaimana sosok saudara sepupunya, Ornado Xanderson yang begitu berwibawa dan selalu bersikap tegas dan cenderung dingin dan tidak ramah terhadap orang lain bisa sedemikian berbeda jika ada Cladia di dekatnya.

Bahkan bagi James, Ornado dalam hitungan detik berubah menjadi casanova yang sikap dan bicaranya begitu manis jika berhadapan dengan Cladia.

Padahal, James tahu bahwa di luar sana, apalagi di Italia dan belahan benua Eropa sana, sosok Ornado adalah sosok pengusaha hebat yang begitu dikagumi dan dihormati oleh banyak orang. Salah satu orang yang dianggap sebagai orang besar yang bisa mengendalikan perekonomian dunia.

Belum lagi di Italia, tanpa diketahui oleh khalayak umum, bahkan Ornado bisa mengendalikan para pemimpin kelompok mafia. Dan dianggap sebagai penengah dan juga penasehat saat terjadi perselisihan diantara kelompok mereka.

Di usianya yang masih terhitung cukup muda, 27 tahun, kehebatan dan kejeniusannya di dunia bisnis menjadi inspirasi bagi banyak orang.

"Kamu tahu kan Al, beberapa waktu ini kak Jeremy dan Niela akan sibuk mempersiapkan pernikahan mereka. Karena itu mereka pasti membutuhkanku untuk membantu mereka di sana. Ayolah, hanya 2 bulan saja, setelah itu aku berjanji akan kembali ke kantor Bumi Asia." Cladia berkata sambil menepuk pelan punggung telapak tangan Ornado yang sedang memeluk pinggangnya dengan erat.

"Hah!" Ornado langsung menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dengan sikap pasrah begitu mendengar perkataan dari Cladia.

Bagi Ornado perkataan Cladia adalah satu-satunya orang yang perkataannya begitu sulit baginya, untuk bisa mengatakan tidak.

Dan Cladia adalah seorang wanita anggun yang tidak terlalu banyak bicara, sehingga membuat Ornado lebih memilih untuk tidak mengajaknya berdebat.

"Ok, kalau begitu, terimakasih banyak karena mengijinkan Cladia membantu kami..." Jeremy berkata dengan senyum kemenangan di wajahnya, membuat Ornado sedikit memelototkan matanya.

"Aku belum mengatakan bahwa aku mengijin...."

"Al, please...." Cladia langsung memotong perkataan Ornado yang langsung terdiam dan langsung memalingkan wajahnya ke arah Cladia yang sedang tersenyum ke arahnya, membuat mau tidak mau Ornado harus mengalah.

"Apapun untukmu amore mio." Ornado berbisik pelan di telinga Cladia, sebelum akhirnya mendaratkan sebuah ciuman hangat di pipi Cladia yang langsung memerah seperti kepiting rebus, dengan dadanya yang berdebar dengan keras.

Setelah sekian lama, akhirnya Ornado bisa membuat dirinya sebagai satu-satunya pria yang membuat trauma Cladia terhadap pria pulih, kedekatan fisik antara dia dan Ornado masih saja menimbulkan getaran begitu hebat dalam dada Cladia.

 

 

RENCANA KEDATANGAN ORANGTUA JAMES

James masih saja menertawakan sikap Ornado yang selalu mencari kesempatan untuk bermesraan dengan Cladia, ketika tiba-tiba dilihatnya layar handphone miliknya menyala, dan menunjukkan nama Amadea disana.

"Hallo, tumben sekali kamu mengingat untuk menghubungiku? Bukan Ornado?" Di seberang sana suara tawa Amadea yang merdu langsung terdengar mendengar ejekan dari James kepadanya.

Sejak kecil memang Amadea cukup dekat dengan James dan Ornado. Tapi seringkali Ornado adalah orang yang akan lebih dahulu dihubungi atau dicari oleh Amadea, sebelum model cantik itu mencari James.

"Hah, kamu seperti tidak tahu bagaimana sibuknya Ad dengan istri tercintanya. Jangan khawatir James, setelah kamu menikah aku juga pasti akan memberikan kesempatan padamu untuk memiliki banyak waktu dengan istrimu. Aku tidak akan lagi banyak mengganggumu." Amadea berkata dengan suara manjanya.

"Omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan denganku Amadea? Jangan harap aku membiarkanmu mengenalkanku kepada teman-teman wanitamu, berusaha mencarikan jodoh untukku, seperti ketika Ornado belum menikah dulu." James langsung mengancam Amadea yang semakin keras tertawanya.

"Tenang saja James, kali ini aku tidak akan memperkenalkan teman wanitaku, karena auntie Carina sendiri yang akan membawa calon istrimu kepadamu." Amadea berkata dengan santai, namun tidak dengan James.

Begitu James mendengar bahwa Amadea menyebutkan dua hal, Carina yang adalah mama James, dan calon istri, James langsung terlihat kaget dan panik, bahkan membuat James langsung bangkit berdiri dari duduknya.

"Apa?" James berteriak cukup keras membuat Ornado, Cladia dan Jeremy yang berada satu meja dengannya menoleh kaget dan menatap ke arahnya dengan wajah bertanya-tanya.

"Hust! Jangan membuat keributan di sini James!" Ornado langsung berbisik sambil menggerak-gerakkan tangannya agar James duduk kembali, karena beberapa orang ada di restoran itu langsung menoleh begitu mendengar teriakan James yang terdengar cukup keras barusan.

Mendengar peringatan dari Ornado, James hanya bisa kembali duduk dengan sikap tubuh yang terlihat lemas tidak bergairah, membuat yang lain langsung fokus memandanginya dengan sikap penasaran karena ingin tahu apa yang sudah terjadi pada James.

Mereka semua merasa heran, karena James yang biasanya terlihat energik dan ceria tiba-tiba saja terlihat tidak bergairah dan beberapa kali menarik nafas panjang selama melakukan pembicaraan di telepon.

Begitu James menutup panggilan teleponnya dengan Amadea, Jeremy yang duduk di sebelahnya langsung menggerak-gerakkan telapak tangannya, naik turun di depan wajah James yang tiba-tiba terlihat melamun dengan tatapan mata kosongnya memandang lurus ke depan, membuat wajahnya yang tampan terlihat seperti patung lilin seorang artis yang sedang dipajang di museum.

"Hei! Apa yang terjadi denganmu James?" Jeremy langsung menepuk bahu James begitu gerakan tangan di depan wajah James tidak diperdulikannya.

"Ah, Ad! Kali ini kamu harus menolongku! Ini benar-benar buruk!" Tiba-tiba saja James berkata sambil menggerakkan tangannya ke satu tangan Ornado yang ada di atas dan langsung menggenggamnya dengan erat.

"Haist! Apa yang terjadi denganmu? Kenapa sikapmu seperti orang yang baru saja melihat hantu? Jangan membuat kaget orang lain, apalagi bayi kami." Ornado berkata sambil dengan gerakan cepat menarik tangannya dari genggaman tangan James sambil bergidik.

Setelah itu Ornado mengelus perut Cladia dengan mesra, seolah sedang berusaha meninabobokan bayi dalam perut istrinya, membuat Cladia merasa canggung.

"Ad! Aku tidak sedang bercanda! Aku benar-benar dalam bahaya sekarang." James berkata dengan nada frustasi.

“Al, sebaiknya kita dengarkan penjelasan James.” Cladia yang merasa tidak tega melihat wajah James, sedang Ornado terlihat masa bodoh, akhirnya meminta Ornado untuk memberikan James kesempatan untuk bercerita.

Mendengar permintaan dari Cladia, Ornado langsung mengalihkan padnangan matanya dari perut Cladia dan menatap wajah istrinya dengan lembut, tangannya mengelus rambut Cladia sebentar sebelum akhirnya menggerakkan tubuhnya, lalu menatap James dengan konsentrasi penuh.

Wah… Cladia benar-benar hebat! Bisa membuat seorang Ornado Xanderson begitu patuh padanya.

James berkata dalam hati sambil melirik ke arah Cladia.

Ingat James! Kamu dalam bahaya sekarang! Jangan ada yang mengalihkan perhatianmu sekarang!

James mengomel dalam hati karena tiba-tiba dia teringat kembali tentang pembicaraannya dengan Amadea barusan.

“Ad, Amadea baru saja memberiku bocoran. Mama berencana ke sini!” Ornado langsung mengernyitkan dahinya mendengar perkataan dari James.

“Jadi… memangnya kenapa kalau auntie Carina datang kemari? Apa kamu tidak merindukannya? Padahal sudah lama kamu tidak pulang ke Italia. Ist… kamu ini sudah seperti anak durhaka saja. Orangtua mau berkunjung justru terlihat tidak senang.” Ornado berkata dengan nada mengejeknya, membuat James langsung meringis sambil menarik nafas melalui sela-sela bibirnya.

“Kalau saja hanya itu saja tujuan mama kemari, aku tidak akan keberatan. Tapi masalahnya….” Mendengar James mengucapkan kata-katanya dengan ragu, Ornado tiba-tiba membeliakkan matanya.

Salah satu tangan Ornado yang tadinya melingkar di pinggang Cladia, tiba-tiba bergerak menjauh dari sana.

“Jangan bilang kalau auntie serius dengan ancamannya padamu waktu itu…” Mendengar perkataan Ornado, James langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Hal itu justru membuat Ornado langsung tertawa terbahak-bahak, membuat Cladia dan Jeremy yang tidak mengerti duduk perkaranya langsung memandang Ornado dan James bergantian dengan tatapan bingung.

“Al? Apa yang terjadi sebenarnya?” Pertanyaan dari Cladia membuat Ornado berusaha menghentikan tertawanya sambil telunjuk tangannya terarah ke arah James.

“Dia.. James…” Ornado berkata dengan satu tangannya menunjuk ke arah James, sedang tangannya yang lain menutup menggenggam sambil menutup bibirnya yang dengan susah payah menahan tawa gelinya.

“Kali ini James akan menghadapi badai besar dalam hidupnya. Sejak lama mamanya sudah mengancam kalau dia tidak juga bisa membawa seorang gadis dan diperkenalkan sebagai calon istrinya, maka mamanya akan menjodohkan dia dengan salah satu anak gadis dari sahabatnya.” Setelah menyelesaikan kata-katanya, Ornado langsung tertawa geli karena tidak bisa lagi menahannya.

“Ah? Benarkah seperti itu James? Apa kamu tahu siapa yang akan dijodohkan denganmu?” Jeremy langsung bertanya dengan wajah terlihat begitu penasaran menatap ke arah James yang dari wajahnya masih terlihat frustasi.

“Tentu saja dia tahu Jeremy. Bagaimana dia tidak tahu tentang gadis itu? Sedangkan sejak kecil, setiap orangtua gadis itu berkunjung ke rumah James, gadis itu selalu ikut. Dan kamu sepertinya pernah bertemu beberapa kali Jeremy. Karena sebenarnya, gadis itu bekerja di kantorku di Italia beberapa bulan terakhir ini. Hanya saja memang aku tidak pernah memperkenalkannya secara langsung denganmu.” Ornado menghentikan kata-katanya sebentar.

“Sewaktu acara perayaan pernikahan kami di Italia, sebenarnya dia juga hadir, karena keluarga Xanderson cukup dekat dengan keluarganya.” Ornado meneruskan kata-katanya kembali.

“O ya? Sayang sekali. Padahal aku merasa penasaran gadis seperti apa yang menjadi pilihan dari auntie Carina. Kalau memang sudah saling mengenal, kenapa kamu terlihat stress James? Tidak mungkin mamamu memilihkan gadis sembarangan untukmu.” Perkataan Jeremy membuat Ornado mengangguk-anggukkan kepalanya dengan senyum gelinya yang kembali muncul, membayangkan bahwa James akan dijodohkan dengan gadis bernama Elenora Bianchi.

Elenora Bianchi, merupakan gadis pendiam yang tidak banyak bicara, dengan penampilannya yang bagi James seperti seorang gadis dari kampung yang hidup di tahun 60 an.

Belum lagi gadis itu begitu suka memakai pakaian yang cenderung terlalu kebesaran di tubuhnya, membuatnya semakin tampak tidak modis sama sekali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!